Bahasa
Oleh: Siminto
ABSTRAK
Artikel ini
bertujuan memaparkan bagaimana sebenarnyasosiolinguistik di dalam memandang bahasa secara
praktis.Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistikyang muncul pada
tahun
1960-an. Teori sosiolinguistik memandang bahasa sebagai saranainteraksi dan komunikasi di dalam
masyarakat. Bahasa sebagai sistem sosial dan komunikasi yang merupakan bagian dari masyarakatdan
kebudayaantertentu.
Pandangan bahasa secara sosiolinguistik bersifatkontektual,
instrumental,dan
fungsional.Sosiotinguistik memandang bahwa bahasa manusia
itu
beragam sesuai denganfaktor-faktor
situasidan
sosial. Analisistulisan ini dilakukan dengan
membandingkan pendapat beberapa linguis, seperti: Sudaryanto (1985); Suwito (1985); MansoerPateda (1987);Robin (1992); Abbdul Chaer dan l,eonie Agustina
(1995);Sumarsono dan Paina Partana (2002).
Kata-kata kunci:
Sosiolinguistik, bahasaA. Pendahuluan
Di lihat dari
namanya, sosio-linguistik menyangkut
tentangsosiologi dan linguistik.
Sosio- linguistik tidak sekadar perpaduanantara kedua ilmu tersebut.
Sosiolinguistik mencakup prinsip-
prinsip dari
setiap aspekstruktur
dan pemakaian bahasa
Yangberkaitan dengan fungsi dan sosial
kebudayaan. Secara etimologi
adalah "sosio"
berarti
masyarakatdan linguistik berarti kajian
bahasa. Jadi sosiolinguistik adalah
kajian tentang bahasa yang berhubungan dengan
organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja,tetapi
termasukjuga
sikaP-sikaP bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakai bahasa.Kemajuan sains dan teknologi yang sanSat pesat saat
ini
mem- punyai dampak yang serius dalam berbagai segi kehidupan. Dampakitu menuntut kita agar
menen- tukan sikap yang tepat dan sesuaidengan nilai'insaniyatul-insan'
dengan menciptakan three balance;
ruh, akal (rasio) dan jasad. Ketiga unsur tersebut merupakan integri- tas utuh (setali seikat) yang meno- lak tindakan dikotomi. Sudaryanto
(1990) mengemukakan
bahwa padaintinya
fungsi bahasa hanyadua, yaitu
sebagai pengembang akal budi dan sebagai pemelihara kerjasama antar penutur-penutur- nya.Di
dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang mengungkap mengenai bahasa,yakni
padajuz 13 surat lbrahim ayat 4, jlz
24surat Az Zumar
ayat28,
jlJz 76 surat Thaha ayat 113,juz
12 suratYusuf ayat 2, jr.J.z 76 surat Maryam ayat 97
,
j.uz 19 surat Asy-Syu'araaayat
198-799,juz 25 surat
Ad-Dukhan ayat 58, dan
juz 24
surat Fushilat ayat 3-4. Demikian seruan Allah mengenai pentingnya bahasa.Perhatian terhadap
pengem-bangan dan
penguasaan bahasa Arabjuga sangat urgen untuk men- capai sains dan teknologi Islam. Iabertujuan agar kaum muslim mampu menguasai
dasar-dasarIslam dengan baik dan
benar.Makna yang tersirat dari ayat-ayat
tersebut bahwa kita sebagai hamba
Allah perlu menguasai
bahasadunia lainnya demi menjalin
hubungan internasional.Bahasa sebagai suatu
objekpengetahuan dapat
dipandangdari
berbagaisudut ilmu.
Kedu-dukan
bahasadalam suatu ilmu pengetahuan dapat
disejajarkan dengan manusia.Artinya,
sepertihalnya
bahasa,manusia
sebagai objekilmu
pengetahuan bukanlah merupakan satu benda yang ber- sifat monodimensi, melainkan me- rupakan benda multidimensional.Manusia dapat dipandang
darisudut ilmu filsafat,
psikologi,biologi, ilmu kedokteran, dan lain- lain.
Bahasa sebagai objek ilmu
pengetahuanjuga dapat
dipan- dang dari sudut pandanglinguistik umum, psikolinguistik, antro- polinguistik, sosiolinguistik,
danlainlain. Setiap sudut
pandangilmu
pengetahuanitu
berusahauntuk
mendefinisikan pengertianbahasa dari sudut pandang
masing-masing.Sejalan
denganitu,
maka pengertian atau definisibahasa dari sudut pandang linguistik akan berbeda
denganpengertian bahasa dari
sudutpandang sosiolinguistik,
psiko-linguistik, dan lain-lain.
Oleh karenaitulah,
pengertian bahasa lalu menjadi beraneka ragam.Siminto I Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
19Sudut pandang ilmu
penge-tahuan dapat juga disebut sebagai teori, maka sampai dengan saat
ini dikenal adanya teori
linguistik,teori sosiolinguistik, teori
psiko- tinguistik, teori etnolinguistik, dan sebagainya.Teori
berkedudukan sebagai "kerangka pikiran" menge-nai objek ilmu
pengetahuan.Berdasarkan kerangka
pikiran
itukemudian disusun pengertian
objek kajian ilmu.IGrangka pikiran atau
teorijuga
menegaskanpilihan
aspek mana dari suatu benda yang akandikaji.
Misalnya,linguistik
adalahsalah satu ilmu yang
berurusan dengan bahasa dengan mengambilbahasa dalam arti harafiah
(bahasa
tutur
sehari-hari) sebagaiobjek
sasarannyaatau
sebagaiobjek
sasaranyang
dikhususkan (Sudaryanto, 1985:99).Satu
teori dalam ilmu
penge-tahuan hanya mengambil
salahsatu aspek dari suatu
"benda"sebagai
pilihan
objek sasarannya,sedangkan "benda" itu dalam
ekistensinya, seperti telah disebut
di
atas, adalah multidimensional.Hal itulah yang
menimbulkan ketidakpuasan para ilmuwan yangmenyadari
multidimensionalitas sesuatu objek ilmu. Ketidakpuasanitu
kemudian merangsang timbul-nya
cabangbaru dari ilmu-ilmu
yang telah ada scbelumnya.Ketidakpuasaan para ilmuwan
juga dipicu oleh sudut
pandangatau kerangka pikir yang dilandasi
oleh pandangan interdisiplin.
Dengan pandangan ini aspek-
aspek yang dapat ditangkap dari
suatu objek ilmu menjadi
lebihluas. Keluasan pandangan itu karena didukung oleh
gabungansudut pandang dari dua ilmu yang bergandengan
itu,
Misalnya aspekyang
ditangkap oleh sosio- linguistik tentang bahasa
akanlebih luas daripada
aspek yangditangkap oleh linguistik
umum,karena sosiolinguistik memandang
bahasa dari sudut
gabunganantara sosiologi dan linguistik.
Sejalan dengan itu, maka
pengertian bahasa dari
sudut pandang sosiolinguistik tentu lebihluas daripada pengenian
bahasajika
dipandang dari sudut linguis-tik umum. lalu
bagaimanakahsosiolinguistik itu memandang
bahasa?
Artikel ini
akan mencoba men-jawab
pertanyaanitu,
akan tetapi sebelumnyaakan diuraikan
ter-lebih dahulu pengertian
bahasadari sudut pandang linguistik umum sebagai bahan
perban- dingan, selanjutnyajuga
akan di- singgung masalah variasi bahasasebagai konsekuensi logis
daripandangan bahasa secara sosio- linguistik.
Siminto t Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
21Teori linguistik
memandang bahasa sebagai perpaduan bunyi,pikiran, dan situasi;
bahasaitu bersifat linea4 dan linearitas itu merupakan dasar dari
adanya satuan-saftran lingual sepeni kata,perkataan, dan
seba gainya
(Sudaryanto, 1985:99).
Penger-tian
bahasajuga didukung
olehadanya beberapa ciri pokok,
seperti bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi
(Abdul Chaer,
r995:14- 19).
Pengertian bahasa
juga
dapatdi-
lengkapi dengan tujuan seseorang berbahasa, maka rumusan definisi- nya menjadi bahasa adalah sistemarbitrer
lambang-lambang bunyiyang digunakan oleh
sebuahkelompok masyarakat untuk mela- kukan kerja sama (Robins, 1992:
r4).
lambang bunyi bahasa itu
bersifat arbitrer artinya hubungan
antara lambang dengan
yang dilambangkan tidak bersifat wajib,dapat berubah dan tidak
dapat dijelaskan mengapalambang itu mengonsepsi makna tertentu.
Meskipun demikian,
lambang- lambang bahasaitu juga
bersifatkonvensional, artinya
setia ppenutur
bahasaakan
mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan.Bahasa
juga
disebutmemiliki
sifat produktif, artinya
dengansejumlah unsur yang
terbatas dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.Bahasa pula memiliki
sifat dinamis,artinya
bahasaitu tidak terlepas dari berbagai
kemung-kinan
perubahanyang
sewaktu- waktu dapat terjadi. Perubahanitu dapat terjadi mulai dari
tataranfonologi, morfologi,
sintaksis,semantik, sampai ke tataran
leksikon.
Bahasa
juga memiliki
sifat manusiawi, artinya bahasa sebagaialat
komunikasiverbal
hanya di-miliki
manusia. Hewantidak
me-miliki
bahasa.Hewan
hanya me- miliki alat komunikasi yang berupa bunyi atau gerak isyarat yang tidakproduktif
dan dinamis. Meskipunbahasa itu bersifat
manusiawiakan tetapi untuk
menguasainya manusia tetap harus belajar. Tanpa belajar manusiatidak
akan dapat berbahasa.Dari uraian di atas dapat
dilihat
bahwalinguistik
umum memberi-kan
pengenian bahasa berdasar-kan kajian internal. Menurut
Abdul Chaer (1995:1)
kajia n secarainternal
adalah pengkajianyang hanya dilakukan
terhadap struktur intern bahasa itu saja.Berdasarkan pendapat tersebut
di
atas,linguistik
otomatis belum menyentuhhal-hal yang di luar
bahasa.Linguistik umum
hanyamengkaji seputar tataran fonologi,
mofologi, kata, dan kalimat, sementara masyarakat
pemakai bahasa (language user) tidak sama sekali tersentuh. Oleh karena itu, kajian yangdi luar
bahasa dikajioleh cabang linguistik, yakni
sosiolinguistik.
