PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU JENJANG SDLB DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
Oleh :
Mutiara Sharaswati 1001456
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Oleh
Mutiara Sharaswati
1001456
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Mutiara Sharaswati, 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
MUTIARA SHARASWATI
PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU JENJANG SDLB DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd
NIP. 196302081987032001
Pembimbing II
Dr. Hj. Ehan, M.Pd
195707121984031002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus Masalah ... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 6
BAB II PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU A. Pengertian Bakat ... 7
B. Hakikat Tunarungu ... 10
1. Pengertian Tunarungu ... 10
2. Klasifikasi Tunarungu ... 11
3. Dampak Ketunarunguan ... 16
C. Peranan Orang Tua ... 19
1. Pengertian Peranan ... 19
2. Orang Tua dalam Mengarahkan Bakat Anak ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
B. Tempat dan Subjek penelitian ... 25
1. Instrument Penelitian ... 26
2. Teknik Pengumpulan Data ... 27
a. Wawancara ... 28
b. Observasi ... 29
c. Studi Dokumentasi ... 29
D. Pengujian Keabsahan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 33
1. Bakat yang Dimiliki Anak Tunarungu... 33
2. Cara Orang Tua untuk Mengarahkan Bakat yang dimiliki Anak Tunarungu………...35
3. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Bakat yang Dimiliki Anak Tunarungu ... 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 42
1. Bakat yang Dimiliki Anak Tunarungu ... 42
2. Cara Orang Tua untuk Mengarahkan Bakat yang Dimiliki Anak Tunarungu ... 43
3. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Bakat yang Dimiliki Anak Tunarungu ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 47
B. Rekomendasi ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
MUTIARA SHARASWATI : 1001456. PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU JENJANG SDLB DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.
Penelitian ini mengkaji peranan orang tua dalam mengarahkan bakat anak tunarungu tingkat SDLB. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak tunarungu kelas 6 SDLB di SLB Negeri Cicendo Bandung yang memiliki bakat dibidang modelling. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik sampling purposive, atas masukan guru dan pembina ekstrakurikuler di SLB Cicendo yang mengetahui Sy dan kegiatan yang diikuti Sy di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai peranan orang tua dalam mengarahkan bakat anak tunarungu dan cara mengembangkan bakat tersebut. Data yang diolah dihasilkan dari wawancara langsung terhadap kedua orang tua Sy dan observasi serta studi dokumentasi yang dilakukan di sekolah dan di rumahnya. Hasil yang ditunjukan bahwa orang tua berperan sebagai pembimbing dalam mengarahkan bakat anak tunarungu. Orang tua tidak menganggap anaknya memiliki kekurangan dibanding anak pada umumnya. Orang tua Sy mencari apa yang menjadi kelebihan dari anaknya yang mengalami tunarungu. Peranan orang tua tersebut memiliki dampak terhadap perkembangan bakat anak dan prestasinya. Kemampuan yang anak miliki diketahui oleh orang tua dan semaksimal mungkin berusaha dikembangkan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian, orang tua melihat apa saja kemampuan yang dapat dilakukan oleh Sy dan berusaha untuk mengarahkan kemampuannya, karena orang tua mempunyai peran yang penting sebagai pembimbing bagi perkembangan kemampuan Sy disegala bidang, seperti mengarahkan kesenangan anak terhadap sesuatu yang positif. Selain mengarahkan, orang tua juga membimbing setiap kegiatan dengan mengatur jadwal latihan untuk mengembangkan bakatnya. Dukungan lain yang dilakukan adalah memfasilitasi segala kebutuhan untuk mengembangkan bakat Sy dan tidak membeda-bedakan kemampuan anaknya dengan anak pada umumnya walaupun mempunyai keterbatasan dalam pendengaran atau disebut dengan tunarungu.
ABSTRACT
MUTIARA SHARASWATI : 1001456. PERANAN ORANG TUA DALAM MENGARAHKAN BAKAT ANAK TUNARUNGU JENJANG SDLB DI SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.
MUTIARA SHARASWATI : 1001456. THE ROLE OF PARENTS IN DIRECTING TALENT OF DEAF CHILDREN WITH SDLB LEVEL AT SLB NEGERI CICENDO BANDUNG.
This study examines the parents role in directing of deaf children at SDLB level. It used a qualitative descriptive method with data collecting technique by interview, observation and documentation study. The subjects in this study was a deaf child in 6th grade SDLB who has a modeling tallent at SLB Negeri cicendo Bandung. The subject has been chosen using sampling purposive technique, as suggestion by extracurricular teachers and mentor at SLB Negeri Cicendo those who know Sy and her activities pursued in schools. This research aims to gain an overview of the parents role directing of deaf children talent and the way to get a proggress of it. The processed data generated from Sy parrents interviews with observation and documentation study conducted at school and home’s. The results are indicated that’s parrents have role as adviser in dirrecting their children. They do not consider their children have a deficiency than ordinary children. Sy’s parrents looking for the excess form her who are a deaf person. Parrents roll have an impact for her talents proggress and her performance. The ability of the children is known by parents and they trying to insisted a better proggress. Based on the results of research, they look everything what Sy can do and trying to dirrect for sy’s ability, therefore they have a important role as adviser for Sy’s proggress in all things, such a dirrecting to a good things. Besides directing, parrents have to guide for all activity by scheduling it. Other support that parrents can do are to facilitating what Sy needs and does not discriminate against her ability’s than general children despite the limitations in hearing or deaf-call.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aspek yang terlupakan oleh orang tua dalam mendidik anaknya ialah
melihat bakat anak dalam bidang tertentu di luar pendidikan akademik
khususnya. Anak harus dapat diarahkan sesuai dengan bakatnya dari sejak
dini, karena bakat anak akan terasah sesuai berjalannya waktu, tidak
terkecuali anak tunarungu yang memiliki bakat dalam dirinya yang perlu
diperhatikan dan dikembangkan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Somantri (2007, hlm. 100) “Lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh penting dan kuat terhadap perkembangan anak terutama anak luar biasa”.
Lingkungan keluarga di sini berarti bahwa berhasil tidaknya anak
tunarungu mengembangkan bakatnya sangat tergantung pada bimbingan
dan pengaruh keluarga.
Bakat anak termasuk penting, karena selain prestasi akademik anak
dapat mendapatkan prestasi non-akademik saat kemampuan akademiknya
tidak dapat menjadikan anak tersebut menjadi seseorang yang berprestasi.
Bakat ada dalam diri setiap anak dan bakat anak akan mudah diarahkan
juga dikembangkan tidak hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi dirumah
anak itu sendiri bersama keluarga dan orang tua khususnya. Lingkungan
keluarga akan sangat mendukung bakat anak agar berkembang menjadi hal
positif.
Beberapa sikap orang tua dalam buku Psikologi Anak Luar Biasa
mengungkapkan bahwa: “Orang tua cenderung menyembunyikan anaknya
atau menahannya di rumah karena malu atau tidak menerima keadaan
anaknya”. (Somantri, 2012, hlm. 25). Orang tua harus dapat bersikap
2
tidak berpikir bahwa anak tidak dapat diapa-apakan lagi karena hambatan
yang dimilikinya dan sikap tersebut mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap perkembangan kepribadian anaknya.
Seperti yang dijelaskan oleh Surbakti (2012:25) bahwa „Orang tua merupakan tokoh utama (paling penting) yang membentuk karakter,
kepribadian, dan tempramen anak-anak‟. karena orang tua mempunyai
kontak bathin yang lebih. Kedekatan orang tua dengan anak sehari-hari
yang akan berpengaruh bagi kehidupan anak dimasa yang akan datang.
Bakat dapat menjadi kelebihan anak dan peran orang tualah yang
menjadi penyokong penting dalam pengembangan bakat anak dari sejak
dini. Tidak semua anak mempunyai prestasi di bidang akademik, banyak
anak yang menemui kesulitan dalam mengejar prestasi di bidang
akademik, terutama untuk anak tunarungu yang kurang mempunyai daya
saing dilihat dari segi kemampuan akademik di masyarakat luas dengan
anak pada umumnya, namun jika dilihat dari segi bakat dan kemampuan
non-akademik banyak anak dengan ketunarunguan yang mempunyai
prestasi dan daya saing sama dengan anak pada umumnya. Contohnya
dalam bidang modeling yang dirangkum dalam sebuah situs
(http://forum.viva.co.id/tokoh-dunia/352916-foto-angkie-yudistia-wanita-tunarungu-yang-sukses-menjadi-ceo.html), seorang model tunarungu yang
sudah terkenal. Angkie Yudistia adalah salah satunya, Lahir di Medan 5
Juni 1987, meski menyandang tunarungu, ia bukan termasuk orang yang
mudah menyerah dan hanya diam berpangku tangan di rumah.
Hari-harinya diisi berbagai kesibukan sebagai penulis buku, model, dan
penggiat sosial. Alat bantu dengar yang berada di kedua telinganya seperti
sebuah penghias. Beruntung Angkie memiliki keluarga yang selalu
memberikan dukungan kepadanya, khususnya orangtuanya. Mereka selalu
siap sedia mengantarkan dia berkegiatan dan mendampingi dirinya dalam
segala hal yang Angkie inginkan. "Keluarga adalah energi buat aku," kata
Angkie. "Kasih sayang mereka tak pernah pupus”. Angkie merasa
tuanya memandang bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dengan
kekurangan dalam dirinya, sehingga ia yakin bahwa keterbatasan dirinya
justru menjadi sebuah kelebihan. Angkie mendirikan Disable Enterprise,
perusahaan yang bertujuan memberdayakan anak-anak penyandang
disabilitas. "Para penderita tunarungu seperti saya perlu dibantu
kepercayaan dirinya bahwa kekurangan bukan sebuah bentuk alasan untuk
tidak dapat maju dan hidup normal," kata Angkie. Itu merupakan salah
satu contoh betapa pentingnya peran orang tua dalam mendukung bakat
anak khususnya di bidang non-akademik.
Cerita di atas menunjukkan bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan
kekurangan, kelebihan yang dimiliki perlu lebih diperhatikan dengan tidak
mengabaikan kekurangan yang ada. Seperti anak tunarungu yang tidak
memiliki nilai yang baik dalam mata pelajaran, tetapi dapat saja anak
tersebut memiliki sesuatu yang dapat dikembangkan dalam bidang non
akademik. Latihlah anak tersebut sesuai dengan apa yang dapat
dikuasainya, itu akan menjadi sebuah jalan dimana anak tersebut akan
menemukan kelebihan dalam dirinya. Di masa yang akan datang anak
akan menjalani apa yang dikuasainya tanpa mempermasalahkan
kekurangannya khususnya ketunarunguannya.
Orang tualah yang harus banyak berperan dalam hal ini karena
terkadang tenaga pendidik yang hanya mengajar anak di sekolah lebih
mengetahui apa yang menjadi kelebihan dari anak tersebut. Orang tua
harus mengetahui apa yang perlu dikembangkan dan dapat mengarahkan
bakat anak tersebut. Oleh karena itu orang tua mempunyai bagian dan
peran yang penting dalam mengarahkan masa depan anak, termasuk untuk
mengarahkan bakatnya. Peran orang tua lebih dibutuhkan dalam
mengarahkan bakat anak dibandingkan dengan peran guru di sekolah.
Pertanyaan yang sering muncul saat anak lulus sekolah ialah akan
menjadi apa? apa hanya di rumah saja atau memiliki kegiatan yang
bermanfaat untuk dirinya dan sekitarnya? tentunya setiap orang tua ingin
4
anak dapat menjadi kegiatan setelah lulus sekolah jika orang tua ikut
mendukung kemampuan anaknya tersebut.
Dalam sebuah media online DetikHot, anak dengan ketunarunguan
yang memiliki bakat adalah Rafi Abdurrahman Ridwan. Ia terkena virus
rubela saat dalam kandungan ibunya, membuat Rafi Abdurrahman Ridwan
menjadi tuna rungu. Keterbatasan alat indera tidak lantas membuat Rafi
harus diam meratapi nasib. Lewat rancangan bajunya, nama Rafi
melambung di luar negeri. Bahkan sekelas super model Amerika Serikat,
Tyra Banks memuji Rafi setinggi langit. Awal kegemaran mendesain Rafi
ini karena dia melihat tokoh kartun putri duyung terkenal bernama Little
Mermaid dan ingin mengubah gaya berpakaiannya. Alasan memilih Little
Mermaid sangat lucu, ingin menampilkan putri duyung tersebut sosok
yang lebih sopan dalam berpakaian. Banyak juga desain Rafi yang
memiliki detail guratan sangat rumit. Siapa sangka, berawal dari coretan
itu, karya Rafi diakui tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
The Jakarta Fashion Week 2012, ajakan Dinas Pariwisata Pemprov DKI ke
Melbourne, Hijabersmom Community hingga Indonesia Creative Week
hingga America's Next Top Model menjadi bukti karya anak yang tidak
terjebak dalam keterbatasannya. Semua itu berkat dukungan orang tua Rafi
yang mengembangkan bakatnya di bidang desain. Hanya berawal dari
coretan biasa namun minat dalam mendesain didukung penuh oleh orang
tuanya. Sehingga bakat tersebut berkembang dengan baik sampai
mengantarkan Rafi ke luar negeri. Kelak saat Rafi lulus sekolah akan
menjadi suatu kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.
Peran orang tua berpengaruh besar dalam perkembangannya, guru di
sekolah tidak akan optimal untuk mendukung sepenuhnya karena tidak
hanya mengajar satu anak saja. Peran setiap orang tua yang satu dengan
yang lainnya akan berbeda. Setiap orang tua ingin anaknya berguna,
terutama setelah di sekolahkan akankah anak akan menjadi berguna atau
dapat bekerja. Apakah hanya dirumah saja atau dapat menjalani kehidupan
dengan keahlian yang dimilikinya. Anak tunarungu dapat menggali
bakatnya dalam bidang visual dan segala hal yang berhubungan dengan
fisik. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan
ketunarunguan, seperti modeling, tata rias, seni tari, seni rupa, pantomim,
tata boga, desain grafis, komputer, dan membatik.
Bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) bukanlah alasan bahwa anak
tunarungu tidak dapat mengembangkat bakat. Program pendidikan yang
diberikan di sekolah seharusnya mendukung kegiatan non-akademik
siswanya, dimana anak dapat mengembangkat bakat beriringan dengan
belajar akademik di sekolah. Orang tua tidak perlu khawatir jika anaknya
bergaul dengan anak lain yang mempunyai hambatan yang sama, karena
anak tunarungu tidak akan mengalami kecemasan atau rasa rendah diri jika
berada di lingkungan yang sama.
B. Fokus Masalah
Fokus penelitian berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
sebelumnya adalah peranan orang tua terhadap keterarahan bakat siswa
tunarungu di SLB Negeri Cicendo Bandung. Pertanyaan penelitian ini
merupakan cara atau perlakuan orang tua yang akan memperlihatkan
bagaimana orang tua tersebut mengarahkan minat dan bakat anaknya.
Menurut latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti
memfokuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah bakat yang dimiliki anak tunarungu?
2. Bagaimana cara orang tua untuk mengarahkan bakat yang dimiliki
anak tunarungu?
3. Bagaimana peran orang tua dalam mengembangkan bakat yang
dimiliki
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian:
a. Tujuan Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peranan orang tua dalam mengarahkan bakat anak yang
mengalami tuanrungu.
b. Tujuan Khusus:
1) Mengetahui bakat yang anak miliki.
2) Mengetahui bagaimana cara orang tua dalam mengarahkan
bakat anaknya yang mengalami ketunarunguan.
3) Mengetahui bagaimana peran orang tua dalam
mengembangkan bakat anak.
2. Kegunaan Penelitian
Setelah melakukan penelitan diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat dari penelitian ini, salah satunya ialah betapa
pentingnya peran orang tua dalam mengarahkan bakat anak yang
mengalami ketunarunguan dari sejak dini. Adapun beberapa
manfaat lain dari penelitian ini adalah:
a. Orang tua: menyadari bahwa betapa pentingnya peran
dirinya untuk mengarahkan bakat anak untuk
perkembangan anaknya yang lebih baik.
b. Guru: mengembangkan ilmu dan mengadakan komunikasi
dengan orang tua dalam bagaimana cara mengembangkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan secara
sistematis, ilmiah, rasional dan empiris untuk mendapatkan suatu
informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan suatu
permasalahan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009, hlm.
