• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagi penulis sebagai penambah wawasan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "1. Bagi penulis sebagai penambah wawasan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nagari Lubuk Ulang Aling adalah salah satu nagari yang termasuk kedalam wilayah administratif Kabupaten Solok Selatan. Nagari Lubuk Ulang Aling mengalami perubahan status dari pemerintahan desa ke pemerintahan nagari pada tahun 2001 berdasarkan transformasi pemerintahanterendah yang diaturdenganPeraturan Daerah (PERDA) di Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2001 tentangPemerintahanNagari.

Secara administratif Nagari Lubuk Ulang Aling semenjak tahun 2007 terdiri dari empat jorong diantaranya adalah Jorong Batu Gajah, Jorong Koto Ranah, Jorong Pulau Panjang, dan Jorong Kampung Baru. Namun, Seiring perkembangan waktu dan dinamika politiktelah terjadi beberapa kali perubahan pemerintahan terendah dan juga pembagian wilayah administratif.seperti adanya penyempurnaankembalidalam PERDA Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 TentangPemerintahanNagari.

Masyarakat Kenagarian Lubuk Ulang Aling berangsur mengalami kemajuan-kemajuan dari segi fisik dan non fisik, saat ini sudah berangsur beralih kejalan darat dan rata-rata masyarakat sudah tinggal di Kampung Baru yang dekat dengan perbatasan Solok Selatan dan Dharmasraya.

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH Penulisan ini membatasi ruang lingkup kajian yakni batasan spasial dan batasan temporal.

Batasan spasialnya adalah Nagari Lubuk Ulang Aling, sedangkan batasan temporalnya adalah tahun 2001-2014. Alasan pemilihan tahun 2001 adalah karena pada tahun 2001 pemerintahan desa berubah menjadi pemerintahan nagari. Sedangkan tahun 2014 untuk melihat perkembangan Nagari Lubuk Ulang Aling selama 13 tahun.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah sejarah Lubuk Ulang Aling sebelum tahun 2001 ?

2. Bagaimana kondisi Nagari Lubuk Ulang Aling dari tahun 2001-2014 bila ditinjau dari segi fisik dan masyarakatnya?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan sejarah Lubuk Ulang Aling sebelum tahun 2001.

2. Mendeskripsikan Nagari Lubuk Ulang Aling dari tahun 2001-2014 bila ditinjau dari segi fisik dan masyarakatnya.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi penulis sebagai penambah wawasan tentang Nagari Lubuk Ulang Aling.

2. Dapat menjadi tambahan referensi di perpustakaan serta dapat memperkaya khasanah keilmuwan di bidang ilmu sejarah.

D. KAJIAN PUSTAKA 1. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka konsep yang perlu untuk dijelaskan di sini yaitu, konsep Nagari. Nagari adalah suatu unit politik Minangkabau, yang secara historis terdiri dari suatu nagari induk dan kawasan pemukiman satelitnya.

Diperintah oleh suatu dewan nagari yang merupakan komunitas penghulu.1

Nagari perlu mendapatkan pembangunan secara terarah. Untuk, mewujudkan hal tersebut, maka nagari perlu memiliki sistim pemerintahan yang baik. Pemerintahan nagari dipimpin oleh Wali Nagari. Wali Nagari memegang segala urusan yang berkaitan dengan nagari, baik mengurus rumah tangga maupun dalam bidang pembantuan urusan pemerintahan yang lebih atas. Dalam penyelenggaraan administrasi nagari, seperti disebutkan pada pasal 13, dilakukan oleh sekretariat nagari yang dipimpin oleh Sekretaris nagari. Pada pasal 14 disebutkan bahwa dalam menjalankan tugas pemerintahan Wali Nagari dibantu oleh Kepala-kepala Jorong. Pelaksanaan pemerintahan oleh Kepala Jorong dilakukan

dengan mengindahkan kedudukan

Penghulu/Kepala Kaum menurut adat kebiasaan yang berlaku.2

Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata social berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (KBBI, 1996: 958). 3

Budaya berarti cara hidup atau sikap hidup manusia dalam hubungan timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya tercakup pula segala hasil cipta, rasa, karya baik yang fisik materil maupun yang psikologis, dan spiritual.4

Perubahan sosial merupakan fenomena yang selalu dan akan hadir pada setiap masyarakat, baik kepada masyarakat maju maupun pada masyarakat yang bersahaja.

