• Tidak ada hasil yang ditemukan

bertambah dan usaha tanaman hortikultura

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "bertambah dan usaha tanaman hortikultura"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pendahuluan

Kabupaten kerinci dengan lahan pertanian yang subur merupakan salah satu daerah penyangga pangan dan merupakan lumbung padi bagi daerah lain di Provinsi Jambi dan sekitarnya. Tanaman padi, hortikultura, dan palawija menjadi andalan utama dalam kegiatan pertanian di Kabupaten Kerinci.1

Tanaman cassiavera (kulit manis) merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi andalan di Kabupaten Kerinci, namun pada tahun 2009 tanaman casiavera sudah mulai ditinggalkan dan masyarakat beralih dengan tanaman hortikultura, hal ini disebabkan faktor masa panen tanaman cassiavera yang terlalu lama, serta sering merosotnya harga tanaman cassiavera di pasaran.

Kecamatan Gunung Raya memiliki 1.946 rumah tangga usaha hortikultura, dengan rincian tanaman hortikultura pada sektor sayuran sebanyak 1.927 rumah tangga usaha, sektor buah-buahan sebanyak 54 rumah tangga usaha, dan sisanya 4 rumah tangga usaha pada sektor obat-obatan (1 rumah tangga usaha hortikultura dapat mengusahakan lebih dari 1 kelompok tanaman hortikultura).2

Salah satu wilayah di Kecamatan Gunung Raya dimana masyarakat petaninya yang mulai beralih dari tanaman cassiavera ke tanaman hortikultura adalah Desa Lolo Gedang. Dengan beralihnya pemamfaatan lahan dengan menanam tanaman hortikultura sebagai sarana pendapatan oleh masyarakat di wilayah tersebut, telah dapat memberikan konstribusi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, karena telah memberi keuntungan bagi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Hal tersebut terlihat dari kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan berbagai kebutuhan lainnya. Selain itu hasil dari usaha yang dijalankan oleh petani, juga telah dapat membiayai pendidikan anak sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Minat masyarakat terhadap tanaman hortikultura dari usaha tanaman cassiavera dari tahun ke tahun semakin

1 BPS Kabupaten Kerinci.Statistik Daerah Kabupaten Kerinci. (Kerinci : BPS Kabupaten Kerinci. 2014)

2 Ibid

bertambah dan usaha tanaman hortikultura yang dijalankan masyarakat juga semakin baik, disebabkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan pengelolaan lahan yang mereka usahakan semakin baik, sehingga mampu memberikan hasil yang lebih baik pula dari hasil usaha mereka.

Dengan terbukanya peluang usaha yang dijalani masyarakat, seharusnya mendapat perhatian yang lebih baik dari karena usaha ini dapat memberikan konstribusi bagi penambahan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut.

Kondisi yang demikian telah membuktikan bahwa petani telah berhasil dalam menjalankan usahanya. Namun demikian keberhasilan usaha yang dijalankan masyarakat petani belum dapat menjadi pedoman untuk menentukan kesejahteraan masyarakat suatu daerah, karena keberhasilan masyarakat suatu daerah sangat tergantung pada kesejahteraan keluarga/ rumah tangga. Pengukuran kesejahteraan sangat sulit dan relatif sifatnya, tergantung individu selain itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, dalam pertumbuhan ekonomi peranan individu sangat penting karena individu tersebut dapat merubah arah perkembangan ekonomi masyarakat.3

Sehubungan dengan keberadaan kehidupan sosial ekonomi petani cassiavera yang beralih menanam ke pertanian hortikultura, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengajukan judul,

Transformasi Usaha Dari Cassiavera Ke Pertanian Hortikultura Di Desa Lolo Gedang Kec. Gunung Raya Kab. Kerinci Jambi (Studi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani 2009-2014)”.

3 Robert H . louer, perspektif tentang perubahan sosial. (Jakarta : Rineka Cipta 1993)

(3)

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan sejarah, maka studi ini dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu kegiatan pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (pengujian), interpretasi data, dan historiografi.4

1. Pertama, heuristik adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam melakukan penelitian mengenai transformasi usaha dari cassiavera ke pertanian hortikultura di Desa Lolo Gedang Kec. Gunung Raya Kab.

Kerinci Jambi (Studi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani 2009-2014) digunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

Heuristik atau pengumpulan berupa data, pada data primer yang merupakan data berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Data primer berupa dokumen dan hasil wawancara dengan pihak terkait yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini, seperti petani cassiavera dan tokoh masyarakat. Wawancara dilakukan dengan cara yaitu: mempersiapkan pertanyaan sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan.5 Kemudian peneliti mengambil foto-foto seperti kegiatan petani cassiavera. Selain data dari wawancara, terdapat data berupa arsip dan dokumen berkaitan dengan tujuan penelitian, dan data ini diperoleh dari kantor Desa Lolo Gedang.

Di samping itu juga dilakukan penelitian kepustakaan pada berbagai perpustakaan seperti Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang, perpustakaan Fakultas Ilmu- Ilmu Sosial, Ruang baca Jurusan Sejarah, Perpustakaan STKIP PGRI Padang, dari Studi kepustakaan ini diperoleh data sekunder yang mendukung data primer.

4 Mestika Zed. Metode Penelitian Sejarah.

(Padang UNP. 2003)

5 Louis Gottchalk. Mengerti Sejarah : UI Prees. 1986)

2. Kedua, kritik sumber yaitu melakukan pengujian dari data yang telah ditemukan dengan melakukan krtik eksternal, yakni melakukan pengujian otentitas (keaslian), dan kritik internal yang dilakukan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh.6

3. Ketiga, analisis, sintesis dan interpretasi data, dimana data yang diperoleh di lapangan melalui studi kepustakaan maupun wawancara, dianalisa dan dirangkaikan serta dikelompokkan sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam memilah data dan informasi yang diperoleh, dilakukan analisis berdasarkan konsep dan teori yang ada, kemudian dilanjutkan dengan sintesis yaitu menghubungkan data dari informasi yang melibatkan interpretasi.7

4. Selanjutnya historiografi yaitu penulisan sejarah, menulis hasil penelitian ke dalam karya ilmiah, dalam bentuk skripsi.

Yang dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada penelitian tentang transformasi usaha dari cassiavera ke pertanian hortikultura di Desa Lolo Gedang Kec. Gunung Raya Kab. Kerinci Jambi (Studi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani 2009-2014)..8

6 Ibid. Hal. 80

7 Ibid. Hal . 95

8 Ibid .hal. 34

(4)

Hasil dan Pembahasan

Secara Geografis Desa Lolo Gedang Kecamatan Gunung Raya Kabuaten Kerinci Jambi terletak diantara 020 - 0640 sampai dengan 020 - 2400 Lintang Selatan dan diantara 1010 - 1738 sampai dengan 1010 - 3400 Bujur Timur yaitu berada pada bagian Selatan Kabupaten Kerinci Jambi. Adapun Desa Lolo Gedang merupakan salah satu Desa terluas di Kecamatan Gunung Raya dengan luas wilayah 16.316 Ha atau 163,16 km2, dengan dataran rendah seluas 10.605 Ha serta dataran bergelombang dan dataran tinggi seluas 5.711 Ha.9 Secara Administratif Pemerintahan Desa Lolo Gedang mempunyai batas wilayah aebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lolo Hilir, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Merangin, selanjutnya sebelah Barat berbatasan dengan Desa Perikan tengah.10

Pusat Pemerintahan Desa Lolo Gedang terletak pada Jorong Bukit Barangan, sedangkan jarak antara Pusat Pemerintahan Desa Lolo Gedang dengan Ibu kota Kecamatan  6 Km, dengan ibu kota Kabupaten  30 Km11 dan ibu kota Provinsi

 200 Km. Masyarakat Desa Lolo Gedang Kecamatan Gunung Raya, sebagaimana layaknya masyarakat di daerah lain yang terdapat di Kabupaten Kerinci Jambi, lebih mengandalkan hidup dari bekerja dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut. Oleh sebab itu sebahagian besar masyarakat di Kecamatan Gunung Raya lebih menggantungkan hidup pada hasil pertanian dan perkebunan yaitu dengan mengolah ladang, dan kebun.12

Desa Lolo Gedang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci Jambi. Penduduk Desa Lolo Gedang sebagian besar bermukim di daerah yang merupakan daerah pedesaan yang berada pada wilayah Kecamatan Gunung Raya. Jumlah penduduk Desa Lolo

9 Dokumen Desa Lolo Gedang. Profil Desa Lolo Gedang. (Lolo Gedang : Kepala desa Lolo Gedang. 2014)

10 Ibid

11 Ibid

12 Ibid, hal. 32

Gedang berdasarkan data yang diperoleh dari data profil Desa Lolo Gedang pada tahun 2014, berjumlah  7.739 jiwa, yang dibedakan berdasarkan kelompok umur, tersebar di seluruh wilayah Desa Lolo Gedang.

Masyarakat petani di Desa Lolo Gedang Kecamatan Gunung Raya, yang mengandalkan hidup dari penjualan hasil produksi tanaman cassiavera sebelum tahun 2009, merasa hasil penjualan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga dikarenakan beberapa faktor salah satunya tidak stabilnya harga tanaman cassiavera di pasaran. Namun pada tahun 2009 para petani mulai mencoba untuk menanam tanaman hortikultura untuk mengatasi kesulitan ekonomi keluarga, dan hasil usaha pertanian tersebut dapat membawa dampak yang baik bagi para petani di daerah tersebut.

Kegiatan pertanian tanaman hortikultura yang dijalankan masyarakat Desa Lolo Gedang dilaksanakan dengan beberapa tahap yang dimulai dari mankou ladeng (memangkul lahan). Selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah mangambu benih (menanam bibit) apabila kegiatan mangkou ladeng (memangkul lahan) telah selesai dilaksanakan dan dirasa telah bersih dari rumput liar. Kegiatan mangambu benih (menanam bibit) dilakukan dengan menanam bibit dari tanaman hortikultura yang akan ditanaman. Saat tanaman telah mulai tumbuh dengan baik kegiatan yang dilakukan oleh petani berikutnya adalah mupouk ladeng (memupuk lahan) dengan memberikan mupouk kandeng (pupuk kandang/ kompos) dan sampai pada proses terakhir yaitu mungka (panen) sebelum dijual atau dipasarkan.

Desa Lolo Gedang Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci Jambi merupakan salah satu daerah yang berpotensi baik sebagai daerah penghasil hasil pertanian yang baik, karena sebahagian besar wilayahnya merupakan dataran tanah yang subur, sehingga sebahagian besar masyarakatnya mengandalkan hidup dengan bekerja sebagai petani. Beralihnya masyarakat petani cassiavera untuk menanam tanaman hortikultura, merupakan proses transformasi atau perubahan dari masyarakat untuk merubah kondisi

(5)

kehidupan mereka ke arah yang lebih baik, sebagai pemenuhan kebutuhan dengan cara memanfaatkan potensi alam untuk dijadikan sebagai lahan atau lapangan pekerjaan.

Pekerjaan merupakan sumber utama bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari.

Terbukanya pemikiran masyarakat petani Desa Lolo Gedang Kecamatan Gunung Raya untuk beralih usaha dari petani tanaman cassiavera menjadi petani tanaman hortikultura, menjadikan usaha ini sebagai upaya dalam mengatasi masalah yang terjadi. Usaha ini selain dapat mengatasi problem yang dihadapi petani terhadap penghasilan yang dibutuhkan keluarga, sekaligus dapat menjadi peluang baru untuk memperoleh penghasilan selain dengan cara memasarkan langsung hasil produksi.

Peningkatan ekonomi masyarakat akan terwujud apabila bertambahnya pendapatan masyarakat. Penambahan pendapatan tersebut dapat diupayakan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan terbukanya peluang yang dapat memberi penghasilan yang lebih baik atau penghasilan tambahan bagi masyarakat yang telah menjalani suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam pemanfaatan sumber daya alam pedesaan merupakan salah satu upaya dalam memecahkan masalah bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dengan jalan pengolahan, mengusahakan, serta memanfaatkan potensi-potensi yang terdapat di wilayah Desa.

Mewujudkan keadilan sosial yang dimaksud, perlu adanya mekanisme pengaturan sedemikian rupa, sehingga masing-masing anggota masyarakat tidak hanya diakui haknya, tetapi juga dapat menikmati hak secara nyata. Keadilan itu berlaku dalam mengatur hubungan antara individu dengan individu lainnya, seperti dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam yang menjadi potensi di Desa Lolo Gedang

Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci Jambi.

Seiring perkembangan waktu minat keluarga petani terhadap usaha pertanian tanaman hortikultura ini dari tahun ke tahun terus bertambah. Hal itu memberikan gambaran bahwa, semakin banyaknya keluarga petani yang tertarik dengan usaha ini, disebabkan usaha ini membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan sekaligus dapat dijadikan suatu usaha bagi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga petani.

Peningkatan ekonomi masyarakat akan terwujud apabila bertambahnya pendapatan masyarakat. Penambahan pendapatan tersebut dapat diupayakan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan terbukanya peluang yang dapat memberi penghasilan yang lebih baik atau penghasilan tambahan bagi masyarakat yang telah menjalani suatu pekerjaan

Penghasilan yang diperoleh masing-masing petani dari usaha pertanian hortikultura yang dijalaninya selama tahun 2009-2014 terus meningkat. Hal itu memberi gambaran bahwa, perolehan penghasilan masyarakat yang menjalani aktifitas sebagai petani tanaman hortikultura memungkinkan masyarakat petani untuk menjalani kehidupan sosial ekonominya dengan lebih baik.

Semenjak beralihnya usaha yang dijalankan petani dari tanaman cassiavera ke usaha pertanian hortikultura oleh masyarakat petani di Desa Lolo Gedang, memberi pengaruh yang baik terhadap kondisi kehidupan sosial masyarakat di wilayah tersebut. Dengan penghasilan yang didapatkan dari usaha pertanian hortikultura, keluarga petani telah dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, baik dalam bentuk kebutuhan sandang maupun pangan, di mana sebelum pada saat menjadi petani tanaman cassiavera kebutuhan tersebut jarang terpenuhi dengan baik.

Penutup

Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian yang dikemukakan, serta sesuai dengan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Latar belakang masyarakat petani di Desa Lolo Gedang beralih kepada tanaman hortikultura, dikarenakan usaha menjadi petani tanaman cassiavera dirasa tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan keluarga petani. Para petani mulai mencoba

(6)

untuk menanam tanaman hortikultura untuk mengatasi kesulitan ekonomi keluarga, dan hasil usaha pertanian tersebut dapat membawa dampak yang baik bagi para petani di daerah tersebut.

2. Kegiatan pertanian tanaman hortikultura yang dijalankan masyarakat Desa Lolo Gedang dilaksanakan dengan beberapa tahap yang dimulai dari mankou ladeng (memangkul lahan). Selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah mangambu benih (menanam bibit) apabila kegiatan mangkou ladeng (memangkul lahan) telah selesai dilaksanakan dan dirasa telah bersih dari rumput liar. Kegiatan mangambu benih (menanam bibit) dilakukan dengan menanam bibit dari tanaman hortikultura yang akan ditanaman.

Perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dari usaha pertanian hortikultura yang dijalaninya selama tahun 2009-2014 terus meningkat. Dengan usaha sebagai petani tanaman hortikultura, keluarga

petani telah mendapatkan penghasilan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, dan sebahagian dari mereka telah mampu membuat tempat tinggal yang layak bagi keluarga.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada masyarakat petani hortikultura yang menjadi subjek penelitian, untuk dapat memperhatikan kondisi kehidupan sosial ekonominya lebih baik lagi dengan menjadi petani modern yang memungkinkan memperoleh penghasilan yang lebih besar dibandingkan menjadi petani tradisional.

2. Diharapkan kepada instansi-instansi terkait, untuk dapat terjun ke lapangan bukan hanya memberi masukan mengenai kondisi pertanian saja, akan tetapi juga memberi bantuan terhadap perkembangan pertanian hortikultura

DAFTAR PUSTAKA

Adam Indrawijaya. 1989. Perubahan dan Pengembang Organisasi. Bandung:

Sinar Baru.

Beling dan Toten. 1985. Modernisasi Masalah Model Pembangunan.

Jakarta: Rajawali.

BPS Kabupaten Kerinci. 2014. Statistik Daerah Kabupaten Kerinci.

Kerinci: BPS Kabupaten Kerinci.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Erick Wolf. 1986. Petani Suatu Tinjauan Antropologis. Jakarta: Rajawali.

Faisal Kasryno. 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hadi Prayitno. 1987. Pembangunan Ekonomi Pedesaan. Yogyakarta:

BPFE.

Hendro Sunarjono. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Komaruddin. 1985. Pengantar Untuk Memahami Pembangunan.

Bandung: Angkasa.

Louis Gottschalk. 1986. Mengerti Sejarah.

Jakarta: UI Press.

Nasikun. 2005. Sistem Sosial Indonesia.

Jakarta:Grafindo

Mestika Zed. 2003. Metode Penelitian Sejarah. Padang: UNP.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

Robert H. Louer. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Sajogjo dan Pudjiwati. 1983. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Sartono Kartodirdjo. 1990. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: Gramedia.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soerjanto Poespowardojo. 1983. Strategi Kebudayaan, Suatu Pendekatan Filosofis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soerjono Soekanto. 1984. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Jakarta:

Ghalia.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura.

Zulkarimein Nasution. 1998. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi