• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus

2.4.1 Pengkajian Data a. Data Subjektif (S)

f) Memberi pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gizi ibu dan istirahat yang cukup setelah melahirkan

Masalah yang lazim dialami oleh bayi baru lahir adalah bayi rewel belum bisa menghisap puting susu, asfiksia, hipotermi, bercak mongol, hemangioma, ikterus, muntah dan gumoh, oral trush, diaper rash, seborrhea, bisulan, miliriasis, diare, obstipasi, infeksi (Marmi, 2015).

3) Riwayat Kesehatan Ibu

Penyakit ibu perlu dikaji untuk menyingkirkan beberapa faktor risiko yang dapat ditularkan pada bayi seperti TBC faktor risiko bayi BBLR, diabetes millitus faktor risiko bayi makrosomia (Marmi, 2015).

4) Riwayat Obstetri Ibu a) Riwayat prenatal

Menurut Davis dan Mc Donald (2011) riwayat kehamilan ibu perlu dikaji untuk menyingkirkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan beberapa kerusakan neurologis seperti kebiasaan ibu mengonsumsi alkohol atau rokok. Anak keberapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi BBL, adakah kehamilan yang disertai komplikasi seperti diabetes mellitus, hepatitis, jantung, asma, hipertensi, TBC, frekuensi ANC, keluhan selama hamil HPHT dan kebiasaan ibu selama hamil. Apakah ada riwayat perdarahan, preeklampsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar atau terganggu diabetes gestasional, poli/oligohidramnion (Muslihatun, 2010).

b) Riwayat Intranatal

Trauma lahir dapat menyebabkan perdarahan intrakranial akibat fraktur tengkorak (Davies dan Mc Donald 2011). Berapa usia kehamilan, ditolong oleh siapa, berapa jam waktu persalinan, jenis persalinan, lama kala II, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketubab bercampur mekonium, amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolaps tali pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, komplikasi persalinan (Muslihatun, 2010).

c) Riwayat Postnatal

Observasi TTV, keadaan tali pusat, apakah telah diinjeksi vitamin K dan Hb0 , pemberian salep mata , minum air susu ibu (ASI) berapa cc tiap berapa jam (Sondakh, 2013).

5) Riwayat Psikologi dan Sosial a) Riwayat Psikologi

Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesiapan ibu menerima dan merawat anggota baru (Sondakh, 2013).

b) Riwayat Sosial

Riwayat sosial meliputi informasi tentang tempat tinggal ibu, pola perawatan pranatal, status sosial ekonomi. Bidan harus mencatat bagaimana keluarga membiayai kebutuhan keluarga, siapa yang tinggal didalam rumah dan siapa yang akan menjadi perawat bayi yang utama.

Penting untuk memahami apakah hubungan ibu dengan pasangan stabil saat ini atau mengalami perpisahan karena itu akan mempengaruhi

kemampuan ibu untuk berfokus pada tugas keibuannya. Bidan harus memastikan siapa pembuat keputusan didalam rumah (ibu, ayah, pasangan, nenek, orang tua asuh) sehingga orang itu dapat dilibatkan dalam diskusi tertentu (Varney, 2007).

6) Pola Kebiasaan Sehari-hari

Untuk mengetahui masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi.

a) Pola Nutrisi

Bayi harus segera disusui sesegera mungkin setelah lahir terutama dalam 1 jam pertama dan dilanjutkan sampai 6 bulan pertama kehidupan , tidak boleh memberi makanan apapun pada bayi baru lahir selain ASI selama masa tersebut. Kebutuhan minum hari pertama sebanyak 60 cc/kg BB selanjutnya ditambah 30 cc/kg BB dihari selanjutnya. (Sondakh , 2013).

b) Pola Eliminasi

Proses pengeluaran BAB dan BAK terjadi 24 jam pertama setelah lahir Buang air besar dengan konsistensi agak lembek, berwarna hitam kehijauan dan buang air kecil berwarna kuning

c) Pola istirahat

Pola tidur neonatus sampai 3 bulan rata – rata 16 jam sehari (Wahyuni, 2011).

d) Pola Aktivitas

Pada bayi seperti menangis, BAB, BAK, memutar kepala untuk mencari puting susu. (Sondakh, 2013).

b. Data Objektif (O) 1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan Umum

Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran, gerakan ekstrim, ketegangan otot (Saifuddin, 2010).

b) Suhu

Temperatur tubuh internal bayi adalah 36,5 – 37,5°C (Sondakh, 2013).

