• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI

BARAT

Oleh:

RUSTAM

Nomor Stambuk: 105610534015

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii SKRIPSI

PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI

BARAT

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

RUSTAM

Nomor Stambuk: 105610534015

kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PERNYATAAN ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rustam Nomor Induk Mahasiswa : 105610534015

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 28 februari 2020

Yang Menyatakan,

Rustam

(6)

vi ABSTRAK

Rustam. 2020. Pengelolaan Air Bersih Di Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat(

dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Abdi)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan air bersih di perusahan umum daerah air minum wae mbeliling dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan air bersih di perusahan umum daerah air minum wae mbeliling kabupaten manggarai barat . Jenis dan tipe penelitian yang digunakan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif.

Informan dalam peneltian ini sebanyak lima (5) orang .Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan media review. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan air bersih di perusahan umum daerah air minum wae mbeliling dengan perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa hambatan, hambatan tersebut anatara lain dalam perencanaan belum tersedianya anggaran yang dapat memenuhi kebutuhan khususnya pembesaran jaringan perpipaan, masih minimnya alat untuk mendeteksi kehilangan air seperti leak detector,metal detector,WM tester, serta sistem DMA (Distric Metered Area) yang baru mencapai 20% itu dari beberapa cabang.

Kata kunci: Pengelolaan, Air Bersih, dan PERUMDA

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alahamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI BARAT”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akanselesai tampa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Rosdianti Razak, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Abdi, M.Pd selaku Pembimbing II. Yang ditengah kesibukannya selalu senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu, juga sebagai motivator yang tiada hentinya memberi semangat kepada penulis untuk tetap optimis dalam mengejar cita-cita. Juga terimakasih penulis ucapkan kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua tercinta (Bapak H. Baco dan Ibu Hj. Ruhani) dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moral maupun materil.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

3. Bapak Nasrulhaq,S.Sos., M.AP selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang senantiasa memberikan ilmu dan arahannya untuk senantiasa menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman- teman seperjuangan Sospol terkhusus teman kelas C/D dan teman- teman kos, yang selalu setia mengingatkan penulis agar senantiasa semangat dan fokus untuk mencapai gelar sarjana.

6. Bapak Kepala Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat beserta jajarannya yang tiada henti mendampingi dan membantu memperoleh data penelitian ini.

Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 28 februari 2020

R USTAM

(9)

ix DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL……… . ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM………. . iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori ... 8

B. Kerangka Berfikir ... 34

C. Fokus Penelitian ... 35

D. Deskripsi Fokus ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitia ... 36

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 36

C. Sumber Data ... 37

D. Informan Penelitian ... 38

(10)

x

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38 F. Teknik Analisis Data ... 39 G. Keabsahan Data ... 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... . 42 B. Hasil Penelitian ... 55 C. Pembahasan penelitian……….... 58 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….. 74

B. Saran……… 77

DAFTAR PUSTAKA……… 79

LAMPIRAN

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Air pada hakikatnya merupakan kebutuhan makhluk hidup yang paling kursial. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sangat memerlukan air, Karena air merupakan kebutuhan yang penting dalam hidup manusia. Air bersih adalah sumber hidup bagi setiap orang dan sumber kebutuhuan yang paling urgen/penting bagi manusia, maka wajib bagi kita menjaga kelestariannya dan keberadaannya baik kuantitas maupun kualitas dengan sebaik-baiknya.

Pengelolaan air bersih untuk kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari untuk mencukupi kebutuhan secara pribadi maupun kelompok. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/MENKES/IV/2010 yang menjelaskan bahwa, “air bersih adalah air yang digunkan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat yang dapat diminum”. Serta Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan menyatakan bahwa air termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya, mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat seperti pertumbuhan industri baik kecil maupun besar, Perkembangan teknologi umumnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka kebutuhan akan air bersih bagi penduduk juga menjadi semakin meningkat

(12)

Perkembangan suatu kota diiringi juga dengan peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air bersih perkotaan, sehingga swasta dan pemerintah atau masyarakat umumnya diharuskan melakukan penyediaan prasarana air bersih dengan sebaik-baik mungkin. kebutuhan air bersih tersebut akan meningkat setiap tahun sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Manggarai Barat. Semua orang memahami pentingnya air sebagai sumber kehidupan, tetapi tidak semua orang berfikir dan bertindak secara bijak dalam melestarikan air.

Kebutuhan air seharusnya diimbangi dengan perilaku manusia dalam melestarikan air dan pengelolaannya, sehingga air lebih terjaga. Banyaknya pencemaran lingkungan baik di pedesaan maupun di perkotaan, sehingga kualiatas air bersih semakin menurun. Jadi banyak masyarakat yang membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yaitu melalui Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) . Penyediaan air yang ditangani oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) baik di perkotaan mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan pada masyarakat untuk mendapatkan air bersih yang bermutu dan berkualitas sehat sehingga dapat memadai keseluruhan keperluan rumah tangga ataupun industri, kemudian dapat menunjang perkembangan ekonomi sederajat kesehatan masyarakat.

Menurut Satoto dan Yogi, air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum.

Begitupun yang dituturkan oleh Asmadi dkk, bahwa kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam

(13)

kehidupan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, masak, menyiram tanaman, dan lain sebagainya.

Sumber daya air bersih dan air minum untuk keperluan kebutuhan hidup sehari-hari secara umumnya harus memenuhi standar bermutunya air secara kuantitas dan kualitas. Selain itu, adanya pengaruh dari perubahan iklim sehingga terjadi pola cuaca seperti halnya terjadinya perubahan ekstrem antara kekeringan dan musim hujan. Pencemaran air juga disebabkan adanya bertambahnya jumlah populasi manusia yang mebutuhkan air sehingga terjadinya kelangkaan air.

Di Indonesia, penataan dan pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang dikenal dengan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih yang dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) yang bergerak di bidang penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat dalam rangka percepatan Penyediaan Air minum dan Target MDG (Millenium Devolepment Goal) 2015.

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) berperan dalam penyedian air bersih sehingga pengelolanya masuk sampai daerah. Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat atau konsumen air bersih dan selalu mengutamakan peningkatan pelayanan yang baik dari segi kualitas maupun produktifitasnya. Tarikan dana dan bengkaknya biaya operasional pengelolaan air bersih sangat berpengaruh terhadap kegiatan Perusahaan Umum Dearah air minum (PERUMDA) Wae Mbeliling . Sebagai perusahaan pengelolaan air bersih milik pemerintah daerah mengalami kesulitan mendanai suku cadang, perbaikan perlengkapan dan pipa yang sudah bocor,

(14)

serta tariff listrik yang meningkat. Kondisi tersebut mempengaruhi pelayanannya kepada masyarakat dan masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat, peneliti menemukan beberapa kendala yang dialami oleh Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Kabupaten Manggarai Barat tersebut.

Saat ini masih menghadapi kendala pengelolaan manajemen,penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling masih kurang efektif sehingga masih banyak pelanggan yang belum mendapatkan air bersih dalam kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga sering terjadi pipa air yang bocor, sehingga sebagian masyarakat pengguna air hasil olahan perusahaan ini merasa terhambat mendapatkan air bersih sebab pipa yang bocor itu umumnya berada di sekitar rumah masyarakat sehinga penyaluran air kepada pelanggan belum merata, terutama pelanggan yang jauh dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan booster pump.

Hingga saat ini,11 reservoir yang ada disekitar Kabupaten Manggarai Barat hanya bisa mendistribusikan atau memasok 40 liter/detik untuk melayani kurang lebih 5.000 pelanggan air. Kebutuhan air bersih dari para pelanggan PERUMDA di Wae Mbeliling saat ini rata-rata 18 sampai 20 meter kubik per bulan per pelanggan. Jumlah pelanggan sambungan rumah tangga yang ada di Kabupaten Manggarai Barat saat ini sebanyak 4.535 pelanggaan, sebelumnya pemakaian air bersih setiap pelanggan 10 sampai 15 meter kubik perbulan. Kondisi dilapangan

(15)

menunjukan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih.

Sebagian besar masyarakat mengeluhkan kelangkaan air bersih yang sudah berlangsung cukup lama. Untuk itu pemerintah daerah perlu proaktif melakukan segala macam cara misalnya mencari sumber yang ada agar kebutuhan dasar rumah tangga segera dipenuhi.

Sebagai Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat merupakan perusahaan yang didirikan untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan dan untuk menegembangkan perekonomian daerah, meningkatkaan pendapatan daerah , serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui system perpipaan dalam rangka utnuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya PERUMDA harus mampu berperan sebagai sarana penyediaan air bersih bagi penduduk atau masyarakat Kabupaten Manggarai Barat . Jika hal ini tidak segera diatasi tentunya menyebabkan permasalahan krisis air yang berkepanjangan yang akan berdamapak pada kesehatan lingkungan di Kabupaten Manggarai Barat. Oleh karna itu, Melalui pemaparan latar belakang masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan, maka judul penelitian ini adalah “Pengelolaan Air Bersih di Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat”.

(16)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan air berish di PERUMDA Wae Mbeliling?

2. Apa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyediaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengelolaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling 2. Untuk menegetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan

pengelolaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

a. Sebagai sumber data dan informasi, hasil dari penelitian ini nantinya dapat dijadikan sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah di Kabupaten Manggarai Barat mengenai manajemen penyediaan air bersih serta dapat menjadi bahan pertimbangan dan pembelajaran terhadap pihak Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih.

(17)

b. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi daerah dan pihak swasta lain yang ingin membuat kualitas pelayanan terkait manajemen penyediaan air bersih dan pemberdayaan masyarakat.

2. Manfaat teoritis

a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang dimiliki oleh Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian;

c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar, maupun pengkajian terkait manajemen penyediaan air bersih.

d. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan referensi tambahan dalam Ilmu Administrasi Publik.

(18)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Teori Pengelolaan

Secara umum pengelolaan sama halnya dengan manajemen yaitu penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan suatu usaha terhadap manusia sehingga dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga mencapai suatu tujuan. aktivitas manajemen dalam sebuah organsasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi tersebut secara efektif dan efisien. Manajemen adalah proses kerja sama antara sesorang atau kelompok tertentu terhadap sumber daya yang lainnya dalam mencapai suatu tujuan organisasi dan sebagai aktivitas dari manajemen. Kemudian dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga lainnya (Syarifudin di Astuti: 2014)

Ada pula pengertian lain manajemen mendefinisikan bahwa seni manajemen meliputi untuk melihat bagian dari totalitas yang terpisah-pisah serta dengan kemampuan yang dapat menciptakan gambaran atau peristiwa tentang suatu visi tersebut (Anton & Maya :2014) .

Kemudian ada yang berpendapat bahwa, manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil yang diinginkan melalui usaha dari kerja kelompok yang terdiri bebagai hal seperti tindakan dari mendayagunakan bakat manusia itu sendiri sehingga sumber daya manusia secara singkat dan dapat

(19)

menyatakan tindakan orang terhadap manajemen merupakan sebagai suatu tindakan melakukan perencanaan dan pengimplementasian.

Manajemen menurut Lilis Sulastri, mengutip dalam bukunya “Manajamen Sebuah Pengantar” (Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik :2016) mendefinisikan bahwa manajemen merupakan seni mengatur sehingga dapat melibatkan suatu proses, cara dan suatu tindakan tertentu, seperti halnya perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengawasan secara efektif dan efisien dengan mencapai suatu tujuan bersama. Manajemen adalah proses kerja sama antara individu dan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Pendapat diatas, disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah proses kerja sama antara dua orang atau lebih dengan tujuan yang sama. Sehingga pengertian manajemen dikemukakan oleh Martayo, menurutnya manajemen merupakan usaha yang dapat menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan pelaksanaan dan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personal atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta dengan pengawasan tersebut.

Setiap ahli memberikan pandangan berbeda tentang batasan manajemen, dikarenakan tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima dan disetujui semua orang. Dengan demikian dari pemikiran semua ahli tentang definisi manajemen kebanyakan mengemukakan bahwa manajemen itu adalah proses tertentu yang bisa menggunakan kemampuan atau keahlian dalam mencapai sesuatu tujuan yang didalamnya pelaksanaanya yang dapat mengikuti alur keilmuan secara fisik ilmiah dan dapat pula menciptakan kekhasan atau gaya

(20)

seorang manajer dalam melakukan mendayahgunakan kemampuan orang lain tersebut. Istilah manajemen ini sudah popular dalam hidup dan kehidupan organisasi.

Dalam arti yang sederhana (manajemen) diartikan sebagai mengatur. Suatu proses mengatur suatu organisasi dalam bentuk untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan dipahami sebagai suatu manajemen (Syafaruddin & Nurmawati:

2011).

Sedangkan menurut Ulber Silalahi (2011) mendefinisikan bahwa manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengatur sumber daya, pengomunikasian, pemimpin, pemotivasian, dan pengendalian pelaksanaan tugas- tugas dan penggunaan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasional secara efektif dan secara efien.

Sementara itu, George R. Terry seperti yang dikutip Syafaruddin (2015) menjelaskan bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya.

Tegasnya dalam menjalankan manajemen harus melibatkan alokasi dan pengawasan uang, sumber daya manusia itu sendiri, dan fisik sehingga dapat mencapai tujuan yang diterapkan. Sebagai ilmu, manajemen mempunyai suatu pendekatan sistematik yang selalu digunakan dalam memecahkan suatu masalah.

Pendekatan manajemen bertujuan untuk menganalisis proses, membuat kerangka konseptual kerja, mengidentifikasi prinsip-prinsip yang mendasar sehingga dapat membangun teori dalam manajemen dengan melakukan pendekatan. Ole karena

(21)

itu, manajemen merupakan suatu proses universal yang dimana berkenan dengan adanya lembaga,berbagai posisi dalamlembaga tersebut, atau sebuah pengalaman pada lingkungan yang beragam luasnya antara dengan persoalan kehidupan.

Berdasarkan suatu penegasan yang tercantum diatas, maka bisa dikatakan bahwa manajemen berisikan unsur; struktur organisasi yang teratur,terarah pada tujuan dan sasaran, dilakukan berdasarkan usaha manusia ,dan mengunakan system dan prosedur. Manajemen merupakan proses dimana pengaturan tersebut dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi berdasarkan kerjasama anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Sehigga manajemen dapat diartikan sebagai perilaku keanggotaan dalam bentuk suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.

Terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu: 1. Manajemen adalah sesuatu dari kemampuan suatu keahlian yang akan menjadi cikal bakal manajemen sebagai profesi. Manajemen adalah suatu ilmu yang menekankan pada perhatian keterampilan dan kemapuan manajerial yang dapat diklarisifikasikan menjadi sebuah kemampuan/ keterampilan teknikal, manusiawi yang dalam bentuk konseptual. 2. Manajemen adalah suatu bentuk proses yaitu dengan melakukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai tujuan aktivitas manajemen. 3. Manajemen adalah seni yang sebagaimana tercermin dari banyaknya perbedaan gaya (style) seorang dalam melakukan atau memberdayakan orang lain sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.

Prinsip suatu manajemen adalah berdasarkan informasi; sehingga banyak aktivitas manajemen yang dapat membutuhkan data dan informasi secara

(22)

cepat,lengkap,dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan didukung oleh informasi yang begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental sehigga diperlukan informasi yang telah di rencanakan sedemkian rupa agar memudahkan seorang manajer dan pengguna menagakses dan mengelola informasi. Kehadiran suatu manajemen dalam organisasi adalah sebagai hal yang untuk melaksanakan pekerjaan agar suatu bentuk tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan tegas tidak ada bentuk rumusan yang dapat sama dan berlaku secara umum untuk fungsi manajemen. Dengan demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktifitas-aktifitas utama yang akan dilakukan para manajer tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Dilakukannya manajemen sebagai pelaksanaan suatu usaha terencana secara baik sistematis dan dapat dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai sebuah tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

Produktivitas merupakan sebuah perbandingan antara hasil yang didapatkan (out put) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas bisa dikatakan secara kuantitas maupun kualitas out put nya berupa jumlah tamatan dan kuantitas input berupa jumlah banyaknya tenaga kerja dan sumber daya selebihnya. Kualitas berpengruh pada kualitas suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan dan dikenakan kepada barang (products) dan jasa (service) tersebut yang berdasarkan pada timbangan suatu objek atas bobot dan kinerja tersebut. Efektifitas sebagai ukuran terhadap keberhasilan suatu tujuan organisasi. Etzioni mengemukakan bahwa keefektifan merupakan hal derajat sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sedangakan menurut Sergiovani yaitu

(23)

kesesuaian hasil yang akan dicapai oleh organisasi dengan mencapai tujuan.

Efektifitas berkaitan dengan institusi pendidikan yang terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya , siswa, kuirkulum, sarana prasarana, pengeloaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya yang menghasilkan sesuatu yang nyata dan merujuk kepada hasil yang diperoleh bahkan menunjukan kedekatan atau kemiripan antara hasil yang nayata dengan sesuatu yang diharapkan. Efisiensi adalah sesuatu yang berkaitan dengan cara membuat sesuatu dengan benar. (doing thing right) sementara efektifitas merupakan hal yang menyangkut tujuan (doing the right thing) atau efektifitas sebagai perbandingan antara rencana dengan tujuan yang harus dicapai,efesiensi lebih ditekankan kepada perbandingan antara input sumber daya manusia dengan out put. Sehingga suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal dengan menggunakan atau pemakaian sumber daya yang minimal.

Efisiensi pendidikan merupakan sebagaimana tujuan itu tercapai dengan memiliki tingkat efisien waktu, biaya, tenaga dan praarana.

Kesimpulannya adalah dengan mencapai suatu tujuan bersama, kehadiran suatu manajemen pada sebuah organisasi dan lembaga merupakan sesuatu yang sangat penting,dikarenakan akan dilakukannya manajemen agar pelaksanaan suatu usaha kerja dapat terencana secara baik sistematis dan dapat di evaluasi secara baik,akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif,berkualitas dan efisiensi.

(24)

2. Unsur-Unsur Manajemen

Untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncakana dan ditetapkan, seorang manajer sangat membutuhkan sarana manajemen yang disebut dalam bentuk unsur manajemen. Menurut pendapat Manullang (2008) mengemukakan bahwa dikutip dari Mastini tentang unsur manajemen tersebut, terdiri atas manusia, material, mesin,metode, money dan markets, setiap didalam unsur-unsur tersebut memiliki penjelelasan dan peranan bagi suatu manajemen agar dapat mengetahui bahwa bentuk manajemen itu memiliki unsur-unsur yang perlu di manfaatkan oleh manajemen tersebut.

a) Manusia (Man)

Sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau manusianya. Berbagai kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang dapat ditinjau dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, dan pengawasan atau dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti penjualan, produksi, keuangan dan personalia. Man atau manusia ataupun juga sering diistilahkan dengan sumber daya manusia dalam dunia manajemen merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan. Manusia yang merancang tujuan, menetapkan tujuan dan manusia jugalah yang nantinya akan menjalankan proses dalam mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut. Sudah jelas, tanpa adanya manusia maka tidak akan pernah ada proses kerja karena manusia pada dasarnya adalah mahluk kerja.

(25)

b) Material (Material).

Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan matrial atau bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagaialat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan.

c) Mesin (Machine)

Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan, sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia.

d) Metode (Method).

Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara menjalankan pekerjaan tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.

e) Uang (Money).

Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedimikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran proses manajemen sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaankeuangan.

f) Pasar (Markets).

Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana manajemens penting lainnya seperti pasar-pasar atau market. Untukmengetahui bahwa pasar bagi hasil produksi.jelas tujuan perusahaan industri tidak mustahil semua itu dapat diurai sebagian dari masalah utama dalam perusahaan industri adalah minimal mempertahankan pasar yang sudah ada. Jika mungkin, mencari pasar baru untuk

(26)

hasil produksinya. Oleh karena itu. market merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya. baik bagi perusahaan industri maupun bagi semua badan yang bertujuan untuk mencari laba (Agustina: 2007).

Dari unsur-unsur manajemen di atas dapat dijelasakan, bahwa manusia adalah unsur dan sarana utama sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai pekerjaan yang dilakukan dalam mencapai sebuah tujuan seperti dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan ,dan pengawasan yang hanya didapatkan dan dilakukan oleh manusia atau sering diistilakan dengan sumber daya manusia itu sendri sehingga dialam dunia ini manajemen merpakan kergiatan yang sangat penting keberadaanya dan dapat menentukan.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sifat dasar manajemen adalah sangat beragam, karena mencakup banyak dimensi aktivitas dan lembaga. Manajemen berhubungan dengan semua aktivitas organisasi dan dilaksanakan pada semua level organisasi. Karena itu manajemen bukan merupakan sesuatu yang terpisah atau pengurangan fungsi suatu organisasi tidak hanya memiliki mengelola satu bidang tetapi juga sangat luas sebagai contoh: bidang produksi, pemasaran, keuangan atau personil. Dalam hal ini manajemen suatu proses umum terhadap semua fungsi lain yang dilaksanakan dalam organisasi. Tegasnya manajemen adalah suatu perpaduan aktivitas.

Aktivitas manajemen adalah sesuatu yang mencakup spektrum yang sangat luas jangkauannya,dikarenakan itu dimulai dari bagaimana cara menetukan arah sebuah organisasi dimasa akan datang, sampai mengawasi kegiatan untuk

(27)

mencapai tujuan. Maka dalam rangka menciptakan tujuan sebuah organisasi perlu secara efektif dan efesien. manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi (Syarifudin: 2016), adapun fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah sesuatu kegiatan yang penting yang perlu dibuat untuk setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sehingga sering kali suatu pelaksanaan kegiatan akan mengalami pengaruh kesulitan dalam mencapai sebuah tujuan tanpa adanya suatu perencanaan. Kesulitan yang terjadi dapat berupa penyimpangan suatu arah dari pada tujuan tersebut, sehingga ada pemborosan modal yang mengakibatkan gagalnya semua kegaiatan dalam mencapai suatu tujuan.

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dari penentuan secara matang dan cerdas tentang apa yang akan dikerjakan dimasa yang dating untuk mencapai tujuan.

Menurut Aderson yang dikutip oleh Marno, mengemukakan bahwa perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan yang datang dimasa yang akan dating. Teori ini mengisyaratkan bahwa bagian pembuatan keputusan merupakan bagian dari perencanaan, sehingga proses perencanaan bisa terpikir setelah tujuan dan keputusan diambil.

Perencanaan selalu terkait dengan masa depan, dan masa depan selalu tidak pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa suatu perencanan, sekolah ataupun lemaga pendidikan akan merasa kehilangan kesempatan dan tidak

(28)

dapat menjawab suatu pertanyaaan tentang apa yang harusnya dicapai,dan bagaimana mencapainya tersebut. Oleh karena itu perencanaan harus dibuat sehingga semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang akan dicapai.

Perencanaan dibuat harus mencakup beberapa sumber antara lain yaitu:

a) Kebijaksanaan puncak pimpinan (policy top management), bahwa suatu perencanaan sering kali berawal dari bagian-bagian ataupun orang-orang yang punya kewenangan dan hak untuk membuat dari berbagai kebijakan, sehingga merekalah pemegang kebijakan.

b) Hasil dari pengawasan, merupakan suatu proses perencanaa yang akan dibuat atas dasar fakta fakta sehingga data-data dari pada hasil dari pengawasan suatu kegiatan kerja, namun dengan demikian dirancang sebuah perencanaan untuk memperbaiki maupun penyesuaian sehingga ada perombakan secara keseluruhan dari pada suatu perencanaan yang telah dilaksanakan.

c) Kebutuhan dimasa depan merupakan suatu proses dari perencanaan yang sengaja dibuat untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dan untuk mencegah terjadinya hambatan-hambatan dari rintangan-rintangan sehingga dapat mengatasi persoalan-persoalan yang nantinya akan timbul.

d) Penemuan-penemuan baru, merupakan proses perencanaan yang dibuat berdasarkan studi faktual ataupun yang akan terus menerus maka akan menciptakan ide-ide atau pendapat baru terhadap untuk suatu kegiatan kerja.

e) Prakarsa dari dalam, merupakan suatu proses planning yang akan dibuat berdasarkan akibat inisiatif dan usul-usul dari bawahan dari suatu kegiatan bekerja sama, sehingga untuk mencapai tujuan.

(29)

f) Prakarsa dari luar, merupakan proses rencana yang dirancang dari saran-saran atau kritik-kritik dari orang-orang diluar pada organisasi.

Perencanaan yaitu sesuatu tindakan awal dalam sebuah aktivitas manajerial kepada setiap organisasi tersebut. Kemudian perencanaan akan menentukan sebuah perbedaan kinerja suatu organisasi dan organisasi lain sehinggga dalam pelaksanaannya dapat terencana untuk mencapai tujuan. Mondy

& Premeaux seperti yang dikutip Syafaruddin menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yangseharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti sebuah perencanaan akan dipilih berdasarkan dengan apa yang akan dicapai dengan membuat perencanaan dan tata cara melakukan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan manajer di setiap level manajemen. Pendapat diatas tersebut menyimpulkan bahwa ada tiga unsur pokok dalam suatu kegiatan perencanaan antara lain : 1) pengumpulan data, 2) analisis fakta dan, 3) penyusunan rencana yang kongkrit. Didalam proses perencanaan ada tujuan khusus yang hendak dicapai. Tujuan tersebut secara khususnya dapat dituliskan dan dapat diperoleh dari semua anggota organisasi . Dan perencanaan mencakup tahun tertentu.

Merencanakan merupakan proses membuat suatu target-target yang perlu dicapai dan diraih dimasa akan datang. Sehingga dalam organisasi tersebut sesuatu dapat merencanakan suatu proses yang dimana pemikiran dan mentepakan secara matang arah, sehingga tujuan dan tindakan dapat mengkaji berbagai sumber daya seperti metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada hakikatnya proses membuat keputusan dengan arah yang akan dicapai, tindakan yang di

(30)

ambil, sumber daya yang diolah dan teknik suatu metode yang terpilih itu yang akan di kerjakan. Rencana untuk mengarahkan tujuan organisasi dapat menetapkan prosedur yang baik untuk mencapai yang dituju. Prosedur seperti itu akan dapat berupa sesuatu yang mengatur sumber daya dan penetapan tenik suatu metode. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan, kemunculan suatu rencana penting bagi sebuah oraganisasi dikarenakan adanya rencana yang berfungsi untuk:

a. Menjelaskan sesuatu terhadap perencanaan dan merinci tujuan yang akan dicapai.

b. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatankegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Organisasi membutuhkan standar sumber daya terbaik dan mendayagunakannya sesuai fungsi pokok yang akan di tetapkan.

d. Menjadi pengarah anggota organisasi dalam mengerjakan aktivitas yang konsisten terhadap prosedur dan tujuan.

e. Memberikan batas kewenangan dan tanggungjawab bagi seluruh pelaksana.

f. Memonitor dan mengukur sesuatu keberhasilan secara intensif sehingga dapat menemukan, menentukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

g. Memungkinkan terjadinya sesuatu persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal.

h. Menghindari terjadinya pemborosan.

Perencanaan dapat menciptakan usaha-usaha koordinatif. Sehingga dapat memberikan arah yang baik kepada para manajer dan pegawai tentang apa yang

(31)

akan dilakukan. Bila setiap individu mengetahui keadaan dimana organisasi berada dan apa yang diharapkan dapat memberikan kontribusi penuh tehadap sesuatu untuk mencapai satu tujuan, maka akan meningkanyat koordinasi, kerjasama dan tim kerja. Bila perencanaan kurang diperhatikan dan tidak dikedepankan, maka sesuatu akan terjadi pada tindakan sembarangan/tidak menentu dalam sebuah organisasi.

Konsep tentang sistem dalam perencanaan memerlukan pandangan organisasi sebagai suatu integrasi dari berbagai macam sub sistem pembuatan keputusan. Perencanaan adalah suatu kegiatan integratif yang berusaha memaksimalkan keefektifan seluruhnya dari pada suatu organisasi sebagai suatu sistem sesuai tujuan organisasi. Pada pokok perencanaan merupakan proses suatu manajemen untuk menentukan dan memutuskan apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya? Menseleksi tujuan dan sehingga membangun kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan.

Perencanaan merupakan banyaknya proses pemikiran dan adanya penentuan secara matang tentang bagian-bagian yang akan dikerjakan dan diproses dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yangharus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut dikerjakan.

(32)

2. Sumber-sumber Perencanaan dibuat berdasarkan hasil dari beberapa sumber antara lain:

a. Kebijakan puncak pimpinan (policy of management), diakatakan bahwa perencanaan itu sering kali berasal dari bagian-bagian ataupun orang-orang yang berhak dan mempunyai kewenangan untuk membuat berbagai sesuatu kebijakan, dikarenakan merekalah para penguasa kebijakan.

b. Hasil pengawasan, yaitu suatu proses perencanaan yang akan dibuat atas dasar fakta-fakta ataupun data-data dari hasil pengawasan suatu kegiatan kerja, sehingga dengan demikian dibuatkan suatu proses perencanaan perbaikan dan penyesuaian terhadap perombakan secara menyeluruh dari rencana yang telah dilaksanakan.

c. Kebutuhan masa depan, merupakan suatu proses perencanaan yang sengaja dibuatkan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik atau untuk mencegah terjadinya hambatan-hambatan dan rintangan-rintangan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang akan terjadi.

d. Penemuan-penemuan baru, merupakan suatu proses perencanaan yang akan dibuat berdasarkan studi faktual maupun yang terus menerus terjadi maka akan menemukan ide-ide sebagai pendapat baru, ataupun prakarsa baru untuk suatu kegiatan kerja tertentu.

e. Prakarsa dari dalam, merupakan suatu planning yang dibuat terkait dari inisiatif atau usul-usul atau saran-saran dari bawahan (pegawai atau anggota) dari suatu proses kegiatan kerja sama, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(33)

f. Prakarsa dari luar, merupakan suatu proses perencanaan yang dibuat akibat dari saran-saran maupun kritik-kritik dari orang-orang di luar organisasi maupun dari masyarakat umum.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber perencanaan merupakan hasil yang dibuat atas dasar fakta-fakta dan data-data dari hasil pengawasan suatu proses kegiatan kerja, yang sengaja dilakukan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik sehingga dapat mencegah hambatan- hambatan dari rintangan-rintangan agar terjadi persoalan-persoalan yang akan timbulkan.

b. Pengorganisasian

Penempatan dari fungsi pengorganisasian dari fungsi suatu perencanaan sehingga terjadi hal yang logis itu dikarenakan tindakan pengorganisasian yang menjenbatani suatu kegiatan perencanaan dengan pelaksanaanya. Proes rencana yang sudah tersusun secara sistematis dan dapat ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan, sehigga tidak dengan sendirinya dari proses pendekatan organisasi yang pada tujannya hendak dicapainya. Ia membutuhkan aturan-aturan yang saja hanya menyangkut suatu wadah yang dimana kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan, namun suatu aturan harus di taati dan pahami oleh setiap orang dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, tanpa suatu pengorganisasian memungkinkan suatu perencanaan dapai dicapai dengan tujan tertentu,dan juga tanpa suatu pengorganisasian para pelaku pelaksana tidak berhak memliki pedoman yang jelas dan tegas dikarenakan terjadinya pemborosan yang akan

(34)

melukai pelaksanaan suatu rencana yang berakibat adalah suatu kegagalan dalam mencapai tujuan.

Setelah mendapat kepastian dari suatu tujuan, sumber daya dan teknik/metode yang akan digunakan dalam mencapai suatu tujuan tersebut, sehingga manajer melakukan upaya pengorganisasian agar suatu proses rencana tersebut bisa dikerjakan oleh ahlinya secara sukses.

1. Pengertian Pengorganisasian

Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulbert Silalahi mengemukakan bahwa pembagian dari pekerjaan yang telah direncanakan dapat diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan dari suatu pekerjaan diantara mereka maupun pemberian lingkungan pekerjaan yang seharusnya..

Pengorganisasian adalah suatu fungsi manajemen yang perlu mendapat suatu perhatian dari kepala sekolah, fungsi tersebut dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi sekolah,uraian setiap tugas bidang, berwenang dan bertanggung jawab sehingga lebih jelas, maupun penentuan dari sumber daya manusia dan materil yang dibutuhkan. Menurut Robbins, mengatakan bahwa kegiatan yang harus dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1) menetapkan tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang akan mengerjakan; (3) bagaimana tugas itu dikelompokkan; (4) siapa yang akan melapor; (5) di mana sebuah keputusan itu harus diambil.

Dengan demikian, pengorganisasian merupakan suatu fungsi administrasi yang dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan menyusun struktur dan

(35)

membentuk hubungan-hubungan agar dapat diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai sebuah tujuan bersama. Pengorganisasian yang baik dapat memungkinkan semua bagian harus bekerja dalam keselarasan, dan akan menjadi bagian dalam keseluruhan yang tak terpisahkan.

Unsur pemersatu yang pertama adalah tujuan yang hendak dicapai, kedua adalah yang mempersatukan kewenangan, yaitu hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu atas dasar kedudukan yang ditempati seseorang, ketiga adalah pengetahuan yang dianggap sebagai pemersatu karena ia adalah dasar bagi pengertian dan kesesuaian paham diantara para anggota organisasi dan menjadi pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka.

Mengorganisasikan merupakan proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya disemua anggota organisasi dalam mencapai sebuah tujuan organisasi. Stoner, mengemukakan pendapatnya bahwa mengorganisasikan merupakan proses dari mempekerjakan dua orang atau lebih untuk saling bekerja sama dengan cara terstruktur agar mencapai sasaran.

Mengorganisasikan berarti; (1) memastikan sumber daya dan kegiatan yang akan dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan organisasi, (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisikan orang yang mampu mengarahkan organisasi pada tujuan , (3) menugaskan individu atau kelompok orang dalam suatu pertanggung jawaban atas tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan wewenang kepada orang-orang sehingga dapat berhubungan dengan kelusan

(36)

dalam melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.

Mengorganisasikan sesuatu sangat penting dalam proses manajemen itu karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang professional, organisasi dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam mengorganisasikan seorang manajer jelas memerlukan kemampuan memahami sifat pekerjaan (job specification) dan kualifikasi orang yang harus mengisi jabatan. Dengan demikian kemampuan menyusun personalia adalah menjadi bagian pengorganisasian. Secara umum organisasi yang terdapat pada suatu lembaga pendidikan adalah meliputi kepala, wakil kepala, bendahara, sekretaris dan bagian-bagian lain sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing- masing.

2. Unsur-unsur Organisasi

Menurut Kontz sebagaimana dikutif oleh Triyo, mengemukakan bahwa organisasi itu merupakan pembinaan suatu hubungan, wewenang, dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktur, baik secara vertikal maupun secara horizontal diantara posisi-posisi yang sudah diberikan tugas-tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur organisasi tersebut meliputi:

a) Manusia, unsur yang bekerjasama; ada pimpinan dan ada yang dipimpin

(37)

b) Sasaran, yakni tujuan yang hendak dicapai

c) Tempat, kedudukan dimana manusia memainkan peran, wewenang dan tugasnya

d) Pekerjaan dan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya

e) Teknologi, yaitu yang berupa hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga terciptanya sebuah organisasi

f) Lingkungan, yakni adanya lingkungan yang saling mempengaruhi.

3. Prinsip-prinsip Pengorganisasian

Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah kepastian-kepastian yang menjadikan pegangan atau suatu pedoman dalam melakukan tugasnya dalam pengorganisasian. Hal ini perlu dilakukan perubahan agar kesalahan-kesalahan dapat diminimalisasi dan juga agar kesalahan yang dilakukan pada masanya tidak terulang kembali lagi.

Menurut pendapat Siagian yang dikutip oleh Marno, ia menyatakan bahwa ada lima belas prinsip-prinsip organisasi, yakni; 1) kejelasan tujuan yang ingin dicapai, 2) pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi, 3) penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi, 4) adanya kesatuan arah, 5) kesatuan perintah, 6) adanya fungsionalisasi, 7) delenisasi berbagai tugas, 8) keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab, 9) adanya pembagian tugas, 10) kesederhanaan struktur, 11) adanya pola dasar organisasi yang relatif permanen, 12) adanya pola pendelegasian wewenang, 13) rentang pengawasan, 14) jaminan pekerjaan, 15) keseimbangan antara jasa dan imbalan.

(38)

Kesimpulannya bahwa organisasi merupakan sarana bagi kerja sama yang efektif dan efisien. Hubungan suatu proses keorganisasian akan berlangsung dengan baik jika berdasarkan atas prinsip scalar, prinsip delegasi, prinsip kemutlakan tanggungjawab, prinsip kesatuan perintah, dan juga prinsip tingkatan otoritas.

c. Penggerakan

Penggerakan pada umumnya merupakan fungsi suatu manajemen yang komplek dan ruang lingkupnya yang luas sehingga berhubungan erat dengan sumber daya manusia. Pada dasarnya penggerakan merupakan suatu fungsi terpenting dalam manajemen. Pelaksanaan penggerakan sangat penting dilakukan atas dasar pada alasan bahwa, usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat sensitif tapi tidak akan ada out put kongkrit yang dihasilkan tanpa adanya pengaruh implementasi aktivitas yang diarahkan dan diorganisasikan dalam suatu usaha yang menimbulkan tindakan. Sehingga ahli banyak yang berpendapat bahwa penggerakan merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen.

1. Pengertian Penggerakan

Penggerakan atau actuating merupakan hubungan yang erat diantara aspek-aspek individual yang menimbulkan dari adanya suatu pengaturan terhadap bawahan untuk dimengerti bahwa itu dari kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan yang nyata.

Pengertian di atas memberikan kejelasan bahwa penggerakan adalah kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan dapat bekerja dalam upaya

(39)

mencapai tujuan. Pada pengertian di atas terdapat penekanan tentang keharusan cara yang tepat digunakan untuk menggerakan, yaitu dengan cara memotivasi atau memberi motif-motif bekerja kepada bawahannya agar mau dan senang melakukan segala aktivitas dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Lebih lanjut Siagian mengemukakan bahwa alasan pentingnya pelaksanaan fungsi penggerakan dengan cara memotivasi bawahan dalam bekerja adalah :

a. Motivating secara implisit berarti pemimpin organisasi berada di tengah- tengah bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, dukungan, intruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.

b. Secara implisit pula, dalam motivating merangkum adanya kegiatan untuk mengsingkronisasikan tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan pribadi dari para anggota organisasi.

c. Secara eksplisit dalam pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan adanya beberapa perangsang atau insentif. Motivasi sebagai bagian penting dari fungsi penggerakan, karena motivasi merupakan keinginan yang terjadi pada seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan.

2. Pengawasan

Setiap organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasinya memerlukan manajemen. Di saat memfungsikan manajemen dilakukan proses pengawasan, atau suatu kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui sebuah pengawasan yang

(40)

dinamakan sebagai proses manajemen. Perjalanan mengarahkan tujuan dimonitor, diawasi dan dinilai melenceng atau keluar jalur. Harus diilakukannya upaya mengembalikan suatu arah semula. Hasil evaluasi dapat dijadikan informasi yang akan menjamin aktivitas yang menyimpang dan tidak terulang kembali.

Pengawasan adalah unsur suatu manajemen untuk melihat segala kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang digariskan dan disamping itu merupakan hal yang terpenting dalam menentukan rencana kerja yang akan datang. Dengan demikian, pengawasan merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap pelaksana terutama yang memegang jabatan pimpinan. Pimpinan tanpa pengawasan tidak dapat melihat adanya penyimpangan suatu proses penyimpangan yang terjadi didalam rencana kerja tersebut.

2. Pengertian pengawasan

Secara etimologis, “controlling” diterjemahkan dengan “pengendalian”.

Geprge R. Terry merumuskan pengawasan (controlling) sebagai suatu usaha meneliti untuk kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Berorientasi pada objek pengawasan yang tertuju sebagai alat untuk menyuruh orang-orang dapat bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.

Pengawasan atau pengendalian adalah perbaikan dari suatu pengukuran terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar perencanaan yang telah dibuat untuk mencapai sebuah tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik. Uraian tersebut dapat mengambarkan suatu pengawasan yang dirumuskan sebagai proses penentuan tentang hal yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang

(41)

dilakukan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan perbaikan- perbaikan, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas, menurut pendapat Marno dan Triyo, ada beberapa unsur yang perlu diketahui dalam proses pengawasan ini antara lain:

a. Adanya suatu proses dalam menetapkan pekerjaan yang telah dan akan dikerjakan.

b. Merupakan alat untuk menyuruh orang bekerja menuju sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

c. Memonitor, menilai, dan mengoreksi pelaksanaan pekerjaan.

d. Menghindarkan dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan atau penyalahgunaan.

e. Mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja.

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Pengawasan dari proses tersebut dapat melibatkan beberapa kriteria-kriteria yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

Dengan demikian, dapat dilakukan pengawasan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan berdasarkan suatu perencanaan yang telah disusun. Seorang manajer dapat melakukan fungsi pengawasan dengan baik, jika mengetahui secara jelas proses pengawasan tersebut secara jelas.

(42)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dapat dirumuskan suatu pegawasan sebagai proses pengarahan tentang sesuatu yang ingin dicapai, yaitu standar apa yang sedang ingin dilakukan seperti; pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana memerlukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

2. Konsep Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan dalam UU Aturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang menekankan bahwa penyelenggaraan dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas air minum, akses terhadap pelayanan air minum dan terpenuhinya kebutuhan pokok air.

a. Penyeiaan Air Bersih

Penyediaan air (water supply) menurut linsley et al dikutip dari Mukmin dan Arwin ( 2006) adalah penyediaan air yang mampu menyediakan air minum (Qtotahle water) dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan pemukiman. Dari pengertian ini bahwa penyediaan air merupakan upaya memindahkan air dari sumber air sampai ke tempat yang membutuhkan air baik untuk keperluan rumah tangga maupun bukan rumah tangga.

Penyediaan air di Indonesia sebagaimana pengertian diatas merupakan penyediaan air baku (rav water) yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan baku sebelum pemakaian untuk kepentingan rumah tangga, sarana prasarana sosial, pengendalian polusi, industri, infrastruktur pemerintah dan swasta, pertanian dan sebagainya. Penyediaan air baku untuk Pemsahaan Daerah Air

(43)

Minum secara operasional dapat diperoleh dari sumur, sungai, danau, mata air maupun sumber air lainnya (Agung, 2009).

Penyediaan sarana air bersih banyak tidak ber fungsi dan sebagian besar mengalami kegagalan telah dilakukan survai oleh Nyong dan Kanaroglou di kutip dari Syahrani, dkk (2004) di negara berkembang Nigeria bahwa 25 % proyek air pedesaan yang dibangun tidak berfungsi dan mengalami kegagalan karena tidak memperhatikan aspek sosial demografi dan budaya masyarakat setmpat.

b. Pemakaian Air

Mays dan Tung di kutip dari Syahrani dkk (2004) mengelompokkan pemakaian air (water use) menjadi du4 yaitu penggunaan konsurnsi (consumptive use) dan penggunaan bukan konsumsi (non contive use). Penggrrn aan konsumsi meliputi kebutuhan air unhrk pemakai pemukiman kota, pertanian, industri dan pertambangan. Sedangkan air bukan konsumsi berupa penggunaan air secara langsung pada badan sungai (instream) untuk penggunaan lainnya seperti tenaga air (hydropower), transportasi dan rekreasi. Kemudian dijelaskan bahwa penggunaan air (water nse) adalah jumlah air yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, sedangkan kebutuhan air (water demand) adalah pengaturan jumlah air yang digunakan konsumen persatuan waktu pada tingkat harga air tertentu.

Ghee (l99l) mengelompokkan kebutuhan air suatu pemukiman meliputi air untuk rumah tangga (damestic), air untuk perdagangan dan industry (comnrercial and industrial), air untuk penggunaan umum (public use), kehilangan air pada jaringan pipa dan penggelontoran (loss and waste).

(44)

B. Kerangka Pikir

Menyadari akan pentingnya air bersih bagi keberlansungan kehidupan manusia baik di perkotaan maupun di pedesaan, maka menjadi urgen untuk mengelola air bersih terutama pengelolaan air bersih di Kabupaten Manggarai Barat. Dimana menurut observasi yang peneliti lakukan, pengelolaan air bersih di Manggarai Barat masih belum optimal. Masih belum teraturnya waktu penyaluran air ke masyarakat, tidak lancanya aliran air, banyaknya pipa yang bocor, dan sebagainya.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Perusahaan Daerah Umum Air Minum sebagai lembaga yang mengurus penyaluran air bersih di Kabupaten Manggarai Barat belum terlalu serius dalam mengelola air bersih.

Maka melalui penelitian ini, akan peneliti akan mendeskripsikan bagaimana Pengloaan Air Bersih di Perusahan Umum Daerah Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat dengan pendekatan teori dari George R. Terry (2011).

Efektifitas pengelolaan Air Bersih Pengelolaan Air Bersih di Perushan

Umum Daerah Air Minum Wae Mbeliling

Teory George R. Terry Indikator:

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengarahan 4. Pengawasan

Faktor Penghambat 1. Terbatasnya kapasitas

kemampuan masyarakat pengguna air bersih 2. Rendahnya kapasitas

perokonomian 3. anggaran Faktor Pendukung

1. SDM

pengelolaan air bersih

2. Sarana prasarana 3. kelembagaan

(45)

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir C. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah pengelolaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat dan faktor penghambatnya.

D. Deskripsi Fokus

1. Pengelolaan yang dimaksud adalah penyediaan air bersih di Kabupaten Manggarai Barat.

2. Air bersih yang dimaksud adalah air yang dikelola oleh PERUMDA Wae Mbeliling dan didistribusikan ke pada Masyarakat Manggarai Barat.

3. Perencanaan adalah perencanaan penyediaan air bersih

4. Pengorganisasian adalah pengorganisasian seluruh elemen yang terkait penyediaan air bersih di Wae Mbeliling

5. Pengarahan adalah pengarahan seluruh unsur yang terkait dengan penyediaan air bersih.

6. Pengawasan adalah pengewasan terhadap penyediaan air bersih di Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat.

(46)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2 (dua) bulan dan dimulai Tanggal 9 september 2019 s/d 9 januari 2020. Lokasi penelitian berada di kantor Perusahan Daerah Umum Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling karena peneliti melihat dengan beberapa pertimbangan: (1) PERUMDA Wae Mbeliling merupakan perusahan daerah yang bertanggung jawab di bidang pendistribusian air bersih di wilayah kabupaten Manggarai Barat, (2) Pada PERUMDA tersebut terdapat masalah yang ingin diteliti yaitu adanya kekurangan air bersih di Manggarai Barat, (3) Adanya pemberitaan di sosial media yang memuat bahwa telah terjadi kekurangan air bersih di Manggarai Barat.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan alasan karena penelitian ini didasarkan pada data yang dihasilkan dari observasi, wawancara dengan informan, catatan dilapangan, dan dokumen resmi. Yang menjadi tujuan penelitian kualitatif adalah menggambarkan realita empiric dibalik fenomena secara terperinci, mendalam, dan tuntas tentang penyediaan air bersih di Manggarai Barat.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Alasan peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena peneliti

(47)

berusaha mengungkapkan suatu fakta atau realitas penerapan penyediaan air besih di Kabupaten Manggarai Barat dengan memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan atau permasalahan yang dihadapi.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu:

1. Data primer, yang diperoleh secara langsung dari informan yang bersangkutan dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan penyediaan air bersih di Kabupaten Manggarai Barat.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya seperti pihak ke dua, ketiga dan seterusnya.

Misalnya data dari sebuah instansi ataupun organisasi yang bersangkutan, atau perorangan dari pihak yang telah mengumpulkan dan mengalihnya, berupa data dokumentasi, data wawancara dengan masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain yang relevan dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informan secara tertulis ataupun gambar-gambar dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian.

D. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian berjumlah ada dua, yaitu sebagai informan kunci (key informan) dan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informan pada penelitian ini adalah yang mengetahui permasalahan tentang air bersih .

Adapun informan penelitian ini adalah:

(48)

Tabel 3.1 Informan Peneltian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan:

(1) Observasi ; (2) wawancara; (3) Studi dokumentasi; dan (4) Media review.

1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda.

Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap pelayanan penyediaan air bersih di Kabupaten Manggarai Barat. Sehingga diperlukan gambaran yang nyata terhadap sesuatu peristiwa ataupun kejadian untuk menjawab sesuatu pertanyaan dari penelitian yang akan diteliti.

NO NAMA INISIAL JABATAN JUMLAH

1 Aurelius Hubertus Endo, ST AH Direktur

PERUMDA 1

2 Maria B. Novisatri S.Si MN Kasubag

perencanaan 1

3 Stefanus Tatu ST

Kasubag perawatan

meter

1

4 Leo Mardus LN Bagian

kepegawaian 1

5 Bertus BS Kabag

Teknik 1

(49)

2. Wawancara

Dilakukan guna memperoleh data primer tentang penyediaan air bersih.

Sehingga peneliti melakukan wawancara Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan percakapan atau tanya jawab secara mendalam dan terbuka dengan informan.

3. Studi dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa penyediaan air bersih.

4. Media review

Melakukan review terhadap pemberitaan, baik cetak maupun on-line yang berkaitan dengan kondisi yang terjadi di Manggarai Barat terkait permasalahan penyediaan air bersih.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu: (1) Reduksi data (data reduction), dengan merangkum, penyajian data dengan bagan dan teks, kemudian penarikan kesimpulan, fokus terhadap hal-hal yang dianggap penting, mencari tema dan temukan pola dari data tersebut; (2) Penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori yang baik dan sebagainya; dan (3) Penarikan kesimpulan

(50)

(verification), penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari data.

Gambar 3.1:

Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20) G. Keabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan: (1) Perpanjangan pengamatan; (2) Peningkatan ketekunan peneliti; dan (3)Triangulasi 1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, mewawancara kembali sumber data,baik yang sudah pernah ditemui ataupun yang baru ditemui.

Hal ini dilakukan guna menguatkan hubungan peneliti dengan narasumber agar terbangun kondisi yang akrab, terbuka, dan saling memercayai, sehingga dapat menggali dan mendapatkan informasi yang tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan lebih sistematis dan cermat dan berkesinambungan, sehingga. Kepastian suatu data dan urutan suatu peristiwa akan mudah dapat direkam secara baik dan sistematis.

Data Reduction

Data Display Display Conclusions:

Drawing/Verifying Data Collection

Collection

(51)

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Tringulasi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

1) Triangulasi sumber, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data pada sumber yang sama dengan tujuan teknik yang berbeda; dan

3) Tringulasi waktu, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan dengan wawancara, observasi, dan teknik lain dengan waktu dan situasi berbeda.

(52)

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskrpsi Lokasi Penelitian

Dalam bab ini akan dijabarkan prihal hasil penelitian dan pembahasan dari data-data yang terkait fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data. Sebelum menjabarkan atau mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan tentang gambaran umum Kabupaten Manggarai Barat dan Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat sebagai lokasi atau tempat penelitian.

1. Profil Kabupaten Manggarai Barat a. Sejarah

Kabupaten Manggarai Barat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2003. Wilayahnya meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, diantaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau Bidadari dan Pulau Longos. Luas wilayah dari Kabupaten Manggarai Barat ialah 9.450 km², terdiri dari wilayah daratan seluas 2.947,50 km² dan wilayah lautan 7.052,97 km².

Gambar

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir  C.  Fokus Penelitian
Tabel  3.1   Informan Peneltian
Tabel 1.1 Dewan Pengawas    -  Ketua  :

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kabupaten Ponorogo Sebagai upaya dalam membangun kepercayaan pelanggan, maka pelaku usaha baik dalam

Similarly, we also find that across the time periods, on an average 69.49%, 89.05% and 27.22% of firms in Chemical & Allied Products, Electronics & other Electrical Equipment and