1Eilzabeth, E. Graves, Asal Usul Elit Minangkabau Modern Respon Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX (Jakarta: Yayasan Obur Indonesia 2007), hal 284

2Asmawari. Nagari, Desa, Dan Nagari.

(Jakarta: Sukabina Press 2009), Hal 27

3Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996, Hal 958

4http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/34692/3/Chapter%20II.pdf,

Tanggal 5 Juni 2015, 17.30

(3)

2. Studi Relevan

Ada beberapa tulisan yang dianggap relevan dengan tulisan ini, yaitu tulisan yang ditulis oleh Afrilliana tentang “Transformasi Nagari Ke Pemerintahan Desa dan Gerakan Kembali Ke Nagari Kasus Nagari Selayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok (1983: 2010) mengatakan bahwa untuk melihat perubahan corak pemerintahan dan nagari ke desa dapat dilihat pada pembentukkan pemerintahan desa-desa .5

Tulisan Elvida tentang “Nagari Lakitan Dari Pemerintahan Nagari Ke Pemerintahan Desa Tahun 2001-2010 mengatakan bahwa sebelum pemerintahan nagari berubah menjadi pemerintahan desa, yakni Wali Nagari yang memimpin sedangkan adat masih tetap turun temurun.6

Tulisan Desra Linda tentang “Pemekaran Kecamatan di Kabupaten Solok Lahirnya Kecamatan Tigo Lurah (2001-2011) mengatakan bahwa lahirnya Kecamatan Tigo Lurah di Kabupaten Solok tidak terlepas dari kepentingan masyarakat, serta berdasarkan keluarnya peraturan pemerintahan Kabupaten Solok No. 5 tahun 2001.

Setelah Kecamatan ini dimekarkan belum mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, dengan hidup masih keterbatasan.7

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah yang termuat dalam empat langkah, yaitu sebagai berikut. Pertama, Heuristik yaitu kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah. Penghimpunan sumber-sumber dilakukan melalui studi pustaka yang dapat membantu dalam mengumpulkan sumber-sumber data. Kedua, Kritik yaitu meneliti apakah sumber-sumber itu sejati baik bentuk maupun isinya. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diseleksi sehingga diketahui apakah data tersebut dapat digunakan atau tidak. Ketiga, Interpretasi yaitu menetapkan makna dan saling-hubungan dari fakta-fakta yang telah diveriifikasi. Keempat, Historiografi adalah penyajian hasil sintesis yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah sejarah. Penulis menuangkan

10 Riski.Potret Nagari Selayo Tanang Bukit Sileh Tahun 2001-2006 (Studi Perubahan Ekonomi). (Padang: STKIP PGRI Sumbar 2010)

11Elvida. Nagari Lakitan Dari Pemerintahan Nagari Ke Pemerintahan Desa Tahun 2001-2010. (Padang: STKIP PGRI Sumbar 2014)

7Desra Linda. Pemekaran Kecamatan di Kabupaten Solok Lahirnya Kecamatan Tigo Lurah (2001-2011). Padang: STKIP PGRI Sumbar 2013).

semua data-data ke dalam bentuk skripsi sesuai dengan kebutuhan judul peneliti.8

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lubuk Ulang Aling Sebelum Menjadi Nagari Tahun 2001

a. Sejarah Nagari Lubuk Ulang Aling

Sejarah Nagari Lubuk Ulang Aling ini berawal dari keberangkatan 12 orang anggota kerajaan pagaruyung untuk mencari anak kemenakan yang hilang (Puti Intan Jori), dalam perjalanan mereka berpencar untuk mencari Puti Intan Jori. perjalanan mereka dimulai dengan memudiki Batang Hari yang kemudian beralih memudiki Batang Sangir. Yang diperkirakan terjadi pada abad 13 sampai 14 masehi. Seiring perkembangan, institusi pemerintahan yang sudah dalam bentuk Kabupaten Solok, terus mengalami pemekaran agar mampu melayani berbagai kebutuhan masyarakat yang hidup dengan keterbatasan, seperti yang terjadi di Nagari Lubuk Ulang Aling. Hingga sebelum tahun 2004, Nagari Lubuk Ulang Aling termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Solok. Pada akhir tahun 2003, Kabupaten Solok direncanakan kembali akan dimekarkan menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.

Pemekaran ini pun diharapkan berdampak terhadap perkembangan nagari salah satunya Nagari Lubuk Ulang Aling.

b. Kondisi Lubuk Ulang Aling Masa Pemerintahan Desa

Semenjak 1 Agustus 1983, seluruh daerah yang ada di Sumatera Barat dileburkan menjadi pemerintahan desa. Begitupun juga Lubuk Ulang Aling waktu itu langsung dijadikan desa, sehingga istilah nagari dengan sendirinya menjadi hilang.

Pemerintahan desa ini sendiri menjadi permasalahan bagi kebanyakan daerah-daerah di Minangkabau, salah satunya Lubuk Ulang Aling yang merupakan daerah terpencil. Perubahan ini bukan hanya perubahan nama, tetapi diantaranya terdapat perbedaan karakter dan spirit yang menyertainya yang bertentangan dengan paham yang di pegang oleh masyarakat Minangkabau termasuk Desa Lubuk Ulang Aling.

c. Kondisi Geografis dan Potensi Pada Pemerintahan Desa

Secara geografis Lubuk Ulang Aling terletak antara 010 00’ 59” dan 010 22’ 24” Lintang Selatan 101011’04” dan 101038’09” Bujur Timur.

Luas Desa Lubuk Ulang Aling adalah 238.05

8Daliman. Metode Penelitian Sejarah.

(Yogyakarta: Ombak 2012), Hal 28-29

(4)

Km2.9Jenis tanah di Desa Lubuk Ulang Aling merupakan jenis tanah latosol yang berbentuk batu baku yang bersifat tahan terhadap erosi dan cocok untuk pertanian. Sumber air baku di Desa Lubuk Ulang Aling meliputi air batang hari, air pegunungan, air tanah (sumur) dan air permukaan.

Lubuk Ulang Aling berpotensi sebagai lahan perkebunan yang didukung dengan kondisi lahan yang subur dan iklim yang mendukung untuk perkebunan seperti menanam sawit dan karet, setiap petani yang berada di Lubuk Ulang Aling memiliki lahan sawit sekitar 1 Ha dan paling banyak 5 Ha.

d. Kondisi Fisik dan Keadaan Penduduk Tahun 1997 Irigasi Bendungan Batu Bakawuik mulai dikerjakan, proyek pembuatan bendungan ini meliputi beberapa fungsi di antaranya, sebagai irigasi yang mengaliri air ke sawah-sawah yang ada di Kecamatan Pulau Punjung hingga ke Provinsi Jambi, selain itu sebagai objek wisata dan bertujuan untuk memberikan kelancaran akses transportasi bagi masyarakat Solok bagian Selatan ini ke Pulau Punjung. Bendungan ini di lengkapi dengan jembatan besar yang menghubungkan daerah yang di batasi oleh Sungai Batang Hari ini. Bendungan Batu Bakawuik ini merupakan objek wisata tirta yang teletak 7 Km dari Pulau Punjung.

Penduduk di daerah ini sama sekali belum terdata secara menyeluruh dan merata dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok untuk kawasan terpencil ini, karena sulitnya akses untuk mencapai daerah ini, kehidupan jauh dari layak, dan tidak adanya jaminan hidup dan kesehatan bagi penduduk didaerah Lubuk Ulang Aling ini

B. PERKEMBANGAN NAGARI LUBUK ULANG ALING SEMENJAK MENJADI NAGARI TAHUN 2001 DAN MASA AWAL PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2004-2014 a. Pemerintahan Nagari Tahun 2001-2004

Secara Historis pemerintahan Nagari Lubuk Ulang Aling merupakan sebuah pemerintahan tradisional yang diperintah oleh para penghulu suku yang memiliki kewenangan yang sama derajatnya yang tergabung dalam sebuah Kerapatan Adat yang ada di Minangkabau.

Penataan wilayah administrasi pemerintahan Nagari Lubuk Ulang Aling berikutnya terjadi pada tahun 2001 sejalan dengan semangat “babaliak kanagari” di Kabupaten Solok.

