• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berarti status gizi yang cukup mempunyai peluang 9,778 kali lebih besar untuk memperoleh IPK yang tinggi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Berarti status gizi yang cukup mempunyai peluang 9,778 kali lebih besar untuk memperoleh IPK yang tinggi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN HASIL PSIKOTES, HASIL UN DAN STATUS GIZI DENGAN INDEKS PRESTASI SEMESTER (IPs) PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI GIZI FIKES UHAMKA Mohammad Furqan1, Raflizar2, Ahmad Faridi1,

1Dosen Program Studi Gizi Fikes UHAMKA

2Peneliti Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Litbangkes RI

ABSTRAK

Prestasi belajar merupakan indikator yang digunakan dalam mengevaluasi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Prestasi belajar juga merupakan faktor penentu kesuksesan mahasiswa di masa depannya. Alfan dan Othman (2005) dalam Andjani (2012) menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa di perguruan tinggi menjadi perhatian bagi perusahaan dalam rantai pasokan lulusan pasar tenaga kerja di lingkungan RS/Puskesmas/perusahaan makanan-minuman yang membutuhkan lulusan Sarjana Gizi.

Berdasarkan penelitian Khairunisa (2013) mengenai status gizi mahasiswa kebidanan yang dilakukan di Akademi Kebidanan Bekasi, mengenai hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 dan nilai 19 OR yaitu 9,778. Berarti status gizi yang cukup mempunyai peluang 9,778 kali lebih besar untuk memperoleh IPK yang tinggi.

Proses seleksi mahasiswa baru yang dilaksanakan di Prodi S1 Ilmu Gizi Fikes UHAMKA melalui dua jalur yaitu jalur PMDP (jalur minat dan prestasi)/tanpa tes dan jalur seleksi/melalui tes. Pada jalur PMDP prodi S1 Ilmu Gizi mensyaratkan lulusan terbaik sampai dengan terbaik 10 besar, sedangkan untuk jalur test mensyaratkan lulusan SMA/Aliyah jurusan IPA dan IPS serta SMK. Untuk mengetahui minat sebagai gizi, calon mahasiswa dilakukan psikotest. Psikotes ini belum merupakan syarat seleksi, namun hanya digunakan sebagai bahan pembinaan bagi pembimbing akademik. Calon Peserta didik dinyatakan lulus seleksi bila telah lulus test tulis.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara hasil psikotes, hasil UN dan status gizi dengan indeks prestasi semester mahasiswa prodi gizi Fikes UHAMKA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan profil psikotesnya kurang potensial, (78,9%) memiliki indeks prestasi <3,28, hal ini ditandai dengan adanya hubungan yang bermakna antara profil psikotes dengan indeks prestasi semester (p<0,05), responden dengan nilai UN <7,31, (61,1%) memiliki indeks prestasi <3,28, namun demikian hal ini terlihat tidak adanya hubungan yang bermakna antara nilai UN dengan indeks prestasi semester (p<0,05), responden dengan status gizi tidak normal, (51,9%) memiliki indeks prestasi <3,28, namun hal ini ditandai dengan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan indeks prestasi semester (p<0,05)

Kata Kunci (Nilai Psiokotes, Nilai UN, Status Gizi dan Nilai Indeks Prestasi)

(2)

PENDAHULUAN

Prestasi belajar merupakan indikator yang digunakan dalam mengevaluasi keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Prestasi belajar juga merupakan faktor penentu kesuksesan mahasiswa di masa depannya. Alfan dan Othman (2005) dalam Andjani (2012) menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa di perguruan tinggi menjadi perhatian bagi perusahaan dalam rantai pasokan lulusan pasar tenaga kerja di lingkungan RS/Puskesmas/perusahaan makanan- minuman yang membutuhkan lulusan Sarjana Gizi.

Berdasarkan penelitian Khairunisa (2013) mengenai status gizi mahasiswa kebidanan yang dilakukan di Akademi Kebidanan Bekasi, mengenai hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 dan nilai 19 OR yaitu 9,778. Berarti status gizi yang cukup mempunyai peluang 9,778 kali lebih besar untuk memperoleh IPK yang tinggi.

