• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR

DI BANDAR LAMPUNG

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang

Pengembangan Kurikulum

Oleh:

Akhmad Sutiyono

NIM: 0907741

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Akhmad Sutiyono

S.Pd Universitas Lampung, 1897

M.Pd in English Education UPI Bandung, 2003.

Sebuah disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Doktor Pendidikan (Dr.) Program Studi Pengembangan Kurikulum

©Akhmad Sutiyono 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “Model Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Sekolah Dasar di Bandar Lampung” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 2 Juni 2014

Yang membuat pernyataan,

Akhmad Sutiyono NIM. 0907741

(4)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI UNTUK DIAJUKAN PADA UJIAN TAHAP II

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. Promotor Merangkap Ketua,

Bachrudin Musthafa, M.A., PhD Ko Promotor Merangkap Sekretaris,

Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc. Anggota

Prof. Dr. H. Dudih A. Zuhud, Dipl.TEFL Penguji Luar Perguruan Tinggi

Mengetahui

Penguji Merangkap Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd.

(5)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu

orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau,

lindungilah kami dari azab neraka. (QS Al-Imron: 190 dan 191)

(6)

KATA PENGANTAR

Disertasi ini berjudul “Model Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa di Sekolah Dasar di Bandar Lampung”. Penulisan disertasi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar doktor ilmu pendidikan dalam bidang pengembangan kurikulum.

Penyusunan disertasi ini didasarkan atas hasil penelitian yang menggu-nakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) terhadap pengembangan bahan ajar untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar.

Penulis telah melakukan hal terbaik dalam penulisan disertasi ini, namun demikian apabila ditemukan berbagai kekurangan dalam disertasi ini, penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembim-bing dan penguji bagi penyempurnaan disertasi ini. Semoga temuan dalam disertasi ini memberi kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, khususnya pembelajaran keterampilan berbicara

bahasa Inggris.

Bandung, 2 Juni 2014

Penulis,

Akhmad Sutiyono

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas selesainya penulisan disertasi ini. Berbagai pihak telah memberikan kontribusi yang amat berarti dalam penyelesaian penulisan disertasi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis selama mengikuti kuliah program doktor (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, atas bimbingan dan arahan kepada penulis selama mengikuti kuliah program doktor (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., selaku Promotor disertasi yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang sangat membantu dalam penyelesaian disertasi ini.

4. Bachrudin Musthafa, M.A., Ph.D, selaku Ko Prmotor disertasi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan mengenai materi dalam pengembangan model bahan ajar.

5. Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc., selaku Anggota panitia disertasi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang sangat besar dalam penyelesaian disertasi ini.

6. Bapak/Ibu dosen pada program studi Pengembangan Kurikulum yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan.

7. Bapak/Ibu kepala sekolah dasar di lingkungan kota Bandar Lampung yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan penelitian dalam penyelesaian disertasi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan disertasi ini.

Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan, bimbingan, arahan, dorongan, dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan disertasi ini, amin.

Bandung, 2 Juni 2014 Penulis,

Akhmad Sutiyono

(8)
(9)

ix Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

JUDUL DISERTASI ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR MOTTO ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 9

D.Pertanyaan Penelitian ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

G.Kerangka Berpikir dan Asumsi Dasar Penelitian ... 12

H.Definisi Operasional ... 14

BAB II : BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS A.Bahan Ajar ... 15

1. Konsep Dasar Bahan Ajar ... 15

2. Jenis Bahan Ajar ... 18

3. Fungsi Bahan Ajar ... 21

4. Prinsip dan Prosedur Penyusunan Bahan Ajar ... 22

5. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan ajar ... 23

6. Karakteristik Bahan Ajar yang Baik ... 27

7. Manfaat Penggunaan Dialog ... 29

B.Landasan Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar ... 30

1.Landasan Filosofis ... 31

2.Landasan Psikologis ... 33

3.Landasan Sosio-Teknologis ... 36

(10)

x Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan Berbicara ... 38

2. Tipe Kegiatan Keterampilan Berbicara di dalam Kelas ... 42

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 45

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Berbicara Kelas V Sekolah dasar... 48

5. Metode Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 49

D.Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia .. 56

1. Fungsi Bahasa ... 56

2. Hakekat Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing ... 57

3. Perbedaan Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan sebagai bahasa kedua ... 57

E. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 59

1. Azas Psikologi Belajar Pembelajaran Bahasa bagi Siswa Sekolah Dasar ... 60

2. Alasan Perlunya Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah dasar ... 69

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 70

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 72

5. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 75

F. Penelitian yang Relevan ... 77

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A.Metodologi Penelitian ... 81

B.Prosedur Penelitian ... 83

C.Subjek Penelitian ... 89

D.Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 92

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 95

F. Analisis Data ... 96

Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Studi Pendahuluan ... 100

1. Kebijakan Dinas Terkait Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 100

2. Kondisi Sekolah Dasar ... 101

3. Kondisi Guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 102

4. Kondisi Siswa di Sekolah Dasar ... 103

5. Penerapan Kurikulum Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 104

6. Buku Teks Bahasa Inggris yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 108

7. Evaluasi Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 108

B.Interpretasi Hasil Studi Pendahuluan ... 109

C.Pengembangan Draf Model Bahan Ajar ... 111

(11)

xi Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Hasil Uji Coba Terbatas dan Revisi ... 114

F. Hasil Uji Coba Lebih Luas dan Revisi ... 127

G.Hasil Uji Validasi Model Bahan Ajar ... 135

H.Pembahasan Hasil Penelitian ... 155

1. Hasil Penelitian Pendahuluan ... 155

2. Pengembangan Model Bahan Ajar ... 156

3. Rekonstruksi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Bahan ajar yang Dikembangkan ... 160

4. Efektifitas Bahan Ajar dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris ... 162

5. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Bahan Ajar ... 163

6. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris ... 165

Bab V : KESIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 167

B. Implikasi ... 170

C.Rekomendasi ... 171

1. Pihak Guru ... 171

2. Pihak Sekolah ... 171

3. Pihak Dinas Pendidikan Nasional ... 171

4. Pihak Peneliti Selanjutnya ... 171

(12)

xii Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai validasi bahan ajar dan instrumen penelitian ... 113 Tabel 4.2 Hasil Penilaian pada Uji Coba Lebih Luas di SDN 1 Kedaton Bandar

Lampung ... 129 Tabel 4.3 Hasil Penilaian pada Uji Coba Lebih Luas di SDN 1 Langkapura

