EKOLOGI ARSITEKTUR SEMESTER GANJIL TAHUN 2022
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KONSEP EKOLOGI ARSITEKTUR
DOSEN PEMBIMBING:
IDA AYU SHANTY PRADNYA PARAMITHA, S.T., M.ARS.
OLEH:
NI PUTU SHERLYSTIA SATRIANI (2105521076)
UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa karena atas asung kertha waranugraha-Nya kami bisa menyelesaikan penulisan laporan ini yang berjudul ” BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KONSEP EKOLOGI ARSITEKTUR”.
Saya menyadari betul apa yang saya tulis dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisannya. Kekurangan-kekurangan tersebut terutama disebabkan kelemahan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan saya, baik disadari maupun tidak. Hanya dengan saran dan kritik yang konstruktif, Kekurangan-kekurangan tersebut dapat diperkecil sehingga la poran ini akan memberikan manfaat yang maksimal.
Akhirnya, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembaca.
Om Santhi Santhi Santhi Om
Denpasar, 28 November 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...…………..i
Daftar Isi...ii
Bab 1. PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah………1
1.3 Tujuan Dan Manfaat………2
Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA...3
2.1 Kajian Pustaka...3
Bab 3. METODE PENELITIAN...7
3.1 Metode Penelitian Studi Lapangan...7
3.2 Identitas Proyek...7
3.3 Deskripsi Objek...7
Bab 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...8
4.1 Konsep Perancangan………...8
4.2 Kekuatan dan kelemahan desain...9
4.3 Hasil data Foto Survey...10
Bab 5. PENUTUP………..……...13
5.1 Kesimpulan……….13
Daftar Pustaka... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ekologi adalah cabang ilmu yang membahas dan mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan lingkungan sekitarnya serta mengajarkan kita untuk mempelajari dan memahami segala hubungan dan interaksi yang terjadi di lingkungan. Ilmu ekologi meliputi beberapa komponen yaitu komponen biotik yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya dan komponen abiotik yang meliputi batuan, air dan benda mati lainnya.
Menurut Ernst Haeckel (1866), ekologi adalah ilmu yang komprehensif tentang hubungan organisme dengan lingkungannya, menurut E.P.Odum (1963), ekologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi alam.
Salah satu penerapan konsep arsitektur ekologi yang saat ini banyak diminati khususnya di Bali dapat ditemukan pada beberapa villa dan resort yang didedikasikan untuk keseimbangan antara lingkungan alam dengan manusia dan bangunan itu sendiri. Selain dapat menarik perhatian pengunjung seperti wisatawan mancanegara maupun lokal dengan keindahan dan estetika alamnya, konsep desain ekologis ini juga dapat memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sekitar karena tidak terlalu merusak lingkungan dan dapat membantu. Ekonomi dari masyarakat setempat. Pemilihan dan penggunaan material yang digunakan, mulai dari desain hingga konstruksi, sangat mempengaruhi hasil desain.
Dalam laporan ini membahas tentang bangunan villa dengan menggunakan konsep ekologi arsitektur. Adapun objek villa dalam penelitian ini, yaitu Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat yang berlokasi di Jl. Keliki Kawan, Pejeng Kawan, Kec. Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552. Untuk Amori villas berkonsep ekologi, ada beberapa aspek dalam konsep ekologi yang dapat diterapkan pada bangunan, yakni: aspek tapak bangunan, aspek penataan bangunan, aspek material bangunan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.2.1. Apa Uraian konsep perancangan arsitektur yang diterapkan dari Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat?
1.2.2. Apa kekuatan dan kelemahan desain obyek yang ditinjau dari prinsip dan azas ekologi?
1.2.3. Bagaimana respon desain Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat terdapat konteks ekologi?
1.2.4. Apa Poin spesifik yang dapat menjadi pembelajaran (lesson learned) dari Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat terdapat konteks ekologi?
1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui uraian konsep perancangan arsitektur yang diterapkan dari Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat?
1.3.2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain obyek yang ditinjau dari prinsip dan azas ekologi?
1.3.3. Untuk mengetahui respon desain Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat terdapat konteks ekologi.
1.3.4. Untuk mengetahui spesifik yang dapat menjadi pembelajaran (lesson learned) dari Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat terdapat konteks ekologi?
1.4. MANFAAT PENYUSUNAN
1.4.1. Bagi mahasiswa, laporan ini berguna untuk menambah wawasan mengenai Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat
1.4.2. Bagi dosen, laporan ini ini diharapkan bisa memberikan gambaran rinci terhadap Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat
1.4.3. Bagi masyarakat umum, laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
DEFINISI EKOLOGI ARSITEKTURKerusakan alam tidak dapat dihindari saat mendesain bangunan. Namun, arsitektur ekologis dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Karena perancangan memperhatikan beberapa aspek, antara lain: aspek iklim, aspek lingkungan ekosistem dan aspek bahan konstruksi yang digunakan. Arsitektur ekologis dapat diartikan sebagai tempat yang penuh dengan kebutuhan. Kebutuhan akan aktivitas fisik dan psikologis manusia yang memperhatikan timbal balik pelestarian alam. Konsep ekologi arsitektural merupakan konsep konstruksi yang membangkitkan dan menarik perhatian akan pentingnya kelestarian ekosistem. Dalam konstruksi, mengurangi dampak negatif terhadap bangunan dan lingkungan.
Konsep ekologi arsitektur adalah salah satu yang memanfaatkan kemungkinan desain lingkungan dan konstruksi teknologi yang ramah lingkungan. Model perencanaan dan perancangan arsitektur ekologi adalah sebagai berikut:
a) Elemen arsitektur dapat melindungi bangunan dari sinar panas, angin dan hujan.
b) Penggunaan energi dalam bahan yang digunakan secara efektif:
a) Perhatikan cuaca dan iklim setempat.
b) Penggunaan bahan bangunan yang tidak merusak lingkungan dan berkelanjutan.
2.2. DEFINISI TANAH BERTRANSIS
Menurut Purwowido (1983), tanah bertransis atau kontur lereng adalah suatu daerah yang konturnya terdapat pada daerah perbukitan, pegunungan dan daerah lain dengan kemiringan yang bervariasi.
Karakteristik:
a) Dapat dikatakan bahwa tidak ada daerah datar yang cukup luas.
b) Permukaan datar harus dipotong dan diisi seperlunya, agar karakter tapak tidak
berubah.
c) Saat melakukan metode pengisian, diperlukan pemadatan tanah, yang dapat diukur berdasarkan perhitungan sigma dari daya dukung tanah.
d) Pemadatan dapat dilakukan setiap 30 cm, agar pondasi bangunan tidak ditarik secara mekanis dengan pukulan. Tanah miring menghadap ke bawah, sehingga dapat memposisikan bangunan langsung ke view.
e) Objek miring memiliki karakteristik medan yang dinamis, sehingga elemen medan dapat dimainkan untuk memengaruhi elemen bangunan yang terlihat juga, membutuhkan kreativitas positif, seperti garis yang kuat, kombinasi dan komposisi yang dinamis, serta penanganan sudut denah yang berbeda.
f) Kavling cocok untuk bentuk bangunan yang dinamis dan karakter bangunan yang informal.
g) Tapak miring menawarkan pemandangan yang menarik, seperti pemandangan alam dan lautan, sehingga dapat mempengaruhi mood ruangan, misalnya dimensi biru dan hijau pemandangan alam dapat menjadi elemen tambahan di dalam ruangan melalui bukaan yang berbeda. , seperti patio atau teras dan jendela kaca yang murni hubungan visual.
h) Lereng menyebabkan masalah drainase, memerlukan penanganan drainase khusus
Gambar 2.1. Cut and Fill
Syarat Perancangan Bangunan
a) Penyesuaian bangunan dengan mengikuti kontur tanah yang tersedia b) Gunakan split level untuk menambah dayatarik pada bangunan
c) Pemilihan material yang cukup kuat secara konstruksi
d) Analisis kondisi iklim, topografi, social budaya pada site dan lingkungan sekitarnya sebelum merancang bangunan
e) Perhatikan jalur buangan air dan sumber air pada site, untuk menjadi pertimbangan dalam membuat system drainase
f) Gunakan metode cut & fill jika pembangunan pada site tidak memungkinkan untuk mengikuti kontur ataupun menginginkan split level yang lebih landai g) Perhatikan pola sirkulasi manusia, kendaraan, maupun udara agar dapat selaras
dengan bentuk bangunan serta tanah tempatnya membangun.
h) Perhatikan aksebilitas pada bangunan
i) Pencapaian pada bangunan dapat dilakukan dengan mendirikan tangga agar mempermudah akses pengguna ke dalam bangunan dari ruang luar
2.3. DEFINISI SUSTAINABLE MATERIAL
Sustainable material adalah bahan yang dapat diproduksi sesuai kebutuhan dan merupakan bahan berkelanjutan yang dapat diperbarui tanpa menghabiskan dan merusak sumber daya alam. Faktor yang perlu diperhatikan untuk sustainable material adalah faktor umur, faktor produksi, dan faktor energi dari pengolahan material tersebut. Sustainable material digunakan untuk menjaga ekosistem serta lingkungan agar sumber daya alam tidak habis digunakan dan tetap dapat diolah menjadi material yang berkelanjutan.
1. Kayu
Kayu adalah bagian tanaman yang keras, diklasifikasikan sebagai pohon dan semak. Kayunya mudah didapat dan memiliki umur sekitar 50 tahun. Jika kayu rusak, dapat didaur ulang menjadi tanaman hias dan pupuk tanaman alami.
2. Bambu
Bambu adalah tumbuhan dengan batang beruas dan berongga yang merupakan bagian dari rerumputan atau tumbuhan perdu. Bambu mudah didapat dan memiliki umur panjang sekitar 40 tahun dengan proses pra
pengawetan. Bambu dapat digunakan untuk sikat gigi bambu, anyaman bambu, aksesoris dekoratif, dll.
3. Ijuk
Ijuk adalah serabut hitam dan keras yang berfungsi melindungi pangkal pelepah daun aren. Pohon enau menghasilkan ijuk yang dapat digunakan sebagai bahan penutup atap pada bangunan, umur pemakaian ijuk tersebut cukup panjang kurang lebih sampai 40 tahun masa pemakaiannya.
4. Alang – alang
Atap berbahan rumput alang memiliki karakter yang spesifik. Secara visual akan bangunan akan tampak lebih natural dan berkesan tradisional. Secara fisik ruang yang dinaungi oleh atap lalang akan lebih terasa sejuk dan nyaman. Karena celah antar rumput akan memungkinkan terjadinya pergerakan udara atau berperilaku sebagai ventilasi. Bahan atap lalang juga memiliki kemampuan untuk menyerap suara (absorbsi akustik).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. METODE PENELITIAN
Metode penelitian laporan ini adalah metode observasional, yaitu metode yang digunakan untuk mengamati dan mendeskripsikan perilaku yang diteliti. Dan juga metode wawancara yaitu wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara lisan yang berlangsung satu arah yaitu. pertanyaan datang dari pewawancara dan jawaban datang dari orang yang diwawancarai.
3.2. IDENTITAS PROYEK
Identitas proyek penelitian laporan ini adalah Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat yang berlokasi di Jl. Keliki Kawan, Pejeng Kawan, Kec. Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552.
3.3. DESKRIPSI OBJEK
Amori Villas adalah hotel mewah kecil yang berfokus pada kesehatan. Pemimpin retret menikmati penggunaan eksklusif semua fasilitas dan staf untuk retret yoga dan kebugaran paling istimewa mereka. Amori lebih dari sekadar akomodasi dan layanan berkualitas. Amori Villas intim dan pribadi - hanya 7 suite dan vila - dirancang untuk mengakomodasi rombongan yang memesan seluruh properti; untuk pasangan untuk liburan khusus; atau untuk orang yang datang ke retret kesehatan. Pengalaman Amori:
Bali-Ubud Amori. Makanan enak, yoga, kesehatan, pijat, budaya, dan spiritualitas. Alami semuanya.
Kunjungi restoran yang bagus, ikuti satu atau dua kelas yoga; pergi arung jeram;
siklus; nikmati kelas memasak cupid; dan bersantai dengan perawatan wajah, pijat, dan spa lainnya. Amori adalah pilihan mewah dibandingkan resor Bali lainnya. Selain kenyamanan kamar dan infinity pool, tempat ini sangat magis dan juga sangat dekat
Gambar 5.1. View Amori Villas dan Spa & Yoga Retreat
dengan Ubud. Perbedaan khusus antara orang Amori adalah lokasi mereka (mentransmisikan spiritualitas/aura); hubungannya dengan sungai suci Petanu; ruang yoga yang indah dan membangkitkan semangat; layanan pribadi yang sangat baik dari staf lokal kami; dan pencelupan di Banjar (lingkungan) setempat. Itu semua adalah bagian dari pengalaman Amori.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
Konsep perancangan Amori Village merupakan suatu rancangan arsitektur Bali dengan menggunakan pendekatan konsep arsitektur ekologis, dimana setiap bangunan dibuat dengan menerapkan konsep green building. Setiap suite dirancang untuk memaksimalkan cahaya alami dan ventilasi untuk meminimalisir penggunaan listrik dari bahan bakar fosil. A rea yoga dan spa juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara lingkungan alam dan bangunan, menggunakan kontur tanah peralihan. Setiap suite didesain dengan menggunakan material ramah lingkungan untuk memaksimalkan kenyamanan para pengunjungnya. Hal ini tentu akan memudahkan proses pemeliharaan berkelanjutan dari villa karena bahan yang digunakan terbilang banyak ada di lingkungan sekitar sehingga mudah dicari.
Prinsip penghematan energi dalam desain Amori Villas dan Amori Spa & Yoga Retreat terlihat jelas pada pencahayaan dan ventilasi. Desain ini memiliki banyak bukaan lebar sehingga Anda dapat mengoptimalkan jumlah sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan.
Kondisi ini secara tidak langsung meminimalkan penggunaan lampu sebagai sumber cahaya buatan. Penataan vegetasi di dalam pekarangan villa membuat suasana di dalam maupun di luar nyaman dan sejuk. Sirkulasi udara dalam ruangan yang baik dapat meminimalisir penggunaan ventilasi buatan oleh indoor air conditioning (AC).
Desain pada Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat sudah menyesuaikan dengan keadaan iklim daerah setempat. Hal ini dapat dilihan dari penggunaan atap miring seperti limasan dan atap dari bangunan spa yang berbentuk daun juga dibuat miring yang menyesuaikan iklim tropis. Penggunaan overstek yang lebar juga meminimalisir masuknya air hujan kedalam bangunan. Cuaca yang identik panas di wilayah Ubud dapat diantisipasi dengan banyaknya vegetasi yang ditanam dan ditata dengan rapi pada lahan villa sehingga dapat meredam udara panas. Bukaan yang di orientasikan langsung ke alam juga mendukung penghawaan yang maksimal.
Penggunaan sustainable materials yang tidak berbahaya bagi lingkungan dapat kita jumpai di desain Amori Villas and Amori Spa & Yoga Retreat pada hamper seluruh bagian
upper dan substrukturnya. Penggunaan bambu sebagai rangka atap dengan alang -alang sebagai penutup atapnya menjadi bagian yang menonjol dari bangunan Spa ini. Selain itu, penggunaan marmer dan batu alam sebagai eksterior bangunan menambah kesan alam dari bangunan.
