• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR/DIKTAT BERBICARA PUBLIK KODE MATAKULIAH 15P00756 2 SKS

N/A
N/A
Agustin Linawati

Academic year: 2024

Membagikan "BAHAN AJAR/DIKTAT BERBICARA PUBLIK KODE MATAKULIAH 15P00756 2 SKS "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR/DIKTAT

BERBICARA PUBLIK KODE MATAKULIAH 15P00756

2 SKS

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

(2)

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Senin tanggal 10 bulan Februari tahun 2020 Bahan Ajar Mata Kuliah Berbicara Publik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni telah diverifikasi oleh Ketua Jurusan/ Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Semarang, 10 Februari 2020

Ketua Jurusan/ Ketua Prodi PBSI Tim Penulis

Dr. Rahayu Pristiwati, M.Pd. Dr. Rahayu Pristiwati, M.Pd.

NIP 196903032008012019 NIP 196903032008012019

(3)

PRAKATA

Berbicara publik adalah keterampilan yang dapat dilatih dan dipraktikkan untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audiens. Keterampilan itu bermanfaat untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang lain, memcapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan, mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk/keuntungan bisnis, dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Bahan ajar ini berisi hakikat dan berbagai ragam berbicara publik, pengertian berbicara di depan publik, prinsip berbicara publik, cara sukses berbicara publik, estetika dalam berbicara, strategi berbicara publik, dan teknik berbicara publik, menjadi pengisi buku ini.

Terima kasih yang tak terhingga untuk mereka yang berkesempatan memberikan saran.

(4)

DESKRIPSI MATAKULIAH

Mata kuliah ini berisi hakikat dan berbagai ragam berbicara publik, penyusunan berbicara publik, persiapan berbicara publik, pelaksanaan berbicara publik, berbicara informatif, berbicara persuasif, berbicara rekreatif, dan terampil merencanakan dan melaksanakan berbicara publik, serta mengomentari penampilan berbicara publlik.

Capaian Pembelajaran Matakuliah (CPMK) ini adalah Mahasiswa menguasai hakikat dan berbagai ragam berbicara publik, penyusunan berbicara publik, persiapan berbicara publik, pelaksanaan berbicara publik, berbicara informatif, berbicara persuasif, berbicara rekreatif, dan terampil merencanakan dan melaksanakan berbicara publik, serta mengomentari penampilan berbicara publlik.

(5)

DAFTAR ISI

Prakata iii

Daftar Isi iiII

Bab I Pokok-Pokok Berbicara Publik 1

Deskripsi Singkat 1

Capaian pembelajaran pertemuan 1

A. Hakikat Berbicara Publik 1

B. Prinsip Berbicara Publik 4

C. Jenis-Jenis Berbicara Publik

D. Cara Sukses Berbicara Publik 4

E. Rangkuman

Pertanyaan 14

Bab II Estetika, Strategi, dan Teknik Berbicara Publik 15

Deskripsi Singkat 15

Capaian pembelajaran pertemuan 15

A. Estetika dalam Berbicara 15

B. Strategi Berbicara Publik 16

C. Teknik Berbicara Publik 21

D. Rangkuman

Pertanyaan 23

Daftar Pustaka 94

BAB I

(6)

POKOK-POKOK BERBICARA PUBLIK

A. Deskripsi singkat

Buku Ajar ini berisi hakikat berbicara publik, prinsip berbicara publik, jenis berbicara publik, dan cara sukses berbicara publik menjadi pengisi buku ini.

B. Capaian pembelajaran matakuliah

1. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat berbicara publik 2. Mahasiswa mampu menguasai prinsip berbicara publik 3. Mahasiswa mampu menguasai jenis-jenis berbicara publik.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan cara sukses berbicara publik.

C. Isi Materi perkuliahan 1.1 Hakikat Berbicara Publik

Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya.

Pembicara yang baik mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh penyimak yang baik. Pembicara yang baik mampu memudahkan penyimak untuk memahami dan menangkap pembicaraan yang disampaikannya. Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, keduanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui tuturan. Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului kegiatan berbicara.

Kesadaran betapa pentingnya berbicara dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat.

Zarefsky (Abidin, 2006:99) mendefinisikan “Public speaking is a continuous communication processing which massages and signal circulate back and forth between speaker and listener.” Menurutnya pembicaraan di depan umum adalah suatu proses komunikasi yang berkesinambungan, pesan dan

(7)

lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengar. Public sepaking juga dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan orang banyak.

1.2 Prinsip Berbicara Publik

Prinsip berbicara publik meliputi, prinsip motivasi, prinsip keindraan, dan prinsip pengertian. Prinsip motivasi adalah prinsip memberi dorongan untuk membangkitkan minat bicara terhadap seseorang, kelompok, maupun publik.

Berkaitan dengan alat bantu, merupakan prinsip keindraan. Sementara itu, prinsip pengertian merupakan prinsip berbicara publik terakhir. Dalam prinsip pengertian, pembicara memperhatikan uraian secara sistematis dan logis.

1.3. Jenis-Jenis Berbicara Publik

Tarigan (1990:27-33) mengemukakan empat jenis berbicara, yaitu berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara meyakinkan, dan berbicara merundingkan. Berbicara untuk melaporkan ini perlu mengetahui apa itu laporan. Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dalam suatu pertemuan tertentu, biasanya berkaitan dengan suatu hal atau peristiwa yang penting dan menjadi sorotan masyarakat atau menyangkut pelaksanaan kebijakan atau program dan proyek suatu organisasi. Isi dalam suatu laporan tersebut haruslah memuat keterangan-keterangan yang objektif dan harus sesuai dengan fakta yang akurat hasil dari survei dan analisis, selain itu juga penyampaian laporan harus disertai dengan rasa tanggung jawab.

Sementara itu, berbicara secara kekeluargaan merupakan cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu perasaan persahabatan adalah melalui pembicaraan-pembicaraan yang dapat menyenangkan hati.Menciptakan suasana keriangan dengan cara menggembirakan yang membuat kebanggaan menjadi anggota kelompok. Sasaran diarahkan kepada peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelian yang sederhana. Berbicara meyakinkan ini, pembicaraan yang bersifat persuasif atau mengajak disampaikan kepada para pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu tindakan atau pengerjaan suatu bagian tertentu dari suatu tindakan. Tindakan-tindakan serupa

(8)

itu mungkin merupakan penerimaan suatu pendirian; pemungutan atau pengadopsian seperangkat prinsip, atau tindakan pelaksanaan tugas-tugas serupa itu

Jenis berbicara berikutnya adalah berbicara merundingkan. Berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya bertujuan untuk membuat sebuah keputusan dan rencana. Dalam berunding keputusan diambil dengan cara hati-hati, sambil meminta nasihat dan penuh pertimbangan dari fakta-fakta yang dijelaskan. Penyampaian argumen untuk menguatkan pendapat lebih tertuju pada intelektual daripada emosi. Tidak memaksakan pendapat tetapi membuat penjelasan untuk meyakinkan atau membuat sadar akan suatu kebenaran.

1.4 Cara Sukses Berbicara Publik

Terdapat dua puluh tujuh cara sukses berbicara publik. Kedua puluh tujuh cara tersebut adalah, (1) menampilkan berbicara publik dengan baik, (2) menentukan tujuan umum, (3) menentukan tujuan khusus, (4) menentukan dan memilih tema, (5) memilih tema disesuaikan dengan minat, (6) berpikir positif,melakukan analisis terhadap khalayak, (8) menyusun gagasan secara jelas, (9) melakukan penelitian untuk mendukung gagasan, (10) menghindari plagiarisme, (11) menyesuaikan bahasa tulis dengan bahasa lisan, (12) menggunakan kata-kata yang jelas, (13) menggunakan kata-kata yang tepat, (14) menggunakan kata-kata yang menarik, (15) berlatih intensif, (16) berlatih dengan menggunakan cermin, (17) memperhatikan apa yang dimakan, (18) menarik napas dalam-dalam, (19) gerakan fisik, (20) melatih vokal, (21) pemanasan fisik, (22) fokus pada khalayak bukan pada diri sendiri, (23) mengelola humor yang dimiliki, (24) visualisasi positif, (25) desentralisasi sintetis, (26) menjadi pendengar yang baik, dan (27) memberikan konklusi yang kuat.

D. Rangkuman

(9)

Berbicara publik meruapakan komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan orang banyak. Prinsip berbicara publik meliputi, prinsip motivasi, prinsip keindraan, dan prinsip pengertian. Prinsip motivasi adalah prinsip memberi dorongan untuk membangkitkan minat bicara terhadap seseorang, kelompok, maupun publik. Berkaitan dengan alat bantu, merupakan prinsip keindraan.

Sementara itu, prinsip pengertian merupakan prinsip berbicara publik terakhir. Dalam prinsip pengertian, pembicara memperhatikan uraian secara sistematis dan logis. Terdapat empat jenis berbicara, yaitu berbicara untuk melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara meyakinkan, dan berbicara merundingkan. Terdapat dua puluh tujuh cara sukses berbicara publik

E. Pertanyaan/Diskusi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat!

1. Jelaskan pengertin berbicara publik!

2. Jelaskan prinsip berbicara publik!

3. Jelaskan jenis berbicara publik!

4. Jelaskan cara sukses berbicara publik!

(10)

BAB II

ESTETIKA, STRATEGI, DAN TEKNIK BERBICARA PUBLIK

A. Deskripsi singkat

Bahan ajar ini berisi estetika dalam berbicara, strategi berbicara publik, dan teknik berbicara publik. menjadi pengisi buku ini.

