• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM BERENGARUH BAGI KEHIDUPAN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IKLIM BERENGARUH BAGI KEHIDUPAN docx"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL FENOMENA

CUACA DAN IKLIM DI

INDONESIA

http://phenomenaalam.blogspot.com/2011/02/profil-fenomena-cuaca-dan-iklim.html

Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah tropis, diantara Benua Asia dan Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, terdapat banyak selat dan teluk, menyebabkan wilayah Indonesia rentan terhadap perubahan iklim/cuaca.

(2)

merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu permukaan laut di sekitar wilayah Indonesia.

Sementara kondisi topografi wilayah Indonesia yang bergunung, berlembah, serta banyak pantai, merupakan fenomena lokal yang menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia, baik menurut ruang (wilayah) maupun waktu. Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun (1971-2000).

Secara klimatologis wilayah Indonesia terdapat 293 pola iklim, dimana 220 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun), sedangkan 73 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya memiliki ciri mempunyai 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), sepanjang tahun curah hujannya tinggi atau rendah, dan waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan daerah ZOM (pola Lokal).

Setiap Fenomena Meteorologi dilihat berdasarkan skala meteorologinya,sehingga skala meteorologi dibagi dalam 4 skala katagori yaitu: a) Skala Mikro (Contoh proses didalam awan,

termasuk proses pembentukan awan)

b) Skala Meso (Tornado atau Angin Putting Beliung,Angin Darat/Laut)

c) Skala Synoptik (Siklon Tropis, ITCZ)

(3)

A. Fenomena Global yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia

1. El Nino dan La Nina

El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi lautan atmosfer yang ditandai memanasnya suhu muka laut di Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3,4) atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya). Sementara, sejauhmana pengaruhnya El Nino di Indonesia, sangat tergantung dengan kondisi perairan wilayah Indonesia. Fenomena El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia dengan diikuti berkurangnya curah hujan secara drastis, baru akan terjadi bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat tidak berpengaruh terhadap kurangnya curah hujan secara signifikan di Indonesia. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Sedangkan La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu muka laut negatif (lebih dingin dari rataratanya) di Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3,4). Fenomena La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat bila dibarengi dengan menghangatnya suhu muka laut di perairan Indonesia. Demikian halnya El Nino, dampak La Nina tidak berpengaruh ke seluruh wilayah Indonesia .

(4)

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks (DMI). Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

3. Madden Julian Oscillation

Madden Julian Oscillation adalah fluktuasi musiman atau gelombang atmosfer yang terjadi di kawasan tropik, MJO berkaitan dengan variabel cuaca penting di permukaan maupun lautan pada lapisan atas dan bawah. Seperti variabel arah dan kecepatan angin, perawanan, curah hujan, suhu muka laut, penguapan di permukaan laut, Madden Julian Oscillation (MJO) mengindikasikan osilasi aktivitas pertumbuhan awan-awan sepanjang jalur dimulai dari atas perairan Afrika Timur hingga perairan Pasisfik bagian barat (utara Papua). Periode osilasinya relatif pendek, sekitar 30-60 hari (intra seasonal). Dengan demikian analisis MJO terhadap penyusunan Prakiraan Musim Kemarau 2010, lebih digunakan sebagai bahan pertimbangan khususnya untuk memprakirakan Awal Musim Kemarau 2010.

Cakupan MJO:

(5)

4. Wide Tropics (15.S-15.N)

MJO mempunyai cakupan skala ruang yang luas, MJO berkaitan dengan OLR, jika OLR (-) maka daerah yang dilintasi banyak awan hujan, jika (+) cenderung kurang banyak pertumbuhan awan hujannya.

B. Fenomena Regional yang Mempengaruhi Iklim / Musim di Indonesia

1. Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Monsun adalah sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia umumnya adalah pola monsun, yaitu sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah setiap setengah tahun sekali. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

BMG Berdasarkan distribusi data rata-rata curah hujan bulanan, umumnya wilayah Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola hujan, yaitu :

(6)

dan periode musim kemarau kemudian dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM), tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan,DJF musim hujan,JJA musim kemarau).

2. Pola hujan equatorial, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan. Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks.

3. Pola hujan lokal, yang wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan kebalikan dengan pola monsun. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsun.

(7)

PENGGOLONGAN IKLIM MENURUT SCHMIDT FERGUSON

A. Kriteria Bulan Basah Dan Bulan Kering

a. Bulan basah jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan > 100mm.

b. Bulan kering jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan < 60mm.

c. Bulan lembab jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan antara 60 - 100mm.

B. Data

Data yang diambil minimal 10 tahun, kemudian tentukan banyaknya bulan basah dan bulan kering pertahun lalu rata-ratakan selama 10 tahun tersebut.

Tentukan nilai Q, dengan rumus :

C. Pembagian Zone

TYPE HUJAN KRITERIA Type A ( Sangat

(8)

< 0,333 Type C ( Agak

basah ) 0,333 < Q< 0,600

Type D

( Sedang ) 0,600 < Q< 1,000 Type E ( Agak

Kering ) 1,000 < Q< 1,670 Type F ( Kering ) 1,670 < Q

< 3,000 Type G ( Sangat

kering ) 3,000 < Q< 7,000 Type H ( Luar

biasa kering ) Q > 7,000

PENGGOLONGAN IKLIM MENURUT OLDEMAN A. Kriteria Bulan Basah Dan Bulan Kering

a. Bulan basah jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan > 200mm.

b. Bulan kering jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan < 100mm.

