• Tidak ada hasil yang ditemukan

batas usia dalam perkawinan - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "batas usia dalam perkawinan - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian Terdahulu

94 Haji Salim Bin Haji Besar, Pelaksanaan Undang-undang Keluarga Islam di Negara Brunei Darussalam dan permasalahannya, (dalam Mimbar Hukum), hlm. Undang-undang Keluarga Islam (Negeri Selangor) 2003, dan ordinan atau ordinan negeri yang lain menetapkan umur minimum perkahwinan terkandung dalam Seksyen 8 iaitu: Akta Undang-Undang Keluarga Islam (Wilayah-Wilayah Persekutuan) 303 Tahun 1984, Mula Berkuatkuasa: 109.

Metode Penelitian

Sistematika Penulisan

Bab kedua, Perkawinan dalam Hukum Islam dan Hukum Perkawinan Indonesia, memuat: pengertian perkawinan, Rukun dan syarat-syarat perkawinan, serta menguraikan tentang pentingnya masa pubertas menurut mazhab Islam dan hukum Indonesia, serta faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan dini. . Bab keempat berisi: hasil penelitian mengenai pembatasan hukum dan analisis penulis mengenai perbandingan pembatasan hukum dalam hukum Indonesia, Malaysia dan Brunei.

PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN

Pengertian Perkawinan

Kedua, perkawinan pada hakikatnya adalah suatu akad, dan secara keagungan perkawinan itu adalah wat’un (hubungan mesra), sebaliknya makna kebahasaannya adalah, dan banyak dalil yang menunjukkan bahwa perkawinan itu adalah akad seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. -Quran dan Hadits. Ketiga, Makna nikah adalah antara keduanya yaitu antara akad dan wat', karena nikah kadang dimaknai akad dan ada pula yang dimaknai wat'un (hubungan intim).17.

Dasar Hukum Perkawinan

Perkahwinan yang sah menjadi wajib apabila seseorang itu kelihatan cukup dari segi nafkah dan perlu mengikut keadaan fizikalnya untuk berkahwin supaya jika tidak berkahwin akan terjerumus ke dalam salah laku, maka bagi orang yang demikian wajib untuk berkahwin. 22. Perkahwinan yang sah menjadi makruh apabila seseorang itu layak untuk dikahwinkan dari sudut fizikal, tetapi belum terlalu diperlukan dan perbelanjaan untuk perkahwinan belum ada, sehingga perkahwinan itu hanya akan menyara kehidupan isterinya. dan anak-anak tidak bahagia, maka adalah makruh bagi orang yang demikian untuk berkahwin.

Rukun Dan Syarat Sah Perkawinan

Shigat (bentuk kontrak) mesti ditulis dalam bahasa yang boleh difahami oleh orang yang membuat kontrak, penerima kontrak dan saksi, Shigat mesti menggunakan ucapan yang menunjukkan masa kontrak dan saksi. Pengantin lelaki mungkin bertanya kepada penjaga pengantin perempuan, “Nikahkan saya dengan anak perempuan bapa kamu,” dan kemudian menerima jawapan, “Saya akan mengahwinkan dia (anak perempuannya) dengan kamu.

Tujuan Dan Hikmah Perkawinan

Menyadari tanggung jawab mempunyai istri dan mengasuh anak, melahirkan sikap tekun dan ikhlas dalam menguatkan bakat dan karakter diri. Pernikahan menciptakan ikatan kekeluargaan, mempererat rasa cinta abadi antar keluarga dan mempererat hubungan masyarakat yang diridhoi, dijunjung dan didukung oleh Islam.

Usia Baligh Menurut Imam Mazhab

Dalam undang-undang no. 16 mulai 2019, tujuan perkahwinan juga adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal. 83 Mahmood Zuhdi Abd.Majid, Pengantar Undang-undang Islam di Malaysia, cet.2 (Kuala Lumpur: Universiti Malaya, 2004), hlm.106. Akta Undang-undang Keluarga Islam (Wilayah Persekutuan) 1984 (AUKI (WP) 1984) adalah undang-undang model.

Penegasan tersebut terlihat pada Bab 47 UU Perkawinan Brunei (Kristen), bagian 1 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi. Hukum Brunei Bab 217 Bab 17 dalam kaitannya dengan hukum keluarga Islam tidak tegas dalam menentukan batasan usia pernikahan. Namun, Indonesia merevisi undang-undang tentang batasan usia menikah pada tahun 2019.

Santoso, Hakikat Perkawinan Menurut Hukum Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum Adat, Yadisna Vol.7 no. 2 Tahun 2016. Salim, Bin Haji Besar Haji, Implementasi Hukum Keluarga Islam di Brunei Darussalam dan Permasalahannya, dalam Mimbar Hukum 2001.

Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan Di Bawah Umur

Pekawinan Dalam Hukum Perkawinan Di Indonesia

  • Usia Baligh Menurut Hukum Indonesia
  • Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan Dini Di Indonesia

GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN

Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia

Tokoh-tokoh yang mengutarakan pandangan tersebut antara lain adalah mereka yang mempunyai pengetahuan langsung mengenai penyebaran kebudayaan dan masuknya ajaran Islam di Indonesia. Ada pula yang melakukan penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang Barat (Eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau atas perintah atasannya di Indonesia.59. Penilaian hipotesis ini adalah selain Koromandel dan Malabar, Islam di nusantara juga berasal dari Arab. Hal ini menunjukkan adanya kesamaan pola pikir Coromandel dan Malabar dengan mayoritas umat Islam di Indonesia, khususnya dengan pola pikir Syafi’i.

Arnold berpendapat bahwa Islam masuk ke nusantara pada abad ketujuh Masehi ketika dibawa oleh para pedagang dari Arab.60. Ia menyatakan bahwa pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran budaya dan agama Islam di Indonesia karena mereka sangat dinamis dalam berdagang. Teorinya, Islam masuk ke Indonesia melalui Tiongkok, rupanya dibawa oleh para pedagang Muslim Tiongkok.

Bukti lain yang mendukung teori ini adalah adanya beberapa catatan sejarah, khususnya adanya hadis dan sunah yang menganggap orang-orang yang terlibat dalam telekomunikasi Islam di Indonesia adalah keturunan Tionghoa, termasuk lebih tepatnya Raden Patah yang memiliki keturunan Tionghoa. Memang persoalan masuknya Islam ke Indonesia dari wilayah tengah Cina atau wilayah tengah lainnya memerlukan pembuktian lebih lanjut.62.

Pembentukan Hukum Keluarga Di Indonesia

Penerapan hukum keluarga di Indonesia tidak lepas dari upaya awal dari beberapa ahli hukum, baik ahli hukum Islam maupun ahli hukum adat, yang memaparkan beberapa gagasannya. Beberapa ahli hukum lain yang dianggap mewujudkan gagasan dasar tersebut antara lain Munawir Sjadzali dan Bustanul Arifin. Reformasi hukum keluarga Islam mengiringi upaya pemerintah dalam mengatur dan menegakkan aturan-aturan yang berkaitan dengan urusan keluarga.

Proses penyesuaian hukum yang dilakukan dalam hukum (keluarga) berbeda dengan proses-proses yang sebelumnya terjadi pada bidang hukum Islam lainnya. Dengan beberapa pengecualian, reformasi hukum keluarga Islam tidak hanya ditandai dengan adanya penggantian hukum Islam dengan hukum Barat, namun juga oleh perubahan hukum Islam itu sendiri, yang didasarkan pada penafsiran tradisi hukum Islam sesuai dengan perkembangan nalar. dan pengalaman.68. Dengan demikian, hukum keluarga Islam yang diterapkan dari Afrika Utara hingga Asia Tenggara telah berubah.

