• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu kelompok tanaman hortikultura ialah buah-buahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Salah satu kelompok tanaman hortikultura ialah buah-buahan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi besar dalam pembangunan ekonomi serta memegang peranan penting dalam sumber pendapatan perdagangan, petani dan penyerapan tenaga kerja ialah hortikultura. Komoditas hortikultura di Indonesia terdiri dari empat kelompok besar diantaranya ialah tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman biofarma dan tanaman hias. (Wahyudie, 2020). Perkembangan produksi tanaman hortikultura disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu musim terutama untuk buah-buahan, serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), ketersediaan air yang juga dapat menentukan produktivitas tanaman sayuran. Selain itu, permintaan pasar juga dapat memengaruhi perkembangan produksi terutaman tanaman hias, sehingga perkembangan produksi tanaman hortikultura mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. (BPS Buleleng, 2019).

Produk hortikultura semakin meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri dikarenakan kemajuan perekonomian. Indonesia adalah salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik dibandingkan dengan negara-negara penghasil buah tropis lainnya.

Hal ini sesuai dengan data FAO yaitu perdagangan buah tropika di tingkat dunia terus mengalami peningkatan sehingga produksi buah tropika nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Salah satu kelompok tanaman hortikultura ialah buah-buahan. Komoditas hortikultura mempunyai peluang yang sangat baik bila dibudidayakan secara intensif dan berkala dalam skala agrobisnis maupun agroindustri terutama pada

(2)

tanaman buah-buahan. Produk yang prospektif baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional ialah tanaman anggur. Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortikultura khusunya tanaman anggur (Prihatman, 2012).

Menurut data Dirjen Hortikultura (2009), komoditas unggulan daerah yang pengembangannya telah didukung melalui pendanaan APBN mencakup 29 komoditas yang tersebar di 90 kabupaten/kota. Salah satu komoditas tersebut ialah buah anggur. Tantangan paling strategis mengenai buah-buahan saai ini adalah membuat buah-buahan produksi Indonesia menjadi raja di negeri sendiri untuk mengatasi membanjirnya buah-buahan impor yang semakin menguasai pasar Indonesia. Pengembangan buah-buahan tersebut selain memperhatikan aspek kuantitas, juga harus memperhatikan kualitas produksi buah sehingga dapat bersaing dengan kualitas anggur impor. Ada beberapa daerah yang memiliki kesesuaian tumbuh untuk tanaman anggur dan menjadi sentra anggur di Indonesia, diantaranya ialah Jawa Timur (Pasuruan, Probolinggo, Kediri, dan Situbondo), Sulawesi Tengah (Palu), dan Bali (Buleleng). Varietas anggur yang unggul bila ditanam pada tempat yang sesuai dan dengan tehnik budidaya yang baik, maka akan menghasilkan kualitas anggur yang dapat bersaing dengan anggur impor (Winarno, et al, 1991). Berikut ialah tabel poduksi anggur di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2017-2021.

(3)

Tabel 1. Produksi Anggur Di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2017-2021

Provinsi Produksi Anggur (ton)

2017 2018 2019 2020 2021

Sumatera Selatan - 1,00 1,00 1,00 1,00

Sumatera Utara - - - - 3,00

Sumatera Barat - - - - 1,00

Riau 7,00 - - - 10,00

Jambi - - - - 2,00

Bengkulu - - - 1,00 5,00

Lampung - 1,00 1,00 1,00 17,00

Jawa Barat 30,00 6,00 1,00 2,00 61,00

Jawa Tengah 21,00 18,00 14,00 24,00 105,00

DKI Jakarta - - 2,00 1,00 -

DI Yogyakarta 3,00 1,00 4,00 6,00 21,00

Jawa Timur 370,00 518,00 539,00 692,00 775,00

Banten 1,00 - - 1,00 8,00

Kalimantan Selatan - - - 1,00 -

Kalimantan Barat - - - 1,00 -

Kalimantan Utara - - - - 1,00

Bali 11287,00 10298,00 13088,00 11035,00 10234,00

NTB 5,00 7,00 13,00 76,00 852,00

NTT - - 18,00 18,00 7,00

Sulteng 12,00 17,00 38,00 23,00 40,00

Sulsel - - 3,00 1,00

Sulawesi Tenggara - - 5,00 22,00 17,00

Maluku Utara - - - - 1,00

Papua - - - 1,00 1,00

Total 11.736 10.867 13.724 11.905 12.164

Rata-rata 1.304 1.207,4 1.143,7 661,4 579,24

Sumber : Badan Pusat Statistik (2021)

Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi anggur di Indonesia pada tahun 2017- 2021 berfluktuasi. Produksi anggur tertinggi di Indonesia dihasilkan oleh Provinsi Bali. Pada tahun 2018 terjadi penurunan produksi anggur di Indonesia sebesar 7,4

% namun meningkat kembali sebesar 26,29 % pada Tahun 2019. Produksi anggur di Indonesia masih fluktuasi yaitu dikarenakan terdapat jumlah provinsi yang berbeda setiap tahunnya dalam membudidayakan anggur. Dalam lima tahun terakhir pada tahun 2017-2021, produksi rata-rata anggur di Indonesia senilai 979 ton.

(4)

Salah satu sentra produksi anggur di Indonesia ialah Bali tepatnya di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Seririt dan terus menyebar ke Kecamatan Banjar dan Gerokgak yang memiliki kesamaan iklim. Provinsi Bali ialah salah satu daerah di Indonesia yang sangat memanfaatkan lahan perkebunan sebagai sumber pendapatan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sentra perkebunan anggur yang cukup dikenal oleh masyarakat lokal tepatnya di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt memiliki delapan desa yang memiliki jumlah tanaman anggur yang cukup banyak dan keseluruhan wilayahnya merupakan sentra anggur.

Minat masyarakat untuk menanam anggur di daerah ini semakin meningkat dikarenakan budidaya anggur sangat menguntungkan. Di Provinsi Bali, tanaman hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran selain dimanfaatkan untuk pangan juga digunakan pada kegiatan upacara adat dalam setiap kegiatan keagamaan.

Kabupaten Buleleng secara geografis memiliki potensi yang besar untuk peningkatan produk pertanian, karena merupakan daerah yang subur sehingga hampir semua komoditas pertanian terkhusus tanaman pangan dan hortikultura dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan adanya kekayaan sumber daya alam tersebut dan permintaan pasar yang tinggi menjadikan komoditas hortikultura khususnya anggur sebagai produk bernilai ekonomi tinggi, sehingga usaha hortikultura menjadi sumber pendapatan petani di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ini.

Data Statistik Hortikultura Kabupaten Buleleng tahun 2019 menyebutkan bahwa kualitas anggur dari Buleleng sudah menembus pasar dunia. Di Tahun 2019, produksi anggur tercatat meningkat sebesar 26,87%. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan populasi tanaman anggur sebesar 54,50% (bertambah 49.306 pohon).

(5)

Adapun tiga kecamatan yang tercatat sebagai penghasil anggur pada tahun 2019 ialah Kecamatan Seririt sebesar 6.233 ton (47,53 %), Kecamatan Gerokgak sebesar 5.950,50 ton (45,55 %), dan Kecamatan Banjar sebesar 904,40 ton (6,92%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Anggur di Kabupaten Buleleng Menurut Kecamatan Tahun 2016-2021

No. Tahun Kecamatan Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

1. 2016 Banjar

Seririt Gerokgak

50,35 189,25 466,17

620 2.523 5.930

12,31 13,33 12,72

Jumlah 706,31 9.073 12,84

2. 2017 Banjar

Seririt Gerokgak

87,10 305,36 490,21

879 4.037 6.371

10,09 13,22 12,99

Jumlah 882,67 11.287 12,78

3. 2018 Banjar

Seririt Gerokgak

89,50 228,04 451,02

1.138 3.053 6.107

12,71 13,39 13,54

Jumlah 768,56 10.298 13,39

4. 2019 Banjar

Seririt Gerokgak

76,38 538,24 438,72

904 6.233 5.951

11,84 11,54 13,56

Jumlah 1.053,34 13.088 12,42

5. 2020 Banjar

Seririt Gerokgak

49,98 458,24 438,72

604 5.542 6.310

12,08 12,09 14,38

Jumlah 946,94 12.456 13,15

6. 2021 Banjar

Seririt Gerokgak

148,22 287,68 526,43

1.940 4.085 5.830

13,08 14,19 11,07

Jumlah 962,33 11.855 12,31

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (2021)

Kabupaten Buleleng terdiri dari sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Tejakula, Kubutambanan, Sawan, Buleleng, Sukasada, Banjar, Seririt, Busungbiu, dan Gerokgak. Namun, kecamatan yang memiliki potensi dalam membudidayakan anggur hanya tiga kecamatan diantaranya Kecamatan Banjar, Seririt, dan Gerokgak. Dalam setahun anggur dapat dipanen maksimal empat kali, kecuali bila terjadi gagal panen karena gangguan hama dan penyakit pada tanaman anggur.

(6)

Tabel 2 menunjukkan bahwa salah satu penghasil terbesar anggur ialah Kecamatan Seririt. Jika dilihat dari segi jumlah produksi anggur yang dihasilkan di Kecamatan Seririt dari tahun 2016 hingga 2021 terjadi fluktuasi. Pada tahun 2017, produksi anggur mengalami peningkatan sebesar 60% dari tahun sebelumnya dan terjadi penurunan produksi di tahun 2018 sebesar 24,37%. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan produksi kembali namun dari tahun 2020 hingga 2021 terjadi penurunan produksi anggur sebesar 26,3%.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu petani anggur di Kecamatan Seririt, Desa Kalianget yaitu Pak Canang, jenis anggur yang ditanam ialah anggur hitam yang biasa digunakan untuk pembuatan wine. Penjualan anggur di Kecamatan Seririt masih menggunakan sistem hijon (sudah dijual di pohon), yang nantinya akan dibeli oleh tengkulak. Hasil panen anggur yang dibeli oleh tengkulak, kemudian akan dipasarkan ke pasar tradisional dan ke pasar modern seperti supermarket dan mall di Bali.

Dilihat dari jumlah produksi anggur yang dihasilkan di Kecamatan Seririt dari tahun ke tahun masih mengalami fluktuasi dan pada tahun 2021 mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi anggur di Kecamatan Seririt harus selalu diperhatikan mengingat bahwa penurunan tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan petani anggur yang nantinya juga akan mengalami penurunan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari keadaan tersebut para petani harus mengetahui faktor- faktor penyebab turunnya produksi anggur agar produksi yang dihasilkan ke depannya dapat optimal. Proses produksi akan berjalan dengan baik jika faktor- faktor produksi dapat dipenuhi. Adapun faktor produksi terdiri dari tanah atau

(7)

lahan, modal, tenaga kerja, dan manajemen (skill). Masing-masing faktor saling terikat satu dengan yang lainnya dan memiliki peran penting dalam kegiatan usahatani. Faktor-faktor produksi ialah komponen mutlak yang harus tersedia dan akan lebih baik jika syarat kecukupan setiap faktor produksi tersebut terpenuhi sehingga dapat memberikan hasil produksi yang optimal.

Berdasarkan survei awal bahwa keragaan produksi di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt terjadi karena penggunaan input produksi yang digunakan. Dari wawancara yang dilakukan bahwa penggunaan input produksi pada usahatani anggur masih kurang dari yang direkomendasikan. Dasarnya bahwa penggunaan faktor produksi yang rendah dan turunnya produktivitas terjadi karena penggunaan input produksinya. Petani anggur di Kecamatan Seririt Bali tidak terlalu memperhatikan input produksi yang mereka gunakan. Penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berdasarkan kondisi ekonomi rumah tangga petani sehingga menyebabkan petani tidak terlalu memperhatikan kebutuhan input yang seharusnya diberikan pada tanaman anggur, padahal semua input produksi yang digunakan dalam kegiatan usahatani anggur sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Penggunaan input produksi memegang peranan penting dalam usahatani anggur.

Terjadinya penurunan produksi anggur pada tahun 2020 sampai 2021 di Kecamatan Seririt diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis yang digunakan belum efisien dalam usahatani anggur. Efisiensi teknis akan dipengaruhi oleh input produksi yang digunakan. Usahatani dikatakan efisien secara teknis jika menghasilkan output besar namun hanya dengan menggunakan beberapa input saja.

Analisis efisiensi teknis bertujuan untuk mengetahui kombinasi antara faktor-faktor

(8)

produksi yang optimal dalam menghasilkan produksi usahatani anggur dan melihat faktor teknis yang dapat mempengaruhi kemampuan manajerial petani dalam berproduksi secara efisien dapat meningkatkan keuntungan petani itu sendiri.

Peningkatan produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan pendapatan bagi petani, namun produksi di masing-masing petani berbeda-beda dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dari berbagai faktor produksi dalam usahatani anggur diperkirakan terdapat faktor yang sangat berpengaruh dalam mencapai hasil produksi anggur yang optimal yaitu luas lahan, pupuk NPK, pupuk Urea, pupuk organic, pestisida yang digunakan, dan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Anggur Hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng”.

1.2 Perumusan Masalah

Anggur merupakan tanaman buah-buahan yang sangat diminati karena memiliki daya tarik tersendiri diberbagai kalangan, baik anak-anak hingga orang dewasa. Selain bermanfaat untuk kesehatan, anggur juga digunakan untuk kegiatan upacara adat dalam setiap kegiatan keagaman seperti yang dilakukan di Provinsi Bali. Salah satu sentra anggur di Indonesia ialah Provinsi Bali, tepatnya di Kabupaten Buleleng, Kecamatan Seririt, Desa Kalianget. Anggur Bali dengan nama ilmiah Vitis vinifera L. ialah salah satu buah unggulan pulau Bali. Jenis anggur ini memiliki warna buah hitam keunguan sehingga tergolong ke dalam varietas anggur hitam yang biasanya digunakan untuk pembuatan wine.

Salah satu kecamatan yang memiliki jumlah tanaman anggur paling banyak ialah Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt terdiri atas 21 desa, namun yang masih

(9)

membudidayakan tanaman anggur hanya delapan desa. Desa yang memiliki perkebunan anggur terbesar dari delapan desa tersebut adalah Desa Kalianget.

Sebagian besar pendapatan masyarakat di Kecamatan Seririt, Desa Kalianget ialah dengan memanfaatkan lahan pertaniannya yaitu dengan membudidayakan anggur.

Hasil panen anggur akan dipasarkan ke pasar tradisonal maupun pasar modern yang terdapat di Provinsi Bali. Lokasi Desa Kalianget dekat dengan Kawasan pariwisata Pantai Lovina, sehingga mempermudah pemasaran produk olahan buah anggur khususnya wine. Dari kondisi tersebut, maka perlu adanya perhatian khusus agar anggur yang dihasilkan berkualitas baik dan produksi anggur terus meningkat sehingga dapat menunjang pendapatan petani anggur di Bali. Namun, pada kenyataan di lapangan ternyata masih kurang penanganan yang serius dari pemerintah setempat sehingga produksi anggur di Desa Kalianget masih mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2021 produksi anggur di Bali tepatnya Kecamatan Seririt mengalami penurunan yang juga berdampak terhadap turunnya pendapatan petani anggur. Terjadinya penurunan produksi anggur pada tahun 2020 sampai 2021 di Kecamatan Seririt diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis yang digunakan belum efisien dalam usahatani anggur. Efisiensi teknis mengaitkan hubungan antara faktor input dan output karena efisiensi teknis akan dipengaruhi oleh input produksi yang digunakan. Analisis efisiensi teknis bertujuan untuk mengetahui kombinasi antara faktor-faktor produksi yang optimal dalam menghasilkan produksi usahatani anggur dan melihat faktor teknis yang dapat mempengaruhi kemampuan manajerial petani dalam berproduksi secara efisien dapat meningkatkan keuntungan petani itu

(10)

sendiri. Dengan demikian para petani anggur harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi agar optimal.

Adapun penyebab turunnya produksi anggur di Desa Kalianget diduga karena faktor-faktor produksi pada usahatani anggur yang terdiri dari luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk organik penggunaan pestisida, dan tenaga kerja yang belum terlaksana dengan tepat. Pengaruh faktor luas lahan terhadap produksi anggur karena luas lahan anggur di Kecamatan Seririt pada tahun 2018 hingga 2021 memiliki luas lahan yang sama yaitu 164,4 ha, namun jika dilihat pada tabel 1 produksi anggurnya terjadi penurunan dari tahun 2020 hingga 2021. Pupuk yang digunakan petani anggur di Bali ialah pupuk NPK dan pupuk kandang, yang mana pupuk memiliki peran penting dalam penambahan unsur hara pada tanaman sehingga produksi dapat meningkat. Penggunaan pestisida juga tidak kalah penting untuk menunjang produksi anggur di Bali. Informasi yang didapatkan dari salah satu petani anggur di Bali, menyebutkan bahwa terjadi penurunan produksi anggur di tahun 2020 hingga 2021 karena seringnya gagal panen dan gagal panen tersebut salah satunya disebabkan oleh jumlah hama yang meningkat. Hal ini terjadi karena penggunaan pestisida yang belum tepat. Sehingga faktor produksi yaitu pestisida sangat berpengaruh terhadap produksi anggur. Faktor tenaga kerja juga berpengaruh dalam usahatani karena merupakan penggerak yang peranannya dipengaruhi oleh keterampilan dan pengetahuannya dalam berusahatani untuk menghasilkan produksi anggur yang baik.

Petani anggur di Kecamatan Seririt Bali tidak terlalu memperhatikan input produksi yang mereka gunakan. Penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja berdasarkan kondisi ekonomi rumah tangga

(11)

petani sehingga menyebabkan petani tidak terlalu memperhatikan kebutuhan input yang seharusnya diberikan pada tanaman anggur, padahal semua input produksi yang digunakan dalam kegiatan usahatani anggur sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Hal ini menggambarkan masih rendahnya pengetahuan petani anggur tentang cara penggunaan faktor produksi yang baik dan benar sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana gambaran umum usahatani anggur hitam di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk organik, pestisida, dan tenaga kerja) terhadap produksi anggur hitam dan efisiensi teknis di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk mendeskripsikan gambaran umum usahatani anggur hitam di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

2. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk organik, pestisida, dan tenaga kerja) terhadap produksi anggur hitam dan efisiensi teknis di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

(12)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi mahasiwa dan peneliti, sebagai penerapan ilmu yang sudah dipelajari dan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Bagi pembaca, sebagai informasi dan referensi untuk pihak lain yang berkepentingan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi anggur.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa, “implementasi kebijakan merupakan proses usaha untuk mewujudkan suatu kebijakan yang masih bersifat abstrak kedalam realita nyata.” Jadi Implementasi

Umum dan Kepegawaian 31/12/2008 25 00 1989 Hukum, Abulyatama, Banda Aceh Ilmu Hukum S-1 2003 IV.A. 8

Kajian terhadap Muzikal Pi Mai Pi Mai Tang Tu yang menggunakan pendekatan moral bertujuan untuk mendedahkan aspek dalaman teks, pengajaran dan termasuk juga

Prosedur transaksi jual beli akun instagram dimulai dengan cara mempromosikannya di sosial media instagram, kemudian menunggu respon dari pihak pembeli untuk melakukan perjanjian

Metode Big M digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dalam program linier yang tidak berada dalam bentuk baku atau standar ( bentuk standar adalah memaksimalkan Z

Peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik (yang minimal). Agar peran pendidik tidak terlalu dominandan otoriter dalam kegiatan

kode etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan ,karena etika telah dijadikan sebagai coporate culture..dengan adanya kode etik secara internemua karyawan

Skripsi dengan judul : Perbedaan Perilaku Asertif Pada Siswa Sekolah Mengengah Kejuruan Kasatriyan Surakarta dan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Banyumas