B. Data

Data yang diambil minimal 10 tahun, kemudian tentukan banyaknya bulan basah dan bulan kering pertahun lalu rata-ratakan selama 10 tahun tersebut.

C. Pembagian Zone

a. Zone A, jika bulan basah > 9 kali berturut – turut.

b. Zone B, jika bulan basah antara 7 sampai 9 kali berturut – turut.

c. Zone C, jika bulan basah antara 5 sampai 6 kali berturut – turut.

(9)

e. Zone E, jika bulan basah antara 3 kali berturut – turut.

KLASIFIKASI IKLIM MENURUT MOHR

Mohr mengemukakan batasan - batasan untuk menunjukkan adanya kekuatan periode terhadap tanah dari gambaran curah hujan.

Tiga derajat kebasahan menurut Mohr: a. Bulan Basah

Merupakan suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari 100 mm (RR > 100 mm). Curah hujan lebih besar dari penguapan.

b. Bulan Kering

Merupakan suatu bulan yang curah hujannya lebih kecil dari 60 mm

(RR < 60 mm). Curah hujan lebih kecil dari penguapan.

c. Bulan Lembab

Merupakan suatu bulan yang curah hujannya lebih besar dari 60 mm akan

tetapi lebih kecil dari 100 mm (60 mm < RR < 100 mm). Curah hujan

sama dengan penguapan.

Untuk mencari serta mengetahui bulan basah dan bulan kering, Mohr menggunakan rata - rata curah hujan masing - masing bulan selama beberapa tahun. Pembagian iklim menurut Mohr didasarkan pada banyaknya bulan basah dan bulan kering suatu tempat, walaupun dalam kenyataanya sifat fisis tanah sendiri sangat berpengaruh.

(10)

Tidak ada satupun bulan kering. Golongan II : Daerah Agak Basah

Periode kering lemah dan terdapat satu bulan kering.

Golongan III : Daerah Agak Kering

Bulan kering agak banyak (mencapai 3 – 4 bulan). Golongan IV : Daerah Kering

Bulan kering lebih banyak (mencapai 6 bulan). Golongan V : Daerah Sangat Kering

Daerah ini mempunyai kekeringan yang kuat dan lama.

Golongan Jumlah Bulan Basah Jumlah Bulan Kering

2. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)

(11)

berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan.

3. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia (SST)

Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu muka laut dingin berpotensi sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, sebaliknya panasnya suhu permukaan laut berpotensi cukup banyaknya uap air di atmosfer.

Pengertian Singkat Fenomena lain:

Downburst adalah Sentakan udara dingin ke permukaan bumi dari kejadian TS atau SH. Berkaitan dengan Mikroburst yaitu meliputi area dengan diameter <4 km dalam durasi singkat <5 menit.Biasanya berasal dari CB.

Eddy adalah Sirkulasi di atmosfer yang memiliki vortisitas dalam suatu daerah, dengan durasi harian dan biasanya cenderung banyak hujan yang terlewati eddy.

Divergensi adalah Angin dalam bentuk beraian horizontal pada lapisan 200 mb terlihat jelas.yang biasanya diindikasikan dengan cuaca baik.

Cuaca Ekstrim adalah fenomena fisis atmosfer di suatu tempat, pada waktu tertentu dan berskala jangka pendek dan bersifat ektrim.

Katagori Ektrim dari BMKG:

(12)

 Curah hujan dalam 1 hari >49 mm

Gusty adalah Fluktuasi kecepatan angin yang terjadi berubah significant tiba-tiba dan sangat cepat. Puncak angin sekurang2nya 16 KT dan variasi antaranya 10 KT. Durasi biasanya 20 menit Turbulensi adalah Gerakan udara yang tdak teratur dan seketika yang dihasilkan dari sejumlah eddy kecil yang menjalar di udara. Hal ini di sebabkan fluktuasi aliran angin yang acak, konvektif, zona front, variasi temperature, dan tekanan.

Konveksi adalah proses pemanasan vertical yg membawa uap air pada siang hari shhga dapat membantu proses pembentukan awan tebal menjulang tinggi, biasanya terjadi hujan tiba2 petir dan angin kencang.

TC adalah pusaran angin pada system tekanan rendah yang mempunyai kecepatan angin lebih dari 34kt atau lebih di lautan luas.

(13)

Lapisan Vertikal Atmosfer

1. Lapisan Troposfer

Gejala cuaca seperti awan, petir, topan, badai, hujan terjadi pada lapisan ini. Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu karena lapisan troposfer menyerap sedikit radiasi gelombang pendek matahari,sementara permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang ada di atasnya baik melalui konduksi, konveksi, adveksi, turbulensi, serta ada proses kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. Konduksi adalah proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan. Konveksi adalah proses pemanasan secara vertikal. Adveksi adalah proses pemanasan secara horizontal. Turbulensi adalah proses pemanasan secara tidak beraturan. Kondensasi adalah proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air. Sublimasi adalah proses perubahan wujud es menjadi uap air.

(14)

Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga suhu turun dengan bertambahnya ketinggian pada situasi meteorologi, ilmu tentang cuaca. Nilainya berkisar antara 0,5°C dan 1°C tiap 100 meter dengan rata-rata 0,65°C tiap 100 meter. Di wilayah dataran rendah setiap kenaikan 100 meter, suhu akan mengalami penurunan 0,5° C. Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat dibandingkan dengan udara di atas tropopause yang menyebabkan udara troposfer tidak dapat menembus tropopause. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu -80°C. Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu -40°C. Tropopause adalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer.

2. Lapisan Stratosfer

Lapisan atmosfer di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0°C.

(15)

Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4°C setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah (-100°C). Ketinggian sekitar 85 km.

4. Lapisan Termosfer

(16)

Mengenal Iklim Indonesia

http://kadarsah.wordpress.com/2007/11/30/ mengenal-iklim-indonesia/

Posted by kadarsah pada November 30, 2007

Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi. Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer terutama pada lapisan bawah (troposfer).

Klimatologi berasala dari bahasa Yunani klima dan logos. Klima berarti kemiringan bumi yang terfokus pada pengertian lintang tempat. Logos berarti ilmu.

Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, meteoros dan logos. Meteoros berarti benda yang ada didalam udara.

Pembagian klimatologi berdasarkan cakupan daerah kajian:

1. Makroklimatologi : ukuran global

2. Mesoklimatologi : ukuran 10-100 km

3. Mikroklimatologi : ukuran kurang dari 100 m Sistem iklim terdiri komponen:

1. atmosfer atau udara 2. litosfer atau batuan

3. hidrosfer terdiri dari cair atau air

4. kriosfer tediri dari es,salju dan gletser.

(17)

Di permukaan bumi banyak sekali macam iklim, untuk menyederhanakan maka dilakukan upaya pengelompokan iklim.

Pengelompokan iklim berdasarkan pendekatan:

1. metode genetik : penentu faktor iklim yaitu pola sirkulasi udara, radiasi bersih dan fluks kelembaban.

2. metode generik ( empirik).: unsur iklim yang diamati atau efeknya terhadap gejala lain, contohnya manusia atau tumbuhan.

Mayoritas pengelompokan iklim menggunakan metode genetik sekitar 10 % sisanya berdasarkan metode empirik.

Metode Genetik digunakan oleh:

1. H.Flohn (1950) berdasarkan : sabuk angin global dan ciri curahan

2. Strahler (1969) berdasarkan: massa udara yang dominan dan ciri curahan.

3. Budyko (1956) berdasarkan: neraca energi ( indeks radiasi kekeringan).

Metode empirik:

1. Koppen (1900) berdasarkan hubungan iklim dengan tumbuhan dengan kriteria numerik digunakan untuk menentukan jenis dan unsur iklim.

2. Thornthwaite berdasarkan evapotranspirasi dan curah hujan.

3. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan.

4. Schmidt & Ferguson (1951) berdasarkan curah hujan untuk menentukan jumlah bulan kering dan bulan basah.

(18)

6. Mohr berdasarkan tingkat kelembaban dengan menyertakan pengaruh curah hujan

7. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan Jenis Iklim Flohn (1950):

Jenis

Iklim KarakteristikHujan Curah I Katulistiw

a Barat Basah

II Tropis Hujan musim panas III Kering

VI Subpolar Curahan sepanjang tahun tetapi terbatas

Tinggi Curahansekali,salju turun awalkurang musim dingin, curahan musim panas

Jenis Iklim Strahler (1969)

Jenis Iklim Faktor penentu iklim I Iklim lintang

rendah Massa udara katulistiwadan tropis a Khatulistiwa

basah

(19)

c Gurun dan

III Iklim lintang

tinggi Massa udara polar danartik

(20)

V Tundra <0.33

Jenis Iklim Koppen (Dr Wladimir Koppen ahli ilmu iklim dari Jerman, 1918)

Koppen membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Lamba

ng Jenis Iklim

A Iklim Hujan Tropis

Af Iklim hutan hujan tropis Aw Iklim savanna

C Iklim Hujan Sedang Panas

Cfa Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

Cfb Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas

Cfc Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Cwa Hujan musim panas,musim panas terik

Cwb Hujan musim panas,musim panas panas

(21)

panas terik

Csb Hujan musim dingin,musim panas panas

D Iklim Hutan Salju Sejuk

Dfa Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

Dfb Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas

Dfc Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Dfd Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa Dwa Hujan musim panas,musim

panas terik

Dwb Hujan musim panas,musim panas panas

Dwc Hujan musim dingin,musim panas terik

Dwd Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa E Iklim Kutub

ET Tundra

EF Salju dan es abadi

Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.

 Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

(22)

 C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.

 D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya. Kriteria utama iklim A,B,C,D,E

Jenis

Iklim Ciri-ciri iklim

A Suhu rata-rata bulan terdingin minimal 18 ゜ C, curah hujan tahunan > evapotranspirasi tahunan.

m Monsoon,dengan musim kering pendek,dan sisanya hujan lebat sepanjang tahun.

w Hujan musim panas

(23)

Jenis

Iklim Ciri-ciri iklim

a Musim panas terik, suhu rata-rata bulan terpanas > 22゜C

b Musim panas yang panas, suhu rata-rata bulan terpanas <22゜C c Musim panas yang sejuk dan

pendek, rata-rata kurang dari 4 bulan memiliki suhu > 10゜C

d Musim dingin yang sangat dingin, suhu rata-rata bulan terdingin < -3゜C

h Terik, suhu tahunan rata-rata > 18

゜C

DB`:iklim mesotermal agak kering

hhhhhhhh

Iklim Schmidt & Feguson

(24)

mm

Kering < 60 mm

Dengan menggunakan persamaan: Q = jumlah rata-rata bulan kering Jumlah rata-rata bulan basah

Tahapan menghitung Q:

1. Menghitung jumlah bulan kering dan bulan basah tiap tahun

2. Menjumlahkan hasil no.1 dalm suatu periode (misal 30 tahun)

3. Menghitung nilai Q Lambang

Iklim Nilai Q A (Sangat

Basah) < 0.143 B (Basah)

0.144-0.333 C (Agak

Basah) 0.334-0.600 D

(Sedang) 0.601-1 E (Agak

Kering) 1.001-1.670 F (Kering) 1.671-3 G (Sangat

Kering) 3.001-7 H (Sangat

Kering Sekali)

7.001

(25)

Jenis IklimOldeman

Bulan Curah hujan Basah > 200 mm Kering < 100 mm

Lambang Jumlah Bulan Basah Yang Berurutan

A > 9

B 7-9

C 5-6

D 3-4

E < 3

Lambang Jumlah Bulan Basah Yang

Berurutan

Jumlah Bulan Kering Yang

Berurutan

A > 9

-B1 7-9 < 2

B2 7-9 2-4

C1 5-6 < 2

C2 5-6 2-4

C3 5-6 5-6

D1 3-4 <2

D2 3-4 2-4

D3 3-4 5-6

(26)

E1 <3 <2

E2 <3 2-4

E3 <3 5-6

E4 <3 >6

Jenis Iklim di Bandung menggunakan klasifikasi Iklim Oldeman (1967-1976)

IklimMohr

Bulan Curah hujan Basah > 100 mm Lembap 60-100 mm Kering < 60 mm Jenis Iklim Miller

A Iklim Terik Suhu rata-rata tahunan > 21.1 C, tak ada bulan yang memiliki suhu < 18

C.

Jenis Iklim Kriteria Curah Hujan 1 Iklim

khatulisti wa

Hujan dengan maksimum ganda

1

m Iklimkhatulisti wa

Hujan jenis monsun

2 Iklim laut

(27)

2

m Iklim lauttropis Hujan jenis monsun 3 Iklim

Jenis Iklim Kriteria Curah Hujan 1 Iklim

Jenis Iklim Kriteria Curah Hujan

1 Iklim laut Hujan merata atau maksimum pada musim dingin

2 Iklim

benua Hujan maksimum padamusim panas 2

(28)

D Iklim

Dingin Musim dingin lamanya 6bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

Jenis Iklim Kriteria Curah Hujan

1 Iklim laut Hujan merata atau maksimum pada musim dingin

2 Iklim

benua Hujan maksimum padamusim panas 2

m Iklimbenua Hujan jenis monsun

E Iklim Artik Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu

rata-Terdapat beberapa bulan dengan suhu < 6.1 C

G Iklim

Pegunung an

Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

Tipe Iklim Menurut Junghuhn

(29)

1. Daerah panas/tropis Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

2. Daerah sedang

Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

3. Daerah sejuk

Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin

Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.

Gambar di atas menunjukan pembagian iklim menurut Junghunn

Pembagian Iklim lainya berdasarkan:  Iklim Matahari

(30)

Iklim Matahari :

1) Iklim Tropis

Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:

 Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.

 Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.

 Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.

 Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

2

) IklimIklim sub tropis terletak antara 231/2° –Sub Tropis 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:  Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan

merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.

(31)

jatuh pada musim dingin dan musim

) IklimIklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS.Sedang Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:

 Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim

tundra dan iklim es.

Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:  Musim dingin berlangsung lama

 Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.

 Udaranya kering.

 Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.  Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.  Di musim panas banyak terbentuk rawa

yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.

(32)

 Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.

Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub

adalah sebagai berikut:

• Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga

terdapat salju abadi.

• Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

Iklim Fisis

Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim

Fisis terdiri dari: 1

) IklimIklim laut berada di daerah (1) tropis dan sublaut (Maritim) tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis

d) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu

sebagai berikut:

a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;

b) Banyak awan;

(33)

hujan rintik-rintik; d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

2

) IklimIklim darat dibedakan di daerah tropis dan subDarat (Kontinen) tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang

40(, yaitu sebagai berikut:

a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang

tahunannya kecil; dan

b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

) IklimIklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-Dataran Tinggi ciri, adalah sebagai berikut:

) IklimIklim gunung terdapat di dataran tinggi, sepertiGunung di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:

a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim

dataran tinggi;

(34)

c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil; d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan; e) Kadang banyak turun salju.

5

) IklimIklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklimMusim (Muson) musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan; b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.

Gambar di bawah menunjukan perbandingan distribusi dan intensitas curah hujan klimatologi antara dua periode (1931-1960) dengan periode (1961-1990) dan terjadi perubahan yang besar hal ini juga menunjukan terjadi perubahan iklim di beberapa tempat tersebut.

(35)

Iklim Berpengaruh bagi Kehidupan

http://files.sman1-mgl.sch.id/files/Animasi/kelas10/geo/2/2.htm l

(36)

lapisan Troposfer yang memiliki ketinggian lapisan di khatulistiwa mencapai 19 km dan di atas kutub mencapai ketinggian 8 km, ketinggian rata-rata 11 km dari permukaan bumi.

Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan, Kelembaban, angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat uang terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta suhu.

Jenis iklim dunia sebagai berikut : 1. Iklim Dingin

2. Iklim Pegunungan 3. Iklim Artik Kutub

(37)

Klasifikasi Iklim

Berdasarkan letak astronomis dan ketinggian tempat, iklim terbagi menjadi dua yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

Sedangkan klasifikasi iklim menurut para ahli sebagai berikut :

1. Iklim Matahari 2. Iklim Koppen

3. Iklim Schamidt - Ferguson 4. Iklim Oldman

5. Iklim Yunghunh

Iklim Matahari

Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.

(38)

Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe iklim :

Gambar : Iklim Koppen

1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis. Dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 oC, suhu tahunan 20 oC – 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm. 2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun . Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa

dan gurun.

3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah. Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini terbagai menjadi :

 Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)

 Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)

 Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)

(39)

 Dw adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering

 Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

5. Iklim E, yaitu iklim kutub. Dengan ciri bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 oC Daerah ini terbagi menjadi :

 ET Iklim tundra  DF Iklim salju

Iklim Schamidt - Ferguson

Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :

Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim :

A. kategori sangat basah, nilai Q = 0 – 14,3 % B. kategori basah, nilai Q = 14,3 – 33,3 %

C. kategori agak basah nilai Q 33,3 – 60 % D. kategori sedang, nilai Q = 60 – 100 %

E. kategori agak kering, nilai Q = 100 – 167 % F. kategori kering, nilai Q = 167 – 300 %

G. kategori sangat kering, nilai Q = 300 – 700 % H. kategori luar biasa kering, nilai Q = lebih dari 700 %

(40)

Curah hujan Kota X 1998-2000

Bulan 1998 1999 2000 Jml

Rat a-rat a Jan 343 345 310 Pebruar

i 360 260 245 Maret 200 275 175

April 150 184 120

Mei 100* 93*30* Juni 75*60*0* Juli 50*44*0* Agustu

s 40** 112 84* Septem

ber 112 153 125 Oktobe

(41)

ber 0 5 Desem

ber 310 322 350 JBB 8 9 8 258,33 JBK 2 1 3 6 2,0 JBL 2 2 1 5 1,67

Klasifikasi Iklim Oldeman

Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :

 Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut

 Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut

 Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut

 Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut

berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:

a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm

b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm

(42)

A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan. C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan. D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan. E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.

Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

Klasifikasi Iklim Yunghunh

Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:

(43)

a. Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).

b. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the, kina dan karet).

c.Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura).

d. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).

e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.

Curah Hujan

Daerah Konvergesi Antara Tropik dan Daerah Doldrum

Daerah konvergensi adalah daerah pertemuan dua angin dari arah yang berlawanan, kemudian udaranya bergerak ke atas.

Gambar : Daerah onvergensi Antara Tropic

(44)

Gambar : DKAT buan Januari dan Juli

Pada umumnya di suatu tempat suhu tinggi tekanan di atas wilayah itu rendah,dalam rangka memperoleh keseimbangan, udara yang bertekanan tinggi bergerak ke tekanan lebih rendah. Akibatnya pantai barat Sumatera dan Aceh sampai Bengkulu memperoleh hujan terbanyak pada bulan Nopember, sedangkan Lampung pada bulan Desember, Mulai pantai utara Jawa,Bali, NTB, NTT memperoleh hujan paling banyak pada bulan Januari, sedangkan Sumba, Timor mendapat hujan paling banyak terjadi pada bulan Februari. Karena daerah bertekanan rendah juga bersuhu tinggi

maka gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah disertai oleh gerakan udara naik, sebagai akibat persamaan. Gerakan udara naik menyebabkan turunya suhu udara tadi, Menurunya suhu akibat grakan DKAT, maka sebagian uap yang dikandung akan jatuh sebagai hujan Pada lokasi yang udaranya bergerak ke atas dapat dikatakan angin sangat tenang artinya gerakan secara horizontal kecil. Wilayah tenang di daerah tropis ini disebut daerah Doldrums. Daerahnya adalah terletak antara 10 o LU dan 10 o LS.

(45)

Gambar : Curah hujan di Indonesia

Pola curah hujan di Indonesia Secara Astronomis Indonesia terletak diatara 6º Lu dan 11º Ls dan sebagian besar berada di sekitar khatulistiwa dan memiliki curah hujan yang cukup besar terutama di Indonesia bagian barat, dengan rata curah hujannya 2.000 – 3.000.m/tahun dan semakin ke arah timur curah hujannya semakin kecil kecuali Maluku dan Papua.

Daerah yang paling banyak mendapatkan curah hujan adalah Batu Raden Jawa Tengah yaitu 7.069 m/ tahun, sedangkan yang paling sedikit mendapatkan curah hujan adalah Palu yaitu hanya 547 m/tahun

(46)

Gambar : Angin pada bulan Juli

Angin muson timur berhembus dari arah timur pada bula Juli. Tekan udara tinggi berada di atas Australia dan tekanan rendah berada di wilayah Asia, angin ini berhembus melalui banyak daratan daerah laut yang dilaluinya sedikit sekali sehingga udara yang berhembus tidak terlalu banyak mengandung uap air oleh sebab itu hujanya sedikit dan berhembus pada bulan April – Oktober, dan terjadilah di Indonesia musim kemarau.

