1 Data sebaran luas tanam dan produksi minyak serai wangi tahun 2007 Tidak ada luas panen (Ha) Produksi minyak (ton). Setiap pelaku rantai pasok melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan operasional produksi minyak serai wangi.
Memetakan Aliran Rantai Pasok
Aktivitas Petani Sereh Wangi
Petani serai wangi di Desa Cimungkal Kabupaten Sumedang merupakan masyarakat lintas wilayah desa yang bekerja sebagai pengepul sebagai pekerjaan sampingan. Para petani ini dipinjamkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh pengepul sebagai modal budidaya serai wangi.
Aktivitas Pengepul dan Penyulingan
Ada tiga perusahaan besar yang menjadi pelanggan tetap kilang minyak serai wangi di Desa Cimungkal, Kabupaten Sumedang. Proses pemurnian yang dilakukan oleh perusahaan penyulingan minyak serai wangi desa Cimungkal ini terbagi menjadi tiga bagian.
Perbaikan Bagian Produksi (Penyulingan)
Alur informasi dari pengumpul atau penyuling ke konsumen adalah status pengiriman, jumlah minyak serai wangi yang dikirim ke konsumen, tanggal pengiriman hingga tanggal penerimaan. Alur informasi ini merupakan langkah awal dalam menggambarkan Big Picture Mapping industri penyulingan minyak serai wangi di Desa Cimungkal Kabupaten Sumedang.
Menambahkan Aliran Fisik
Identifikasi Pemborosan
Kategori sampah 1 Menunggu Bahan baku diterima dari petani 60 NNVA 2 Transportasi Bahan baku dibawa ke lokasi. Tahapan pertama sebelum melakukan proses produksi destilasi adalah penerimaan bahan baku serai wangi dari petani.
Identifikasi penyebab pemborosan
Masyarakat menjadi salah satu kasus yang menunggu dalam proses penyulingan serai wangi di Desa Cimgkul, Kabupaten Sumedang. Penyulingan minyak serai wangi di Desa Cimungkal Kabupaten Sumdedang hanya dilakukan oleh dua orang pekerja.
Tahap Perbaikan
Peralatan yang digunakan dalam penimbangan mempunyai kapasitas yang terbatas sehingga perlu dilakukan penimbangan berulang-ulang sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan berlebihan pada saat pengambilan bahan baku. Sehingga kilang minyak serai wangi di kawasan ini dapat terus mengembangkan aktivitasnya dan meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan. Faktor Penyelesaian Tujuan Penyelesaian besarannya lebih besar, karena jika suatu benda disusun lebih jelas maka hal ini juga akan terjadi.
Untuk memudahkan pekerja dalam membawa atau menempatkan bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak, karena jika suatu barang ditata dengan lebih baik maka akan menyisakan lebih banyak ruang. Kegiatan yang mendominasi waktu pada NNVA adalah kegiatan menunggu bahan baku mengering selama 4 jam, hal ini menjadi point penting untuk dilakukan.
Perbaikan prosedur kerja
Tahapan perbaikan yang telah dilakukan pada bagian produksi kilang minyak serai wangi di desa Cimungkal adalah sebagai berikut. Pengepul biasanya memberikan harga kepada petani sebesar Rp 500/kg jika daun serai wangi masih basah, namun jika sudah kering petani akan menerima Rp 510/kg dari pengepul. Proses penerimaan bahan baku mutlak diperlukan, karena dengan adanya kegiatan ini penyulingan baru dapat melakukan penyulingan, namun karena ketidakdisiplinan sebagian petani, sehingga menjadi kendala besar bagi para pengepul untuk lebih cepat memanen hasil panennya.
Berdasarkan Gambar 5.2 terlihat bahwa prosedur baru bagi petani dapat memperlancar alur penyulingan minyak serai wangi dan memanfaatkan waktu dengan lebih optimal. Dari penyerahan bahan baku oleh petani ke pengumpul/penyuling pada waktu yang telah ditentukan, petani sendiri yang akan membawa serai wangi ke timbangan dan membantu menimbang bahan baku tersebut.
Pengawasan terhadap pekerja
Perpindahan barang
Faktor utama sulitnya perbaikan struktur pabrik adalah biaya, sehingga perusahaan sering mengabaikan limbah transportasi ini. Berdasarkan informasi dari pengolahan data sebelumnya, diketahui bahwa pengangkutan terjadi pada saat bahan baku terjadi pada saat bahan baku dipindahkan dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya.
Penambahan jam kerja, mesin dan penjadwalan penanaman
Perancangan Big Picture Mapping (Future State )
Rancangan Pemetaan Gambaran Besar (Keadaan Masa Depan) berkembang dari usulan-usulan yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya. Pemetaan Gambaran Besar (Keadaan Masa Depan) berfokus pada proses pemurnian mulai dari penerimaan bahan mentah hingga minyak serai wangi yang dikemas dan disimpan di gudang. Pada Big Picture Mapping (Future State), proses pengeringan dihilangkan sehingga proses pengeringan dapat dilakukan petani pada saat panen serai wangi.
