• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bekisting Alumunium dengan bekisting konvensional

N/A
N/A
Hayuu Cuss

Academic year: 2024

Membagikan "Bekisting Alumunium dengan bekisting konvensional"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERBANDINGAN METODE, BIAYA DAN WAKTU PENGGUNAAN BEKISTING ALUMINIUM DENGAN BEKISTING KONVENSIONAL, SEMI KONVENSIONAL DAN

SISTEM (PERI)

Dian Perwitasari1, Junita Eka Susanti2, Alvin Rahmat Habibie Mashur3 Prodi Teknik Sipil, Institut Teknologi Sumatera

Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365, Telp.: (0721) 8030188, (0721) 8030189

Email:

[email protected]1), [email protected]2), [email protected]3).

ABSTRAK

Komponen-komponen struktur meliputi kolom, balok dan plat yang mana setiap komponen tersebut memerlukan bekisting didalam pembangunannya. Bekisting berperan penting untuk membentuk dimensi struktur agar sesuai dengan perencanaan. Jenis bekisting yang umum digunakan ialah bekisting konvensional dan semi konvensional. Selain itu, ada juga jenis bekisting sistem (PERI) yang sudah di terapkan. Pada tahun 2016 bekisting aluminium mulai diperkenalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan bekisting dari segi metode, biaya dan waktu. Penelitian ini membandingkan metode, biaya dan waktu menggunakan metode kuantitatif dan komparatif. Data bekisting aluminium dan semi konvensional didapat dengan cara observasi serta wawancara dan kemudian dilakukan benchmarking dengan bekisting konvensional dan sistem (PERI) berdasarkan studi literatur. Analisa metode menghasilkan perbandingan karakteristik untuk masing-masing bekisting. Analisa biaya menghasilkan perbandingan rencana anggaran biaya. Analisa waktu dilakukan berdasarkan waktu likely berdasarkan observasi serta studi literatur sehingga menghasilkan kapasitas produksi dan waktu pelaksanaan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bekisting aluminium unggul dari segi metode, biaya dan waktu. Metode pemasangan dengan all-in-one system atau satu kesatuan elemen struktur memungkinkan terjadinya pelaksanaan yang efisien tanpa adanya pekerjaan yang tertinggal. Material yang tahan lama dan dapat didaur ulang akan sangat membantu dalam kegiatan konstruksi dan keberlangsungan lingkungan. Harga satuan bahan dan upah pekerja tergolong murah serta pemakaian berulang yang tinggi membuat kebutuhan biaya jenis bekisting aluminium paling rendah dibandingkan lainnya. Jenis bekisting aluminium juga memiliki waktu pemasangan tercepat, hal ini dipengaruhi oleh kemudahan pelaksanaan sehingga menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi.

Dengan keunggulan yang dimiliki membuat jenis bekisting aluminium cocok digunakan untuk gedung tingkat tinggi dengan lantai typical.

Kata kunci: bekisting, aluminium, konvensional, semi, peri, perbandingan, metode, biaya, waktu

ABSTRACT

The structural components include columns, beams and plates where each of these components requires formwork in its construction. Formwork plays an important role in forming the dimensions of the structure to match the plan. The types of formwork that are commonly used are conventional and semi- conventional formwork. In addition, there are also types of system formwork (PERI) that have been implemented. In 2016 aluminum formwork was introduced. This study aims to determine the formwork comparison in terms of method, cost and time. This study compares methods, costs and time using quantitative and comparative methods. Aluminum and semi-conventional formwork data were obtained by means of observation and interviews and then conducted benchmarking with conventional formwork and systems (PERI) based on literature studies. Analysis of the method produces a comparison of the

(2)

analysis is carried out on a likely time basis based on observations and literature studies so as to produce production capacity and execution time. Based on the research results, it can be concluded that aluminum formwork is superior in terms of method, cost and time. The installation method with an all- in-one system or a single structural element allows for efficient execution without any lagging work.

Materials that are durable and can be recycled will greatly assist in construction activities and environmental sustainability. The unit price of materials and workers' wages are low and high repetitive use makes the cost requirements for this type of aluminum formwork the lowest compared to others. This type of aluminum formwork also has the fastest installation time, this is influenced by the ease of implementation which results in a high level of productivity. With its advantages, it makes this type of aluminum formwork suitable for high-rise buildings with typical floors.