4.2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN DESAIN
Desain Amori villa menerapkan system cut and fill dimana tanah akan digali atau ditimbun sesuai kontur dan kebutuhan dari bangunan. Tanah yang bertransis membuat estetika dari bangunan ini menjadi lebih natural dengan landscape sekitar yang juga memperkuat kesan alam dari Amori villa, lahan bertransis juga memiliki kesan 3D, sehingga pengolahan pada lahan menjadi seminimal mungkin untuk mendapatkan view yang menarik dan mendapatkan pencahayaan serta penghawaan yang semaksimal mungkin.
Vocal point dari Kawasan villa ini adalah tempat yoga dan spa yang mengambil inspirasi bentuk seperti daun sehingga memberikan unsur estetika dan keunikan tersendiri pada desain. Penggunaan sustainable materials seperti bambu untuk strukturnya membuat bangunan ini menjadi lebih dekat dengan konsep alam serta mendukung konsep ekologi arsitektur. Penggunaan bambu yang hanya bertahan 5 sampai 7 tahun ini tentu memiliki alasan tertentu. Selain umur tumbuh bambu yang tidak sampai bertahun tahun, bambu juga banyak dijumpai di daerah sekitar sehingga peggunaan bambu dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi pada masyarakat sekitar. Selain itu, penggunaan material kayu jati bekas furniture dari hotel – hotel sebagai lantai menjadi ide yang bagus untuk kembali memanfaatkan sesuatu yang dianggap tidak berguna. Objek ini juga sangat memainkan elevasi sehingga pada saat memasuki objek, para pengunjung tidak akan menyadari bahwa mereka sedang ada pada lantai 2 karena secara kasat mata, lantai 2 terlihat seperti lantai 1 karena kontur tanah yang bertransis.
Kelemahan desain Amori Villa terletak pada penerapan sustainable materials yang kurang pada Sebagian bangunan sehingga bangunan terlihat seperti rumah biasa dan masih banyak juga interior yang tidak menggunakan sustainable materials sehingga mengganggu konsep ekologis dari keseluruhan villa.
4.3. HASIL DATA FOTO SURVEY
Gambar 3.1. Main Entrance Gambar 3.2. Side Entrance
Gambar 3.3. Jembatan Penghubung Gambar 3.4. Yoga Retreat
Gambar 3.5. View dari Spa & Yoga Retreat Gambar 3.6. View dari Spa & Yoga Retreat
Gambar 3.7. Infinity Pool Gambar 3.8. Salah satu suites
Gambar 3.9.
Bathtub SPA
Gambar 3.10. Outdoor bathtub
Gambar 3.11. Indoor Bathtub Gambar 3.12. Exterior batu alam
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa arsitek/perancang perlu menyadari kondisi lingkungan dalam rancangannya. Dengan menerapkan konsep eko-arsitektur, wawasan, informasi dari tinjauan pustaka dan studi kasus, kita dapat memitigasi pemanasan global dan membangun hubungan erat antara lingkungan binaan dan alam.
Penggunaan material terbarukan dan ramah lingkungan seperti bambu, desain bangunan yang melengkapi lingkungan alam, tidak terlalu banyak mengubah lingkungan, mendaur ulang material, membuat desain unik dan bernilai jual tinggi, serta mendukung perekonomian nasional. dapat dicapai... Konsep ekologi telah diterapkan pada desain arsitektur Amori Villas dan Amori Spa & Yoga Retreat. Tidak hanya satu bangunan, namun seluruh area vila menerapkan konsep desain arsitektur ekologis. Pada prinsipnya, beberapa prinsip selalu diperhitungkan dalam ekoarsitektur seperti Hemat energi,
perhatikan iklim sekitar, gunakan bahan yang ramah lingkungan dan gunakan bahan daur ulang.
DAFTAR PUSTAKA
AmoriVilla.com. (2022). Diakses pada 29 November, dari Amori Villa – Stay for the Amori Experience
Otto Soemarwoto (1994), Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Penerbit Djambatan Jakarta Otto Soemarwoto (2005), Menyinergikan Pembangunan dan Lingkungan, telaah kritis Bengawan Lingkungan, PD Anindya Yogyakarta