Bandar Lampung ... 130 Tabel 4.4 Hasil Penilaian pada Uji Coba Lebih Luas di SDN 2 Sumberejo

Bandar Lampung ... 133 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Tes Pretes dan Pascates pada Uji Coba Lebih

Luas ... 134 Tabel 4.6 Hasil Penilaian pada Uji Validasi Sekolah Dasar Kategori Baik ... 136 Tabel 4.7 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Eksperimen Sekolah Dasar

Kategori Baik ... 138 Tabel 4.8 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Kontrol Sekolah dasar

Kategori Baik ... 139 Tabel 4.9 Hasil Output Uji t Beda Rata-rata Skor Prates Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol Sekolah Dasar Kategori Baik ... 139 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Output uji t Beda Skor Rata-rata Pascates

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Sekolah dasar Kategori Baik ... 141 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Output Uji t Gain Pascates Kelompok Eksperimen

dengan Kelompok Kontrol Sekolah Dasar Kategori Baik ... 142 Tabel 4.12 Hasil Penilaian pada Uji Validasi Sekolah Dasar Kategori Sedang.. 143 Tabel 4.13 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Eksperimen Sekolah Dasar

Kategori Sedang ... 144 Tabel 4.14 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Kontrol Sekolah dasar

Kategori Sedang ... 144 Tabel 4.15 Hasil Output Uji t Beda Rata-rata Skor Prates Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol Sekolah Dasar Kategori Sedang ... 145 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Output uji t Beda Skor Rata-rata Pascates

Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Sekolah dasar Kategori Sedang ... 146 Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Output Uji t Gain Pascates Kelompok Eksperimen

dengan Kelompok Kontrol Sekolah Dasar Kategori Sedang ... 147 Tabel 4.18 Hasil Penilaian pada Uji Validasi Sekolah Dasar KategoriRendah . 148 Tabel 4.19 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Eksperimen Sekolah Dasar

Kategori Rendah ... 150 Tabel 4.20 Hasil Tes Normalitas Pascates Kelompok Kontrol Sekolah dasar

Kategori Rendah ... 150 Tabel 4.21 Hasil Output Uji t Beda Rata-rata Skor Prates Kelompok Eksperimen

(13)

xiii Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Output uji t Beda Skor Rata-rata Pascates Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Sekolah dasar Kategori Baik ... 152 Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Output Uji t Gain Pascates Kelompok Eksperimen

(14)

xiv Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 13

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 84

Gambar 4.1 Draf Model Pengembangan Bahan Ajar ... 112

Gambar 4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 135

Gambar 4.3 Desain Eksperimen ... 136

(15)

i

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sutiyono, Akhmad. (2014). Disertasi Program Studi Pengembangan Kurikulum:

“Model Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Sekolah Dasar di Bandar Lampung.”

(16)

ii

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, model bahan ajar, keterampilan berbicara.

ABSTRACT

Sutiyono, Akhmad. (2013). The Dissertation of Curriculum Development Study

Program. The Model of the Development of Instructional Materials for Enhancing Students’ English Speaking Skills at Elementary Schools in Bandar Lampung.

(17)

iii

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(18)

1

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran bahasa Inggris sebagai bahasa global seperti yang dikemukakan oleh Crystal (2003: 3) bahwa bahasa Inggris berperan sebagai bahasa global atau dunia karena bahasa Inggris dipelajari dan dijadikan sarana berkomunikasi di berbagai negara baik sebagai bahasa pertama, bahasa kedua, maupun sebagai bahasa asing. Di Indonesia, bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama yang dipelajari sebagai mata pelajaran wajib dari sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi.

Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris, kita bisa dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi karena sebagian besar informasi tersebut tertulis dalam bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena bahasa Inggris berfungsi sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan perdagangan. Kemampuan berbahasa Inggris juga merupakan salah satu kemampuan yang sangat menentu-kan dalam memperoleh lapangan kerja karena perusahaan-perusahaan papan atas di Indonesia selalu mencantumkan persyaratan kemampuan berbahasa Inggris baik lisan maupun tertulis sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

(19)

2

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar dan dapat dimulai pada kelas empat sekolah dasar. Masyarakat pendidikan memberikan respon yang sangat positif atas kebijakan ini, bahkan di berbagai sekolah dasar swasta yang besar, pembelajaran bahasa Inggris telah dimulai sejak kelas satu.

Posisi bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah

dasar semakin kuat dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 yang mewajibkan adanya muatan lokal pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran muatan lokal yang diberikan di sekolah dasar.

Perkembangan terakhir tentang pembelajaran bahasa Inggris di Bandar Lampung terdapat sekolah dasar yang memfungsikan bahasa Inggris tidak hanya sekedar sebagai mata pelajaran, namun lebih jauh dari itu, yakni bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam pelaksanaan pembelajaran untuk beberapa mata pelajaran pada kelas bilingual.

Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk berinteraksi dalam bahasa Inggris sehingga siswa akan familiar terhadap berbagai kosakata, tata bahasa, dan pola-pola kalimat bahasa Inggris. Hal ini penting karena keterbatasan kesempatan bagi mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris di rumah maupun di ling-kungan di mana mereka tinggal. Di rumah, sedikit sekali atau tidak ada sama sekali kesempatan bagi mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Demikian halnya di lingkungan mereka tinggal karena masyarakat tidak menggu-nakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berkomunikasi di dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Kesempatan berkomunikasi dalam bahasa Inggris di sekolah merupakan satu-satunya kesempatan bagi siswa sekolah dasar untuk

(20)

3

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemerintah Daerah Provinsi Lampung memberi perhatian yang sangat baik terhadap pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar dengan adanya pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) bagi guru bahasa Inggris di sekolah dasar yang telah dimulai sejak tahun 2008. Namun demikian masih dibutuhkan perhatian Pemerintah Daerah yang lebih besar, misalnya dalam hal penyeleng-garaan tes bersama bahasa Inggris yang dapat dikelola oleh Dinas Kementerian

Pendidikan Propinsi atau Kota. Hal ini penting, karena dengan adanya tes standar akan mendorong guru bahasa Inggris untuk melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sebaik mungkin untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Inggris (2006) dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris agar peserta didik memiliki kemam-puan sebagai berikut: (1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah dan (2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyara-kat global. Hal ini berarti bahwa lulusan sekolah dasar yang telah belajar bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal diharapkan telah memiliki kemam-puan dasar berbahasa Inggris secara lisan yang diharapkan dapat berkembang dengan baik ketika mereka memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi kelak. Di samping itu mereka juga diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya penguasaan bahasa Inggris di dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dorongan untuk menguasai bahasa Inggris harus ditunjukkan dengan adanya upaya yang berkesinambungan untuk belajar bahasa Inggris dan memprak-tekkannya di dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar terintegrasi dengan empat keterampilan berbahasa; yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

(21)

4

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks sekolah. Untuk mencapai Standar Komptensi tersebut, diharapkan siswa memiliki Komptensi Dasar (KD) sebagai berikut:

1. Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara berterima yang melibat-kan tindak tutur memberi contoh melakumelibat-kan sesuatu, memberi aba-aba, dan memberi petunjuk.

2. Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang dan memberi barang.

3. Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur: mengenalkan diri, mengajak, meminta ijin, menyetujui, tidak menyetujui, dan melarang.

4. Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak tutur: memberi informasi, memberi pendapat, dan meminta kejelasan

5. Mengungkapkan kesantunan secara berterima yang melibatkan ung-kapan: Do you mind … dan Shall we …

(22)

5

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di beberapa sekolah dasar yang telah melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di Bandar Lampung, penulis dapat kemukakan adanya beberapa fakta tentang pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sebagai berikut:

Keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa yang sedang duduk di kelas V masih perlu ditingkatkan. Mereka belum mampu berkomunikasi secara lisan

dalam bahasa Inggris secara baik dan berterima, yakni dapat dipahami oleh orang lain. Kemampuan berbicara bahasa Ingggris pada sebagian besar siswa tidak berkembang sama sekali. Ketidakmampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris diperburuk dengan kemampuan tata bahasa yang rendah dan kemampuan mengucapkan kata-kata bahasa Inggris yang tidak tepat. Hal ini terjadi karena pembelajaran keterampilan berbicara sering terabaikan oleh guru bahasa Inggris dengan berbagai alasan sebagai berikut: (1) Tidak tersedianya bahan ajar khusus untuk pembelajaran keterampilan berbicara; (2) kondisi kelas yang padat dengan jumlah siswa berkisar dari 30 hingga 48; dan (3) rasa percaya diri yang rendah di kalangan guru bahasa Inggris untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas yang disebabkan rendahnya kemampuan berbahasa Inggris mereka.

Latar belakang pendidikan guru bahasa Inggris sangat bervariasi yang terdiri dari: (1) S1 pendidikan bahasa Inggris, (2) S1 pendidikan non bahasa Inggris, (3) S1 non pendidikan, dan (4) Diploma bahasa Inggris.

Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sebagian besar dilaksana-kan oleh guru dengan berlatar beladilaksana-kang S1 pendididilaksana-kan bahasa Inggris dan sebagian kecil oleh guru dengan latar belakang D3 bahasa Inggris. Guru bahasa

Inggris di sekolah dasar biasanya berstatus guru honorer. Hal ini terjadi karena pengangkatan guru PNS bahasa Inggris di Propinsi Lampung baru dimulai pada

tahun 2008.

(23)

6

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan membaca. Namun sedikit sekali perhatian yang diberikan guru pada keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Kegiatan pembelajaran kurang brvariasi: guru hanya menjelaskan materi pelajaran dari buku teks bahasa Inggris tertentu dan menyuruh siswa untuk mengerjakan soal latihan tertulis yang ada pada buku tersebut, dan bukan pada keterampilan berbicara. Hal ini terjadi di semua sekolah dasar di Bandar Lampung. Perbedaan

yang ada antara satu sekolah dengan sekolah lain hanya terletak pada judul buku teks bahasa Inggris yang digunakan. Situasi ini sesuai dengan pernyataan Gebhard (2009) yang menyatakan bahwa kebanyakan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing diarahkan agar siswa dapat menganalisis dan memahami bahasa Inggris sehingga mereka dapat lulus ujian.

Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Inggris, ditemukan fakta bahwa guru hanya menggunakan buku teks bahasa Inggris yang mereka gunakan sebagai satu-satunya sumber pembelajaran di kelas. Penyampaian materi pelajaran sesuai dengan urutan penyajian materi pelajaran yang terdapat dalam buku teks tersebut.

Belum tersedianya bahan ajar yang dapat membantu guru bahasa Inggris dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar. Hal ini disebabkan keterbatasan model percakapan dan latihan-latihan untuk mengembangkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siwa yang terdapat di dalam buku teks yang tersedia. Satu-satunya kegiatan yang biasa diberikan guru bahasa Inggris di dalam pembelajaran keterampilan berbicara adalah dengan menyuruh siswa mempraktikkan dialog yang terdapat di dalam buku teks bahasa Inggris tanpa memberikan latihan pengembangan lebih jauh. Misalnya siswa

disuruh membuat dialog sejenis dan mempraktekkan dialog yang mereka buat sendiri di depan kelas secara berpasangan.

(24)

7

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbicara siswa. Di dalam buku-buku teks tersebut tidak terdapat adanya latihan yang disediakan untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa.

Berkenaan dengan kurangtersedianya buku teks yang sesuai dengan pembelajaran bahasa Inggris, Suyanto (2008: 19) menyatakan bahwa bahan ajar bahasa Inggris untuk sekolah dasar cukup banyak di pasaran, namun tidak banyak yang memenuhi syarat untuk dipakai sebagai buku pegangan siswa di kelas. Oleh

karena itu, guru harus mampu dan terampil memilih buku dengan mempertim-bangkan kesesuaian dengan tujuan, isi, bahasa, dan tingkat kesulitan untuk siswa. Demikian halnya Gustine dan Sundayana (2008: 50) menyatakan bahwa berdasar-kan keseluruhan buku bahasa Inggris untuk sekolah dasar yang dievaluasi hanya 30% dikategorikan baik. Kategori dilihat dari kesesuaian materi dengan tujuan kurikulum serta karakteristik pembelajar usia dini. Para penulis buku sepertinya memiliki asumsi bahwa siswa kelas IV hingga VI tidak lagi membutuhkan aktifitas fisik. Hal ini berdampak pada penyajian buku ajar yang terkesan serius dengan teks dialog yang panjang.

Keterampilan berbicara tidak mendapat porsi yang seimbang dan hampir tidak memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi secara lebih intens, hanya sebatas mempraktekkan dialog. Padahal menurut Pedoman Pemahaman dan Penerapan Kurikulum Muatan Lokal di sekolah dasar yang diterbitkan oleh Depdiknas tahun 1997 menyebutkan bahwa bahasa Inggris di sekolah dasar bertu-juan agar peserta didik memiliki keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis dengan penekanan pada keterampilan berbicara.