Berdasarkan pemetaan menggunakan PAM (Process Activity Mapping) pada Tabel 4.14 diketahui bahwa proses penyulingan minyak serai wangi mempunyai kondisi operasional yang berbeda yaitu: kegiatan yang memberikan nilai tambah (value-added Activity) dan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah. (aktivitas yang tidak memberi nilai tambah). Berdasarkan rangkuman PAM selanjutnya pada Tabel 4.15, setelah menghilangkan kegiatan pengeringan dan kegiatan pendukung pengeringan, maka hasil kegiatan penyulingan minyak serai wangi memerlukan 11 proses dengan total waktu 274 menit, dengan nilai tambah yang meningkat sebesar 38. 93% naik menjadi 67,52%. dari masa lalu.
Usulan perbaikan Aliran Rantai Pasok
Artinya, jika PT Djasulawangi mendapat 200 kg, maka PT Indesso Aroma dan Van Aroma harus menunggu hingga periode berikutnya. Artinya penyulingan tidak memaksimalkan keuntungan karena tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan secara maksimal, dan pelanggan mengalami kerugian karena harus menunggu relatif lama. Ada beberapa alternatif umum yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan, yaitu menghilangkan pemborosan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah, memaksimalkan waktu kerja, menambah mesin, dan memaksimalkan lahan yang tersedia.
Terbatasnya bahan baku
Desa Cimungkal sendiri memiliki luas 450 hektar dan telah diberikan lahan untuk budidaya serai wangi sebanyak 100 hektar, artinya masih ada 90 hektar yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petani setempat. Tujuan dari alternatif ini adalah untuk memanfaatkan lahan yang belum digarap secara maksimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar yang umumnya berprofesi sebagai petani.
Terbatasnya mesin tersedia
Perancangan Skenario
Skenario tersebut terdiri dari Skenario I, Skenario II dengan waktu kerja 20 dan 30 hari kerja, dan Skenario III dengan waktu kerja 20 dan 30 hari kerja. Rantai pasok serai wangi di Desa Cimungkal Kabupaten Sumedang memiliki tiga pelaku utama dalam rantai pasok yang terlibat langsung dalam peta alur rantai pasok. Berdasarkan perbaikan yang dialami departemen pengilangan dengan menghilangkan berbagai limbah, skenario pertama akan didasarkan pada hal ini, yaitu mengurangi waktu kerja dari 20 hari untuk memproduksi 200 kilogram minyak serai wangi menjadi 17 hari kerja.
Hari kerja tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan mesin dan memaksimalkan hasil produksi dan pendapatan. Karena adanya tambahan hari kerja pada bagian produksi atau pengolahan minyak serai wangi, maka pihak atas (petani) harus menanam bahan baku serai wangi (serai wangi) dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan sebelumnya yaitu seluas 9 hektar atau 90 ton serai wangi.
Hasil penyulingan untuk 30 hari
Waktu penyulingan untuk penyulingan pertama = 4 jam Waktu penyulingan selanjutnya = 3 jam Waktu penyulingan untuk masa panen = 30 hari Jumlah bahan baku yang dibutuhkan = 1 ton / penyulingan Berat minyak serai wangi yang dihasilkan = 4 kg.
Bahan Baku yang dibutuhkan
Jumlah kebutuhan sereh wangi oleh masing-masing petani
Karena jumlah hari kerja (penyulingan) bertambah menjadi 30 hari kerja, maka para pekerja harus bekerja selama 30 hari berturut-turut, dan pembagian tugas petani per hari adalah menanam sebanyak yang dibutuhkan masing-masing petani. Berdasarkan hasil perhitungan skenario I, untuk memaksimalkan jumlah hari kerja selama 30 hari diperlukan bahan baku sebanyak 90 ton/periode dengan luas 9 hektar/periode dengan produksi destilasi 360 kg/periode dan perencanaan jangka waktu dilakukan dalam 30 hari kerja (Gambar 4.17 dan 4.18). Skenario kedua dirancang untuk dua periode yaitu 20 hari kerja dan 30 hari kerja, dengan tujuan untuk membandingkan jumlah hari kerja sesuai kondisi saat ini dengan usulan skenario sebelumnya (Gambar 4.11 dan Gambar 4.12).
Dan skenario kedua 30 hari kerja membutuhkan bahan baku lebih banyak karena waktu pengerjaan lebih besar dari 20 hari kerja. Perbedaan produksi minyak serai wangi yang dihasilkan juga dapat dilihat pada perhitungan yang akan disajikan.
Kebutuhan Bahan Baku
Tenaga kerja penyulingan minyak sereh wangi
Pembagian Lahan
Agar petani dapat merasakan panen sebulan sekali dan terus memperoleh pendapatan dari budidaya serai wangi, maka petani harus menghasilkan 0,6 ton atau 600 kg per hari selama 20 hari dan 30 hari.
Luas lahan Total
Berdasarkan luas lahan yang akan digunakan yaitu 33 hektar per periode, hal ini kemudian akan mempengaruhi jumlah mesin yang dibutuhkan. Dengan membagi waktu tersebut, kita dapat melihat perbedaan yang terjadi pada jumlah mesin yang dibutuhkan dan membandingkan keuntungan yang dapat dicapai oleh pengolah dan petani (Gambar 4.13 dan Gambar 4.14). Hal yang membedakan 20 hari kerja dan 30 hari kerja adalah kebutuhan mesin yang akan digunakan untuk penyulingan.
Karena kita hanya punya waktu 20 hari, skenario ketiga dengan 20 hari kerja akan membutuhkan lebih banyak mesin dibandingkan skenario ketiga dengan 30 hari kerja. Waktu penyulingan untuk penyulingan pertama = 4 jam Waktu penyulingan berikutnya = 3 jam Waktu penyulingan untuk satu kali panen = 17 hari Jumlah bahan baku yang dibutuhkan = 1 ton / penyulingan Berat minyak serai wangi yang dihasilkan = 4 kg.
Berat tanaman sereh wangi yang dihasilkan
Perencanaan mesin penyulingan
Pembagian luas lahan untuk masing-masing petani
Perhitungan Laba, Penjualan break even point dan Payback period Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan pada setiap skenario, maka pada
- Perhitungan Laba, Penjualan dan break even point keadaan saat ini Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, dapat dilakukan penyusunan
Biaya
Penerimaan
Lapora Laba-Rugi
Analisis Finansial Usaha
- Analisis Laba, Penjualan dan break even point future state map
Pada kondisi saat ini, BEP akan tercapai ketika pendapatan mencapai nilai Rp 23,96 kg atau penjualan. Hal penting dalam meningkatkan aktivitas penyulingan minyak serai wangi adalah dihilangkannya aktivitas pengeringan dan beberapa aktivitas lain yang berkaitan dengan pengeringan. Biaya tetap penyulingan serai wangi adalah biaya perawatan mesin sebesar Rp dan biaya penyusutan mesin sebesar Rp375.000,00.
Pendapatan merupakan pendapatan finansial yang diterima kilang minyak serai wangi dalam jangka waktu tertentu. Harga jual 1 kg minyak serai wangi adalah Rp 170.000,- dan dalam satu periode dihasilkan minyak serai wangi sebanyak 200 kg.
Laporan Laba Rugi
- Analisis Laba, Penjualan dan break even point Skenario I
- Analisis Laba, Penjualan dan break even point Skenario II
Pada skenario pertama, penyulingan dilakukan dengan waktu kerja 30 hari dengan menggunakan 1 mesin yang tersedia di kilang minyak serai wangi di desa Cimungkal kabupaten Sumedang. Biaya bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan produksi penyulingan minyak serai wangi, biaya tersebut diperlukan untuk pembelian kayu bakar dan biaya pembakaran minyak. Harga jual 1 kg minyak serai wangi adalah Rp 170.000, dan dalam satu periode dihasilkan minyak serai wangi sebanyak 360 kg.
Biaya bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penyulingan minyak serai wangi, biaya tersebut diperlukan untuk pembelian kayu bakar dan biaya pembakaran minyak. Harga jual 1 kg minyak serai wangi adalah Rp 170.000, dan dalam waktu 20 hari kerja dan 30 hari kerja akan dihasilkan minyak serai wangi sebanyak 1.320 kg.
Laporan Laba-Rugi
- Analisis Laba, Penjualan dan break even point Skenario III
Skenario kedua dengan waktu 20 hari kerja, benih ditanam seluas 26 hektar dengan kebutuhan per hektar sebanyak 30.000 bibit dan dalam 2 buah mesin dan peralatan berupa jerigen ukuran 14 35 liter. Skenario kedua, dengan waktu 30 hari kerja, benih ditanam seluas 44 hektar dengan kebutuhan per hektar sebanyak 30.000 bibit dan dalam 2 buah mesin dan peralatan berupa jerigen ukuran 21 35 liter. Harga jual 1 kg minyak serai wangi adalah Rp 170.000, dan dalam waktu 20 hari kerja akan dihasilkan minyak serai wangi sebanyak 480 kg.
Skenario kedua dengan waktu 20 hari kerja melakukan investasi benih seluas 90 ha dengan kebutuhan 30.000 benih per hektar dan 6 mesin dan peralatan berupa tabung 35 liter untuk 38 buah Poppies. Skenario kedua dengan waktu 30 hari kerja melakukan investasi benih seluas 89 ha dengan kebutuhan benih sebanyak 30.000 benih per hektar dan untuk 4 buah mesin dan peralatan berupa 21 tabung berukuran 35 liter.
ANALISIS
Analisis Perbandingan Big Picture-Current State Map dan Big Picture- Futur State Map