• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biru dan Kuning Organic Peran Wirausaha Dalam Pertumbuhan Presentation

N/A
N/A
Fira Yunita

Academic year: 2025

Membagikan "Biru dan Kuning Organic Peran Wirausaha Dalam Pertumbuhan Presentation"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN ETIKA DAN HUKUM WIRAUSAHA

YANG BENAR

KELOMPOK 6

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dra. Eva Marlina Ginting, M.Si  

(2)

NAMA ANGGOTA

1

2 4

ADRYANSYAH ANUGRAH PRATAMA

(4223210016)

HENI SILVIA DAMANIK (4223510007)

FIRA YUNITA (4221210002)

HOTMAN SARAGIH NAPITU (4223510006)

3

(3)

Latar Belakang

Dalam menjalankan usaha, pemahaman terhadap aspek hukum dan etika sangat penting untuk menjaga kelangsungan dan keberhasilan bisnis. Wirausahawan tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga perlu bertanggung jawab secara sosial dan patuh terhadap hukum. Pelanggaran terhadap hukum atau prinsip etika dapat menyebabkan kerugian besar, mulai dari sanksi hukum hingga hilangnya kepercayaan konsumen dan potensi kebangkrutan usaha (Suryana, 2013).

Etika kewirausahaan menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan integritas, sementara aspek hukum meliputi perizinan, perlindungan konsumen, dan hak kekayaan intelektual. Perkembangan teknologi dan globalisasi menuntut pelaku usaha untuk adaptif dan taat hukum. Menyusun kode etik dan memahami kewajiban hukum adalah langkah penting dalam membangun usaha yang profesional dan berkelanjutan (Kasmir, 2012).

(4)

• Etika adalah dasar perilaku bisnis yang membentuk hubungan sehat dengan konsumen, mitra, & Masyarakat (Abdullah & Helmarin, 2021).

• Budaya etika mendukung reputasi & keberlanjutan usaha jangka panjang(Abdullah & Helmarin, 2021)

3.1.1 Pengertian Budaya Etika dalam Bisnis

• Budaya etika adalah nilai, norma, kebiasaan etis di organisasi bisnis.

(Istianingsih, 2019)

• Etika berasal dari kata ethos (watak/kebiasaan) & ethikos (susila) (Bertens, 2000)

• Etika bisnis: pedoman moral dalam kegiatan ekonomi yang adil &

bertanggung jawab.(Steade et al., 1990; Untung, 2015 ;Yosephus, 2018).

Menciptakan Budaya Etika yang Kuat dalam Usaha

Kewirausahaan

(5)

Menciptakan Budaya Etika yang Kuat dalam Usaha Kewirausahaan

3.1.2 Faktor Pembentuk Budaya Etika di Perusahaan Baru

• Nilai Pendiri Usaha: Kejujuran & integritas pemilik jadi fondasi budaya etika(Istianingsih, 2019)

• Lingkungan Sosial & Hukum: Norma masyarakat & hukum membentuk standar etika(Kasmir, 2012)

• Pendidikan & Pelatihan: Etika dibentuk lewat pendidikan & pelatihan tata kelola(Rusdiana, 2018)

• Kepemimpinan & Teladan: Pimpinan sebagai panutan etis dalam perilaku &

keputusan(Kasmir, 2012)

3.1.3 Peran Pemilik Usaha dalam Membentuk Nilai Etis

• Pemilik adalah penentu arah budaya etika melalui keteladanan &

kebijakan(Istianingsih, 2019)

• Etika terlihat dari sikap, komunikasi, & penampilan profesional.(Kasmir, 2012)

• Etika dari pimpinan menular ke seluruh tim → budaya organisasi harmonis.

(Rusdiana,2018).

(6)

Pentingnya Memimpin dengan Memberi Contoh

Pemimpin adalah panutan utama dalam pembentukan budaya etis organisasi.

(Istianingsih, 2019; Suwardi, 2018).