Evaluasi pembelajaran bahasa Inggris biasanya dilakukan secara tertulis dengan fokus pada kosakata, tata bahasa, dan keterampilan membaca. Evaluasi

formatif biasanya dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Biasanya siswa disuruh mengerjakan latihan tertulis yang terdapat dalam buku teks bahasa Inggris yang

(25)

8

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum dikelola secara bersama seperti halnya yang terjadi di Yogyakarta. Di Yogyakarta, tes sumatif bersama mata pelajaran bahasa Inggris dikelola oleh dinas Pendidikan Nasional tingkat Provinsi.

Direktur Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Kemendiknas, Mudjito (2009) menyatakan bahwa kebutuhan penguasaan bahasa Inggris tidak terelakkan. Kebutuhan ini mutlak untuk setiap orang karena menjadi

alat komunikasi penting bagi setiap orang. Pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar telah menjadi kebutuhan dasar, baik diajarkan secara mandiri maupun sebagai bahasa pengantar untuk mata pelajaran lain atau yang dikenal dengan bilingual. Bahkan di beberapa daerah bahasa Inggris telah menjadi satu muatan lokal yang paling banyak dipilih.

Menurut Itje Chodidjah, Penasihat Pendidikan British Council (dalam Mudjito (2009) menyatakan bahwa sampai saat ini guru belum berhasil menjadi contoh yang baik sebagai pengguna bahasa Inggris. Akibatnya, pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar masih harus dikembangkan lebih lanjut dan konsisten. Masih banyak kendala yang ditemui di dalam pembelajaran bahasa Inggris, utamanya justru terletak pada guru karena mereka adalah fasilitator dan katalisator yang bisa memantik potensi berbahasa pada siswa. Permasalahan mendasar mereka adalah pada cara menerapkan bahasanya kepada siswa dan hal ini terjadi karena berbagai sebab.

Itje mencontohkan, beberapa penyebabnya seperti pemilihan kata yang tidak tepat, pemakaian kata benda yang tidak akrab di telinga anak, nada bicara yang tidak pas dengan kalimat, serta ekspresi wajah dan sikap tubuh yang kaku dan kadang berbeda dengan kalimat yang keluar dari sang guru karena

pema-haman dan praktik bahasa Inggris para guru saat ini rata-rata bahasa Inggris kering atau text book, bukan komunikatif. Hal itu terjadi karena proses aktivasi

(26)

9

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, teridentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa perlu ditingkatkan. Penguasaan

kosakata, tata bahasa, dan kemampuan mengucapkan kata-kata bahasa Inggris siswa masih rendah.

2. Motivasi siswa untuk berbicara bahasa Inggris masih rendah.

3. Motivasi guru bahasa Inggris untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas masih rendah.

4. Guru bahasa Inggris sangat tergantung pada keberadaan buku teks. Pembela-jaran bahasa Inggris dilaksanakan sesuai dengan urutan materi pelaPembela-jaran yang terdapat pada buku teks yang digunakan.

5. Belum tersedianya bahan ajar bahasa Inggris khusus keterampilan berbicara yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa sesuai dengan kondisi siswa.

Mengingat rendahnya kemampuan berkomunikasi lisan dalam bahasa Inggris siswa serta belum tersedianya bahan ajar khusus untuk keterampilan berbi-cara dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, maka penulis menga-jukan perancangan model bahan ajar sesuai dengan kondisi siswa khusus keteram-pilan berbicara untuk meningkatkan keteramketeram-pilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar, terutama kelas V.

C.Rumusan Masalah

(27)

10

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar? a. Bagaimana kebijakan dinas terkait pembelajaran bahasa Inggris? b. Bagaimana kondisi sekolah dasar di Bandar Lampung?

c. Bagaimana kondisi guru bahasa Inggris baik dilihat dari kualifikasi guru, persepsi guru, dan cara pengelolaan kelas?

d. Bagaimana kondisi siswa dilihat dari motivasi belajar siswa, dan komposisi siswa di kelas?

e. Bagaimana kurikulum yang diterapkan dilihat efektifitasnya?

f. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar? g. Bagaimanakah bentuk evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

dasar?

h. Bagaimana buku teks yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris?

2. Model bahan ajar yang bagaimana yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar?

a. Bagaimana kelayakan isi model bahan ajar yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar?

b. Bagaimana kelayakan bahasa model bahan ajar yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar?

c. Bagaimana kelayakan penyajian model bahan ajar yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar?

3. Bagaimanakah efektivitas model bahan ajar yang dikembangkan dalam

(28)

11

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi model bahan ajar yang dikembangkan?

5. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan model bahan ajar untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris Siswa?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan model bahan ajar bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berbicara berbahasa Inggris siswa di sekolah dasar. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kondisi objektif pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar yang meliputi: kebijakan dinas terkait, kondisi sekolah dasar, kondisi guru, kondisi siswa, efektifitas kurikulum yang diterapkan, pelaksanaan pembela-jaran bahasa Inggris, bentuk evaluasi keterampilan pembelapembela-jaran bahasa Inggris, dan buku teks yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar.

2. Mengembangkan model bahan ajar bahasa Inggris yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa tersebut di sekolah dasar.

a. Mengetahui kelayakan isi model bahan ajar yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar b. Mengetahui kelayakan bahasa model bahan ajar yang dikembangkan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar c. Mengetahui kelayakan penyajian model bahan ajar yang dikembangkan

untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah

dasar.

3. Menemukan efektivitas model bahan ajar bahasa Inggris dalam meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa di sekolah dasar.

(29)

12

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menemukan prinsip-prinsip pengembangan model bahan ajar untuk

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris Siswa di sekolah dasar?

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretik

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan prinsip-prinsip dalam pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan model pengembangan bahan ajar yang dapat diterapkan bagi para pengembang pembelajaran dan guru bahasa Inggris di lingkungan sekolah dasar. Secara rinci manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk pengambil kebijakan yang terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar, yakni hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan.

b. Untuk guru bahasa Inggris di sekolah dasar, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru di dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.

c. Untuk peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang pembela-jaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan akan memacu untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, baik penelitian yang sejenis maupun menggunakan model bahan ajar ini untuk diteliti dalam penelitian

tindakan kelas.

d. Untuk siswa sekolah dasar, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris.

e. Untuk orangtua, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi orangtua di dalam membantu putera-puterinya belajar bahasa Inggris di rumah.