Di antara tujuan utama dan pertama reformasi hukum keluarga Islam, khususnya di bidang perkawinan yang dilakukan di dunia Islam pada umumnya, adalah untuk meningkatkan status atau kedudukan perempuan dan memperkuat hak-hak anggota keluarga inti. hak. dari anggota lainnya. keluarga selanjutnya dalam keluarga yang lebih besar (keluarga besar).70. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa reformasi hukum keluarga di Indonesia antara lain merupakan upaya untuk meningkatkan derajat perempuan dan kedudukannya dalam masyarakat, sehingga tidak jarang terjadi pembaharuan terhadap hukum Islam yang tertuang dalam undang-undang tersebut. buku-buku fiqih.

Sejarah Hukum Keluarga Di Malaysia

  • Sejarah Masuknya Islam Di Malaysia
  • Pembentukan Hukum Keluarga Di Malaysia

Setelah itu, Zheng He mempersiapkan pasukan untuk penaklukan dan penyebaran Islam di wilayah tetangga. Dalam UU Pahang terdapat sekitar empat puluh dua pasal dari total enam puluh delapan pasal yang hampir identik dengan hukum mazhab Syafi'i.80. Undang-undang tersebut berkaitan dengan penunjukan dan kewenangan dewan agama negara, mufti, proses pengadilan syariah, perkawinan dan perceraian, serta pelanggaran yang berkaitan dengan hukum Islam.

Kelompok ini dipimpin oleh para ahli hukum Islam dan hukum adat, serta terdiri dari hakim Pengadilan Tinggi dan beberapa akademisi yang sebelumnya terlibat dalam penyusunan undang-undang hukum Islam Singapura. Di satu sisi, mereka menyadari perlunya rancangan undang-undang yang diajukan oleh komisi federal, namun pada saat yang sama mereka yakin bahwa rancangan tersebut belum mencakup seluruh aspek penting dalam hukum Islam, baik hukum substantif maupun prosedural. Wilayah Federal adalah wilayah pertama yang mengadopsi undang-undang hukum keluarga Islam yang dirancang oleh Kantor Kejaksaan Agung Pemerintah Federal.

Pertama, termasuk bukan Islam iaitu Akta Membaharui Undang-undang (Perkahwinan dan Perceraian) 1976 dan kedua Akta Undang-undang Keluarga Islam. Pelbagai undang-undang atau akta atau akta yang terpakai di setiap negeri ini umumnya mempunyai persamaan dan dalam hal ini, kebanyakan pakar undang-undang dan literatur mengatakan bahawa akta undang-undang keluarga Islam persekutuan 1984 merupakan model dan representasi bagi ciri-ciri undang-undang keluarga Islam dalam Malaysia.

Sejarah Hukum Keluarga Di Brunei Darussalam

  • Sejarah Masuknya Islam Di Brunei Darussalam
  • Pembentukan Hukum Keluarga Di Brunei Darussalam

Dalam undang-undang tersebut, persoalan hukum keluarga Islam hanya diatur dalam 29 pasal, yaitu pada aturan: Perkawinan dan perceraian pada VI. bagian mulai dari Pasal 134 sampai dengan 157, dan Pemeliharaan dari Hal ini sesuai dengan asas Undang-Undang Perkawinan yang menyatakan bahwa calon suami istri harus siap lahir batin ketika ingin melangsungkan perkawinan. Ketika undang-undang perkawinan terbit, pelaksanaan program keluarga berencana (KB) belum sama seperti saat ini.

Dalam Undang-undang atau Ikhtisar Hukum Islam, persoalan penentuan usia sebenarnya bersifat ijtihadiye, yaitu suatu bentuk upaya untuk memperbaharui pemikiran fiqh. Disahkannya undang-undang tentang batas usia perkawinan bertujuan untuk menjamin agar anak mempunyai kehidupan yang terlindungi sehingga terhindar dari penindasan dan paksaan pihak lain untuk menikah serta memperoleh kebebasan dalam menentukan masa depannya. Bahwa mencegah laki-laki yang telah berumur 18 tahun dan perempuan yang telah berumur 16 tahun untuk melangsungkan perkawinan yang sah merupakan pelanggaran hukum dengan ancaman.