Jika suhu kurang dari 35°C bayi mengalami hipotermi berat yang berisiko mengalami sakit berat hingga kematian. Bila suhu bayi lebih dari 37,5°C bayi mengalami hipertermi (Saifuddin, 2010).

c) Pernafasan

Pernafasan bayi baru lahir adalah 40-60 kali permenit tanpa adanya retraksi dada ataupun suara merintih saat ekspirasi (Uliyah dan Hidayat, 2009). Frekuensi lebih dari 60 kali permenit menandakan takipneu. Bila terdengar bunyi tambahan seperti bunyi berbusa dan berdenguk ini menandakan ronkhi yang berkaitan dengan ekspirasi (lebih sering terdengar pada bayi yang lahir dengan sectio sesarea) atau rales biasa disebut crackles terdengar seperti bunyi militus, berdenguk dan sering terdengar pada inspirasi . Berkaitan dengan tanda awal infeksi dan gagal jantung. (Davies dan Mc Donald, 2011).

d) Nadi

Denyut nadi normal pada bayi yaitu 100-180 kali/menit (Sondakh, 2013).

2) Pemeriksaan antropometri a) Berat Badan

Berat badan normal BBL yaitu 2500-4000 gram (Sondakh, 2013). Bila berat badan bayi 1500-2500 menandakan berat badan lahir rendah (BBLR).

b) Panjang Badan

Panjang badan normal yaitu 48-52 cm (Sondakh, 2013).

c) Lingkar Kepala

Lingkar kepala normal bayi yaitu 32-35,5 cm pada bayi cukup bulan (Maryuani dan Nurhayati, 2008).

d) Lingkar dada

Lingkar dada normalnya 30,5-33 cm (Maryuani dan Nurhayati, 2008).

e) Lingkar lengan atas (LiLA)

Normal LiLA bayi adalah 10-11 cm (Sondakh, 2013).

f) Ukuran kepala

Sirkumferensia fronto oksipitalis yaitu 34cm, sirkumferensia mento oksipitalis yaitu 35cm, sirkumferensia suboksipito bregmatika yaitu 32cm, sirkumferensia submento bregmantikus yaitu 32 (Sondakh, 2013).

3) Pemeriksaan fisik a) Kepala

Ubun-ubun, sutura, moulase, caput succadaneum, cephal hematoma, hidrosefalus (Muslihatun, 2010). Bentuk kepala kadang asimetris karena mengalami penyesuaian dengan jalan lahir pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam, ubun ubun besar rata dan tidak menonjol.

Ubun ubun berdenyut karena belahan tulang tengkoraknya belum menyatu dan belum mengeras sempurna (Marmi, 2015).

Rabalah garis sutura dan fontanel apakah ukuran dan tampilannya normal :

(1) Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus.

(2) Periksa fontanel anterior , fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus sedangkan terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol hal ini diakibatkan karena peningkatan tekanan inttakranial sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi.

(3) Lakukan pemeriksaan terhadap trauma kelahiran misalnya caput succadaneum , cephal hematoma , perdarahan subponeurotik atau fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti anensefali , mikrosefali dan sebagainya (Rukiyah dan Lia, 2012).

b) Muka

Warna kulit kemerahan jika berwarna kuning bayi mengalami ikterus (Sondakh,2013). Ikterus merupakan warna kekuningan pada bayi baru lahir yang kadar bilurubinnya biasanya <5 mg/dl. Jika pucat menunjukkan akibat sekunder dari anemia, asfiksia saat lahir dan syok (Maryunani dan Nurhayati, 2008).

c) Mata

Pemeriksaan terhadap perdarahan subkonjungtiva, warna sklera dan tanda tanda infeksi atau pus (Sondakh, 2013). Mata bayi baru lahir mungkin tampak merah dan bengkak akibat tekanan pada saat lahir dan obat tetes atau salep mata yang digunakan.

d) Hidung

Lubang simetris atau tidak ,bersih , tidak ada sekret, adakah pernafasan cuping hidung. Menurut Myles (2011), jika 1 lubang hidung tersumbat sumbatan dihidung lainnya mengakibatkan sianosis serta kegagalan usaha bernafas melalui mulut.