Penataan wilayah administrasi kali ini terjadi perubahan yang cukup signifikan dimana wilayah pemerintahan yang mulanya terdiri dari 14

9Kecamatan Sangir Batang Hari Dalam Angka 2011

kecamatan, 247 desa dan 6 kelurahan di tata ulang menjadi 19 kecamatan, 86 nagari, dan 520 jorong.

b. Pemerintahan Nagari 2004-2014

Nagari Lubuk Ulang Aling berangsur mengalami perkembangan semenjak adanya pemekaran yang terjadi dalam tubuh pemerintahan Kabupaten Solok, ditambah dengan adanya perubahan status dari pemerintahan desa ke pemerintahan nagari pada tahun 2001.

Pemerintahan nagari adalah salah satu bentuk pemerintahan terendah, yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat yang diakui dan merupakan subsistem pemerintahan nasional.

Nagari Lubuk Ulang Aling sudah di pimpin oleh 6 Wali Nagari: Ayub, Alyas, H.

Dahlan, Sudir, Markis, Julhendri. Tetapi selama roda pemerintahan Kabupaten Solok Selatan, Nagari Lubuk Ulang Aling sudah dipimpin oleh wali Nagari sampai tahun 2014, yakni: Sudir mulai menjabat sebagai wali di Nagari Lubuk Ulang Aling dari tahun 2004-2009, Markis menjabat sebagai wali di Nagari Lubuk Ulang Aling dari tahun 2009-2014, dan dilanjutkan Julhendri yang baru menjabat sebagai wali di Nagari Lubuk Ulang Aling yang bertempat di Jorong Kampung Baru.

c. Fisik Nagari

Kondisi sarana prasarana yang ada di Nagari Lubuk Ulang Aling terus maju. Sebab melalui sarana dan prasarana inilah yang dapat menjadikan sebuah nagari dikenal lebih dan lebih maju. salah satu sarana yang mengalami perkembangan adalah Irigasi Batu Bakawuik.

Sebuah bendungan besar yang dibuat guna membantu proses interaksi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling.

Bukan hanya terlihat dari adanya Irigasi Batu Bakawuik itu saja sarana dan prasana yang mendorong perkembangan di Nagari Lubuk Ulang Aling. Dalam hal kesehatan di Kenagarian Lubuk Ulang Aling juga mengalami perubahan. Terlihat pada bidang kesehatan di nagari tersebut.

terdapatnya peningkatan pada tahun 2011 adanya penambahan 1 Puskesmas di Kenagarian Lubuk Ulang Aling ini seperti yang bisa dilihat pada tabel berikut ini.

(5)

Tabel 1. Jumlah Puskesmas Pembantu di Kenagarian Lubuk Ulang Aling Pada Tahun 2004-2014

Sumber: Kecamatan Sangir Batang Hari Dalam Angka Tahun 2004-2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kenagarian Lubuk Ulang Aling memiliki Sarana dan Prasarana dalam bidang kesehatan untuk masyarakat. Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2004 hanya terdapat dua puskesmas pembantu di Nagari Lubuk Ulang Aling. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami perkembangan yakni telah terdapatnya tiga puskemas pembantu di Nagari Lubuk Ulang Aling.

Meskipun nagari ini baru dimekarkan, tapi perkembangan dari sarana dan prasarana sudah terlihat baik.

Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan oleh masyarakat guna mencapai kesejahteraan bagi masyarakat baik itu dari segi materil maupun non materil. Kesejahteraan masyarakat juga dapat ditingkatkan melalui kegiatan keagamaan yang baik.

Sarana dan prasarana umum merupakan penunjang pertumbuhan perekonomian dan peningkatan pelayanan masyarakat dalam bidang berbagai sektor yang diarahkan kepada bidang pekerjaan umum yang meliputi sarana jalan, jembatan, sarana dan prasarana kantor pemerintahan nagari, sarana olah raga, dan sarana pendidikan. Sarana dan prasarana umum yang ada di Nagari Lubuk Ulang Alingyang dapat menopang perekonomian masyarakat serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat masih terbatas, seperti masih belum baiknya kondisi jalan atau jembatan penghubung antar jorong. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan, begitu juga halnya dengan sarana pertanian. Sulitnya para petani mengatur pola tanam yang teratur karena tidak tersedianya jalan usaha tani sehingga petani mengalami kesulitan membawa hasil taninya atau kebun ke jalan besar.

d. Non Fisik Nagari

Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

Jumlah penduduk di Kenagarian Lubuk Ulang Aling cenderung berubah dalam beberapa tahun, hal ini dikarenakan berbagai alasan seperti adanya masyarakat yang pindah untuk merantau ke luar daerah, dan adanya kematian dan kelahiran dari konsekuensi kehidupan manusia, dan dari berbagai macam perubahan yang terjadi seperti pemecahan nagari tahun 2007, menurut data dapat dilihat perbedaan dan perbandingan menurut jenis kelamin yang ditunjukan dari tabel di bawah ini sesuai pendataan 2004-2014.

Tabel 9. Data Jumlah Penduduk Nagari Lubuk Ulang Aling Tahun 2004-2014 No. Tahun Jumlah Penduduk Jumlah

Laki – laki

Perempuan

1. 2004 1788 1734 3522

2. 2005 1804 1774 3579

3. 2006 1137 1173 2310

4. 2007 - - -

5. 2008 694 687 1381

6. 2009 - - -

7. 2010 - - -

8. 2011 581 570 1151

9. 2012 855 858 1713

10. 2013 - - -

11. 2014 933 914 1848

Sumber: Kecamatan Sangir Batang Hari Dalam Angka Tahun 2004-2014

Berdasarkan data penduduk di atas dari tahun 2004-2014 terjadi perbedaan jumlah penduduk tiap tahunnya. Perubahan yang paling mencolok terlihat antara tahun 2006-2008 dimana perubahan terjadi karena adanya pemecahan dari Nagari Lubuk Ulang Aling Induk sebelumnya.

Jumlah penduduk di Nagari Lubuk Ulang Aling di atas dipaparkan berdasarkan jenis kelamin. Jumlah penduduk di Kenagarian Lubuk Ulang Aling terbanyak pada tahun 2005 dengan jumlah penduduk 3.579 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 1.804 dan jumlah penduduk perempuan 1.774.

Sedangkan jumlah terkecil adalah pada tahun 2011 dengan 1151 jiwa. Penduduk laki-laki adalah sebanyak 581 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 570 jiwa.

No. Tahun Jumlah Puskesmas

1. 2004 2

2. 2005 2

3. 2006 2

4. 2007 2

5. 2008 2

6. 2009 2

7. 2010 2

8. 2011 3

9. 2012 3

10. 2013 3

11. 2014 3

53

(6)

Nagari Lubuk Ulang Aling semenjak tahun 2007 memiliki empat jorong, diantaranya Jorong Batu Gajah, Jorong Koto Ranah, Jorong Pulau Panjang, dan Jorong Kampung Baru dengan Jumlah penduduk 1.848 jiwa dari total jumlah penduduk keempat jorong, dimana Jorong Batu Gajah sebanyak 414 jiwa, Jorong Koto Ranah 471jiwa, Jorong Pulau Panjang 338 jiwa, Jorong Kampung Baru 625 jiwa, untuk lebih jelasnya lihat tabel sebagai berikut ini.

Tabel 10. Penduduk Nagari Lubuk Ulang Aling Tahun 2014

Jorong Kepadatan (jiwa/KM2) 1. Jorong Batu Gajah

2. Jorong Koto Ranah 3. Jorong Pulau Panjang 4. Jorong Kampung Baru

414 471 338 625

Nagari Lubuk Ulang Aling

1848

Sumber. Profil Nagari Tahun 2014 e. Kondisi Sosial Masyarakat

Kehidupan sosial masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling sudah mulai menurunnya jiwa kesadaran sosial dalam gotong royong atau menurunnya rasa kebersamaan dianggota masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling. Semakin tingginya ekonomi atau pendapatan keluarga (maka semakin menurunnya jiwa kesadaran sosial atau kebersamaan masyarakat sesuai kemampuan ekonomi dan kepentingan masyarakat itu sendiri, sekarang masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling banyak untuk mengupahkan dalam setiap membangun rumah dibanding dengan gotong royong.

Masyarakat saat ini lebih suka hidup di luar nagari asalnya. Mereka lebih suka tinggal di luar dan mendirikan rumah di nagari lain yang lebih ramai. Hal itu terjadi seiring dengan selesainya Irigasi Batu Bakawuik tersebut.

Masyarakat tidak lagi memiliki kebersamaan seperti biasanya di dalam nagari.10

Kegiatan sosial lainnya, masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling masih selalu bekerja sama, gotong royong, saling toleransi dalam kehidupan sehari-harinya. Ini dapat dilihat bila terjadi bencana alam, melaksanakan perkawinan, adanya kematian, membangun jalan dan sebagainya. Disamping itu karena daerah Lubuk Ulang Aling ini sama sekali belum dialiri listrik dari pusat pemerintahan, dan jauh dari keramaian dan cenderung tertutup dari dunia luar. Sehingga

10Wawancaradengan Yundri, masyarakat, di Pulau Panjang, pada Tanggal 25 Juni 2015

berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat Lubuk Ulang Aling menjadi masih sederhana.

f. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Umumnya masyarakat Lubuk Ulang Aling adalah seperti petani karet, sawit dan bersawah, ada juga pencari kayu balok dan pencari ikan sungai, berkebun kopi, manau (rotan) dan pinang. Bagi masyarakat petani mereka masih lebih memilih untuk mencari nafkah dari pada bersekolah.

Mereka sangat mengandalkan hasil hutan dan aliran air Sungai Batang Hari dengan mengambil kayu besar, kalau di lingkungan masyarakat di kenal dengan membalok.

Mata pencaharian masyarakat sebelum tahun 2004 hingga sebelum tahun 2010 mereka lebih banyak bertani dan mengandalkan hasil alam sekitar karenakan keterbatasan lapangan pekerjaan untuk masyarakat, bahkan masih ada juga beberapa yang bekerja sebagai supir tempek (perahu mesin) yang mengantar dan menjemput masyarakat yang keluar masuk daerah dan hilir mudik hanya sampai Bendungan Batu Bakawuik untuk berbelanja ke pasar yang ada di Pulau Punjung, Dharmasraya.

PENUTUP A. Kesimpulan

Sejarah Nagari Lubuk Ulang Aling ini berawal dari keberangkatan 12 orang anggota kerajaan pagaruyung untuk mencari anak kemenakan yang hilang (Puti Intan Jori), dalam perjalanan mereka berpencar untuk mencari Puti Intan Jori. perjalanan mereka dimulai dengan memudiki Batang Hari yang kemudian beralih memudiki Batang Sangir.

Kondisi Nagari Lubuk Ulang Aling Semenjak dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999, Setiap perubahan mulai diusahakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Adapun dampak yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Nagari Lubuk Ulang Aling yaitu dari segi fisik dan non fisik seperti: pendidikan, sarana dan prasarana, sosial dan ekonomi masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti berharap pemerintah lebih memperhatikan daerah secara keseluruhan terutama daerah terisolir, seperti Nagari Lubuk Ulang Aling. Pemerintah agar lebih memperhatikan mengenai kondisi pendidikan, kesehatan, sarana prasarana, dan kesejahteraan masyarakat daerah.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Afrilliana. 2011. Transformasi Nagari Ke Desa Dan Gerakan Kembali Ke Nagari Kasus: Nagari Selayo Kubung Kabupaten Solok (1983: 2010).

Padang: STKIP PGRI Sumbar

Asmawari. 2009. Nagari, Desa, dan Nagari.

Sukabina Press: Jakarta

Amaldo. 2010. Potret Nagari Salayo Tanang Bukit Sileh Tahun (2001-2006) Studi Perubahan Ekonomi. Padang: STKIP PGRI Sumbar

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi, Kecamatan Sangir Batang Hari Dalam Angka 2006 Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah.

Ombak: Jakarta.

Desra Linda. 2013. Pemekaran Kecamatan di Kabupaten Solok Lahirnya Kecamatan Tigo Lurah (2001-2011. Padang:

STKIP PGRI Sumbar

Graves, Elizabeth. 2007. Asal-usul Elit Minangkabau Modern Respon Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Yayasan Obor Indonesia:

Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kết luận Nghiên cứu đánh giá đóng góp của TFP vào tăng trưởng ngành nông nghiệp tỉnh An Giang bằng phương pháp hồi quy tăng trưởng, xác định hệ số đóng góp vốn đầu tư bằng 1,939, lao