• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Indonesia di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bahasa Indonesia di SMA "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Novel Ketika Cinta Itu Tasbih Karya Habibirrahman El Shirazy dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman pembaca novel Ayat-Ayat Cinta dan novel Saat CInta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy sebagai kontribusi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan Ketika Cinta Itu Tasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian kelima dilakukan oleh Windy Nurseptiani, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta (2014) dengan judul “Respon Pembaca Remaja Terhadap Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi dan .. Kontribusinya Terhadap Bahasa Indonesia Belajar di Sekolah". Selanjutnya penelitian ketiga sebelumnya memfokuskan penelitiannya pada analisis cerpen Ahmad Tohari yang menyolok. Selanjutnya, penelitian keempat sebelumnya menyelidiki karya sastra dalam novel berjudul Jilbab Traveler Percikan Cinta di Korea karya Asma Nadia.

  • Pembelajaran Bahasa Indonesia
  • Prosa
  • Novel
  • Kajian Pragmatik
  • Persepsi

Kosasih menjelaskan, prosa adalah karya sastra yang dirangkai dalam bentuk cerita atau cerita yang dianggap lebih relevan. Oleh karena itu, pendekatan karya sastra kepada pembaca tidak bisa diabaikan dan merupakan suatu hal yang penting. Pendekatan pragmatis memandang karya sastra sebagai sarana penyampaian maksud atau tujuan tertentu kepada pembacanya.

Kerangka Pikir

Sebaliknya, jika reaksinya negatif, pembaca menjadi sedih, jengkel, atau ingin menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai negatif dalam karya tersebut. Dengan memahami persepsi pembaca, kita dapat mengetahui bagaimana persepsi pembaca terhadap novel AAC dan KCB. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengangkat (mempelajari) dua novel yaitu ayat tentang cinta dan ketika cinta bangkit sebagai fokus penelitian dalam mempelajari persepsi pembaca dan kontribusi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.

Sebagai suatu proses evaluasi sastra mencakup tiga unsur, yaitu: a) aspek kognitif, yaitu berkaitan dengan keterlibatan akal pembaca dalam upaya memahami unsur objektif sastra. Sumbangan persepsi pembaca terhadap aspek-aspek yang ada pada kedua novel tersebut mampu memberikan gambaran mengenai kontribusi pembelajaran khususnya pada pengajaran bahasa Indonesia di SMA. Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data deskriptif, seperti transkrip wawancara dan observasi.

Alasan penggunaan metode ini karena penelitian ini ingin mengetahui fenomena-fenomena yang ada dan pada kondisi alam, bukan pada kondisi terkontrol, laboratorium atau eksperimen. Selain itu, karena peneliti harus terjun langsung ke lapangan yang menjadi objek penelitiannya, maka penelitian kualitatif deskriptif lebih tepat digunakan. Sesuai dengan masalah yang menjadi fokus penelitian ini yaitu persepsi pembaca terhadap ayat-ayat novel cinta dan karya cinta demi cinta karya Habiburrahman El Shirazy serta kontribusinya terhadap pengajaran bahasa Indonesia di SMA, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. dengan.

Dengan metode ini peneliti akan memperoleh data secara lengkap dan dapat diuraikan dengan jelas, sehingga hasil penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Unit Analisis

SUMBER DATA

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sekaran, kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disiapkan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif yang ditentukan dengan jelas. Dalam penelitian ini kuesioner diberikan kepada 14 responden yaitu 10 orang pembaca novel Ayat-Ayat Cinta dan 10 novel Saat Cinta Bertasbih. Menurut Sugiyono, dokumentasi adalah suatu cara memperoleh data dan informasi berupa buku, arsip, dokumen, gambar tertulis, dan gambar dalam bentuk laporan dan keterangan yang dapat menunjang penelitian.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi persepsi pembaca dari beberapa responden (Bassi Art Workshop). Menurut Sugiyono, analisis data adalah proses meneliti dan merencanakan secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara memilah-milah potongan-potongan data ke dalam kategori-kategori, memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, mensintesis, menyusunnya dalam pola. , membuat daftar, mana yang penting dan mana yang dapat dipelajari, dan menarik kesimpulan yang Anda bisa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi, penyajian data tekstual dan inferensi.

Reduksi data artinya merangkum, menentukan hal yang pokok, memusatkan perhatian pada hal yang penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang tidak perlu. Data dalam penelitian ini berupa persepsi pembaca dari beberapa responden (Bengkel Seni Bassi) yang pernah membaca novel Ayat-Ayat Cinta dan Saat Cinta Bertasbih. Baik berupa uraian maupun gambaran suatu objek yang sebelumnya masih diragukan, menjadi jelas setelah dilakukan penelitian.

Validasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kredibilitas data Sugiyon yaitu (1) meningkat. ketekunan melalui pengamatan yang cermat dan terus-menerus, dilakukan dengan membaca berbagai referensi yang memuat teori-teori baru dan teori-teori kajian budaya.

Hasil Penelitian

  • Ayat-ayat Cinta a. Aspek Kognitif
  • Ketika Cinta Bertasbih a. Aspek Kognitif
  • Aspek Emotif

Subjek Amma menjawab bahwa nilai-nilai yang paling banyak tercermin dalam ayat-ayat novel tentang cinta adalah nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai sosial. Subjek Winda menjawab bahwa nilai-nilai yang paling banyak tercermin dalam ayat-ayat cinta novel tersebut adalah nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya. Subyek Niar menjawab bahwa nilai-nilai dalam novel ayat tentang cinta adalah nilai agama, nilai pendidikan, dan nilai budaya.

Subjek Risma menjawab bahwa nilai-nilai pendidikan dan keagamaan merupakan nilai-nilai yang paling banyak tercermin dalam ayat-ayat romantis cinta. Subyek Zulkifli menjawab bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam ayat-ayat novel tentang cinta adalah nilai-nilai pendidikan dan keagamaan. Subyek Anugrah menjawab bahwa nilai-nilai keagamaan merupakan nilai-nilai yang paling banyak tercermin dalam novel ayat cinta.

Subyek Ratna menjawab bahwa nilai-nilai yang tercermin dalam ayat-ayat novel tentang cinta adalah nilai pendidikan dan nilai keagamaan. Subjek Fitriani juga menjawab bahwa nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai sosial merupakan nilai yang paling banyak tercermin dalam novel roman. Subyek Anugrah menyampaikan bahwa “Ayat romawi tentang cinta mempunyai nilai religius yaitu ketekunan dan ketekunan, dan ayat romawi tentang cinta mempunyai nilai religius yaitu menuntut ilmu.

Khamsir mengatakan, nilai pendidikan dan nilai religi merupakan nilai yang terkandung dalam novel Ketika Cinta Bangkit. Lisa menuturkan, “ayat romantis tentang cinta mempunyai nilai edukasi yaitu tetap bersahabat dan berpikir positif dua arah. Indra menyampaikan, “Nilai positif yang saya dapatkan setelah membaca novel ini adalah kita harus memanfaatkan peluang sebaik-baiknya, tidak perlu takut dengan resiko.

Tabel 4.2 Hasil Reduksi Data Novel Ketika Cinta Bertasbih
Tabel 4.2 Hasil Reduksi Data Novel Ketika Cinta Bertasbih

Pembahasan

  • Persepsi Pembaca Terhadap Novel Ayat-ayat Cinta
  • Persepsi Pembaca Terhadap Novel Ketika Cinta Bertasbih
  • Kontribusi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Hubungan Keterlibatan antara persepsi pembaca terhadap novel Ayat

Sehingga dengan terpenuhinya ketiga aspek persepsi tersebut maka novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta ‘layak’ implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, karena dalam proses pembelajarannya juga mengenal nilai keberhasilan kognitif, afektif dan psikomotorik. domain yang ditanamkan sesuai dengan kurikulum 2013, dan aspek keberhasilan pembelajaran ini berkaitan dengan aspek yang ada pada kedua novel tersebut. Sama halnya dengan hasil persepsi pembaca terhadap novel Ayat-ayat Cinta, novel Saat Cinta Itu Tasbih juga mendapatkan persepsi pembaca novel yang berbeda-beda. Subyek MD mengungkapkan persepsinya tentang nilai pendidikan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih, beliau mengatakan: “Mencintai seseorang boleh saja, tapi jangan berlebihan, jangan menilai seseorang hanya dari satu sisi, karena setiap orang pasti punya sisinya masing-masing. kekuatan dan kelemahan. Tolong bantu orang lain, pastikan Anda tetap berhubungan dengan sesama manusia.

Subjek UL mengungkapkan persepsinya terhadap nilai-nilai agama dalam novel Ketika Bertasbih Mencintai, beliau mengatakan: “Menjaga kesucian dan kehormatan hendaknya dilakukan setiap saat, Islam telah memberikan petunjuk kepada umat untuk saling memuji.” Dan subjek AD mengungkapkan persepsinya terhadap nilai-nilai sosial dalam novel Kur e do Bertasbih, beliau menyatakan “Seorang muslim tidak boleh melamar seorang wanita yang sudah dilamar oleh saudara laki-lakinya.” Puisi cinta dan ketika cinta tumbuh dengan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah yaitu pembelajaran sastra tentang analisis novel dapat membangun kreativitas siswa dalam menilai karya sastra.

Penilaian banyaknya nilai positif dan kritik dalam novel Ayat Ayat Cinta dan Saat Cinta Bertasbih. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik reduksi data, ketiga aspek yaitu kognitif, emosional dan evaluatif semuanya terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta dan Saat Cinta Bertasbih. Maka dengan terpenuhinya ketiga aspek persepsi tersebut maka novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta bertasbih “Layak” tersirat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, karena dalam proses pembelajaran tersebut juga menanamkan nilai keberhasilan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, yaitu terlihat pada kurikulum tahun 2013.

Persepsi yang diungkapkan responden terhadap novel Kala Cinta Bertasbih adalah 3 persepsi pada aspek kognitif, 3 persepsi pada aspek emosional, dan 9 persepsi pada aspek evaluatif, dimana 9 persepsi tersebut terbagi menjadi 5 persepsi evaluatif positif dan 4 persepsi evaluatif negatif.

Saran

Perasaan anda setelah membaca novel ini adalah ingin mengetahui lebih jauh tentang Islam 2. Apakah anda sering membaca novel? Perasaan saya setelah membaca novel Ayat-ayat Cinta adalah memperdalam pemahaman saya tentang agama Islam dan lebih tekun dalam menuntut ilmu. Nilai negatif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.

Perasaan anda setelah membaca novel Ayat-ayat Cinta adalah mengetahui cara berkomunikasi dengan orang yang belum beriman. Setelah membaca novel Ayat-ayat Cinta, saya merasa harus lebih giat lagi belajar agar bisa sukses. Nilai negatif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah sang ayah menganiaya putrinya bahkan menyiksanya.

Perasaan saya setelah membaca novel Ayat-ayat Cinta adalah saya dapat memahami ajaran agama Islam lebih baik dari sebelumnya. Nilai negatif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah tokoh Noura memfitnah Fahri karena telah memperkosanya. Perasaan saya setelah membaca novel Kur e do Bertasbih adalah ingin berjuang lebih keras lagi untuk belajar.

Nilai negatif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah mengorbankan orang yang saya cintai untuk meninggalkan mereka. Nilai positif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah seorang pembangun jiwa yang penuh makna, teladan dan sosok yang dapat dipercaya. Nilai-nilai negatif yang saya dapatkan setelah membaca novel tersebut adalah memberikan ciuman kepada laki-laki yang bukan mahram dan membenci kedua orang tuanya.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 4.2 Hasil Reduksi Data Novel Ketika Cinta Bertasbih

Referensi

Dokumen terkait

CULTURAL HEGEMONY IN HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY'S NOVEL "AYAT-AYAT CINTA GREATNESS OF LOVE" Rafinda Clarisa N1 Dion Tira Erlangga2 English Literature English Education

Tokoh Linor mengalami kemarahan dengan Sergei yang menampar dan mengatakannya sebagai pelacur ketika perkelahian dengan Ayyas, tokoh Linor mengalami kecemasan ketika mendengarkan kabar