PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 109 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
TanggalTerbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Ka UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Penerapan mengenai tata cara penanganan resiko kerja yang bisa terjadi
di laboratorium.
B. Tujuan : Berguna untuk keamanan kerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi bahaya kerja di laboratorium.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Penerapan Manajemen Resiko Laboratorium harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan : F. Prosedur
1. Petugas menggunakan jarum semprit dengan sistem pengunci untuk
mencegah tusukan dari terlepasnya jarum semprit.
2. Petugas menggunakan alat suntik sekali pakai.
3. Petugas mematikan sentrifuse dengan dibuka selama 30 menit, jika diduga ada tabung yang pecah saat
sentrifugali.
4. Petugas menggunakan haid scoun dan sarung tangan yang tebal untuk mengambil forsep/ pecahan untuk mencegah penularan spesimen yang infeksius.
5. Petugas menggunakan pipet otomatis dan tidak menggunakan pemepetan mulut karena dapat menyebabkan tertelannya organisme patogen.
6. Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya partikel mikroorganisme patogen.
7. Petugas menggunakan jas laborat yang telah terstandar.
Diagram Alir
Petugas menggunakan jarum semprit dengan sistem pengunci untuk mencegah tusukan dari terlepasnya
jarum semprit.
Petugas menggunakan alat suntik sekali pakai.
Petugas mematikan sentrifuse dengan dibuka selama 30 menit, jika diduga ada tabung yang pecah saat
sentrifugali.
Petugas menggunakan haid scoun dan sarung tangan yang tebal untuk mengambil forsep/ pecahan untuk
mencegah penularan spesimen yang infeksius.
Petugas menggunakan pipet otomatis dan tidak menggunakan pemepetan mulut karena dapat menyebabkan tertelannya organisme patogen.
Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya partikel mikroorganisme patogen.
Petugas menggunakan jas laborat yang telah terstandar.
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 109 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
TanggalTerbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Ka UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 8. Petugas menggunakan sterilisator
pada alat laborat untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang patogen.
9. Petugas menggunakan insenerator untuk penanganan limbah hasil pemeriksaan laborat.
10.Petugas melakukan desinfektan di sebelum dan sesudah pemeriksaan laboratorium.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Petugas menggunakan sterilisator pada alat laborat untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme yang
patogen.
Petugas menggunakan insenerator untuk penanganan limbah hasil pemeriksaan laborat.
Petugas melakukan desinfektan di ruangan laboratorium.
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 078 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensi dan masyarakat.
B. Tujuan : Untuk pedoman petugas dalam penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008.
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
3. Petugas menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
4. Petugas menggunakan kantong plastik kuning untuk jenis limbah B3.
5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum, suit pada safety cabinet.
6. Petugas menempatkan tempat
penampungan pada tempa yang aman.
7. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan
insenerator.
8. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi limbah B3 menggunakan sterilisator.
Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
Mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
Menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
Menggunakan kantong plastik kuning limbah B3.
Menempatkan limbah B3 jarum, suit pada safety cabinet.
Menempatkan tempat penampungan pada tempa yang aman.
Membakar limbah B3 dan non B3 dengan insenerator.
Melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi limbah B3 menggunakan sterilisator.
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 078 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 9. Petugas melakukan dekontaminasi
pada limbah sisa pemeriksaan yang mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat sampah dengan plastik berwarna kuning.
10.Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi bahan berbahaya.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
H. Unit Terkait : Kebijakan Kepala Puskemas I. Dokumen
Terkait : Karyawan Puskesmas J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan bahan B3 kemudian menaruhnya pada
tempat sampah dengan plastik berwarna kuning.
Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk mencegah
kontaminasi bahan berbahaya
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II/2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Yang dimaksudkan pengelolaan sampah dan limbah medis ini adalah
bagi sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan laboratorium.
B. Tujuan : Agar sampah dan limbah medis tidak menjadi sumber penularan penyakit di lingkungan Puskesmas Yosomulyo.
C. Kebijakan :
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah khusus untuk sampah medis yang sudah diberi tanda dan dilapis plastik berwarna kuning.
2. Petugas melepaskan plastik yang sudah penuh dari tempat sampah.
3. Petugas menyerahkan sampah medis tersebut kepada petugas sanitarian.
4. Petugas memasukkan larutan lisol ke dalam pot yang berisi sisa sampel sputum hasil pemeriksaan BTA.
5. Petugas menutup pot sputum kembali dengan rapat dan dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian kantong tersebut diikat.
