PRAKATA
ميحرلا نحمرلا الله مسب
Alhamdulillah, segala kenikmatan hanya datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala pujian hanya milik Allah, dan semoga kita di masukkan ke dalam golongan orang- orang yang pandai bersyukur.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Shallallahu álaihi Wa Salam yang sekian banyak kenikmatan Allah datangkan melalui beliau. Salah satu di antaranya adalah haji dan umrah. Nikmatnya beribadah serta banyaknya keutamaan selama berada di Mekkah dan Madinah merupakan Syariat-Nya yang di contohkan oleh Rasulullah Shallallahu álaihi Wa Salam
Semoga kita digolongkan sebagai umat beliau yang selalu mendapatkan syafaatnya pada hari Kiamat nanti dan bisa berziarah ke Makam Rasulullah Shallallahu álaihi Wa Salam.
Kamis tanggal 9 Dzulhijjah, awan bergelayut manja di atas Padang Arafah seakan menyambut akhir do’a para tamu
Allah di hari di mana Allah tidak pernah membebaskan hamba-Nya dari api neraka sebanyak dari hari itu.
Hari itu adalah hari (wukuf) Arafah di mana para tamu Allah berduyun-duyun, berkumpul dan mengangkat tangan tinggi- tinggi memanjatkan doa, mencucurkan air mata dengan penuh harap Allah mengabulkan semua do’a yang dipanjatkan, membebaskan mereka dari api neraka.
Tidak lama setelah kami menutup do’a bersama kurang lebih 135 jamaah, adzan maghrib berkumandang menembus pekatnya awan, mengiringi do’a yang baru saja kami panjatkan sejak tergelincirnya matahari, seorang jamaah mendatangi kami seraya berkata: “Ustadz, mohon kami dituliskan doa-doa yang baru saja dibacakan.”
Sejenak kami merenung, bukankah sudah banyak buku-buku do’a yang disusun? Namun setelah kami renungkan lebih dalam dan melihat beberapa buku do’a yang sudah ada kami sadar ada beberapa hal baru yang bisa disumbangkan sebagai bekal bagi tamu-tamu Allah khususnya saat detik-detik terpenting dalam perjalanan
’ibadah haji yaitu saat Wukuf di Padang Arafah.
Buku do’a ini kami pilih dari do’a-do’a yang diajarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Rasulullah dalam hadis yang sohih. Kami berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada
do’a dalam buku ini yang berasal dari hadis dha'if apalagi tanpa dasar sama sekali.
Sadar masih banyaknya jamaah haji Indonesia yang membutuhkan bantuan terjemahan doa-doa maka kami lengkapi buku ini dengan terjemah dan tulisan latin.
Sebagaimana kami menyusunnya berdasarkan topik-topik tertentu agar bisa membantu jamaah lebih khusyuk dan fokus dalam berdo’a.
Tidak lupa pula tempat-tempat dan waktu-waktu mustajab kami sertakan agar bisa lebih memotivasi kita dalam menggapai setiap kebaikan di tempat dan waktu yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya.
Buku ini selain berisikan berbagai macam doa yang dapat di baca pada waktu di Arafah, juga berisikan tentang amalan-amalan haji yang di mulai tanggal 8 Dzulhijjah hingga thawaf wada’
Tidak ada doa tertentu pada waktu wukuf di Arofah, kecuali yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu: “Laa ilaaha illallaah wahdahuu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir.” Namun demikian tidak ada juga larangan bagi kita berdoa kepada Allah sesuai dengan hajat kita.
Semoga buku ini akan menjadi amal jariyah kedua orang tua penulis Ayahda Drs. H. Tjipto Soedarmo & ibunda Yasmi Nawangsasi (almarhum & almarhumah) yang telah banyak berjasa dalam merawat, membesarkan dan membiayai pendidikan dan mendorong dan memberi semangat ananda untuk mendalami menuntut ilmu dan mendalami ilmu agama.
Terima kasih kepada para ustadz Lembaga Kajian Islam intensif “Baitul Izzah”, Semoga Allah menjaga beliau semua dan keluarganya yang telah mengilhami ide penyusunan buku ini. Jazakumullahu khairan katsiran.
Tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada karya yang utuh, kesempurnaan hanya milik Allah. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca yang budiman, semoga menjadi amal soleh kita bersama dalam bingkai ta’awun ‘alal birri wat taqwa. Kami tunggu di : [email protected]
Sidoarjo, 6 Maret 2010 M Penulis Mangesti Waluyo Sedjati
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 5
PENDAHULUAN 9
BAB I. WAKTU DAN TEMPAT MUSTAJAB. TEMPAT-TEMPAT MUSTAJAB. 11
WAKTU MUSTAJAB 13
BAB II. AMALAN HAJI 1. Ihram 20
2. Mabit di Mina (Tarwiyah) 20
3. Wukuf di Arafah 23
4. Mabit di Muzdalifah 25
5. Lontar Jumrah Aqabah 26
BAB III. AMALAN DI HARI NAHAR DAN TASYRIK 1. Tahallul Sughra (kecil) 28
2. Mabit di Mina di Hari Tasyriq 28
3. Menyembelih Hadyu 29
4. Thawaf Ifadhah 30
5. Tahallul Kubra 30
6. Thawaf Wada’ 31
BAB IV. DOA SEPUTAR HAJI DOA KELUAR RUMAH 36
DOA NAIK KENDARAAN 36
DOA KETIKA SINGGAH DI TEMPAT TUJUAN BERPERGIAN. 40
DOA KETIKA MASUK MASJID 41 DOA KETIKA MELIHAT KA’BAH 41 DOA WAKTU THAWAF
1. Ketika di garis coklat hendak memulai
Thawaf. 43
2. Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad 43 3. Di antara Hajar Aswad sampai
4. di Rukun Yamani 45 5. Menuju Maqam Ibrahim 45 6. Do’a Minum Air Zam-zam. 45 DO’A SEWAKTU SAI
1. Ketika mendekati Bukit Shafa 46 2. Doa Sewaktu berada di
Bukit Shafa dan Marwah. 47 3. Doa di antara Dua Pilar Hijau. 48 BAB V. BERDOA DI AROFAH (WUKUF)
Istighfar 50 Mendoakan Kedua Orang Tua 67
Doa Mohon Petunjuk Dan Ketakwaan. 72 Doa Mohon Dikaruniai Keturunan Yang Baik. 68
Doa Mohon Rahmat, Hidayah Dan Rizki 72 Doa Mohon Harta Yang Barokah 74 Doa Dengan Memuji Nama Allah
Yang Maha Agung (1) 76 Doa Dengan Memuji Nama Allah
Yang Maha Agung (2) 80 Doa Memohon Ilmu Yang Bermanfaat 81 Doa Agar Dimudahkan Dalam
Segala Urusan 84
Doa Mohon Kesembuhan &
Dijauhkan dariSegala macam penyakit 84 Doa Tazkiyatun Nafs 86 Doa Agar Dijauhkan Dari Penyakit 91 Doa Mohon Agar Menjadi
Hamba Yang Pandai Bersyukur 96 Doa Penawar Di Kala Duka 98 Doa Mohon Agar Ditetapkannya Iman 101 Doa Mohon Kebaikan Dunia
Dan Akhirat 112 Doa Mohon Agar Ditetapkan
Dalam Kebaikan 112 Doa Ringkas Namun Luas
Artinya Yang Dilakukan Nabi
114 Doa Mohon Agar Tetap
Memeluk Islam 124 Doa Mohon Dijauhkan
Dari Siksa Kubur. 125 Roja’ Dan Khauf Seorang Hamba
Kepada Tuhannya. 131 Doa Memohon Kekuatan Iman Dan
Berbagai Kebaikan 148 Mohon Agar Di Masukkan Di Dalamnya 151 Mohon Agar Dijauhkan Dari Siksaan. 155 Doa Mohon Perlindungan Dari
Orang Zalim. 158 Doa Mohon Agar DiJauhkan Dari
Orang Kafir. 159 Doa Mohon Perlindungan Dari Kelemahan
Dan Kemalasan. 160 Doa Mohon Perlindungan Dari Gangguan
Syetan Saat Mati 161 Doa Mohon Perlindungan Dari Kejelekan 162
Doa Mohon Perlindungan dari
Empat Kerusakan. 163 Doa Memohon Perlindungan Dari
Kejelekan Hamba. 164 Doa Mohon Perlindungan Dari Kesesatan. 165 Doa Mohon Perlindungan Dari
Kejelekan. 167 Doa Mohon Perlindungan Dari
Malapetaka. 169 Doa Mohon Perlindungan Dari
Kejahatan Tetangga 170 Doa Mohon Perlindungan Dari
Cengkraman Hutang dan
Cengkraman Laki-laki 171 Doa Mohon Perlindungan Dari
Kekafiran Dan Kekurangan. 172 Doa Mohon Ditutupkan Aibnya dan
Ditentramkan Dari Rasa Takut. 172 Doa Mohon Perlindungan Dari Kerusakan. 173 Doa Mohon Perlindungan Dari
Murka Allah. 174 Doa Mohon Perlindungan Dari
Orang Kafir. 175 BERRDOA SETELAH MELONTAR
JUMROH AQOBAH 178 DOA WAKTU TAHALLUL 178 DOA UNTUK ORANG YANG
BERANGKAT HAJI. 179 DOA KEPADA ORANG YANG
PULANG HAJI 179
DASAR HADITS 180
BAB VI. PENUTUP
PENDAHULUAN
Berhaji Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebuah keniscayaan, karena beliaulah yang mengajarkan dan sekaligus
memberikan contoh tata cara menjalankan ibadah haji yang benar. Para sahabat menjalankan haji atas contoh dan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian berhaji yang benar adalah sebagaiman yang di contohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau.
