• Tidak ada hasil yang ditemukan

Namun tidak berbeda nyata dengan Aplikasi pembenah tanah hayati 0.5ml/ liter air+pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (M1P3)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Namun tidak berbeda nyata dengan Aplikasi pembenah tanah hayati 0.5ml/ liter air+pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (M1P3)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PEMBENAH TANAH DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

SKRIPSI

Oleh:

SAIFUL ARIF ZAIN NIM. 217.010.31013

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG MALANG

2021

(2)

PENGARUH PEMBERIAN PEMBENAH TANAH DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)

Oleh:

SAIFUL ARIF ZAIN NIM. 217.010.31013

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG MALANG

2021

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pembenah tanah dan pupuk anorgaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) di lapang. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Kel. Merjosari Kota Malang dan Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi pembenah tanah dan dosis pupuk anorganik dengan 12 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pembenah tanah Aplikasi pembenah tanah hayati 1ml/ liter air+pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi (M2P1) yang ditunjukkan pada parameter jumlah daun, bobot buah per tanaman dan bobot buah perhektar, dimana produktivitas tanaman mencapai 24.98 Ton/ha. Namun tidak berbeda nyata dengan Aplikasi pembenah tanah hayati 0.5ml/ liter air+pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (M1P3).

Kata kunci: Tanaman Tomat, Pembenah Tanah, (Lycopersicum Esculentum Mill)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of fertilizer and inorganic soil on the growth and yield of tomato plants (Lycopersicum esculentum Miil) in the field. The research was carried out in the experimental area of Merjosari sub-district, Malang City and the Integrated Laboratory of the Faculty of Agriculture, Islamic University of Malang. This study used a factorial randomized block design (RAK) consisting of 2 factors of soil concentration and dose of inorganic fertilizer with 12 treatments repeated 3 times. The results showed that the application of biological fertilizer 1ml/liter of water + 100% recommended dose of inorganic fertilizer (M2P1) was shown in the parameters of the number of leaves, fruit weight per plant and fruit weight per hectare, where plant productivity reached 24.98 tons/ha. However, it was not significantly different from the application of 0.5 ml/liter water + 50% inorganic fertilizer recommended dose (M1P3).

Keywords: Biofertilizer, tomato plant, (Lycopersicum Esculentum Mill)

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan salah satu komoditi multiguna yang tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin, mineral dan bahan pewarna alami, bahkan tomat dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain komoditi yang multiguna, tomat mengandung nilai gizi tinggi, kaya vitamin A dan C. Serta mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia, sehingga dapat mengobati bermacam penyakit seperti diare, gangguan pencernaan dan sariawan (Cahyono,2005).

Data BPS di Provinsi Jawa Timur tahun 2017 menunjukkan produksi tomat mencapai 15,63 Ton/ha. Dari data BPS dari tahun ketahun masih menunjukkan ketidakstabilan produksi tomat dibanding dengan jumlah penduduk yang terus menerus meningkat setiap tahunnya. Menurut Purwati dan khairunisa, (2007) permintaan tomat akan terus meningkat seiring bertambahya jumlah penduduk, sehingga terdapat peluang bagi para petani untuk membudidayakan tanaman tomat.

Petani di Indonesia masih mengalami ketergantungan terhadap pemupukan kimia untuk meningkatkan produktifitas tanaman tomat, sehingga dalam jangka panjang intensifikasi pertanian menyebabkan degradasi ekosistem skala besar dan hilangnya produktivitas dengan menghambat kesehatan tanah. Penerapan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan untuk meningkatkan produksi tanaman juga memiliki

(5)

implikasi negatif terhadap lingkungan, termasuk degradasi tanah, akumulasi pestisida, dan penurunan ketersediaan dan kualitas air. Aplikasi pupuk sintetis dan pestisida telah merusak keanekaragaman hayati tanah dengan menekan peran bakteri pengikat nitrogen dan meningkatkan peran semua organisme dan vegetasi yang menggunakan nitrogen. Disisi lain peran mikroorganisme sangat besar dalam proses dekomposisi bahan organik dan humus. Ketika bahan organik berkurang, struktur fisik tanah berubah, sehingga menyebabkan modulasi dalam berbagai proses fisiologis tanah dalam sistem produksi tanaman sehingga kinerja tanah mulai menurun produktivitasnya (Kumar dkk., 2018; Tripathi dkk., 2020).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kestabilan produksi tomat yaitu dengan cara budidaya yang tepat dengan pemberian pupuk organik dan pembenah tanah agar kesuburan tanah dapat dipertahankan. Salah satu indikator kesuburan tanah adalah ketersediaan hara dan aktivitas mikroorganisme dalam daur ulang, unsur hara dalam tanah, serta degradasi kesuburan tanah banyak terjadi di lahan pertamanan yang dicarikan oleh struktur tanah rusak dan ketersediaan unsur hara (Nurhidayati, 2017).