(30)

13

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Kerangka Berpikir Penelitian

Tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah agar siswa mampu berkomu-nikasi dengan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. demikian halnya siswa di sekolah dasar, mereka belajar bahasa Inggris karena mereka berharap akan mampu berkomunikasi lisan dalam bahasa Inggris.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keterampilan berbicara siswa seperti: penguasaan kosakata, penguasaan tata bahasa, kemampuan pengu-capan kata, dan kesempatan berlatih yang memadai. Oleh karena itu dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris, guru harus memperhatikan faktor-faktor tersebut di dalam mengembangkan keterampilan berbicara siswa.

Penguasaan kosakata, tata bahasa, dan kemampuan pengucapan kata-kata bahasa Inggris dapat dengan mudah dilakukan oleh guru. Namun, guru sangat sulit memberikan latihan yang cukup kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa Inggris yang mereka pelajari untuk berkomunikasi dalam kehidupan nyata. Kesulitan guru dalam mengembangkan keterampilan siswa terjadi manakala guru sendiri tidak memiliki kompetensi berbahasa Inggris yang baik sehingga guru tidak mampu memposisikan dirinya sebagai model berbahasa Inggris bagi siswa. Kesulitan akan semakin parah manakala guru tidak memiliki bukuk teks khusus untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa.

Untuk mengembangkan keterampilan berbicara siswa diperlukan adanya model dialog dengan berbagai fungsi tindak tutur dalam berbagai situasi. Melalui model dialog tersebut, guru dapat memperkenalkan contoh percakapan yang mungkin timbul dalam berbagai tindak tutur dan situasi. Di samping itu, melalui

dialog guru dapat menggunakannya sebagai sarana untuk menjelaskan kosakata, tata bahasa, dan berlatih pengucapan kata-kata bahasa Inggris.

(31)

14

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dialogue Model, Grammar Focus, Dialogue Completion Task I, Dialogue Completion Task II, Role Play. Kegiatan berikutnya adalah implementasi model bahan ajar yang dikembangkan melalui tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan penelitian diakhiri dengan pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa. Alur kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Mmm

Gambar 1.1

Kerangka Berpikir Penelitian

2. Asumsi Dasar Penelitian

Sebagai acuan dalam mengkaji permasalahan yang melandasi pengem-bangan model bahan ajar bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar, maka penulis menetapkan asumsi dasar pene-litian sebagai berikut:

a. Efektifitas pembelajaran bahasa Inggris dapat ditingkatkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris itu sendiri, yakni agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tertulis.

Guru

DESAIN

 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Dialogue Model

Grammar Focus

Dialogue Compoletion Task I

Dialogue compoletion Task II

Role Play

IMPLEMENTASI

 Kegiatan Pendahuluan  Kegiatan Inti

 Kegiatan Penutup

[image:31.595.114.519.260.542.2]
(32)

15

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Keterampilan berbicara bahasa Inggris merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks. Untuk memiliki keterampilan berbicara yang baik, siswa tidak hanya harus memiliki penguasaan kosakata yang memadai, namun juga harus memiliki penguasaan tata bahasa yang memadai yang didukung oleh kemam-puan pengucapan kata-kata bahasa Inggris secara tepat.

c. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah

dasar dapat dilakukan melalui dialog fungsional, yaitu dialog yang didesain sebagai model tindak tutur tertentu. Melalui dialog, guru dapat memperkenal-kan kosakata dan tata bahasa kepada siswa. Di samping itu melalui dialog, guru dapat memberi contoh pengucapan kata-kata bahasa Inggris kepada siswa.

H.Definisi Operasional

Ada dua hal dalam penelitian ini yang perlu didefinisikan secara opera-sional: pengembangan bahan ajar dan keterampilan berbicara bahasa Inggris. 1. Pengembangan model bahan ajar keterampilan berbicara bahasa Inggris

Pengembangan model bahan ajar keterampilan berbicara bahasa Inggris adalah pengembangan model bahan ajar yang sudah ada untuk meningkatkan kemam-puan siswa dalam berkomunikasi secara lisan dalam bahasa Inggris.

2. Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris

(33)

16

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

(34)

17

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

(35)

81

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development), yakni suatu pene-litian yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan. Sukmadinata (2009:57) menyatakan bahwa dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku,

modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, pengawasan, pembinaan staf, dan lain-lain.

Tujuan digunakannya metode penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar dalam rangka meningkat-kan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa sekolah dasar.

Borg dan Gall (1989) mengemukakan ada sepuluh langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:

a. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting). Tahap ini mencakup kegiatan studi pustaka dan observasi lapangan sebagai dasar dalam mengembangkan produk model pembelajaran yang akan dihasil-kan, dan merancang kerangka kerja penelitian dan pengembangan.

b. Perencanaan (Planning)

Tahap ini mencakup pendefinisian produk yang akan dikembangkan, peru-musan tujuan, perkiraan kebutuhan dana, tenaga dan perkiraan waktu, penen-tuan prosedur kerja dan bentuk par-tisipasi yang diperlukan selama penelitian, termasuk pengembangan dan perancangan uji kelayakan.

(36)

82

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini mencakup kegiatan pengembangan bentuk awal produk model pemebelajaran yang akan diujicobakan, termasuk sarana/fasilitas, bahan/ sumber belajar, instrumen penilaian, dan lain-lain yang diperlukan untuk uji coba produk.

d. Ujicoba Pendahuluan (Prelimenary Field Testing)

Tahap ini merupakan kegiatan ujicoba lapangan produk awal yang dilakukan dalam skala terbatas. Pada tahap ini data dikumpulkan melalaui wawancara, observasi, dan angket. Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk menemukan berbagai kekurangan atau kelemahannya.

e. Revisi untuk Menghasilkan Produk Utama (Main Product Revision)

Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan atau perbaikan produk yang telah diujicobakan di awal. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh produk yang lebih baik, yang disebut produk utama, yang siap diujicobakan kembali pada skala yang lebih luas.

f. Ujicoba Utama (Main Field Testing)

Tahap ini merupakan kegiatan ujicoba lapangan produk utama yang dilakukan pada skala yang lebih luas. Pada tahap ini, selain data kualitatif tentang proses pelaksanaan ujicoba lapangan. Data kuantitatif dari subjek penelitian (siswa) baik sebelum maupun sesudah proses pengembangan dikumpulkan, hasilnya dievaluasi, dilihat signifikansi peningkatannya dan dibandingkan dengan kelompok lain.

g. Revisi untuk Menghasilkan Produk Operasional (Operational Product Revision)

Tahap ini merupakan kegiatan yang ditempuh untuk merevisi produk yang telah diujicobakan pada skala skala yang lebih luas, sehingga diperoleh produk hipotesis yang siap divalidasi.

(37)

83

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini merupakan kegiatan ujicoba lapangan operasional atau uji empiris. Kegiatan ini dilakukan untuk menguji validitas produk hipotesis. Uji empiris ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Pada tahap ini, data kuantitatif dari subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikumpulkan baik sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan (treatment). Data kuantitatif tersebut dievaluasi dan dibandingkan

untuk melihat kele-bihan dan kelemahannya serta untuk mengkaji apakah produk atau model bahan ajar yang dikembangkan efektif.

i. Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)

Tahap ini merupakan tahap revisi akhir terhadap model pembelajaran yang dihasilkan sehingga diperoleh produk berupa model pembelajaran yang siap didesiminasikan. Revisi ini dilakukan berdasarkan masukan hasil ujicoba lapangan operasional.

j. Diseminasi dan Penerapan (Dissemination and Implementation)

Tahap ini merupakan langkah melaporkan produk yang telah dihasilkan pada pertemuan ilmiah serta dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.

B.Prosedur Penelitian

Sukmadinata (2009: 189) menyederhanakan tahapan pelaksanaan pene-litian dan pengembangan Borg dan Gall tersebut ke dalam tiga tahap yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Pengembangan model, dan (3) pengujian model (validasi). Studi pendahuluan meliputi dua kegiatan, yaitu studi kepustakaan dan survei lapangan. Tahap pengembangan meliputi tiga kegiatan, yaitu penyusunan draf awal, ujicoba terbatas, dan ujicoba lebih luas. Tahap pengujian model (validasi) merupakan

eksperimen untuk menguji validitas produk yang dihasilkan. Berdasarkan penye-derhanaan tahapan penelitian dan pengembangan oleh Sukmadinata tersebut,

(38)

84

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:38.595.114.503.202.606.2]

Gambar 3.1

Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Studi

Kepustakaan

Survey Lapangan

-Kurikulum -Kondisi siswa -Kondisi guru -Proses

pembelajaran -Fasilitas

penunjang

Draft Model

Uji Coba Terbatas

Model Teruji Model Final

Hipotesis

Eksperimen Semu

Pre-tes

Treatment

Post-tes Studi Pendaluan Pengembangan

Model

Validasi Model

(39)

85

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tahapan-tahapan penelitian tersebut di atas, penulis dapat kemukakan tahapan penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengaji folosofi dan psikologi belajar, teori-teori belajar, teori-teori tentang bahan ajar, dan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan bahan ajar yang akan dikembangkan. Studi pendahuluan sangat penting dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi faktual pembela-jaran bahasa Inggris, terutama pembelapembela-jaran keterampilan berbicara di sekolah dasar di lingkungan kota Bandar Lampung yang akan sangat berguna sebagai dasar untuk mengembangkan sebuah bahan ajar bahasa Inggris yang tepat. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam studi pendahuluan, penulis memberikan angket, melakukan wawancara baik kepada guru maupun siswa, serta melakukan

observasi pembelajaran bahasa Inggris di kelas.

2. Pengembangan Model Bahan Ajar

a. Perencanaan Draf Awal

Tujuan pengembangan model bahan ajar adalah untuk merumuskan rancangan awal model bahan ajar yang diperoleh melalaui studi pendahuluan. Melalui tahapan penelitian ini dapat ditentukan pengetahuan dan keterampilan apa saja

yang perlu dimiliki oleh guru dari rancangan tersebut. Guru yang terpilih untuk melakukan ujicoba terlebih dahulu diberikan pelatihan bagamana mengem-bangkan bahan belajar keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Inggris.

b. Validasi Model Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian

(40)

86

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar, dan apakah latihan yang disediakan mampu meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa.

Validasi instrumen penelitian dimaksudkan untuk menganalisis ketepatan instrumen penelitian yang akan digunakan sehingga mampu memperoleh data penelitian yang diharapkan. Melalui validasi ahli dapat ditemukan adanya kelemahan-kelemahan baik yang terjadi pada draf model bahan ajar dan instrumen penelitian yang akan digunakan.

Hasil validasi ahli penulis konsultasikan kepada dosen pembimbing untuk memperoleh draf bahan ajar dan instrumen penelitian yang tepat. Penulis melakukan revisi terhadap draf model bahan ajar dan instrumen penelitian sesuai dengan masukan dari tim ahli dan saran dosen pembimbing sehingga draf model bahan ajar tersebut tepat dan siap untuk diujicobakan.

c. Uji Coba Terbatas

Ujicoba penggunaan model pengembangan bahan ajar dalam skala terbatas bertujuan untuk memperoleh penilaian kualitatif terkait dengan penerapan model bahan ajar. Penilaian kualitatif diperoleh melalui umpan balik dari guru, siswa dan peneliti sendiri setelah pelaksanaan ujicoba. Hasil ujicoba dalam skala terbatas digunakan untuk merevisi model bahan ajar yang dikembangkan untuk memperoleh desain yang lebih baik untuk ujicoba dalam skala lebih luas.

d. Uji Coba Lebih Luas

(41)

87

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pretest Variabel bebas

(Perlakuan) Posttest

O1 X O2

Bagan 3.2

Desain Pretest-Posttest Satu Kelompok

Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses uji coba model dalam skala lebih luas dengan desain ini adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kelompok subjek penelitian

2) Melakukan pretest (O1)

3) Melakukan ujicoba model bahan ajar yang dikembangkan

4) Melakukan posttest (O2) setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model yang dikembangkan.

5) Mencari rata-rata baik pretest maupun posttest, kemudian membandingkan keduanya.

6) Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan oleh penggunaan model, dicari selisih perbedaan antara rata-rata pretest dan posttest.