1)
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu, dimana cara ilmiah ini berarti kegiatan keilmuan itu dilandasi oleh metode. Dengan cara ilmiah ini diharapkan data yang diperoleh lebih objektif, valid, dan reliable.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
deskriptif sendiri termasuk pada jenis-jenis penelitian berdasarkan
pendekatan dan fungsinya, penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan
tujuannya. Dalam buku yang ditulis oleh Sukmadinata (2012, hlm. 18)
dijelaskan bahwa :
Penelitan deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.
Penelitian secara kualitatif sendiri studi lapangan yang mengharuskan
peneliti terjun langsung ke tempat dimana akan dilakukan
penelitian,peneliti sendiri yang akan mengumpulkan data dalam rentang
waktu yang cukup.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Sukmadinata (2012, hlm. 60) mengungkapkan bahwa :
25
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Sugiyono (2013, hlm. 14) menyatakan bahwa “Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting)”
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan dalam penelitian
yang akan dilakukan adalah orang yang akan memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti baik melalui wawancara,
pemikiran, observasi langsung. Pada penelitian ini peneliti tidak
mengubah apapun saat dilapangan, benar-benar secara alami seperti
biasanya.
Peneliti ikut secara langsung ke lapangan untuk melihat apa yang menjadi kegiatan dari yang diteliti dan dilakukan secara intensif. “…. Peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati
apa yang terjadi”. (Sugiyono, 2012, hlm. 10)
Sementara Bogdan dan Taylor (Moleong, 2011, hlm. 4) mendefinisikan “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SLB-B Negeri Cicendo Bandung. Di Jalan
Cicendo No. 2, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung,
Kota Bandung.
2. Subjek Penelitian
Teknik yang dipakai dalam penentuan subjek penelitian adalah
harapkan, atau dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi objek/situasi yang diteliti”.
Sumber untuk dimintai informasi mengenai anak yang memiliki bakat
dalam bidang non-akademik adalah guru kelas, wakil kepala sekolah
bagian humas, dan koordinator ekstrakurikuler tata rias dan modeling
sebagai orang yang paling tahu siapa anak yang memiliki bakat jenjang
sekolah dasar. Setelah bertanya dan meminta pendapat maka didapatkan
satu anak yang paling menonjol terpilih dengan inisial SY dari kelas VI
SDLB di SLB Negeri Cicendo. Peneliti melakukan obseravi terhadap SY
untuk mengetahui bakat apa yang dimiliki SY. Alasan SY cocok dijadikan
sebagai subjek penelitian karena melihat dari kegiatan ekstrakurikuler
yang diikuti dan sering mengikuti berbagai kegiatan seperti lomba atau
sebagai pengisi acara. Berikut adalah identitas dari subjek yang diteliti:
Nama : Sy
Jenis Kelamin : Perempuan
Jenis Kelainan : Tunarungu
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 13 April 2002
Agama : Islam
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Alamat : Jl. Melang Asih no. 20 Cijerah
Nama Orang Tua :
Ayah : Agun Gunaefi (Wiraswasta)
Ibu : Sartika Natalya Cahyati (Ibu Rumah Tangga)
C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri sebagai
instrument utama penelitian (human instrument) karena peneliti sendiri
yang akan mengumpulkan berbagai data dari sumber dan subjek yang akan
diteliti. Sebelum mengumpulkan data, peneliti akan menyiapkan data yang
27
sekolah mengenai siswa yang tercatat mempunyai bakat juga melalui
prestasi yang telah dicapai oleh siswa tersebut, yang selanjutnya akan
dilakukan penelitian terhadap orangtua siswa tersebut melalui wawancara.
Menurut Sugiyono (2012:61) :
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangakan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui hasil catatan lapangan dan wawancara.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrument yang dibuat hanyalah sebagai
penunjang untuk mengumpulkan berbagai data. “Variasi jenis instrumen
penelitian adalah angket, ceklis, atau daftar centang, pedoman
wawancara, pedoman pengamatan”. (Arikunto, 2010: 203)
Menurut Suryana (2008: 159), bahan untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau memenuhi standar, minimal ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu reliabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Relitabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang di ukur pada waktu yang berlainan (ajeg). Sedangkan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.
2. Teknik Pengumpulan Data
Agar peneliti memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan
maka teknik yang dipakai peneliti adalah berupa wawancara, observasi
dan studi dokumentasi.
a. Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik wawancara (interview) yang
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan langsung dengan subjek yang akan diteliti. Dijelaskan pula “wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, malah boleh dikatakan sebagai teknik pengumpulan data utama” (Sukmadinata, 2012:216). Sama dengan yang dijelaskan oleh Bungin (2001, hlm.
100) bahwa :
Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (pengamatan).
Wawancara dilakukan pada orang tua siswa atau wali jika siswa
tidak tinggal bersama orang tua. Aspek yang ingin diungkap
melalui wawancara ialah peran orang tua dalam mengarahkan
bakat siswa. Beberapa aspek tersebut antara lain :
1) Bakat yang dimiliki anak tunarungu.
2) Cara orang tua untuk mengarahkan bakat yang dimiliki anak
tunarungu.
3) Peran orang tua dalam mengembangkan bakat yang dimiliki
anak tunarungu.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur. Menurut Moleong (2011:190), “Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya (interviewer) menetapkan
sendiri masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan”.
Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber merupakan
pertanyaan yang dibuat oleh peneliti sesuai masalah yang ingin
diungkap pada penelitian ini. Namun jika pada saat pelaksanaan
wawancara terdapat hal lain yang perlu diungkap maka peneliti
mengajukan pertanyaan yang sebelumnya tidak terdapat pada
29
b. Observasi
Selain wawancara, peneliti mengunakan teknik pengumpulan
data dengan observasi (observation) atau pengamatan yang
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan disini ialah kegiatan siswa dan orang tua
begitu juga dengan guru pada saat disekolah. “Observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung” (Sukmadinata, 2012,
hlm. 220)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 66) :
Observasi yang akan dilakukan merupakan observasi terus terang atau tersamar karena “… pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian”.
Peneliti datang langsung ke lapangan untuk mengamati subjek
yang diteliti, baik kegiatan sehari-hari yang dilakukan disekolah
dan pada saat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler atau acara
tertentu. Dari hasil pengamatan ini akan dihasilkan sebuah
pemaparan deskriptif mengenai hal-hal yang terjadi dilapangan.
c. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan dengan studi dokumentasi menurut
Sugiyono (2012, hlm. 329) “Dokumen dapat berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.
Hasil penelitian yang dilakukan lebih kredibel atau terpercaya
apabila didukung oleh foto-foto atau tulisan-tulisan yang sesuai
setelah dilakukannya penelitian. Dokumen sudah lama digunakan
dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji dan
Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti menggunakan
wawancara dan observasi yang dimana wawancara yang dilakukan
meliputi:
1) Pertanyaan yang diajukan kepada guru mengenai anak yang di
teliti.
2) Pertanyaan kepada orang tua yang bersangkutan mengenai
riwayat hidup anak dan perkembangannya.
D. Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi data
Peneliti akan mengecek kembali data yang telah didapat dari
berbagai sumber, teknik dan waktu untuk mengetahui data yang didapat
apakah sama atau ada kesenjangan. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah triangulasi sumber, dimana untuk menguji
krredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Mengadakan member check
Untuk mengetahui apakah data yang dimiliki peneliti sama dengan
apa yang diberikan oleh sumber data maka dilakukan member check.
Proses pengeceken data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.(Sugiyono, 2012:128)
Dalam member check ini peneliti mengolah data yang telah
didapatkan dan diperlihatkan kembali kepada narasumber yaitu orang
tua Sy untuk mengecek apakah ada kesenjangan dalam data yang diolah
31
3. Dokumentasi
Sebagai bukti untuk memperkuat bahwa penelitian benar dilakukan
maka dibutuhkan dokumentasi untuk memperlihatkan kegiatan
penelitian dalam bentuk foto.
E. Teknik Analisis Data
Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
data kualitatif, teknik ini bersifat interaktif dan berlangsung berkaitan satu
sama lain. Analisis dilakukan untuk mengetahui hubungan yang ada pada
data-data yang telah diperoleh.Analisis sendiri bertalian dengan
pengumpulan data yang dilakukan, data tersebut biasanya diperoleh dari
wawancara dan observasi.
Dikemukakan pula oleh Sukmadinata (2012, hlm. 114) Pengumpulan dan anlisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang tumpang tindih.Langkah-langahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang diperoleh.Secara umum langkah-langkahnya ada kesamaan antara satu penelitian dengan ptntlitian lainnnya, tetapi di dalamnya ada variasi.
Teknik analisis yang digunanakan ialah analisis selama di lapangan
Model Miles and Huberman (1984), yang mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secra interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu:
1. Reduksi data; meringkas atau merangkum dan memilih hal-hal
pokok juga memfokuskan pada hal-hal yang penting dari hasil
pengumpulan data agar diketahui makna dan inti dari data yang
diperoleh.
2. Display data; setelah direduksi ialah mendisplay atau menyajikan
data data sesuai dengan pokok permasalahan agar semakin mudah
dipahami dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
3. Conclusion Drawing (verifikasi); langkah selanjutnya menarik
kesimpulan dan verifikasi dapat dengan mencari hubungan,
persamaan atau perbedaan dari data yang diperoleh dari awal hingga
47
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Orang tua merupakan hal utama dan pertama dalam perkembangan anak, setiap anak terlahir berbeda dan unik terutama anak dengan
ketunarunguan. Ketunarunguan bukan berarti menghambat segala
perkembangannya dan tugas orang tualah dalam mengembangkan segala
kemampuan yang dimiliki anak. Orang tua yang memahami kelebihan
anaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar anaknya dapat
mempunyai kegiatan yang bermanfaat dan memiliki prestasi tidak kalah
dengan anak pada umumnya. Menyembunyikan dan sikap pesimis yang
dimiliki orang tua tentu akan berpengaruh kepada anaknya sendiri. Sikap
ini tentu tidak dilakukan oleh orang tua dari Sy yang menganggap bahwa
Sy memiliki sesuatu yang hebat dalam dirinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Modeling merupakan
bakat yang dimiliki Sy karena ia dapat menekuninya dengan baik dan
memperlihatkan perkembangannya dengan sangat baik. Sy pun mengikuti
berbagai kegiatan di bidang modeling dan dijadikan kesenangan untuk
berkegiatan sesudah pulang sekolah.
Cara orang tua Sy dalam mengarahkan bakat yaitu meminta informasi
mengenai kelebihan dan kekurangan saat di sekolah kepada guru kelas,
bertanya mengenai kesenangan anak, memperhatikan kesehatan anak
sebelum melakukan aktifitas, mengajak langsung anak ke toko tempat
membeli baju untuk dipakai atau diperagakan, melihat contoh para model
professional saat modeling, dan memberi nasihat juga masukan untuk
mengarahkan bakat anak. Arahan dan dukungan diberikan secara terus
menerus oleh orang tua Sy, seperti memenuhi segala kebutuhan yang
memberikan masukan pun menjadi acuan untuk mengarahkan bakat Sy.
Bakat yang telah memberikan pengalaman dan prestasi ini tentunya
dengan arahan orang tua, jika tidak adanya arahan dan masukan orang tua
maka Sy tidak akan mengenal kelebihannya dan mengikuti berbagai
kegiatan.
Guru di sekolah mengakui bahwa orang tua Sy sangat baik dalam
mendukung dan menunjang bakat Sy dibandingkan dengan orang tua
peserta didik lain yang mempercayakan semua kepada gurunya saja.
Orang tua pada umumnya sering merasa repot untuk mengurus diluar
kegiatan sekolahnya, karena merasa terbebani dengan biaya lebih yang
harus dikeluarkan dan waktu utnuk terus mendampingi anaknya. Peran
orang tua yang hanya sebatas menjemput dan mengantar saja sudah dirasa
cukup, tetapi dibalik itu semua peran orang tua sangat berpengaruh
terhadap pengembangan bakat anak.
Peran orang tua sebagai pembimbing Sy merupakan hal yang
mendukung dalam mengarahkan dan mengembangkan bakat yang dimiliki
oleh Sy. Tanpa peran orang tua tentunya Sy tidak dapat mengembangkan
bakatnya lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Semua dukungan
berupa fasilitas, materi dan moril diberikan secara bertahap untuk Sy,
tentunya tanpa dukungan itu semua Sy tidak dapat mengembangkan
bakatnya lebih baik lagi. Peranan orang tua seperti itulah yang patut untuk
dilakukan oleh setiap orang tua yang memiliki anak tunarungu yang
memiliki kemampuan lain.
B. Rekomendasi a. Untuk Orang tua
Peran orang tua tidak hanya sebatas menyekolahkan dan memberikan
kasih sayang lahir dan bathin, tetapi juga berperan terhadap perkembangan
kelebihan yang dimiliki anak terutama anak dengan ketunarunguan. Orang
49
rumah, selanjutnya memahami keinginan anak untuk menunjang aktifitas
yang menjadi kesenangannya.
Anak tunarungu bukan berarti tidak dapat memiliki bakat atau
kemampuan yang sama dengan anak pada umumnya. Arahan orang tua
dapat membantu anak untuk mengetahui apa kemampuan yang dapat
dikembangkan. Selanjutnya perhatian orang tua untuk mendukung bakat
anak sangat dibutuhkan. Mintalah penjelasan dan rekomendasi guru untuk
mengetahui kemampuan apa yang dimiliki anak. Orang tua jangan
berputus asa dan merasa sudah cukup hanya menyekolahkan anak saja,
tetapi juga perlu mengembangkan hal lainnya dari kemampuan yang anak
miliki.
Menjadi orang tua yang baik adalah usaha yang dilakukan setiap orang
tua, namun setiap orang tua harus mengetahui peranannya untuk
perkembangan anaknya. Anak akan termotivasi atas dukungan orang
tuanya sendiri terhadap kemampuan dan kesenangannya dalam hal-hal
tertentu.
b. Untuk Guru
Sebagai guru, jalinlah komunikasi yang baik dengan setiap orang tua
murid agar dapat mengetahui kemampuan anak dan memerlukan perhatian
dengan baik. Mendengarkan berbagai masukan dan keluhan orang tua
dapat menjadi pengalaman untuk mengembangkan ilmu mengenai bakat
anak dan hubungannya dengan orang tua itu sendri.
Memantau dan mengetahui perkembangan mengenai bakat anak adalah
tugas guru di sekolah, agar dapat memahami sejauh mana kemampuan
anak dan fasilitas seperti apa yang dapat dibantu di sekolah untuk
mengembangkan bakat anak.
c. Untuk Peneliti Selanjutnya
Banyak informasi dan ilmu yang perlu dikembangkan lagi dalam
penelitian ini. Masih banyak hal yang bermanfaat untuk dipelajari,
khususnya informasi mengenai berbagai peranan orang tua anak
belajar melalui pelajaran di sekolah saja. Anak berkebutuhan khusus
dengan ketunarunguan membutuhkan berbagai pengalaman dan sosialisasi
lebih luas untuk pembelajaran hidupnya. Membantu perkembangan anak
tunarungu tidak selalu melalui pembelajaran dengan menggunakan
berbagai media pembelajaran saja agar anak tersebut dapat
memperlihatkan kemajuan atau perkembangannya. Orang tua adalah salah
satu faktor perkembangan anak tunarungu, karena tanpa adanya dorongan
dari orang tua, maka anak hanya mengerti pelajaran yang diajarkan saja,
bukan aspek kehidupan lainnya.
Semoga penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi dalam mengolah
informasi dan banyak ilmu yang dapat dibagikan. Informasi dan ilmu
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, diharapkan ilmu
yang telah ada dapat lebih dikembangkan demi kemajuan informasi untuk
bidang pendidikan anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tunarungu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bahri Djamarah, S. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pengembangan Bakat Non
Akademik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Jenny, D. (2011). Fungsi dan Peran Orang Tua. [Online]. Tersedia di: http://www.duniapsikologi.com/fungsi-dan-peran-orang-tua/ [31 Mei 2013]
Moleong, J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munandar, U. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Redaksi Moogi. (2013). Tips Sederhana Untuk Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini. [Online]. Tersedia di:
http://www.majalahmoogi.com/2013/04/913/tips-sederhana-mengetahui-bakat-anak-sejak-dini/ [20 September 2014)
Semiawan, C. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Somad, P dan Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Somantri, Sutjihati T. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryana, Y. & Priatna, T. (2008).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Sahifa
Syalima. (2011). Mengenali Minat dan Bakat. [Online]. Tersedia di: http://misscounseling.blogspot.com/2011/09/mengenali-bakat-dan-minat.html [31 Mei 2013]
Yaumi, M. (2012). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Jakarta: Dian Rakyat.