Purwanto (2004), Dalyono (1997) dalam Hendikawati (2014) menyebutkan bahwa prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal yang berasal dari mahasiswa meliputi; minat, tingkat kecerdasan, dan motivasi serta cara belajar. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar mahasiswa meliputi; kurikulum, proses pembelajaran, ketersediaan sarana pra sarana kampus dan peran guru/pembimbing akademik serta status gizi.

Masa depan suatu bangsa di tentukan oleh kuantitas dan kualitas dari generasi muda. Di lihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di indonesia adalah sebesar 22,2 % dari total penduduk indonesia, terdiri dari 50,9 %

laki-laki dan 49,1 % perempuan (Kurniawan, 2002). Di tinjau dari tempat domisili, di perkotaan penduduk berumur 10-19 tahun mencapai 22,1 % terdiri dari 10,5 % berumur 10-14 tahun dan 11,6 % berumur 15-19 tahun.

Proses seleksi mahasiswa baru yang dilaksanakan di Prodi S1 Ilmu Gizi Fikes UHAMKA melalui dua jalur yaitu jalur PMDP (jalur minat dan prestasi)/tanpa tes dan jalur seleksi/melalui tes. Pada jalur PMDP prodi S1 Ilmu Gizi mensyaratkan lulusan terbaik sampai dengan terbaik 10 besar, sedangkan untuk jalur test mensyaratkan lulusan SMA/Aliyah jurusan IPA dan IPS serta SMK. Untuk mengetahui minat sebagai gizi, calon mahasiswa dilakukan psikotest. Psikotes ini belum merupakan syarat seleksi, namun hanya digunakan sebagai bahan pembinaan bagi pembimbing akademik. Calon Peserta didik dinyatakan lulus seleksi bila telah lulus test tulis.

METODE PENELITIAN Disain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan hsi psikotes, hasil UN dan status gizi dengan indeks prestasi semester mahasiswa di program studi ilmu gizi Fikes UHAMKA yang di wawancara dan ditest hanya sekali pada satu waktu tertentu (Notoadmodjo, 2012).

Analisis Data Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

(3)

karakteristik tiap variabel penelitian. Pada analisis univariat ini akan mendeskripsikan variabel bebas yaitu hasil psikotes, hasil UN dan status gizi. Sedangkan variabel terikat yang akan dideskripsikan yaitu Indeks Prestasi Semester (IPS).

Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2012). Apabila telah dilakukan analisis univariat tersebut di atas, hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan Chi square. Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan (αα, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Apabila uji chi square tidak memenuhi syarat (nilai expected count

>20%), maka dilakukan uji alternatif fisher (Dahlan, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN Univariat

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk kecerdasan umum sebesar 65,8% dan kategori kurang sebesar 19,7%. Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Dengan pendidikan diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia Indonesia dapat di tingkatkan. Upaya meningkatkan SDM dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan.

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk logika berfikir sebesar 57,9% dan kategori kurang sebesar 32,9%. Dilihat dari data diatas bahwa responden yang meminati program studi gizi memiliki logika berfikir yang cukup sehingga masih dapat setelah masuk kuliah mengikuti kegiatan pembelajaran di prodi gizi.

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk kemampuan analisa sebesar 56,5% dan kategori kurang sebesar 39,5%. Berdasarkan analisis terlihat bahwa responden yang meminati program studi gizi memiliki kemampuan analisa yang cukup sehingga masih dapat setelah masuk kuliah mengikuti kegiatan pembelajaran di prodi gizi terutama terkait dengan mata kuliah yang memerlukan kemampuan analisis.

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk kebutuhan prestasi sebesar 73,6% dan kategori kurang sebesar 13,2%. Yang meminati program studi gizi memiliki kebutuhan prestasi yang cukup sehingga masih dapat memotivasinya setelah masuk kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di prodi gizi sehingga memiliki prestasi selama kuliah .

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk daya tahan stress sebesar 53,9% dan kategori kurang sebesar 43,3%. Dengan melihat data ini yang meminati responden yang meminati program studi gizi memiliki daya tahan stress yang cukup sehingga untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di prodi gizi masih cukup untuk dapat menghindari terjadinya stress.