B. Bagaimanakah Sosio- linguistik itu Memandang Bahasa
Berbeda dengan Iinguistik umum yang sifat
pandangannyaterhadap
bahasasangat
bersifat internal, sementara sosiolinguistikmengkaji bahasa dari sudut
pandang
ekternal.
Sudut pandang secara eksternalberani
kajianitu dilakukan terhadap hal-hal
atau faktor-faktor yang beradadi
luar bahasa,tetapi berkaitan
dengan pemakaian bahasaitu oleh
para penururnyadi dalam
kelompok-kelompok sosial
kemasyarakatan (Abdul Chaer, 1995:1).Ada 3 pandangan
so sio -linguistik terhadap
bahasa yang dirumuskandi dalam anikel
ini, yakni(1)
pandangankontektual;
(2)
pandanganinsuumental;
(3) pandangan fungsional.1.
PandanganKontektualBerdasarkan pandangan kon- tekstual ini sosiolinguistik meman-
dang bahasa dalam
kaitannyadengan kontek.
Sosiolinguistikmengkaji pemakaian
bahasadalam konteks sosial
(Mansoer Pateda,1987:11).
Bahasa dipan-dang
sebagaiproduk
sosial atauproduk
budaya, bahkan merupa-kan
bagianyang tak
terpisahkandari
kebudayaan. Sebagai produk sosial atau budaya, bahasa meru- pakan wadah aspirasi sosial, kegia-tan dan perilaku
masyarakat, wadah penyingkapan budaya ter- masukteknologi
yang diciptakanoleh
masyarakat pemakai bahasaitu.
Bahasa dapat dianggap seba-gai "cermin
zamannya". Artinya, bahasaitu
dalam suatu masa ter-tentu
mewadahi apa yang terjadidalam masyarakat
(Sumarsono, 2O02:20).Terdapat dua faktor yang
turut
menentukanketika aktivitas
ber- bicara berlangsung. Keduafaktor itu
adalahfaktor
situasional danfaktor sosial (Mansoer
Pateda,1987: 15). Faktor situasi
mem- pengaruhi pembicaraan terutamadalam pemilihan kata-kata
danbagaimana caranya
mengkode, Misalnya, bahasa yang diperguna- kan ketika menjenguk orang sakit atau bertamu ke rumah orang yangmengalami musibah akan lain
dengan bahasa yang dipergunakan ketika berada di pesta perkawinan.Faktor sosial juga
menentukan bahasayang
dipergunakan. Yangtergolong faktor sosial
adalahI ,tr.'
r.'it
intnto I aagEiryranasosioiinguistik Memandang Bahasa I
S )1,
umut jenis kelamin, latar belakang
ekonomi, tempat tinggal,
dansebagainya (Mansoer
Pateda,1987: 15-16). Identitas
penutur,identitas pendenga!
lingkungan sosial atau tempat peristiwatutur
terjadi juga mempengaruhi
pilihan
kode dalambenutur
(Abdul Chaer 1995:7).Ada banyak contoh lingkungan
fisik tempat suatu
masyarakathidup dapat dicerminkan
dalam bahasanya.Aninya,
lingkungandapat mempengaruhi
bahasa masyarakatitu, biasanya
dalam hallekikon
atau perbendaharaankatanya.
BahasaEskimo
penuh dengan kata-kata yang berhubung- an dengan salju. Perbedaan halusantara
berbagaijenis salju
bagiorang Eskimo adalah
esensialkarena
merekatinggal di
kutubutara.
Demikianjuga
orang Arab mampu mengadakan pembedaanhalus tentang unta
(Sumarsono, 2002:61).Lingkungan sosial
juga
dicer- minkan dalam bahasadan
sering dapat berpengaruh padastruktur
kosa kata. Misalnya sistem kekeluargaan atau
kekerabatanorang Amerika berbeda
dengan sistem kekeluargaan orang-orangdari
berbagaisuku di
Indonesia.Hal itu tercermin dalam kosa kata-
nya.
OrangAmerika
mempunyaifamily yang padanannya
dalambahasa Indonesia adalah keluarga.
Tetapi family hanya
mencakup'suami, istri, dan
anak-anaknya', sedangkankeluarga dapat
men- cakup orang-orangdi luar
suami, istri, dan anak-anak. Istilah-istilahdalam sistem
kekerabatan juga dapat berbeda (Sumarsono, 2002:62-63).
Adanya lapisan-lapisan masya- rakat feodal dan kasta menimbul- kan pula pengaruh dalam bahasa.
Misalnya, adanya sistem
feodal pada beberapa sukudi
Indonesia dan sistem kasta pada masyarakat Bali pada zaman dulu, maka dalam masyarakatitu muncul
penjen-jangan dalam bahasa.
Di samping lingkungan
danstruktur
sosial,nilainilai
masya- rakat (socidl value) dapat pula ber- pengaruh pada bahasa masyarakatitu.
Contohnya, yang menyangkuttabu. Thbu menyangkut
tingkahlaku yang menurut
kepercayaanterlarang, dianggap
asusila atau tidak layak. Di dalam bahasa kata- kata yang ditabukan itu ada, tetapitidak
ataujarang
digunakan, se-tidaknya
secara terbukadi
muka umum. Karena kata-kata tabuitu
tidak digunakan, yang diperguna- kanjustru kata lain
(yang sudahmempunyai makna tersendiri)
sebagai penggantinya. Akibatnyakata tabu itu menjadi
tersingkir.Kata
akar yang
mengacu kepadabagian bawah tumbuh-tumbuhan, dan kata kiyai yang mengacu kepa-
da guru
mengaji, dipakai sebagai gantiuntuk
ular dan horimou oleh para pemburu pada zaman dahulu,setidaknya pada waktu
merekasedang berburu (Sumarsono,
20O2:64-65).Dari pandangan
kontekstualpulalah, maka sosiolinguistik
memandang bahasa sebagai
faktor
penting atau bahkanciri
esensialdari
keanggotaanetnik. Hal itu merupakan kenyataan
sosial.Orang sering
membedakan sukubangsa seseorang
berdasarkanbahasa yang digunakannya.
Misalnya tidaklah begitu tepat bila mengatakan orang Bali berbahasa Bali dan orang Minang berbahasa
Minang; akan lebih baik bila
dikatakan penutur asli bahasa Balibiasanya dianggap orang
Bali (paling tidak oleh orang Bali yanglain)
apapun suku bangsa mereka (Sumarsono, 2002:71).Sosiolinguistik mengkaji
hu-bungan antara bahasa
dengan penSgunaannyadi dalam
masya-rakat. Jadi terdapat
hubunganantara bentuk-bentuk
bahasatertentu dengan
penggunaannyauntuk fungsi-fungsi tertentu di dalam
masyarakat(Abdul
Chaer, 1995:50-s2).Berdasarkan
ketiga
pendapatlinguis tersebut diatas, yakni
Mansoer Pateda (1987)i
Sumarsono (2002); dan
Abdul Chaer (1995) maka dapatdicermati bahwa bahasa dipandang sebagai produk sosial atau budaya yang tak dapat dipisahkan dari unsur-unsurbudaya. Artinya bahwa
bahasayang digunakan harus
mengacu terhadap konteks yang adadi
da-lam
masyarakat. Family menurut orang Amerika hanya mengacu ke- pada husbond (suami), wrle(istri),
d,an children (anak-anak) semen-tara bagi orang
Indonesiafamili mencakup orang-orang di luar
suami, istri, dan anak-anak,
2.
Pandangan Instrumental Berdasarkandari sudut
pan- dangini,
sosiolinguistik mengkajibagaimana pemakaian
bahasa sehingga bahasaitu
menjalankanfungsinya semaksimal
mungkin (Mansoer Pateda,1987:4).
Salah satu fun8si bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi.Manusia
adalah makhluk indivi-
dual dan sekaligus sebagai makh- luk sosial. Untuk dapat memenuhi hasramya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukanalat
berupa bahasa. Bahasamerupakan
alat yangampuh untuk
berhubungandan bekerja sama (Mansoer
Pateda, 1987:4).
Sosiolinguistik memperhatikan
bagaimana pemakaian
bahasaSiminto I Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
25sebagai alat komunikasi
yangmenjalankan fungsinya
semak-simal mungkin.
Seringkali orang menyatakan "komunikasi itutidak
jalan" atau komunikasi tidak lancar". Hal itu terjadi
karenapenggunaan bahasa yang tidak paralel. Misalnya kalau kita
ber-bicara dengan petani
denganmempergunakan istilah-istilah ilmiah pastilah komunikasi
kita denganpetani itu tidak
berjalan denganlancar. Ini
menunjukkanbahwa orang perlu memiliki
kemampuan berkomunikasi.
Dalam
hal ini
yang dimaksud dengan kemampuankomunikatif
adalah kemampuanbertutur
atau kemampuanuntuk
menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi dansituasi serta nonna-norma
peng-gunaan bahasa dengan kontek situasi dan konteks
sosialnya(Halliday dalam Abdul
Chaer,1995:45). Jadi, untuk dapat
di- sebut memiliki kemampuan komu-nikatif
seseorangitu tidak
hanya harusmemiliki
kemampuan untuk dapat membedakankalimat
yang gramatikal dan yang tidak grama-tikal,
tetapijuga
mampu memilih bentuk-bentuk bahasa yang sesuai dengan situasi, sertatidak
hanya dapat menginterpretasikan maknareferensial tetapi juga dapat
menafsirkan makna
kontekstual dan makna situasional.Dalam rumusan yang menyata- kan bahwa hakikat bahasa adalah sebagai
alat komunikasi,
terkan-dung juga adanya fungsi
sosial bahasa.Di dalam
berkomunikasiorang
sekaligusberinteraki
satu denganyang lain.
Bahasa hanyahidup karena interaksi
sosial.Memang
ada
bahasatulis
tetapi bahasaitu
tidak sedinamis bahasalisan.
Bahasalisan hidup
padainteraksi
sosial (Mansoer Pateda, 1987:11).Sosiolinguistik
memandangbahasa sebagai alat
identifikasidiri.
Bahasa merupakan identitaspenutur, baik secara
individual maupun secara kelompok. Orang boleh saja menyebut dirinya orang Jawa, tetapi kalau orangitu tidak
dapat berbahasa Jawa, orang laintentu meragukan pengakuan
orangitu
(Sumarsono, 2002:20).Oleh karena itulah
penge-tahuan sosiolinguistik dapat dimanfaatkan dalam
berkomuni- kasi dengan menunjukkan bahasa,ragam
bahasaatau
gaya bahasaapa yang harus digunakan jika
berbicara denganorang teftentu
(Abdul Chaer,1995:9).
Misalnya,jika kita
seorang murid, tennr kitaharus
menggunakanragam
atau gaya bahasayang
berbeda pulaterhadap guru, terhadap
sesamateman sekelas, atau
terhadapsesama murid yang kelasnya lebih
tinggi.
Sosiolinguistikjuga
akanmenunjukkan bagaimana kita
harus berbicara bila kita berada
di dalam masjid, di ruang
perpus- takaan,di taman, di pasat
atau juga di lapangan sepakbola.3.
PandanganFungsionalSeperti telah disebutkan di
atas, sosiolinguistik
memper-hatikan bagaimana
pemakaian bahasa sehingga bahasaitu
men-jalankan fungsinya
semaksimal mungkin. Sebelum lahirnya sosio-linguistik, orang lebih
banyak memperhatikanstruktur.
Setelahmuncul konflik-konflik
bahasakarena fungsinya, maka
orang mencarijalan dan lahirlah
sosio-linguistik. Maka jelaslah
bahwasosiolinguistik lahir
karena inginmenempatkan bahasa
sesua idengan fungsinya (Mansoer
Pateda, 1987:4).
Sosiolinguistik
memandang bahasa sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupa-kan
bagiandari
masyarakat dankebudayaan tertentu (Suwito, 1985:5).
Sosiolinguistik meman- dang bahasa sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang diper-gunakan dalam komunikasi
(Sumarsono, 2002:
l9).
Harimurti Kridalakana
(2001 :21)
rnendefinisikan bahasa seba-gai "sistem
lambangbunyi
yangarbitrer, yang
dipergunakan olehpara anggota suatu
masyarakatuntuk
bekerja sama, berinteraksi,dan mengidentifikasikan diri".
Inilah pengertian bahasa dari
sudut pandang atau kerangkapikir
(teori) sosiolinguistik.Oleh karena masyarakat peng-
guna
bahasaitu beragam
maka bahasayang
dipergunakan juga beragam. Keragaman bahasaini
menghasilkanapa yang
disebut variasi bahasa. Sebenarnya dalamhal
variasi atau ragam bahasaini
terdapat dua pandangan yang ber- beda. Penama, variasiitu dilihat
sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keraga-
man fungsi
bahasa.Jadi
variasiamu ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keraga- man sosial dan keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur bahasa
itu
adalah kelompok yang homo- gen, baik emis, status sosial mau-pun jenis pekerjaannya,
makavariasi atau
keragamanitu tidak ada; aninya
bahasaitu
menjadiseragam. Kedua, variasi
atauragam bahasa
itu
sudah adauntuk
memenuhi fungsinya sebagaialat
interaksi dalam kegiatan
masya- rakat yang beraneka ragam. Kedua pandanganini
dapat saja diterimaatau ditolak.
Yangjelas,
variasi atau ragam bahasa itu dapat dikla-sifikasikan berdasarkan
adanya28
I HIMMAH Vol. Vll No. '18 Januari - April 2006daerah atau wilayah tertentu
(Mansoer Pateda, 7987 :53-54).Berdasarkan pendapat diatas, variasi bahasa karena pemakai dan pemakaiannya dapat juga menim- bulkan variasi bahasa atau ragam bahasa.
Variasi
bahasaditimbul-
kan karena adanya dialek, bahasa daerah,kolokial, dan
vernakular.Perlu dicermati bahwa dialek
harus dibedakan dengan bahasa,karena dialek merupakan
salahsatu variasi atau ragam dari
bahasa.Ciri penting
suatu dialekadalah adanya kesaling-
mengertian (mutual
intelligible).Padanan kata dalam
bahasaIndonesia adalah logat.