Pembenah tanah memiliki peran penting yaitu dapat membantu proses peningkatan kesuburan tanah melalui mikro organisme yang terformulasi didalamnya. Didalam pembenah tanah hayati mengandung mikroba yang bermanfaat (Beneficial microbe) adalah mikroba tanah yang memberikan efek menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman melalui mekanisme ganda yaitu secara langsung menghasilkan substansi spesifik yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketersediaan dan serapan hara dari dalam tanah melalui mekanisme mengubah hara yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman, berdasarkan senyawa atau unsur pembentuk

(6)

utamanya, pembenah tanah bisa dibedakan sebagai pembenah tanah organik, hayati, dan mineral. Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama, selain terbukti efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan, juga bersifat terbarukan, insitu, dan relatif murah, serta bisa mendukung konservasi karbon dalam tanah. Penggunaan pembenah tanah sintetik perlu diuji terlebih dahulu dari segi dampak negatifnya terhadap lingkungan, selain pertimbangan harga yang umumnya relatif mahal, meski dosis yang digunakan relatif rendah. Mikroorganisme yang terkandung dalam pembenah tanah adalah bakteri pelarut fosfat, bakteri pemfiksasi atau secara tidak langsung melalui penekanan hama tanaman (Ribeiro dan Cardoso, 2012).

Dari uraian diatas maka, perlunya penelitian tentang aplikasi pembenah tanah menggunakan mikrobia yang bermanfaat, diharapkan mampu memfasilitasi tersedianya hara, air, dan udara yang optimal sehingga dapat mengurangi jumlah penggunaan pupuk anorganik serta mampu memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

Pertanian konvensional menggunakan pupuk dan pestisida kimia dalam jangka panjang berdampak negatif terhadap kesuburan dan kualitas tanah dan lingkungan yang diindikasikan oleh menurunnya ketersediaan unsur hara, terjadinya pemadatan tanah, menurunnya kemantapan agregat tanah yang menyebabkan lapisan tanah atas mudah terrerosi. Degradasi tanah semacam ini memperlihatkan bahwa kinerja tanah dalam sistem produksi tanaman menurun. Oleh karena itu perlu upaya perbaikan tanah yang

(7)

terdegradasi untuk meningkatkan kinerja tanah agar produktivitas tanah meningkat dan produksi tanaman juga meningkat. Perkembangan biota tanah serta meningkatkan kesuburan tanah. Dari uraian ini dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain : a. Sejauh mana aplikasi pembenah tanah hayati yang dikombinasikan dengan pupuk

anorganik yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat.

b. Sejauh mana aplikasi pembenah tanah hayati yang mengandung mikrobia bermanfaat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengkaji pengaruh aplikasi kombinasi pembenah tanah hayati dan pemberian dosis pupuk anorganik terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

2. Mengkaji pengaruh aplikasi kombinasi pembenah tanah hayati dan pemberian dosis pupuk anorganik terhadap hasil tanaman tomat.

1.4 Hipotesis

1. Terdapat interaksi pengaruh kombinasi pembenah tanah hayati 1ml/ liter air dan dosis pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

2. Terdapat pengaruh aplikasi pupuk NPK dosis 25% terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.

(8)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Kombinasi perlakuan pemberian pembenah tanah dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat dimana perlakuan M2P1 (Aplikasi pembenah tanah hayati 1ml/ liter air+pupuk anorganik 100%

dosis rekomendasi) adalah perlakuan terbaik ditunjukkan oleh parameter jumlah daun tanaman.

2. Kombinasi perlakuan pemberian pembenah tanah dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman tomat dimana perlakuan M2P1 (Aplikasi pembenah tanah hayati 1ml/ liter air+pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi) adalah perlakuan terbaik ditunjukkan Bobot total buah pertanaman dan bobot buah per hektar, yang memiliki produktifitas mencapai 24.98 Ton/ha.

5.2 Saran

Berdasarkan Peneltian ini, untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang lebih efisien disarankan dapat melanjutkan dengan menanam tanaman yang sama pada periode selanjutnya untuk mengetahui efek residu dari pembenah tanah dan pupuk NPK. Serta menghitung nilai ekonomis,tenaga dan waktu agar lebih menguntungkan bagi para petani khususnya petani tomat.

(9)
(10)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman

Umur 7 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 42,86 21,43 10,87 * 3,44

Perlakuan 11 62,19 5,65 2,87 * 2,26

M 2 19,04 9,52 4,83 * 3,44

P 3 9,91 3,30 1,67 3,05

MXP 6 33,25 5,54 2,81 * 2,55

Galat 22 43,38 1,97

Total 35 148,43

Umur 21 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 3,01 1,51 0,21 3,44

Perlakuan 11 247,66 22,51 3,16 * 2,26

M 2 65,72 32,86 4,61 * 3,44

P 3 46,28 15,43 2,17 3,05

MXP 6 135,65 22,61 3,17 * 2,55

Galat 22 156,69 7,12

Total 35 407,36

Umur 35 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 243,05 121,52 6,24 * 3,44

Perlakuan 11 952,58 86,60 4,44 * 2,26

M 2 479,40 239,70 12,30 * 3,44

P 3 126,85 42,28 2,17 3,05

MXP 6 346,34 57,72 2,96 * 2,55

Galat 22 428,69 19,49

Total 35 1624,32

Umur 49 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 2045,21 1022,61 32,26 * 3,44

Perlakuan 11 985,40 89,58 2,83 * 2,26

M 2 163,15 81,58 2,57 3,44

P 3 153,25 51,08 1,61 3,05

MXP 6 669,00 111,50 3,52 * 2,55

Galat 22 697,43 31,70

Total 35 3728,04

(11)

Lampiran 2. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun

Umur 7 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 13,30 6,65 11,04 * 3,44

Perlakuan 11 23,18 2,11 3,50 * 2,26

M 2 2,39 1,19 1,98 3,44

P 3 7,15 2,38 3,96 * 3,05

MXP 6 13,64 2,27 3,78 * 2,55

Galat 22 13,25 0,60

Total 35 49,72

Umur 21 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 391,71 195,86 9,79 * 3,44

Perlakuan 11 707,70 64,34 3,22 * 2,26

M 2 135,41 67,71 3,38 * 3,44

P 3 218,53 72,84 3,64 * 3,05

MXP 6 353,76 58,96 2,95 * 2,55

Galat 22 440,04 20,00

Total 35 1539,45

Umur 35 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 1391,32 695,66 3,95 * 3,44

Perlakuan 11 5049,66 459,06 2,61 * 2,26

M 2 111,93 55,97 0,32 3,44

P 3 137,78 45,93 0,26 3,05

MXP 6 4799,94 799,99 4,55 * 2,55

Galat 22 3871,10 175,96

Total 35 10312,08

Umur 49 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 1334,64 667,32 7,93 * 3,44

Perlakuan 11 2602,98 236,63 2,81 * 2,26

M 2 130,01 65,00 0,77 3,44

P 3 993,22 331,07 3,93 * 3,05

MXP 6 1479,75 246,63 2,93 * 2,55

Galat 22 1851,59 84,16

Total 35 5789,21

(12)

Lampiran 3. Hasil Analisis Ragam Luas Daun

Umur 21 hst

SK db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 61345,57 30672,79 3,64 * 3,44

Perlakuan 11 294865,51 26805,96 3,18 * 2,26

M 2 14491,33 7245,67 0,86 3,44

P 3 74181,88 24727,29 2,93 3,05

MXP 6 206192,30 34365,38 4,08 * 2,55

Galat 22 185410,06 8427,73

Total 35 541621,14

Umur 28 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 882435,30 441217,65 4,57 * 3,44

Perlakuan 11 3883366,15 353033,29 3,65 * 2,26

M 2 656118,90 328059,45 3,40 3,44

P 3 1494800,96 498266,99 5,16 * 3,05

MXP 6 1732446,29 288741,05 2,99 * 2,55

Galat 22 2125038,49 96592,66

Total 35 6890839,95

Umur 35 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 4038386,62 2019193,31 5,81 * 3,44

Perlakuan 11 10539505,34 958136,85 2,76 * 2,26

M 2 606659,56 303329,78 0,87 3,44

P 3 1211514,12 403838,04 1,16 3,05

MXP 6 8721331,66 1453555,28 4,18 * 2,55

Galat 22 7641482,56 347340,12

Total 35 22219374,52

Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Jumlah Bunga

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

(13)

Ulangan 2 326,82 163,41 14,30 * 3,44 Perlakua

n

11 522,51 47,50 4,16 * 2,26

M 2 7,88 3,94 0,34 3,44

P 3 249,72 83,24 7,28 * 3,05

MXP 6 264,91 44,15 3,86 * 2,55

Galat 22 251,39 11,43

Total 35 1100,72

Lampiran 5. Hasil Analisis Ragam Jumlah Buah

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 34,70 17,35 4,31 * 3,44

Perlakua n

11 257,30 23,39 5,81 * 2,26

M 2 23,14 11,57 2,87 3,44

P 3 152,98 50,99 12,67 * 3,05

MXP 6 81,18 13,53 3,36 * 2,55

Galat 22 88,55 4,03

Total 35 380,55

Lampiran 6. Hasil Analisis Ragam Bobot Akar Segar

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 0,68 0,34 2,28 3,44

Perlakuan 11 99,04 9,00 60,07 2,26

M 2 4,82 2,41 16,09 3,44

P 3 56,59 18,86 125,84 3,05

MXP 6 37,63 6,27 41,84 2,55

Galat 22 3,30 0,15

Total 35 103,02

(14)

Lampiran 7. Hasil Analisis Ragam Jumlah Buah Panen

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 40,21 20,11 4,81 * 3,44

Perlakuan 11 101,66 9,24 2,21 2,26

M 2 1,90 0,95 0,23 3,44

P 3 28,81 9,60 2,30 3,05

MXP 6 70,95 11,82 2,83 * 2,55

Galat 22 92,04 4,18

Total 35 233,91

Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam Bobot Buah Total Pertanaman

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 22129,93 11064,97 2,24 3,44

Perlakuan 11 331023,62 30093,06 6,09 * 2,26

M 2 101551,72 50775,86 10,27 * 3,44

P 3 140344,74 46781,58 9,46 * 3,05

MXP 6 89127,16 14854,53 3,00 * 2,55

Galat 22 108773,25 4944,24

Total 35 461926,81

Lampiran 9. Hasil Analisis Ragam Bobot Buah Per Hektar

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 35,41 17,70 2,24 3,44

Perlakua n

11 529,64 48,15 6,09 * 2,26

M 2 162,48 81,24 10,27 * 3,44

P 3 224,55 74,85 9,46 * 3,05

MXP 6 142,60 23,77 3,00 * 2,55

(15)

Galat 22 174,04 7,91

Total 35 739,08

Lampiran 10. Hasil Analisis Kemasaman Tanah (pH)

Umur 14 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 2,16 1,08 0,91 3,44

Perlakua n

11 10,41 0,95 0,80 2,26

M 2 1,79 0,89 0,75 3,44

P 3 3,64 1,21 1,02 3,05

MXP 6 4,98 0,83 0,70 2,55

Galat 22 26,10 1,19

Total 35 38,67

Umur 28 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 1,58 0,79 1,75 3,44

Perlakuan 11 2,82 0,26 0,57 2,26

M 2 0,16 0,08 0,17 3,44

P 3 1,24 0,41 0,91 3,05

MXP 6 1,42 0,24 0,52 2,55

Galat 22 9,96 0,45

Total 35 14,36

Umur 42 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 0,00 0,00 0,01 3,44

Perlaku an

11 8,59 0,78 4,52 2,26

M 2 7,52 3,76 21,73 * 3,44

P 3 0,31 0,10 0,59 3,05

MXP 6 0,77 0,13 0,74 2,55

Galat 22 3,80 0,17

Total 35 12,40

(16)

Umur 56 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 0,01 0,01 0,11 3,44

Perlaku an

11 1,92 0,17 3,58 * 2,26

M 2 0,42 0,21 4,33 * 3,44

P 3 0,38 0,13 2,61 3,05

MXP 6 1,12 0,19 3,82 * 2,55

Galat 22 1,07 0,05

Total 35 3,00

Umur 70 hst

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 0,00 0,00 0,03 3,44

Perlaku an

11 1,01 0,09 1,44 2,26

M 2 0,64 0,32 5,03 * 3,44

P 3 0,10 0,03 0,54 3,05

MXP 6 0,27 0,04 0,69 2,55

Galat 22 1,41 0,06

Total 35 2,43

Lampiran 11. Hasil Analisis C Organik Tanah

SK Db JK KT Fhit Ftab 5%

Ulangan 2 0,08 0,04 2,48 3,44

Perlakua n

11 1,62 0,15 9,13 * 2,26

M 2 0,67 0,34 20,86 * 3,44

P 3 0,10 0,03 2,09 3,05

MXP 6 0,84 0,14 8,75 * 2,55

Galat 22 0,35 0,02

(17)

Total 35 2,05

Lampiran 12. Data BPS Jawa Timur

Produktivitas Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Jawa Timur Tahun 2008-2017

(Ton/Hektar)

Jenis Tanaman 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

01 BAWANG

MERAH 8,68 6,89 7,69 9,47

9,98 9,34 9,56

9,00 8,42 8,24

02 BAWANG

PUTIH 6,29 6,62 8,56 8,82

8,43 8,10 8,28

7,46 7,06 6,73

03 BAWANG

DAUN 8,55

10,76 10,52 9,24 11,16

10,79

11,66

9,72

11,02

11,32

04 KENTANG 13,17

13,21 13,48 13,03

15,59

16,24

18,47

17,85

19,05

20,05

05 KUBIS 18,62

18,42 18,15 18,76

23,87

22,46

25,24

21,50

19,99

23,81

06 KEMBANG KOL 58,55

12,87 11,65 12,18

11,85

13,66

11,90

6,26

10,74

10,79

07 PETSAI/SAWI 9,25 8,91 8,58

10,06

9,19 9,60 10,31

10,00

10,38

11,56

08 WORTEL 0,18

12,69 14,96 19,76

18,48

16,58

19,75

19,59

20,50

21,65

09 LOBAK 6,13

13,61 11,82 17,53

7,66

13,48

2,07

2,04 2,62 5,65

10 KACANG

MERAH

123,82 1,58 2,01 2,47

2,07 2,69 4,28

3,28 1,54 2,62

11 KACANG

PANJANG 28,50 5,49 5,81 5,64

5,99 6,39 6,80

6,34 6,78 7,93

12 CABE BESAR 4,49 5,28 5,15 5,02

7,08 7,56 8,01

6,31 7,04 7,45

13 CABE RAWIT 1,00 3,79 3,24 3,85

4,97 4,49 4,66

4,65 4,84 4,97

14 PAPRIKA

889,35 5,02 12,87 21,63

33,64 5,24 11,94

66,07

106,94

65,74

15 JAMUR NA NA NA NA NA 0,06

0,05

0,06 0,90 0,91

16 TOMAT -

14,00 12,69 13,92

13,30

13,33

14,24

13,48

14,36

15,63

(18)

17 TERUNG -

11,48 11,99 11,66

12,93

13,30

18,33

16,72

14,77

16,82

18 BUNCIS -

11,32 14,05 14,75

11,06

14,22

13,80

14,07

13,15

14,44

19 KETIMUN -

13,47 13,02 12,34

13,37

13,95

13,98

14,86

14,81

16,18

20 LABU SIAM -

27,62 32,47 35,99

31,79

27,06

70,10

70,96

52,21

74,74

21 KANGKUNG - 4,11 2,85 3,21

3,50 3,66 8,17

5,56 3,16 6,33

22 BAYAM - 2,34 2,10 1,94

2,50 2,80 2,11

2,53 3,00 3,84

23 MELON -

20,32 19,07 19,87

22,21

21,70

20,92

20,37

20,85

17,41

24 SEMANGKA 8,76

16,85 18,52 16,00

17,39

17,45

18,71

15,65

15,33

16,32

25 BLEWAH 3,89

12,69 11,35 12,96

16,64 8,76 9,88

7,52 6,91 6,82

26 STROBERI 3,96 3,83 6,33 1,95

2,64

15,32

12,30

14,18

11,57 6,95

(19)

65

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Proses Penyemaian

Pengolahan lahan

Pemasangan Label

Pengambilan Sampel Tanah

(20)

Proses aplikasi Pembenah Tanah Hayati (TERRA)

Pemindahan tanaman ke lahan

Pemberian Pupuk NPK

Pengukuran pH dan Penyiraman

(21)

Pemasangan Ajir

Pengamatan

Analisis C organik

Pemanenan Tomat

(22)

Kunjungan Lapang Dospem

Pemanenan Akhir dan pembongkaran tanaman

(23)

Akar

(24)

Buah Tomat

Referensi

Dokumen terkait

Berkat ridho dari Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak disekitar yang secara langsung maupun tidak langsung, peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini

Namun pemberian pupuk kandang, zat pengatur tumbuh, dan kombinasi pupuk kandang dengan zat pengatur tumbuh tidak berpengaruh terhadap sifat kimia tanah dan tanaman padi.. Kata kunci