3. Uji Validasi

Uji validasi model bertujuan untuk menentukan apakah model yang dikembangkan telah siap pakai secara penuh di sekolah-sekolah tempat ujicoba

(42)

88

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ditetapkannya metode penelitian eksperimen semu karena dalam eksperimen ini, peneliti tidak dapat melakukan pengambilan sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak penuh, tetapi menggu-nakan sampel kelas yang telah ada di masing-masing sekolah. Pada rancangan ini peneliti ingin melihat dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan model bahan ajar yang dikembangkan terhadap peningkatan kemampuan berbicara berbahasa

Inggris siswa sekolah dasar. Pengontrolan dilakukan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hasil uji validasi, misalnya kategori sekolah dan kualifikasi guru relatif sama. Bagan penelitian dalam uji validasi model bahan ajar ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

E (Eksperimen) T1 X T2

K (Kontrol) T1 - T2

Bagan 3.3

Desain Pretest-Posttest Dua Kelompok

Berdasarkan rancangan penelitian eksperimen di atas, maka tahapan dalam uji validasi adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan 3 sekolah dasar sebagai subjek penelitian. Pada masing-masing sekolah ditentukan satu kelas sebagai kelas eksperimen (KE) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (KK).

b. Mengadakan pretest (T1) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. c. Melaksanakan eksperimen (X) di dalam pembelajaran keterampilan berbicara

(43)

dikembang-89

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kan, sedangkan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris di kelas kontrol dilaksanakan dengan menggunakan bahan ajar konvensional, yakni bahan ajar yang selama ini digunakan oleh guru bahasa Inggris.

d. Mengadakan posttest (T2) baik pada kelompok eksperimen (KE) maupun pada kelompok kontrol (KK).

e. Membandingkan gained Score, yaitu selisih skor hasil prates (T1) dengan

posttest (T2) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk menkaji model bahan ajar yang mana yang lebih berpengaruh di dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa; model bahan ajar hasil pengembangan atau model bahan ajar yang selama ini digunakan oleh guru bahasa Inggris.

f. Menguji signifikansi perbedaan gained score antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut dengan metode statistiik.

C.Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar Kota Bandar Lampung yang tersebar di empat kecamatan dari tigabelas kecamatan yang ada. Keempat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tanjungkarang pusat, Kecamatan Enggal, Kecamatan Kedaton, dan Kecamatan Kemiling. Dari letak geografis, keempat kecamatan ini mewakili masing-masing daerah pusat kota, daerah dekat pusat kota, dan daerah pinggir kota. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dan guru bahasa Inggris sekolah dasar kota Bandar Lampung yang menetapkan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal. Alasan dipilihnya kelas V adalah bahwa dalam perspektif perkembangan bahasa ditemukan bahwa pada fase operasi konkret Piaget (7 – 11 tahun), bahasa anak mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Budianingsih (2005: 38) menyatakan bahwa tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran

(44)

90

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada awalnya lagi. Tahap operasi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret.

Teknik penentuan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling technique, yaitu pengambilan sampel berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan tujuan penelitian.

1. Subjek Penelitian pada Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh data tentang pembe-lajaran bahasa Inggris di kota Bandar Lampung, terutama pembepembe-lajaran keteram-pilan berbicara, penulis menggunakan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi.

[image:44.595.135.490.486.722.2]

Untuk subjek penelitian pendahuluan dipilih 15 sekolah dasar negeri kota Bandar Lampung yang tersebar pada 6 kecamatan dengan kategori “ tinggi-sedang-rendah”. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan daerah kecamatan adalah “Area sampling technique”, sedangkan untuk penentuan sekolah dasar masing-masing kecamatan digunakan “Stratified sampling technique”. Berikut ini daftar subjek penelitian pada studi pendahuluan.

Tabel 3.4

Sumber Data Penelitian pada Studi Pendahuluan

No Sekolah Jumlah

Siswa Kecamatan 1. SDN 3 Sumberejo 40 Kemiling

2. SDN 2 Sumberejo 40 Kemiling 3. SDN 1 Langkapura 40 Kemiling

4. SDN 1 Kedaton 20 Kedaton

5. SDN 4 Kedaton 30 Kedaton

6. SDN 3 Kedaton 30 Kedaton

(45)

91

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13. SDN 2 Rawalaut 42 Enggal

14. SDN 1 Pahoman 40 Tanjungkarang Timur 15. SDN 2 Pahoman 40 Tanjungkarang Timur

2. Subjek Penelitian pada Uji Coba Terbatas

Subjek penelitian pada uji terbatas model bahan ajar yang dikembangkan ditetapkan SDN 4 Sumberejo Kecamatan Kemiling. Sekolah ini memiliki kelas V berjumlah 2 kelas masing-masing terdiri dari 35 orang siswa. Untuk pelaksanaan uji coba terbatas, ditetapkan satu kelas yakni kelas VB. Penentuan sekolah dasar berdasarkan purposive sampling technique. Teknik sampling ini digunakan dengan pertimnbangan bahwa subjek penelitian tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik subjek penelitian secara keseluruhan.

3. Subjek Penelitian pada Uji Coba Lebih Luas

Subjek penelitian pada Uji Coba Lebih Luas ditetapkan 3 sekolah dasar yaitu: SD Negeri 1 Kedaton, SD Negeri 1 Langkapura, dan SD 2 Sumberejo. Adapun pertimbangan yang mendasari ditetapkannya ketiga sekolah tersebut adalah: (1) kesediaan kepala sekolah dan guru bahasa Inggris untuk memfasilitasi

pelaksanaan uji coba, dan (2) kesediaan guru bahasa Inggris untuk menerapkan model bahan ajar yang dikembangkan. Daftar sekolah pada pelaksanaan uji coba

lebih luas dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.5

Subjek Penelitian pada Uji Luas

No Sekolah Jumlah

Siswa Kecamatan 1. SDN 1 Kedaton 20 Tanjungkarang Barat

2. SDN 1 Langkapura 38 Kedaton

(46)

92

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Subjek Penelitian pada Uji Validasi

Subjek penelitian pada Uji Validasi ditetapkan 3 sekolah dasar di luar ketiga sekolah dasar yang digunakan pada uji terbatas dan uji lebih luas. Ketiga sekolah dasar tersebut memenuhi kriteria “tinggi-sedang-rendah” yang ditetapkan berdasarkan nilai akreditasi oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yaitu: SDN 2 Rawalaut Bandar Lampung, SD Negeri 1 Palapa Bandar Lampung, dan

[image:46.595.113.513.372.473.2]

SDN 3 Sumberejo Bandar Lampung. Disain penelitian pada uji validasi adalah disain eksperimen, oleh karena itu masing-masing sekolah ditetapkan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Berikut ini adalah daftar sekolah pada pelaksanaan uji validasi.

Tabel 3.6

Subjek Penelitian pada Uji Validasi

No Sekolah Kategori Jumlah

Siswa Kecamatan 1. SDN 2 Rawalaut Baik 42 Tanjungkarang Timur 2. SDN 1 Palapa Sedang 30 Tanjungkarang Pusat

3. SDN 3 Sumberejo Kurang 40 Kemiling

D.Teknik dan Alat Pengumpul Data

Berdasarkan pada keempat tahapan penelitian dan pengembangan model bahan ajar yang meliputi: (1) studi pendahuluan; (2) pengembangan model bahan ajar; dan (3) uji validasi model bahan ajar, maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: dokumentasi, observasi, kuesioner, wawan-cara, dan tes unjuk kerja.