e) Mulut

Pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan reflek hisap yang dinilai dengan mengamati bayi menyusu (Sondakh,2013).

f) Telinga

Posisi telinga yang normal ditentukan dengan menarik garis lurus horizontal imajiner dari kantung mata bagian dalam dan luar melewati wajah (Maryunani dan Nurhayati,2008).

g) Leher

Leher bayi baru lahir pendek dan tebal, dikelilingi lipatan kulit, fleksibel dan mudah digerakkan serta tidak ada selaput (webbing). Bila ada webbing perlu dicurigai adanya sindrom turner. Pada posisi telentang bayi dapat mempertahankan lehernya dengan punggungnya dan menegakkan kepalanya kesamping (Maryunani dan Nurhayati, 2008).

h) Dada

Periksa bentuk dan kelainan dada , apakah ada kelainan bentuk atau tidak, apakah ada retraksi dinding dada ke dalam atau tidak dan gangguan pernafasan. Pemeriksaan inspeksi payudara bertujuan untuk mengetahui apakah papilla mammae normal, simetris atau ada oedema.

Pemeriksaan palpasi payudara bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengeluaran susu (witch’s milk) pada bayi usia 0-1 minggu.

Pembesaran dada dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan dalam 3 hari pertama setelah lahir. Hal ini disebut newborn breast swelling yang berhubungan dengan hormon ibu dan akan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. (Tando, 2016) Pada bayi cukup bulan , puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris (Marmi, 2015).

i) Abdomen

Periksa bentuk abdomen bayi, apabila abdomen bayi cekung kemungkinan mengalami hernia diafragmatika. Apabila abdomen kembung kemungkinan disebabkan perforasi usus yang biasanya akibat ileus mekonium. Periksa adanya benjolan, distensi , gastroskisis, omfalokel. Abdomen tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas. Abdomen berbentuk silindris , lembut dan biasanya menonjol dengan terlihat vena pada abdomen.

Bising usus terdengar beberapa jam setelah lahir (Maryunani dan Nurhayati, 2008).

j) Tali pusat

Periksa kebersihan, ada tidaknya perdarahan, terbungkus kasa atau tidak (Sondakh, 2013). Periksa apakah ada penonjolan di sekitar tali pusat pada bayi saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, bentuk dan kesimetrisan abdomen dan kelainan lainnya, normalnya tidak ada perdarahan , pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat, atau kemerahan disekitar tali pusat (Tando, 2016).

k) Genetalia

Pemeriksaan terhadap kelamin laki-laki : panjang penis, testis sudah turun dan berada dalam skrotum, orifisium uretra diujung penis, adakah kelainan fimosis, hipospadia atau epispadia. Kelamin perempuan : labia mayor menutupi labia minor, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan kelainan (Tando, 2016).

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1 - 1,3 cm, preposium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Pada bayi perempuan cukup bulan, labia mayor sudah menutupi labia minor, lubang uretra terpisah dengan lubang vagina terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan pengaruh hormon ibu (Withdrawl bleeding) (Marmi, 2015). Pastikan bayi sudah BAK dalam 24 jam setelah lahir.

l) Anus

Terdapat atresia ani atau tidak. Umumnya meconium keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya meconium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan (Marmi, 2015).

m) Ekstremitas

Ekstremitas atas, bahu, lengan : periksa gerakan, bentuk dan kesimetrisan ekstremitas atas. Sentuh telapak tangan bayi dan hitung jumlah jari tangan bayi. Periksa dengan teliti jumlah jari tangan bayi, apakah polidaktil, sidaktil atau normal.

Ekstremitas bawah, tungkai dan kaki : periksa apakah kedua kaki bayi sejajar dan normal. Periksa jumlah jari kaki bayi apakah polidaktil , sindaktil atau normal. Reflek plantar dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu ditelapak kaki bayi dan jari kaki bayi akan melekat secara erat. Reflek babinski ditunjukkan pada saat bagian

samping telapak kaki bayi digosok dan jari kaki bayi akan menyebar dan jempol kaki akan ekstensi (Tando, 2016).

Normalnya kedua lengan dan kaki sama panjang, bebas bergerak dan jumlah jari kaki lengkap. Menurut Myles (2011).

n) Punggung

Tulang belakang lurus. Suatu kantong yang menonjol besar disepanjang tulang belakang tetapi paling biasa diarea sacrum mengindikasikan beberapa tipe spina bifida. (Maryunani & Nurhayati, 2008). Pada saat bayi tengkurap lihat dan raba kurvatura kolumna vertebralis untuk mengetahui adanya skoliosis, pembengkakan, spina bifida , mielomeningokel, dan kelainan lainnya. Normalnya tidak ada pembengkakan, kulit utuh, tidak ada benjolan pada tulang belakang tidak ada kelainan (Tando, 2016).

c. Analisa (A)

Bayi baru lahir normal usia > 6 jam...

d. Penatalaksanaan (P)

1) KN 1 (6-48 Jam Setelah Bayi Lahir)

a) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi b) Bebaskan jalan napas segera

c) Gunakan sarung tangan steril/DTT d) Upayakan agar bayi tetap hangat.

(1) Segera keringkan dari bungkus tubuh bayi

(2) Bila bayi bernapas spontan letakkan bayi diatas perut ibu, jika ibu bersedia dan memungkinkan untuk dilakukan

(3) Tidak memandikan bayi pada 6 jam pertama atau tunggu sampai suhu tubuh bayi stabil

e) Lakukan penilaian Apgar pada menit pertama dan kelima

f) Berikan obat tetes mata (dalam 1 jam pertama setelah persalinan).

g) Perlihatkan bayi pada ibu dan anggota keluarga yang lain.

h) Lakukan kontak dini dengan ibu

i) Perhatikan eliminasi urine dan mekonium dalam 24 jam pertama.

Jika tidak ada, lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak.

j) Upayakan agar bayi mendapatkan kolostrum/ASI segera mungkin, bila tidak ada kontradiksi

k) Pantau kondisi bayi, termasuk kemampuan mengisap, tanda tanda vital, dan tanda bahaya

l) Lakukan perawatan tali pusat

(1) Pastikan tali pusat dipotong dengan gunting steril yang disterilkan dengan DTT

(2) Pastikan tali pusat telah diikat dengan baik dan tidak ada perdarahan. Jika ada perdarahan, tali pusat diikat kembali

(3) Setiap kali basah atau kotor terkena urine atau feses bayi, kasa harus segera digantikan.

m) Pantau kondisi bayi

(1) Pada 2 jam pertama, kaji upaya mengisap, tanda-tanda vital, aktifitas, warna kulit

(2) Pada jam berikutnya, kaji suhu tubuh, pernapasan (retraksi, inspirasi dan ekspirasi, frekuensi), denyut nadi. Timbang berat badan setiap hari.

(3) Sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya

n) Setiap bayi yang akan dipulangkan harus disertai dengan keterangan berikut :

(1) Identitas : nama ibu dan nama bayi bila sudah ada (2) Tanggal,hari,bulan,tahun, dan jam kelahiran.

(3) Jenis kelamin, jika diragukan, perlu dibuat catatan dan orang tua harus diberi tahu

(4) Jenis persalinan dan nama penolong.

(5) Bilai Apgar, berat badan, panjang badan, serta keistimewaan lainnya.

(6) Masa gestasi (lama bayi dalam kandungan minggu)

(7) Hasil pemeriksaan laboratorium dan tindakan yang telah diberikan (bila ada)

(8) Surat pengantar/kartu untuk kepentingan pengawasan tumbuh kembang

o) Jelaskan kepada ibu/orang tua tentang jenis-jenis vaksinasi yang

perlu diberikan kepada bayi (Saminem, 2010).

2) KN 2 (3-7 Hari Setelah Bayi Lahir)

a) Memberitahukan ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal b) Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayi ke puskesmas atau

bidan untuk imunisasi sedini mungkin

c) Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir normal

d) Menjaga kehangatan tubuh bayi

e) Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yang benar.

f) Mengingatkan kembali ibu untuk melaksanakan ASI eksklusif dengan memotivasi ibu agar menetekan bayinya sesering mungkin

3) KN 3 (8-28 Hari Setelah Bayi Lahir)

a) Memberitahukan ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal.

b) Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir normal.

c) Menjaga kehangatan tubuh bayi.

d) Mengingatkan kembali ibu untuk melaksanakan ASI eksklusif dengan memotivasi ibu agar menetekan bayinya sesering mungkin.

Dokumen terkait