• Tidak ada hasil yang ditemukan

[PENDING] Bahasa dan Sastra - Penguat Bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bahasa dan Sastra - Penguat Bangsa"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Mengapa nilai bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan bahasa Inggris?" Mereka menyimpulkan bahwa pelajaran bahasa Indonesia lebih sulit diajarkan di negara sendiri. Pada level ini, siswa bahasa Indonesia seharusnya sudah bisa menggunakan bahasa tersebut untuk perkembangannya. pengetahuan, termasuk estetika bahasa sebagai seni (sastra). Jika siswa tidak terbiasa membaca dan tidak bisa membaca, maka akan sulit menyelesaikan Ujian Nasional Indonesia.

Rendahnya nilai Ujian Nasional (FN) mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA merupakan indikasi merosotnya nasionalisme kita. Bahasa Indonesia harus menjadi tantangan bagi generasi muda untuk mendalaminya sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tabel Jumlah Halaman Buku
Tabel Jumlah Halaman Buku

Tahun MABBIM

Menyerlah

Jati Diri Bangsa

Pada tahun 2012, Majelis Bahasa Brunei

Oleh karena itu, peningkatan transformasi budaya sains harus meningkatkan transformasi budaya sains untuk mengungkap jati diri bangsa. Transformasi budaya ilmu pengetahuan jauh lebih penting karena budaya (dalam). Pengetahuan ini dapat menyebabkan perubahan paradigma berpikir.” Malaysia dan menggunakan teknologi ini untuk mentransformasikan budaya ilmu pengetahuan sehingga identitas nasional semakin terlihat di seluruh dunia.

Seperti budaya populer semacam K-Pop dan Gangnam Style yang digandrungi remaja saat ini, sastra juga memiliki institusi

Bagi berbagai pecinta sastra media sosial, buku puisi Cinta, Kenangan dan Hal yang Belum Selesai diterbitkan pada tahun 2011. Tentang cinta, kenangan dan hal-hal yang belum selesai, demikian judul kumpulan puisi ini. Demam Twitter di tengah perkembangan sastra Indonesia membawa manfaat besar bagi menyehatkan iklim apresiasi dan kritik.

Sangat membantu untuk menghasilkan ide-ide kreatif dalam menulis, menyempurnakan puisi, atau menghadiri undangan acara sastra yang tidak terduga. Kesuksesan Twitter @sajak_cinta dengan ribuan pengikut akun ini yang aktif mengirimkan puisi pendek memunculkan genre sastra baru, yakni sastra Twitter. Namun genre sastra Twitter mempunyai posisi yang fleksibel untuk memasuki kesenjangan antara generasi muda yang memiliki passion terhadap sastra dan menyalurkan bakat menulisnya yang tidak dapat diakomodasi di surat kabar dengan seleksi yang lebih ketat.

Komunitas seperti itu berperan sebagai jaringan sastra yang akan menjadi jembatan kita untuk bertemu orang-orang hebat yang tak terduga. Dalam hal ini terlihat bahwa surat kabar memberikan ruang apresiasi terhadap puisi dan cerita pendek dalam halaman sastra yang terbit setiap minggunya. Namun tidak salah juga jika sebagian besar masyarakat menganggap sastra Indonesia modern adalah sastra yang dekat dengan teknologi.

Terlepas dari genre sastra apa yang menjadi proses kreatifnya, respons terhadap teknologi merupakan negosiasi yang baik untuk mendekatkan sastra kepada masyarakat.

Kronik

Melihat sejarah sejenak, perkembangan sastra Jawa di Pakualaman tidak lepas dari pengaruh dan dukungan Paku Alam (PA) selaku penguasa Kadipaten Pakualaman. Meskipun Perang Diponegoro sedang berlangsung pada masa Paku Alam I, namun dunia sastra tetap tumbuh subur dan menunjukkan dinamismenya. Misalnya Kyai Sujarah Darma dan Kyai Jati Pusaka yang lahir di bawah Paku Alam I.

Keberadaan Pura Pakualaman khususnya Paku Alam sebagai kepala Kadipaten Pakualaman memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap hal tersebut. Sebagai perbandingan, Paku Alam bisa disamakan dengan Maicenas, seorang dermawan Rumania, teman dekat Horace, yang banyak menaruh perhatian. Paku Alam tidak hanya memberikan ruang hidup dalam sistem (lahirnya) sastra Jawa, namun turut mendukung, mendampingi, dan mendukung proses tersebut.

Puncak kristalisasi dan perkembangan tulisan sastra Jawa di Pakualaman terjadi pada masa Paku Alam II. Sebagai maicenas, perlindungan Paku Alam tidak berhenti pada pemberian perintah kepada kariks dalam menulis berbagai babad dan. Misalnya Piwulang Estri yang berbentuk prosa dan puisi yang ditulis pada masa Paku Alam II.

Naskhah yang dicetuskan oleh Paku Alam II sebelum dinobatkan sebagai Paku Alam II mengisahkan tentang kejadian alam, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad.

Budaya hadir seolah menjadi darah dalam tubuh yang bernama bangsa;

Siapa sangka masyarakat Indonesia sebenarnya mengenali watak-watak zaman dahulu yang terpelihara dalam manuskrip lama, tetapi kini nampaknya mereka iri hati dengan warisan budaya lain seperti batik yang semakin mendapat perhatian. Manuskrip-manuskrip lama dengan badan usang seolah-olah mati di tengah-tengah kesibukan kehidupan moden. Keraton Mangkunegaran yang berdiri kokoh di Kota Surakarta merupakan salah satu tempat penyimpanan naskah.

Kantor yang berada di ujung koridor Candi Mangkunegaranini ini masih menyimpan ratusan naskah kuno, terutama naskah yang ditulis dengan aksara Jawa dan Arab Pegon. Tubuh naskah yang rapuh, ruas-ruas yang kehilangan akarnya, dan keasaman tangan manusia menjadi alasan mengapa naskah tersebut tidak bisa disentuh secara langsung. Kumpulan manuskrip sangat rapuh sehingga sayang sekali bagi para filolog dan ilmuwan yang peduli jika menyimpannya.

Pengunjung diperbolehkan memegang beberapa naskah yang masih mampu menahan kadar asam tangan manusia. Hanya dengan perlindungan akar wangi dan kapur barulah badan naskah lama dapat terlindungi dari serangan serangga dan jamur. Kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan menjadi dasar kecintaan mereka terhadap segala bidang ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya yang diberi nama berdasarkan naskah-naskah kuno nusantara.

Beruntungnya hingga saat ini Reksopustaka masih memuat 145 naskah yang masih “bernafas”, meski tangan-tangan jenazah yang merawat naskah-naskah tersebut sudah lelah membelainya. memeliharanya?

UTAMA

Rahardi

Lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, kota kecil di selatan Semarang, Jawa Tengah, pria ini putus sekolah pada tahun 1967 di kelas 2 SD. Setelah sekian lama mempelajari puisi, barulah ia terjun ke dunia penulisan artikel, kritik sastra, cerpen, dan terakhir novel. Pada tahun 1984, ia dilarang oleh Dewan Kesenian Jakarta karena berencana mendatangkan pekerja seks komersial untuk pembacaan puisinya "Soempah WTS" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Pada tahun 1986, Polda Metro Jaya juga melarangnya membaca puisi "Catatan Harian Para Koruptor", juga di TIM. Kumpulan puisinya, Pidato Akhir Tahun Seorang Germo, diluncurkan kepada seorang mucikari di rumah tahanan PSK Silir, Surakarta, Jawa Tengah, pada bulan Desember 1997. Ini bukan kemenangan bagi saya pribadi, melainkan kemenangan bagi karya sastra. dalam bentuk prosa liris,” kata Rahardi. ketika prosa lirisnya, Negeri Badak, mendapat penghargaan novel terbaik tahun 2008 oleh Pusat Bahasa dan mendapat penghargaan Penghargaan Sastra Asia Tenggara, The SEA Write Award 2009 oleh Kerajaan Thailand.

Baru pada tahun 1970-an karya sastra semacam ini diperkenalkan melalui Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi, AG. Faktanya, prosa liris umum dan banyak digunakan dalam karya sastra daerah, seperti bahasa Jawa, Melayu, Bali, dan Sunda. Rahardi berharap, semangat sastrawan dan masyarakat terhadap prosa liris semakin tumbuh untuk memperkaya sastra Indonesia.

Fiksi

PUISI F. RAHARDI

Siapa yang mau ikut denganku? Saya ingin pergi ke Amerika, dimana semua orang aman, dimana ada kebebasan. "Gua ini adalah milik kita dan milik kita sendiri, tetapi cukup untuk mempertahankannya sampai tetes terakhir air liur, air seni, dan lumpur."

Wawasan

Sesuatu yang paling didambakan sastrawan adalah kebebasan

Hal ini menunjukkan bahwa seorang penulis dapat menghasilkan karya sastra yang baik dalam kondisi tekanan dan keterbatasan. Jika ya, pertanyaannya adalah apa hubungan antara kreativitas seni dan kebebasan berkreasi. Namun kreativitas seni memerlukan kondisi yang memungkinkan penulis dapat mengungkapkan pemikirannya secara bebas melalui karya sastra dan mempublikasikan karyanya sehingga dapat sampai kepada pembacanya.

Seorang penulis yang mempunyai kebebasan berkreasi hampir tidak ada artinya jika ia tidak diberi kebebasan untuk menerbitkan/mengedarkan karyanya. Jadi, larangan membaca puisi di depan umum seperti yang terjadi di masa lalu, khususnya yang menimpa Rendra, sedikit banyak juga menghambat peredaran karya sastra. Kondisi seperti ini jelas mengekang kebebasan berkreasi sehingga tidak ada karya berkualitas yang dihasilkan saat itu.

Namun, bukan berarti saat ini dan di masa depan tidak ada lagi persoalan kebebasan berkreasi. Sayangnya, isu-isu yang dibahas dalam literatur kita hampir tidak pernah lepas dari isu SARA. Bagaimana seorang penulis bisa terhindar dari SARA jika inti permasalahan yang diangkat dalam karya sastra Indonesia berkisar pada isu tersebut?

Ada dua hal yang dapat digarisbawahi dari uraian panjang tentang kreativitas dan kebebasan berkreasi.

Lewat Wisata

Pada dasarnya anak mempunyai kemampuan berbahasa yang dapat dimotivasi dan dirangsang melalui komunikasi aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Agar dapat mempelajari bahasa dengan baik dan benar, hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari kosakata pada anak. Para ahli pendidikan mengartikan karyawisata sebagai metode pembelajaran di taman kanak-kanak dengan mengamati dunia sekitar, sesuai dengan kenyataan secara langsung, anak akan dapat mengamati apa yang ada di alam seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. , langsung.

Misalnya ketika anak diajak jalan-jalan ke kebun binatang, dengan menggunakan indra penglihatannya, anak akan dapat menemukan bahwa benda-benda yang sebelumnya hanya didengarnya melalui cerita atau bacaan ternyata mempunyai sifat-sifat yang dapat dideskripsikan. Kesan dari penglihatan lain misalnya anak akan dapat mengetahui bahwa benda-benda di alam dapat dibandingkan berdasarkan persamaan bentuk, warna dan bau. Anak akan dapat mengetahui bahwa setiap benda di alam, tumbuhan, hewan dan manusia dapat dikelompokkan berdasarkan bunyinya yang berbeda-beda.

Dengan indera penciuman, anak akan dapat mengetahui bahwa setiap benda baik tumbuhan, hewan maupun manusia mempunyai sifat-sifat yang dapat dicium dan dideskripsikan. Berdasarkan uraian di atas, setidaknya dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata menawarkan manfaat dan pelajaran yang mempengaruhi pertumbuhan kata atau kosa kata pada anak. Berwisata selain menjadi kegiatan yang menyenangkan juga dapat merangsang perkembangan kognitif anak melalui pembelajaran bahasa yang diperoleh dari pembelajaran di luar kelas.

Anak dapat diajarkan mengamati dan mempelajari kata-kata atau kosa kata baru dengan cara belajar yang menyenangkan di luar kelas atau di luar ruangan.

Adat dan

Namaku Tawwe Kabota berkisah tentang kehidupan seorang lelaki Sumbawa bernama Bulu yang terlibat konflik diri berkepanjangan akibat perbuatannya yang melanggar aturan adat. Permainan emosi Bulu bagi Kalli dan Ghole, dua sosok perempuan dalam hidupnya, merepresentasikan konflik yang terjadi ketika adat bertemu dengan modernitas. Kompleksitas dan intensitas konflik yang tinggi membuat cerita ini menjadi padat dan bisa membuat pembaca sedikit lelah untuk mengikuti cerita dari awal hingga akhir.

Karena kompleksitas dan intensitas konflik yang tinggi, kisah hubungan Bulu dan dua tokoh wanita pun menarik. Penggambaran karakter Ghola dan Kalli sebagai dua wanita penting dalam kehidupan Bulu kurang dijelaskan sehingga seharusnya hubungan tersebut terkesan “mesra”. Menceritakan secara cukup tentang Ghole dan Kalla serta perjalanan hubungan mereka akan membantu pembaca melihat kepribadian kedua tokoh wanita tersebut serta merasakan kompleksnya hubungan antara Bulu dan mereka.

Keterkaitan arkeologi dengan adat istiadat Sumbawa dan perasaan Bulu terhadap Ghole dan Kalli akan mampu menghiasi cerita, bahkan mampu memperkuat cerita. Pemandangan alam dan budaya Sumbawa yang coba dihadirkan kepada pembaca membuat novel ini menarik untuk dibaca. Keberanian Mezra dalam bercerita tentang daya tarik dan gesekan antara adat dan modernitas menambah kekuatan My Name Tawwe Kabota sebagai novel yang menarik untuk dibaca.

Modernitas

Resensi

Gambar

Tabel Jumlah Halaman Buku

Referensi