Memahami tata cara manasik sebelum menjalankan ibadah haji adalah mutlak diperlukan, agar yang kita lakukan tidak menyimpang dari pengajaran Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau yang telah mendapat contoh dan perintah langsung dari beliau.
Kitab-kitab hadits harus dibuka kembali untuk memperdalam pengetahuan kita tentang manasik.
Pembahasan dalam buku ini dimulai dengan Amalan haji dan pekerjaan haji mulai tanggal 8 Dzulhijjah sampai dengan haji Wada’. Simak paparan berikut ini.
BAB I
WAKTU DAN TEMPAT MUSTAJAB
A. TEMPAT-TEMPAT MUSTAJAB
1. Arofah
2. Musdalifah
”Sesungguhnya Rasulullah menaiki (kendaraannya) Al- Quswa’ sehingga sampai ke masy’aril haram (Muzdalifah) lalu beliau menghadap qiblat berdo’a, bertakbir, bertahlil dan meng-Esa-kan Allah. Beliau masih saja berdiri sampai (langit) kuning sekali kemudian beliau berangkat sebelum terbit matahari.” (HR. Muslim).
3. Shafa
4. Marwa
“Sesungguhnya Rasulullah apabila berdiri di atas shafa bertakbir tiga kali dan membaca: la ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadier. Beliau membacanya sebanyak tiga kali dan
berdo’a. Beliau melakukan hal yang sama di atas bukit marwa.” (HR. Muslim).
5. Jumroh Ula
6. Jumroh Wustha
“Abdullah bin Umar melempar jumroh ula dengan tujuh kerikil dengan bertakbir pada setiap lemparan lalu beliau maju berdiri menghadap qiblah cukup lama berdo’a seraya mengangkat tangan. Kemudian melempar jumroh wustha lalu bergeser ke sebelah kiri berdiri menghadap qiblah berdo’a cukup lama dengan mengangkat kedua tangannya.
Kemudian melempar jumroh Aqabah dari lembah dan beliau langsung pergi tanpa berhenti (berdo'a) di sisinya. Ibnu Umar berkata: “Saya melihat Rasulullah melakukannya.”
(HR. Bukhari).
7. Multazam
Abdullah bin Abbas berkata: “Multazam adalah tempat yang berada di antara pojok hajar aswad dan pintu ka ‘bah.”
(Mushannaf Abdurrazaq, 5/76)
Ibnu Taimiyah berkata: “dibolehkan mendatangi multazam dan meletakkan dada, wajah, kedua lengan dan telapak
tangan seraya berdo'a... para sahabat dulu melakukannya.”
(Majmu’ Fatawa, 26/i 42).
B. WAKTU MUSTAJAB
1. Minum air Zam-zam
“Air zam-zam sesuai (niat/doa) orang yang meminumnya.”
(HR. Ahmad dan disohihkan Albani dalam Sohih Jami’ No.
5502)
2. Saat memakai kain ihram
“Orang yang berperang di jalan Allah, berhaji dan umroh adalah duta Allah. Mereka berdo’a kepada-Nya dan Dia mengabulkannya mereka meminta dan Allah memberinya.”
(HR. Ibnu Majah. Dihasankan oleh Albani dalam Sohihah, No. 1820).
3. Hari Arafah
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR.
Tirmidzi. Dihasankan oleh Albani dalam sohihah, 4/7-8) 4. Akhir waktu
Waktu di mana Allah akan turun ke langit bumi untuk mengabulkan permohonan hamba-hamba-Nya dan
memberikan jalan keluar atas problem yang mereka hadapi.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku niscaya aku akan mengabulkannya, barangsiapa yang meminta niscaya aku akan memberinya dan barangsiapa yang meminta ampunan niscaya aku akan
mengampuninya.”(HR. Bukhari).
5. Di akhir Shalat
Abu Umamah berkata: “Wahai Rasulullah, kapan waktu do’a yang sangat mustajab?. Rasulullah menjawab: “Di akhir malam dan akhir shalat wajib.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Albani).
Sebaiknya do’a dipanjatkan sebelum salam.
6. Antara adzan dan iqamah
“Doa diantara adzan dan iqamah tidak akan pernah tertolak.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi. Lihat Sohih Jami’ No.
2408)
7. Saat adzan dan peperangan
“Dua hal (dalam berdo’a) tidak akan pernah tertolak atau sangat jarang sekali tertolak; do’a saat adzan dan tatkala peperangan berkecamuk.” (HR. Abu Daud. Lihat Sohih Jami’
No. 3079)
8. Turun hujan
“Dua saat do’a tidak akan tertolak; do’a saat adzan dan turun hujan. “(HR. Abu Daud. Disohihkan Albani dalam Sohih Jami’ No. 3078)
9. Sesaat di malam hari
“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu tidaklah seorang muslim meminta suatu kebaikan dari perkara dunia dan akhirat kecuali Allah pasti akan mengabulkannya. Hal itu selalu berulang setiap malam.” (HR: Muslim)
10. Hari Jum'at
Rasulullah menyebut hari Jumat seraya berkata: “Di dalamnya (hari Jumat) ada satu waktu dimana seorang muslim yang berdo’a pasti akan dikabulkan” (HR. Bukhari Muslim).
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan waktu mi namun yang paling rajah adalah sore hari Jum'at setelah shalat Ashar.
11. Sujud
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Allah saat dia sujud maka perbanyaklah do’a di dalamnya.” (HR.
Muslim)
12. Ayam berkokok
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok maka berdo’alah kepada Allah atas karunianya karena sesungguhnya ayam itu sedang melihat Malaikat.” (HR. Bukhari, Muslim)
13. Sewaktu membaca “la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimin”
Rasulullah bersabda: “Doa yang dipanjatkan nabi Yunus saat berada dalam perut ikan Hiu adalah: la ilaha illa anta
subhanaka inni kuntu minadz dzalimin. Tidaklah seorang muslim berdo’a dengannya untuk satu urusan kecuali Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. Tirmidzi dan disohihkan oleh Albani dalam Sohih Jami’ No. 3383)
14: Saat Tertimpa Musibah
“Apabila seorang muslim tertimpa musibah lalu membaca inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahumma jurni fi musibati wakhluf LI khairan minha (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadanya akan kembali. Ya Allah, berikanlah pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah ganti yang lebih baik darinya) niscaYa Allah, akan memberi ganti yang lebih baik baginya” (HR. Muslim).
