Riris Katharino Relevonsi Otonomi Khusus.... 275
RETEVANSI OTSUS BAGI NEGARA KESATUAN REPUBTIK INDONESIA THE RELEVANCE OF SPECIAL AUTONOMY
FOR THE UNITARY STATE OF THE REPUBL'C OF INDONESIA Riris Katharina.
(Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR Rl, Gedung Nusantara 1 Lantai 2,
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Pusat 10270, lndonesia,
e -moil'. [email protected])
Naskah diterima 11 November 20t4, direvisi 21 November 2014, disetujui 5 Desember 2014
ABSTRACT
This essay bosed on reseorch conducted in 2013 in response to the roising demonds for speciol outonomy in Bali ond severol orchipelogic provinces in lndonesio. lt is argued here thot although speciol autonomy hos its historical root in
federol states, its existence in a unitary stote is relevant and needed. Applying an qualitative opproach, this essoy comes to conclusion thot o country such os lndonesio can consider o special autonomy status to ony region or province which has specific choracters. Aside from this, there is conditionolity that with such autonomy given, they can increose
the wetfare of their people in the future. The writer recommends the lndonesion House of Representatives (DPR) and the Ministry
of
Domestic Affoirs (Kemendagri) to immediately respond special outonomy aspirotions demonded by regions.Keywords: speciol outonomy, Bali Province, archipelagic province, Kemendagri, NKRI
ABSTRAK
Tulisan
ini
didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2013. Penelitian dilatarbelakangi munculnya tuntutan diberikannya status otsus bagi Provinsi Bali dan beberapa provinsi di daerah kepulauan. Sekalipun pada awalnya otsus lahir dari sejarah negara federal, namun dalam konteks negara kesatuan, kehadiran otsus tetap relevan bagi sebuah negara kesatuan. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ini menyimpulkan bahwa Indonesia dapat mempertimbangkan pemberian otsus bagi setiap daerah {provinsi) yang memiliki kekhususan untuk diberikan otonomi yang berasal dari kekhususannya tersebut. Persyaratannya yaitu ada bukti bahwa dengan peraturan otonomi yang ada sulit meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan agar DPR dan Kementerian Dalam Negeri segera merespons tuntutan otsus bagi sebuah daerah.Kata kunci: otsus, Provinsi Bali, Provinsi Kepulauan, Kemendagri, Negara Kesatuan Republik Indonesia
I.
PENDAHULUANA. latar
BelakangPerjalanan
praktek otonomi
daerah diIndonesia telah berjalan dalam waktu
yangpanjang. Berdasarkan catatan,
otonomi
daerahtelah
diperkenalkanoleh
Pemerintah KolonialBelanda
melalui pemberlakuan DesentrolizotieWet
L903. Selanjutnya, setelahIndonesia merdeka diundangkan
Undang-Undang (UU) Nomor L Tahun 1945, UU Nomor 22 Tahun
t948,
UUNomor
L Tahun 1957, UUNomor 18 Tahun 1955, UU Nomor 5
Tahun L974, UUNomor 22
Tahun L999,UU
Nomor32 Tahun 2004 yang telah diubah
sebanyakdua kali yaitu
denganUU No. 3
Tahun 2005dan
UU No. 12 Tahun 20081, danterakhir
UUNomor
23 Tahun 2014tentang
Pemerintahan Daerah.2tH. Moh. Ma'ruf, Sambutan Menteri Dalam Negeri, Posang Surut Otonomi Doerch: Sketso Pedolonon 7@ Tohun, Jakarta: Institut for
Local Development, Yayasan TIFA, 2005, hlm. V.
tUU ini tidak mengatur mengenai pemilihan kepala daerah'Pengaturan mengenai kepala daerah diatur dalam UU Nomor 22fahun 2O74, yang kemudian dikeluarkan Perppu No. 1 Tahun 2014 yang mencabut UU tersebut.
276
Dalam perkembangannya,
berbagaituntutan akan ruang
demokrasi, kesejahteraan, dan sistem pelayanan yang baikgagal dipenuhi daerah-daerah.3
Berbagaipersoalan dalam implementasi
otonomidaerah diakui disumbang oleh berbagai
hal.Namun,
dari
banyak hal yang mempengaruhi,ada satu hal yang memberikan
kontribusiterhadap gagalnya otonomi daerah,
yaituotonomi
daerah yang dipahami dalam maknauniformitas.4 Paradigma uniformitas
inimengabaikan adanya fakta
mengenaikeragaman yang melekat dalam
daerah-daerah dan
sekaligusmenafikan
kepentingannasional dalam kerangka otonomi
daerah,seperti
kepentinganuntuk
menjaga keutuhannegara. Pada kenyataannya, yang terlihat adalah ide otonomi daerah
dilaksanakansecara seragam untuk semua daerah
tanpamempertimbangkan
perbedaan-perbedaanfundamental di berbagai daerah, dan
tanpamempertimbangkan keunikan
atau kekhususanyang dimiliki
daerah-daerah, dantanpa mempertimbangkan
kepentingan nasional masing-masing daerah.sOleh karena
itu,
pada satu dasa warsaterakhir ini telah muncul berbagai
idepemberian otsus (otsus) kepada
daerahdengan memperhatikan perbedaan
antar-daerah dan keunikan
masing-masing daerah,sekaligus kepentingan objektif
Indonesia sebagai sebuah negara bangsa sebagai dasaruntuk
merancangkebijakan otonomi
daerah ke depan.lde ini
didasarkan atas pengalaman Provinsi Daerah Khususlbukota
(DKl) Jakarta dan Provinsi Daerah lstimewa (Dl) Yogyakarta.Provinsi DKI Jakarta diberikan otsus
karena perannya sebagaiibukota
negara,melalui
UUNomor
29 Tahun 2O07tentang
PemerintahanProvinsi Daerah Khusus lbukota
Jakartasebagai lbukota Negara Kesatuan
Republik lndonesia dan Provinsi Dl Yogyakarta diberikan" Cornef is Lay, Desentrdlisasi Asimetris bagi lndonesio, makalah disampaikan dalam Seminar Nasional "Menata Ulang Desentralisasi dari Perspektif Daerah" yang diselenggarakan oleh Program Pasca Sarjana Program Studi llmu Politik UGM bekerjasama dengan USATD dan DRPS
di University Club, UGM, Yogyakarta, 25 Januari 2010, hlm. 0.
a Dlokosukanto, et.ol., dalam cornelis Lay, ibid. , hlm.L.
lbra., hrm. r-2.
Kojion Vol. 19 No. 4 Desember 2014 hol. 275 - 292
otsus karena sejarahnya dalam
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, melaluiUU Nomor 13 Tahun 2OL2
tentang Keistimewaan Daerah lstimewa yogyakarta.6Paradigma semacam ini dikenal sebagai osymetrical decentralizotion yangsecara legal- konstitusional sebenarnya
memiliki
akar yangkuat
padakonstitusi dan spirit
yang inherentdalam praktek otonomi daerah di
Indonesiasejak awal kemerdekaan, tetapi
tidakdirumuskan secara tajam dalam
berbagaiperaturan mengenai otonomi daerah
di lndonesia.TDalam
perkembanganterakhir,
otsusdiberikan
kepada ProvinsiAceh dan
provinsiPapua dan Provinsi Papua Barat dengan tujuan
untuk menurunkan tuntutan separasi
dari Negara Kesatuan Republiklndonesia
(NKRI).8 Khususterhadap tiga otsus yang
diberikan kepada Provinsi Papua, Provinsi papua Barat,dan
ProvinsiAceh dapat dilihat dari
lahirnya UU Nomor 21. Tahun 200Ltentang
Otsus bagiProvinsi
Papua,UU Nomor 35 Tahun
2008tentang Penetapan Peraturan
PemerintahPengganti
Undang-UndangNomor t
Tahun2008 tentang Perubahan atas UU No. 2t
Tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi papua
menjadi
Undang-Undang,dan UU Nomor
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.UU Nomor 2L Tahun 2001 dan
UUNomor 35
Tahun 2008 merupakan komitmenpemerintah dan seluruh rakyat
Indonesiauntuk mengadopsi perspektif baru
dalammenangani berbagai permasalahan
yangselama ini mewarnai kehidupan
provinsiPapua. Perspektif baru tersebut
adalahmelakukan perubahan
pendekatanpenanganan masalah di papua
daripendekatan keamanan/stabilitas
menjadi pendekatan sosial/kesejahteraan.e Otsus bagi" Bayu Dardias, et,att., Modet tmplementosi Desentrolisosi Asimetris yang Menyejahterokon: Belajar dori pengalamon Aceh don popuo,
Yogya ka rta, bef u m d iterbitka n, 2OI2, hlm. !!-!2.
7 Cornef is LaV, op.cit., hlm. Z.
8Bayu
Dardias, et.ott.,op.cit., IL-!2.
" Mohammad A. Musa'ad, "Kontekstualisasi pelaksanaan Otsus di Provinsi Papua: Perspektif Struktur dan Kewenangan pemerintahan,,, lurnal Kojian, Vol. 16, No. 2, luni 20II, Sekretariat Jenderal DpR Rl, Jakarta, hlm. 359.
Riris Kathorino Relevansi Otonomi Khusus....
Provinsi Papua pada dasarnya adalah sebagai
komitmen pemerintah untuk
memberikankeleluasaan bagi Provinsi Papua
dalamkeseluruhan aspek pembangunan.
Fokusutama dari
Otsusini
adalahditujukan
untukmemberikan
keleluasaankepada
pemerintahprovinsi/kabupaten dan kota
untukmerencanakan, mengelola dan
mengawasiprogram pembangunan Papua.
Kebijakanpemerintah dalam penanganan
Papuamengedepankan aspek perekonomian
dankesejahteraan rakyat sebagai leading
sector dalam rangkaotsus
di wilayah Papua.lo Hal ini dapatdilihat
dalammuatan
UU No. 2L Tahun 2001 khususnya dalam Pasal 34 ayat (3)huruf
c angka 2) dan angka 3) serta dalam Pasal 38, yang menyatakan bahwa dana Otsus terutamaditujukan untuk
pembiayaanpendidikan
dankesehatan, pembangunan infrastruktur,
dan ekonomi rakyat.Hampir sama dengan Provinsi
Papuayang mendapatkan Otsus untuk
mencegahterjadinya disintegrasi, Provinsi Aceh
jugamendapatkan otsus karena
menghindariterjadinya disintegrasi dengan NKRI.
Sistempolitik
ekonomi yang dinilaitidak
adil membuatsebagian rakyat Aceh memberontak
denganmeminta merdeka. Kasus
pemberontakanseperti pemberontakan Daud Beureueh
danDarul lslam pada 1953-t962
merupakan salah satubentuk
pemberontakan rakyat Aceh. Padawaktu itu, Gubernur Militer Aceh
merasatertipu dengan langkah-langkah politik pemerintah
pusat, sehingga akhirnya diberikanstatus daerah istimewa untuk Provinsi
Aceh Darusalam padatahun
L957.Lahirnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
ofeh
HasanTiro
padatahun
L976 yang disusuldengan tahun 1989 diberlakukannya
DaerahOperasi Militer (DOM) untuk meredam
aksi HasanTiro dan kawan-kawan. Atas
desakandunia internasional, Presiden B.J.
Habibie mengakhiri DOM pada L998. Kebijakan daruratmiliter di
Aceh sejakMei
2003tidak
membuatkeadaan lebih baik. Hingga pada
akhirnya ditandatanganiNota
(MoU)antara
Pemerintah277
Rl dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
di Helsinki, Finlandia pada 15 Agustus 2005.MoU Helsinki antara Republik Indonesia (Rl)
dan GAM pada tanggal
1.5 Agustus 2005telah mencapai beberapa
kesepakatan.Beberapa hal pokok yang menjadi
tujuan penandatanganan MoU Helsinki yaitu:7. Untuk penyelesaian konflik Aceh
secaradamai, menyeluruh, berkelanjutan
dan bermartabat bagi semua;2. Mewujudkan pemerintahan rakyat
Aceh yang demokratis dan adil dalam NKRI;3. Untuk memungkinkan
pembangunan kembali Aceh pasca-tsunami26
Desember 2004; dan4. Pemerintah Rl dan GAM
bertekadmembangun rasa saling percaya.tt
Nota
kesepahamanini yang
kemudian sebagian diejawantahkan dalamketentuan
UU No.ll
Tahun 2005 tentang Pemerintahan Aceh(UU Otsus Aceh) - yang dibahas sejak
22Februari 2006 dan disahkan pada tanggal 11 Juli 2006
-
agar dapat diimplementasikan.Perkembangan selanjutnya,
telahmuncul keinginan yang kuat
untukmendapatkan status
"istimewa"
atau "khusus"sebagaimana dimunculkan oleh forum
7{tujuh) provinsi daerah kepulauanl'
serta Bali.13lde memberikan daerah
kepulauansebuah Otsus dilandasi alasan
untuk menciptakan keadilandan
kesejahteraan bagi masyarakat di daerah kepulauan yang memilikikarakteristik khas secara ekologis,
budaya,politik, dan ekonomi. Dalam
kenyataaannya, disebutkan bahwa komunitas masyarakat yang adadi
daerah kepulauan saatini
tersegregasiberdasarkan teritorial pulau
sehinggamengakibatkan berbagai masalah,
yaituterbatasnya
saranadan
prasarana pelayanandasar; terbatasnya kemampuan
keuangan daerah; sarana dan prasarana transportasi laut11 Tri Ratnawati, Pemekoran Daerah: Potitik Lokol & Beberopo lsu
Terseleksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 121.
t' Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh DPR Rl diberi judul
"Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan",
t' "Apa
PerluBali
Menjadi Daerah Otsus?, dalam http : / /d p d. o o. i d / 20 7 3 /02 /a pa k a h- p e r I u - ba I i - m e n i a d i - d a e ra h - oton o m i - khusus/. diakses tanggal 10 Juli 2013.t tbid.,hlm.360.
278
dan udara yang minim; biaya
transportasidalam rangka t4 (empat belas)
pelayanan pemerintahan yang sangat mahal; terbatasnya aksesibilitas masyarakat secaraumum;
masihadanya isolasi fisik dan sosial;
adanyaketergantungan fiskal yang sangat
tinggikepada pemerintah; belum
berkualitasnyaberbagai
layananpemerintahan baik
layananpublik maupun sipil;
masih adanya disparitas ekonomi antar-daerah; dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.laAdapun tuntutan otsus bagi
Provinsi Bali dilandasi alasan bahwa unsur budaya dan agamadi
Provinsi Bali berbeda dengan daerah lainnya. Secaradetil,
beberapa pemikiran yang melandasituntutan diberikannya Otsus
bagi Provinsi Bali adalah:1s1. Bahwa Bali secara geografis relatif
kecil, sehinggaotonomi
daerah yang ditempatkandi kabupaten/kota akan
memecah-belahkeutuhan Bali sebagai satu
kesatuan geografis.2. Masyarakat Bali sebagai satu
kesatuankomunitas yang memiliki latar
belakangbudaya, agama, dan tradisi yang relatif
sama menjadi modal dasar
dalammembangun Bali secara utuh dalam
satu kesatuan komunitas.3. Jika dilihat dari sudut pandang
budaya, daerah Balimemiliki
bahasa dan huruf yangsama, serta memiliki kemiripan
karaktersosial sehingga tidak ada alasan
untukmengkotak-kotakkan Bali dalam tata
pemerintahannya.4. Potensi pariwisata yang menjadi
andalan pendapatanasli daerah kabupaten/kota
di Baliternyata tidak
merata, sehinggahal
inisering menjadi alat pemicu konflik
antara kabupaten/kota yang satu dengan yang lain.Timbul kecemburuan karena pajak
yangdiperoleh dari sektor ini kemudian
tidakdinikmati secara adil dan merata
oleh masyarakat kabupaten/kota di Bali.tn Lihat lebih lanjut dalam Penjelasan Umum Rancangan Undang- Undang tentang Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan.
tt I
Made Suantina, Otsus Bali dan Desentralisasi Asimetris, http://www.wormadewa. ac.id/2009 / otonomi-boli-dan-desentralisasi- osimetris/. diakses tanggal 10 Juli 2013.Kojion VoL 19 No. 4 Desember 2014 hal. 275 - 292
B.
Perumusan Masalah dan
pertanyaanPenelitian
Diberikannya Otsus atau otonomi asimetris
kepada Provinsi Papuadan
provinsiAceh diharapkan dapat meredam
keinginan pihak-pihaktertentu
untuk melepaskan diri dari NKRI. Dalam konteks Otsus,ketika
masyarakatdaerah yang diberikan otonomi
dapatdisejahterakan, maka keinginan
untuk memisahkan diri dari NKRt akan hilang.Namun, tuntutan diberikannya
otsuspada daerah hanya dengan alasan
adanya perbedaan atau keunikan atau kekhasan suatudaerah memunculkan silang pendapat.
Adayang
berpendapatbahwa
diberikannya otsus kepada daerah lainnya akandapat
membawakeberhasilan bagi
pelaksanaanotonomi
itusendiri. Namun, ada juga yang
berpendapatbahwa dengan memberikan otsus
kepada daerah lainnya dengan alasan perbedaan akanmembawa masalah bagi
NKRIkarena
akanberpotensi membawa daerah
lainnya menuntut otsus.16Dengan cakupan luas Indonesia
yangdemikian besar dan dengan
berbagai permasalahan akanterjadinya
disintegrasi bagidaerah yang memiliki kekayaan alam
yangpotensial, kehadiran otsus menjadi
sebuahjalan.
Namun, dalam konteks negara kesatuan, kehadiran otsus juga dapat berpetensi menjadimasalah tersendiri dalam
pengelolaannyaMenjadi
masalahpokok dalam penelitian
iniadalah bagaimana relevansi otsus di
dalam konteks negara kesatuan?Pertanyaan penelitian yang
hendak dijawabdi
sini adalah (L) apakah otsus relevan diberikan kepada sebuah daerah dalam negarakesatuan? (2) Apa persyaratan
dapatdiberikannya otsus bagi sebuah daerah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menjelaskan relevansi otsus di
dalam konteks negara kesatuan.tt Salah satu yang tidak sependapat dengan Otsus adalah Saldi lsra, dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, lihat dalam ,.Apa perlu Bali Menjadi Daerah Otsus?, dalam http://dpd.oo.idl201.3/02/ooakah-oerlu- bali-meniadi-doerah-otonomi-khusus/. diakses tanggal 10 Juli 2013.
Riris Kqthqrino Relevonsi Otonomi Khusus...'
b. Mengidentifikasi persyaratan
bagi pemberian otsus bagi sebuah daerah.Penelitian
ini
diharapkan berguna untukmenjadi masukan bagi para Anggota
DPR Rldalam mempertimbangkan pemberian
status otsus bagi daerah-daerahtertentu.
D.
Kerangka PemikiranL.
Otonomi DaerahOtonomi
Daerah yang dimaksud dalamUUD Negara Rl Tahun 1945 dalam
Pasal 18 adalah"hak
wewenangdan
kewajiban daerahuntuk mengatur dan mengurus
rumahtangganya sendiri sesuai dengan
peraturanperundang-undangan yang
berlaku."Sedangkan Daerah
Otonom adalah
"Kesatuanmasyarakat hukum yang mempunyai
batas wilayahtertentu
yang berhak, berwenang danberkewajiban mengatur dan
mengurus rumahtangga sendiri dalam ikatan
Negara KesatuanRepublik lndonesia (NKRI) sesuai
peraturan perundang-undangan yangberlaku".77
Namundemikian, walaupun otonomi itu
sebagaiselfgovernment, selfsufficiency dan
actuolindependency, keotonomian tersebut tetap berada pada batas yang tidak
melampauiwewenang pemerintah pusat
yang menyerahkan urusan kepada daerah.Dalam negara kesatuan
sepertiIndonesia, otonomi daerah diberikan
olehpemerintah pusat
kepadapemerintah
daerah.Berbeda dengan otonomi daerah di
negarafederal,
di
manaotonomi
daerahtelah
melekatpada
negara-negarabagian,
sehingga urusanyang dimiliki oleh pemerintah federal
padahakekatnya adalah urusan yang
diserahkanoleh negara bagian. Hal ini
menyebabkanpemerintah daerah dalam negara
kesatuanseperti Indonesia lebih
banyakmenggantungkan
otonominya
padapoliticolwill pemerintah pusat, yaitu sampai sejauh
manapemerintah pusat mempunyai niat baik
untukmemberdayakan locolgovernment
melalui pemberian wewenang yang lebih besar.1817S.H.
Sarundalan9, Arus Bolik Kekuosaon Pusot ke Daeroh, Jakafta:
Pustaka Sinar Harapan, 2OOL, hlrn.25-27.
"tbid.,har32.
279 Visi
otonomi
daerah dirumuskan dalam3 (tiga) ruang lingkup interaksi utama,
yaitupolitik,
ekonomi,serta
sosialdan
budaya.te Di bidangpolitik
harus dipandang sebagai sebuahproses untuk membuka ruang bagi
lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secarademokratis, penyelenggaraan
pemerintahanyang responsif terhadap
kepentingan masyarakat luas,dan memelihara
mekanismepengambilan
keputusanyang taat pada
asaspertanggungjawaban
publik serta
transparansi kebijakan.Di bidang ekonomi, otonomi
daerahharus menjamin lancarnya
pelaksanaankebijakan ekonomi nasional di daerah
danmendorong pemerintah daerah
mengembangkan kebijakan
regional dan
lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya.Di bidang
sosialdan
budaya,otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin
demimenciptakan dan memelihara harmoni
sosial dan pada saat yang sama memelihara nilai-nilai lokal.2.
Otsus (Otsus)Pilihan untuk memberikan otsus kepada
Provinsi Papua pada tahun 2001
tentunya didasarkan pertimbangan yang matang. Dalamperspektif
komparasi dengan beberapa negarakonsep desentralisasi asimetris tidak terkait
langsungdengan isu
kesejahteraan. Karakter asimetrislebih
merupakan responspolitik
atasaspirasi keragaman sosio-kultural.20
Dalamkerangka pengembangan demokrasi
dankesejahteraan masyarakat,
desentralisasiasimetris bukanlah tujuan akhir,
melainkanuntuk memastikan bahwa
prinsip-prinsipdemokrasi dan kesejahteraan
terlaksana dengan baik di suatu daerah.Dalam konteks konsolidasi
demokrasi,maka
penggunaan kewenangan pemerintahanleRyaas
Rasyid, "Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya", dalam Desentrolisosi & Otonomi Doeroh, Jakarta: LlPl Press, 2007, hlm.
9-10.
2oBayu
Dardias, et.otl., "Model lmplementasi Desentralisasi Asimetris yang Menyejahterakan: Belajar dari Pengalaman Aceh dan Papua", Yogyakarta, belum diterbitkan, 2012, hlm. 188.
280
dituntut untuk mampu
memperkuatkelembagaan politik, yaitu meliputi
aparatadministratif negara (birokrasi),
lembaga-lembaga perwakilan dan
penyelenggaraan demokrasi(partai politik, legislatif, dan
sistem pemilu), sertastruktur-struktur
yang menjaminakuntabilitas horizontal,
konstitusionalisme, danrule of low, seperti
halnyatentang
sistemperadilan dan lembaga-lembaga audit
danpengawasan.
Negara-negarademokrasi
baruatau
bermasalah, setidaknya lemah pada salah satu arena pelembagaan politik tersebut.2lBerdasarkan hasil kajian yang
telahdilakukan oleh
TlFA,22desain
desentralisasi asimetris yang dipraktekkandi
Indonesia dapatdipetakan ke dalam lima model yang
menjadi basisdari asimetris,
yaitu:23Pertama,
modelasimetris yang didasarkan pada
kekhasan daerah karenafaktor politik,
khususnyaterkait
sejarah sejarahkonflik
yang panjang {misalnya Aceh dan Papua). Kedua, model asimetris yangdidasarkan pada kekhasan daerah
berbasissosio-kultural (Dl Yogyakarta). Ketiga
modelasimetris yang didasarkan kekhasan
daerahberbasis geografis-strategis, yakni
khususnyaterkait posisi daerah tersebut
sebagai daerahperbatasan (Kalimantan Barat, Papua,
danKepulauan Riau). Keempat, model
asimetrisyang didasarkan pada kekhasan
daerahberbasis potensi dan pertumbuhan
ekonomi (Papua,Aceh, Kalimantan Barat, Batam,
danJakarta). Kelima, kekhasan daerah
berbasistingkat
akselerasi pembangunandan
kapasitas governo bility
(Pa pua).Berangkat dari analisis
praktekdesentralisasi
asimetris di
Indonesia tersebut,ditawarkan tiga model asimetris yang
dapatditerapkan. Pertama, Otsus sebagai
modelasimetris. Model otsus ini merupakan
solusiuntuk menyelesaikan ketegangan
antarapemerintah
nasional dengan subnasional yang mengarahke
gerakan-gerakan pemisahan diri (secession)atau dikarenakan karakter
daerah"Larry Diamond, Developing Democrocy: Toword Yogyakarta: IRE Press, 2003, hlm. 113.
"Riset bertaluk "Desentralisasi Asimetris: praktek didukung oleh TIFA Foundation pada tahun 2009-2010.
23Daf
am Bayu Dardias, et.atl, op,cit., hlm. 2!-22.
Consolidation,
dan Proyeksi",
Kajion Vol. 79 No.4 Desember 2074 hot. 2ZS - 292 yang sangat spesifik. Model
ini
harus berangkatdari
pendefinisian atas kekhususanyang
akandikelola. Selain menjawab
persoalanketegangan dan pemisahan, desain
otsus(istimewa) diterapkan untuk
merespons kekhususan sosio-budaya dan fungsi ibukota.Kedua, asimetris berbasis
urban-rurolatau
developed-underdeveloped. Pendefinisian model asimetrisini
bisa berangkat dari ukuran-ukuran
pembangunan,dimana ada
kawasanyang karena
sejarahsudah terbangun
secarakuat,
dengan kawasanyang tertinggal
secarapembangunan. Dalam konteks
Indonesia, perbedaan perlakuan atas kawasan perbatasandan kepulauan misalnya, bisa
menjadi pertimbangan atas bentuk asimetris yang akandikembangkan. Ketiga, model
desentralisasiasimetris yang penuh (fully
ossymetricaldecentralizotionl. Asumsinya, setiap
daerahdiperlakukan secara berbeda-beda,
sehingga masing-masing memiliki sesuatu yang asimetris dibandingkan dengan daerah lainnya.3.
Otsus dan Unitary StateSecara politis, otonomi
daerahdiharapkan dapat memperkuat
akuntabilitas(tanggung jawab), keterampilan politis
danintegrasi
nasional.2aDalam negara
kesatuan atau unitary state,otonomi
akan diartikan oleh pihak-pihaktertentu
sebagai kemandirian yangjustru bisa mengarah kepada
gerakansentrifugal.'s Smith luga menyatakan
bahwadalam konteks mengenai negara,
otonomi daerahtampak parokial
(berwawasan sempit)dan separatis. Otonomi daerah
mengancam kesatuandari
kehendakumum (generat witll.
Otonomi daerah memperkuat
kepentingan-kepentingan yang sempit dan
tersekat-sekat (sectionoll.'u Namun,perlu
diingatjuga
bahwapembangunan yang lambat
(underdevelopmentl juga
memperingatkanbahwa proliferasi dari tatanan administratif
'oBrian C. Smith, Desentrolisasi: Dimensi Teritorial Suatu Negorc, Jakarta: Masyarakat llmu Pemerintahan Indonesian (Mlpl), 2012, hlm.
6.
"Miftah
Thoha,dalam
"palangpintu otsus
Bali,,, h tt p : //www. I e n te rs ti m u r. c om / oa I a n q - Di n t u - ato n om i - k h u s u s- bo I i /.diakses tanggal 10 Juli 2013.
"Brian C. Smittt op.cit, hlm.7.
Riris Kathorina Relevansi Otonomi Khusus....
pada tingkat lokal dapat
menyebabkan suatupenurunan dalam kualitas administrasi
padasaat semakin banyaknya pejabat
denganpendidikan yang
kurang, wawasanyang
lebihsempit, dan tidak mempunyai
pengalaman dalam bekerja.2T Pada akhirnya, kondisi ini jugaakan dapat menimbulkan
ketidakpuasanterhadap kesatuan,
sebagaimana ditunjukkan oleh pengalaman Yugoslavia.E. Metodologi
Penelitian1.
Waktu dan TempatPenelitian dilaksanakan di
ProvinsiSulawesi Utara dan Provinsi Bali.
Keduaprovinsi ini dipilih
didasarkanpada
alasan:Provinsi
SulawesiUtara merupakan
salahsatu dari 7 (tujuh) provinsi
penggagas RUUtentang Percepatan
Pembangunan Daerah Kepulauanyang awalnya diberi judul
RUUtentang Daerah Kepulauan.
Penggagasprovinsi kepulauan. Ketujuh gubernur
danketua
DPRDprovinsi kepulauan
bersama-sama menandatangani Deklarasi
ProvinsiKepulauan se-lndonesia pada tanggal
10Agustus 2005 Dalam deklarasi
tersebut,tujuh pemerintah
provinsi yang berkarakterwilayah kepulauan meminta
pemerintahpusat agar mewujudkan
implementasipengakuan yuridis wilayah
kepulauanmelalui regulasi dan program
yangdibutuhkan
guna
percepatanpembangunan."
Provinsi Bali,
telah
memunculkan ideotsus sejak tahun 2OOL. Ketika
ituPemerintah Provinsi Bali beserta DPRD Bali mengajukan
usul tersebut ke
DPDRl.
Usulitu
masuk Program Legislasi Nasional 2005-2009. Penelitian di lapangan
dilaksanakan selama 5 hari, masing-masingtanggal
23-27 September 2013di
Provinsi Bali dan tanggal2L-25 Oktober 2013 di Provinsi
SulawesiUtara.
2TDikemukakan
oleh Muketji (1961), dalam ibid.,hlm.9.
ttwahada Mony, "Provinsi Kepulauan, Nasibmu Kini...??", http:l/
wdhodamonv . bloaspot .com/ 2071/ 01/ provinsi-kepulouan-nosibmu' kinihtml. diakses tanggal 11 Juli 2013.
281
Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan
dalampenelitian ini berupa data primer
yangmeliputi
data hasil wawancara dari informandan data sekunder meliputi
sejarahterjadinya pemberian otsus bagi
beberapadaerah, termasuk hasil-hasil
penelitian ataupun artikel-artikel di media massa. Data-data tersebut dikumpulkan
denganmenggunakan metode studi
kepustakaan,yaitu
mengumpulkan segala informasi, data,dan keterangan yang berasal dari
datadokumenter, baik berupa buku,
risalah,transkrip, dokumen, maupun
bahan-bahantertulis lainnya yang sudah tersedia
yang berkaitan dengan otsus; observasi langsung,yaitu dengan melakukan
kunjunganlapangan ke daerah penelitian
yangmenuntut untuk diberikan otsus;
danwawancara mendalam dengan
pihak-pihakyang
berkepentingandan
didasarkan padapanduan pertanyaan penelitian. Ada
puninforman yang akan diwawancarai
adalahAnggota DPR Rl Komisi ll;
KementerianDalam Negeri (Dirjen Otonomi
Daerah);Anggota DPD
Rl (Tim
Kerja Kajian Otsus di Indonesia); Anggota DPRD, Gubernur/Sekdaprovinsi, Bappeda provinsi, pakar
dariuniversitas, dan informan lainnya
yangdiperoleh
secarasnow boll dari
informan kunci di daerah.Metode Analisis Data
Penelitian ini bersifat
descriptive onalysisdengan
menggunakan pendekatankualitatif. Analisis data
dilakukanberdasarkan keinginan untuk
dapatmemberikan
pemahaman
ataspermasalahan yang diungkapkan
melaluimetode deskriptif, yaitu
menjelaskantemuan-temuan dalam bentuk tulisan
dan menganalisanya dengan bantuanteori-teori
yang ada.2' Data yang diperoleh selanjutnyaakan dianalisis dengan
menggunakan kerangkapemikiran yang telah
ditentukan."Naresh Maholtra, Basic Morketing Resedrch: Applicotions to Contemporory lssues,5k Ed London: Prentice Hall, 2002, p. 331-354.
2.
3.
282
Selanjutnya akan ditarik kesimpulan
danrekomendasi dalam menyusun
kebijakan selanjutnya.II.
HASIL DAN PEMBAHASANA.
Tuntutan Otsus di Provinsi BaliTuntutan otsus bagi Bali
menurut Gubernur Bali dikarenakan alasan bahwa orang Bali memandangbahwa
Pulau Bali merupakansebuah pulau yang memiliki keunikan.
Salah satu keunikannya adalah sebagai sebuah pulaudi antara
L3.667pulau
yang adadi
Indonesia, PulauBali
masukkategori kecil.
Dibandingkandengan luas NKRI sekitar 5.L92.252
km2, sedangkan luas Pulau Bali hanya 5.632,86 km2 atau sama dengan O,29%dari
luas keseluruhan NKRI. Provinsi Baliterdiri dari 8
kabupaten, Lkota, 53 kecamatan, 585 desa dan
89kelurahan.
Berdasarkan catatan dalam
naskah akademik RUUtentang
Otsus Bali, disebutkan bahwa Balimemiliki
beberapa kekhususan dankeunikan. Dikatakan memiliki
kekhususankarena yang ada di Bali belum tentu ada
diprovinsi lainnya di Indonesia. Dikatakan
unikkarena
kekhususanBali bukan saja
membuatBali tampak berbeda dengan provinsi
yanglainnya dalam NKRI, tetapi juga
menarikperhatian orang,
sehinggamereka datang
keBali, ingin tahu lebih dalam tentang
Bali.Kekhususan
Bali dapat dilihat dari
keadaan alamnya, agamanya, senibudayanya dan sistem sosialnya/adat istiadatnya.Alamnya indah, karena beberapa danau yang ada
di
provinsi pulauini
letaknyajustru
di pegunungan. Danau Buyan, Danau Tamblingan, dan Danau Beratan adadi
daerah pegunungan Bedugul, Kabupaten Tabanan. Danau Batur adadi kaki Gunung Batur di daerah
pegunungan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kekhususan letakdanau ini berpengaruh terhadap
tatanan konservasihutan
dan airdi
Bali yang tercermindalam sistem subak.
Hinggasaat ini
dikenalorganisasi di bidang pertanian (subak)
danorganisasi yang dibentuk
berdasarkanKojian Vol. 19 No. 4 Desember 20j.4 hal. 275 - 292
kegemaran
yang sama
(sekaa). Beberapa ciri khas dasar organisasi subak, sebagai berikut:- Subak merupakan organisasi petani
yangmengelola air irigasi untuk
anggota-anggotanya. Sebagai suatu
organisasi,subak mempunyai pengurus dan
aturan-aturan keorganisasian (awig-awig),
baiktertulis
maupun tidak tertulis.- Subak mempunyai suatu sumber
airbersama. Sumber air bersama ini
dapatberuila bendungan (empelan) di
sungai,mata
air,
air tanah, ataupun saluran utama suatu sistem irigasi.-
Subak mempunyai areal persawahan.- Subak mempunyai otonomi baik
internal maupun eksternal.- Subak mempunyai satu atau lebih
puraBedugul (pura yang berhubungan
dengan persubakan).Perangkat pimpinan subak
disebut"prajuru subak" yang
menjalankan fungsinyaberdasarkan owig-awig yang berlaku
pada masing-masingsubak, hukum adat Bali
danhukum
nasional.Lewat sistem subak ini,
Bali diatur sebagai satu kesatuan ekosistem.Di bidang keyakinan beragama, Provinsi Bali
juga memiliki
kekhususan. Sebagian besarpenduduk Provinsi Bali termasuk etnik
Bali,memeluk agama Hindu (3.375.292
jiwa), berbahasa Indonesiadan Bali. Tujuan
agamaHindu
adafah "Moksortomjagodhita ya ca iti dharmo" yakni untuk mencapai
kebahagiaanyang abadi.
Salahsatu cara untuk
mencapaitujuan itu,
dengan mengaktualisasikan filosofitri hita
karona (tiga cara mencapai kedamaian)dalam kehidupan sehari-hari,
yaitumenciptakan hubungan
yang
harmonis antaramanusia dengan hal-hal yang
menyangkutKetuhanan (porhyanganl sesuai
de-ngankeyakinan agaman Hindu,
menciptakanhubungan yang harmonis antara
manusiadengan sesama manusia (powongon)
dan menciptakan hubunganyang harmonis
antara manusia dengan lingkungan alam (palemahon).Tempat suci atau puro
(porhyongonl merupakan salah satu unsur penting komunitasRiris Kotharina Relevansi Otonomi Khusus....
Bali
di
sampingunsur powongan
(warga yangberagama Hindu) dan palemahan
(wilayah).Berdasarkan
warga yang
bertanggung jawab,pura dapat dikelompokkan menjadi
empat,Vaitu Puro Kowitan
(keluargatertentu);
Puro Koyangan Deso{pura yang ada pada
masing- masing desa), Puro Swagrno (pura untuk profesitertentu), dan Puro
KohyonganJogat
(dipujaoleh seluruh umat Hindu).
Selain
tempat
suci (pura), umat Hindu di Balijuga mengenal
kawasansuci dan tempat
yang diyakini suci. Disebut kawasan suci antaralain gunung, danau, campuhan
(pertemuansungai), pantai, laut dan sebagainya
yang diyakini memiliki nilai-nilai kesucian.Etnik Bali termasuk beruntung karena di antara
sedikit etnik di
Indonesia yang memilikihuruf daerah, salah satu di antaranya
adalahetnik
Bali, denganhuruf
Bali. Budaya Bali yangdijiwai oleh agama Hindu, telah
melahirkanberbagai bentuk
kesenianseperti seni
tabuh,seni pertunjukan, seni lukis, seni ukir,
seni bangunan,dan seni
suarayang
khas Bali dan dikagumi oleh dunia luar.Selain keadaan
alam,
agama,dan
seni budayanya,tatanan
masyarakat Bali juga dapat dikatakanmemiliki
kekhususan. Di Bali ada dua desa,yaitu
Desa Adat atau Desa Pokraman dan Desa Dinas(terdiri
dari desa atau keperbekelan dan kelurahan). Berdasarkan data terakhir yangdiperoleh tahun
2OO7,saat ini di
Provinsi Baliterdapat L.4I7
desa pakraman.Kekhususan di bidang agama
yangdianut
dantatanan
masyarakatnya, berdampakterhadap sistem hukum.
Hukumyang
berlakudapat dikatakan memiliki
kekhususan, karenaselain berlaku hukum nasional, di Bali
jugaberlaku hukum adat Bali yang dijiwai
olehagama Hindu, yang berjalan sesuai
dengan sistem sosial Bali.Berbagai kekhususan yang
dimilikiProvinsi Bali seperti dikemukakan di
atas,dianggap sesuatu yang unik oleh orang
luar Bali, menyebabkan mereka datangke
Bali dan memberikanjulukan indah
kepada Pulau Bali.Kekhususan
dan
keunikanyang dimiliki,
padaakhirnya telah mengantarkan Provinsi
Bali283
sebagai salah satu daerah tujuan
wisataterkenal di dunia. Wisatawan pun datang
keBali.
Untuk mempertahankan
kekhususan dan keunikan Bali, pemerintah kolonial Belandabahkan mengeluarkan program
Balinizotion atau Baliseering yang mulai diperkenalkan awaltahun
L920-an. Salahsatu wujud program
iniberupa pelarangan setiap missionaries
asinguntuk menyebarkan agama Kristen di
Bali.Program Bolinization atau
Baliseeringdikedepankan oleh pemerintah
KolonialBelanda, dengan tujuan menjadi
semacam"pagar",
agar kekhususandan
keunikan PulauBali yang tampak pada keadaan
alamnya, agamanya,seni
budayanya,dan sistem
sosialatau adat istiadatnya,
senantiasaterjaga
dan lestari adanya.Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
Gubernur Bali lebih menekankan otsus
Balidengan istilahnya otonomi
asimetris.30 Adabeberapa alasan yang dikemukakan
oleh Gubernur Bali mengenai alasan pentingnya Balidiberikan otsus, yaitu Pertomo, Bali
dinilai mempunyai banyak kekhususan. Contohnya, di Bali, selainterdapat
desa dinas (706 desa), jugamempunyai desa adat atau Desa
Pakraman yang berjumlah L.440. Desa Pakraman ini diakuioleh konstitusi, sehingga dengan
demikianmemerlukan pengaturan yang
khusus,menyangkut keberadaan, wewenang,
tugas,dan
sebagainya.Karena
masing-masing DesaPakraman itu otonom, mempunyai
aturansendiri, mempunyai kepala desa
adat,mempunyai polisi sendiri yaitu
pecalang,membuat sifat pemerintahan di Bali
bersifat khusus.Tidak
dapat dipungkiri,
Desa Pokromon memegang peran penting dalam menjaga adat istiadat. Selain merupakan warisan leluhur jugadapat menjamin
keamananwisata. Tentu
iniharus dijaga dan dilindungi di tengah
arusglobalisasi.
Dari aspek pemerintahan, di
Baliterdapat 2 (dua) pemerintahan yang
tidakdapat diabaikan begitu saja. Masyarakat
Balimenginginkan adanya perlindungan
hukum'owawancara dengan Gubernur Bali pada tanggal 26 September 2013.
284
yang kuat terhadap
desaadat.
Selain sebagaiwarisan
budayajuga
mengandungdaya tarik bagi para wisatawan.
Desaadat pasti
punya pura3
(kayangantige),
ada kuburan, dan tidakakan bertambah luasnya karena
0asadnya)dibakar. Orang yang hendak menjual
tanahharus berkonsultasi dengan Desa
Pokromon agartidak
mengganggu kesucian desa, karenaada pura. Di
Bali sekarangada
Perda tentang Kawasan Sucidan Tempat
Suci. Kawasan Suci(pura
besar)dimana radius 5 km tidak
bolehdibangun hotel, kafe, harus tetap ada
kaitan denganpura ini
(misalnya pesantren). Saat iniketentuan tersebut diikuti oleh
seluruh kabupaten/kota,
sebab dikuatkan dengan fatwa Parisada Hindu Bali lndonesia.Kedua, Pulau Bali kecil (5.600
km2)terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota.
Karena kecil, kalautidak
dikelola secara khusus dalamsatu sistem manajemen pengelolaan,
akanterjadi
pengkotak-kotakan wilayah, yang dapatmengakibatkan ketidakseimbangan
pem- bangunan. Saatini
kondisidi
Pulau Bali sudahlebih maju di bagian Selatan
dibandingkandengan bagian Utara, Timur, dan Barat.
Oleh karenaitu
diperlukan one island manogementsystem, agar pembangunan menjadi
lebih merata,tidak terjadi
ketimpanganantara
satu wilayah dengan wilayan lainnya. UU Nomor 32Tahun
2OO4dinilai tidak dapat
mengatasimasalah ini. Karena
masing-masingkabupaten/kota punya kewenangan
sendiri- sendiri atas ruang wilayahnya. Sehinggaterjadi
eksploitasi yang berlebihan. Perlu diperhatikan bahwa dengan luas Pulau Bali yang kecil sekali, dimana daya dukung Bali hanya 1,5juta
orang saatini, padahal
penduduk Bali saatini
sudah mencapai 4,5juta jiwa,
maka Provinsi Bali tidakbisa diatur secara sama dengan
provinsi lainnya.3lKetig4 Bali tidak punya sumber
dayaalam
(SDA)seperti
minyakdan
hasil tambanglainnya. Hal ini mengakibatkan Bali
tidak memperoleh dana bagi hasil dari hasiltambang.Berbeda dengan Aceh dan
Kalimantan."Asisten ll Bidang Perekonomian Provinsi Bali. Wawancara ditakukan pada tanggal 24 September 2013.
Kajian VoL 79 No. 4 Desember 2014 hol. 275 - 292
Akibatnya Provinsi Bali
tidak dapat
melakukanpembangunan secara optimal. Padahal
Balimerupakan tujuan wisata internasional,
danmenjadi jendelanya Indonesia. Dari
sisiinfrastruktur,
Provinsi Bali banyak dikuasai olehprivat,
sehingga Provinsi hanya mendapat daripajak
kendaraanbermotor.
Pajakhotel
yang besar juga masuk ke kabupaten/kota.Menurut Gubernur Bali,
seharusnyaperhitungan
DAU,diperhitungkan dari sumbangan
provinsi kepada pusat (devisa yang dihasilkan), baik itu dari tambang maupundari
pariwisata. Ini yang dinilai tidak adil.Otsus diharapkan tidak
hanyamelindungi
budaya, agama,dan adat
istiadat,namun juga yang tidak kalah penting
yaitupengaturan tata
ruang
dankeuangan/perekonomian. Provinsi
Balimemerlukan biaya yang besar
untuk mengembangkaninfrastruktur
dan memelihara destinasi. Misalnya harus membuatjalan
yanglebih
bagus, pemukimanyang lebih
baik. Jadiperlu ada pengaturan tata ruang yang
lebihbaik.
Sebagaidaerah tujuan wisata,
jangansampai ada daerah yang kumuh.
Untukmenjaga itu semua, perlu didukung
olehPemerintah Pusat.Menjaga kelestarian
Desa Pokramon sebagai aset daerah selama ini hanyadidukung oleh pemerintah
Provinsi Bali, yaitu sebesar Rp. 100juta
setiaptahun.
Begitu jugadengan
Subak.Subak harus terus
dipeliharakarena sudah menjadi world heritoge.
Untuk subak disubsidi Rp30juta
per tahun. Jadi subaktetap bisa menjaga world heritage.
Kalau sekarang, subakdan
Desa Pakraman terdesakdengan
pembangunanyang masif.
Akibatnyabanyak yang mengubah status subak
karena dorongan globalisasi.B. Tuntutan Otsus
di
Provinsi KepulauanTuntutan diberikannya otsus
padaprovinsi kepulauan dimulai pada saat tujuh provinsi (Maluku, Maluku Utara, NTT,
NTB, SulawesiUtara,
Kepulauan Riau,dan
BangkaBelitung) yang memiliki kesamaan
dalampelaksanaan Pemerintahan dan
pelayanankepada masyarakat melakukan
pertemuanRiris Katharino Relevonsi Otonomi Khusus....
pada
,tahun 2005 yang dikenal
dengan"Deklarasi Ambon".
Pada bulan Januari 2O1L
dibentukBadan Kerjasama Provinsi Kepulauan
(BKPK) yang didukungoleh
Tim Teknisdari
Perguruan Tinggiuntuk
mempersiapkanNaskah Akademis(NA) dan draft RUU. Dari
Naskah Akademisterlihat
adanyatuntutan bahwa laut
sebagai sumber penghasil laut seharusnya dibagi secaraproporsional, sehingga tidak dibagi
secaramerata untuk kabupaten/kota
seluruhIndonesia. Garis batas operasional laut
yangditarik sepanjang 12 mil, seharusnya
tidakditentukan demikian karena kebijakan
yangdemikian sangat tidak adil bagi
provinsikepulauan dan menyebabkan
marginalisasi masyarakat di daerah kepulauan.RUU tentang Daerah
KePulauanmerupakan aspirasi masyarakat
daerahkepulauan, sehingga judul RUU
bukan"Perlakuan Khusus Provinsi Kepulauan"
hal
inidimaksudkan supaya tidak ada
diskriminasiperlakuan bagi daerah
kabupaten/kotakepulauan. Di dalam provinsi
kepulauan daerah/wilayah laut merupakan alat pemersatuwilayah seperti jalan untuk provinsi
daratan, ProvinsiMaluku
92,6yo wilayahnya merupakanwilayah laut.
Pemerintah hendaknya mengakui adanyaprovinsi
kepulauan, karena karateristikwilayah laut lebih luas daripada
wilayahdaratan dan hukum harus berfungsi
sebagai pembaharuan pembangunan.Dibutuhkan Undang-Undang
tentangDaerah Kepulauan, karena
mengaturkekhususan dan keberagaman dari
wilayahlndonesia. Perlakuan khusus bagi
daerahkepulauan dilakukan terutama
terhadappermasalahan infrastruktur. Semangat
danspirit provinsi kepulauan adalah
untukmensejahterakan masyarakat, karena 70
o/omasyarakat miskin ada
di 7
provinsi kepulauan.Dari L7 ribu pulau yang ada di
provinsikepulauan tidak seluruhnya didiami
manusiadan hanya 40 % yang didiami
manusia, sehingga rawan penyalahgunaan wilayah untukdijadikan daerah penyelundupan,
terorisme,285
dan pembuangan limbah beracun
negaratetangga.
Sektor transportasi
perhubunganantar-pulau di provinsi
kepulauansangatmenyedihkan, sehingga potensi
ikantidak
dimanfaatkan dengan baikdan
hasil ikan sangat sedikit. Oleh karenaitu, perlu
dicarikanrumusan perhitungan DAU yang adil
karena DAU selamaini dihitung
berdasarkan wilayahdaratan, sehingga daerah kepulauan
dapatmengejar ketertinggalan dalam
pelaksanaanpembangunan. Sebagai daerah
kepulauanProvinsi Nusa Tenggara Timur
mengalamikesulitan sendiri karena membangun
daerahyang tersebar diperbagai pulau, kontraktor pelaksana pembangunan kesulitan
akan akomodasi peralatan/bahan bangunan.Provinsi Nusa Tenggara
Timurmempunyai 41
dermagalaut dan 1900
buahpulau, hal ini sangat menyulitkan
dalam kelancaran/pelaksanaan transportasi.Karakteristik
provinsi
kepulauanyaitu
wilayahlaut
yang menyebabkan kesulitantinggi
dalamtransportasi, wilayah provinsi Riau
96%merupakan
laut
yangterdiri dari 2.428
pulau, sedangkanyang kesulitan dalam
transportasi ada 1-9 pulau terdepan.C. Relevansi Otsus dengan NKRI
Terkait dengan relevansi
terhadapNegara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Gubernur Bali menilai bahwa kehadiran otsus diBalitidak
perlu dikhawatirkan akan mengancam keutuhan NKRI. Rakyat Bali sangat menentanggerakan separatis. Gubernur
berpendapat:"Tetap harus Bhinneka Tunggal lka,
harusPancasila. Cuma seringkali ada
ungkapan emosional dari beberapa orang karena Bali dulu sering di-bom. Salahkita
apa?"32Wacana
tuntutan otsus muncul
diakui sejakterjadinya
Bom Balitahun
2002. Saat itumasyarakat terusik karena toleransi
yangterpelihara
baik diusik, sehingga muncul emosiuntuk
memisahkandiri dari
NKRI. Namun, saatini tidak itu
yang menjadi perhatian atau fokusdari otsus. Diakui juga bahwa ada
aspekt'lbid.
285
emosional dalam penyusunan
draft
RUU OtsusBali. Namun, sekarang tidak ada
keinginanuntuk
memisahkandiri dari
NKRI. NKRI saat inimenjadi harga mati. Pancasila
harusdipertahankan. Keberagaman,
toleransiberagama harus dipertahankan.
Yangmasyarakat inginkan yaitu bagaimana
mempertahankan adat istiadat itu karena
terbukti bagus. Tri Hita Karana, harus
adakeseimbangan hubungan antara
Tuhan,manusia, dan lingkungan. Semua
dasarnyaharus itu. Begitu tidak ada yang
harmoni, berarti ada yang kacau.Gubernur Bali menekankan bahwa tidak
ada
keinginan samasekali untuk
memisahkandiridari
NKRI."Kita tidak ingin DPRD khusus, Kapolda khusus, tidak ingin begitu. Jika Bali dapat tambahan sekitar Rp 4 Triliun dari devisa yang dihasilkan, dipastikan Bali akan dapat diperbaiki destinasi wisata dan dipelihara
bahkan ditingkatkan
infrastruktunya.Karena desa pakraman dan subak sudah
menjadi destinasi wisata. Provinsi tidak dapat memberikan kompensasi apa-apa
kepada petaninya. Akibatnya, bisa saja mereka tidak akan dapat dipertahankan, lama-lama bisa dibuat
vila.
Kalau kita punya dana khusus, kita bayar dia sehingga dia tetap dapat bertahan, sehingga dapat menjadi tontonan wisatawan terus. Kalauterjadi ketidakadilan pada satu kabupaten
lain, tentu dapat
menjadi ancaman terhadap NKRI itu sendiri."Permintaan
ini dinilai permintaan
yang logis. "Kalautidak
logis,kita
akan ditertawakan banyakorang. lni
merupakanjanji politik
sayakepada rakyat yang memilih saya",
kata Gubernur Bali.Menurut
Asistenll
BidangPerekonomian Pemerintah Provinsi
Bali,"lndonesia
harusnyaberpikir, jika ada
potensi majusuatu
daerahitu
harusnya didorong. Jika seluruh daerah dikelola secara sama, dipastikan daerah-daerahdi
lndonesiatidak akan
maju."Menurutnya, Bali sudah terbukti
merupakan daerah yang mendukung NKRI. Dari sisiwilayah, Bali cukup kecil, hanya 0,09%dari
seluruh luasKajion Vol. 19 No.4 Desember 2014 hal. 275 - 292
wilayah
NKRI. Balitidak mungkin
memisahkandiridari
NKRI.Selain
itu,
otsusdinilai dapat
mengikatBali dengan NKRl. Karena Bali sendiri
tidak pernah ingin keluar dari NKRI. Sejarah mencatat bahwa Bali yang pertama mendukung NKRI. Di Bali seluruh suku bangsa, dan agama ada."Otsus Bali kami pandang positif. Bali
akan tetap berupaya dengan cara-cara yang baik, tidak dengan membawa-bawa kata "merdeka". Bali diancam, dunia yang akan marah. Kamitidak akan pergunakan kesempatan ini. Presiden Rl 1 ada darah
Balinya. Tidak
ada yang lebih
setia kepada NKRI daripada Bali."33Temuan menarik terkait dengan
otsusBali datang dari Dekan FISIP
UniversitasUdayana, Bali. Dalam wawancara
yang ditakukan3adikemukakan bahwa Otsus
Bali lebihdiketahuioleh
para elit."Saya hanya pernah
mendengarmengenai otsus. Dalam
tataran masyarakat, tidak diketahui makna otsusitu
apa. Yang diketahui adalah apabila masyarakat Bali yang beragama Hindubisa katakanlah khusuk,
bebas menjalankan ibadah agama Hindu Bali di Indonesia. Mungkin karenaitu
sudahturun temurun
dilakukan, adanya gangguan-gangguandari luar,
entahfaktor agama lain yang memunculkan kesadaran mereka bahwa ada semacam
aturan yang memberikan keleluasaan
bagi mereka dalam
menjalankan ibadahnya. Masyarakat merasa terusik dari luar. Elit kemudian yang merespon dengan otsus.Jika otsus yang dimaksud fokusnya pada
adat istiadat, agama, dan budaya, di
mana ketiganyahampir menyatu. Inilah yang
harusdikaji secara lebih cerdas oleh orang
Bali.Karena salah pemahaman, akan
salah pelaksanaannyadi
masyarakat.Menurut
Dekan FISIPUniversitas
Udayana,akan rumit
sekalimembuat otsus tentang budaya,
agama, danadat istiadat. Harus ada kesepakatan
dari"Wawancara dengan Asisten ll Bidang perekonomian pada tanggal 24 September 2013.
'o Wawancara dilakukan pada tanggal 24 September 2013.