Dalam bahasa Arab logat berasal dari kata 'lughah'.(2)
Variasi Bahasa
Berdasarkanwaktu
Variasi bahasa secara
diakronik disebut dialek temporal;
dialekyang berlaku pada kurun
\,vaktu tertentu. Misalnya, bahasa Melayu zamanSriwijaya
berbeda denganbahasa Melayu sebelum
tahun1922. Karena,
perbedaanwaktu
yang menyebabkan
perbedaanmakna untuk
kata-kata teftentu.Misalnya, kata
juara
yang dahulubermakna'kepala
penyabungayam', sekarang bermakna orang
yang memperoleh
kemenangandalam perlombaan atau
pertan-dingan (Mansoer Pateda, 1987:55-
s6).
(3)
Variasi Bahasa
Berdasarkan PemakaiIstilah
pemakaidi sini
adalahorang atau penutur
bahasa yang bersangkutan. Berdasarkan pema- kaiannya, terdapat variasi bahasa yang disebut: (a) Glosolalia, yakniujaran yang dituturkan
ketika orang kesurupan;(b) Idiotek;
(c)Gender; (d)
Monolingual, yaknipenutur yang hanya
memper- gunakan satu bahasa saja; (e) Rol,yakni peranan yang
dimainkanseseorang pembicara dalam interaksi sosial; (l)
Status sosial,dan (g) Umur
(Mansoer Pateda, 1987:s6-61).(4)
Variasi Bahasa
Berdasarkan FemakaiannyaMenurut pemakaiannya,
bahasa dapat dibagi atas:
(a) Diglosia
Diglosia adalah
masyarakattutur
yang menggunakan dua atau lebih bahasa untuk berkomunikasi antara sesamanya.(b)
Ifteol
Kreolisasi adalah suatu
per- kembangan linguistik yang terjadi karena dua bahasa berada dalamkontak dalam waktu
yang sama.Dalam kontak tersebut terjadi
integrasi antara kedua
bahasa.Jadi, di dalam
variasiitu
ter- dapat pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasaitu
dapat diana-lisis
secaradeskriptif, dan
pola-pola yang dibatasi oleh
makna tersebut dipergunakan oleh penu-turnya untuk berkomunikasi.
Variasi bahasa
dapat dilihat
dari(1) tempat, (2) waktu, (3)
pemakaTpenutur, (4)
situasi, (5)
dialek yang dihubungkan dengan
sapaan, (6) status, dan (7)
pemakaiannya
(ragam)
(Mansoer Pateda, 1987:52-53).(l) Variasi bahasa
berdasarkan tempatTempat dapat
menghasilkanvariasi bahasa yang dapat di
golongkan menjadi:
(a) Dialek
Dialek adalah
seperangkatbentuk ujaran setempat
yang berbeda-beda, yangmemiliki ciri-
ciri umum dan
masing-masing telahmirip
sesamanya dibanding- kan dengan bentuk ujaran lain daribahasa yang sama, dan dialek tidak harus mengambil
semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa.(b) Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa
yang tinggal di daerah
tertentu,misalnya bahasa Jawa,
bahasaDayak, bahasa Banjar.
Bahasadaerah sering dihubungkan
dengan suku bangsa.
(c)
KolokialKolokial adalah bahasa sehari-
hari
yang dipergunakan pemakaibahasa. Kolokial yang
mengan- dung kata-kata yang kurang enakdidengar disebut slang.
Slangberarti
pula ucapan populer yangkita
dengar sehari-haridi
daerahtertentu. Slang biasanya tidak
bertahan lama.(d) Vemakular
Vernakular adalah bahasa lisan
yang berlaku sekarang
padakeragaman sosial dan fungsi
kegiatan di dalam
masyarakat sosial (Abdul Chaer, 1995:81).Ferguson dan Gumperz dalam Mansoer Pateda
(1987:52)
mem-berikan definisi variasi
sebagai berikut:A variety is any body of human speech pattern
which is
suffi-ciently
homogeneousto
beanalysed by available
tech- niquesof
synchronic descrip- tion and which has a sufficient-ly
largerepenory of
elementsand their arrangements or
processes
with broad
enough semantic scopeto function in
all normal contexts of commu- nication.Siminto I Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
29Pada mulanya bentuk bahasa yang terjadi adalah bahasa pijin (pidgin) yang
timbul
karena urgensi komu- nikasi yang kemudian berkembang terus menjadikeol.
(c)
Bahasa LisanVariasi bahasa lisan
pentingsekali dalam kehidupan
sehari-hari karena orang lebih
banyak berbicara daripada menulis.(d)
PijinBahasa pijin adalah
bahasa yangtimbul
akibat kontak bahasayang berbeda. Pembicara dari
bahasa yang berbeda mengadakan kontak kebahasaandi
mana akanterdapat
unsur-unsurdari
kedua bahasa yang bersangkutan. Dapatdikatakan bahwa bahasa
yang timbul adalah bahasa campuran.(e)
RegisterRegister adalah
pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang.(f)
RepenoriesRepertories mengacu kepada
peralihan bahasa yang
dipakaikarena pertimbangan
terhadap lawan bicara.(g)
ReputationsReputations adalah pemilihan pemakaian sesuatu bahasa karena
fakor penilaian terhadap
suatu bahasa.(h) Bahasa Standar
Bahasa standar
ditandai
oleh stabilitas yang luwes dan intelek-tualisasi. Bahasa standar harus di-
stabilkan dengan kodifikasi itu
harus luwes untuk memungkinkan penyesuaiandengan
perubahan- perubahankultural.
Yang dimak- sud dengan intelektualisasi adalahtendensi ke arah
pengungkapan yanglebih teliti,
tepat, dan pasti.Hal ini ditandai dengan
tata bahasanyayang lebih
sistematis dan perbendaharaan katanya lebihjelas
sertabetul-betul kena
pada acuan yang dimaksud. Setiap katadan kalimat yang
dipergunakantidak
boleh menimbulkan tafsiran ganda pada pendengar.(i)
Bahasa tulis()
Bahasa tutur sapa(k)
Kan (canr)Kan adalah sejenis slang tetapi sengaja
dibuat untuk
merahasia- kan sesuatu kepada kelompok lain.(l)
JargonJargon adalah
pemaka ia n bahasa dalam setiap bidang kehi-dupan. Setiap bidang
keahlian,jabatan, lingkungan
pekerjaan,masing-masing mempunyai
bahasa khusus
yang sering tidak dimengerti oleh kelompok
lain (Mansoer Pateda, 1987 :61-7 0).(5)
Variasi Bahasa
Berdasarkan SituasiDilihat dari segi
situasinya, bahasa dapatdibagi atas:(a) Bahasa dalam situasi resmi
Bahasa
dalam situasi
resmibiasanya bahasa
standa r.Standarisasi bahasa
resmiterutama karena
keresmian- nya.(b)
Bahasa yang dipakai tidak
dalam situasi resmiBahasa dalam situasi tidak resmi
biasanyaditandai
olehkeintiman dan di sini
berlakupula prinsip asal orang
yang diajak bicara mengerti. Bahasadalam situasi tidak
resmi misalnya bahasa yang dipakai oleh orangtawar
menawardi
pasar (Mansoer Pateda,
7987:7O-77).
Dari beberapa pendapat
ter- sebutdi
atas,waktu
dapat juga menimbulkanvariasi
bahasa. Halini dibuktikan dengan adanya
dialek yang berlaku pada kurun waktu tertentu. Variasi
bahasa
yang disebabkan oleh waktu sering
disebut kronolek. Dari
se gipemakai dapat menyebabkan juga
timbulnya variasi
bahasa, sepertimunculnya
register,jargon,
danlain sebagainya. Situasi juga dapat
menyebabkan adanya
varia s i bahasayang dibuktikan
dengan munculnya bahasa resmi dan tak resmi.(6)
Variasi Bahasa
Berdasarkan Statusnya(a) Bahasa Ibu
Bahasa ibu adalah bahasa yang
dipergunakan di rumah,
bahasayang dipergunakan ibu
ketikaberkomunikasi dengan
anaknya sejak anakn itu masih kecil. Seringorang mengatakan bahasa
ibuadalah bahasa daerah
tertentu, Bahasaibu sering pula
disebut bahasa pertama.(b) Bahasa daerah
Bahasa daerah adalah bahasa
yang dipergunakan oleh
masya-rakat
daerahtertentu untuk
ber-komunikasi antara
sesama mere-ka. Bahasa daerah dapat
puladirumuskan
sebagai bahasa yang disamping bahasa nasional dipakaisebagai bahasa perhubungan
intra-daerahdi wilayah
Republik Indonesia.(c)
Bahasa NasionalBahasa nasional adalah bahasa
yang dipergunakan oleh
suatunegara untuk saling
berkomuni- kasi antara sesama warSa neSaraitu. Menurut hasil
perumusan SeminarPolitik
Bahasa Nasional(1975), yang dimakud
denganbahasa nasional di Indonesia
adalah bahasa Indonesia
yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan yangdalam Undang-Undang
Dasar 1945 BabX!
pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa lndonesia sebagai bahasa negara, dan yang dirumus- kan lebihlanjut di
dalam kongresSiminto I Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
31bahasa Indonesia
di
Medan pada tahun 1954.(d) Bahasa negara
Bahasa negara
sebenarnya sama saja dengan bahasa nasional,keduanya mengandung unsur
politik. Tetapi bahasa negara selainmempunyai unsur politik
jugaunsur wilayah yang
termasukdi
dalamnya. Bahasa nasional lebihmengacu kepada warga
negarayang mempergunakan
bahasa sebagaialat
komunikasi nasional, sedangkanbahasa negara
lebih mengacu kepadawilayah
pema-kaian bahasa tersebut.