(4)

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk potensi kepemimpinan sebesar 60,5% dan kategori kurang sebesar 36,8%. Dengan melihat data ini yang responden meminati masuk program studi gizi memiliki potensi kepemimpinan yang cukup hal ini sangat menunjang dalam pembelajaran di program studi gizi disebabkan dalam beberapa mata kuliah ada yang terkait dengan kepemimpinan di kelas, laboratorium dan lapangan.

Sebagian besar responden memiliki kategori kurang untuk pengendalian diri sebesar 53,9% dan kategori cukup sebesar 46,1%. Dengan data ini responden yang diterima di program studi gizi memiliki kategori kurang untuk pengendalian diri, hal ini perlu menjadi perhatian dari dosen pengajar agar responden diajarkan untuk menahan emosi terutama dalam hal tugas kuliah yang banyak.

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk kepercayaan diri sebesar 84,2% dan kategori kurang sebesar 14,5%. Dengan melihat data ini responden yang meminati program studi gizi memiliki kategori cukup untuk kepercayaan diri hal ini sangat menunjang disebabkan bahwa perkuliahan yang nanti responden lakukan di program studi gizi membutuhkan suatu kepercayaan diri yang kuat agar apa yang akan disampaikan ke masyarakat terkait dengan gizi dapat lebih dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat tersebut.

Sebagian besar responden memiliki kategori cukup untuk kerjasama sebesar 88,2% dan kategori kurang sebesar 9,2%.

Dengan melihat data ini bahwa responden yang meminati program studi gizi memiliki cukup untuk kerjasama, hal ini sangat di perlukan disebabkan dalam

setiap perkuliahan yang dilakukan terutama tugas memerlukan kerjasama agar apa yang di targetkan dapat selesai sesuai yang diharapkan oleh dosen pengajar.

Sebagian besar responden memiliki profil psikotes potensial sebesar 53,9%

dan kategori kurang potensial sebesar 25,0%. Dengan melihat data profil psikotes ini responden yang meminati program studi gizi memiliki nilai psikotes yang potesnsial sehingga responden secara keseluruhan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik pada program studi gizi yang menjadi pilihannya.

Sebagian besar responden memiliki nilai ujian nasional (UN) >= 7,31 sebesar 51,4% dan kategori <7,31 sebesar 48,6%.

Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pendidikan dipengaruhi banyak faktor, secara garis besar faktor -faktor tersebut bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu (Hildayati, 2002).

Sebagian besar status gizi responden memiliki status gizi normal sebesar 64,5%

dan kategori malnutrisi sebesar 35,5%.

Status gizi dapat dipengaruhi oleh asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga yang produktif dan kondisi perumahan (Barasi, 2009). Faktor ekonomi secara keseluruhan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Kondisi ekonomi yang baik meningkatkan asupan makanan yang dikonsumsi sehingga status gizi dapat meningkat (Supariasa, 2002).

Sebagian besar responden memiliki indeks prestasi <3,28 sebesar 52,6% dan kategori indeks prestasi >= 3,28 sebesar 47,4%. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah melewati beberapa mata kuliah. Indeks Prestasi terdiri dari IP semester dan IP

(5)

Kumulatif. IP semester adalah IP yang perhitungannya berdasarkan mata kuliah yang dilakukan dalam satu semester tertentu. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah IP yang perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh (Indriyani, 2014).

BIVARIAT

Responden dengan profil psikotesnya kurang potensial, (78,9%) memiliki indeks prestasi <3,28, hal ini ditandai dengan adanya hubungan yang bermakna antara profil psikotes dengan indeks prestasi semester (p<0,05). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunariningsih (2010) yang menyatakan bahwa pelaksanaan psikotest dalam penilaian tingkat intelektual mahasiswa tidak berhubungan dengan Indeks Prestasi.

Responden dengan nilai UN <7,31, (61,1%) memiliki indeks prestasi <3,28, namun demikian hal ini terlihat tidak adanya hubungan yang bermakna antara nilai UN dengan indeks prestasi semester (p<0,05). Jika dilihat dari hasil diatas bahwa mahasiswa yang memiliki nilai UN kurang dari 7,31 memiliki peluang nilai lebih rendah dalam hal indeks prestasi semester dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki nilai UN lebih dari 7,38 sehingga diasumsikan nilai UN berhubungan dengan nilai indeks prestasi, walau demikian berdasarkan hasil uji statitsik tidak bermakna.

Responden dengan status gizi tidak normal, (51,9%) memiliki indeks prestasi

<3,28, namun hal ini ditandai dengan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan indeks prestasi semester (p<0,05). Namun hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anjani Khaerunnisa (2011), Banyak hal yang mempengaruhi pencapain nilai akhir belajar seorang mahasiswa antara lain adalah kualitas mahasiswa yang diperoleh dari institusi pendidikan yang erat kaitannya dengan status gizi pada masing-masing individu. Hasil analisa hubungan antara status gizi dengan IPs , hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,000

< 0,05 maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan IPs mahasiswa.

KESIMPULAN

Responden dengan profil psikotesnya kurang potensial, (78,9%) memiliki indeks prestasi <3,28, hal ini ditandai dengan adanya hubungan yang bermakna antara profil psikotes dengan indeks prestasi semester (p<0,05)

Responden dengan nilai UN <7,31, (61,1%) memiliki indeks prestasi <3,28, namun demikian hal ini terlihat tidak adanya hubungan yang bermakna antara nilai UN dengan indeks prestasi semester (p<0,05)

Responden dengan status gizi tidak normal, (51,9%) memiliki indeks prestasi

<3,28, namun hal ini ditandai dengan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dengan indeks prestasi semester (p<0,05)

DAFTAR PUSTAKA

Anggia P, Meita S. 2012.Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Perilaku Belajar Pada Mahasiswa Yang Bekerja. Surabaya: Universitas Negri Surabaya.

Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(6)

Anjani . 2012. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Keberhasilan Memberikan Obat Infus Pada Mahasiswa FKUI. [Skripsi]. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Asnawi. 2012. Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri Malalayang Kecamatan Malalayang. 4(1).

Barisi. (2009).The Influence of Work on College Student Development.

NAPSA Journal, 37, 454 - 470.

BPJS. (2003). Kesehatan Mental. Jakarta.

CV Aji Masagung. Jakarta: 106.

Dahlan. (2015). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta: Sagung Seto.

Gibson. (1998). A Self-Rating Depression Scale. Archives of General Psychiatry 12:63-70

Hadi. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas

Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hildayati, M. 2002. Penelusuran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Mahasiswa Semester I Universitas IBN Khaldun Bogor.

Skripsi. Jurusan Statistika-MIPA : IPB Bogor.

Hendrikawati. (2014). Penilaian Status Gizi: Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI.

Jakarta: PT.Raja grafindo Persada.

Khairunnisa A. 2013. Hubugan Status Gizi Dengan Indeks Prestasi Kumulatif

Mahasiswa Akademi

Kebidanan.Journal of Chemical

Information and Modeling. 53(9):1–

6.

Indriyani. (2014). Pengaruh Asal Sekolah Dan Tempat Tinggal Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa. UNIJA Sumenep.

Janrico. (2014).Pengaruh Motivasi, faktor Keluarga, Lingkungan Kampus dan Aktif Berorganisasi Terhadap

Prestasi Akademik.

PHENOMENON, 4(2), 109 - 141.

Kemenkes. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Anak.

Khaerunisa, Anjani (2011). Hubungan Status Gizi dengan Indesk Prestasi Mahasiswa Akademi Kebidanan, Skripsi

Nurun. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan STIKES Insan SE Agung Bangkalan. Jurnal Publikasi.

4(4).

Notoatmojo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

Rema. (2007). Perbedaan Self Regulation pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja.

Jurnal ilmiah Psikologi. Universitas Paramadina.

Retnawati. (2006). Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif Dan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Kota Medan Mengenai Beberapa Faktor Tertentu Terhadap Pilihan Karir.[Tesis].

Universitas Sumatera Utara.

Supariasa. (2012). Penilaian Status Gizi.

Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.

Soekamto. (2012). Analisa Hubungan Tingkat Kecemasan dan Gaya Hidup

(7)

Sehat Terhadap Indeks Prestasi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unissula.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan status gizi, asupan makanan dan perilaku makan dengan prestasi belajar mahasiswa Ners A angkatan 2015 dan 2016 Fakultas

Berdasarkan hasil analisis korelasi spearman diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan status hidrasi pada remaja di SMA N 5 Kota Jambi