Dalam Undang-Undang Perkawinan Indonesia pada dasarnya terdapat peraturan yang menyatakan bahwa Hukum Perkawinan Indonesia diatur oleh Undang-Undang Perkawinan No. 16 Tahun 2019 yaitu Pasal 7(1). Undang-undang perkawinan di Brunei menyatakan bahwa seorang perempuan harus berusia minimal 15 tahun dan tidak menetapkan usia minimum bagi laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin ada tuntutan pidana berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Anak di bawah usia tersebut.

Had umur perkahwinan dalam undang-undang negara yang dibincangkan di atas adalah hasil daripada budaya dan keadaan sosial setiap negara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Komparasi Batas Usia Perkawinan Di Indonesia, Malaysia,

PENUTUP

Saran

Setelah melakukan penelitian dan kesimpulan di atas, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam masih menetapkan usia terlalu muda untuk menikah. Perlu adanya peningkatan batas usia perkawinan menjadi 20 tahun dengan mempertimbangkan faktor medis, psikologis, dan faktor kesiapan calon pengantin lainnya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bagi peneliti lain untuk membahas perbedaan batasan usia menikah antara negara-negara Muslim lainnya.

Untuk mencari perkara baru berkenaan peruntukan undang-undang ini yang bersesuaian dengan masa dan tempat peraturan itu dilaksanakan. Memberi pemahaman dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang had umur perkahwinan yang boleh digunakan secara universal dalam undang-undang keluarga. Al-Rahman, Al-Jaziri Abd, Kitab Al-Fiqh Ala Madzahib Al-Arba'ah, Beirut: Dar Al-Khutub Al-Ilmiyyah, 2003.

Haji, Mahmud Sardong Awang Othman Ato, Pengadilan Syariah di Negara Brunei Darussalam dan Permasalahannya, Mimbar Hukum No. 22 Tahun VI, 1995. Wahid Marzuki, Fiqh Indonesia: Kompilasi Hukum Islam dan Sebaliknya Draft Kompilasi Hukum Islam di Negara Kerangka Kebijakan Hukum Indonesia, Bandung: Marja, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha dan Penerapannya dalam Undang- Undang Perkawinan di Dunia Islam. Artikel ini mengulas pendapat para ulama mazhab tentang batas

(MUI) Jawa Tengah 68 beliau berkata dengan dikeluarkannya peraturan tentang batas usia untuk melakukan suatu perkawinan untuk wanita 16 (enam belas ) tahun dan untuk laki-laki

Abstrak: Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha dan Penerapannya dalam Undang- Undang Perkawinan di Dunia Islam. Artikel ini mengulas pendapat para ulama mazhab tentang batas

Terkait pernikahan usia dini, walaupun Undang-Undang Perkawinan telah menyebutkan batas usia untuk menikah, yakni 19 tahun baik itu laki-laki maupun perempuan.

Perubahan ketentuan mengenai batas usia perkawinan yang semula pada pasal 7 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan menerangkan bahwa batasan usia perkawinan

Perkawinan usia dini secara yuridis tidak menimbulkan pelanggaran terhadap UU No 16 tahun 2019 tentang perkawinan jika sudah mendapatkan dispensasi dari pengadilan,

Berdasarkan laporan dari BPS Badan Pusat Statistik dan UNICEF United Nations Children’s Fund pada tahun 2018, perempuan berusia 20-24 tahun telah melangsungkan perkawinan sebelum

1 tahun 1974 tentang perkawinan adalah perpaduan dari konteks sosial, politik, budaya, ekonomi dan agama; 2 Makna dari penetapan batas minimal usia kawin dalam UU Perkawinan tersebut