6. Petugas menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup yang berlapis plastik berwarna kuning.
7. Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood lancet pada satu wadah khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning bertuliskan safety box.
Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah khusus dilapis plastik berwarna kuning.
Melepaskan plastik yang penuh dari tempat sampah.
Menyerahkan sampah medis kepada petugas sanitarian.
Memasukkan larutan lisol ke dalam pot yang berisi sisa sampel sputum hasil pemeriksaan BTA.
Menutup pot sputum dengan rapat dan dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian diikat.
Menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup yang berlapis plastik berwarna kuning.
Petugas menempatkan sampah medis spuilt dan blood lancet pada satu wadah khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning bertuliskan safety box.
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II/2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP.197701141996021001 8. Petugas menyerahkan kepada
sanitarian apabila safety box tersebut sudah terisi penuh.
9 Petugas sanitarian membakar sampah medis dan sampah sisa hasil
pemeriksaan menggunakan ineserator.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait : J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety box tersebut sudah terisi penuh.
Petugas sanitarian membakar sampah medis dan sampah sisa hasil pemeriksaan menggunakan
ineserator.
PENGELOLAAN REAGEN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian :
B. Tujuan : Sebagai pedoman bagi petugas laborat dalam melakukan penyimpanan reagen.
C. Kebijakan : Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih akurat.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas menggunakan kaidah pertama masuk-pertama keluar (FIFO) first in first out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek untuk dipakai terlebih dahulu (FEFO), first expire first out guna menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan lama.
3. Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol cokelat.
4. Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril.
5. Petugas menyimpan reagen pada tempa yang tidak terkena sinar matahari langsung.
6. Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2oC – 8oC) tergantung jenis reagen.
7. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.
Petugas menggunakan kaidah pertama masuk- pertama keluar (FIFO) first in first out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek untuk dipakai terlebih dahulu (FEFO), first expire first out guna menjamin barang
tidak rusak akibat penyimpanan lama.
Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol cokelat.
Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril.
Petugas menyimpan reagen pada tempa yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2oC – 8oC) tergantung jenis reagen.
7. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.
Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.
PENGELOLAAN REAGEN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 KUALIFIKASI PENYIMPANAN
REAGEN DI LABORAT
No Nama Reagen Kemasan Suhu 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Alkohol 70%
Metanol Larutan truk Larutan hayem Na Citrat 3,8%
Giemsa stain HCl 0,1 N Eosin 1%
EDTA 10%
Oil Immersi Glucosure stik UA sure stik Cholesterol stik Trigliserida stik Combistik PP Tes
Amonium Oxalat Widal
Golongan Darah
Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Botol cokelat Tube Tube Tube Tube Tube Tube Botol cokelat Vital Vital
Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruangan Suhu ruang 8oC 8oC
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PETUGAS LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 226 /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : K3 merupakan bagian dari pengelolaan laborat, pemahaman keamanan
laboratorium dengan melakukan tindakan pengelolaan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia, mencegah potensi infeksi dari petugas ke petugas lain untuk keluarga dan ke masyarakat.
B. Tujuan : Mengurangi bahaya yang terjadi melalui kontak dengan spesimen yang berpotensi terinfeksi kuman patogen.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Petugas harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Setiap calon petugas diwajibkan melakukan pemeriksaan foto thorakh.
2. Petugas harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium.
3. Petugas yang sedang hamil diusahakan tidak memeriksa
spesimen yang diduga mengandung TORCH.
4. Petugas memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya.
5. Petugas melakukan pemeriksaan cek up laborat setiap tahun.
6. Petugas harus sudah divaksinasi hepatitis B dan rebella.
7. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
Setiap calon petugas diwajibkan melakukan pemeriksaan foto thorakh.
Petugas harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium.
Petugas yang sedang hamil diusahakan tidak memeriksa spesimen yang diduga mengandung
TORCH.
Petugas memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui
proses dekontaminasi sebelumnya.
Petugas melakukan pemeriksaan cek up laborat setiap tahun.
Petugas harus sudah divaksinasi hepatitis B dan rebella.
Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PETUGAS LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 226 /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO NOMOR : 800/ /D-2.U.2/SK/I /2016
TENTANG
REAGEN ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO,
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan meningkatkan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Yosomulyo, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu reagen esensial yang harus tersedia di UPTD Puskesmas Yosomulyo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, maka Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo perlu menetapkan keputusan tentang reagen esensial dan bahan lain yang harus tersedia di laboratorium Puskesmas Yosomulyo;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang baik ;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo tentang Reagen Esensial dan Bahan Lain Yang Harus Tersedia;
Kedua : Tersedia sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Yosomulyo Pada tanggal : Januari 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO
HENDARTO SKM, M.Kes
NIP. 197701141996021001
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO NOMOR : 800/ /D-2.U.2/SK/I /2016
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL TERHADAP PELAYANAN LABORATORIUM KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO,
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan meningkatkan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Yosomulyo, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium Puskesmas;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium di UPTD Puskesmas Yosomulyo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, maka Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo perlu menetapkan keputusan tentang pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium Puskesmas;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Pedagogik dan Muatan Informasinya;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya Penanggulangannya;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang baik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo tentang Penetapan Mutu eksternal Terhadap Pelayanan Laboratorium;
Kedua : Menentukan pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium UPTD Puskesmas Yosomulyo sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Yosomulyo Pada tanggal : Januari 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO
HENDARTO SKM, M.Kes NIP. 197701141996021001
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO NOMOR : 800/ /D-2.U.2/SK/I /2016
TENTANG
BATAS BUFFERSTOCK REAGENSIA UNTUK PEMESANAN KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO,
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan meningkatkan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Yosomulyo, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu reagen esensial yang harus tersedia di UPTD Puskesmas Yosomulyo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, maka Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo perlu menetapkan keputusan tentang reagen esensial dan bahan lain yang harus tersedia di laboratorium Puskesmas Yosomulyo;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang baik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo tentang reagensia dan bahan lain yang harus tersedia;
Kedua : Tersedia sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : Yosomulyo Pada tanggal : Januari 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO
HENDARTO SKM, M.Kes
NIP. 197701141996021001
PENYIMPANAN REAGEN DAN DISTRIBUSI REAGEN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 105 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Suatu usaha yang bertujuan menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai
dengan kaidah-kaidah tertentu.
B. Tujuan : Agar reagen yang ada terjamin kualitasnya dan terdistribusi menggunakan kaidah tertentu.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Penyimpanan Reagen dan Distribusi Reagen harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
2. Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk (FIFO/First in First out).
3. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek. (FEFO/Fist Expire First Out) 4. Petugas menyimpan reagen dalam
botol kaca berwarna cokelat.
5. Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi fotokimia dalam botol plastik putih.
6. Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari langsung.
7. Petugas menyimpan reagen pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC).
8. Petugas tidak menyimpan reagen terlalu berdekatan karena dapat bereaksi.
9. Petugas melakukan uji kestabilan reagen.
Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk (FIFO/First in First out).
Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek. (FEFO/Fist Expire First Out)
Menyimpan reagen dalam botol kaca berwarna cokelat.
Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi fotokimia dalam botol plastik putih.
Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari langsung, petugas melakukan uji stabilitas.
Petugas memberi label nama reagen, tanggal pembuatan, nomor register dan exp date
Petugas melakukan uji kestabilan reagen.
Petugas menyimpan reagen jauh dari sinar matahari langsung
PENYIMPANAN REAGEN DAN DISTRIBUSI REAGEN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 105 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: Buku inventaris reagen dan alat J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PELABELAN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 104 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 1/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Pelabelan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui informasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan reagen. Terutama untuk reagen yang dibuat sendiri oleh petugas laborat.
B. Tujuan : Agar reagensia yang ada diketahui jenis dan sifatnya.
C. Kebijakan : Pelaksanaan pelabelan harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
2. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya atau reagen yang dibuat sendiri.
3. Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
4. Petugas menuliskan nama reagen pada label.
5. Petugas menuliskan tanggal pertama kali dibuka pada label.
6. Petugas menuliskan Expired Date pada label.
7. Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
8. Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
9. Petugas menuliskan tanda bahaya berupa pictogram tanda hitam pada latar belakang orange untuk reagen yang berbahaya.
10. Petugas menuliskan simbol
berbahaya (E untuk zat yang mudah meledak).
Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya atau reagen yang dibuat sendiri.
Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
Petugas menuliskan nama reagen pada label.
Petugas menuliskan tanggal pertama kali dibuka pada label.
Petugas menuliskan Expired Date pada label.
Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
Petugas menuliskan tanda bahaya dan simbol untuk reagen yang berbahaya pada label.
Petugas memastikan label terpasang pada botol dengan benar dan tidak.
PELABELAN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 104 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: Buku inventaris reagen dan alat J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PERBAIKAN ALAT
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 108 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 1/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Suatu tindakan yang dilakukan guna pemeliharaan apabila ditemukan
kelainan-kelainan dalam penggunaan peralatan laboratorium.
B. Tujuan : Memastikan segera dilakukan perbaikan apabila ditemukan penyimpanan hasil laboratorium.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Perbaikan Alat harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas menginventaris alat yang rusak.
2. Petugas melaporkan alat yang rusak kepada pengelola alat dan barang di puskesmas.
3. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan perbaikan.
4. Petugas mendeteksi kesalahan dan mencari tahu sumbernya apabila ada penyimpangan.
5. Petugas meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan perbaikan.
6. Petugas menginformasikan kepada koordinator layanan klinis bahwa alat masih dalam perbaikan.
7. Petugas mengupayakan untuk mempertinggi kesiagaan sehingga pengeluaran hasil yang salah tak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
Petugas melaksanakan pemeriksaan fisik secara berkala terhadap peralatan kerja.
Petugas kalibrasi memberikan informasi kepada petugas laborat tentang petunjuk teknis perawatan
instrumen
Petugas mendeteksi kesalahan dan mencaritahu sumbernya apabila ada penyimpangan dan segera
dilakukan perbaikan.
Petugas mengupayakan untuk mempertinggi kesiagaan sehingga pengeluaran hasil yang salah tak terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
Petugas melakukan kalibrasi alat sesegera mungkin.
Petugas memberitahu koordinator layanan klinis apabila ada penyimpangan hasil
Koordinator memberikan pengarahan dan pengawasan secara bertahap terhadap pihak yang berkompeten dalam kalibrasi alat ukur
PERBAIKAN ALAT
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 108 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO
NOMOR : 800/ /D-2.U.2/SK/ /2016 TENTANG
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL TERHADAP PELAYANAN LABORATORIUM KEPALA UPTD PUSKESMAS YOSOMULYO,
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan meningkatkan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Yosomulyo, maka perlu dilakukan pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui pemeriksaan laboratorium Puskesmas;
b. bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium UPTD Puskesmas Yosomulyo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, maka Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo perlu menetapkan keputusan tentang pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium Puskesmas;
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan;
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1674/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laborat Kesehatan;
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman Penggunaan
Spesimen Klinik, Materi Pedagogik dan Muatan Informasinya;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo tentang Pemantapan Mutu Eksternal Terhadap Pelayanan Laboratorium;
Kedua : Menentukan pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium UPTD Puskesmas Yosomulyo sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Yosomulyo, Februari 2016 Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo,
Hendarto, SKM, M.Kes NIP.197701141996021001
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 097/SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilakukan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi eror / penyimpangan, sehingga diperoleh hasil yang tepat.
B. Tujuan : Mempertinggi kesiagaan petugas sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Pemantauan Mutu Internal harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas mempersiapkan pasien untuk diambil sampelnya.
2. Petugas melakukan pengambilan spesimen dengan prosedur.
3. Petugas melakukan pengolahan spesimen sesuai pemeriksaan yang diminta.
4. Petugas melakukan kalibrasi peralatan laboratorium.
5. Petugas melakukan uji kualitas reagen.
6. Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera.
7. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan.
Petugas Mempersiapkan Pasien.
Petugas mengambil sampel sesuai prosedur.
Petugas melakukan pemeriksaan sesuai prosedur.
Petugas melakukan kalibrasi peralatan laborat.
Petugas melakukan uji kualitas reagen.
Petugas melakukan uji kualitas antigen antisera.
Petugas melakukan uji ketepatan dan ketelitian waktu pemeriksaan
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 097/SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: Buku arsip pemeriksaan J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 1/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian :
B. Tujuan : Sebagai pedoman pelaksanaan dan kesehatan kerja di laboratorium.
C. Kebijakan : D. Referensi : E. Alat dan
Bahan :
F. Prosedur Diagram Alir
1. Perencanaan kegiatan kesehatan dan keseamatan kerja di laboratorium.
2. Pengorganisasian kegiatan keselamatan kerja laboratorium.
3. Penyusunan garis besar pedoman keamanan kerja di laboratorium.
4. Pelaksanaan orientasi bimbingan dan penyuluhan.
5. Pelatihan praktik keamanan kerja laboratorium.
6. Pencegahan meluasnya bahaya yang ditimbulkan.
7. Penanggulangan resiko kerja di laboratorium.
8. Pengawasan pelaksanaan kegiatan keselamatan kerja lab.
Perencanaan kegiatan kesehatan dan keseamatan kerja di laboratorium.
Pengorganisasian kegiatan keselamatan kerja laboratorium.
Penyusunan garis besar pedoman keamanan kerja di laboratorium.
Pelaksanaan orientasi bimbingan dan penyuluhan.
Pelatihan praktik keamanan kerja laboratorium.
Pencegahan meluasnya bahaya yang ditimbulkan.
Penanggulangan resiko kerja di laboratorium.
Pengawasan pelaksanaan kegiatan keselamatan kerja lab.
PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 G. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 110 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Suatu kegiatan pelaporan kegiatan pelaksanaan program keselamatan dan
kesehatan kerja di laboratorium kepada pengelola program keselamatan kerja.
B. Tujuan : Guna melaporkan kegiatan keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
C. Kebijakan : Pelaksanaan pelaporan program keselamatan dan keamanan laboratorium harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan RI, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008
E. Alat dan Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas membuat format pencatatan laporan hasil pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
2. Petugas melakukan pencatatan tanda terima bahan berbahaya dan beracun di laboratorium.
3. Petugas melakukan pencatatan pengelolaan limbah medis.
4. Petugas melakukan pencatatan pembuangan limbah medis dan limbah berbahaya.
5. Petugas mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium.
6. Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan kegiatan K3 kepada Tim pengelola K3 di puskesmas.
7. Petugas melaporkan kegiatan
pelaksanaan K3 di Puskesmas secara rutin (bulanan).
8. Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program keselamatan kepada tim K3 di puskesmas apabila terjadi kecelakaan kerja di laborat.
Petugas membuat format pencatatan laporan hasil pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja di laboratorium.
Petugas melakukan pencatatan tanda terima bahan berbahaya dan beracun di laboratorium.
Petugas melakukan pencatatan pengelolaan limbah medis
Petugas melakukan pencatatan pembuangan limbah medis dan limbah berbahaya.
Petugas mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium.
Petugas mendokumentasikan hasil pelaksanaan kegiatan K3 kepada Tim pengelola K3 di puskesmas.
Petugas melaporkan kegiatan pelaksanaan K3 di Puskesmas secara rutin (bulanan).
Petugas melaporkan secara khusus pelaksanaan program keselamatan kepada tim K3.
PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ 110 /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 9. Petugas mencatat hasil verifikasi Tim
K3 pada saat pelaporan pelaksanaan K3 di laboratorium.
10.Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah diverifikasi oleh pengelola K3.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Petugas mencatat hasil verifikasi Tim K3 pada saat pelaporan pelaksanaan K3 di laboratorium.
Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah diverifikasi oleh pengelola K3.
ORIENTASI PROSEDUR & PRAKTIK KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Kecelakaan kerja sering terjadi di laboratorium untuk mencegah
timbulnya bahaya yang lebih luas maka dibutuhkan orientasi dan praktik keamanan kerja.
B. Tujuan : Untuk penanganan timbulnya kecelakaan di laboratorium, menjamin keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Orientasi Prosedur dan Praktik Keselamatan Kerja harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : E. Alat dan
Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Kepala puskesmas membentuk Tim Pelaksana K3 di puskesmas.
2. Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/praktek keselamatan kerja.
3. Tim K3 melaporkan kepada kepala puskesmas pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium.
4. Tim K3 laboratorium memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada petugas laboratorium.
5. Tim K3 laboratorium memberikan orientasi praktik keselamatan kerja kepada petugas laboratorium.
6. Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi.
7. Tim K3 laborat melaporkan kepada kepala puskesmas hasil pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan praktek keselamatan kerja.
8. Tim K3 laborat memantau pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
Kepala puskesmas membentuk Tim Pelaksana K3 di puskesmas.
Tim K3 laboratorium membuat rencana orientasi prosedur/praktek keselamatan kerja.
Tim K3 melaporkan kepada kepala puskesmas pelaksanaan pelatihan K3 laboratorium.
Tim K3 laboratorium memberikan orientasi prosedur keselamatan kepada petugas laboratorium.
Tim K3 laboratorium memberikan orientasi praktik keselamatan kerja kepada petugas laboratorium.
Tim K3 laborat membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi.
Tim K3 laborat melaporkan kepada kepala puskesmas hasil pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan
praktek keselamatan kerja.
Tim K3 laborat memantau pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
ORIENTASI PROSEDUR & PRAKTIK KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ II /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Februari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 9. Tim K3 melakukan evaluasi secara
berkala pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laborat secara berkala melalui daftar tilik.
10.Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Tim K3 melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di laborat secara
berkala melalui daftar tilik.
Tim K3 menyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala.
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA
DAN PERALATAN YANG BARU
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 1/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Suatu kegiatan yang bertujuan menginformasikan kepada petugas laborat
guna penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau alat baru.
B. Tujuan : Guna menginformasikan tentang tata cara penggunaan prosedur b aru, bahan berbahaya ataupun peralatan yang baru.
C. Kebijakan : Pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan yang baru harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : E. Alat dan
Bahan
:
F. Prosedur Diagram Alir
1. Ka. TU melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa akan ada pelatihan dan pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium.
2. Kepala puskesmas menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru.
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pendidikan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan.
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru.
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rapat lokmin puskemas.
6. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru.
Ka. TU melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa akan ada pelatihan dan pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang
baru bagi petugas laboratorium.
Kepala puskesmas menginstruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru.
Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pendidikan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah
dilaksanakan.
Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat
yang baru.
Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rapat lokmin puskemas.
Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru.
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA
DAN PERALATAN YANG BARU
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 7. Petugas menerapkan pelatihan
pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium.
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laborat di puskesmas sesuai SOP.
9. Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya yang baru menggunakan daftar tilik.
10.Koordinator layanan klinis
melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah dilakukannya evaluasi.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : H. Unit Terkait : I. Dokumen
Terkait
: J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Petugas menerapkan pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang
baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium.
Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laborat di puskesmas sesuai SOP.
Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang baru, bahan
berbahaya yang baru menggunakan daftar tilik.
Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah dilakukannya
evaluasi.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : ½ Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 A. Pengertian : Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai syarat keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensi dan masyarakat.
B. Tujuan : Untuk pedoman petugas dalam penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
C. Kebijakan : Pelaksanaan Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya harus mengikuti langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
D. Referensi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat jenderal bina pelayanan medik, Direktorat bina pelayanan penunjang medik Tahun 2008.
E. Alat dan
Bahan :
F. Prosedur Diagram Alir
1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
3. Petugas menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
4. Petugas menggunakan kantong plastik kuning untuk jenis limbah B3.
5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum, suit pada safety cabinet.
6. Petugas menempatkan tempat
penampungan pada tempa yang aman.
7. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan
insenerator.
8. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi limbah B3 menggunakan sterilisator.
Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
Mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
Menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
Menggunakan kantong plastik kuning limbah B3.
Menempatkan limbah B3 jarum, suit pada safety cabinet.
Menempatkan tempat penampungan pada tempa yang aman.
Membakar limbah B3 dan non B3 dengan insenerator.
Melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi limbah B3 menggunakan sterilisator.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Dinas Kesehatan
Kota Metro No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ I /2016 UPTD Puskesmas Yosomulyo
SOP UKP
Tanggal Terbit : Januari 2016 Disetujui oleh,
Kepala UPTD Puskesmas Yosomulyo No. Revisi :
Halaman : 2/2 Hendarto, SKM, M.Kes
NIP 197701141996021001 9. Petugas melakukan dekontaminasi
pada limbah sisa pemeriksaan yang mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat sampah dengan plastik berwarna kuning.
10.Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah
pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi bahan berbahaya.
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
H. Unit Terkait : Kebijakan Kepala Puskemas I. Dokumen
Terkait
: Karyawan Puskesmas J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
Melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan bahan B3 kemudian menaruhnya pada
tempat sampah dengan plastik berwarna kuning.
Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk mencegah
kontaminasi bahan berbahaya