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui analisis dokumen

untuk membuktikan kebenaran data yang diperoleh. Analisis dokumen bertu-juan untuk menjaring datanya khususnya berupa dokumen yang dipersiapkan

(47)

93

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis dokumen dimaksudkan untuk melengkapi hasil observasi pada studi pendahuluan.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan pada setiap tahapan penelitian, baik pada tahap studi pendahuluan, tahap ujicoba model maupun pada tahap validasi model. Pada tahap studi pendahuluan, observasi dilakukan untuk mengumpul-kan data tentang: (a) aktiviatas guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris yang selama ini dilakukan di sekolah, (b) bahan ajar, (3) metode penyampaian, dan (4) evaluasi hasil belajar.

3. Kuesioner

Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk memperoleh tanggapan penimbang ahli dan guru terhadap model bahan ajar yang dikembangkan. Kuesioner tersebut berbentuk lembar penilaian model bahan ajar yang sedang dikembangkan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan penimbang ahli dan guru secara umum terhadap model bahan ajar yang dikembangkan. Di samping itu terdapat kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa untuk memperoleh data tentang pembelajaran keterampilan berbicara melalui model yang telah diujicobakan.

4. Wawancara

(48)

94

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tes Unjuk Kerja

Dalam penelitian ini tes unjuk kerja diberikan pada tahap ujicoba model lebih luas dan uji validasi model. Tes unjuk berupa tanya jawab antara penulis dengan siswa. Tes dilakukan untuk mengukur dampak model bahan ajar terha-dap keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa. Untuk melihat efektivitas model bahan ajar yang diuji validasi, dilakukan perbandingan dengan hasil yang dicapai oleh siswa dengan model bahan ajar yang selama ini digunakan oleh guru dalam mengajar bahasa Inggris, khususnya dalam mengajar keteram-pilan berbicara. Untuk penilaian keteramketeram-pilan berbicara siswa digunakan sistem penilaian keterampilan berbicara yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro, (2001, 123) sebagai berikut:

a. Tekanan

1. Ucapan sering tidak dipahami.

2. Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan pemahaman, menghendaki untuk selalu diulang.

3. Pengaruh ucapan asing (daerah) yang memaksa orang mendengarkan dengan teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

4. Pengaruh ucapan asing (daerah) dan kesalahan ucapan tidak menyebabkan kesalahpahaman.

5. Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, mendekati ucapan standar. 6. Ucapan sudah standar (asing: sudah seperti penutur asli)

1) Tata Bahasa

1. Penggunaan tata bahasa hamper selalu tidak tepat.

2. Adanya kesalahan dalam penggunaan pola-pola pokok secara tetap yang selalu menganggu komunikasi.

3. Sering terjadi kesalahan dalam pola tertentu karena kurang cermat yang dapat menganggu komunikasi.

4. Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan pola tertentu, tetapi tidak menganggu komunikasi.

5. Sedikit terjadi keslahan, tetapi bukan pada penggunaan pola. 6. Tidak lebih dari dua kesalahan selama berlangsungnya kegiatan

(49)

95

Akhmad Sutiyono, 2014

MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Kosakata

1. Penggunaan kosakata tidak tepat dalam percakapan yang paling sederhana sekalipun.

2. Penguasan kosa kata sangat terbatas pada keperluan dasar personal (waktu, makanan, transportasi, keluarga).

3. Pemilihan kosa kata sering tak tepat dan keterbatasan penguasannya menghambat kelancaran komunikasi dalam masalah social dan professional.

4. Penggunaan kosa kata teknis tepat dalam pembicaraan tentang masalah tertentu, tetapi penggunaan kosa kata umum bersifat berlebihan.

5. Penggunaan kosa kata teknis lebih luas dan cermat, kosa kata umum pun tepat sesuai dengan situasi social.

6. Penggunaan kosa kata teknis dan umum luas dan tepat sekali (asing: seperti penulis asli yang terpelajar).

3) Kelancaran

1. Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus sehingga wawancara macet.

2. Pembicaraan sangat lambat dan tak ajek kecuali untuk kalimat-kalimat pendek dan telah rutin.

3. Pembicaraan sering tampak ragu, kalimat tidak lengkap.

4. Pembicaraan kadfang-kadang masih ragu, pengelompokan kata kadang-kadang juga tak tepat.

5. Pembicaraan lancaar dan halus, tetapi sekali-kali masih kurang ajek. 6. Pembicaran dalam segala hal lancer dan halus (asing: seperti penutur asli

yang terpelajar).

4) Pema

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 3.1
Tabel 3.4 Sumber Data Penelitian pada Studi Pendahuluan
Tabel 3.6 Subjek Penelitian pada Uji Validasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Lebih khusus, pengembangan model materi ajar muatan lokal bahasa Inggris ini memiliki keuntungan ganda, yaitu (1) peningkatan keterampilan bagi guru dalam mengelola proses

Oleh karena itu, dengan adanya kelas di luar sekolah sebagai tambahan materi pengguasaan bahasa Inggris yang difokuskan kepada keterampilan berbicara ( speaking )

TAPM yang beljudui PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA INTENSIF TEKS BAHASA INDONESIA BERBASIS KARAKTER DI KELAS IV SEKOLAH DASAR adalah basil karya saya sendiri, dan seluruh sumber

Untuk mengetahui efektifitas produk berupa bahan ajar Bahasa Inggris berbasis Local learning yang di ujicobakan kepada siswa/i. Maka ada data yang

Pengembangan ba- han ajar bahasa Inggris dengan media audio untuk SMP dalam penelitian ini juga telah mendapatkan penilaian yang positif baik dari ahli bahasa Inggris, ahli

Haratai waterfall is located in Haratai, Loksado district, Hulu Sungai Selatan Regency, South Kalimantan 71282.. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS TINGKAT SMA DENGAN

Sulitnya siswa sekolah dasar Islam menguasai keterampilan berbicara bahasa arab disebabkan oleh beberapa hal diataraya, kurangnya kosa kata, kurangnya pemahaman tentang tata

Pada penelitian ini telah dikembangkan animasi keterampilan berbicara bahasa Inggris menggunakan metode pengembangan Multimedia Development Life Cycle Godfrey dengan tujuh