Bahasa negara adalah bahasa yang diakuisecara yuridis dipergunakan di
wilayah suatu negara untuk
dipergunakanoleh warga
negara tersebut untuk berkomunikasi.(e) Lingua Franca
Di Indonesia banyak
bahasa daerah. Di samping bahasa daerah masih adalagi
dialek-dialelq baikdialek
bahasaIndonesia
sendiri maupun dialekdari
suatu bahasa daerah. Dalam keadaan sepeniitu,
maka diperlukan satu bahasa yangdapat mempertemukan
penutur bahasadaerah
sehingga merekadapat berkomunikasi
a ntar-
sesamanya, Bahasa yang merupa-kan penghubung antarpenutur
bahasa yang berbeda-beda bahasa sepeftiitulah
yang disebut linguo franca.(f)
Bahasa pengantarBahasa pengantar lebih
tertuju
kepada bahasa yang dipakaiuntuk
mengantarkanatau untuk
men- jelaskan ilmu pengetahuan kepadaorang [ain. Dengan
demikian,bahasa pengantar lebih tertuju
kepada proses belajar-mengajar. Di Indonesia bahasa pengantar dalam proses mengajardi
sekolah adalah bahasa Indonesia.(g)
Bahasa resmiYang dimaksud dengan bahasa resmi adalah bahasa yang secara
resmi dipakai secara yuridis
sebagai bahasa resmi dalam suatu
negara. Bahasa resmi
sesua idengan statusnya mempunyai fungsi tertentu. Misalnya
bahasa Indonesia mempunyaifungsi:
(1) lambang kebanggaan nasional, (2)lambang identitas nasional,
(3)alat
pemersatuberbagai
masya-rakat yang berbeda-beda
latar belakang sosial budaya dan baha- sanya, (4) alat perhubungan antar-budaya dan antardaerah.
Dandilihat dari segi
keresmiannya, bahasa Indonesia berfungsi seba- gai:(1)
bahasa resmi kenegaraan,(2)
bahasapengantar resmi di
lembagaJembaga pendidikan, (3) bahasa resmi di dalam perhubung-an pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, (4) bahasa resmidi
dalam
pengembangan kebudaya- an dan pemanfaatan ilmu pengeta-huan serta teknologi
modern(Mansoer ?ated,a,
1987 :71,-76').Berdasarkan pendapat linguis
tersebutdi atas, variasi
bahasajuga disebabkan oleh
adanya status bahasa.Munculnya
statusbahasa sebagai bahasa
resmi, bahasa negara, bahasa persatuan,dan lainnya maka
menyebabkan adanya varisasi bahasadi
dalammasyarakat pengguna
bahasa.Oleh karena itu, bahasa
yangdipergunakan juga beragam.
Keragaman bahasa inilah
yangmenghasilkan variasi
bahasa.Secara
jelas disimpulkan
bahwaragam atau variasi
ba hasadisebabkan oleh keragaman sosial
dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat penutur bahasa.
C. Penutup
Memahami dan
menangkap suatu pesan dengan benar adalahnikmat yang terbesar yang diberikan Allah Swt pada
hambanya. Teori dalam suatu
ilmu pengetahuan berfungsi
sebagai kerangkapikir
yang mengarahkansudut pandang mengenai
objekilmu
tersebut. Teori sosiolinguistikmemandang bahasa sebagai
saranainteraki
dan komunikasidi dalam
masyarakat,atau
bahasasebagai sistem sosial dan
komunikasi yang merupakan
bagian dari masyarakat
dan kebudayaantertentu.
Pandangan bahasa secarasosiolinguistik itu
dapat disebut bersifat kontel<stual,instrumental, dan fungsional.
Sosiolinguistik dengan
demikianmemandang bahwa
ba ha samanusia itu beragam
ses ua idengan faktor-faktor situasi
dansosial. Keragaman bahasa itu menimbulkan adanya variasi
bahasa.
Siminto I Bagaimana Sosiolinguistik Memandang Bahasa
|
33DAFTAR PUSTAXA
Abbdul
Chaerdan
l.eonie Agustina. 1995. Sosiolinguistilg Perkenalan Awcl. Jakarta: Rineka Cipta.Fishman, J.A.
1977.fie
Sociologr of Language. Massachusetts: Rowly.Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus
lingursfik.
(Edisi Ketiga). Jakarta:Gramedia.
Hudson, R.A. 1980.
Sociolinguistrcs.london:
Cambridge University Press.MansoerPateda. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Robin,
R.H. 1992. Linguistik Umum,
Sebuah Pengantar. Yogyakarta:Kanisius.
Sudaryanto.
1985. Linguistilg
Fl,ai tentang Bahosa dan Pengantar ke dalam Ilmu Bahasa- (Cetakan Keduc). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.199O. Menguak Fungsi Hakiki Bahosa. Yogyakarta: Duta Wacana Universsity Press.
Sumarsono dan Paina Panana. 2002. Sosiolingurstik. Yogyakarta: Sabda.
Suwito. 1985. So siolinguistik: Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset.