• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Branch Larantuka Unit Waiwerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Branch Larantuka Unit Waiwerang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGAWASAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG LARANTUKA

UNIT WAIWERANG

Faisal Bayo Payon1, Helmy Syamsuri2, Abdul Sumarlin3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1faisalbpadonara@gmail.com, 2chemysyamsuri@gmail.com, 3sammaddulsumarlin@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find out the mechanism of supervision system in providing credit loan of PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Branch Larantuka Waiwerang Unit. The method of the research was qualitative research. The method of data collection was observation, interview and documents. The data were analyzed in qualitative analysis. The result of the research indicated that PT. Bank Rakyat Indonesia Branch Larantuka Unit Waiwerang has done the mechanism of supervision system in providing credit loan based on the Standard of Operational Procedure as stated in the regulation of PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Branch Larantuka Unit Waiwerang.

Keywords: Supervision System and Credit Loan.

PENDAHULUAN

Dalam persaingan dunia bisnis terutama dalam lembaga keuangan perlu adanya pengawasan guna mempermudah terjadinya transaksi dalam pemberian kredit yang akan berimplikasi terhadap berbagai aspek, seperti;

terhadap lembaga keuangan yang terlibat, aspek hukum pihak-pihak yang terkait, mekanisme penyelesaian resiko yang akan memberikan dampak kepada sistem lembaga keuangan dan perkonomian.

Manajemen kredit sangat penting dilakukan dalam penyaluran dana agar bank tidak mengalami kredit bermasalah karena pada kenyataannya kredit yang diberikan kepada nasabah banyak yang mengalami kendala.

Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu bank dan bukan bank. Sementara bank ialah salah satu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang akan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk meningkatkan kehidupan masyarakat lebih baik. Bank juga merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Ekonomi yang berkembang di indonesia yang semakin luas, banyak juga bank yang memberika penawaran seperti menerima simpanan, menerima

pembayaran setoran listrik, telepon, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya termasuk didalamnya pemberian kredit. Salah satu cara penyaluran dana tersebut adalah melalui kebijakan kredit yang dilakukannya, sehingga dengan kata lain kesehatan perbankan akan sangat dipengharui oleh resiko kredit.

Menurut UU No. 10 tahun 1998 mendefenisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

Pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Larantuka Unit Waiwerang merupakan hal yang penting dalam usaha perbankan. Tujuan dari pemberian kredit ini untuk menjaga, mengamankan dan mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang dapat menjadikan kredit bermasalah dan jika tidak ditindaklanjuti maka akan menyebabkan kerugian bagi pihak Bank. Dengan adanya sistem ini pihak Bank dapat mengetahui dengan cepat munculnya potensi kredit yang bermasalah serta menghindari terjadinya kredit macet.

(2)

TINJAUAN LITERATUR

Lembaga.keuangan yang berkaitan utamanya adalah menghmpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Pengertian perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk krdit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan dan bila dikaitkan dengan kegiatan usaha,kredit berarti suatu kegiatan memberi nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan saat itu. Dalam hdup sehari-hari kita sudah mengenal kata kredit, mulai dari kredit barang pecah belah yang dijadikan oleh tukang kredit dari rumah ke rumah atau kredit bentuk uang yang diberikan oleh tukang- tukang ijon. Dalan skala yang lebih luas lagi kita juga mengenal kredit yang berikan oleh perusahaan Leasing dan Perbankan.

Menurut Jusuf (2014) Pengertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.

Menurut Kasmir (2017) Berdasrkan pengertian kredit tersebut, dapat diketahuai bahwa ada beberapa kredit mempunyai beberapa unsur yang terdiri: Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima

kembali di masa tertentu di masa datang.

Kesempatan yaitu: Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesempatan ini dituang dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

Jangka waktu adalah Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

Resiko yaitu Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja, yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam.

Balas jasa yaitu; Akibat dari pemberian fasilatas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.

Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank prinsip konvesional.

Sistem pemberian kredit adalah rangkaian dari cara dan prosedur dalam pemberian kredit yang mencakup permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan dan berkairtan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit terdiri dari Permohonan Kredit, Pengumpulan Data dan pinjaman jaminan, Analisis kredit, Penyusunan Proposal Kredit, Pengumpulan Data Pelengkap, Peningkatan Kredit/Jaminan,, Adminitrasi Kredit dan Pencairan Data dan Pembukaan Failitas

Menurut kasmir (2017) mengemukakan bahwa prinsip dasar menganalisa pemberian kredit yang bisa digunakan oleh bank ada 5 prinsip, yang biasa dikenal dengan prinsip 5C, yaitu: Character merupakan syarat atau watak sesorang, sifat atau watak orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya.

Untuk dapat melihat watak atau sifat dari calon nasabah dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kempuan nasabah dalam membayar kredit, dari penilain ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kempuannya dalam mengembalikan kredit yang telah disalurkan. Untuk mengetahui penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan dengan melakuan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yag

(3)

baik, sehingga kemungkinan kredit itu bermasalah relatif kecil.

Merupakan jaminan yang diberikan oleh nasabah bank yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya dan kesempurnaannya, sehingga terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunkan secepat mungkin.

Menurut Pato (2013) untuk menetukan nilai kredit dikenal dengan istiah 7P sebagai berikut Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C.

Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.

Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.

Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk mengembalikan kredit yang diperolehnya.

Semakin banyak sumber penghsilan debitur, akan semakin baik sehingga jika salah satunya merugi akan akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

Profitabilitaty Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitabilitaty diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama

atau semakin meninggkat, apalagi dengan tambahan dengan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

Protection Tujua nnya adalah menjaga bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Salah satu fungsi manajemen dalam usaha untuk mengamankan perkreditan yang lebih baik dan efisien guna menghindari adanya penyimpangan dengan cara bank melakukan pengawasan kredit

Menurut Dewi (2014) pengewasan kredit tersebut terdiri dari: Pengawasan Langsung, pengawasan langsung ini dilakukan dengan menggunjungi ke atau on the spot ke tempat usaha debitur. Selain itu, pengawasan juga dilakukan melalui telpon, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk menciptakan rasa kekeluargaan antara debitur dengan pihak bank serta meni nggkatkan nebitur dalam memenuhi kewajibanya dalam membayar ansuran kredit setiap bulannya. Pengawasan langsung lainnya yaitu dengan melakukan pembinaan terhadap debitur. Pihak bank diharapkan semata-semata melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit tetapi juga membantu memberikan masukan guna menigkatkan usaha debitur maupun penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam proses pelunasan kredit.

Pengawasan tidak langsung.

Pengawasan tidak langsung dilakukan oleh pihak bank pada bagian analisis kredit melalui beberapa cara antara lain: melakukan pemantauan laporan keuangan debitur, melakukan pengawasan terhadap rekening pembayaran terhadap pembayaran ansuran kredit debitur.

Menurut Setiawati (2017) tujuan pengawasan kredit terdiri dari: Agar penjagaan/pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank, dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan nilai lebih baik untuk

menghindarkan penyelewengan-

penyelewengan baik dari oknum-oknum ektern bank /intern bank. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminitrasi dibidang perkreditan serta penyusunan dokumentasi perkreditan yang lebih baik.

Memajukan efisiensi di dalam pengelolahan dan tata laksana usaha di bidang

(4)

perkreditan dan mendorong tercapainya rencana yang ada.

Untuk memajukan agar kebijaksanaan yang telah ditetapkan seperti tersebut diatasa manual perkreditan surat-surat edaran dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik

Menurut Irham (2014) pengawasan kredit terbagi menjadi dua yaitu: Pengawasan aktif, yaitu pengawasan yang dilakukan dengan cara yang mengadakan pemeriksaan secara langsung dalam rangka pertimbangan atas penilaian atas fasilitas kredit yang telah diberikan.

Pengawasan pasif, yaitu pengawasanyang dilakukan dengan cara meneliti data-data atau laporan yang disampaikan oleh debitur (meliputi seluruh kegiatan usaha debitur). Preventif control, pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan kepada nasabah sebelum kredit disalurkan.

Represif control, pengawasan yang dilakukan saat kredit sudah diberikan kepada peminjam dana.

Menurut Subagyo (2015) prinsip pengawasan kredit adalah mencegah sedini mungkintimbuklnya praktik pemberian kredit yang tidak sehat oleh pejabat dan staf Bank.

Karena pada sebagian kasus, paktik pemberian kredit yang tidak sehat adalah hasil kolusi antara debitur dengan para pejabat atau staf bank dan menjaga agar mutu kredit yang diberikan tidak merosot sehingga dapan merugikan bank.

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menepati urutan paling ahkir dalam fungsi manajemen. Pengawasan membantu penilaian apakah perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan suatu program telah dilaksanakan dengan efektif atau tidak. Dalam pelaksanaa pengawasan kredit ini, akan melalui beberapa tahap yang membentuk suatu proses pengawasan kredit

Setelah dilakukan analisis terhadap penyebab penyimpangan tersebut, maka disusunlah suatu program untuk memperbaikinya. Dan dari pelaksanaan program itu akan dibandingkan dengan suatu standar yang baku dalam menentukan kolekbilitas kredit. Dalam tahap ini, kredit akan dikelompokan dalam kelompok lancar, tidak lancar, diragukan dan macet.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif adalah meteode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah maupun rekayasa manusia.

Lokasi penelitian oleh peneliti yaitu PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Larantuka Unit yang berolaksi di jl. Trans Adonara.

Waktu yang digukana dalam penelitian kurang lebih dua bulan yaitu dari bulan November sampai bulan September.

Data penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah kualitatif.

Teknik analisis data yang digunaka yaitu: Pengambilan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Larantuka Unit Waiwerang. Mendeskripsikan sistem pemberian kredit yang ditertpkan PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Larantuka Unit Waiwerang. Mendeskripsikan fungsi-fungsi dalam sistem dan prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Larantuka Unit Waiwerang..

Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari Teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pimpinan, nasabah dan karyawan tentang objek observasi yang sedang diteliti wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedomaan wawancara yang telah tersusun secara sistimatis dan lengkap untuk pengumpulan datanya

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen- dokumen pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Larantuka Unit Waiwerang yang mempunyai keterkaitan dengan materi penulisan ini.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pemberian kredit yang diterapkan selama ini pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Larantuka Unit Waiwerang adalah sebagai berikut:

Permohonan dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan formulir standar yang telah disediakan BRI, maupun melalui aplikasi, baik aplikasi yang diakses langsung oleh debitur/calon debitur/pihak ketiga lainnya sesuai ketentuan yang berlaku di BRI.

Setelah dilakukan pendaftaran, mantri dapat langsung melakukan prakarsa sesuai dengan data calon debitur/debitur dalam aplikasi. Mantri wajib melakukan pemeriksaan ke tempat tinggal dan tempat usaha debitur baik untuk debitur lama maupun calon debitur.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memastikan domisili sesuai dengan data identitas debitur/calon debitur, legalitas usaha, kondisi usaha debitur berjalan dengan baik, sesuai PS, KRD, RPT maupun CPP, kondisi agunan memadai, prescreening dan hal-hal lain yang perlukan sebagai bahan pertimbangan dalam analisis kredit.

Setelah mantri menerima hasil prescreening, kemudian mantra melakukan pemeriksaan lapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dan menganalisis menggunakan aplikasi. Analisis tersebut didasrkan aspek-aspekyang tercakup dalam 5C meliputi hal-hal sebagai berikut;

Character Adalah watak dan sifat dari calon debitur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usahanya. Penilaian character yang tercermin pada tahap Pre Screening antara lain SLIK, SICD, DHN dan lain-lain.

