• Tidak ada hasil yang ditemukan

c) Suku/bangsa Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Romauli, 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "c) Suku/bangsa Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Romauli, 2011)."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Pekerjaan ibu harus diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruhnya terhadap kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan dan lain-lain (Romauli, 2011). g) Alamat. Meski penggunaan alat kontrasepsi masih jauh, namun tidak ada salahnya jika kita mempelajarinya sejak dini agar pasien mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai pilihan berbagai alat kontrasepsi. Hal-hal yang sebaiknya ditanyakan pada ibu mengenai pola minum, antara lain frekuensi minum, jumlah minum per hari, dan jenis minuman.

Kebiasaan lain yang tak kalah banyak diteliti yaitu aktivitas seksual, meskipun hal ini cukup bersifat personal bagi pasien, namun bidan tetap perlu menggali informasi tersebut. Dengan teknik komunikasi yang baik, bidan dapat menggali permasalahan terkait, seperti frekuensi hubungan seksual dalam seminggu dan keluhan apa yang dirasakan (model eliminasi Romauli. Normal, tidak ada varises pada vulva dan vagina, tidak ada edema, tidak ada kondiloma akuminata, tidak kondiloma lata.

Untuk mengetahui apakah itu pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar getah bening, penyumbatan pada vena jugularis (2) Dada.

Indentifikasi Diagnosa dan Masalah

Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Identifikasi Kebutuhan Segera

Intervensi

Disarankan agar ibu hamil makan tambahan minimal 1 porsi per hari, makan dalam jumlah sedikit namun sering (Indrayani, 2011). R/ Ibu hamil membutuhkan banyak mineral yang berguna untuk pembentukan sel-sel tubuh, untuk pencernaan zat-zat dalam tubuh, serta untuk pengangkutan zat-zat makanan dan sisa pembakaran (Indrayani Anjurkan untuk tidak menghalangi buang air kecil (BAK) .R. / Ibu hamil banyak memerlukan mineral yang berguna untuk pembentukan sel-sel tubuh, pencernaan zat-zat dalam tubuh serta pengangkutan zat-zat makanan dan sisa hasil pembakaran (Indrayani Ajarkan ibu untuk mobilisasi, jalan kaki setiap hari, latih kontraksi otot perut bagian bawah secara teratur.

R/ Mobilisasi pada ibu hamil diperlukan karena ibu hamil pada trimester III dapat membuat kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik (Maryunani, Yetty, 2011). R/ Mobilisasi pada ibu hamil diperlukan karena ibu hamil pada trimester III dapat membuat kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik (Maryunani, Yetty, 2011).

Implementasi

Evaluasi

Mata: Konjungtiva merah muda dan sklera putih/tidak Mulut: Bibir tampak pucat/tidak ada karies gigi/tidak Leher: Ada/tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Bisa juga kepala atau bokong bila posisinya melintang Leopold II : (Pelvic manuver) pemeriksaan menghadap kaki pasien. Genetalia: normal, tidak ada varises pada vulva dan vagina, tidak ada edema, tidak ada kondiloma acuminata dan kondiloma talata.

Duduk dengan kaki lurus ke depan dengan badan condong lurus (santai), tarik perlahan jari-jari tangan ke arah badan lalu lipat ke depan. Duduklah dengan kedua tangan di atas lutut, letakkan telapak tangan di atas lutut, tekan perlahan lutut ke bawah. Berbaring telentang dan memeluk lutut, perlahan angkat pinggang sebanyak 10 kali. e) Senam pinggang dengan posisi merangkak.

Badan merangkak sambil menarik napas, angkat perut dan tarik napas menghadap ke bawah membentuk lingkaran sambil perlahan angkat wajah, buang napas, luruskan punggung perlahan. f) Latihan dengan satu lutut. Berbaring telentang, tekuk lutut kanan, gerakkan lutut kanan perlahan ke kanan, lalu kembalikan ke lutut kiri. g) Berlatih dengan kedua lutut. Tidur telentang, lutut ditekuk dan lutut ditekan rapat, tumit rapat, kaki kiri dan kanan ditekan rapat, lutut digerakkan perlahan ke kiri dan ke kanan. h) Latihan pada saat persalinan.

Cara bernapas saat melahirkan, carilah posisi yang nyaman, misalnya duduk, bersandar antara duduk dan berbaring serta meregangkan kaki, posisi merangkak, duduk di kursi. Lipat tangan Anda ke depan dengan telapak tangan rata dan di depan dada, gerakkan siku ke atas dan ke bawah. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari menyentuh bahu, dalam posisi terlipat putar lengan dari belakang ke depan hingga siku menyentuh dan angkat payudara serta bernapas lega.

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PERSALINAN

  • Pengkajian Data Kala 1
  • Catatan Perkembangan Kala II
  • Catatan Perkembangan Kala III
  • Catatan Perkembangan Kala IV

Nilai normal rata-rata tekanan sistolik pada orang dewasa adalah 110-140 mmHg, sedangkan rata-rata tekanan diastolik adalah 60-90 mmHg (Prihardjo, 2006). b) denyut nadi. Menentukan kemajuan persalinan dengan membandingkan ketinggian head drop hasil pemeriksaan dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding perut (perlima). Nilai normal rata-rata tekanan sistolik pada orang dewasa adalah 110-140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol adalah 60-90 mmHg (Priharjo, 2006).

Mintalah bantuan keluarga untuk membantu mempersiapkan posisi ibu dalam mengejan dan memastikan ibu merasa nyaman. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok jika ibu tidak merasakan dorongan yang kuat untuk mengejan dalam waktu 60 menit. Dorong isi tali pusat ke arah distal ibu dan klem tali pusat 2 cm distal dari klem pertama.

Pegang tali pusar yang terjepit dengan satu tangan (melindungi perut bayi) dan potong tali pusat di antara kedua klem tersebut. Ikat tali pusar dengan DTT atau benang steril pada salah satu sisinya, lalu gulung kembali benangnya dan ikat dengan simpul pengunci pada sisi lainnya. Setelah rahim berkontraksi, tali pusat dikencangkan dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menekan rahim dengan lembut ke arah dorsokranial.

Lakukan PTT sampai plasenta lahir, minta ibu mendorong sedangkan penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai lalu ke atas mengikuti sumbu jalan lahir. Nilai normal rata-rata tekanan sistolik pada orang dewasa adalah 110-140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol adalah 60-90 mmHg (Priharjo, 2006). Bersihkan ibu dengan air DTT dan bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pengkajian Data

Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan dan akan mempengaruhi produksi ASI. Untuk mengetahui kebiasaan mengenai kebersihan diri. Beberapa hal yang perlu ditanyakan adalah mandi, mengganti pakaian dalam dan mencuci rambut (Kondisi Psiko-Sosial, Spiritual, dan Budaya Sulistyawati. Kaji penyesuaian psikologis ibu pasca melahirkan, termasuk pengalaman melahirkan, adakah permasalahan perkawinan dan ketidakmampuan dalam merawat bayi baru lahir, pergaulan dengan suami, bayi, anggota keluarga lainnya, dukungan sosial dan pola komunikasi, termasuk potensi keluarga dalam memberikan perawatan terhadap bayi dan ibu.

Selain itu budaya yang dianut meliputi kegiatan ritual yang berkaitan dengan budaya merawat bayi dan ibu setelah melahirkan (Astuti, 2015). Hal lain yang perlu dicermati adalah apakah klien dan keluarga menganut adat istiadat yang menguntungkan atau merugikan klien, terutama pada masa nifas, misalnya kebiasaan pantang makan menyebabkan proses penyembuhan luka terhambat. Nilai normal rata-rata tekanan sistolik pada orang dewasa adalah 110-140 mmHg, dan rata-rata diastol adalah 60-90 mmHg (Priharjo, 2006). b) denyut nadi.

Diobservasi setiap 30 menit selama 2 jam setelah melahirkan, termasuk pengukuran TFU, idealnya TFU turun 1 cm setiap hari hingga hari ke 9 atau ke 10. Cara memeriksa tanda Homan adalah dengan membaringkan ibu dalam posisi telentang dengan kedua kaki lurus, kemudian melakukan dorsofleksi dan menanyakan apakah ibu merasakan nyeri pada betis, jika sakit maka tanda Homan positif (Astuti, 2015). Pembalut diganti minimal dua kali sehari c) Pembalut harus kering dan bersih d) Jangan menyentuh area luka. e) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan area genital.

Tarik perut Anda saat menarik napas, tarik napas dalam-dalam dan angkat dagu dari dada, tahan selama 1-5 hitungan, rileks dan ulangi sebanyak 10 kali. Kegel dilakukan dengan mengontraksikan otot vagina dan anus, seperti menahan urine dan feses. Menyusui Untuk membantu dan membimbing para ibu dalam menyusui bayinya agar bayi mendapatkan ASI yang cukup.

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pengkajian Data a. Data Subjektif (S)

Penyakit ibu harus diselidiki untuk menyingkirkan berbagai faktor risiko yang dapat diturunkan kepada bayi, seperti TBC, faktor risiko bayi BBLR, diabetes melitus, faktor risiko bayi makrosomia (Riwayat Kebidanan Marmi, Ibu a) Sejarah Pralahir. Bayi sebaiknya disusui sesegera mungkin setelah lahir, terutama pada satu jam pertama. Hal ini harus berlanjut hingga enam bulan pertama kehidupan mereka. Bayi baru lahir tidak boleh diberi makanan apa pun selain ASI selama ini. Pernafasan bayi baru lahir adalah 40-60 kali per menit, tidak ada retraksi dada atau bunyi rintihan pada saat pernafasan (Uliyah dan Hidayat, 2009).

Pada bayi cukup bulan, lingkar kepala normalnya adalah 32–35,5 cm (Maryuani dan Nurhayati, 2008). d) Lingkar dada. Penyakit kuning adalah warna kekuningan pada bayi baru lahir yang kadar bilirubinnya biasanya <5 mg/dL. Leher bayi baru lahir pendek dan tebal, dikelilingi lipatan kulit, lentur dan mudah digerakkan, serta tanpa kain.

Pemeriksaan palpasi payudara bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya produksi ASI (kolostrum) pada bayi usia 0-1 minggu. Pembesaran payudara dapat terjadi baik pada bayi laki-laki maupun perempuan pada 3 hari pertama setelah lahir. Tando, 2016) Pada bayi cukup bulan, putingnya terbentuk dengan baik dan tampak simetris (Marmi, 2015). i) Perut.

Periksa apakah bayi terdapat tonjolan di sekitar tali pusar saat menangis, tali pusat berdarah, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan simetri perut serta kelainan lainnya, normalnya tidak ada pendarahan, bengkak, nanah, a bau tidak sedap pada tali pusat, atau kemerahan pada sekitar tali pusat (Tando, 2016). k) Genetika. Pada bayi laki-laki, penis berukuran panjang 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm. Preposium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan phimosis. Pada bayi perempuan cukup bulan, labia mayora telah menutupi labia minora, lubang uretra terpisah dari lubang vagina, terkadang ada keluar cairan yang mengeluarkan darah dari vagina, hal ini disebabkan pengaruh hormon ibu (withdrawal blood). (Marmi, 2015).

Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Masa Pemilihan KB

Pengkajian Data

Penderita kelainan jantung derajat 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil dan boleh memilih alat kontrasepsi IUD, tubektomi, atau vasektomi untuk suaminya (Saifuddin, 2014). i) Ibu dengan infeksi genital (vaginitis, servisitis), sedang mengalami atau menderita PRP atau aborsi septik, kelainan bawaan bawaan pada rahim atau tumor rahim jinak yang mempengaruhi rongga rahim, penyakit trofoblas ganas, tuberkulosis panggul, kanker genital tidak diperbolehkan memasang IUD dengan progestogen (Saifuddin, 2013). j) Kanker payudara. Kontrasepsi hormonal diduga meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara (Hartanto, 2014). k) Radang panggul mencakup infeksi pada rahim, saluran tuba, dan jaringan adneksa lainnya, dan semua kasus ini tidak terjadi. Jika pil mini gagal dan terjadi kehamilan, maka kemungkinan besar kehamilan tersebut merupakan kehamilan ektopik, serupa dengan IUD, sehingga ibu tidak boleh lagi menggunakan pil KB dan IUD progestagen (Hartanto, 2010).

Wanita usia subur (WUS) merasa khawatir dan takut terhadap efek samping dan kegagalan yang terjadi pada alat kontrasepsi yang digunakan. Selain itu, klien KB sebagian besar berusia muda sehingga emosinya tidak stabil yaitu mudah tersinggung dan tegang sehingga diperlukan alat kontrasepsi yang tepat (Saifuddin, 2014). Dapat melakukan penilaian tingkat kesadaran dari composmentis (kesadaran maksimal) sampai koma (tidak sadar) (Sulistyowati Tanda-tanda vital a) Tekanan darah.

Hipertensi merupakan kontraindikasi KB implant, suntik 3 bulan dan pil mini sebulan karena hormon progesteron mempengaruhi tekanan darah (Hartanto, 2010). b) Suhu. Kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat terjadi pada ibu yang menggunakan suntikan progestogen. Dengan penggunaan kontrasepsi hormonal yang berkepanjangan, timbul flek, jerawat di pipi dan dahi, serta wajah tidak bengkak (Saifuddin, 2014).

Bila terdapat benjolan/kanker payudara/riwayat kanker payudara, klien tidak boleh menggunakan kontrasepsi implan atau progestin (Affandi, 2013). Riwayat penyakit kanker payudara dan penderita kanker payudara termasuk kontraindikasi KB suntik 3 bulan, minipil, implan (Hartanto, 2010). e) Perut. Perlu juga diperiksa adanya lesi, bengkak dan luka pada lengan bagian dalam tempat pemasangan implan kontrasepsi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalahnya adalah membandingkan nilai metric accuracy, precision, recall, sensitivity dan