• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN KOMUNIKATIF DENGAN TEKNIK DISKUSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDEKATAN KOMUNIKATIF DENGAN TEKNIK DISKUSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA SEKOLAH DASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH DASAR Moh. Zamroni1, Nurul Muttaqien 2, Rahmawan Octavianto 3

1,2Universitas Muhamadiyah Tangerang

3Institut Agama Islam Jamiat Kheir Jakarta

1zamroni@umt.ac.id

2nurul.muttaqien@umt.ac.id

3oktavia_kalasenja@yahoo.co.id

Abstrak

Sulitnya siswa sekolah dasar Islam menguasai keterampilan berbicara bahasa arab disebabkan oleh beberapa hal diataraya, kurangnya kosa kata, kurangnya pemahaman tentang tata bahasa serta kurangnya teknik pembelajaran guru dalam mengajar Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterempilan berbicara bahasa arab pada setiap siklus , siklus I dega persetase 45,8 %, da pada siklus II 79,2 %,

Kata kunci: Penerapan Pendekatan Komunikatif, Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Abstract

The difficulty of Islamic elementary school students in mastering Arabic speaking skills is caused by several things, among others, lack of vocabulary, lack of understanding of grammar and lack of teacher learning techniques in teaching.

This study aims to improve students' Arabic speaking skills through a communicative approach with discussion techniques. This type of research is Classroom Action Research with two cycles. The results showed that there was an increase in Arabic speaking skills in each cycle, cycle I with a percentage of 45.8%, and cycle II 79.2%,

Keywords: Application of a Communicative Approach, Arabic Speaking Skills

(2)

A. PENDAHULUAN

Selain berfungsi sebagai sarana komunikasi, bahasa juga merupakan jendela ilmu pengetahuan (Ahmad, 2019; Mualimah & Usmaedi, 2018;

Setiawan & Sudigdo, 2019; Zarkani, 2022). Karena buku-buku ditulis dengan bermacam-macam bahasa.

Jika seseorang mampu menguasai beberapa bahasa, maka jendela ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa dapat dibuka. Dengan demikian , jika seseorang ingin mampu bersaing di era global saat sekarang ini dan ingin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan keterampilan bahasa yang memadai.

Ada empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis, mendengar, dan berbicara (Akhyar, 2019; Aziza & Muliansyah, 2020;

Magdalena et al., 2021; Pebriana, 2017; Saribu & Hidayah, 2019; Zein

& Puspita, 2021). Salah satu keterampilan berbahasa yang harus kita pelajari adalah berbicara. Untuk dapat berbicara dengan baik maka kita juga perlu menguasai bahasa itu dengan baik. Karena berbicara adalah suatu hal yang mudah akan tetapi akan menjadi hal yang sulit jika kita tidak menguasai bahasa.

Memasuki era globalisasi atau yang lebih dikenal dengan pasar bebas menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal baik IMTAQ (iman dan takwa) dan IPTEK. Agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan baik diperlukan pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam menghadapi tuntutan dunia global yang syarat persaingan (Muljono,

2006; Murhaini, 2016; Nurfadilah, 2018; Rahim et al., 2019). Dalam hal ini peranan bahasa Arab sangat diperlukan baik dalam hal menguasai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung. Sebagai sarana global, bahasa Arab harus dikuasai secara aktif baik lisan maupun tulisan.

Tidaklah mustahil perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut kita untuk lebih proaktif dalam menanggapi arus informasi global sebagai aset dalam memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai bahasa pergaulan dunia, bahasa Arab bukan hanya sebagai kebutuhan akademis melainkan sebagai media komunikasi global.

Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran bahasa adalah guru.

Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya.

Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.

Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting dibanding materi, karena sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut

(3)

sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan.

Adapun upaya untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam hal keterampilan berbicara dalam Bahasa Arab serta tercapainya kualitas pembelajaran yang lebih baik, maka perlu diupayakan

pengembangan metode

pembelajaran dengan

memperhatikan tingkat keaktifan dan kreatIIitas siswa (Ahmad, 2019;

Aliyah, 2018). Dalam mata pelajaran Bahasa Arab, selain menjadikan lebih menarik, perlu juga diperhatikan beberapa aspek seperti

bagaimana pendekatan

pembelajaran yang digunakan dapat menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu bahasa yang diajarkan di sekolah Sekolah Dasar IslamAl- Kindyadalah bahasa Arab. Di dalam pembelajaran bahasa Arab ada empat keterampilan yang diajarkan yaitu keterampilan mendengar (istima’), membaca (qiraah), berbicara (al-kalam), dan menulis (kitabah). Tujuan utama dalam pembelajaran bahasa Arab ini, para siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan bahasa tersebut dengan baik dan benar.

Akan tetapi pada kenyataannya, mereka masih mengalami kendala, karena setelah penulis melakukan observasi, intonasi atau pengucapan

mereka di dalam melafalkan kosa kata atau kalimat bahasa Arab masih belum tepat.

Pokok permasalahan lain juga ditemukan melalui pengamatan awal penulis yang terjadi di lapangan, bahwa setelah proses pembelajaran berlangsung, pembelajaran cenderung satu arah, pembelajaran kurang menggunakan media, pembelajaran masih berpusat pada guru, kreativitas siswa belum dikembangkan secara optimal, dan metode yang digunakan tidak memberi stimulasi kepada siswa

untuk mengembangkan

keterampilan berbahasanya khususnya keterampilan berbicara.

Kendala ini menghambat keterampilan berbahasa Arab siswa.

Untuk itu diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran bahasa Arab.

Pemecahan masalah ini dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.

Perbaikan pembelajaran ini diharapkan meningkatkan mutu yang diinginkan, yaitu hasil belajar yang lebih baik.

Dalam hal inilah peran guru sangat diperlukan untuk membantu siswa agar dapat menguasai 4 keterampilan bahasa itu terutama dalam berbicara. Banyak cara untuk dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Akan tetapi dari sekian banyak cara itu seorang guru harus mampu memilih cara mana yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Mencermati kondisi tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian secara mendalam tentang bagaimana upaya guru untuk dapat

(4)

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.

Dengan dasar inilah, peneliti mencoba menjadikan pembelajaran melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara berbahasa siswa (Aflisia & Hazuar, 2020;

Arsyad, 2019; Hidayati, 2018;

Ningrum, 2021; Wahyuningsi, 2019).

Karena pembelajaran bahasa melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi lebih mementingkan dan berfokus pada kemampuan berbicara atau komunikasi siswa yang baik dan benar dan tidak mengenyampingkan keterampilan tatabahasa atau gramatika dan penguasaan kosa kata. Dengan kata lain bentuk-bentuk tata bahasa diajarkan bukan sebagai tujuan akhir semata, melainkan sebagai sarana untuk melaksanakan maksud komunikatif serta menggunakan prosedur-prosedur sebagai wadah para siswa belajar berpasang- pasangan atau berkelompok- kelompok dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar bahasa atau penggunaan sarana-sarana belajar dalam memecahkan/menyelesaikan masalah. Dengan bentuk belajar secara bersama-sama ini diharapkan siswa terpacu untuk lebih baik dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Arab.

B. METODE PENELITIAN

Model Kemmis & Mc Tagart pada hakikatnya berupa peranngkat- peranngkat atau untaian utauian dengan satu perangkat terdiri dari empat kmoponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi (Wiganda, 2014)Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis &

McTaggart. Sebagaimaa yang di ungkapkan hamzah bahwa Rancangan ini dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap:

perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang- ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.

Data penelitian ini diperoleh melalui tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1) Tes digunakan untuk menjaring data perkembangan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Yang merupakan keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah kefasihan pengucapan, kebenaran kosa kata dan kelancaran berbicara.

Tes ini disebut pretest atau tes awal.

Kemudian pada setiap akhir siklus diadakan tes juga yang disebut tes akhir atau posttest. 2) Observasi digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran 3) Wawancara digunakan untuk mengetahui tentang hasil refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi.

Berdasarkan pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, yang berisi catatan kemajuan pada setiap kegiatan dalam siklus. Dan 4) digunakan untuk mendapatkan data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan serta perilaku siswa yag

(5)

tidak tercatat dalam rencana pembelajaran dan lembar observasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari dua siklus yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa tercakup didalamnya pengucapan, kosa kata, dan kelancaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Rincian Nilai Secara Persentase Hasil Keterampilan Berbicara Siklus

Apabila dikonversi menjadi nilai, maka akan lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Rincian Nilai Hasil Keterampilan Berbicara Siklus I dan 2

Selanjutnya perbandingan keberhasilan aktifitas siswa dan guru pada siklus I dan siklus II selama pembelajaran melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi juga dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Keberhasilan aktivitas Guru dan Siswa

Terdapat keberhasilan dan kegagalan yang dapat di jalankan siswa dan guru pada proses pembelajaran dengan pendekatan komunikatif Teknik diskusi, hal ini dapat dilihat pada tabel persentase ketercapaian siswa setelah peneliti memberikan penilaian pada sikulus I terhadap aspek – aspek keterampilan berbicara dan menunjukkan, hanya 20 % siswa yang mencapai tingkatan sangat baik untuk aspek pengucapan, 25% untuk aspek kosa kata dan bahkan 16%

untuk aspek kelancaran. Kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus II, keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan pada setiap aspek keterampilan berbicara seperti, untuk aspek pengucapan dari 20 % yang mendapat pencapaian sangat baik menjadi 45%

, kemudian untuk aspek kosa kata dari 25 % mendaoat pencapaian sangat baik menjadi 50% demikian juga untuk aspek kelancaran dari 16,7 % menjadi 29,17 %. Kemudian dari keberhasilan aktivitas siswa dan guru terlihat peningkatan yang sangat signivikan, dari 62 % pada siklus pertama untuk aktivitas siswa

Aktifitas Tingkat keberhasilan

pada Siklus I Tingkat keberhasilan pada Siklus II

Siswa 62,5 % 100 %

Guru 78, 57 % 100 %

No AspekKema mpuanBerb icara

Kategori

Pencapaian Siklus 1

Pencapaian Siklus 2 Jumlah

Siswa % Jumlah Siswa % 1. Pengucapan

/ pelafalan Sangatbaik 5 20,8 11 45,83

Baik 9 37,5 9 37,50

Cukup 6 25 4 8,33

Kurang 4 16,7 0 0

24 100

2. Kosa kata Sangatbaik 6 25 12 50

Baik 10 41,7 9 37,50

Cukup 6 25 3 4,17

Kurang 2 8,3 0 0

24 100

3. Kelancaran Sangatbaik 4 16,7 7 29,17

Baik 8 33,3 13 54,17

Cukup 7 29,2 4 8,33

Kurang 5 20,8 0 0

24 100

No Urut Siswa Nilai Siklus I Nilai Siklus II

1 58 92

2 67 92

3 67 67

4 58 75

5 58 92

6 50 67

7 33 75

8 75 83

9 75 75

10 33 50

11 33 50

12 92 100

13 75 75

14 100 100

15 33 75

16 83 100

17 75 92

18 50 75

19 25 50

20 67 75

21 100 100

22 75 100

23 100 100

24 100 100

Jumlah 1582 1960

Rata-rata 65.92 81.67

(6)

menjadi 100 % pada siklus kedua, demikian juga dengan aktivitas keberhasilan guru dari 78,57 % pada siklus I menjadi 100 % pada siklus ke II. Dari pemaparan di atasa dapat di Tarik kesimpulan bahwa ada peningkatan yang terjadi pada keterampilan berbicara Bahasa arab siswa setelah diterapkan pendekatan komunikatif dengan Teknik diskusi pada proses pembelajarannya. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pendekatan komunikatif dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa karena siswa langsung mempraktikkan apa yang diketahui dihadapan siswa yang lain (Hidayati, 2018; Ningrum, 2021; Wahyuningsi, 2019).

D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Pembelajaran melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi pada mata pelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya. 2) Terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada keterampilan berbicara bahasa Arab siswa melalui pendekatan komunikatif dengan teknik diskusi pada siklus I11 siswa mencapai KKM atau 45,8 % menjadi 19 siswa mencapai KKM pada siklus II atau 79,2 %. Melalui penelitian ini maka diharapkan pendekatan komunikatif dapat dijadikan salah satu upaya dalam meningkatkan berbahasa siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aflisia, N., & Hazuar, H. (2020).

Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab Berbasis Pendekatan Komunikatif.

Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 4(1), 111.

Ahmad, M. (2019). Pemanfaatan aplikasi daring media sosial WhatsApp sebagai media pembelajaran bahasa arab berbasis ICT (Information and communication technologies).

Jurnal Ekonomi Dan Dakwah Islam (Al-Tsiqoh), 05(02), 135–

142.

https://www.academia.edu/do wnload/61058605/Muh._Murt aqi_Makarima_-

_UTS_Media20191029-39177- ygsk96.pdf

Akhyar, F. (2019). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dalam Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional STKIP PGRI Bandar Lampung, 1(1), 77–90.

http://proceeding.stkippgribl.a c.id/index.php/semnas/article/

view/7%0A

Aliyah, A. (2018). Pesantren Tradisional Sebagai Basis Pembelajaran Nahwu Dan Sharaf Dengan Menggunakan Kitab Kuning. Al-Ta’rib : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya, 6(1), 1–25.

https://doi.org/10.23971/altar ib.v6i1.966

Arsyad, M. H. (2019). Metode- Metode Pembelajaran Bahasa Arab Berdasarkan Pendekatan

Komunikatif Untuk

Meningkatkan Kecakapan Berbahasa. Shaut Al Arabiyyah,

(7)

7(1), 13.

https://doi.org/10.24252/saa.v 1i1.8269

Aziza, L. F., & Muliansyah, A. (2020).

Keterampilan Berbahasa Arab

Dengan Pendekatan

Komprehensif. El-Tsaqafah : Jurnal Jurusan PBA, 19(1), 56–

71.

https://doi.org/10.20414/tsaq afah.v19i1.2344

Hidayati, A. (2018). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Pendekatan Komunikatif Kelas V Sd Padurenan Ii Di Bekasi Tahun Pelajaran 2016/2017.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar,

5(2), 83.

https://doi.org/10.30659/pen das.5.2.83-95

Magdalena, I., Ulfi, N., & Awaliah, S.

(2021). Analisis Pentingnya Keterampilan Berbahasa Pada Siswa Kelas Iv Di Sdn Gondrong 2. EDISI : Jurnal Edukasi Dan Sains, 3(2), 243–252.

https://ejournal.stitpn.ac.id/in dex.php/edisi

Mualimah, E. N., & Usmaedi, U.

(2018). Pengaruh Kebiasaan Membaca Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sdn Kubanglaban. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 4(1), 43.

https://doi.org/10.30870/jpsd.

v4i1.2459

Muljono, P. (2006). Kajian Relevansi Kurikulum SMK dengan Kebutuhan Pengembangan Teknologi Masa Depan di Indonesia. Jurnal Penyuluhan, 2(3).

Murhaini, S. (2016). Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi.

Laksbang Pressindo.

Ningrum, A. S. (2021). Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Melalui Pendekatan

Komunikatif. … Bahasa Dan Sastra Indonesia (SemNas PBSI)-

3, 93–98.

http://digilib.unimed.ac.id/id/

eprint/41227

Nurfadilah, P. S. (2018). Disrupsi Teknologi, Ini Beberapa Sektor Pekerjaan yang Akan Menyusut.

Kompas.

https://ekonomi.kompas.com/

read/2018/11/21/052000926 /disrupsi-teknologi-ini-

beberapa-sektor-pekerjaan- yang-akan-menyusut

Pebriana, P. H. (2017). Analisis Kemampuan Berbahasa dan Penanaman Moral pada Anak Usia Dini melalui Metode Mendongeng. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia

Dini, 1(2), 139.

https://doi.org/10.31004/obse si.v1i2.34

Rahim, F. R., Suherman, D. S., &

Murtiani, M. (2019). Analisis Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Eksakta Pendidikan (Jep), 3(2), 133.

https://doi.org/10.24036/jep/

vol3-iss2/367

Saribu, A., & Hidayah, A. N. (2019).

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita. Jurnal Riset Golden Age Paud Uho, 2(1), 6.

https://doi.org/10.36709/jrga.

v2i1.8299

(8)

Setiawan, A. A., & Sudigdo, A. (2019).

Penguatan Literasi Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional PGSD …, 1, 74–

79.

https://jurnal.ustjogja.ac.id/ind ex.php/sn-

pgsd/article/view/4703

Tikollah, M. R., & Hasyim, S. H. (n.d.).

Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas.

Wahyuningsi, E. (2019). Pendekatan

Komunikatif dalam

Pembelajaran. Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 3(2), 179–

190.

http://103.114.35.30/index.ph p/lingua/article/view/3102 Wiganda, S. (2014). Pelatihan

Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru Se-Jakarta Timur.

Sarwahita, 11(1), 1.

https://doi.org/10.21009/sarw ahita.111.01

Zarkani, M. (2022). Metode Klasik

dan Modern Dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. Al- Amin Journal: Educational and Social Studies, 7(02), 127–139.

Zein, R., & Puspita, V. (2021).

Efektivitas Pengembangan Model Bercerita terpadu

terhadap Kemampuan

Berbahasa Anak Usia 5-6 Tahun.

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 2168–

2178.

https://doi.org/10.31004/obse si.v5i2.1123

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga walaupun peraturan yang berlaku memungkinkan pengusaha dapat bertindak lebih mementingkan kepentingan pribadi, tapi jika menganggap pekerja sebagai keluarga,

Untuk itu peneliti menggunakan berbagai pendekatan supaya mendapatkan hasil yang memuaskan dengan cara sebagai berikut: Kuesioner, Metode ini digunakan untuk memperoleh data

Permasalahan studi kasus yang digunakan dalam penelitian adalah mencari rute angkutan laut penumpang terpendek dengan lima pelabuhan sebagai depot... Banyak penumpang

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahu- an Alam melalui metode karyawisata pada siklus I berdasarkan deskripsi perilaku ekologis pada tahap tersebut, siswa terlihat cukup

Nilai objek pertanggungan telah berubah dan tertanggung ingin Nilai objek pertanggungan telah berubah dan tertanggung ingin mendapatkan penggantian yang sesuai jika terjadi klaim.

1 Belajar seharian kadang membuat pikiran terasa capek dan letih// Apalagi dengan kegiatan yang. menumpuk/ para pelajar merasa butuh refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh

Berdasarkan hasil pembahasan dan penellitian diatas, maka dapat disimpulkan dari rumusan masalah dasar pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Agung Nomor

bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan