• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEHATAN MENTAL, DETERMINAN KESEHATAN MENTAL

N/A
N/A
bella indah

Academic year: 2023

Membagikan "KESEHATAN MENTAL, DETERMINAN KESEHATAN MENTAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENUGASAN ASINKRON MATA KULIAH KESEHATAN MENTAL

DETERMINAN KESEHATAN MENTAL

OLEH:

BELLA INDAH PUSPITA SARI NIM: 113221083

KELAS: D-2

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2023

(2)

a. Pendahuluan

Kesejahteraan mental (mental well-being) merupakan bagian integral dari kapasitas individu untuk menjalani kehidupan yang memuaskan, termasuk kemampuan untuk membentuk hubungan, belajar, bekerja, atau mengejar minat dan hobi, serta membuat keputusan dan pilihan sehari-hari. Kesehatan mental dan kesejahteraan dipengaruhi tidak hanya oleh atribut individu, tetapi juga oleh kondisi sosial di mana individu tersebut berada dan lingkungan tempat mereka tinggal. Determinan-determinan ini berinteraksi secara dinamis satu sama lain, dan dapat mengancam atau melindungi keadaan kesehatan mental seseorang.

Menurut World Health Organization (WHO, 2022), terdapat 300 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan jiwa seperti depresi, bipolar, demensia, termasuk 24 juta orang yang mengalami skizofrenia. Faktor-faktor seperti atribut individu dan perilaku, kondisi sosial dan ekonomi, serta faktor lingkungan telah terbukti memiliki korelasi dalam mempengaruhi timbulnya gangguan kejiwaan maupun penyakit kejiwaan bagi individu yang berada di dalamnya. WHO lebih lanjut menetapkan berbagai faktor yang menjadi determinan dari kesehatan mental, di antaranya; lingkungan sosial, gender, usia, keluarga, bencana, penyakit berat, dan kemiskinan (WHO, 2001).

b. Analisis Faktor Resiko dan Faktor Protektif Sepanjang Rentang Kehidupan Individu

1) Tahap “Prenatal”

Periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni dimulai sejak proses pembuahan sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.

Berlangsung selama kurang lebih 9 bulan atau sekitar 280 hari.

Level Risk Factors Protective Faktors

Individual Attributes

- Kurangnya asupan nutrisi, termasuk defisiensi vitamin dan mineral pada ibu hamil yang dapat menghambat pertumbuhan janin dan masalah kesehatan lain.

- Mengatur asupan makanan dengan sehat dan bergizi seimbang yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.

(3)

- Ibu yang merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan obat- obatan terlarang selama kehamilan berlangsung.

- Tidak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang selama masa

kehamilan dan

selanjutnya.

Social

Circumstances

- Kemiskinan atau keluarga dengan pendapatan rendah yang mungkin memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan prenatal dan nutrisi yang baik.

- Memberikan dukungan sosial serta dukungan akses dari wilayah setempat ke layanan kesehatan untuk meningkatkan

kesejahteraan ibu dan janin.

Environmental Factors

- Sulitnya dan kurang layaknya akses layanan kesehatan prenatal.

- Ketidakstabilan

lingkungan termasuk konflik atau kekerasan, tingkat stress yang tinggi, yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.

- Memperbanyak program dukungan sosial untuk ibu hamil, termasuk dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas, yang dapat membantu mengurangi tingkat stress dan meningkatkan kesejahteraan emosional ibu hamil serta perlindungan dan keamanan bagi kasus kekerasan.

2) Tahap “Infancy”

Periode dari kelahiran sampai usia 24 bulan. Masa ini adalah masa ketika anak sangat

tergantung kepada orang tuanya. Banyak aktivitas awal baru dimulai, seperti

perkembangan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan

pembelajaran sosial.

(4)

Level Risk Factors Protective Faktors Individual

Attributes

- Kurangnya stimulasi fisik, sosial, atau kognitif pada bayi yang dapat menyebabkan

keterlambatan

perkembangan motorik, bahasa, dan kognitif.

- Pemberian interaksi yang positif antara bayi dan orang tua, serta stimulasi kognitif seperti bermain dan membaca,

yang dapat

meningkatkan

perkembangan kognitif dan sosial bayi.