15. Memejamkan Mata Orang Yang Meninggal
Rasulullah melihat jenazah Abu Salamah dan memejamkan matanya seraya bersabda: “Apabila roh telah dicabut maka pandangan akan mengikutinya. “Maka ramailah sebagian orang dan keluarganya. Rasulullah kembali bersabda:
“Janganlah kalian mendo’akan keburukan bagi diri kalian karena sesungguhnya Malaikat akan mengamini atas apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim)
16. Mengunjungi orang sakit
“Apabila kalian menjenguk orang sakit maka berkatalah (berdo’alah) yang baik karena para malaikat akan mengamini ucapan kalian.” (HR. Muslim)
17. Do’a orang yang terdzalimi
“Jauhilah do’a orang yang terdzalimi karena tidak ada penghalang antara dirinya dan Allah” (HR. Bukhari, Muslim)
“Do’a orang yang terdzalimi sangat mustajab walaupun dia orang jahat karena kejahatannya atas dirinya.” (HR. Ahmad.
Lihat Sohih Jami’, No. 3382).
18. Do’a orang tua bagi putranya, orang puasa dan orang dalam perjalanan.
“Tiga golongan do'anya tidak akan tertolak; do’a orang tua bagi putranya, orang puasa dan orang dalam perjalanan.”
(HR. Baihaqi. Lihat Sohih Jami’, No. 2032 & Ash-Shahihah, No.
1797)
19. Mendo’akan orang tua
“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, anak soleh yang mendo’akan orang tuanya dan ilmu yang bermanfaat.” (HR. Muslim)
20. Setelah tergelincir matahari sebelum shalat Dhuhur.
“Sesungguhnya Rasulullah melaksanakan shalata empat rakat setelah tergelincir matahari dan sebelum shalat duhur seraya bersabda: sesungguhnya waktu ini adalah waktu di mana pintu-pintu langit dibuka dan aku berharap amal solehku diangkat.” (HR. Tirmidzi dengan sanad yang sohih.
Lihat Takhrij Misykat, 1/3 37)
21. Saat bangun tidur di malam hari.
“Barangsiapa bangun tidur di malam hari lalu membaca: “La ilaha illallah wallahu akbar wa lahawla wala quwwata illa billah” lalu membaca: Ya Allah, ampunialah aku -atau berdo’a- niscaYa Allah, akan mengabulkannya. Apabila dia wudlu dan shalat maka akan diterima shalatnya.” (HR.
Bukhari).
BAB II AMALAN HAJI
Amalan haji terdiri (1) Ihram, (2) Mabit di Mina (Tarwiyah), (3), Wukuf di Arafah, (4) Mabit di Muzdalifah, (5) Lontar Jumrah Aqabah, (6) Tahallul Sughra, (7) Mabit di Mina di Hari Tasyriq, (8) Menyembelih Qurban, (9) Thawaf Ifadhah, (10) Tahallul Kubra dan (11) Thawaf Wada’. Berikut ini rincian amalan haji.
TANGGAL 8 DZULHIJJAH
1. Ihram
Tatacara ihram haji adalah sebagai berikut:
a. Pakaian ihram untuk haji sama dengan ihram untuk umrah, demikian pula tatacara mengenakannya (lihat kembali sub bahasan amalan umrah).
b. Miqat makani adalah tempat tinggal di Makkah (hotel)
c. Menyatakan ihlal haji (
اجح كيبل
) “labbaika hajjan”, Ya Allah saya terima panggilanmu untuk menunaikan panggilan haji.d. Membaca talbiyah
ََكْيَّبَل
ََّمُهَّللَا َ . َكْيَّبَل َ
ََكْيَّبَل َ
َ
ََل
ََكْيِ َشَ َ
َ
ََ َل . َكْيَّبَل َ
ََّن ا ِ َ
ََدْمَحْلا َ
َ
ََةَمْعِِّنلاَو
َ
ََ َل
َ . َ ْ لُْمْلاَو
َ
ََل
ََكْيِ َشَ َ
َ
ََ َل
.
LABBAIKA ALLAHUMMA LABBAIK. LABBAIKA LA SYARIKA LAKA LABBAIK. INNAL HAMDA WAN NI’MATA LAKA WAL MULKA. LA SYARIKA LAKA.
Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah, tiada sekutu bagi- Mu ya Allah. Sesungguhnya segala pujian dan kenikmatan serta kerajaan hanyalah ada pada-Mu.
Tiada sekutu bagi-Mu ya Allah
2. Mabit di Mina (Tarwiyah).
Pada tanggal 8 Dzul Hijjah, melakukan perjalanan ke Mina untuk mabit (bermalam) di Mina. Hal inilah yang dinamakan tarwiyah. Amalan yang dilakukannya adalah sebagai berikut:
a. Shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ dengan mengqashar (meringkas) namun tidak dijama’.
b. Memperbanyak dzikir dan do’a agar diberikan kemudahan Allah dalam melakukan pekerjaan haji selanjutnya.
c. Shalat Subuh di kemah atau di masjid Khaif (jika tidak kesulitan) dan bersiap-siap menuju Arafah.
d. Setelah matahari terbit berangkat ke Arafah dan berhenti di Namirah di luar tempat wukuf di Arafah.
Dalam perjalanan menuju Arafah dianjurkan untuk memperbanyak membaca talbiyah atau membaca takbir seperti takbir hari raya.
e. Bacaan talbiyah sebagaimana tuntunan di atas, adapun bacaan takbir sebagaimana takbir di hari raya.
َُالل
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
، ُ َبَْكَأ َ
َ
ََل
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
، ُالل َ
َُالل َو َ
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
َ
ََُبَْكَأ
َََو
َِ
َِلل . ُدْمَحْلا َ
َ
ALLAHU AKBAR (2X)
LA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR
ALLAHU AKBAR WALILLAHIL-HAMDU Allah Maha Besar (2x)
Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar Allah Maha Besar, dan bagi-Nya segala pujian.
Catatan:
Untuk pelaksanaan tarwiyah dibutuhkan tanazul (melepas diri dari tanggung jawab kloter) karena tarwiyah bukan merupakan paket haji Kementrian Agama Indonesia. Mereka yang haji dengan tatacara Kementrian Agama tidak menjalankan tarwiyah, dari hotel di Makkah, langsung diberangkatkan menuju Arafah. Untuk itu pelaksanaan tarwiyah disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan.
3. Wukuf di Arafah
Sesungguhnya puncak amalan haji adalah wuquf di Arafah, yaitu hadir di Arafah pada saat antara setelah matahari tergelincir, pada tanggal 9 Dzul Hijjah sampai matahari terbenam. Adapun tatacara melakukan wukuf di Arafah adalah sebagai berikut:
a. Pada tanggal 9 Dzul Hijjah menjelang waktu Dhuhur berada di Namirah ( masjid yang terletak di luar wilayah Arafah), sekarang sulit di lakukan karena
mengikuti Jalur Bus (Taratdudi) yg sudah di tetapkan pemerintah Saudi Arabia. Jamaah langsung di turunkan ke tenda Arofah.
b. Setelah masuk waktu Dhuhur adzan, iqamat shalat jama’ah Dhuhur, lalu iqamat dan shalat Ashar dengan jama’ dan qashar.
c. Selesai shalat dilakukan khutbah wukuf (ditunjuk oleh maktab atau rombongan).
d. Menghadap kiblat dan memperbanyak do’a yang disukai dengan mengangkat kedua tangan atau membaca Al-Qur’an sampai matahari tenggelam (Maghrib). Boleh juga membaca:
e.
ََل
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
َُالل َ
َْحَو َ
َُه َد
َ
ََل
ََكْيِ َشَ َ
َ
،ُ َل
َ
ََُل
َ
َُ ْ لُْمْلا
ََُل َو َ
َُدْمَحْلا َ
َ
ََوُهَو
َ َلَع َ
َِِّ ُك َ
َئ ْي َ ش َ . ٌرْيِدَق َ
َ
LA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LA SYARIKA LAHU, LAHUL- MULKU WA LAHUL-HAMDU, WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QADIR.
Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Tiada sekutu bagi- Nya. Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya
segala pujian. Dan Ia berkuasa atas segala sesuatu.
(Hadits Shahih riwayat Imam Malik dan Tirmidzi).
Catatan:
Pemberhentian di Namirah akan mengalami kesulitan, jama’ah langsung dibawa ke kemah sehingga tatacara di atas tidak dilaksanakan di Namirah. Untuk shalat Maghrih dan Isya’ Nabi melaksanakannya setelah sampai di Muzdahfah, dan tidak menutup kemungkinan adanya unsur kesulitan pula, akhirnya keduanya dilaksanakan di kemah (Arafah).
4. Mabit di Muzdalifah
Selesai wukuf di Arafah, jama’ah menuju Muzdalifah. Adapun pelaksanaan mabit (bermalam) di Muzdalifah adalah sebagai berikut:
a. Shalat Maghrib dan Isya’ dilakukan dengan jama’ dan qashar, satu kali adzan dan dua kali iqamat, tanpa ada shalat sunnat di antara keduanya.
b. Sesudah shalat beristirahat (tidur) sampai terbit fajar.
c. Shalat Subuh degan adzan dan iqamat.
d. Wukuf di Masy’aril Haram sampai terang (jama’ah dapat memanfaatkan waktu itu dengan berdo’a dan membaca takbir dan tahlil (la ilaha illallah)
e. Sebelum matahari terbit berangkat menuju Mina untuk melontar jumrah Aqabah.
Catatan:
Di lapangan, jama’ah juga akan mengalami kesulitan baik untuk pelaksanaan shalat Maghrib dan Isya’ maupun wukuf di Masy’aril Haram, maka bagi orang yang udzur (lemah, sakit dan sebagainya) diberikan keringanan boleh meninggalkan Muzdalifah setelah tengah malam, sebelum fajar, bahkan tidak mabit.
5. Lontar Jumrah Aqabah
Pada tanggal 10 Dzul Hijjah, setelah datang dari Muzdalifah menuju Mina untuk melontar jumrah Aqabah dengan tatacara sebagai berikut:
a. Kerikil yang digunakan untuk melontar adalah sebesar kacang yang diambil di Muhassir (suatu lembah dekat Mina) atau di mana saja.
b. Waktu melontar jumrah Aqabah posisi kiblat terletak di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan.
c. Jumrah dilontar sebanyak tujuh kali.
d. Setiap kali melempar disertai dengan membaca
َُالل
ََُبَْكَأ َ
َ
Allahu akbar Allah Maha Besar
e. Setelah melempar tujuh kali berdo’a:
ََّمُهَّللَا
َُْلَعْجا َ اًّجَح َ اًر ْوُ ْبََم َ اًبْنَذَو َ
.ا ًرْوُفْغَم َ
َ
ALLAHUMMAJ-‘ALHU HAJJAN MABRURAN WA DZANBAN MAGHFURA
Ya Allah, jadikanlah dia haji yang mabrur dan dosa yang terampuni.
Catatan:
Bagi yang tidak mampu, boleh diwakilkan.
AMALAN DI HARI NAHAR DAN TASYRIK
Untuk amalan haji berikutnya, yaitu (6) Tahallul Sughra, (7) Mabit di Mina di Hari Tasyriq (lempar tiga jumrah), (8) Menyembelih Qurban, (9) Thawaf Ifadhah, (10) Tahallul Kubra memang dapat didahulukan mana yang dikehendaki, walaupun sebagiannya harus dengan tertib, seperti tahallul kubra setelah thawaf ifadhah. Berikut ini rincian setiap amalan.
1. Tahallul Sughra (Kecil)
Dinamakan tahallul sughra (kecil) karena pelaku haji dihalalkan (dibolehkan) apa yang sebelumnya dilarang sewaktu berihram, kecuali menggauli istri. Tata caranya adalah sebagai berikut:
a. Bagi laki-laki disyariatkan menggundul kepala, atau memendekkannya. Orang yang menggundul dijanjikan tiga rahmat, sedangkan yang hanya memendekkan rambut dijanjikan satu rahmat.
b. Bagi wanita hanya disyari’atkan memotong sebagian rambut.
2. Mabit di Mina di Hari Tasyriq
Hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12 bagi yang nafar awal dan sampai 13 Dzul Hijjah bagi yang nafar tsani) disyari’atkan untuk mabit (bermalam) di Mina. Pada hari-hari ini jama’ah melontar tiga jumrah, yaitu jumrah Ula, Wustha dan Aqabah di samping memperbanyak wirid dan do’a. Tata caranya adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan melontar dimulai saat matahari tergelincir
b. Memulai melontar jumrah Ula tujuh kali dan setiap lontaran disertai dengan membaca takbir.
c. Menyisih ke tempat yang longgar, berdiri menghadap kiblat dan berdo’a dengan mengangkat tangan.
d. Melontar jumrah Wustha tujuh kali dan setiap lontaran disertai dengan takbir.
e. Menyisih ke tempat yang longgar, berdiri menghadap kiblat dan mengangkat tangan.
f. Melontar jumrah Aqabah tujuh kali setiap lontaran disertai dengan takbir, lalu rnenyingkir tanpa berdo’a.
Catatan:
Bagi yang tidak mampu, boleh diwakilkan.
3. Menyembelih Qurban (Hadyu)
Hadyu biasanya disebut DAM yaitu binatang yang disembelih di tanah haram Makkah dalam rangka ibadah haji atau umrah berupa seekor kambing untuk satu orang dan seekor lembu/unta untuk tujuh orang. Pelaksanaan hadyu telah dilakukan oleh panitia atau dibayarkan kepada Bank yang ditunjuk oleh pemerintah Saudi Arabia.
4. Thawaf ifadhah
Thawaf ifadhah lazim juga disebut thawaf ziarah, pelaksanaannya boleh di hari nahar atau hari-hari tasyriq. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:
a. Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sebagaimana pelaksanaan thawaf umrah.
b. Shalat dua raka’at di maqam Ibrahim dengan surat Al- Kafirun dan Al-Ikhlas.
c. Sa’i antara bukit Shafa dan Marwa sebagaimana sa’i dalam umrah
5. Tahallul Kubra
Mengakhiri ibadah haji dengan tahallul, tahallul ini dinamakan tahallul kubra (besar) karena pelaku haji dibolehkan segala sesuatu yang sebelumnya dilarang
dalam kaitan ihram. Tahallul ini ditandai dengan selesainya pelaksanaan sa’i haji, tidak ada keharusan potong rambut.
6. Thawaf Wada’
Untuk meninggalkan Makkah menuju Madinah atau tanah air, disyari’atkan melaksanakan thawaf wada’.
Tata caranya adalah sebagai berikut:
a. Thawaf wada’ sama seperti melakukan thawaf ifadhah, tidak beridhtiba’ dan tidak lari-lari kecil.
b. Setelah selesai berputar tujuh kali, shalat dua raka’at di belakang maqam Ibrahim.
c. Bagi wanita haid boleh meninggalkan Makkah tanpa thawaf wada’.
d. Jama’ah laki-laki berdo’a pamit memulai:
ََّمُهَّللَا
َِِّن َ
ِ ا
ََك ُدْبَع َ
َُنْباَو َ
ََكِدْبَع َ
َُنْباَو َ . َكِتَمَأ َ
َ
ALLAHUMMA INNI ‘ABDUKA WAB-NU ‘ABDIKA WABNU AMATIKA.
Ya Allah sesungguhnya saya adalah hamba laki-laki- Mu dan anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu.
Bagi perempuan memulai:
ََّمُهَّللَا
َِِّن َ
ِ ا
ََكُتَمَأ َ
َُتْنِبَو َ
ََك ُدْبَع َ
َُتْنِبَو َ . َكِتَمَأ َ
َ
ALLAHUMMA INNI AMATUKA WA BINTU ‘ABDUKA WA BINTU AMATIKA.
Ya Allah sesungguhnya saya adalah hamba perempuan-Mu dan anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu.
Kemudian melanjutkan bacaan:
َ ِنَتْلَ َحَ
َ َلَع َ اَم َ
ََت ْرَّ َسَ َ
َ
َ ِل
َْنِم َ
َ
، َكِقْلَخ
َْ ِنَتَّْيَّ َسَو َ
َ
َ ِف
َ
ََكِدَلاِب
َ َّتَّح َ
َ ِنَتْغَّلَب َ
ََكِتَمْعِنِب َ
َ
ََل ا ِ
، َكِتْيَب َ
َ ِنَتْنَعَأَو َ
َ َلَع َ
َ
َِءاَدَأ . ِكِ ُسُن َ
َْن َ
ِ اَف
ََتْنُك َ
ََتْي ِضَر َ
َ ِِّنَع َ
َْدَدْزاَف َ
َ ِِّنَع َ .ا ًضِر َ
َ
ََّل اَو ِ
ََنِمَف َ
ََنَلأْا َ ضَرْاَف َ
َ ِِّنَع َ
ََلْبَق َ
َْنَأ َ ىَأْنَت َ
َْنَع َ
ََكِتْيَب َ .ىِراَد َ
َ
اَذَهَف
َُناَوَأ َ
َ ِفاَ ِصِْنا َ
َْن َ
ِ ا
َ
ََتْنِذَأ
َ
َ ِل
ََْيََّغ َ
َئلِدْبَت ْسُم َ
َ
ََكِب
ََل َو َ
َ
. َكِتْيَب
ََل َو َ
َئبِغاَر َ
َْنَع َ
ََك
ََل َو َ
َْنَع َ . َكِتْيَب َ
ََّمُهَّللَا َ
َ ِنْبِ ْصَْأَف َ
َ
ََةَيِفاَعْلا
َ
َ ِف
، ِن َدَب َ
ََةَّح ِِّصلاَو َ
َ
َ ِف
َْىِم ْسِج َ
ََةَم ْصِعْلاَو َ
َ
َ ِف . ِنْيِد َ
َ
َْن ِسْحَأَو
، ِبَِلَقْنُم َ
َ ِنْق ُزْراَو َ
ََكَتَعا َط َ اَم َ
، ِنَتْيَقْبَأ َ
َْعَ ْجْاَو َ
َ
َ ِل
َ
ََ ْيَب
َِيَ ْيََّخ َ اَيْنُّلدا َ
،ِةَرِخَلأْاَو َ
َََّن
ِ ا
ََك
َ َلَع َ
َِِّ ُك َ
َئ ْي َ ش َ .ئرْيِدَق َ
َ
HAMALTANI ALA MA SAKHKHARTA LI MIN KHALQIKA WA SAYYARTANI FI BILADIKA BALLAGHTANI BINI’MATIKA ILA BAITIKA, WA A’ANTANI ALA ADAI NUSUKI, FA IN KUNTA RADHITA ‘ANNI FAZ-DAD ‘ANNI RIDHAN, WA ILLA FA MINAL-ANA FAR-DHA ‘ANNI QABLA AN TAN-A
‘AN BAITIKA DARI. FA HADZA AWANUN-SHIRAFI IN ADZINTA LI GHAIRA MUSTABDILIN BIKA WA LA BAITIKA WA LA RAGHIBIN ‘ANKA WA LA AN BAITIKA. ALLAHUMMA FA ASHIBNIL-‘AFIYATA FI BADANI, WAS-SHIHHATA FI JISMI WAL-‘ISMATA FI DINI WA AHSIN MUNQALABI WAR-ZUQNI THAATAKA MA ABQAITANI WAJ-MA’ LI BAINA KHAIRAID-DUNYA WAL-AKHIRAH. INNAKA ALA KULLI SYAIIN QADIR.
Engkau telah mengangkutku di atas makhluk-Mu yang telah Engkau tundukkan untukku dan telah Engkau jalankan saya di negeri-negeri-Mu hingga Engkau sampaikan saya dengan nikmat-Mu ke rumah-Mu dan telah Engkau tolong saya menunaikan ibadah-ibadahku. Apabila Engkau telah rela kepadaku maka tambahlah kerelaan-Mu itu kepadaku, tapi kalau belum, maka dari sekarang hendaknya Engkau rela kepadaku sebelum tempat tinggalku jauh dari rumah-Mu. Maka sekarang adalah saat keberangkatanku, kalau Engkau mengizinkan daku, bukan karena menukar-Mu dan rumah-Mu (dengan sesuatu) dan bukan karena tidak senang kepada-Mu dan kepada rumah-Mu. Ya Allah, bekalilah saya keselamatan pada badanku dan kesehatan pada tubuhku dan keterpeliharaan pada agamaku dan perbaikilah kepulanganku dan berilah saya ketaatan kepada-Mu selama Engkau beri saya hidup, dan himpunlah untukku kebaikan dunia dan akhirat.
Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.
Setelah berdo’a langsung menuju sudut hajar Aswad dan berisyarat, terus keluar masjid Haram dan berdo’a
ََّمُهَّللَا
َِِّن َ
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَأ َ
َْنِم َ
َ . َ ِ لْ ْضَف
َ
ALLAHUMMA INNI ASALUKA MIN FADHLIKA Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu dari sebagian fadilah-Mu (kelebihan-Mu)
DOA SEPUTAR HAJI
DO’A SEKITAR HAJI
Para jama’ah sangat dianjurkan untuk menghafal dan memahami do’a-do’a di sekitar haji mengingat tidak ada pekerjaan yang pokok bagi setiap jama’ah haji kecuali beribadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, berdo’a, membaca Al-Quran dan melakukan amal kebaikan-amal kebaikan yang lain.
DO’A KELUAR RUMAH
َِم ْسِب
َ
َِالل
َُتْ َّكََّوَت َ
َ َلَع َ
َ
َِالل
َ
ََل
ََلْوَح َ
ََل َو َ
ََةَّوُق َ
َ
ََّل ا ِ
َ . ِلل ِبِ
َ
BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLOOHI LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI.
“Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah.”
DO’A NAIK KENDARAAN
َُالل
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
، ُ َبَْكَأ َ
ََناَحْب ُ س َ
َ ىِ َّلَّا
ََرَّ َسَ َ اَنَل َ
َ اَذَه اَمَو َ
َ
اَّنُك
َ
ََُل
ََ ْيِنِرْقُم َ
َ
ََّنّ
ِ اَو
َ
ََل ا ِ اَنِِّبَر َ . َن ْوُبِلَقْنُمَل َ
ََّمُهَّللَا َ
َ
ََّنّ
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَن َ
َ
َ ِف
ََنِّرَف َس َ
َ
اَذَه
ََّ ِبَْلا َ
،ىَوْقَّتلاَو َ
ََنِمَو َ
َِلَمَعْلا َ اَم َ
َ
، َ ضَ ْرَت
ََّمُهَّللَا َ
َْنِِّوَه َ اَنْيَلَع َ
َ
ََنّ َرَف َس
َََه
،اَذ
َِو ْطَأَو َ اَّنَع َ
،ُهَدْعُب َ
َ
ََتْنَأ
َُبِحا َّصلا َ
َ
َ ِف
،ِرَف َّسلا َ
َ
َُةَفْيِلَخْلاَو
َ
َ ِف
، ِلْهَلأْا َ
ََّمُهَّللَا َ
َِِّن َ
ِ ا
َُذْوُعَأ َ
َ
ََكِب
َْنِم َ
َِءاَثْعَو َ
،ِرَف َّسلا َ
َِةَب َكََو َ
َ
،ِر َظْنَمْلا
َِءْو ُسَو َ
َِبَلَقْنُمْلا َ
َ
َ ِف
َِلاَمْلا َ . ِلْهَلأْاَو َ
َ
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, SUBHAANAL LADZII SAKHKHORO LANAA HADZAA WAMAA KUNNAA LAHU MUQRINIIN WA INNA ILAA ROBBINAA LAMUNQOLIBUUN. ALLOHUMMA INNA NAS-ALUKA FII
SAFARINA HADZAL BIRRA WATTAQWA, WAMINAL ‘AMALI MA TARDLOO, ALLOHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARONAA HADZA, WATHWI ’ANNA BU’DAHU, ANTAS SHOOHIBU FIS SAFARI, WAL KHOLIIFATU FIL AHLI, ALLOOHUMRNA INNI ‘AUDZUBIKA MIN WA’TSAAIS SAFAR, WAKAABATIL MANDHARI, WASUUIL MUNQOLABI FIL MAALI WAL AHLI.
“Allah Maha besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini kepada kami, dan memang kami tidak mampu menguasainya; dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah, ya Tuhan kami Sesungguhnya kami meminta kepada- Mu kiranya perjalanan ini adalah perjalanan yang baik dan taqwa, serta amal yang engkau ridloi. Ya Allah, ya Tuhan kami Mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah yang jauh, Engkaulah kawan kami dalam perjalanan ini dan Pengawas keluarga kami. Ya Allah, ya Tuhan kami, aku berlindung diri dengan-Mu dari gangguan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan kembali bertemu dengan harta dan keluarga dalam suasana yang tidak baik.” (HR. Muslim)
atau
membaca:
kendaraan di
kaki menginjakkan Ketika
َِم ْسِب
َ
َِالل
(Bismillahi).
Setelah duduk sempurna membaca
َِللََُِدْمَحْلَا
(Alhamdulillaahi)
dan dilanjutkan membaca:
ََناَحْب ُ س
َ ىِ َّلَّا
ََرَّ َسَ َ اَنَل َ
َ اَذَه اَمَو َ اَّنُك َ
َ
ََُل
ََ ْيِنِرْقُم َ
َ
ََّنّ
ِ اَو
َ
ََل ا ِ اَنِِّبَر َ
َ
. َن ْوُبِلَقْنُمَل
َ
SUBHAANAL LADZII SAKHKHORO LANAA HADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN WA INNAA ILAA ROBBINAA LAMUNQOLIBUUN.
“Maha Suci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini kepada kami, dan memang kami tidak mampu menguasainya;
dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Dilanjutkan dengan membaca:
َُدْمَحْلَا
َِ
، ِلل
َُدْمَحْلَا َ
َِ
، ِلل
َُدْمَحْلَا َ
َِ
.ِلل
َُللَا َ
، ُ َبَْكَأ َ
َُللَا َ
، ُ َبَْكَأ َ
َُللَا َ
َ
. ُ َبَْكَأ
ََكَناَحْب ُ س َ
ََّمُهَّللَا َ
َِِّن َ
ِ ا
َُتْمَل َظ َ
، ْ ِسِْفَن َ
َ ِل ْرِفْغاَف َ
َ
َُهَّن
ِ اَف
َ
ََل
َُرِفْغَي َ
َ
ََبْوُنُّلَّا
َ
ََّل ا ِ
َ . َتْنَأ
َ
ALHAMDULILLAH, ALHAMDULILLAH, ALHAMDULILLAH, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR. ALLAAHU AKBAR.
SUBHAANAKA ALLOHUMMA INNI DHOLAMTU NAFSII, FAGHFIRLII FAINNAHUU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUUBA ILLAA ANTA.
“Segala puji bagi Allah, Segala puji bagi Allah, Segala puji bagi Allah. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Maha Suci Engkau Ya Allah, ya Tuhan kami Sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diriku sendiri. Oleh karena itu ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i dan Tirmidzi).
DO’A KETIKA SINGGAH DI TEMPAT TUJUAN BEPERGIAN
َُذْوُعَأ
َِتاَمِ َكَِب َ
َ
َِالل
َِتاَّماَّتلا َ
َْنِم َ
َِِّ َشَ َ اَم َ . َقَلَخ َ
َ
A’UDZU BIKALIMAATIL-LAAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHOLAQA.
“Aku berlindung diri dengan kalimat-kalimat Allah Yang Maha Sempurna itu dari segala kejahatan yang Ia ciptakan.”
(HR. Muslim)
DO’A KETIKA MASUK MASJID
ََّمُهَّللَا
َِِّل َص َ
َِِّْل َسَو َ
َ َلَع َ
َئدَّمَحُم َ
َ َلَعَو َ
َ
َِلَأ
،ئدَّمَحُم َ
ََّمُهَّللَا َ
َْحَتْفا َ
َْ ِل َ
َ
اَوْبَأ
ََب . َكِتَ ْحََر َ
َ
ALLOHUMMA SHOLLI WA SALLIM ‘ALAA MUHAMMAD WA
‘ALA ALI MUHAMMAD. ALLOHUMMAFTAHLII ABWAABA ROHMATIKA.
“Ya Allah, berilah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah)
DO’A KETIKA MELIHAT KA’BAH
ََّمُهَّللَا
َْدِز َ
َ اَذَه
ََتْيَبْلا َ اًفْيِ ْشَْت َ
اًمْي ِظْعَتَو َ اًمْيِرْكَتَو َ
،ًةَباَهَمَو َ
َْدِزَو َ
َْنَم َ
َ
َُهَفَّ َشَ
َُهَمَّرَكَو َ
َْنَّمِم َ
َُهَّجَح َ
َُهَرَمَتْعاَو َ اًفْيِ ْشَْت َ
اًمْي ِظْعَتَو َ اًمْيِرْكَتَو َ
.اًّرِبَو َ
َ
ALLOOHUMMA ZID HAADZAL BAITA TASYRIIFAN WA TA’DHIIMAN WA TAKRIIMAN WA MAHAABATAN, WA ZID MAN SYARRAFAHU WA KARROMAHU MIMMAN HAJJAHU WA’TAMARAHU TASYRIIFAN, WA TA’DHIIMAN, WA TAKRIIMAN WA BIRRON.
“Ya Allah tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Bait (Ka’bah) ini dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan dan menghormatinya di antara mereka yang berhaji atau yang berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kebaikan.” (HR.
Imam Syafi’i)
atau membaca (seperti yang dibaca oleh Umar bin Khottob):
ََّمُهَّللَا
َ
ََتْنَأ
،ُمَلا َّسلا َ
ََكْنِمَو َ
،ُمَلا َّسلا َ اَنِِّيَحَف َ
اَنَّبَر َ .ِمَلا َّسل ِبِ َ
َ
ALLOHUMMA ANTAS SALAAM, WAMINKAS SALAAM, FAHAYYINAA BIS SALAAM.
“Ya Allah, Engkaulah Maha keselamatan dan dari-Mu lah keselamatan. Maka hidupilah kami, wahai Tuhan kami dengan keselamatan.”
DO’A WAKTU THAWAF
1. Ketika di garis coklat hendak memulai thawaf sambil menghadap ke Hajar Aswad berisyarat dengan tangan kanan, sambil mengucap:
2.
َِم ْسِب
َ
َِالل
َُالل َو َ . ُ َبَْكَأ َ
َ
Bismillahi wallohu Akbar
2. Diantara rukun Yamani dan Hajar Aswad
اَنَّبَر اَنِتَأ َ
َ
َ ِف اَيْنُّلدا َ
ًَةَن َ سَح َ
َ ِف َو َ
َِةَرِخَلأْا َ
ًَةَن َ سَح َ اَنِقَو َ
ََباَذَع َ .ِراَّنلا َ
َ
ROBBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI KHASANATAN WAQINAA ‘ADZAABAN- NAAR.
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari ‘adzab neraka.” (HR. Abu Dawud).
Atau membaca:
ََّمُهَّللَا
َِِّن َ
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَأ َ
ََوْفَعْلا َ
ََةَيِفاَعْلاَو َ
َ
َ ِف اَيْنُّلدا َ
،ِةَرِخَلأْاَو َ اَنَّبَر َ
اَنِتَأ َ
َ
َ ِف اَيْنُّلدا َ
ًَةَن َ سَح َ
َ ِف َو َ
َِةَرِخَلأْا َ
ًَةَن َ سَح َ اَنِقَو َ
ََباَذَع َ
،ِراَّنلا َ
َ
ََناَحْب ُ س
َ الل
َُدْمَحْلاَو َ
َِ
، ِلل
ََل َو َ
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
، ُالل َ
َُللَا َ
، ُ َبَْكَأ َ
ََل َو َ
َ
ََلْوَح
ََل َو َ
ََةَّوُق َ
َ
ََّل ا ِ
َ . ِلل ِبِ
َ
ALLOOHUMMA INNII ASALUKAL ‘AFWA WAL AAFIYATA FID DUNYA WAL AKHIRATI, ROBBANAA AATINAA FID DUNYAA HASANATAN WA FIL AAKHIRATI KHASANATAN WAQINAA ‘ADZAABAN-NAAR.
SUBHAANALLOOH, WAL HAMDULILLAAHI, WALAA ILAAHA ILLALLAAH, WALLOOHU AKBARU, WALAA
HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI. (HR. Ibnu Majah)
3. Di antara Hajar Aswad sampai di Rukun Yamani. (tidak ada bacaan khusus, akan tetapi para jama’ah dapat membaca kalimat-kalimat thoyyibah), misal:
ََناَحْب ُ س
َ الل
َُدْمَحْلاَو َ
َِ
، ِلل
ََل َو َ
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
، ُالل َ
َُللَا َ
، ُ َبَْكَأ َ
ََل َو َ
َ
ََلْوَح
ََل َو َ
ََةَّوُق َ
َ
ََّل ا ِ
َ . ِلل ِبِ
َ
SUBHAANALLOOH, WAL HAMDULILLAAHI,
WALAAILAAHA ILLALLAAH, WALLOOHU
AKBARU, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAHI.
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas idzin Allah.”
4. Menuju Maqom Ibrahim
اْو ُذَِّتَّاَو
َْنِم َ
َِماَقَم َ
ََْيِهَرْب ا ِ َ . َّل َصُم َ
َ
WATTAHIDUU MIN MAQOOMI IBROOHIIMA MUSHOLLA
Selanjutnya sholat di belakang Maqom Ibrahim dua rakaat; rakaat pertama membaca surat Al-Kafiruun, rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas.
5. Do’a Minum Air Zam-zam
ََّمُهَّللَا
َِِّن َ
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَأ َ اًمْلِع َ
،اًعِف َنّ َ اًقْزِرَو َ
،اًع ِساَو َ
ًَلاَ َعََو َ
،ًلاَّبَقَتُم َ
َ
ًَءاَف ِشَو
َْنِم َ
َِِّ ُك َ
َ .ئءاَد
َ
ALLOOHUMMA INNII ASALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN, WARIZQON WAASI’AN, WA’AMALAN MUTAQOBBALAN, WASYIFAA-AN MIN KULLI DAAIN.
“Ya Alloh, sesungguhnya aku minta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang lapang, ‘amalan yang diterima, obat dari segala penyakit.” (HR. Al-Hakim).
DO’A SEWAKTU SA’I
1. Ketika dekat Bukit Shafa
ََّن ا ِ اَف َّصلا َ
ََة َو ْرَمْلاَو َ
َْنِم َ
َِرِئاَع َش َ
َ
، ِالل
َ أَدْبَأ َ اَمِب َ
ََأَدَب َ
َُالل َ
َ .ِهِب
َ
INNAS SHOFAA WAL MARWATA MIN SYA’AAIRILLAH.
ABDAU BIMAA BADAALLOOHU BIHI.
“Sesungguhnya Shofa dan Marwah adalah di antara syi’ar Allah. Aku memulai dari apa yang Allah memulai darinya.”
(HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i).
2. Do’a sewaktu berada di Bukit Shafa dan Marwah (dibaca tiga kali dengan mengangkat kedua tangan, dan berdo’a dengan do’a lain di sela-sela do’a di bawah ini)
َُالل
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
، ُ َبَْكَأ َ
َُالل َ
، ُ َبَْكَأ َ
َ
ََل
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
َُالل َ
َُهَدْحَو َ
َ
ََل
َ
ََكْيِ َشَ
َ
،ُ َل
َ
ََُل
َ
َُ ْ لُْمْلا
ََُل َو َ
َُدْمَحْلا َ
ََوُهَو َ
َ َلَع َ
َِِّ ُك َ
َئ ْي َ ش َ . ٌرْيِدَق َ
َ
ََل
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
َُالل َ
َُه َدْحَو َ
ََزَ ْنَْأ َ
َُه َدْعَو َ
َ َصَِنَو َ
َُه َدْبَع َ
ََمَزَهَو َ
ََباَزْخَلأْا َ
َ
.ُهَدْحَو
َ
ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR, ALLOOHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU, LAA SYARIIKA LAHUU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHUWA
‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR. LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHU, ANJAZA WA’DAHU, WANASHORO ‘ABDAHU, WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAHU.
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Tiada sekutu bagi-Nya.
Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Ia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Ia lestarikan janji-Nya. Dan Ia tolong hamba-Nya. Dan Ia hancurkan sendiri tentara-tentara (musuh)-Nya.” (HR. Muslim)
3. Do’a di antara Dua Pilar Hijau
َِِّبَر
َْ ِل ْرِفْغا َ
َْمَحْراَو َ
ََتْنَأَو َ
َُّزَعَلأْا َ .ُمَرْكَلأْا َ
َ
ROBBIGH FIRLII WARHAM WA ANTAL A’AZZUL AKRAM.
“Ya Allah ampunilah aku dan kasihanilah, dan Engkau adalah Yang Perkasa dan Mulia.” (HR. Al-Baihaqi)
BERDO’A DI AROFAH (WUKUF)
1. Rasulullah SAW., menganjurkan untuk memperbanyak membaca bacaan berikut sambil mengangkat tangan (HR. Nasa’i).
ََل
َ
َََل ا ِ
َ
ََّل ا ِ
َُالل َ
َُهَدْحَو َ
َ
ََل
ََكْيِ َشَ َ
َ
،ُ َل
َ
ََُل
َ
َُ ْ لُْمْلا
ََُل َو َ
َُدْمَحْلا َ
ََوُهَو َ
َ
َ َلَع
َِِّ ُك َ
َئ ْي َ ش َ . ٌرْيِدَق َ
َ
LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHU, LAA SYARIIKA LAHUU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU, WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR.
“Tiada Tuhan selain Allah sendiri. Tiada sekutu bagi-Nya.
Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Ia berkuasa atas segala sesuatu.” (Hadits Shahih riwayat Imam Malik dan Tirmidzi)
Selanjutnya kita dapat berdzikir dan berdoa sebagaimana yang telah dituntunkan Allah dan RasulNya.
Dan kita dapat berdo’a sebagaimana yang kita kehendaki
dengan bahasa yang kita memahaminya. (Berikut di antara dzikir dan do’a yang pernah dicontohkan Nabi SAW.)
ISTIGHFAR
(Memohon Ampunan Kepada Allah)
1 اَنَّبَر .
اَنَلْرِفْغا اَنِناَوْخ ل َو ِ
ََنْيِ َّلَّا
ََنّ ْوُقَب َ س
َِناَمْي لْ ِبِ ِ
ََل َو
َْلَعْ َتَ
اَنِبْوُلُق َ ِف
ًَّلاِغ
ََنْيِ َّلَِّل اْوُنَم أ
اَنَّبَر
ََكَّن
ِ ا
َ ٌفْوُءَر
ٌَْيِحَر
َ
ROBBANAGHFIR LANA WALI IKHWANINALLADZINA SABAQUNA BIL-IMAN WALA TAJ’AL FI QULUBINA GHILLALLILLADZINA AMANU ROBBANA INNAKA ROUFURROHIM.
“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (Al-Hasr: 10).
2
َِِّبَر .
َْرِفْغا
َْمَحْراَو
ََتْنَأَو
َُْيََّخ
ََيِ ِحَاَّرلا
َ
ROBBIGHFIR WARHAM WA-ANTA KHOIRURROHIMIN.
“Ya Tuhanku berilah ampunan dan rahmat, Engkaulah pemberi rahmat terbaik.” (Al-Mukminun: 118).
3
َِِّبَر .
َِِّْن
ِ ا
َُتْمَل َظ
َْ ِسْفَن
َْ ِل ْرِفْغاَف
َ
ROBBI INNI THOLAMTU NAFSI FAGHFIRLI.
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah mendzolimi diri sendiri maka ampunilah aku.”
4
َِِّبَر .
َُذوُعَأ
ََكِب
َْنِم
َِتاَزَ َهَ
َِيِطاَي َّ شلا
َُذوُعَأَو
ََكِب
َِِّبَر
َْنَأ
َِنوُ ُضُْ َيَ
َ
ROBBI A’UDZUBIKA MINHAMAZATISY-SYAYATIN, WA- A’UDZUBIKA ROBBI AYYAHDHURUN.
“Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan- bisikan syetan dan aku berlindung kepada Engkau ya Tuhanku agar mereka tidak mendekatiku.” (Al-Mukminun:
97-98).
5 اَنَّبَر .
اَنْمَل َظ اَن َ سُفْنَأ
َْن اَو ِ
َْمَل
َْرِفْغَت اَنَل اَنْ َحَْرَتَو
ََّنَنوُكَنَل
ََنِم
ََنيِ ِسِاَخْلا
َ
ROBBANA THOLAMNA AMFUSANA WAILLAM TAGHFIRLANA WA TARHAMNA LANAKUNANNA MINAL KHOSIRIN.
“Ya Tuhan kami, kami telah mendzalimi kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
(Al-A’rof: 23).
6 اَنَّبَر .
اَنْلَعْ َتَ ل
ًَةَنْتِف
ََنيِ َّلَِّل او ُرَفَك
َْرِفْغاَو اَنَل
اَنَّبَر
ََكَّن
ِ ا
ََتْنَأ
َُزيِزَعْلا
َ ِكَحْلا
َ
ROBBANA LATAJ’ALNA FITNATALLILLADINA KAFARU WAGHFIRLANA INNAKA ANTAL ‘AZIZUL HAKIM.
“Ya Tuhan kami ,janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) bagi orang-orang kafir dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al Mumtahanah: 5).
7 اَنَّبَر .
اَنِت أ
َْنِم
ََكْن ُ َلد
ًَةَ ْحََر
َْ ِِّيَهَو
َْنِماَنَل
ََنِّرْمَأ
ا ًد َشَر
َ
ROBBANA ATINA MILLADUNKA ROHMATAWWAHAYYI’
LANA MIN AMRINA ROSYADA
“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisimu dan sempurnakan bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Al-Kahfi: 10).
8 اَنَّبَر .
اَنْلَعْ َتَ ََل
ًَةَنْتِف
َِمْوَقْلِل
ََيِمِلا َّظلا اَنِِّ َنَْو
ََكِتَ ْحََرِب
ََنِم
َِمْوَقْلا نيِرِف َكَْلا
َ
ROBBAN LA TAJ’ALNA FITNATALLILQOUMITH- THOLIMIN WA NAJJINA BIROHMATIKA MINAL- QOUMIL KAFIRIN.
“Ya Tuhan kami janganlah Engkau kami (sasaran)fitnah bagi kaum yang dzolim dan selamatkanlah kami dengan rahmat- Mu dari orang-orang kafir.” (Yunus: 85-86).
9 .
َََل ال
ِ ا
ََّل ا ِ
ََتْنَأ
ََكَناَحْب ُ س
َِِّْن
ِ ا
َُتْنُك
ََنِم
ََيِمِلا َّظلا
LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINATH- THOLIMIN.
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya hamba adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” (Al-Anbiya’: 87).
10
اَنَّبَر .
اَّنَم أ
َْرِفْغاَف اَنَل
اَنْ َحَْراَو
ََتْنَأَو
َُْيََّخ
ََيِ ِحَاَّرلا
َ
ROBBANA AMANNA FAGHFIR LANA WARHAMNA WA- ANTA KHOIRURROHIMIN.
“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.” (Al-Mukminun: 109).
11
ََّمُهَّللَا .
، ْ ِل ْرِفْغا
، ْ ِنِْ َحَْراَو
، ْ ِنِدْهاَو
َْ ِنِْق ُز ْراَو
َ
ALLOHUMMAGHFIRLI, WARHAMNI, WAHDINI, WARZUQNI.
“Ya Allah, ampunilah dosa hamba-Mu, kasihanilah hamba- Mu, berilah petunjuk kepada hamba-Mu, dan berilah hamba- Mu rizqi”.
. 12
اَنَّبَر
َْرِفْغا َ اَنَل َ اَنَبوُنُذ َ اَنَفاَ ْسِ َ
ِ اَو
َ
َ ِف
ََنِّرْمَأ َ
َْتِِّبَثَو َ
َ
اَنَما َدْقَأ
ََنّ ْ ُصِناَو َ
َ َلَع َ
َِمْوَقْلا َ
ََنيِرِف َكَْلا َ
َ
ROBBANAGHFIRLANA DZUNUBANA WA ISROFANA FI AMRINA WA TSABBIT AQDAMANA WANSHURNA ‘ALAL- QOUMIL KAFIRIN.
“Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan- tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (Ali Imron: 147).
13
ََّمُهَّللَا .
ََكَّن
ِ ا
َ وُفَع
َُّبِ ُتُ
ََوْفَعْلا
َ ُفْعاَف
َْ ِِّنَِع
َ
ALLOHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN KARIM TUHIBBUL
‘AFWA FA’FU ‘ANNI.
“Ya Allah, sungguh Engkau Maha Memaafkan lagi Mulia, Engkau suka Memaafkan, maka maafkanlah aku.”
14
ََّمُهَّللَا .
َ ِل ْرِفْغا
، ِبِْنَذ
َْع ِِّس َوَو
َ ِل
،يِراَد َ ِف
َْكِر َبِ َو
اَمْيِف َ ِف
َ ِنَِتْق َزَر
َ
ALLOHUMMAGHFIR LI DZANBI, WAWASSI’ LI FI DARI, WABARIKLI FIMAA ROZAQTANI.
“Ya Allah, ampunilah dosaku, dan luaskanlah kepadaku rumahku dan berkahilah kepadaku rizqiku.”
15
ََّمُهَّللَا .
َِِّْن
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَأ
ََوْفَعْلا
ََةَيِفاَعْلاَو اَيْنُّلدا َ ِف
،ِةَرِخ لأْاَو
ََّمُهَّللَا
َِِّْن
ِ ا
ََ ُلَأ ْسَأ
ََوْفَعْلا
ََةَيِفاَعْلاَو
َْ ِف
َْ ِنِْيِد
ََياَيْنُدَو
، ْ ِلِْهَأَو
، ْ ِلاَمَو
ََّمُهَّللَا
َُْت ْسا
َْ ِتا َرْوَع
َْنِم أَو
، ْ ِتاَع ْوَر
ََّمُهَّللَا
َْ ِنِ ْظَفْحا
َْنِم
َِ ْيَب
ََّي َدَي
َْنِمَو
، ْيِفْلَخ
َْنَعَو
َْ ِنِْيِمَي
َْنَعَو
، ْ ِلاَ ِشِ
َْنِمَو
، ْ ِقِ ْوَف
َُذْوُعَأَو
ََكِتَم َظَعِب
َْنَأ
ََلاَتْغ أ
َْنِم
َْ ِتْ َتُ
.
َ
ALLOHUMMA INNI AS-ALUKAL ‘AFWA WAL’AFIYATA FIDDUN-YA WAL AKHIROH, ALLOHUMMA INNI ASAWKAL ‘AFWA WAL ‘AFIYATA FI DINI WA DUN-YAYA WA AHLI, WA MALI, ALLOHUMMASTUR AURATI, WA
‘AMIN ROW’ATI, ALLOHUMMAH-FATHNI MIN BAINI YADAYYA WAMIN KHOLFI, WA’AN YAMINI,
WA’AN SYIMALI, WAMIN FAUQI, WA-A’UDZU BI’ATHOMATIKA AN UGHTALA MIN TAHTI.
“Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya hamba mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan: dalam agama hamba, kehidupan dunia hamba, keluarga hamba, harta hamba. Ya Allah, tutuplah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak di lihat orang lain) dan berilah ketentraman di hatiku. Ya Allah, peliharalah hamba dari arah depan, belakang, kanan, kiri dan atasku. Hamba berlindung dengan kebesaran-Mu, agar hamba tidak mendapat bahaya dari bawahku."
16
ََّمُهَّللَا .
َ ِل ْرِفْغا
َ ِتَئْي ِطَخ
َ ِلِْ َجََو
َ ِفاَ ْسِ
ِ اَو
،يِرْمَأ َ ِف
اَمَو
ََتْنَأ
ََُلْعَأ
َِهِب
، ِِّنِِم
ََّمُهَّللَا
َ ِل ْرِفْغا يِِّدَج
، ِل ْزَهَو
َ ِئ َطَخَو
،يِدْ َعََو
َُّ ُكَو
ََ ِ يِدْنِع لَذ
َ
ALLOHUMMAGHFIRLI KHOTHIATI WAJAHLI WA-ISROFI FI AMRI, WAMA ANTA A’LAMI BIHI MINNI,
ALLOHUMMAGHFIRLI JADD1 WA HAZLI, WAKHOTO-I WA’AMDI, WAKULLU DZALIKA ‘INDI.
“Ya Allah, ampunilah bagiku kesalahan dan kebodohanku, dan tindakan-tindakan yang berlebih-lebihan dalam urusanku, dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Ya Allah, ampunilah bagiku gurau maupun keseriusanku, dan ketersalahan maupun kesengajaanku, semua itu dariku.”
17
ََّمُهَّللَا .
َِِّن
ِ ا
َُتْمَل َظ
َ ِ سْفَن اًمْل ُظ
،اً ْيَِّثَك
ََل َو
َُرِفْغَي
ََبْوُنُّلَّا
ََّل ا ِ
، َتْنَأ
َ ِل ْرِفْغاَف
ًَةَرِفْغَم
َْنِم
، َكِدْنِع
َ ِنِْ َحَْراَو
ََكَّن
ِ ا
ََتْنَأ
َُرْوُفَغْلا
َُْيِحَّرلا .
َ
THOLMAN NAFSI
THOLAMTU INNI