Capacity Adalah kemampuan yang dimiliki oleh calon debitur dalam mengelola usahanya. Fakor capacity dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya: Aspek produksi

Kondisi alat produksi yag dipakai serta kapasitas produksi yang tersedia. Aspek pemasaran yang harus diperhatikan misallnya;

tingkat persaingan, prospek usaha dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran.

Aspek manajemen misalnya; hal-hal yang terkait dengan pengalaman, latar belakang pendidikan, keahlian dan pengelolaan usaha.

Capital adalah modal yang dimiliki calon debitur untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahannya.

Condition adalah keadaan ekonomi yang berpotensi dapat mempengharui kondisi usaha calon debitur.

Agunan adalah barang-barang yang diserahkan calon debetur sebagai agunan kredit. Agunan yang diserahkan oleh calon debitur, merupakan second wy out. Tujuan penilaian agunan adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai agunan dapat menutup resiko tidak dipenuhinya kewajibab finansial kepada BRI. Penilaian barang agunan meliputi antara lain jenis atau macam barang, nilai, lokasi, bukti kepe,ilikan dan status hukum.

Pemberian putusan kredit dapat dilakukan secara manual (dengan memberikan tanda tangan) atau dilakukan melalui sistem aplikasi pinjaman BRI. Setelah kepala pejabat yang berwenang melakukan approval putusan kredit maka sistem akan membentuk rekening pinjaman dari calon debitur mendapatkan pemberitahuan putusan kredit baik setuju atau ditolak melalui media tertentu.

Pengawasan merupakan hal yang sangat penting untuk melihat sejauh mana program yang telah direncanakan telah dilakukan, pengawasan yang dulakukan bank sejauh ini dimulai dengan pembagian tugas yang telah terpisah antara yang mengurus pembukuan terhadap kredit dan bagian yang melakukan adminitrasi serta bagian yang menerima permohonan kredit.

Dalam rangka memperkecil resiko yang mungin timbul dari pemberian kredit, maka perlu dilakukan pengawasan pada setiap tahapan pemberian kredit.

Pengawasan pada tahap calon debitur mengajukan permohonan kredit Calon debitur yang mengajukan permohonan kredit di kantor BRI Unit waiwerang wajib membawa kartu identitas asli (KTP) dan legalitas usaha.

Costumer service atau petugas yang menjalankan fungsi ADK di BRI Unit waiwerang menerima permohonan dari calon debitur, untuk diperiksa perlengkapan dokumen, membimbing nasabah untuki menginput permohonanan kredit.

Memeriksa kebenaran identitas calon debitur dapat dilakukan melalui aplikasi pinjaman yang terhubung langsung ke Dukcapil atau dilakukan secara manual oleh mantra pada saat melakukan on the spot.

Untuk pendaftaran yang dilakukan melalui referral, mantra memastikan data yang diinput telah lengkap dan sesai dengan dokumen sumber.

(6)

Mantri menjelaskan kepada calon debitur mengenai ketentuan-ketentuan kredit secara benar, untuk menghindari complain yang mungkin timbul dikemudian hari.

Pengawasan pada tahap ini dilakukan oleh pejabat pemutus. Apabila pejabat pemutus masih meragukan hasil pemeriksaan pejabat pemerkasa maka pihak atau pejabat pemutus akan melakukan ulang ke tempat debitur.

Pengawasan pada tahap putusan permohonan kredit yaitu Pihak bank unit waiwerang akan melakukan pengawasan pada kewajaran besarnya putusan kredit dikaitkan dengan besarnya usulan pejabat pemerkasa dan kesesuain besarnya putusan kredit.

Pengawasan sebelum pencairan kredit Pihak bank unit waiwerang atau customer service memeriksa kelengkapan dokumen sesuai dengan persyaratan dalam putusan

Customer service menjelaskan kepada debitur tentangbhak kewajiban yang timbul dari pinjamannya. customer service dan Kaunit harus memastikan bahwa surat pengakuan hutang atau perjanjian sudah ditanda tangani

Costumer service dan kaunit perlu memastikan bahwa jumlah pinjaman pada perjanjian kredit harus sama dengan jumlah putusan.

Pengawasan saat pencairan kredit Pada tahap ini pihak Bank Unit Waiwerang mejelaskan kepada debitur jumlah yang dibayar dan kewajibannya dan kredit dibayarkan kepada debitur yang berhak.

Pengawasan setelah pencairan Bank Unit waiwerang atau Kaunit memastikan pembukuan atas pencairan kredit dan biaya terkait realisasi kredit telah berhasil dan sesuai ketentuan. Memastikan bahwa cusyomer service atau petugas yang menjalankan fungsi ADK telah melakukan pemeriksaan isi berkas kredit

Pengawasan terhadap angsuran Kredit yaitu Kaunit harus meyakini bahwa senua kewajiban debitur berupa kewajiban pokok dan bunga yang dibayar, telah dibuku sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Untuk proses pelunasan kredit, maka sebelum melakukan penyerahan dokumen kepada kepemilik agunan yang berhak, kaunit harus meyakini bahwa seluruh proses pelunasan dan penutupan rekening debitur telah sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengawasan terhadap Asuransi Jiwa KrediPada dasarnya dengan adanya asuransi

jiwadiharapkan dapat memperkecil atau mengurangi resiko kerugian atau tunggakan yang ada di BRI Unit Waiwerang sebagai akibat meninggalnya debitur dalam kurun jangka waktu kreditnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, serta untuk melindungi BRI Unit Waiwerang dari kerugian yang mungkin timbul apabila debitur kredit meninggal dunia, serta untuk menjaga kepentingan ahli waris dari debitur tersebut dari hal-hal yang merugikan, maka perlu dilakukan langkah- langkah pengamanan dan pengawasan terhadap asuransi jiwa bagi kredit.

Untuk BRI Unit Waiwerang yang sudah diimplementasikan asuransi jiwa kredit Online, mantra atau petugas yang menjalankan fungsi ADK di BRI Unit Waiwerang melakukan entry data debituruntuk menutup asuransi pada aplikasi asuransi jiwa kredit Online.

Atas debitur yang meninggal dunia dalam kurun jangka waktu kreditnya, BRI Unit Waiwerang mangajukan klaim ganti rugi asuradur rekanan yang besaran dan prosedur pengajuannya telah dilaksanakan sesuai ketentuan.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diambil suatu kesimpulan bahwa sistem pengawasan pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia cabang Larantuka Unit Waiwerang dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Larantuka Unit Waiwerang yaitu: Pengawasan pada tahap calon debitur Pengajuan permohonan kredit, pengawasan pada tahap Pemeriksaan permohonan kredit, pengawasan pada tahap putusan permohonan kredit, pengawasan sebelum Pencairan kredit, pengawasan saat pencairan kredit, pengawasan Setelah pencairan kredit, pengawasan terhadap angsuran kredit dan pengawasan terhadap Asuransi Jiwa Kredit.

Dari penellitian yang telah dilakukan penulias, penulis memberika saran kepada perusahaan mengenai sistem pengawasan pemberian kredit yang ada pada Bank Rakyat Indonesia Unit Waiwerang. Sistem pengawasan pemberian kredit pada yang ada pada Bank Rakyat Indonesia Unit Waiwerang diharapkan dapat lebih ditingkatkan, karena sistem pengawasan pemberian kredit ini

(7)

merupakan tahap penting dalam suatu kegiatan kredit. Diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku secara umum, tanpa adanya penggaran atau kecurangan dalam pelaksanaanya.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Larantuka Unit Waiwerang diharapkan dapat meningkatkan lagi baik itu pengawasan aktif maupum pengawasan pasif agar bias memantau dan menganalisis perkembangan usaha debitur. Dengan adanya pengawasan ini sehingga guna mempelancar kegiatan kredir dan menghindari terjanya kredit bermasalah.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilianawati, D. (2014). Analisis Pengawasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam Meminimalisisr Terjadinya Kredit Bermasalah. Jurnal: Adminitrasi Bisnis (JAB). 10 (1). Mei 2014 melalui website https://media.neliti.com/media/publications /82072-ID-analisis-pengawasan-kredit- usaha-rakyat.pdf

Darmani, H. (2012). Manajemen Perbankan.

Jakarta; Bumi Aksara.

Dewi, O.A. (2014). Analisis Manajemen Kredit Guna Meminimalisir Kredit

Bermasalah (Studi pada Koperasi Bank Perkrditan Rakyat Pancadana Batu).

Jurnal: Adminitrasi Bisnis (JAB). 9 (2) April 2014. Melalui website https://media.neliti.com/media/publications /81630-ID-analisis-manajemen-kredit- guna-meminimal.pdf

Farisi, K. (2016). Analisis Sistem Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja Dalam Rangka Mendukung Pengendalian Kredit Bank (kasus pada PT KBPR Pancadana Batu Tahun 2012,2013,2014). Jurnal:

Adminitrasi Bisnis (JAB). 30 (1). Januari

2016. Melalui website

https://mill.onesearch.id/Record/IOS1232.a rticle-106

Kasmir. (2017). Manajemen Perbankan.

Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Lestari, D.P. (2016). Analisis Kebjakan Atas Pemberian Kredit Modal Kerja untuk Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Malang Periode 2012-2014).

Jurnal; Adminitrasi Bisnis (JAB). 38 (1) september 2016. Melaui website

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.a c.id/index.php/jab/article/view/1498

Mulyati, P. (2018). Analisis Penerapan sistem Pengendalian internal pemberian kredit usaha kecil menengah pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Ternate. Jurnal : Mulyati Prigama,Grance B. Nangoi, Treesje Runtu. Melalui website https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/ar ticle/view/21450/21159

Pasi, M.A. (2017). Analisis Manajemen Kredit Untuk Meminimalisasi Terjadinya Kredit Bermasalah Pada PT Bank Sulselbar Di

Kota Makassar. Jurnal:

Profitability Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

1 (2). Melalui website

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pro fitability/article/view/1920

Pato, S. (2013). Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Manado. Jurnal: EMBA. 1 (4) Desember 2013. Melalui website https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba /article/view/2824

Perdana, M. (2014). Penerapan Pengawasan Kredit Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Upaya Menekan Tungakan Kredit.

(Studi pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang, Tbk Pasuuan Periode 2011-2013). Jurnal: Adminitrasi Bisnis (JAB). 11 (1) Juni 2014. Melalui website

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.a c.id/index.php/jab/article/view/468

Primadani, M.A. (2017). Analisis Pengawasan Kredit Modal Kerja (KMK) sebagai Upaya Mengantisispasi Terjadinya Kredit Bermasalah. Jurnal: Adminitrasi Bisnis (JAB). 49 (1). agustus 2017 melalui website http://administrasibisnis.studentjournal.ub.a c.id/index.php/jab/article/view/1897

Setiawati, S.D. (2017). Evaluasi Pengawasan Pemberian Kredit sebagai upaya untuk Meminimalkan Non Performing Loan.

Jurnal : Adminitrasi Bisnis (JAB). 48 (1). Juli. Melalui website https://media.neliti.com/media/publications /88100-ID-evaluasi-pengawasan-

pemberian-kredit-seb.pdf

Sinaga, N.H. (2016). Analisis Sistem Pemberian Dan Penagihan Kredit Untuk Mencegah Kredit Bermasalah Pada Koperasi Simpan Pinjam Guru/Pegawai

“Sejahtera”Perguruan Tamansiswa Cabang Pematangsiantar. Jurnal: FINANCIAL ISN:

(8)

2502-4574. 2 (1). JUNI. Melalui website https://www.financial.ac.id/index.php/finan cial/article/view/30/30

Subagyo, P. (2015). Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Sugiyono. (2014). Meteode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pokok permasalahan pada penelitian ini adalah " Bagaimana kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan