• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar tentang Siklus hidrologi

N/A
N/A
Ariana Jollie

Academic year: 2024

Membagikan "Belajar tentang Siklus hidrologi "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

• Siklus hidrologi adalah proses bergeraknya air dari lautan dan kembali lagi ke lautan yang di mulai dari evapotranpirasi, kondensasi, presipitasi, run off, infiltrasi, aliran intra, grown water run off. Sumber air yang tersedia adalah curah hujan, air permukaan, dan grown water.

• Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang terkandung di udara alat ukur untuk kelembapan adalah hygrometer, psikometer bb dan bk. Kelembapan biasanya memiliki satuan %, jenis – jenis kelembaban adalah:

1. Kelembapan mutlak (uap air dalam volume udara) gr/m3 2. Kelembaban spesifik (uap air

dalam massa udara) gr/kg 3. Kelembaban relatif

(perbandingan uap dengan uap maks. ditampung udara) %

suhu KU Uap air

RH Titik embun

kondensasi

35 30 25 83,3%

30 28

27 25 Terjadi

TE pada suhu 270

24 20 5 gr

• Cara mencarinya adalah:

1. RH =𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟

𝐾𝑈 × 100%

2. Titik embun nilainya adalah saat uap air=KU. Jadi titik embun terjadi pada suhu 270 3. Kondensasi terjadi saat suhu

terendah, uap air – KU=….

Kondensasi terjadi pada suhu 240 sebesar 5 gr. (25-20=5)

• Kumpulan dari titik air yang melayang adalah awan. Penyebab pendinginan udara adalah;

1. Konveksi, terjadi kondensasi lalu turun hujan konveksi.

2. Orografis atau pegunungan lalu terjadi hujan orografis.

3. Frontal adalah udara panas bertemu dengan udara dingin yg berlawanan arah lalu menyebabkan hujan frontal.

• Bentuk – bentuk awan:

1. Awan stratus, ketinggian 1,8 km. Alto stratus 6,2 km.

2. Awan cumulus, ketinggian 2,4 km. cumulonimbus terbentuk pada ketinggian 15,2 km bisa menyebabkan hujan lebat dan petir.

3. Awan cirrus, terbentuk pada ketinggian > 6,2 km.

• Awan berdasarkan ketinggian:

1. Awan tinggi dengan ketinggian

> 7 km.

2. Awan pertengahan dengan ketinggian 2-7 km.

3. Awan rendah dengan ketinggian < 2 km.

4. Awan berkembang vertical dengan ketinggian 1-20 km.

• Peranan dari awan adalah:

1. Sumber presipitasi

(2)

2. Memantulkan dan memancarkan radiasi matahari.

3. Neraca panas bumi.

4. Mengabsorbsi radiasi bumi.

• Curah hujan adalah air yang sampai ke permukaan bumi tanpa terjadinya penguapan dalam jangka waktu tertentu. Hujan buatan termasuk kedalam teknologi modifikasi cuaca. Alat pengukur curah hujan adalah ombrometer.

• Jika disajikan data spt berikut:

Data Stasiun curah hujan

1 2 3 4

CH 80 110 10 30

An (km2) 30 20 10 60

Berdasarkan data diatas bisa kita tentukan bahwa hujan lebat dialami oleh stasiun 1 (80 mm) dan hujan normal dialami oleh stasiun 4 (30 mm) jika data disajikan dalam rentang waktu 24 jam. Hal ini sesuai dengan tabel,

Keadaan ch 1 jam (mm) 24jam(mm) Hujan

sangat ringan

<1 <5

Hujan ringan

1-5 5-20

Hujan normal

5-10 20-50

Hujan lebat 10-20 50-100 Hujan

sangat lebat

>20 >100

• Curah hujan dapt dihitung dengan 2 metode yaitu aritmatika dan thiesen, jika disajikan data seperti tabel sebelumnya bisa didapatkan CH:

1. Aritmatika = 𝑅1+𝑅𝑛

𝑁 , R: CH di stasiun dan N: jumlah stasiun.

