• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Toksis Pada Makanan

N/A
N/A
Bukhori Nur Fikri

Academic year: 2024

Membagikan "Bahan Toksis Pada Makanan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN TOKSIK PADA MAKANAN

Dr. Ani Iryani, M.Si

Siti Warnasih, M.Si

(2)

Makanan

v Pemenuhan kebutuhan gizi

v Aman untuk dikonsumsi

v Life style

(3)

• Perubahan fisik, kimia, dan biologi

• Penggunaan bahan tambahan makanan

• Sanitasi dan higiene

Mutu Makanan

Keamanan

(4)

Keamanan Pangan

• Jaminan bahwa makanan tidak akan

mengakibatkan bahaya bagi konsumen ketika itu dipersiapan dan/atau dimakan (CODEX 1997).

• Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

menggangu, merugikan, dan membahayakan

kesehatan manusia (PP No.28 Tahun 2004).

(5)

Bahan Berbahaya

• BIOLOGI

• KIMIA

• FISIK

Alami Sintetik

• Reaksi Biokimia

• Cemaran

• Ditambahkan

(BTP)

(6)
(7)
(8)

Makanan

• Makanan olahan

• Makanan segar

• Makanan siap saji

(9)

Makanan Olahan

q Mengalami pengolahan

• Kering

• Semi padat

• Basah

• Fermented dan non-fermented q Memperpanjang masa simpan

• Tersedia setiap waktu

• Kadaluarsa q Pengkemasan

• Jenis kemasan

• Label

(10)

Makanan Olahan di Pasaran

• Pengolahan kurang sempurna

• Kesalahan penggunaan ingredient

• Kebocoran kemasan

• Ingredient tidak lengkap pada label

• Tanpa label

• Sudah kadaluarsa

(11)

Makanan Segar

• Buah dan sayur segar

• Ikan segar

• Daging segar

• Telur

Perishable (

bahan yang tidak tahan lama

)

busuk Tidak

aman

(12)

Makanan Segar

• Sanitasi dan higiene

• Kontaminasi silang

• Dipertahankan tetap segar

• Cold chain

(13)

o Infeksi keracunan yang disebabkan termakannya mikroorganisma patogen secara langsung sehingga menimbulkan gejala sakit.

o Intoksikasi adalah terjadinya keracunan yang disebabkan oleh termakannya toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme patogen.

(14)

Makanan Siap Saji

• Warung makan,

kantin, kafe, restauran

• Jasa katering

(15)

Makanan Siap Saji

Bahan baku

Sanitasi peralatan

Personel higiene

Sumber air bersih

(16)

Bahaya pada Makanan

ü Reaksi Biokimia (toksik alami) ü Cemaran/polutan

ü Ditambahkan (BTP)

(17)

Reaksi Biokimia

Ø Histamin

Ø Asam Sianida

Ø Senyawa Alergen

Toksik alami

(18)

Zat Gizi :

KH,Protein, Lemak,

Vitamin, Mineral, Air Bahan Pangan

Non Gizi : -

Senyawa Bioaktif - Serat

- Anti gizi

- Racun

(19)

ZAT ANTI GIZI ALAMIAH

Zat Gizi

Bahan Pangan Senyawa Bioaktif Zat Anti Gizi

Toksin (Racun) Ø Zat Anti Gizi Alamiah :

- Senyawa dr dlm bahan itu sendiri bersifat racun atau dapat menghambat penyerapan zat gizi dlm tubuh - Juga dpt menurunkan nilai gizi bahan pangan

ØBagi tanaman sendiri à sebagai pelindung diri thd hama

atau serangan dari lingkungannya

(20)

ØKandungannya bervariasi menurut jenis, varietas dan umur bahan tersebut

ØSenyawa toksin alamiah à secara alami sudah ada pada bahan

ØSenyawa toksin non alamiah à dari lingkungan

atau krn proses pengolahan (Insektisida, fungisida,

pestisida, mikotoksin, logam berat dll)

(21)

Antigizi dalam bahan pangan nabati

Antitripsin/ Antikimotripsin

• Hemaglutinin

• Saponin

• Fitat

• Oligosakarida penyebab flatulensi

• Anti vitamin & vitamin antagonis

• Senyawa polifenol

Toksik dalam bahan pangan nabati

Solanin

• Sianogenik glukosida

• Gosipol

• Asam amino toksik (as. jengkolat & mimosin)

• Glukosinolat

menurunkan nilai gizi

racun &

mematikan

(22)

Senyawa Anti Gizi Alamiah Dalam Bahan Pangan

Zat Anti Gizi Senyawa Aktif

Terdapat Pada

Akibat yang terjadi

Tripsin Inhibitor

Protein Kacang,Ubi Jalar

Menghambat kerja tripsin à pencernaan protein terganggu

Hemaglutinin

= lektin

protein kacang2an Penggumpalan sel darah merah

Asam fitat Phosphat Padi2an, kacang2an

Menghambat

penyerapan zat besi Tanin Polifenol Daun, buah,

kulit, biji semua tanaman

Menghambat aktivitas enzim pencernaan,

menghambat absorbsi zat besi

Na-Oksalat Oksalat Umbi, talas menghambat absorbsi

kalsium

(23)

Zat Anti Gizi Senyawa Aktif

Terdapat Pada Gejala Keracunan Sianogen glukosida Kacang koro,

Ketela pohon

Keracunan HCN

Gosipil gosipol Biji kapas Kerusakan hati, perdarahan

Mimosin Asam amino lamtoro Rambut rontok Asam Jengkolat Asam amino jengkol Penyumbatan

saluran seni

Solanin alkaloid kentang Gangguan saraf

Goitrogen glikosida Kubis, lobak Hipotiroidisme dan pembesaran kelenjar tiroid

Saponin glikosida kedelai Hemolitik

Durin glikosida sorgum Keracunan HCN

Sumber : Fenema (1976) dan Makfoed (1983)

(24)

ØAnti Vitamin E

• Tdpt senyawa2 yg dpt menghambat aktifitas vit E pada kacang-kacangan yang belum diketahui lebih lanjut

ØAnti Riboflavin

• Hipoglisina dari ackec fruit à menghambat aktivitas riboflavin à pd percobaan menghambat pertumbuhan tikus

ØAnti Niasin

• Kadar Leusin yg tinggi pd sorgum à defisiensi niasin pd

ransum à penyakit pelagra

(25)

ØAnti Piridoksin

• Pada biji flax tdp 1-amino D-prolin yg bergabung dg asam glutamat à dapat menghambat piridoksin

ØAnti Biotin (Avidin)

• Terdapat pada albumin (putih telur) mentah

• Avidin dpt membentuk senyawa kompleks yang tidak dapat dipisahkan oleh enzim pencernaan à tidak dapat diserap

• Avidin akan didestruksi oleh panas à telur harus

dimasak dulu sebelum dikonsumsi

(26)

ANTITRIPSIN

Senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas proteolitik

enzim tripsin → suatu protein

• mol. kecil (relatif)

• mengandung/tdk mengandung gugus gula

• BM 4000 - 80 000

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Penanggulangan

• Menghindari mengkonsumsi makanan yang diketahui mengandung racun.

• Mencegah terjadinya reaksi biokimia yang menghasilkan bahan berbahaya.

• Melakukan penanganan produk segar yang benar.

• Melakukan proses produksi yang benar.

(40)

Cemaran

Ø Mikroba patogen

• Bakteri (botulinin)

• Jamur (mikotoksin)

• Virus

Ø Bahan kimia

• Residu pestisida

• Bahan pensanitasi

• Dioksin Ø Bahan fisik

• Pecahan kaca, logam, dll

(41)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam pangan :

1. Faktor intrinsik, merupakan sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut, seperti

kandungan nutrisi, pH, senyawa mikroba.

2. Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan seperti suhu, kelembaban, susunan gas di atmosfer.

3. Faktor implisit, merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.

4. Faktor pengolahan, karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan pangan, misalnya pemanasan,

pendinginan, radiasi dan penambahan bahan pengawet.

(42)

Toksin yang dihasilkan :

1. Enterotoksin, yaitu toksin yang mengganggu alat-alat pencernaan.

Contohnya : Staphylococcus aureus, kondisi yang mendukung terjadinya keracunan makanan karena Staphylococcus : adanya bakteri tersebut yang tumbuh pada makanan, makanan harus merupakan bahan makanan yang mendukung diproduksinya

toksin (antara lain ayam bakar, salad kentang, salad ayam), dan , makanan harus berada pada suhu yang sesuai dan cukup lama untuk produski toksin oleh bakteri tersebut (4 jam atau lebih pada suhu kamar).

2. Neurotoksin yaitu toksin yang mengganggu urat syaraf. Contohnya racun yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum, seperti

makanan dalam kaleng (spora-spora dari bakteri tidak mati dalam proses pasteurisasi, dalam keadaan tertutup (anaerob) dari suhu yang menguntungkan, maka spora-spora tersebut dapat tumbuh menjadi bakteri serta menghasilkan toksin, racun yang dihasilkan itu tidak mengganggu alat pencernaan melainkan mengganggu urat saraf tepi, seperti racun botulinum type A, B., C, D, dan E.

Diduga Clostridium welchii dan perfringens juga menghasilkan botulinum).

(43)

No. Toksin atau

sindrome Fungi Bahan pangan utama Pengaruh farmakologi utama setelah menelan

1 Aflatoksin Aspergillus flavus, A.

parasiticus

Toksin Aspergillus

Kacang tanah, kopra, biji-

bijian Beracun pada liver:

karsinogenik pada liver hewan dan kemungkinan pada liver manusia

2 Sterigmatosistin A. nidulans,

A. versicolor Biji-bijian serealia Beracun dan karsinogenik

pada liver tikus 3 Okratoksin

(Ochratoxin) A. ochraceous Serealia, kopi muda Beracun pada ginjal tikus

4 Luteoskirin P. islandicum Toksin Penicillium

Padi Beracun dan kemungkinan

karsinogenik pada liver tikus 5 Patulin P. articae; P. claviformi Produk-produk apel Edema; beracun pada ginjal

tikus

6 Zearalenon Giberella zeae Toksin Fusarium

Jagung Hiperestrogenisme pada babi

dan hewan percobaan 7 Alimentary toxic

aleukia (ATA) F. poae,

F.sporotrichioides Millet dan biji-bijian serealia

lain Panleukocytopenia karena

kerusakan sumsum tulang;

mortalitas mencapai 60%

8 12,13-Epoxytricothe-

canes Fusarium spp.

Trichoderma spp., Gliocladium spp., Tricothecium spp.

Jagung, serealia lain Kolaps kardiovaskuler,

meningkatkan waktu

penjendalan (clotting), leukopenia

Mikotoksin dan fungi yang memproduksi toksin

(44)

JENIS MIKROORGANISME PATOGEN DALAM MAKANAN

• Mikroorganisme pathogen: pertumbuhannya tidak

distimulir oleh makanan tempat mikroba tersebut hidup, dalam hal ini makanan hanya sebagai perantara

(pembawa). Penyebab: tuberculosis, difteri, bruselosis,hepatitis, demam Q, dll.

• Mikroba pathogen yang pertumbuhannya distimulir oleh makanan tempat tumbuhnya sehingga jumlahnya akan bertambah banyak. Contohnya : Salmonella sp., E. coli yang bersifat enteropatogenik (EPEC dan vibrio

parahaemolyticus).

(45)

• Penyebab infeksi : C. perfringens, B. cereus, Shigella sp., Yersina enterocolitica.

Bakteri yang dapat memproduksi enterotoksin (bersifat enterotoksigenik) sehingga kadang-kadang digolongkan ke dalam bakteri penyebab intoksisitas.

Salmonella: gram negative, batang bergerak , metabolisme : fakultatif anaerobic.

Penyakit: salmonellosis menyebabkan gastroenteritis akut dan demam enteric (Contoh: demam tipus dan paratipus).

Sumber kontaminasi adalah manusia dan hewan baik secara langsung maupun tidak langsung, hewan ternak, unggas dan telurnya, tikus, kecoa dan lalat.

Makanan yang terinfeksi: daging dan produknya seperti sosis, ham, sandwich, ikan asap, susu segar, es krim, coklat susu dan makanan yang terbuat dari telur.

(46)

Tindakan Pencegahan

• Menghindari terjadinya pencemaran dengan melakukan proses sanitasi dan higiene yang baik.

• Penggunaan bahan kimia tidak berlebihan.

• Melaksanakan proses produksi yang baik.

(47)

Zat Tambahkan

BTP yang berbahaya (dilarang digunakan)

• Boraks

• Asam borat

• Formaldehida

• Pewarna yang tidak aman (berbahaya), 30

jenis zat warna (Peraturan MenKes RI No. :

239/MENKES/PER/V/1985)

(48)

Bahan Tambahan Pangan

• Zat aditif bahan makanan biasanya digunakan secara sengaja , zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan lama (awet) , tetapi karena makanan tersebut

dapat berbahaya bagi manusia maka disebut zat pencemar.

• Sifat toksik bisa muncul setelah terpapar dalam rentang waktu relatif lama, seperti penggunaan sakarin dan siklamat pemanis buatan) akan meracuni hati, penggunaan Monosodium

Glutamat (penyedap rasa) akan merusak jaringan otak dan banyak bahaya zat tambahan lain yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

(49)

Tindakan Pencegahan

• Jangan menggunakan bahan tambahan makanan yang dilarang/berbahaya.

• Penggunaan bahan tambahan makanan tidak berlebihan.

• Lebih baik menggunakan bahan tambahan

makanan alami.

(50)

Kemasan

• Plastik

Jenis plastik : polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), polyvinyl chloride (PVC), low-density polyethylene (LDPE), dan polypropylene (PP).

• Styrofoam

Terdiri dari : polisterin, zat plasticizer (dioktil ptalat (DOP)), butil hidroksi toluena atau n-butyl stearat, dan gas

klorofluorokarbon (CFC).

(51)

Plastik

Bisphenol A (BPA), phthalates, polyaromatic hydrocarbons dan bahan anti/pemadam api (flame retardants), memiliki dampak negatif pada kesehatan hewan laut dan manusia, khususnya pada sistem endokrin.

Monomer vinil klorida dan akrilonitril cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan kanker pada manusia. Vinil klorida dapat bereaksi dengan guanin dan sitosin pada DNA sedangkan akrilonitril bereaksi dengan adenin.

Vinil asetat telah terbukti menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati pada hewan. Akrilonitril menimbulkan cacat lahir pada tikus yang memakannya.

Monomer lain seperti akrilat, stirena dan metakriat serta senyawa

turunannya, seperti vinil asetat, polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organik, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol dan akrilonitril dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Aditif plastik jenis plasticizer, stabilizer dan antioksidan dapat menjadi sumber pencemaran organoleptik yang membuat makanan berubah rasa serta aroma dan bisa menimbulkan keracunan.

(52)

Styrofoam

• Residu styrofoam menyebabkan endokrindisrupter (EDC) suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem

endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.

• Stiren, bahan dasar styrofoam, bersifat mutagenik (mampu mengubah gen) dan potensial karsinogen.

• Semakin lama waktu pengemasan dengan styrofoam dan semakin tinggi suhu, semakin besar pula migrasi atau

perpindahan bahan-bahan yang bersifat toksik tersebut ke dalam makanan atau minuman.

(53)

Referensi

Dokumen terkait