Keywords: formwork, aluminum, conventional, semi, peri, comparison, method, cost, time

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemilihan jenis bekisting dan metode pengerjaannya sangat berpengaruh di dalam kegiatan konstruksi. Inovasi akan jenis dan metode bekisting yang akan digunakan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Jenis bekisting yang secara umum masih digunakan khususnya di Indonesia ialah bekisting konvensional dan semi konvensional, jenis bekisting konvensional menggunakan kayu sebagai material dasarnya sedangkan bekisting semi konvensional ialah pengembangan dari bekisting konvensional. Selain bekisting konvensional dan semi konvensional, ada juga jenis bekisting sistem (PERI) yang sudah di terapkan pada konstruksi di Indonesia. Sistem (PERI) mengandalkan cara prafabrikasi untuk pembuatan bekistingnya. Pada tahun 2016 beberapa brand bekisting baru mulai bermunculan, salah satunya penggunaan bekisting aluminium. Penggunaan bekisting aluminium secara luas merupakan langkah besar bagi industri konstruksi, namun tidak hanya meningkatkan efisiensi untuk industri saja tetapi juga menghemat bahan, biaya, tenaga kerja dan waktu. Dengan kualitas yang baik dan kemudahan metode pengerjaan, bekisting aluminium akan semakin banyak digunakan dalam membangun di masa depan.

Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian sehingga menetapkan penelitian dengan judul

“Analisa Perbandingan Metode, Biaya, Dan Waktu Penggunaan Bekisting Aluminium dengan Bekisting Konvensional, Semi Konvensional, dan Sistem (PERI)” penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan bekisting aluminium akan lebih efisien dibandingkan dengan bekisting konvensional, semi konvensional, dan sistem (PERI) dari segi biaya pembangunan, metode pelaksanaan, dan waktu pengerjaan.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Objek yang diteliti adalah pekerjaan bekisting aluminium, konvensional, semi konvensional dan sistem (PERI).

2. Studi kasus dalam penelitian yaitu pekerjaan pemasangan beksting kolom lantai 11 sampai dengan balok dan plat lantai 18 pembangunan Apartemen Vasanta Innopark, Bekasi.

3. Variabel penelitian perbandingan bekisting yaitu terhadap metode, biaya, dan waktu.

4. Biaya langsung yang diperhitungkan adalah biaya material dan upah kerja.

5. Biaya tidak langsung seperti profit, pajak, dan lain-lain tidak diperhitungkan.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Bekisting adalah suatu struktur bersifat sementara, digunakan untuk mencetak beton yang dituangkan sesuai dengan dimensi yang diperlukan dan menahannya sampai beton itu mampu mendukung berat sendiri, (Rupasinghe dan Nolan, 2007).

Bekisting Aluminium

R. Thiyagarajan, V. Panneerselvam dan K.

Nagamani, (2017) Panel aluminium formwok terbuat dari paduan aluminium berkekuatan tinggi, dengan permukaan panel, terdiri dari 4 mm tebal plat yang dilas dan dirancang khusus untuk membentuk sebuah komponen panel yang diperkuat oleh sistem pengaturan pin sederhana yang melewati lubang tiap panel dengan jarak yang direncanakan.

Bekisting Konvensional

Bekisting konvensional adalah bekisting yang menggunakan meterial utama berupa kayu, multiplex, dan papan. Dalam proses pengerjaannya, bekisting dipasang sesuai dengan dimensi struktur yang akan dibangun. Setelah beton mengeras, bekisting dibongkar satu per satu setiap bagiannya. Jadi bekisting konvensional ini pada umumnya hanya dipakai untuk 2

(dua) hingga 3 (tiga) kali pekerjaan dengan mempertimbangkan komponen yang masih dapat digunakan pada proses selanjutnya.

Bekisting Semi Konvensional

Seiring berkembangnya teknologi konstruksi maka dilakukan peningkatan pada metode bekisting konvensional, sehingga dirancanglah sistem bekisting semi konvensional yang terbuat dari plywood dan besi hollow. Untuk satu unit bekisting semi konvensional ini material yang digunakan jauh lebih awet dan tahan lama dari bekisting konvensional, sehingga umur pakai untuk bekisting semi konvensional relatif lebih lama.

Bekisting Sistem (PERI)

Bekisting sistem (PERI) adalah elemen- elemen bekisting yang dibuat di pabrik, sebagian besar komponen terbuat dari baja.

Bekisting sistem dimaksudkan untuk penggunaan berulang kali. Bekisting sistem dapat pula disewa dari penyalur alat-alat bekisting.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Tabel 1. Data Penelitian

(4)

Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian ANALISIS DATA

Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan

Metode Pelaksanaan adalah uraian pelaksanaan yang sistematis dengan cara yang baik dan benar. Pemilihan metode pelaksanaan sangat berpengaruh terhadap jalannya kegiatan konstruksi mulai dari

persiapan, pemasangan hingga hasil akhir.

