PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM PENYAKIT TUMBUHAN (Laporan Praktikum Bioekologi Penyakit Tumbuhan)
Oleh
Sodiqin Ali 1614121100 Kelompok 4
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kemajuan dalam bidang metodologi telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian mikroba. Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahapan demi tahapan demi tahapan dapat berjalan lancar. Didalam kerja yang dilakukan di
laboratorium, seringkali terjadi kesalahan dilaboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan inter-pretasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi. Praktikum pengenalan alat dan bahan pembuatan mikroskopis ini bertujuan untuk mengenal alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan sediaan mikroskopis beserta fungsinya. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan.
Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang ilmu pengetahuan. Dalam laboratorium, terdapat berbagai macam alat-alat yang menunjang praktikan untuk melakukan riset mereka. Dikarenakan luasnya cakupan laboratorium itu sendiri, maka laboratorium dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pembagian ilmu saat ini, seperti Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dsb.
I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah :
1. Mengenal berbagai peralatan standar dalam laboratorium ilmu penyakit tumbuhan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Siswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, dan cara menggunakannya. Pengetahuan alat yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Sebagai contoh, selama praktikum siswa dilibatkan aktif dengan pemakaian alat dan bahan kimia. Siswa yang menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga siswa memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan (Laila, 2006).
makhluk hidup termasuk yang bersel tunggal, virion, dan bahan genetik (Suwahyono, 2005).
Aspek biologi dari serangga antara lain siklus hidup, umur, dan deskripsi masing-masing spesies. Informasi tersebut menjadi penting untuk menentukan saat yang tepat untuk pengendalian hama.Pengendalian hayati, walaupun usahanya
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat – alat yang di gunakan pada praktikum ini adalah mikroskop majemuk, otoklaf (autoclave), Laminar air flow hood, colony counter, haemocytometer, spectrophotometer, water destiler, rotamixer, oven, shaker,dan hot plate.
3.2 Prosedur Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
no Gambar keterangan
1 1. lensa okuler2. gagang mikroskp
3. lensa objektif 4. meja kerja
5. lampu mikroskop 6. pengatur kasar
2 1. termometer 2. pengunci tutup 3. penutup 4. kabel power
3 1. tombol power
2. ruang kerja 1
2
4 3
4 1. wolfugel disk 2. kabel power 3. kaca pembesar
5 1. lempengan
2. tempat objek 1
2
6 1. lid/tutup 2. tempat objek
7 1. pipa air
masuk 2. tabung 3. pipa air
aquades 1
2
8 1. tempat tabung 2. tombol on/off 3. pengatur
kecepatan 4. kabel power
9 1. tombol power
2. tempat objek 3. penutup 1
2
3
4
10 1. Tempat objek 2. Pengatur
kocokan 3. Kabel power
11 1. Tempat objek
2. Tombol power
IV.2. Pembahasan
1. Mikroskop Majemuk
Mikroskop majemuk berfungsi untuk melihat benda benda yang berukuran kecil mikroskop ini terdiri dari 2 lensa yaitu lensa okuler dan lensa objektif yang memiliki funsi tersendiri. Cara kerja mikroskop majemuk yaitu:
a. Menyalakan lampu
1
2
3
Menekan tombol on
Mengatur kekuatan lampu dengan memutar bagian
b. Menempatkan spesimen pada meja benda
Meletakkan objek glas diatas meja benda kemudian jepit. Jika meja benda belum turun, menurunkan dengan sekrup kasar
Mencari bagian dari objek glas yang terdapat preparat ulas (dicari dan
diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan memutar sekrup vertikal dan horizontal
c. Memfokuskan lensa
Memutar Revolving nosepiece pada perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup kasar sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari fokus
Setelah fokus mendapatkan perbesaran 4 x 10, maka memutar pada perbesaran selanjutnya yaitu perbesaran objektif 10x. kemudian memutar sekrup halus untuk mendapatkan fokusnya
Melakukan hal yang sama jika menggunakan perbesaran yang lebih tinggi
2. Autoclaf
Autoclaf berfungsi untuk alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Cara menggunakannya yaitu :
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b. Memasukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoclaf dengan rapat lalu mengencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclaf. Jangan mengencangkan klep pengaman terlebih dahulu.
e. Menunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian menutup klep pengaman dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
f. jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian membuka klep-klep pengaman dan mengeluarkan isi autoclaf dengan hati-hati
3. Laminar Air Flow
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
Cara menggunakannya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit sebelum laminar air flow digunakan. Menghindarkan sinarnya dari badan dan mata. Menyiapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Menyemprot terlebih dahulua lat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet dengan alkohol 70% atau spiritus. Menyemprot meja dan dinding dalam LAF dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. Menghidupkan blower pada LAF d untuk menjalankan air flow. Menyalakan lampu dalam LAF.
Colony counter berfungsi untuk menghitung jumlah koloni mikroba. Cara menggunakannya yaitu :
a. Menghubungkan kabel power ke sumber listrik.
b. Menekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony counter menyala dan stabil.
c. Meletakkan cawan petri dengan posisi terbalik.
d. Menekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0. e. Menghitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang terlihat. f. Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang telah di
hitung. Catatan : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony counter harus sering di matikan.
5. Haemocytometer
Berfungsi untuk menghitung koloni secara langsung. Prinsip kerjanya yaitu menentukan jumlah sel per ml dengan mengalikan jumlah sel yang ditemukan di grid.
6. Spectrofotometer
Spectrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitansi atau absorbs cahaya (pernyerapan) oleh suatau sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang dan dibandingkan dengan standart tertentu. Selain itu juga digunakan untuk mengukur sederetan sampel pada sutau panjang gelombang tunggal. Meskipun ada yang menggunakan sinar rangkap, tetapi peralatan sama seperti sistem sinar tunggal. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan objek ke dalam alat,
menyalakan alat, lalu menyetting, maka hasil akan tampak di layar pada alat.
Water destiller berfungsi untuk memurnikan air dengan proses distilasi. Proses ini dilakukan dengan merebus air dan uap panasnya dikondensasikan menggunakan condenser. Distilasi melibatkan penguapan air oleh perebusan. Uap naik,
meninggalkan sebagian besar bakteri, virus, bahan kimia, mineral, dan polutan dari air. Uap ini kemudian pindah ke sebuah kamar terkondensasi, di mana didinginkan dan terkondensasi menjadi air suling. Cara menggunakannya yaitu dengan menyalakan keran air lalu sambungkan listrik ke alat. Mengklik tombol “menu” lalu mengklik tombol panah kebawah atau atas hingga layar menunjukan tulisan “operation”, kemudian mengklik enter dan menekan menu lagi, maka air destilasi pun didapatkan.
8. Rotamixer
Berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan atau media. Cara kerjanya yaitu dengan menghidupkan terlebih dahuu kemudian mengatur getaran sesuai yang diinginkan lalu meletakkan tabung reaksi diatasnya sembari di pegang dengan posisi miring.
9. Oven
Oven digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu menyeterilkan dengan bantuan panas dari pijaran api atau listrik
10. Shaker
Shaker berfungsi untuk menghomogenkan suatu bahan atau larutan. Cara
tombol “mains” untuk menyeting waktu yang dibutuhkan, kemudian menekan tombol “start”.
11. Hot Plate
Hot plate memiliki fungsi yaitu untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat atau plate yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Cara menggunakannya yaitu dengan menyiapkankan hot plate magnitik stirrer dan bahan nutrisi yang akan dicampur/diramu sesuai dengan kebutuhan. Lalu
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi dan prinsip kerja dari masing-masing alat laboratorium sangat penting untuk diketahui agar hasil yang didapatkan dapat maksimal.
2. Alat-alat dalam laboratorium memiliki nama, fungsi, dan prinsip kerja masing-masing.
3. Kebersihan dan ketelitian seorang praktikan mempengaruhi hasil yang akan dia peroleh.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,S. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman: Pangan,Holtikultura,dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Kanisius .Yogyakarta.
Laila, Khusucidah, 2006, Krelasi Antara Pengetahuan Alat Praktikum dengan Psikomotorik Siswa. Materi pokok, Univ. Negeri semarang. Semarang
Suwahyono, Wahyudi. 2005. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah University Press. Yogyakarta.