Social

Circumstances

- Pola attachment yang tidak secure.

- Tidak cukup mendapatkan perhatian dari orang tua.

- Perawatan kesejahteraan mental orang tua, dukungan sosial, dan emosional bagi orang tua dan bayi yang dapat membantu mengurangi stress dan meningkatkan kualitas hubungan keluarga.

Environmental Factors

- Lingkungan rumah yang tidak stabil, termasuk ketidakamanan, perubahan rumah secara konstan, atau kehadiran konflik rumah tangga.

- Lingkungan rumah yang aman, layak, dan stabil dari bahaya fisik dan sebagainya.

3) Tahap “Early Childhood”

Periode ini berlangsung pada rentang usia 2-6 tahun. Selama periode ini, anak-anak mulai mengembangkan keterampilan sosial, bahasa, dan kognitif yang lebih kompleks.

Level Risk Factors Protective Faktors

Individual Attributes

- Gangguan kesehatan mental dan fisik, seperti ADHD, autism, atau

- Dukungan keluarga yang kuat dalam segala kondisi anak dan

(5)

ganggungan

perkembangan lainnya.

- Ketidakstabilan anak dalam mengatur emosi atau menghadapi kecemasan.

kemampuan mengatasi kesulitan.

- Pengajaran keterampilan koping yang positif dan efektif.

Social

Circumstances

- Anak lahir dari keluarga yang berpenghasilan rendah, sehingga berpengaruh pada kualitas pengasuhan

- Kesiapan dari segi ekonomi, sosial, dan psikologis dalam keluarga yang dapat meningkatkan kualitas pengasuhan pada anak Environmental

Factors

- Pengucilan terhadap teman sebaya.

- Lingkungan tumbuh kembang yang memiliki atmosfer buruk, sehingga berpeluang memberikan pengaruh buruk.

- Dukungan dan

pendampingan terhadap pergaulan awal.

- Lingkungan tumbuh kembang yang baik, sejahtera, dan positif.

4) Tahap “Middle and Late Childhood”

Periode ini adalah masa di mana anak-anak memasuki tahap pendidikan formal.

Mereka mulai mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks tentang dunia dan diri mereka sendiri. Fase ini berada di rentang usia 6-11 tahun.

Level Risk Factors Protective Faktors

Individual Attributes

- Kesulitan belajar atau kurangnya kemampuan kognitif, sehingga kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

- Kesulitan dalam berinteraksi sosial atau memahami norma sosial yang dapat menghambat

- Kesehatan fisik dan psikis anak dapat menunjang

perkembangan masa sekolah secara pesat dan aktif mengeksplorasi dunia sekitarnya.

- Membangun hubungan yang sehat dengan

(6)

hubungan sosial, terutama dengan teman sebaya.

teman sebaya dan orang dewasa

Social

Circumstances

- Penolakan atau tidak adanya dukungan dari orang yang signifikansi bagi anak, sehingga menurunkan kepercayaan diri atau menimbulkan perasaan inferior

- Trauma terhadap pengasuhan atau perundungan

- Dukungan dan

pendampingan dari orang-orang yang signifikansi, seperti keluarga atau guru di sekolah, dapat menentukan sejauh

mana anak

memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan.

- Pujian dari orang-orang terdekat, pemberian kasih sayang yang cukup.

Environmental Factors

- Fasilitas pendidikan atau lingkungan tempat tinggal anak yang kurang memadai.

- Keterbatasan akses anak terhadap fasilitas belajar, sehingga menghambat perkembangan kognitif anak.

- Rancangan

pembelajaran yang menyenangkan dan pemberian kegiatan pembelajaran yang efektif.

- Program pendidikan yang dirancang oleh pemegang kebijakan dalam mengurangi kesenjangan

pendidikan.

5) Tahap “Adolescence”

Selama masa ini atau bisa disebut masa remaja pada rentang usia 12-20 tahun,

individu mengalami perubahan fisik yang signfikan dan perkembangan identitas

yang lebih kuat. Mereka juga menghadapi tekanan sosial dan emosional yang

berkaitan dengan pergaulan sebaya dan memasuki dunia dewasa.

(7)

Level Risk Factors Protective Faktors Individual

Attributes

- Pemberontakan atau tingkat agresivitas diri yang meningkat terhadap orang tua.

- Perilaku antisosial.

- Hubungan yang positif pada orang tua, teman sebaya, dan keterlibatan unsur keseimbangan rohani.

- Regulasi atau pengaturan emosional dan diri yang baik.

Social

Circumstances

- Figur yang buruk dan kurangnya pengawasan dari orang tua.

- Keterikatan dan hubungan yang buruk dengan orang tua.

- Hubungan yang suportif dengan anggota keluarga.

- Keluarga memberikan struktur, batasan, aturan, dan pemantauan yang jelas terhadap anak.

Environmental Factors

- Komitmen rendah hingga kegagalan terhadap sekolah

- Bergaul dengan teman sebaya yang memberikan pengaruh buruk

- Kehadiran lingkungan yang setara, suportif, serta bebas kekeran maupun diskriminasi

6) Tahap “Early-Middle Adulthood”

Pada fase dewasa awal, yaitu pada akhir belasan atau awal usia 20-an hingga usia 30-an, individu sedang berjuang melewati masa quarter life crisis, sehingga pada fase ini manusia sangat rentan dengan paparan tekanan dari lingkungannya.

Kemudian pada fase dewasa tengah, yaitu rentang usia 40-60 tahun, individu sudah mulai rentan mengalami gangguan dari segi fisik maupun mental.

Level Risk Factors Protective Faktors

Individual Attributes

- Meningkatnya risiko terserang penyakit.

- Keberdayaan secara fisik untuk menjaga kesehatan, makan

(8)

bergizi seimbang, dan rajin berolahraga.

Social

Circumstances

- Ketiadaan sosok pasangan hidup, kesepian, isolasi, dan lingkungan pergaulan.

- Stress pekerjaan atau menganggur.

- Tuntutan kesiapan atau usia.

- Adanya pasangan atau keluarga yang setia menemani, serta lingkungan pertemanan yang baik.

- Kesuksesan dan pencapaian kerja yang baik.

Environmental Factors

- Diskriminasi gender di lingkungan kerja.

- Kesetaraan hak dalam mendapatkan jabatan.

7) Tahap “Late Adulthood”

Selama periode ini, individu menghadapi berbagi tantangan fisik dan psikologis yang berkaitan dengan penuaan. Periode perkembangan ini dimulai pada usia 60-an atau 70-an sampai akhir hayat. Pensiun, peran sebagai orang tua atau kakek nenek, dan refleksi tentang pencapaian hidup menjadi fokus utama.

Level Risk Factors Protective Faktors

Individual Attributes

- Penurunan fungsi dan daya tubuh, sehingga tidak mampu melakukan aktivitas secara produktif - Kondisi emosional yang

lebih sensitif.

- Banyaknya pengalaman- pengalaman yang dimiliki dalam problem solving.

- Kemampuan adaptasi dalam mengisi waktu kosong.

Social

Circumstances

- Perasaan kesepian yang dirasakan karena anak dan keluarga yang mulai merantau atau tinggal jauh.

- Perasaan kehilangan teman atau keluarga yang meninggal.

- Mempunyai keluarga yang full support terhadap segala kondisi.

- Lingkungan sosial yang mendukung berjalannta interaksi sosial yang baik, misalnya lingkungan panti jompo.

(9)

Environmental Factors

- Terdapat para lansia yang pension dan tidak mendapatkan tunjangan pension dari pekerjaannya, sehingga menghambat dukungan finansial - Buruknya fasilitas umum

bagi lansia

- Kebijakan Perusahaan dalam memberi uang tunjangan pensiun - Fasilitas yang baik dalam

menunjang lansia beraktivitas di tempat umum

Referensi

Dokumen terkait

Profil penyesuaian diri remaja yang putus sekolah dengan teman sebaya terkait aspek pribadi dilihat dari segi tidak adanya rasa benci dapat diketahui dari frekuensi 38 orang remaja yang