• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana perbandingan kualitas

N/A
N/A
Achmadana Nurul Falaaq

Academic year: 2023

Membagikan "Bagaimana perbandingan kualitas"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Selaput tipis menempel pada cangkang, selaput tipis lainnya menempel pada putih telur (selaput). Lapisan albumen lebih tipis di dua tempat, dekat kulit (3a) dan dekat kuning telur (3b). Peningkatan bobot telur ini mengakibatkan peningkatan jumlah putih telur, sedangkan bobot kuning telur relatif stabil (Yuwanta, 2010).

Semakin besar ukuran telur ayam maka indeks telur, indeks protein dan persentase proteinnya semakin besar, namun persentase kuning telurnya semakin menurun. Indeks kuning telur kurang sensitif terhadap perubahan kondisi selama penyimpanan dibandingkan HU, dimana penurunan tinggi putih telur relatif lebih cepat (Kurtini et al., 2014). Protein terdiri atas empat lapisan, yaitu lapisan luar yang tipis (Outer Thin) (23%) merupakan bagian protein yang letaknya tepat di bawah membran kulit, lapisan luar yang tebal (Firm) sebanyak 57% dengan konsentrasi yang semakin lama semakin tebal, lapisan dalam tipis (Inner Thin) sebanyak 19% dengan konsistensi encer, dan lapisan dalam chalaza sebanyak 11% yang berfungsi menahan posisi kuning telur (Djamalin, 1988).

Menurut Direktur Jenderal Gizi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1989) putih telur mempunyai komponen terbesar berupa air, disusul protein dan karbohidrat. Ovomusin pada putih telur kental kira-kira empat kali lebih besar dibandingkan putih telur tipis. Penentuan kualitas internal telur yang terbaik didasarkan pada haugh unit (HU), yaitu indeks tinggi kekentalan putih telur dibandingkan dengan berat telur.

Sudaryani (2003), Nilai HU merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran internal telur, khususnya putih telur.

Gambar 1. Penampang Telur Keterangan gambar :
Gambar 1. Penampang Telur Keterangan gambar :

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak 1. Pengertian Penyuluhan Pertanian

Kandang merupakan kandang yang populer digunakan oleh para peternak ayam petelur di Indonesia, namun pada peternakan peternak, ayam dalam kandang tidak dapat bergerak leluasa karena keterbatasan ruang, dan hal tersebut merugikan kesejahteraan hewan ternak. Materi penyuluhan merupakan materi dasar yang diberikan sebagai bahan untuk meningkatkan minat responden, yang pada dasarnya dibutuhkan oleh masyarakat petani sesuai dengan tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan, sikap dan keterampilan serta biaya yang dikeluarkan petani sasaran. tidak bertentangan dengan adat dan dapat menguntungkan secara ekonomi (Mardikanto, 2003). Penentuan materi penyuluhan disesuaikan dengan potensi yang dimiliki suatu wilayah desa, sehingga berkaitan dengan kebutuhan yang diinginkan oleh sasaran.

Metode penyuluhan pertanian merupakan suatu cara penyampaian materi tambahan melalui media komunikasi yang dilakukan penyuluh pertanian kepada petani dan anggota keluarganya agar mereka terbiasa dengan penggunaan teknologi baru (Padmowiharjo, 2002). Pada dasarnya cara ini hanya dapat menggugah minat petani yang sasarannya banyak orang dan dapat dilaksanakan melalui siaran radio dan televisi, tayangan film dan bahan cetakan lainnya (Mardikanto 2003). Media pelengkap adalah alat yang membantu penyuluh dalam melakukan pelayanan penyuluhan yang dapat merangsang khalayak sasaran agar dapat menerima pesan tambahan, yang dapat berupa media cetak, proyeksi, visual, komputer, atau audio visual.

Media tambahan yang digunakan adalah media yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan dengan mempertimbangkan kualitas dan kuantitas, tepat waktu dan tepat sasaran serta murah dalam pendanaan. Dengan demikian, media grafis adalah media yang dapat mengkomunikasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi kata dan gambar. Setiap model mungkin berukuran sama dengan aslinya atau mungkin dalam skala yang lebih besar atau lebih kecil.

Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan suatu cara sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai sejauh mana tujuan program penyuluhan pertanian di suatu daerah dapat tercapai dan interpretasi terhadap informasi atau data yang diperoleh sehingga dapat diambil kesimpulan untuk kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan. dan pertimbangan mengenai program penyuluhan yang dilakukan Padmowihardjo (2002). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani/peternak digunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan sikap peternak dengan menggunakan data skala asli (skala likert) sedangkan instrumen untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap menggunakan skala rating. Skor yang digunakan adalah, skor 4 sangat berpengetahuan (SM), skor 3 berpengetahuan (M), skor 2 tidak berpengetahuan (KM) dan skor 1 tidak berpengetahuan (TM).

Kuesioner sebagai alat untuk mengukur dan menganalisis skala nilai (Rating Scale) masing-masing terdiri dari 10 pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pertanyaan untuk sikap yang seluruh pertanyaannya berkaitan dengan judul. Efektivitas penyuluhan diperoleh dari hasil evaluasi penyuluhan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penyuluhan yang dilakukan dalam perubahan bertahap sasaran perilaku.

Kerangka Pikir

Hipotesis

METODE PELAKSANAAN

Kajian

Metode penelitian widya dilakukan dengan menggunakan metode uji T yang dikenal dengan uji parsial yaitu untuk menguji bagaimana masing-masing variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat. Pengambilan sampel sebanyak 15 butir telur ayam ras ras dalam kandang litor dan 15 butir telur dalam kandang ditempatkan pada tempat telur karton. Indeks telur dapat dihitung berdasarkan perbandingan diameter telur terhadap panjang telur yang diukur dengan menggunakan jangka sorong (Soekarto, 2013).

Telur ayam ras dipecah pada gelas datar, kemudian diukur tinggi putih dan kuning telur ayam ras dengan jangka sorong. Romanoff et al., 1963) dalam Suhara, 2004. Pengukuran indeks putih telur dan kuning telur dihitung berdasarkan rumus. Metode uji-t yang disebut dengan uji parsial dirancang untuk menguji pengaruh masing-masing variabel terikat.

Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan T-score dengan T-tabel atau dengan melihat kolom signifikan pada setiap t-score.

Desain Penyuluhan

Responden dipilih berdasarkan kesepakatan langsung dan kesempatan yang sama diberikan kepada setiap anggota sampel. Penentuan bahan penyuluhan pertanian yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah dari segi teknis, karakter petani, ekonomi dan lingkungan pendukung. Materi penyuluhan yang ditawarkan dalam kegiatan penyuluhan adalah materi yang berkaitan dengan perbandingan kualitas telur ayam petelur dengan sistem bedding dan kandang pemeliharaan.

Pelaksanaan Penyuluhan

Identifikasi potensi sasaran dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani, meliputi jumlah petani berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, dan luas lahan. Tujuan: Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap peternak mengenai perbandingan kualitas telur ayam petelur dengan sistem pemeliharaan serasah dan kandang. Tujuan evaluasi pelaksanaan penyuluhan mengenai perbandingan mutu telur ayam ras dengan sistem pemeliharaan sarang dan kandang bagi para peternak adalah untuk mengukur tingkat perubahan pengetahuan dan sikap pada saat mengadopsi materi edukasi mengenai perbandingan mutu telur ayam ras. . telur ayam dengan sistem pemeliharaan serasah dan kandang.

Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner berupa pertanyaan yang telah disiapkan. Dokumentasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat seperti kamera digital untuk mengambil gambar. Pengetahuan responden tentang perbandingan kualitas telur ayam ras dengan sistem pemeliharaan bedengan dan kandang diukur dengan menggunakan alat berupa kuesioner berupa 20 pertanyaan.

Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (judgment sampling) yang ditentukan secara langsung dengan mempertimbangkan kebutuhan bahan dan melihat potensi ternak serta jenis bahan baku di Kabupaten Gowa dengan populasi kelompok ternak. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan adalah dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap berdasarkan hasil respon petani terhadap kuesioner evaluasi awal dan akhir. Cara yang digunakan untuk menganalisis tingkat perkembangan responden petani ditinjau dari materi penyuluhan yang diharapkan adalah dengan mengukur indikator-indikator dengan menggunakan skala penilaian atau skala nilai kemudian ditabulasi dan diolah dengan menggunakan garis kontinum (Padmowiharjo, 2002).

Dalam penilaiannya digunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang bertujuan untuk mengukur perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap inovasi. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap peternak adalah kuesioner berjumlah 20 pertanyaan dengan menggunakan metode rating scale, kemudian diolah dan ditabulasikan secara kontinum. Kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur berisi 10 soal pengetahuan dan 10 soal sikap yang semuanya berkaitan dengan judul.

Kualitas telur adalah sesuatu yang dinilai, dilihat dan diamati pada telur untuk membandingkan apakah telur tersebut baik atau tidak, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumen. Penyuluhan pertanian merupakan suatu proses pendidikan nonformal yang diberikan kepada keluarga petani dengan tujuan agar petani dapat memecahkan sendiri permasalahannya khususnya di bidang pertanian dan meningkatkan pendapatannya. Evaluasi merupakan suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai rencana dan berhasil mencapai tujuan atau tidak.

Gambar

Gambar 1. Penampang Telur Keterangan gambar :
Tabel 1. Persyaratan mutu telur menurut SNI
Gambar 3. Bentuk Kandang Cage
Gambar   4.   Kerangka   Pikir   Tingkat   Pengetahuan   dan   Sikap   Peternak Terhadap   Perbandingan   Kualitas   Telur   Ayam   Ras   dengan Sistem pemeliharaan Litter dan Cage

Referensi

Dokumen terkait

Here are some student perceptions by providing responses related to the acceptance of the short story of the destruction of the forbidden forest, namely the importance of obeying

Here are some student perceptions by providing responses related to the acceptance of the short story of the destruction of the forbidden forest, namely the importance of obeying