Jadi, 80+110+10+30

4 = 57,5

2. Thiesen =

W1R1+W2R2+W3R3+…+Wn Rn. Jadi, thiesen 1 (30/57,5=0.52), thiesen 2 (20/57,5=0,34), thiesen 3 (10/57,5= 0,17), dan thiesen 4 (60/57,5= 1, 04).

• Klasifikasi iklim adalah penggolongan iklim berdasarkan unsur – unsur iklim yang punya karakteristik yang sama. Klasifikasi iklim yang biasa digunakan di Indonesia adalah oldement dan smith-ferguson.

• Klasifikasi smith-ferguson memiliki kriteria yaitu,

1. Bulan kering <60mm 2. Bulan lembab 60-100mm 3. Bulan basah >100mm 4. Memiliki rumus,

𝑄 = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑘

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑏× 100%

• Klasifikasi oldement memiliki kriteria,

1. Bulan basah >200m

2. Bulan lembab 100-200 mm

(3)

3. Bulan kering <100 mm

4. Cara menghitungnya adalah dengan mengurutkan bb dan bk.

5. Dalam menentukan hasilnya juga memiliki kriteria yaitu, a. Tipe utama bulan basah

A >9 bln B 7-9 bln C 5-6 bln D 3-4 bln E <3 bln b. Sub divisi bulan kering

1 <2 bln 2 2-3 bln 3 4-6 bln 4 >6 bln

• Jika disajikan data seperti berikut maka tentukan berdasarkan smith- ferguson dan oldement,

D a t a

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

C H

220 180 100 6 0

4 0

3 0

5 0

2 0

110 190 215 250

a. Smith-ferguson

= 40

180,7× 100% = 22%

b. Oldement

- Bulan basah = bulan 11- bulan 1= 3 bulan, termasuk ke kriteria D.

- Bulan kering = bulan 3- bulan 8= 6 bulan, termasuk ke kriteria 3.

- Kesimpulannya, berdasarkan data klasifikasi oldement ny adalah D3.

• ENSO adalah singkatan dari el nino southern oscillation. ENSO dibagi menjadi,

a. ENSO hangat yang disebut dengan el nino, fenomena memanasnya suhu pada permukaan laut di suatu wilayah. Akibat dari el nino adalah berkurangnya curah hujan secara drastis dan waktunya panjang. El nino diartikan sebagai anak lelaki.

b. ENSO dingin yang disebut dengan la nina, peristiwa ini kebalikan dari el nino yang ditandai dengan suhu permukaan laut di suatu daerah lebih dingin daripada rata – rata yang menyebabkan naiknya Tingkat curah hujan yang terjadi.

• Keadaan tanpa ENSO disebut dengan kondisi normal.

Berdasarkan penelitian rata – rata el nino terjadi 4 tahun sekali dan rata – rata la nina 6 tahun sekali (1900- 1998). Kejadian ini sangat berdampak pada perubahan iklim yang ada terutama bagi kita yang bekerja di sektor pertanian. Salah

(4)

satu dampak negative dibidang pertanian adalah terjadinya karhutla, penurunan produksi dan gagal panen. Maka dampak perubahan iklim sangat perlu untuk diantisipasi dengan cara melakukan mitigasi iklim.

Referensi

Dokumen terkait

Lembab udara relatif adalah nilai PERBANDINGAN antara banyaknya uap air yang betul-betul terkandung didalam udara (=e) dengan nilai kemampuan maximum udara yang

menunjukkan berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara. Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang

Faktor abiotik yang diukur pertama adalah temperatur udara dan kelembaban ( humidity ) yang diukur menggunakan alat hygrometer. Pengukuran kedua yaitu suhu air. Suhu

Lembab udara relatif adalah nilai PERBANDINGAN antara banyaknya uap air yang betul-betul terkandung didalam udara (=e) dengan nilai kemampuan maximum udara yang