B. Capaian pembelajaran matakuliah

1. Mahasiswa mampu menguasai hakikat estetika dalam berbicara 2. Mahasiswa mampu menguasai strategi berbicara publik

3. Mahasiswa mampu menerapkan/aplikasi teknik berbicara publik..

C. Isi Materi perkuliahan

1.1 Hakikat Estetika dalam Berbicara

Kata estetika baru muncul pada tahun 1750 oleh seorang filsuf minor yang bernama A.G. Baumgarten (1714-1762). Kata tersebut dipungut dari bahasa Yunani kuno, aistheton, yang berarti kemampuan melihat lewat penginderaan. Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan estetika adalah keindahan, sedangkan tujuan logika adalah kebenaran (Sumardjo, 2000 : 25). Sejak itu istilah estetika dipakai dalam bahasan filsafat mengenai benda-benda seni. Sementara itu, estetika digunakan oleh Alexander Baumgarten dalam arti cabang filsafat sistematis yang menempatkan keindahan dan seni sebagai objek telaahnya (Sahman, 1993 :12).

(11)

1.2 Strategi Berbicara Publik

Strategi kompetensi disebut dengan strategi komunikasi (Communication Strategies) (Thornburry, 2006:29). Terdapat tujuh hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi seperti berikut ini.

a. Menggunakan kata-kata yang banyak/tidak langsung (tidak to the point)

b. Pembentukan kata baru (pilihan kata yang baru)

c. Mengubah kata-kata baru agar lebih dikenal (penyerapan kata asing), contoh: karpet.

d. Menggunakan kata yang saling berhubungan atau kata-kata alternatif (Menyederhanakan kata-kata yang masih khusus). Contoh: meja kerja

e. Menggunakan kata-kata yang umum atau sudah dikenal.

f. Menggunakan ekspresi atau alih kode, contoh:menggunakan bahasa jawa karma pada orang yang lebih tua.

g. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan.

1.3. Teknik Berbicara Publik

Teknik berbicara yang efektif meliputi, (1) memandang sesuatu dari sudut pandang baru, (2) memperluas cakrawala pengetahuan, (3) antusiasme, (4) tidak hanya membicarakan diri sendiri, (5) rasa ingin tahu, (6) tunjukkan empati, dan (7) tunjukkan selera humor.

D. Rangkuman

Estetika digunakan oleh Alexander Baumgarten dalam arti cabang filsafat sistematis yang menempatkan keindahan dan seni sebagai objek telaahnya (Sahman, 1993 :12). Strategi kompetensi disebut dengan strategi komunikasi (Communication Strategies) (Thornburry, 2006:29).

(12)

Terdapat tujuh hal yang yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi. Teknik berbicara yang efektif meliputi, (1) memandang sesuatu dari sudut pandang baru, (2) memperluas cakrawala pengetahuan, (3) antusiasme, (4) tidak hanya membicarakan diri sendiri, (5) rasa ingin tahu, (6) tunjukkan empati, dan (7) tunjukkan selera humor.

E. Pertanyaan/Diskusi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat!

1. Jelaskan pengertian estetika dalam berbicara publik!

2. Jelaskan strategi berbicara publik!

3. Jelaskan teknik berbicara publik!

(13)

Daftar Pustaka

Aryati, Lies. 2008. Panduan untuk Menjadi MC Profesional. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, Wiwik Dwi. 1995. Pewara: Tugas dan Ucapannya. Jakarta: Balai Pustaka Januarso, Triyono R. 2002. Pedoman Keprotokolan dan Master of Ceremony.

Semarang: Dahara Press.

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Labib. 2002. Bimbingan Pidato dan Pembawa Acara (MC). Surabaya: Mulia Jaya

Lynn Dorothy dan Jessica Selasky. 2008. Mastering Public Speaking.

Yogyakarta: Luna Publisher.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Rokhman, Fathur dan Rahayu Pristiwati. 2015. Kepewaraan di Perguruan Tinggi.

Andy Yogyakarta: Yogyakarta.

Sunarto, Achmad. 2000. Contoh-contoh Teks Pidato dan Pedoman Pembawa Acara. Jakarta: Pustaka Amani.

Widiastuti, Udiyati. 1995. Panduan Pustaka: Kalimat Efektif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wiyanto, Asul. 2007. Terampil Membawa Acara. Jakarta: PT. Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait