LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
diajukan untuk memenuhi mata kuliah praktikum bioteknologi pada program studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh Kelompok 2 :
Eki Rizky Amanta 211510101017
Anis Sofyan 211510101018
Kartika Dini Primata Putri A 211510101024
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRONOMI
JEMBER 2023
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan sektor pertanian juga sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern. Salah satunya yaitu penerapan bioteknologi dalam berbagai sektor khususnya sektor pertanian.
Bioteknologi dapat diterapkan karena memiliki potensi besar dalam hal meningkatkan kualitas produk 2 pertanian, meningkatkan produksi dan memberikan nilai tambah pada suatu produk pertanian (Pudjiwati.,2020).
Penerapan bioteknologi sudah lama digunakan manusia dalam berbagai hal seperti rekayasa genetika, kloning, kultur invitro, dll.
Bioteknologi terus mengalami perkembangan di dunia khususnya di Indonesia hingga saat ini dan salah satunya bioteknologi dalam bidang pertanian. Penerapan bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan makhluk hidup seperti bakteri, jamur, virus maupun enzim dan alkohol yang diperoleh dari hasil produk makhluk hidup (Wasilah et al., 2019). Namun perkembangan bioteknologi di Indonesia masih tergolong rendah atau masih tertinggal dalam pemanfaatan dan penerapan bioteknologi. Permasalahan yang dihadapi perkembangan bioteknologi di Indonesia yaitu kurangnya peran pemerintah, kurangnya dana, minimnya pengetahuan SDM tentang laboratorium, dan minimnya fasilitas yang tersedia seperti peralatan atau alat- alat laboratorium (Sriwahyuni & Parmila, 2019).
Laboratorium menjadi salah satu sarana dalam penerapan bioteknologi dalam sektor pertanian. Laboratorium bioteknologi bertujuan sebagai tempat pembiakan dan perakitan tanaman yang akan diteliti. Penelitian pada laboratorium tentunya menggunakan berbagai macam alat- alat yang ada di laboratorium dengan fungsi, cara kerja, dan manfaat tersendiri pada masing- masing alat. Beberapa alat yang terdapat pada laboratorium umumnya yaitu gelas ukur, labu ukur, mikropipet, thermometer, Ph meter, dll. Alat-alat yang ada di laboratorium tentunya memiliki kegunaan yang berbeda-beda dengan tingkat ketelitian yang berbeda pula.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan mempratikan alat-alat laboratorium yang digunakan dalam analisis bioteknologi tanaman beserta fungsi dan cara penggunaannya dengan baik dan benar dalam laboratorium bioteknologi tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Laboratorium
Adapun alat laboratorium merupakan perkakas yang digunakan untuk melakukan suatu pengamatan maupun penelitian. Alat-alat ini harus dijaga letak,tempat dan kebersihannya agar tidak terkontaminasi dengan bahan- bahan kimia maupun organisme yang dapat menggagalkan penelitian.
Selain itu, penyimpanan dan tata letak alat lab juga harus diperhatikan dan diletakkan sesuai jenis, bahan dasar dan penggunaanya. Menurut Gunawan, (2019) keamanan peralatan dan kenyamanan para pengguna laboratorium harus diutamakan. Alat laboratorium ini juga mengalami perkembangan dengan adanya teknologi. Tetapi semua teknologi pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Teknologi secara alami muncul dari pencapaian manusia sebelumnya meskipun pencapaiannya belum sempurna (Oliveira et al., 2019). Menurut PermenPANRB No. 3 tahun 2010, kategori alat laboratorium dibagi atas 3 kategori yaitu:
1. Kategori I
Kategori ini peralatan yang dioperasikan dan perawatannya tergolong mudah, reisiko penggunaan rendah, akurasi pengukuran rendah, dan sistem kerjanya sederhana.
2. Kategori II
Kategori ini peralatan yang dioperasikan dan perawatannya tergolong sedang, reisiko penggunaan sedang, akurasi pengukuran sedang, dan sistem kerjanya tidak terlalu rumit
3. Kategori III
Kategori ini peralatan yang dioperasikan dan perawatannya tergolong sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi pengukuran tinggi, dan sistem kerjanya memerlukan pelatihan khusus dan bersertifikat.
2.2 Lab Bioteknologi
Laboratorium adalah suatu tempat untuk melakukan pengamatan, penelitian, dan pengujian ilmiah secara disiplin ilmu. Laboratorium tidak
harus berbentuk ruangan, karena semua tempat yang digunakan untuk melakukan pengamatan, penelitian dan pengujian ilmiah di luar ruangan juga termasuk laboratorium. Menurut Seprianto dkk., (2022) laboratorium dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Laboratorium bioteknologi adalah sebuah bangunan yang dibangun khusus untuk melakukan penelitian, pengembangan dan pendidikan tentang bioteknologi. Menurut Muzakki dkk., (2021) laboratorium bioteknologi sangat penting keberadaanya karena dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan maka kehidupan manusia sangat terbantu dengan menyelesaikan masalah yang berhubungan pangan, kesehatan, industry dll.
Pendapat Muzakki juga didukung oleh pendapat dari Daba et al., (2021) bahwa lab dapat memberikan manfaat dan kemampuannya dalam menghasilkan produk kesehatan, makanan dan industri seiring berjalannya waktu. Laboratorium bioteknologi dilengkapi dengan alat dan bahan pendukung dalam melakukan pengamatan maupun penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan standar yang ada. Menurut PermenPANRB No. 7 tahun 2019, laboratorium dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
1. Laboratorium Tipe I
Laboratorium tipe I terdapat pada sekolah jenjang pendidikan menengah atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan maupun pelatihan dengan alat laboratorium penunjang kategori I dan II dan bahan yang secara umum digunakan oleh siswa.
2. Laboratorium Tipe II
Laboratorim tipe II terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan yaitu untuk semester 1 dan 2 atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan mupun pelatihan dengn alat laboratorium penunjang kategori I dan II dan bahan yang secara umum digunakan oleh mahasiswa.
3. Laboratorium Tipe III
Laboratorim tipe III terdapat di jurusan atau program studi atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan mupun pelatihan dengn alat laboratorium penunjang kategori I, II, dan III dan bahan yang
secara umum digunakan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium Tipe IV
Laboratorim tipe IV terdapat di pusat studi fakultas atau universitas atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan mupun pelatihan dengan alat laboratorium penunjang kategori I, II dan III dan bahan yang secara umum digunakan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian mahasiswa dan dosen serta pengabdian kepada masyarakat.
Dari uraian di atas, laboratorium bioteknologi termasuk dalam laboratorium tipe IV karena dalam lab tersebut alat yang digunakan mencakup 3 kategori alat laboratorium. Selain itu, fungsi dari laboratorium tersebut diperuntukkan untuk melakukan penelitian maupun pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen serta untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioteknologi Pertanian acara 1 yaitu pengenalan alat laboratorium dilaksanakan di lab analisis yang berada di gedung Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian pada pukul 12.30 WIB sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
Alat yang digunakan yaitu jas laboratorium, ATK, dan kamera.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu alat laboratorium pada laboratorium analisis.
3.3 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum pengenalan alat laboratorium dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mencatat alat yang terdapat di dalam laboratorium untuk analisis bioteknologi tanaman
2. Memperhatikan cara kerja dan fungsi masing-masing alat yang terdapat di laboratorium untuk analisis bioteknologi tanaman
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Gambar Alat Nama Alat Fungsi
1. Shaker Menghomogenkan
suatu larutan dalam waktu yang cukup lama
2. Oven Memanaskan,
mengeringkan, dan mensterilisasi bahan/alat pada suhu tertentu
3. Autoklaf Mensterilkan alat
4. Mikropipet Memindahkan
larutan dalam volume kecil dengan ketelitian tinggi
5. PCR Mendeteksi DNA
dan RNA serta
mengetahui berapa jumlahnya
6. Mortar Menggerus bahan
yang padat agar halus
7. Destilator Memisahkan
campuran
senyawa dalam cairan
8. Neraca analitik Mengukur massa
zat dengan tingkat ketelitian tinggi
9. Nanodrop Mengukur
konsentrasi DNA
10. Centrifuge Memisahkan organel
berdasarkan massa jenisnya dengan pengendapan
11. Vortex Menghomogenkan
bahan dengan getaran
12. Waterbath Mempertahankan
suhu pada sampel dalam waktu tertentu
13. Botol schott Menaruh sampel
yang digunakan dalam volume cukup besar
14. Eppendorf Menyimpan, memisahkan, dan mencampur
sampel dalam volume kecil
15. Bench Menaruh sampel
agar tidak jatuh atau tertukar
16. Tabung nitrogen Menyimpan atau
menampung nitrogen
17. Kulkas Menyimpan
sampel pada suhu rendah
18. Ruang asam Menyimpan, mengambil, mereaksikan zat dengan tingkat kepekatan tinggi
19. Spektrofotometer Menentukan kadar
suatu zat dalam jumlah
kecilberdasarkan daya absorbsi pada sinar UV
20. Gelas beaker Menampung
cairan, merekasikan cairan, padatan pasta/tepung dan wadah
memanaskan sampel
21. Gelas ukur Mengukur larutan
dengan tepat
22. Labu ukur Mengukur larutan dengan ketepatan tinggi
23. Elektroforesis Mengetahui
ukuran dan bentuk partikel DNA, RNA atau protein
24. Tip Memindahkan
larutan dengan volume kecil
25. Erlenmeyer Menampung
larutan
26. Dry box Mengeringkan
sampel selama 24 jam
27. LAF Meja kerja steril untuk proses penanaman
28. Rak tabung
reaksi
Menaruh tabung reaksi
29. Tabung reaksi Mereaksikan
DNA
30. Gel
documentation
Mendeteksi pita- pita DNA hasil running
elektroforesis dengan UV
4.2 Pembahasan 4.2.1 Shaker
Shaker adalah alat atau instrument untuk menghomogenkan larutan atau mencampur larutan yang ditempatkan pada labu erlenmeyer/media lain.
Cara kerja:
• Menyiapkan sampel larutan dalam labu erlenmeyer atau botol
• Kendurkan clamping roll atau pada plate agar labu erlenmeyer dapat diletakkan.
• Tempatkan labu erlenmeyer yang terisi sampel pada plate shaker.
• Kencangkan clamping roll untuk memegang labu erlenmeyer agar tidak terlepas ketika dikocok
• Hubungkan shaker ke sumber listrik dan nyalakan dengan menekan tombol switch on-off.
• Atur lama pengocokan dengan memutar tuas waktu dan melhat pada panel display.
• Atur kecepatan putaran pengocokan sesuai kebutuhan.
• Lakukan analisa proses pengocokan 4.2.2 Oven
Oven adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan atau mengeringkan peralatan maupun media dalam laboratorium maupun objek lainnya.
Cara kerja:
• Hubungkan oven dengan sumber listrik
• Tekan tombol ON dan tunggu hingga display muncul
• Sesuaikan timer sesuai kebutuhan
• Letakkan alat lab dalam oven
• Tinggu hingga selesai
• Matikan oven dengan menekan tombol OFF dan tunggu hingga display mati
4.2.3 Autoklaf
Autoklaf adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk mensterilkan suatu benda menggunakan uap air yang bersuhu dan bertekanan tinggi (121, 151 lbs) selama kurang lebih 15 menit.
Cara kerja:
• Memasukkan air dengan volume sesuai kebutuhan
• Sambungkan pada sumber listrik dan nyalakan tombol power.
• Tempatkan media cair atau padat atau peralatan laboratorium yang akan disteril dalam autoklaf.
• Tutup autoklaf dengn baik dan rapat lalu cek safety clamp kembali.
• Atur suhu dan waktu sesuai kebutuhan lalu tekan tombol start.
• Keluarkan media cair/padat maupun peralatan lab ketika suhu sudah dingin.
• Kosongkan autoklaf dari media maupun peralatan yang sudah disterilisasi.
4.2.4 Mikropipet
Mikropipet adalah suatu alat laboratorium yang digunakan untuk memindahkan larutan/sampel (sampel cair) dari larutan/sampel satu ke tempat lain dengan ketelitian volume yang sangat kecil (microliter).
Cara kerja:
• Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
• Memegang mikropipet dengan cara tangan seperti meninju dan ibu jari berada pada bagian pengatur volume.
• Memasang tip sesuai dengan mikropipet.
• Ketika mengambil larutan dapat dilakukan dengan menekan tombol plunger button dan ditahan.
• Memasukkan larutan dalam wadah baru dengan melepaskan tekanan pada plunger button secara perlahan.
• Lepaskan tip ketika selesai dengan menekan tip ejector.
• Apabila tip menyentuh larutan lain, maka tip harus diganti.
4.2.5 PCR
PCR adalah suatu alat laboratorium analisis yang digunakan untuk membuat salinan DNA.
Cara kerja:
• Pra-denaturasi DNA
• Denaturasi DNA
• Annealing
• Extension
• Post-extension 4.2.6 Mortar
Mortar adalah suatu alat lab yang terbuat ari keramik yang digunakan untuk menghaluskan sampel pengujian yang ada di laboratorium.
Cara kerja:
• Bersihkan mortar dengan menggunakan aquades dan tisu kering.
• Masukkan sampel dalam mortar dan tumbuk perlahan dengan alu.
• Apabila sudah halus, sampel siap dianalisa 4.2.7 Destilator
Destilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat air suling/aquades.
Cara kerja:
• Siapkan air yang akan disuling
• Masukkan air baku dalam wadah pemanas (boiler) water distiller.
• Nyalakan alat dan tunggu air mendidih dan mengeluarkan uap.
Uap akan menuju pendingin melalui pipa.
• Uap akan didinginkan oleh pendingin dan berubah menjadi air lagi.
• Air yang sudah tersuling akan asuk dalam labu distilat melalui lubang udara.
• Matikan alat setelah penyulingan selesai dan simpan air hasil sulingan.
4.2.8 Neraca analitik
Neraca analitik adalah alat laboratorium tipe 1 yang digunakan untuk mengukur massa benda.
Cara kerja:
• Taruh timbangan dengan posisi yang benar dan permukaannya rata.
• Jauhkan tibangan dari berbagai tekanan.
• Nyalakan neraca dengan tombol power.
• Tunggu hingga posisi stabil yaitu menunjukkan angka nol.
• Buka kaca pelindung dan masukkan sampel atau bahan di atas piringan.
• Catat bobot sampel/bahan yang digunakan.
• Matikan timbangan dan bersihkan ketika selesai menggunakan.
4.2.9 Nanodrop
Nanodrop adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi DNA, RNA, protein, dan kultur sel dengan hanya menggunakan 1 mikroliter sampel.
Cara kerja:
• Buka perangkat lunak yang terhubung dengan spektrofotometer nano.
• Pilih aplikasi yang dbutuhkan (DNA, RNa, atau protein).
• Angkat perlahan lengan berengsel yang tergantung horizontal pada instrumen dan perhatikan titik kecil gelap.
• Bersihkan dan gosok alas dengan lembut menggunakan lap.
• Turunkan lengan dengan lembut.
• Klik ukur kosong/blank.
• Angkat lengan dan bersihkan dengan lap.
4.2.10 Centrifuge
Centrifuge adalah alat laboratorium tipe 3 yang digunakan untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi dengan suhu rendah sehingga membuat partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge.
Cara kerja:
• Siapkan tube terlebih dahulu.
• Letakkan pada permukaan yang rata dan kuat.
• Sisakan seperempst bsgisn tube agar pemutaran sempurna.
• Tutup centrifuge dengan rapat.
• Atur kecepatan dan waktu sesuai kebutuhan.
• Tekan start pada centrifuge.
• Tunggu hingga waktu selesai dan buka tutup kembali jika selesai.
• Ambil tube satu persatu.
• Ambil tabung centrifuge.
4.2.11 Vortex
Vortex adalah alat yang digunakan untuk mencampur atau menghomogenkan larutan dalam tabung reaksi dengan getaran. Alat ini hanya dapat menghomogenkan larutan dalam jumlah kecil.
Adapun cara penggunaan vortex adalah sebagai berikut :
• Hubungkan perangkat pada sumber listrik dengan line cord/kabel yang tersedia.
• Nyalakan perangkat dengan menekan atau memutar saklar hingga berada pada posisi “ON”.
• Atur kecepatan perangkat sesuai dengan kebutuhan.Perlu diperhatikan untuk selalu memegang wadah penampung sampel dengan kuat agar tidak terlempar dan cairan bisa menjadi homogen.
4.2.12 Waterbath
Waterbath adalah peralatan yang berisi air yang dapat mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan. Pada saat dingin mensterilisasi steker dihidupkan, mengatur suhu yang diinginkan. Pengaturan dilakukan sesuai dengan pembacaan thermostat. Cara penggunaan waterbath sebagai berikut
• Air dimasukkan ke dalam bejana
• Atur suhu yang dikehendaki dan hidupkan water bath
• Masukkan benda yang akan dipanaskan ke dalam air (untuk tangas air) letakkan benda pada salah satu lubang (untuk tangas uap), ingat lubang lain yang tidak digunakan tetap ditutup.
4.2.13 Botol schott
Botol schott merupakan wadah atau tempat yang digunakan menyimpan bahan keadaan aerob. Selain itu botol ini juga untuk meminimalisir masuknya oksigen.
4.2.14 Eppendorf
Eppendorf merupakan alat yang digunakan sebagai tempat menyimpan larutan atau campuran yang akan digunakan dalam vortex. Cara penggunaan eppendorf adalah sebagai berikut :
• Masukkan larutan/campuran kedalam Eppendorf
• Tutup dan letakkan dalam vortex,aktifkan vortex dan selesai.
4.2.15 Tatakan sampel
Tatakan sampel atau ada juga yang menyebut bench merupakan wadah sebagai tempat penyimpanan atau menata centrifuge tube.
4.2.16 Tabung nitrogen
Tabung nitrogen merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan nitrogen. Tabung ini biasanya terbuat dari alumunium atau baja dan berwarna biru.
4.2.17 Kulkas
Kulkas di dalam laboratorium berperan sangat penting dalam menjaga kualitas dan keamanan bahan kimia serta bahan biologis yang disimpan. Cara penggunaan kulkas sebagai berikut :
• Mempersiapkan kulkas dengan suhu stabil
• Menempatkan bahan kimia dan biologis
• Membersihkan kulkas laboratorium
• Monitoring suhu 4.2.18 Ruang asam
Ruang asam adalah fasilitas laoratorium yang digunakan untuk menyimpan, mengambil dan memindahkan bahan kimia berbahaya serta mudah menguap. Cara penggunaan lemari asam adalah
• Sebelum ke lemari asam, gunakanlah APD (Alat Pelindung Diri) lengkap untuk melindungi tubuh anda. Jangan sesekali menghirup bahan kimia yang ada di lemari asam.
• Keadaan lemari asam sudah menyala sehingga anda bisa langsung menggunakannya.
• Buka sash atau pintu kaca dengan menggeser ke samping. Jangan membuka nya terlalu lebar ya, karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia yang ada di dalam.
• Ambil bahan kimia dengan hati hati. Gunakan pipet tetes kaca.
• Ketika lemari asam digunakan, blower bagian atas akan menyala sehingga uap berbahaya akan dibuang ke atas. Oleh karena itu, jangan sampai terkena tumpahan bahan kimia ya.
• Jika sudah selesai, tutup kembali bahan kimia terebut dan simpan di tempat nya.
• Tutup kembali sash atau pintu kaca untuk menghindari udara lain masuk.
• Pastikan anda meninggalkan lemari asam dalam keadaan bersih.
Jika terjadi tumpahan bahan, segera bersihkan menggunakan kain yang dibilas dengan air.
4.2.19 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai absorbansi pada suatu sampel larutan. Alat spektrofotometer ini berasal dari dua alat, yakni spektrometer dan fotometer.
• Pastikan sumber cahaya bisa berfungsi dengan baik. Anda bisa menggunakan lampu natrium sebagai sumber cahaya.
• Arahkan spektrometer tepat di hadapan sumber cahaya. Tujuannya adalah supaya cahaya bisa langsung menuju lensa kolimator.
• Kalibrasikan spektrometer terlebih dahulu. Catat sudut mula-mula saat bagian teleskop dan lensa kolimator berada di sumbu yang sama.
• Siapkan dan letakkan cermin prisma yang akan diukur indeks biasnya.
• Atur teleskop hingga tampak garis-garis spektrum pada setiap panjang gelombang.
• Geser teleskop hingga benang silang saling berhimpitan dengan garis-garis spektrum.
• Catat sudut dispersi yang muncul saat spektrum cahaya telah terlihat jelas.
• Hitung indeks bias cermin prisma berikut panjang gelombangnya.
4.2.20 Gelas beaker
Gelas beaker atau yang biasa disebut dengan gelas piala merupakan sebuah gelas di laboratorium yang berfungsi sebagai wadah penampung yang digunakan untuk mencapur, mengaduk, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan di dalam laboratorium. Gelas beaker biasanya berbentuk silinder dengan dasar datar, selain itu Gelas beaker memiliki skala dan tersedia berbagai ukuran mulai dari 10, 100, 250, 500, dan 1000 mL.
• Siapkan bahan atau larutan yang akan dimasukkan ke Gelas beaker.
• Tuang larutan ke dalam Gelas beaker.
• Untuk melakukan pengukuran (lihat dari tinggi volume larutan yang terbaca dalam skala).
4.2.21 Gelas ukur
Gelas ukur merupakan gelas kimia yang digunakan untuk mengukur suatu larutan tanpa memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Gelas ukur memiliki berbagai jenis ukuran mulai dari 10 ml, 25 ml, 100
ml, dan 1000 ml (Zuhra et al., 2021). Gelas ukur memiliki bentuk yang tinggi ramping berbentuk tabung yang terbuat dari bahan kaca borosilikat yang tahan terhadap perubahan suhu ekstrim. Adapun cara penggunaan gelas ukur sebagai berikut :
• Pertama letakkan gelas ukur pada meja atau tempat yang datar dan aman.
• Kemudian masukkan cairan yang akan di ukur ke dalam gelas ukur dengan menempelkan bibir gelas supaya cairan tidak menetes keluar gelas ukur.
• Tuangkan cairan sesuai yang ditentukan dan apabila kurang atau lebih maka cairan bisa ditambah atau dikurangi menggunakan pipet tetes.
• Baca skala pada garis yang sejajar dengan cekungan cairan.
4.2.22 Labu ukur
Labu ukur merupakan salah satu alat laboratorium kategori I yang memiliki fungsi untuk mengukur volume suatu larutan dan dapat digunakan sebagai pengenceran suatu larutan. Labu ukur berbentuk bohlam pada bagian bawah dan bagian leher panjang, adapun ukuran labu ukur bervariasi yaitu 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Cara penggunaan labu ukur cukup mudah yaitu sebagai berikut :
• Pastikan labu ukur steril sebelum digunakan.
• Letakkan labu ukur pada meja atau media yang rata.
• Tuangkan larutan dengan menempelkan bibir gelas pada labu ukur atau bisa memindahkan larutan menggunakan pipet.
• Baca skala sesuai yang ditentukan.
• Tutup labu ukur dan kocok secara perlahan agar kedua larutan tercampur merata (apabila dilakukan pencampuran larutan)
4.2.23 Elektroforesis
Elektroforesis berfungsi memisahkan DNA berdasarkan berat molekulnya untuk menentukan ukuran suatu fragmen DNA, menguji
kualitas dan kuantitas serta memisahkannya. Gel maker set merupakan alat yang digunakan dalam analisis elektoforesis agarosa. Prinsip kerja yaitu berdasarkan pergerakan partikel bermuatan negative dimana DNA bergerak menuju kutub positif dan sebaliknya. Cara penggunaan :
• Letakkan gel ke dalam elektroforesis chamber
• Tuangkan larutan TBE 1X sampai gel terbenam.
• Rentangkan parafilm
• Kemudian Teteskan loading dey dengan menggunakan mikropipet ke atas parafilm kemudian campurkan dengan DNA.
• Kemudian masukkan dengan hati-hati ke dalam sumur gel. Jangan lupa Catat posisi dan urutan sampel
• Pasang tutup alat elektroforesis dan pasang katoda dan anoda pada power supply.
• Nyalakan mesin elektroforesis dengan menekan tombol ON
• Selanjutnya Tekan SET ENTER untuk mengatur voltage dan timer berdasarkan tingkat resolusi yang diinginkan.
• Setelah selesai ambil gel dan matikan mesin elektroforesis secara sempurna.
4.2.24 Tip
Tip berfungsi sebagai penampung cairan yang akan dipindahkan dari tempat satu ke tempat yang lain melalui mikropipet. Tip sendiri terbuat dari bahan polimer dan tip biasanya digunakan hanya sekali, namun dapat digunakan kembali dengan cara mensterilkan tip. Tip terbagi menjadi tiga jenis yaitu warna biru yang digunakan pada mikropipet ukuran 1000 mikroliter, tip kuning untuk mikropipet ukuran 20-100 mikroliter dan warna putih untuk mikropipet ukuran 5-10 mikroliter. Cara penggunaan Tip :
• Siapkan tip yang akan digunakan dan pastikan steril sebelum digunakan
• Pasangkan tip pada mikropipet sesuai dengan ukuran volume yang akan digunakan.
• Pastikan tip terpasang sempura pada mikropipet supaya cairan tidak menetes.
• Lepas tip apabila sudah digunakan.
4.2.25 Erlenmeyer
Erlenmeyer biasanya digunakan sebagai wadah bahan kimia yang bentuknya cair. Selain sebagai wadah, erlenmeyer digunakan untuk proses titrasi menggunakan buret, tempat pencampuran beberapa bahan kimia. Erlenmeyer dilaboratorium terdiri dari beberapa jenis ukuran yaitu mulai 50 ml, 100 ml, 125 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Cara penggunaan alat erlenmeyer :
• Sterilkan erlenmyer sebelum digunakan.
• Siapkan bahan-bahan yang akan di gunakan.
• Letakkan erlenmeyer pada bidang datar.
• Tuangkan larutan dengan menempelkan bibir gelas ke erlenmeyer.
• Gunakan pipet tetes untuk mengurangi atau menambah larutan.
• Lihat skala yang akan ditentukan.
• Apabila melakukan pencampuran maka perlu di goyangkan satu arah agar kedua larutan dapat tercampur dengan baik.
4.2.26 Dry box
Dry Block Heater merupakan alat laboratorium yang berfungsi mengatur pemanasan suhu suatu sampel secara cepat, terkontrol dan konsisten. Umumnya digunakan untuk inkubasi, preparasi sampel, aktifasi kultur, reaksi enzim, pengujian media kultur, tes imun, denaturasi DNA. Dry Block Heater terdisi atas 2 komponen utama, yaitu dry bath, dan block heater. Cara kerja dry block :
• Pastikan dry block sudah diatur suhunya sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
• Masukkan sampel pada cawan atau tabung dan letakkan di dalam dry block.
• Tutup dry block dan tunggu hingga sampel mengendap dan mensterilkan sampel.
• Setelah suhu yang diinginkan sesuai maka dry block akan menjaga suhu tersebut secara konstan.
• Setelah selesai maka dapat buka dry block dan ambil sampel.
4.2.27 Laminar air flow
Laminar Air Flow merupakan lemari kerja steril dengan menyediakan udara tersaring di seluruh permukaan meja sehingga terhindar dari kontaminasi. LAF biasanya digunakan sebagai tempat penanaman tanaman dengan teknik kultur jaringan yang membutuhkan tingkat kesterilan yang tinggi. LAF terdiri dari dua jenis berdasarkan arah hembusan angin yang dikeluarkan yaitu vertical Laminar Air Flow dan horizontal Laminar Air Flow yang keduanya memiliki fungsi dan cara yang sama. LAF terdiri dari beberapa komponen yaitu filter blower, micro controler, penel kendali, lampu UV, ruang kerja, dan penyangga meja. Cara penggunaan LAF :
• Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dengan cara mensterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
• Salurkan LAF pada listrik untuk menghidupkan blower dan lampu UV pada LAF.
• Masukkan alat bahan yang sudah steril pada meja kerja LAF.
• Lakukan penelitian dengan baik dan meminimalisir kontaminasi dari luar LAF.
• Apabila sudah selesai maka matikan aliran listrik pada LAF.
4.2.28 Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi merupakan tempat menaruh tabung reaksi yang akan digunakan atau yang telah digunakan dalam penelitian. Rak tersebut terdiri dari beberapa lubang sebagai tempat tabung reaksi.
Rak tabung reaksi terbuat dari berbagai bahan yaitu kayu, plastik, dan bahan stainless steel. Cara penggunaan rak tabung reaksi cukup mudah yaitu tinggal memasukkan tabung reaksi pada lubang yang tersedia pada rak.
4.2.29 Tabung reaksi
Tabung reaksi dapat digunakan dalam penelitian sebagai tempat pegujian dalam menampung atau mereaksikan suatu larutan atau dapat digunakan sebagai tempat pengembangbiakan mikroorganisme dalam media cair. Tabung reaksi memeiliki beberapa ukuran yaitu tabung reaksi kecil kapasitas volumetrik 5-10 ml, tabung reaksi ukuran sedang kapasitas volumetrik 25-50 ml, dan tabung reaksi ukuran besar kapasitas volumetrik di atas 100 ml. Cara penggunaan tabung reaksi :
• Sterilkan tabung reaksi sebelum digunakan.
• Siapkan larutan yang akan direaksikan atau digunakan.
• Pegang tabung reaksi dengan tangan atau menggunakan penjepit tabung reaksi apabila cairan panas.
• Masukkan cairan dan tunggu hingga terjadi perubahan yang diinginkan.
• Letakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi.
4.2.30 Gel documentation
Gel documentation merupakan suatu alat yang digunakan untuk memvisualisasikan pita dari fragmen sampel DNA dengan sinar UV.
Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu sinar UV yang dipancarkan akan memendarkan pewarna gel agarose yang menempel pada DNA, sehingga visualisasi pita-pita DNA dapat terlihat. Cara penggunaan :
• Ambil agar yang telah di elektroforesis letakkan kedalam alat Biostep
• Pastikan alat Biostep dalam keadaan tertutup
• Aktifkan gel documentation system dengan tekan tombol ON, tekan TOP, tekan Trans, dan tekan prepare secara berurutan.
• Turn on komputer, pilih program biostep dan Hidupkan kamera.
• pada program biostep pilih camera kemudian live camera image, Exposture, dan Procesed
• Pada layar komputer akan terlihat band-band pada gel elektroforesis.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada lab bioteknologi banyak terdapat alat-alat laboratorium yang digunakan. Alat yang digunakan pada lab tersebut berada di kategori 1, 2, dan 3. Sehingga untuk dapat menggunakan alat yang ada di lab tersebut perlu adanya pengawasan dari asisten ataupun melakukan pelatihan terlebih dahulu. Masing-masing alat yang ada di laboratorium bioteknologi memiliki fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
5.2 Saran
Praktikum dengan acara pengenalan alat laboratorium dilakukan di laboratorium bioteknologi sehingga ketika menunjukkan alat yang dijelaskan kurang terlihat jelas karena ruangan yang sempit dan mahasiswa yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Daba, G. M., Elnahas, M. O., and Elkhateeb, W. A. 2021. Contributions of Exopolysaccharides from Lactic Acid Bacteria as Biotechnological Tools in Food, Pharmaceutical, and Medical Applications. International Journal of Biological Macromolecules, 173: 79-89.
Gunawan, I. 2019. Managemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Mikrobiologi. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1): 19-25.
Muzakki, N. A., Supriatno, B., dan Anggraeni, S. 2021. Rekonstruksi Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) pada Materi Bioteknologi dengan Pendekatan Saintifik. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(2): 136-145.
Oliveira, A., Feyzi Behnagh, R., Ni, L., Mohsinah, A. A., Burgess, K. J., and Guo, L. 2019. Emerging Technologies as Pedagogical Tools for Teaching and Learning Science: A Literature Review. Human Behavior and Emerging Technologies, 1(2): 149-160.
PermenPANRB . 2019. Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan.
Jakarta.
PermenPANRB. 2010. Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya. Jakarta
Seprianto, S., Saraswati, H., Wahyuni, F. D., Novianti, T., Nora, A., Naroeni, A., dan Handayani, P. 2022. Workshop Isolasi DNA dan Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi Bagi Guru Biologi SMA/MA Se-Jakarta. J- ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(3): 4503-4514.
Sriwahyuni, P., & Parmila, P. 2019. Peran Bioteknologi. Agricultural Journal, 2(1):
46–57.
Wasilah, U., Rohimah, S., & Su’udi, M. 2019. Perkembangan Bioteknologi di Indonesia. Rekayasa, 12(2): 85–90.
Zuhra, F., Nurhayati, N., & Septiani, S. 2021. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Masyarakat Mandiri, 5(2): 396–404.
Pudjiwati, E. H. 2020. Bioteknologi Sebagai Solusi Permasalahan Pertanian Di Indonesia. Antologi Dari Bumi Paguntaka: Perspektif Minda Akademia UBT, 2, 31
LAMPIRAN