Iklim Mediterranean

http://ms.wikipedia.org/wiki/Iklim_Mediterra nean

(47)

██ Kawasan beriklim Mediterranean

Iklim Mediterranean ialah iklim yang biasanya dialami di kawasan sekeliling Lembangan Mediterranean. Lembangan inilah yang merupakan kawasan terbesar yang mengalami iklim ini. Selain kawasan Mediterranean, jenis iklim ini juga menguasai California, beberapa bahagian Australia Barat dan Australia Selatan, kawasan barat daya Afrika Selatan dan kawasan tengah Chile.

Isi kandungan  1 Ciri-ciri

 2 Pengelasan iklim Köppen

 3 Iklim Mediterranean Kebenuaan  4 Contoh

 5 Carta bandaraya terpilih

o 5.1 Iklim Mediterranean

 5.1.1 Hemisfera Utara  5.1.2 Hemisfera Selatan

o 5.2 Iklim Mediterranean Kebenuaan

(48)

Iklim ini dicirikan oleh musim panas yang panas dan kering, dan musim sejuk yang bersuhu sederhana dan kering. Iklim Mediterranean berzonkan sel tekanan tinggi subtropika besar di lautan, iaitu Tekanan Tinggi Azores, Tekanan Tinggi Atlantik Selatan, Tekanan Tinggi Pasifik Utara, Tekanan Tinggi Pasifik Selatan, dan Tekanan Tinggi Lautan Hindi. Sel-sel tekanan tinggi ini beranjak ke arah kutub pada musim panas, dan ke arah khatulistiwa pada musim sejuk, sambil memainkan peranan penting dalam pembentukan gurun tropika di dunia dan zon-zon beriklim Mediterranean di arah ke kutub dari gurun-gurun tersebut. Contohnya, Tekanan Tinggi Azores dikaitkan dengan Gurun Sahara dan iklim Lembangan Mediterranean. Begitu juga, Tekanan Tinggi Atlantik Selatan dikaitkan dengan Gurun Namib dan iklim Mediterranean di bahagian barat Afrika Selatan. Tekanan Tinggi Pasifik Utara dikaitkan dengan Gurun Sonora dan iklim California, manakala Tekanan Tinggi Pasifik Selatan dikaitkan dengan Gurun Atacama dan iklim di tengah Chile, dan Tekanan Tinggi Lautan Hindi pula berhubungan dengan gurun-gurun di kawasan barat Australia (Gurun Great Sandy, Gurun Great Victoria, dan Gurun Gibson) dan iklim Mediterranean climate di barat daya dan selatan Australia.[1]

(49)

Francisco, Cape Town dan Perth, terletak dalam zon beriklim Mediterranean.

Pengelasan iklim Köppen

██ Kawasan yang berkelas Köppen-Geiger Csa, Csb, Csc

(50)

Mengikut pengelasan ini, iklim subtropika musim panas kering (Csa, Csb) biasanya dialami di kawasan barat benua, dan zon Csb merangkumi kawasan lain yang biasanya tidak dikaitkan dengan iklim Mediterranean biasa, seperti Barat Laut Pasifik, Chile selatan, beberapa bahagian Argentina barat, dan bahagian utara Sepanyol dan Portugal.[2] Kebanyakan kawasan ini adalah beriklim lautan (Cfb), kecuali pola musim panas kering yang memenuhi piawaianCs, dan bandaraya-bandaraya seperti Seattle, Portland dan Victoria boleh dikelaskan sebagai Csb. Kawasan tanah tinggi yang lain dalam subtropika juga memenuhi keperulan Cs, meskipun juga tidak biasa dikaitkan dengan iklim Mediterranean.

Mengikut sistem yang diubahsuai oleh Trewartha, disemaknya dua keperluan utama untuk iklim Cs, iaitu sekurang-kurangnya 8 bulan harus mengalami suhu purata sekurang-kurangnya 10 °C dan purata kerpasan tahunan tidak boleh melebihi 900 mm (35 inci). Oleh itu, mengikut sistem ini, banyak zon Csb (termasuk Barat Laut Pasifik), menjadi Iklim Lautan DO.

Iklim Mediterranean Kebenuaan

(51)

(Pengelasan iklim Köppen: Csa, Csb and Csc), dan menyerlahkan ciri-ciri iklim kebenuaan kerana altitudnya dan pengaruh yang terhad dari laut. Pokoknya, iklim Mediterranean kebenuaan merupakan gabungan iklim kebenuaan dan Mediterranean. Iklim Mediterranean kebenuaan berkongsi ciri-ciri iklim kebenuaan iaitu musim sejuk yang dingin bersalji (atau kering) dan musim panas yang hangat (dan kering). Perbezaan antara suhu purata musim sejuk dan musim panas adalah kira-kira 18.5°C. Pada musim panas, suhu harian mampu mencecah 30°C, manakala pada musim sejuk pula sering kelihatan salji dan ibun. Curahan hujannya serupa dengan iklim Mediterranean, iaitu 400-600 mm. Curahan hujan memuncak pada musim luruh dan musim bunga tetapi kurang sekali pada pertengahan musim sejuk. Aspek-aspek Kebenuaan iklim ini makin menyerlah di kawasan tinggi. Iklim ini ditemui di kawasan-kawasan pedalaman semenanjung Iberia (Meseta dan Lembah Ebro), Anatolia, Sicily, dan Chile Tengah.

(52)

bentuk tanah tinggi berhampiran kawasan beriklim Mediterranean biasa. Kawasan mana yang menunjukkan kedua-dua ciri ini dikira sebagai beriklim Mediterranean Kebenuaan.

Klasifikasi Iklim Junghuhn

http://agnazgeograph.wordpress.com/2013/0 1/23/klasifikasi-iklim-junghuhn/

Posted by: agnazgeograph on: January 23, 2013  In: KELAS X

(53)

Iklim merupakan kondisi atmosfer yang dihitung dalam jangka waktu tertentu. Beberapa ahli menggolongkan iklim berdasarkan kriteria tertentu. Franz Wilhem Junghuhn seorang berkebangsaan Jerman mengklasifikasikan iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian dan jenis vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut

F. W. Junghun

Menurut Junghuhn klasifikasi daerah iklim dapat

dibedakan sebagai berikut

1. Daerah panas/tropis

Ketinggian tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet,

kelapa, dan cokelat.

2. Daerah sedang

Ketinggian tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

3. Daerah sejuk

(54)

laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin

Ketinggian tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya kecuali sejenis lumut.

Iklim menurut Junghun

PEMBAGIAN IKLIM MATAHARI & IKLIM JUNGHUHN

(55)

Iklim Matahari

Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.

Gambar 22: Pembagian daerah iklim matahari

Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas dapat Anda pelajari pada uraian berikut.

1) Iklim Tropis

Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:

Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20-23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.

Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.

(56)

Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

2) Iklim Sub Tropis

Iklim sub tropis terletak antara 231/2° - 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:

Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.

Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.

Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

3) Iklim Sedang

Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:

(57)

Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis. 4) Iklim Dingin (Kutub)

Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.

Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut: Musim dingin berlangsung lama

Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. Udaranya kering.

Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.

Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.

Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.

(58)

Berdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan pada gambar di bawah ini. Gambar 25: Pembagian iklim menurut Junghuhn Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut

Daerah panas/tropis

Tinggi tempat antara 0 - 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° - 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

Daerah sedang

Tinggi tempat 600 - 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

Daerah sejuk

Tinggi tempat 1500 - 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° - 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

Daerah dingin

(59)

***

- See more at:

http://colorunited.blogspot.com/2012/06/iklim-

matahari-dan-iklim-junghuhn.html#sthash.iZNutSfC.dpuf

KONDISI FISIK, WILAYAH DAN

PENDUDUK INDONESIA

http://abelpetrus.wordpress.com/geography/

kondisi-fisik-wilayah-dan-penduduk-indonesia/

Petrus Haryo Sabtono

Disampaikan dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi SMPK Santo Yoseph Denpasar

Semoga Bermanfaat.

Tuhan Memberkati.

(Diperbolehkan memperbanyak dengan

mencantumkan sumber:

www.abelpetrus.wordpress.com)

(60)

daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.

Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

Kata Kunci: kondisi geografis, letak geografis, letak astronomis, kondisi musim, persebaran jenis tanah, persebaran flora dan fauna, kondisi penduduk.

Untuk Mendapatkan Materi ini silahkan klik

disini lalu pilih judul yang sesuai dengan materi ini.

A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk

(61)

fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra.[1] Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Agar semakin jelas dimana letak geografis Indonesia perhatikan gambar peta dan globe di bawah ini: 1) Letak Geografis Indonesia pada peta:

(62)
(63)

Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti: pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara)[2]; kedua, seperti terlihat pada gambar di atas dapat diketahui Indonesia sebagai inti jalur perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara.[3]

(64)

yang menguntungkan[5]; dan d) sumber daya

Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya negatif yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti: gaya hidup kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas. Budaya negatif ini dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar sesama luntur, budaya lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.[6]

(65)

arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.[7]

B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia

Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi. [8]

(66)

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°.[10] Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:

 Memiliki curah hujan tinggi.

 Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

 Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.

(67)

2) Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-masing 1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:

 Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).

 Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.

 Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.[11]

Pengaruh Letak Astronomis di Dunia:

(68)

Keterangan:

1. Daerah beriklim dingin utara terletak diantara 60½° LU – 90° KU (Kutub Utara)

2. Daerah beriklim sedang utara terletak diantara 40° LU – 60½° LU

3. Daerah beriklim subtropis utara terletak diantara 23½° LU – 40° LU

4. Daerah beriklim tropis terletak diantara 23½° LU – 23½° LS (Daerah Khatulistiwa)

5. Daerah beriklim subtropis selatan 23½° LS – 40° LS

6. Daerah beriklim sedang selatan terletak diantara 40° LS – 60½° LS

7. Daerah beriklim dingin selatan terletak diantara 60½° LS – 90° KS (Kutub Selatan)

C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia

(69)

bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:

1. Peredaran semu matahari tahunan

(70)

2. Terbentuknya angin muson

Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau.[13] Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:

a) Angin muson barat

(71)

bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.[14]

b) Angin muson timur

(72)

D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia. 1. Persebaran flora di Indonesia

(73)

2. Persebaran fauna di Indonesia

(74)

E. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral.[18] Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:

Keterangan Warna:

(75)

berapi. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah rendah.

(76)

dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).

4. Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.

5. Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah

gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur hara.[19]

(77)

Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua).[21] Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position (posisi silang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen

Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.

2. Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.

3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.

