ANALISIS RAGAM TUTUR BAHASA DEVAYAN KECAMATAN SIMEULUE CUT
KABUPATEN SIMEULUE
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Sumario NIM. 1211010042
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Sumario
Nim : 1211010042
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Judul Skripsi : Analisis Ragam Tutur Bahasa Devayan Kecamatan Simeulue Cut Kabupaten Simeulue
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan pada ujian skripsi program sarjana.
Pembimbing I,
Rismawati, M.Pd NIDN: 1323068501
Banda Aceh, 5 Maret 2018 Pembimbing II,
Hendra Kasmi, M.Pd NIDN: 1316058701
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Rika Kustina, M.Pd NIDN: 0105048503
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
ABSTRAK...iii
DAFTAR ISI...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan Penelitian...3
1.4 Manfaat Penelitian...3
1.5 Definisi Istilah...4
1.5.1 Bahasa Devayan...4
1.6 Sitematika Penulisan...4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa...5
2.1.1 Pengertian Bahasa...5
2.2 Sosiolonguistik...7
2.2.1 Ragam Bahasa...19
2.2.2 Fungsi Ragam Bahasa...15
2.2.3 Peristiwa Tuturan...29
2.3 Bahasa Devayan...21
2.3.1 Sejarah Bahasa Devayan...21
2.3.2 Dialek dan Karakter Bahasa Devayan...23
2.4 Peneiltian Terdahulu...33
2.5 Kerangka Berpikir...34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...37
3.2 Sumber Data...37
3.3 Teknik Penngumpulan Data...37
3.4 Teknik Analisa Data...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...39
4.2 Deskripsi Data...39
4.2.1 Ragam Resmi...44
4.2.2 Ragam Santai...46
4.2.3 Ragam indah...48
4.3 Pembahasan...51
iv
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan...55 5.2 Saran...56 DAFTAR PUSTAKA...58
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penelitian ini merupakan penelitian kebahasaan. Bahasa yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bahasa Devayan. Penelitian ini berkenaan dengan ragam tutur.
Ragam tutur adalah menyampaikan bahasa secara lisan dengan tekanan, nada, irama, jeda, atau lagu tertentu untuk memperjelas makna dan maksud tuturan. Selain itu kalimat yang digunakan oleh peserta percakapan tidak selalu merupakan kalimat lengkap, Effendi (1995:78).
Sarana komunikasi yang paling penting bagi manusia tidak lain adalah bahasa. Karena kedudukannya yang penting tersebut menyebabkan bahasa tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia, dan selalu menyertai setiap aktivitas dan perbuatannya. Bahasa digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, pendapat, pengalaman, berita, pesan-pesan, harapan, dan sebagainya. Keinginan untuk selalu mengadakan hubungan dengan orang lain inilah menyebabkan Bahasa tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (1984) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk berhubungan dan bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Sehubungan dengan definisi bahasa di atas, fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi (Alwasilah, 1993:8). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat kebudayaan (Pateda, 1990:12). Masyarakat yang rendah peradabannya mempunyai bahasa yang sederhana. Hal ini disebabkan mereka hanya
1
2
memerlukan simbol-simbol untuk menyatakan perasaan serta pikirannya. Sebaliknya masyarakat modern banyak menggunakan bahasa sebagai sarana untuk memperlancar segala aktifitasnya di berbagai bidang.
Pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor nonlinguistik yang berpengaruh terhadap pemakaian bahasa antara lain adalah faktor sosial dan factor situasional. Karena kedua faktor itulah, variasi bahasa timbul. Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk bagian / varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. Wujud varian-varian tersebut dapat berupa idiolek, dialek, ragam bahasa, register maupun unda usuk (Suwito, 1985:23).
Ragam bahasa juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan suasana dan berdasarkan bentuk komunikasinya. Berdasarkan suasananya, bahasa dibedakan menjadi ragam santai (informil), ragam resmi (formil), dan ragam indah (letterer).
Sementara itu, berdasarkan bentuk komunikasinya, bahasa dibedakan menjadi bentuk ringkas (restricted) dan bentuk terbatas (elaborated). Bernstein menyebutnya sebagai kode ringkas (restricted code) dan kode lengkap (elaborated code).
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengangkat Bahasa Devayan sebagai objek penelitian ini karena penelitian ilmiah tentang Bahasa Devayan masih sangat kurang, dan fokus utama dalam penelitian adalah pemakaian Bahasa Devayan sebagai Bahasa tutur dalam ragam santai, ragam formil dan ragam indah. Atas dasar itulah, maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian yang berjudul Analisis Ragam Tutur Bahasa Devayan Kabupaten Simeulue.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah ragam tutur bahasa Devayan Kabupaten Simeulue, yang akan ditinjau dari segi suasananya, yaitu suasana santai, suasana resmi, dan suasana indah, sehingga jika dirincikan rumusan masalah akan terlihat sebagai berikut:
1) Bagaimanakah ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana santai?
2) Bagaimanakah ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana resmi?
3) Bagaimanakah ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana indah?
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan ragam tutur bahasa Devayan Kabupaten Simeulue, dari segi suasananya, yaitu suasana santai, suasana resmi, dan suasana indah, sehingga dapat tergambar tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Mendeskripsikan ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana santai?
2) Mendeskripsikan ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana resmi?
3) Mendeskripsikan ragam tutur bahasa Devayan dalam suasana indah?
1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengaplikasikan teori sastra, khususnya yang berkaitan dengan ragam tutur bahasa Devayan Kabupaten Simeulue.
4
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi analisis terhadap Bahasa Devayan, terutama dalam bidang penelitian ragam tutur.
1.5 Definisi Istilah 1.5.1 Ragam tutur
Ragam tutur adalah komunikasi yang dipengaruhi oleh faktor linguistik dan nonlinguistik tadi akan mengakibatkan adanya berbagai variasi bahasa.
Perbedaan sosial, umur, jenis kelamin, kemampuan ekonomi, tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pilihan bahasanya ketika berbicara dengan orang lain.
1.5.2 Bahasa Devayan
Bahasa Devayan adalah Bahasa yang digunakan sebagian masyarakat Kabupaten Simeulue, Bahasa Devayan sebagai Bahasa ibu yang biasa digunakan masyarakat setempat baik dalam acara formil maupun non formil.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu Bab I pendahuluan, pada bab ini penulis mencoba membahas masalah latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar, defrnisi istilah, dan organisasi penelitian. Bab II landasan teoretis, bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian. Bab III metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
5
analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab V penutup berisi tentang simpulan dan saran.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)