Dengan memilih metode yang tepat, akan berimbas pada manajemen waktu dan biaya konstruksi. Karena metode, biaya dan waktu dalam kegiatan konstruksi saling terikat satu sama lain. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis perbandingan karakteristik metode pelaksanaan bekisting aluminium dengan bekisting semi konvensional, konvensional dan sistem PERI.

(5)

Tabel 2. Karakteristik Bekisting

Analisa Perbandingan Biaya

Analisa biaya dibutuhkan untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan pada masing-masing metode pelaksanaan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendapatkan analisis perbandingan biaya antara bekisting bekisting aluminium dengan semi konvensional adalah dengan mengolah data yang didapat dari Proyek

Apartemen Vasanta Innopark, Bekasi, diantaranya adalah volume pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan.

Selanjutnya untuk bekisting konvensional memakai analisa harga satuan pekerjaan yang dikeluarkan kementrian PUPR bidang cipta karya dengan harga satuan yang berlaku di daerah Bekasi dan sekitarnya.

Jenis bekisting sistem PERI memakai analisa harga satuan pekerjaan dari jurnal penelitian yang berjudul “Tinjauan

(6)

Perbandingan Biaya Penggunaan Bekisting Kolom Kayu, Plywood dan Sistem PERI (PERI LICO)” oleh Aunur Rafik dan Rinova Firman Cahyani (2017).

Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan merupakan besarnya jumlah luasan dalam suatu pekerjaan komponen struktur yang diukur dalam meter persegi. Perhitungan volume

pekerjaan pada penelitian kali ini dilakukan dengan cara menghitung total luas permukaan bekisting kolom, balok dan plat lantai.

Berdasarkan hasil perhitungan yang berpacu pada gambar kerja proyek pembangunan Apartemen Vasanta Innopark, berikut adalah data volume pekerjaan bekisting dari kolom lantai 11 sampai dengan balok dan plat lantai 18:

Tabel 3. Volume Pekerjaan Bekisting Vertikal

Tabel 4. Volume Pekerjaan Bekisting Horizontal

Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar

pengupahan pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.

Tabel 5. Pemasangan 1 m2 Bekisting Kolom

Tabel 6. Pemasangan 1 m2 Bekisting Balok

(7)

Tabel 7. Pemasangan 1 m2 Bekisting Plat

Rencana Anggaran Biaya

Cost Planning atau RAB (Rencana Anggaran Biaya) merupakan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan pembangunan atau proyek konstruksi. RAB yang dihitung berdasarkan sistem per meter persegi didapatkan dengan cara:

RAB (Rp) = HSP (Rp/m2) x Volume pekerjaan (m2)

Maka, setelah didapatkan harga satuan dan volume pekerjaan, dapat dilakukan perhitungan total rencana anggaran biaya pemasangan bekisting kolom lantai 11 sampai dengan balok dan plat lantai 18.

Setelah dilakukan perhitungan, total rencana anggaran biaya untuk masing- masing jenis bekisting adalah sebagai berikut:

Tabel 8. RAB Bekisting Aluminium

Tabel 9. RAB Bekisting Semi Konvensional

(8)

Tabel 10. RAB Bekisting Konvensional

Tabel 11. RAB Bekisting Sistem PERI (kolom) dan Semi Konvensional (Balok dan Plat)

Gambar 2. Perbandingan Analisa Biaya Analisa Perbandingan Waktu

Analisa perbandingan waktu dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan masing-masing jenis bekisting untuk proses pemasangan bekisting per lantai.

Analisa waktu bekisting aluminium dan semi konvensional menggunakan data volume pekerjaan, waktu pemasangan dan kapasitas produksi pekerja berdasarkan hasil observasi lapangan pada proyek Apartemen Vasanta Innopark. Selanjutnya

(9)

dilakukan studi literatur untuk melakukan komparasi dengan bekisting konvensional dan sistem PERI. Sebagai bahan acuan kapasitas produksi pekerja, penulis memanfaatkan jurnal yang berjudul

“Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Konvensional. Semi Sistem dan Sistem (PERI) pada Kolom Gedung Bertingkat” oleh Hario Surya Pratama, Rosaria Kristy Anggraeni, Arif Hidayat dan Riqi Radian Khasani (2017).

Waktu Pemasangan

Setiap jenis bekisting memiliki waktu yang berbeda-beda untuk proses pemasangan, hal ini dapat dipengaruhi oleh kapasitas produksi pekerja, metode pemasangan dan faktor lainnya. Berdasarkan observasi di lapangan, waktu likely yang dibutuhkan untuk pemasangan jenis bekisting aluminium dan semi konvensional per lantai adalah sebagai berikut

Tabel 12. Waktu Pemasangan Lapangan

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi adalah volume atau jumlah m2/orang/hari yang dapat dihasilkan oleh suatu pengamatan dalam waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya yang tersedia saat itu. Setelah

didapat waktu pekerjaan dan jumlah pekerja pada suatu proyek yang mana pada penelitian ini berjumlah 65 orang pekerja untuk satu lantai. Maka dapat dilakukan perhitungan kapasitas produksi pekerja dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 13. Kapasitas Produksi Lapangan

Jenis bekisting konvensional dan sistem PERI digunakan perbandingan kapasitas produksi pekerja yang didapat dari studi literatur berupa jurnal penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menghasilkan besaran kapasitas produksi untuk pekerjaan bekisting konvensional,

semi konvensional dan sistem PERI adalah sebagai berikut:

(10)

Tabel 14. Kapasitas Produksi Penelitian Sebelumnya

Maka, kapasitas produksi pekerjaan untuk masing-masing jenis bekisting dapat dihitung dengan cara membandingkan nilai berdasarkan observasi lapangan dan studi literatur penelitian sebelumnya. Berikut perhitungan kapasitas produksi:

x1/y1=x2/y2 Dimana:

x1= Kapasitas produksi bekisting 1 Lapangan

x2= Bekisting 1 Penelitian Sebelumnya y1= Bekisting 2 Lapangan

y2= Bekisting 2 Penelitian Sebelumnya Setelah dilakukan perhitungan, didapat nilai kapasitas produksi untuk masing- masing jenis bekisting sebagai berikut:

Tabel 15. Perbandingan Kapasitas Produksi

Waktu Pekerjaan

Waktu Pekerjaan adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kegiatan konstruksi.

Pada penelitian ini waktu yang dihitung ialah untuk pemasangan bekisting per lantai struktur kolom, balok dan plat lantai.

Dari hasil perhitungan kapasitas produksi pekerja sebelumnya, maka dapat dilakukan perhitungan waktu yang dibutuhkan pekerja untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam volume tertentu.

Perhitungan waktu pekerjaan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

bekisting per lantai dapat dihitung dengan cara:

T=V/Pxn Dimana:

T = Waktu pekerjaan (hari) P = Produktivitas (m2/org/hr) n = Jumlah pekerja (orang)

Setelah dilakukan perhitungan waktu pekerjaan berdasarkan produktivitas pekerja untuk bekisting aluminium, semi konvensional, konvensional dan kombinasi sistem PERI dengan semi konvensional maka didapatkan hasil sebagai berikut:

(11)

Tabel 16. Waktu Pemasangan Bekisting

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil dan analisis yang dilakukan untuk metode, biaya dan waktu dapat disimpulkan bahwa:

1. Bekisting aluminium memiliki keunggulan dalam metode pelaksanaan karena sistem pemasangan secara all-in-one system.

Hal ini memungkinkan pekerjaan bekisting kolom, balok dan plat secara bersamaan sehingga meminimalisir adanya pekerjaan tertinggal. Material yang kuat sehingga dapat dipakai berulang, bekisting aluminium tidak menghasilkan limbah kayu dan dapat didaur ulang. Hal ini sangat mendukung terlaksananya green construction sehingga dapat meningkatkan keberlangsungan konstruksi dan lingkungan sekitar.

2. Biaya yang diperlukan untuk pemasangan bekisting yang paling rendah ialah aluminium, dengan kebutuhan biaya sebesar Rp1.487.024.426 untuk satu lantai.

Bekisting ini tidak mengalami penambahan biaya karena ketahanan pakai hingga 25 kali dan tidak ada waste material. Sehingga bekisting jenis aluminium cocok digunakan untuk pembangunan high rise building dengan lantai tipikal.

3. Jenis bekisting aluminium memerlukan waktu pemasangan tercepat yaitu selama 6 hari untuk satu lantai. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan dalam pelaksanaan sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi. Jenis bekisting sistem PERI memiliki kapasitas produksi pekerja yang paling tinggi yaitu sebesar 36,291 m2/org/hr. Bekisting sistem PERI LICO column hanya untuk pekerjaan kolom saja dan perlu dilakukan kombinasi dengan semi konvensional untuk pekerjaan balok dan plat sehingga mempengaruhi waktu pemasangan.

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan disarankan:

(12)

1. Diperlukan analisa metode, biaya dan waktu demi menghindari terjadinya kendala dalam kegiatan konstruksi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai rencana.

2. Mempertimbangkan penggunaan jenis bekisting aluminium untuk pelaksanaan konstruksi bangunan karena keunggulannya dari segi metode, biaya dan waktu pelaksanaan.

3. Adanya referensi dan studi kasus dengan jenis bangunan yang lebih beragam sehingga dapat diketahui keunggulan dan kelemahan untuk masing-masing bekisting dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Gazali, M. A. 2018. Alform Effect:

Perubahan Paradigma untuk Efektivitas Pelaksanaan Proyek Gedung. Jakarta: Tim Proyek AYOMA Apartement.

Hanna, Awad S. 1999. Concrete Formwork Systems. New York:

Marcel Dekker, Inc.

Kind, Kumkang. Aluminium Formwork System. Brochure.

Kumkang Kind Co., Ltd Seoul, Korea.

Prakoso Nugroho, S. 2018. “Analisis Perbandingan Biaya Bekisting Antara Bekisting Multiplek dan Bekisting Tegofilm untuk Kolom Gedung Bertingkat.” Skripsi.

Universitas Islam Indonesia.

Pratama, H. S, dkk. 2017. “Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Konvensional, Semi Sistem, Dan Sistem (PERI) Pada Kolom Gedung Bertingkat.”

dalam Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 6, Nomor 1.

Rafik, Aunur., Cahyani, Rinova F.

2017. “Tinjauan Perbandingan Biaya Penggunaan Bekisting Kolom Kayu, Plywood, dan Sistem PERI (PERI LICO)”

dalam Jurnal Gradasi Teknik Sipil, Volume 1, Nomor 1.

Ratay, R. 1996. Handbook of Temporary Structures in Construction. McGraw-Hill Companies, Incorporated.

Rudolf. 2017. The variable Girder Wall Formwork System with the proven Lattice Girder GT 24.

Brochure Issue 11. PERI GmbH Weissenhorn, Germany.

Rivankar, Himanshu., Akshay Chordiya. 2017. “Aluminium Formwork Technology.” on International Journal of Advanced Research in Science, Engineering and Technology, Volume 4, Issue 4.

Rupasinghe, R., Nolan, E. 2007.

Formwork for Modern, Efficient Concrete Construction. Building Research Establishment.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Thiyagarajan, R. V. Panneerselvam., K.

Nagamani. 2017. “Aluminium Formwork System Using in

Highrise Buildings

Construction.” on International Journal of Advanced Research in Engineering and Technology (IJARET), Volume 8, Issue 6.

Wigbout, F. 1992. Buku Pedoman Tentang Bekisting (Kotak Cetak).

Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Lantai Saluran (Lantai Saluran, Dinding Saluran, Bekisting) pada pekerjaan Rehab Saluran Pengantar, dimana pekerjaan tersebut adalah bagian dari pekerjaan utama sebagaimana

Perhitungan volume pekerjaan yang harus diselesaikan pada pekerjaan bekisting kolom dengan menggunakan metode konvensional, semi sistem dan sistem (PERI) adalah sama,

Analisa yang dilakukan adalah membandingkan bekisting metode konvensional, semi sistem, dan sistem (PERI) pada kolom pekerjaan Proyek Pembangunan World Trade Center

Dalam pekerjaan bekisting ada berbagai macam teknik pekerjaan yang bila ditinjau dari beberapa faktor maka hal ini akan mempengaruhi kenaikan harga pekerjaan pada tiap lantai..

a) Berdasarkan dari perhitungan uji t dan uji statistik linier diketahui bahwa terdapat perbedaan pengeluaran biaya dalam penggunaan bekisting kolom konvensional

Untuk mengetahui perbedaan waktu yang diperlukan antara desain awal dengan desain akhir, maka dapat dihitung melalui Lampiran 5 Perhitungan Waktu untuk Pekerjaan Kolom

Analisa yang dilakukan adalah membandingkan bekisting metode konvensional, semi sistem, dan sistem (PERI) pada kolom pekerjaan Proyek Pembangunan World Trade Center

Berdasarkan harga satuan bahan tahun 2014 dan upah pekerjaan bekisting plat lantai dan balok yang telah di cantumkan di atas maka biaya pekerjaan bekisting plat lantai dan balok /m2