(78)

Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak; dan b) Ras Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali. Berikut ini adalah peta persebaran kelompok ras Melayu:

G. Penutup

Dengan mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita dapat mengetahui bahwa Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, baik dari segi keadaan alamnya, maupun keadaan sosialnya. Kondisi alam Indonesia yang bervariasi mengakibatkan kondisi penduduk yang bervariasi keadaan sosialnya.

Di mana berbagai varian keadaan sosial juga mengandung potensi konflik yang besar. Namun, yang patut disyukuri betapa pun majemuknya bangsa Indonesia, kehidupan di dalamnya tetap bisa berjalan harmonis (Bhineka Tunggal Ika) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(79)

berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan wilayah daratan Indonesia agar dapat bersikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya; Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga memiliki tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar; Mengemukakan informasi persebaran flora dan fauna di Indonesia agar dapat bertindak mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; dan Menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat bersikap saat memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.

Mengenal Iklim Indonesia

http://kadarsah.wordpress.com/2007/11/30/ mengenal-iklim-indonesia/

(80)

Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi. Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer terutama pada lapisan bawah (troposfer).

Klimatologi berasala dari bahasa Yunani klima dan logos. Klima berarti kemiringan bumi yang terfokus pada pengertian lintang tempat. Logos berarti ilmu.

Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, meteoros dan logos. Meteoros berarti benda yang ada didalam udara.

Pembagian klimatologi berdasarkan cakupan daerah kajian:

1. Makroklimatologi : ukuran global

2. Mesoklimatologi : ukuran 10-100 km

3. Mikroklimatologi : ukuran kurang dari 100 m Sistem iklim terdiri komponen:

1. atmosfer atau udara 2. litosfer atau batuan

3. hidrosfer terdiri dari cair atau air

4. kriosfer tediri dari es,salju dan gletser.

5. biosfer terdiri tumbuhan dan mahluk hidup.

Di permukaan bumi banyak sekali macam iklim, untuk menyederhanakan maka dilakukan upaya pengelompokan iklim.

Pengelompokan iklim berdasarkan pendekatan:

(81)

2. metode generik ( empirik).: unsur iklim yang diamati atau efeknya terhadap gejala lain, contohnya manusia atau tumbuhan.

Mayoritas pengelompokan iklim menggunakan metode genetik sekitar 10 % sisanya berdasarkan metode empirik.

Metode Genetik digunakan oleh:

1. H.Flohn (1950) berdasarkan : sabuk angin global dan ciri curahan

2. Strahler (1969) berdasarkan: massa udara yang dominan dan ciri curahan.

2. Thornthwaite berdasarkan evapotranspirasi dan curah hujan.

3. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan.

4. Schmidt & Ferguson (1951) berdasarkan curah hujan untuk menentukan jumlah bulan kering dan bulan basah.

5. Oldeman (1975) berdasarkan curah hujan yang difokuskan pada bidang pertanian

6. Mohr berdasarkan tingkat kelembaban dengan menyertakan pengaruh curah hujan

7. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan Jenis Iklim Flohn (1950):

Jenis

Iklim KarakteristikHujan Curah I Katulistiw

(82)

II Tropis Hujan musim panas

VI Subpolar Curahan sepanjang tahun tetapi terbatas

Tinggi Curahansekali,salju turun awalkurang musim dingin, curahan musim panas

Jenis Iklim Strahler (1969)

Jenis Iklim Faktor penentu iklim I Iklim lintang

(83)

a Subtropis

III Iklim lintang

tinggi Massa udara polar danartik

tinggi Ketinggianpenentu iklim sebagai Jenis Iklim Budyko (1956)

Jenis Iklim Koppen (Dr Wladimir Koppen ahli ilmu iklim dari Jerman, 1918)

(84)

membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Lamba

ng Jenis Iklim

A Iklim Hujan Tropis

Af Iklim hutan hujan tropis Aw Iklim savanna

C Iklim Hujan Sedang Panas

Cfa Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

Cfb Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas

Cfc Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Cwa Hujan musim panas,musim panas terik

Cwb Hujan musim panas,musim panas panas

Csa Hujan musim dingin,musim panas terik

Csb Hujan musim dingin,musim panas panas

D Iklim Hutan Salju Sejuk

Dfa Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

(85)

Dfc Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Dfd Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa Dwa Hujan musim panas,musim

panas terik

Dwb Hujan musim panas,musim panas panas

Dwc Hujan musim dingin,musim panas terik

Dwd Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa E Iklim Kutub

ET Tundra

EF Salju dan es abadi

Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.

 Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.

 Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.

 C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.

 D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya. Kriteria utama iklim A,B,C,D,E

Jenis

Iklim Ciri-ciri iklim

(86)

tahunan.

m Monsoon,dengan musim kering pendek,dan sisanya hujan lebat sepanjang tahun.

w Hujan musim panas

S Kondisi kering pada musim panas W Kondisis kering pada musim dingin Jenis

Iklim Ciri-ciri iklim

a Musim panas terik, suhu rata-rata bulan terpanas > 22゜C

b Musim panas yang panas, suhu rata-rata bulan terpanas <22゜C c Musim panas yang sejuk dan

Gambar

Gambar  di  atas  menunjukan  pembagian  iklim
Gambar  di  bawah  menunjukan  perbandingan
Gambar : Iklim Koppen
Gambar : Iklim Yunghunh
+7

Referensi

Dokumen terkait