3.2.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Perilaku Etis Karyawan

• Karyawan meniru perilaku pemimpinnya (Istianingsih, 2019)

• Pemimpin harus konsisten dalam kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.

• Nilai etika yang dijalankan pemimpin → membentuk budaya kerja organisasi (Suwardi, 2018)

3.2.2 Implementasi Kepemimpinan Berbasis Teladan dalam Kewirausahaan

• Kepemimpinan berbasis teladan adalah pengaruh melalui contoh nyata (Suryana, 2003)

• Karakter wirausahawan sukses: motivasi tinggi, berani ambil risiko, integritas.

• Sikap pemimpin: menepati janji, transparan, bertanggung jawab (Kemdikbud, 2013)

(7)

Pentingnya Memimpin dengan Memberi Contoh

3.2.3 Studi Kasus: PT Telkom Indonesia

• Praktik kepemimpinan etis: terbuka, transparan, dan berintegritas(Kemdikbud, 2013)

• Fokus pada kesejahteraan karyawan & tanggung jawab sosial.Hasil: budaya kerja positif, kepercayaan publik, loyalitas meningkat.

3.2.4 Konsekuensi dari Kepemimpinan yang Tidak Etis

• Dampak negatif: semangat kerja menurun, instabilitas organisasi(Istianingsih, 2019)

• Risiko reputasi buruk, kehilangan kepercayaan, bahkan kebangkrutan(Suwardi, 2018)

• Pemimpin adalah cermin masa depan organisasi.

(8)

• Kode etik adalah pedoman moral dan perilaku dalam organisasi.(Suwardi, 2018; Istianingsih, 2019)

• Pelatihan etika penting untuk membentuk budaya kerja yang sehat dan etis.

3.3.1 Pengertian dan Tujuan Kode Etik Perusahaan

• Kode etik: prinsip integritas, tanggung jawab, kejujuran, keadilan (Suwardi, 2018)

• Tujuan: ciptakan lingkungan kerja profesional & bertanggung jawab.

• Menunjukkan komitmen etis perusahaan kepada publik.(Istianingsih, 2019) 3.3.2 Manfaat Pelatihan Etika bagi Karyawan

• Membantu karyawan hadapi dilema etis secara bijak (Kemdikbud, 2013)

• Manfaat:meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial, mengurangi risiko pelanggaran hukum,memperkuat budaya organisasi(Suharyono, 2017).

Kode Etik dan Program

Pelatihan Etika

(9)

3.3.3 Cara Menyusun & Menerapkan Kode Etik yang Efektif

• Libatkan semua level organisasi: dari pimpinan hingga staf (Suwardi, 2018).

• Langkah-langkah:identifikasi nilai inti, Rumuskan standar perilak, Tetapkan mekanisme penegakan & sanksi.

• Sosialisasi rutin, pelatihan, dan simulasi kasus.

• Dukungan manajemen puncak sangat krusial (Istianingsih, 2019) 3.3.4 Studi Efektivitas Pelatihan Etika di Perusahaan Rintisan

• Startup sering abaikan etika, padahal sangat krusial.

• Studi: pelatihan etika di startup → budaya kerja kuat & stabilitas tinggi.

(Kemdikbud, 2013)

• Manfaat khusus di startup:Perkuat kepercayaan tim,Hindari konflik kepentingan, Bangun daya saing berkelanjutan(Suryana, 2003).

Kode Etik dan Program

Pelatihan Etika

(10)

Kriteria Memilih Pengacara untuk Firma Baru

3.4.1 Peran Pengacara dalam Pembentukan dan Pengelolaan Usaha

• Pada tahap awal pendirian bisnis, pengacara memiliki peran penting dalam memastikan legalitas usaha berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku .

• Peran ini meliputi pendampingan dalam pemilihan bentuk badan hukum yang sesuai, pengurusan izin usaha, penyusunan dokumen hukum seperti anggaran dasar, serta perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga.

• Pengacara juga menjadi penasehat strategis dalam menyikapi dinamika hukum yang mungkin timbul selama pengelolaan bisnis.

• Pendampingan hukum sejak awal menjadi fondasi penting bagi keberlangsungan

usaha, terutama dalam memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di

sektor bisnis tertentu (Sari dan Hasanah, 2022).

(11)

Kriteria Memilih Pengacara untuk Firma Baru

3.4.2 Kualifikasi dan Pengalaman yang Harus Dimiliki Pengacara

• Pengacara yang dipilih untuk mendampingi firma baru sebaiknya memiliki spesialisasi dalam hukum bisnis dan pengalaman menangani startup.

• Kualifikasi ini mencakup kemampuan dalam menyusun perjanjian pendirian, kontrak kerja, dan dokumen hukum lainnya.

• Pengalaman sebelumnya dalam mendampingi usaha kecil dan menengah (UKM) juga menjadi nilai tambah yang penting karena menunjukkan pemahaman terhadap dinamika khas dunia kewirausahaan.

• Kualifikasi formal seperti izin praktik yang sah dan afiliasi dengan asosiasi hukum

profesional juga menjadi indikator penting dalam menentukan kredibilitas dan

kompetensi pengacara tersebut (Sari and Hasanah, 2022).

(12)

Kriteria Memilih Pengacara untuk Firma Baru

3.4.3 Pertimbangan Biaya dan Spesialisasi Hukum

• Dalam memilih pengacara, pelaku usaha juga harus mempertimbangkan aspek biaya jasa hukum.

• Pengacara dengan tarif kompetitif dan fleksibilitas dalam sistem pembayaran lebih cocok untuk firma baru dengan anggaran terbatas.

• Spesialisasi hukum yang dimiliki pengacara sangat menentukan kualitas pendampingan yang diberikan.

• Pengacara yang fokus pada bidang hukum komersial dan perusahaan akan lebih memahami kebutuhan hukum startup dibandingkan pengacara umum.

• Oleh karena itu, kombinasi antara biaya yang wajar dan keahlian hukum yang relevan harus menjadi dasar utama dalam memilih mitra hukum jangka panjang (Sari and

Hasanah, 2022).

(13)

Kriteria Memilih Pengacara untuk Firma Baru

3.4.4 Cara Menjalin Hubungan Profesional Jangka Panjang

• Menjalin hubungan profesional jangka panjang dengan pengacara membutuhkan komunikasi yang terbuka dan saling percaya.

• Firma baru sebaiknya membangun kerja sama sejak tahap awal, bukan hanya ketika terjadi masalah hukum.

• Selain itu, evaluasi berkala terhadap kinerja pengacara dan keterbukaan dalam menyampaikan ekspektasi menjadi bagian penting dari hubungan profesional yang sehat.

• Hubungan jangka panjang ini akan menjadi aset strategis dalam menghadapi

berbagai tantangan hukum yang mungkin muncul selama siklus hidup bisnis (Sari and

Hasanah, 2022).

(14)

Pentingnya Kesepakatan Pendiri (Founders'

Agreement)

3.5.1 Pengertian dan Isi Utama Kesepakatan Pendiri

• Founders’ Agreement adalah dokumen hukum antar pendiri usaha yang mengatur hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pendiri dalam usaha tersebut.

• Isi Utama Founders’ Agreement:Pembagian saham.Peran dan tanggung jawab masing- masing pendiri.Mekanisme pengambilan keputusan.Penanganan konflik dan prosedur keluar pendiri.

• Tujuan:Menciptakan struktur organisasi yang solid dan jelas.Menjadi rujukan utama dalam pengambilan keputusan strategis (Istianingsih, 2019).

3.5.2 Fungsi Kesepakatan Pendiri dalam Menghindari Konflik Internal

• Fungsi utama: Menghindari potensi konflik yang bisa timbul antar pendiri.Misalnya, konflik terkait visi yang berbeda, kontribusi modal, atau ekspektasi pembagian hasil.

• Kesepakatan Pendiri memberikan kejelasan tentang:Wewenang dan hak masing-masing pendiri.Mekanisme pengambilan keputusan dalam perusahaan.Cara penyelesaian konflik yang muncul secara professional (Istianingsih, 2019).

(15)

Pentingnya Kesepakatan Pendiri (Founders'

Agreement)

3.5.3 Waktu Terbaik untuk Membuat Kesepakatan Pendiri

• Waktu ideal: Sebelum usaha mulai beroperasi atau menerima investasi.Menyusun kesepakatan sejak dini memungkinkan pendiri untuk mendiskusikan hal-hal penting secara objektif.

• Finalisasi Founders’ Agreement:Harus dilakukan bersamaan dengan pembentukan badan hukum usaha.Dengan begitu, kesepakatan ini dapat menjadi bagian dari dokumen legal perusahaan.

• Keuntungan: Memiliki struktur internal yang kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan (Istianingsih, 2019).

3.5.4 Studi Kasus Kegagalan Startup karena Tidak Adanya Kesepakatan Pendiri

• Kegagalan startup: Banyak startup gagal karena konflik internal yang muncul akibat ketidakhadiran Founders’ Agreement.

• Contoh Kasus:Konflik terkait hak kepemilikan intelektual dan distribusi saham yang sering terjadi pada startup teknologi.Tanpa dokumen yang mengikat secara hukum, penyelesaian konflik menjadi sulit dan memakan waktu.

• Hasil Studi:Startup yang tidak memiliki Founders’ Agreement lebih rentan terhadap kegagalan dibandingkan yang telah menyusunnya sejak awal (Istianingsih, 2019).

(16)

Cara Menghindari Litigasi dalam Kewirausahaan

3.6.1 Definisi dan Risiko Litigasi dalam Usaha Kecil

Litigasi adalah Penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan.

Dampak negatif litigasi bagi usaha kecil:Menguras sumber daya finansial, waktu, dan energi.Dapat merusak citra perusahaan dan kelangsungan operasional.

Risiko Litigasi:Perjanjian bisnis yang tidak jelas.Pelanggaran regulasi.Ketidaksesuaian dalam hubungan kerja.Klaim dari konsumen (Bagley, 2019).

3.6.2 Strategi Preventif Hukum dan Dokumentasi Bisnis

Langkah preventif utama: Menyusun kontrak yang sah secara hukum dan terstruktur.

Kontrak bisnis harus mencakup:Hak, kewajiban, dan mekanisme penyelesaian sengketa.

Konsultasi dengan ahli hukum:Pastikan keabsahan dan kejelasan isi kontrak untuk menghindari ambiguitas.

Klausul penyelesaian sengketa:Mediasi atau arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa.

Kepatuhan terhadap regulasi hukum:Pembaruan izin usaha, pajak, ketenagakerjaan, dan perlindungan konsumen (Alexander & Morlock, 2000).

(17)

Cara Menghindari Litigasi dalam Kewirausahaan

3.6.3 Peran Mediasi dan Arbitrase dalam Penyelesaian Sengketa

Mediasi dan Arbitrase: Metode penyelesaian sengketa non-litigatif.

Mediasi: Pihak ketiga netral memfasilitasi dialog untuk kesepakatan.

Arbitrase: Arbiter memberikan keputusan mengikat berdasarkan fakta dan kontrak.

Keuntungan ADR (Alternative Dispute Resolution):Lebih efisien dalam hal waktu dan biaya dibandingkan litigasi.Menjaga hubungan bisnis yang sehat.Proses informal dan kolaboratif (Treviño &

Nelson, 2017).

3.6.4 Konsultasi Hukum sebagai Bentuk Manajemen Risiko

Peran konsultan hukum:Membantu menyusun kontrak dan memberikan pendampingan strategis.Menjadi mitra strategis dalam navigasi peraturan hukum dan kepatuhan.

Pentingnya pelatihan hukum internal:Meningkatkan kesadaran hukum karyawan dan mengurangi kesalahan prosedural.

Kolaborasi jangka panjang dengan konsultan hukum:Menjamin kepatuhan hukum yang berkelanjutan.Menciptakan lingkungan usaha yang lebih aman dari litigasi (Gilson, 2003; Bagley, 2019).

(18)

3.7.1 Fungsi Perjanjian Kerahasiaan (NDA) dalam Perlindungan Ide

• Non-Disclosure Agreement (NDA): Perjanjian untuk menjaga informasi sensitif agar tidak jatuh ke tangan pesaing.

• Peran NDA:Mengikat pihak penerima informasi untuk tidak mengungkapkan atau menggunakan informasi tersebut untuk tujuan selain yang disepakat.

• Kebermanfaatan NDA:Penting untuk melindungi informasi strategis saat bekerja dengan mitra atau karyawan yang memiliki akses ke informasi penting (Sutedi, 2020).

3.7.2 Tujuan Perjanjian Non-Kompetisi (Non-Compete Agreement)

• Non-Compete Agreement (NCA):Melindungi perusahaan dari ancaman persaingan yang tidak sehat oleh mantan karyawan atau mitra bisnis yang memiliki informasi strategis.

• Tujuan NCA:Mencegah pendirian usaha yang bersaing menggunakan pengetahuan eksklusif yang diperoleh selama bekerja.Melindungi perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh persaingan langsung (Rahayu, 2022).

Pentingnya Perjanjian

Kerahasiaan dan Perjanjian Non-

Kompetisi

(19)

3.7.3 Elemen Penting dalam Penyusunan NDA dan Non-Compete

• Elemen penting dalam NDA:Deskripsi spesifik mengenai jenis informasi yang dianggap rahasia.Kewajiban pihak penerima informasi.Durasi kerahasiaan dan sanksi jika dilanggar.

• Elemen penting dalam NCA:Durasi pembatasan dan wilayah yang tercakup.Jenis usaha yang dianggap sebagai persaingan.

• Prinsip:Kejelasan dan proporsionalitas adalah kunci untuk menghindari ketentuan yang tidak sah menurut hukum (Harahap, 2016).

3.7.4 Validitas Hukum dan Tantangan Implementasi

• Validitas Hukum:NDA dan NCA seringkali menghadapi tantangan hukum terkait ketidakjelasan cakupan perjanjian atau pelanggaran hak kebebasan berusaha.

• Pembatasan Hukum:Negara seperti Indonesia memiliki batasan terkait durasi dan ruang lingkup perjanjian non-kompetisi untuk melindungi hak konstitusional individu (Munir, 2015).

Pentingnya Perjanjian

Kerahasiaan dan Perjanjian Non-

Kompetisi

(20)

Gambaran Umum dan Jenis- Jenis Izin Usaha

3.8.1 Pentingnya Legalitas Usaha Sebelum Beroperasi

• Legalitas usaha: Fondasi penting dalam kewirausahaan sebelum usaha dimulai.

• Manfaat legalitas:Mencegah sanksi hukum atau penutupan usaha.Meningkatkan kepercayaan konsumen dan mitra bisnis.Memberikan akses ke fasilitas seperti pembiayaan, tender, dan kerjasama.

• Tanggung jawab sosial dan lingkungan: Legalitas usaha juga menunjukkan komitmen terhadap keduanya (Wijandi, 2016).

3.8.2 Jenis Izin Usaha Umum dan Sektor Khusus

• Jenis izin umum: Nomor Induk Berusaha (NIB): Identitas usaha yang sah.Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK): Mempermudah akses permodalan bagi usaha mikro dan kecil.

• Jenis izin sektor khusus:Beberapa sektor seperti makanan, minuman, dan pariwisata memerlukan izin khusus (misal: izin dari BPOM atau Dinas Pariwisata).

• Prosedur pengurusan izin:Harus mengikuti prosedur yang ditentukan oleh pemerintah (Suryana, 2014).

(21)

Gambaran Umum dan Jenis- Jenis Izin Usaha

3.8.3 Prosedur dan Lembaga Penerbit Izin

• Prosedur izin usaha:Di Indonesia, pengurusan izin dilakukan melalui sistem Online Single Submission (OSS).

• Peran lembaga penerbit izin:Pemerintah daerah atau instansi terkait bertanggung jawab memastikan syarat administratif dan teknis terpenuhi.

• Manfaat sistem OSS:Mempermudah dan mempercepat proses perizinan (Soeharto &

Rachman, 2021).

3.8.4 Konsekuensi Hukum Jika Usaha Tidak Berizin

• Sanksi hukum:Usaha yang beroperasi tanpa izin yang sah dapat dikenakan sanksi administratif atau pidana.

• Kesulitan akses sumber daya:Usaha tanpa izin akan kesulitan dalam mengakses kredit, permodalan, atau peluang kerjasama.

• Pentingnya izin yang sah:Memastikan usaha beroperasi secara sah dan stabil (Kusnadi &

Arifin, 2020).

(22)

• Struktur Bisnis:Struktur bisnis menentukan arah dan keberlangsungan usaha.Pilihan bentuk usaha sangat memengaruhi pengelolaan modal, tanggung jawab hukum, dan perlindungan aset pribadi.

• Terdapat 4 bentuk usaha utama: Kepemilikan Tunggal, Kemitraan, Korporasi, dan Perseroan Terbatas (PT).

3.9.1 Kepemilikan Tunggal

• Karakteristik:Dioperasikan oleh satu individu.Pemilik memiliki kendali penuh atas usaha dan keuntungan.

• Kelebihan:Proses pendirian mudah, biaya operasional rendah.

• Kekurangan:Tanggung jawab hukum tidak terbatas, risiko pribadi lebih besar.

• Rekomendasi: Cocok untuk usaha kecil atau pemula(Adolph,2016).

3.9.2 Kemitraan

• Karakteristik:Melibatkan dua atau lebih pihak yang menjalankan dan menanggung tanggung jawab usaha.Dapat berupa Kemitraan Umum atau Kemitraan Terbatas.

• Keunggulan:Pembagian modal, keterampilan, dan tanggung jawab.

• Tantangan:Potensi konflik antar mitra dan tanggung jawab hukum tidak terbatas (Hafsah, 2000).

Perbedan Bentuk Kepemilikan

Usaha

(23)

3.9.3 Korporasi

• Karakteristik:Bentuk usaha dengan badan hukum terpisah dari pemilik.Perusahaan dapat memiliki aset, membuat kontrak, dan melakukan gugatan atas nama sendiri.

• Keunggulan:Tanggung jawab terbatas, keberlanjutan usaha lebih terjamin.

• Kekurangan:Pembentukan dan pengelolaan lebih rumit, biaya lebih tinggi (Prasetia, 2024).

3.9.4 Perseroan Terbatas (PT)

• Karakteristik:Bentuk korporasi yang paling umum di Indonesia, diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007.Minimal dua orang, pemisahan kekayaan perusahaan dan pribadi.

• Keunggulan:Memungkinkan penggalangan dana dari investor (melalui saham).Pengelolaan lebih profesional (direksi dan komisaris).

• Kekurangan:Kerumitan administratif dan kewajiban pelaporan yang lebih tinggi (UU No. 40 Tahun 2007).

Perbedan Bentuk Kepemilikan

Usaha

(24)

Alasan Usaha Tumbuh Cepat Memilih Korporasi atau PT

• Usaha yang berkembang pesat cenderung memilih bentuk korporasi/PT karena keunggulan hukum, finansial, dan operasional.

• Struktur formal membuat perusahaan lebih siap menghadapi kompetisi dan ekspansi bisnis.

• Bentuk ini memperkuat keberlanjutan dan legitimasi usaha.

3.10.1 Keunggulan Hukum dan Finansial dari Korporasi/PT

• Perlindungan hukum melalui mekanisme limited liability → pemilik tidak menanggung utang secara pribadi (Fauzi, 2020).

• Memberi rasa aman bagi investor karena risiko dibatasi pada jumlah investasi.

• Struktur pengawasan dan manajerial lebih formal → meminimalkan kesalahan operasional.

• Pengelolaan modal dan kewajiban lebih fleksibel untuk mendukung pertumbuhan cepat.

3.10.2 Akses Pendanaan dan Pertumbuhan Jangka Panjang

• Korporasi/PT dapat menerbitkan saham, obligasi, dan instrumen keuangan lain.

• Badan hukum yang terpisah menarik investor lokal dan internasional (Widyasari, 2019)

• Akses modal memungkinkan ekspansi pasar dan diversifikasi produk.

• Pertumbuhan jangka panjang lebih terencana dan berkelanjutan.

(25)

Alasan Usaha Tumbuh Cepat Memilih Korporasi atau PT

3.10.3 Keberlanjutan Usaha dan Kepercayaan Publik

• Struktur formal seperti dewan direksi dan komite audit menjamin transparansi dan akuntabilitas (Prasetyo, 2021).

• Mengurangi risiko kesalahan manajemen dan memperkuat kelangsungan usaha.

• Kepatuhan terhadap regulasi meningkatkan kepercayaan konsumen dan mitra bisnis.

• Reputasi perusahaan lebih kuat dan peluang bisnis jangka panjang meningkat.

3.10.4 Studi Banding Berdasarkan Skala Pertumbuhan

• Usaha kecil biasanya memulai dengan bentuk perseorangan atau firma karena simpel dan murah.

• Seiring pertumbuhan, kebutuhan pengelolaan profesional dan pendanaan meningkat.

• Korporasi/PT memberikan kapasitas lebih besar untuk ekspansi dan pengelolaan aset (Irawan, 2020).

• Akses pasar modal, tenaga kerja profesional, dan peluang inovasi lebih luas.

• Perusahaan pada tahap pertumbuhan lanjut sangat diuntungkan memilih bentuk PT.

(26)

Kesimpulan

Pendirian korporasi atau PT memberikan berbagai keuntungan signifikan bagi usaha yang sedang berkembang pesat, termasuk perlindungan hukum melalui mekanisme tanggung jawab terbatas. Struktur organisasi yang lebih formal mendukung pengelolaan yang efisien dan profesional, serta memperkuat tata kelola perusahaan yang transparan. Akses pendanaan yang lebih luas, baik dari investor maupun pasar modal, memungkinkan perusahaan untuk berekspansi dan berinovasi secara optimal. Bentuk usaha ini juga membangun kepercayaan publik dan kredibilitas yang penting bagi keberlangsungan bisnis. Namun, transisi ke bentuk korporasi menuntut kesiapan menghadapi regulasi dan kompleksitas pengelolaan yang lebih tinggi. Meski demikian, manfaat jangka panjang dari stabilitas dan pertumbuhan membuat bentuk ini layak dipilih oleh perusahaan yang ambisius.

Dengan strategi dan manajemen yang tepat, korporasi atau PT menjadi sarana penting untuk menghadapi tantangan bisnis masa depan.

(27)

Link Video

https://youtu.be/9xxpW3xIqH8?si=HuJ05-4OJRUa-btF https://youtu.be/NaUn13GRaNA?si=ty2ODk-FfSJj0ldC https://youtu.be/A9i8dwKC7TE?si=DxENxS-bynt95-6a

(28)

Daftar Pustaka

(29)

Daftar Pustaka

(30)

TERIM

A KASIH

Referensi

Dokumen terkait