• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bolehkah Shalat Dhuha Berjamaah?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Bolehkah Shalat Dhuha Berjamaah?"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang mengajarkan ilmu kepada manusia, dan tidak ada manusia yang mempunyai ilmu kecuali apa yang telah Allah SWT ajarkan kepadanya. Akhir-akhir ini, khususnya di sekolah-sekolah Islam, sering kita jumpai anak-anak diajak sholat dhuha subuh yang dilakukan secara berjamaah. Untuk itu, penulis merasa terdorong untuk membaca beberapa literatur fiqh dan kemudian menuliskannya dalam buku kecil ini. Disini penulis juga memuat pembahasan mengenai beberapa keutamaan shalat dhuha, waktu pelaksanaannya dan jumlah rakaatnya, dan pada bagian akhir penulis juga menjelaskan tentang shalat setelah shalat dhuha.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, atas segala kesalahan dan kekurangan penulis mohon maaf dan penulis mohon doanya semoga amal kecil ini layak dilimpahkan kepada Allah SWT.

Pendahuluan

Keutamaan Shalat Dhuha

  • Wasiat Rasulullah saw
  • Rasulullah saw Melaksanakannya
  • Diampuni Dosa
  • Sedekah Persendian
  • Dicukupkan Rezeki
  • Shalatnya Orang yang Bertaubat
  • Seakan Memperoleh Harta Ghonimah
  • Diangkat Derajat
  • Penyempurna Shalat Wajib

Kekasihku (semoga Allah merahmatinya dan memberinya kesejahteraan) telah berwasiat kepadaku tiga perkara supaya aku tidak meninggalkannya sehingga dia meninggal dunia; Puasa tiga hari setiap bulan, solat Dhuha dan tidur ketika mengerjakan solat witir. (HR. Bukhari dan Muslim). ), kadang-kadang dia menambah seperti yang dia mahu". (HR. Muslim). Semua itu boleh disempurnakan dengan (solat) dua rakaat solat pada waktu Dhuha." (HR. Muslim).

Allah Ta'ala berfirman: "Wahai anak Adam, janganlah kamu tinggalkan solat empat rakaat di awal siang (pada waktu Dhuha), nescaya Aku akan mencukupkan kamu di akhir siang." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi). Tidaklah seorang pun mendirikan solat Dhuha melainkan dia adalah orang yang banyak bertaubat kepada Allah" (HR. Hakim). Barangsiapa yang berwuduk kemudian pergi ke masjid pada waktu pagi untuk menunaikan solat Dhuha, maka inilah pergaduhan yang paling dekat, iaitu mangsa yang paling besar dan kembalinya lebih cepat” (HR. Tirmizi).

Hendaklah kamu lebih banyak berlutut di hadapan Allah, kerana kamu tidak berlutut di hadapan Allah dengan satu rukuk, tetapi Allah akan meninggikan satu darjatmu dan menghapuskan satu kesalahanmu” (HR. Muslim).

Hukum dan Jumlah Rakaat

Hukum

Sesungguhnya amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Kemudian Allah Ta'ala berfirman kepada malaikat-malaikatnya dan Dia lebih mengetahui tentang segala sesuatu, "Lihatlah solat hamba-Ku, adakah sempurna atau ada kekurangan. Namun jika ada kekurangan dalam solatnya, lihatlah hamba-Ku itu mengamalkan solat sunat. .

Jika dia mempunyai shalat sunnah, maka lengkapilah pahala hamba-Ku karena shalat sunnah yang dikerjakannya. Seringkali yang dimaksud tidak setiap hari, terkadang Rasulullah meninggalkan salat Dhuha, itu semua dimaksudkan agar salat Dhuha tidak dianggap sebagai kewajiban bagi umat Islam. Para ulama berpendapat bahwa Rasulullah yang tidak menjadikannya rutin (setiap hari) khawatir salat Dhuha ini dianggap sebagai kewajiban sehingga nantinya menjadikan ummat lemah untuk melakukannya (setiap hari)” 3.

Jumlah Rakaat

Antara solat sunat ialah solat Dhuha, minimum dua rakaat dan maksimum dua belas rakaat”4. Sunat solat Dhuha itu lebih kuat, yang terkecil dua rakaat, pertengahannya enam rakaat dan yang paling besar ialah lapan rakaat, dan lebih daripada lapan rakaat adalah makruh"5. Ulama kami adalah dari golongan berpendapat bahawa solat Dhuha adalah sunat muakkad, paling sedikit dua rakaat dan paling banyak lapan rakaat”.

Namun lebih lanjut Imam An-Nawawi menyatakan bahwa ada sebagian ulama mazhab As-Syafi'i yang berpendapat bahwa batas maksimal ruh shalat bukanlah delapan rakaat melainkan dua rakaat. Nabi Muhammad SAW mandi di rumah Ummu Hani pada tahun terjadinya Fathu Makkah, kemudian beliau melaksanakan shalat ruh sebanyak delapan rakaat” (HR. Bukhari dan Muslim). Jika anda menyelesaikan salat ruh 2 rakaat maka anda tidak termasuk orang yang lalai, jika anda menyelesaikan salat 4 rakaat maka anda termasuk golongan muhsinin dan.

Barangsiapa yang menyelesaikan 12 rakaat Ruh Sholat, maka Allah akan membangunkan baginya istana emas di surga.” melangkah ke tingkat empat rakaat, dst.. Sekalipun cukup dua rakaat saja bagimu, namun rutin jauh lebih baik dari delapan siklus, tetapi lakukan setahun sekali.

Waktu Pelaksanaan

Amalan yang paling disukai Allah SWT adalah amalan yang terus-menerus walaupun sedikit”. Padahal waktu yang dianggap paling utama untuk shalat ruh adalah ketika matahari telah terbit dan sinarnya telah menghangatkan bumi. Zaid bin Arqom melihat sesuatu orang sedang menunaikan shalat Dhuha, lalu dia berkata: Mungkin mereka tidak mengetahui bahwa ada waktu yang lebih penting dari ini.

Bolehkah Shalat Dhuha Berjamaah?

Sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda, “Sholat awwabin (sholat dhuha) adalah saat anak sapi merasakan sinar matahari.” Selain ketujuh shalat sunnah di atas, ia juga tergolong dalam shalat sunnah, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan secara perseorangan, atau bahasa lain yang sunnah dan tidak dilakukan secara berjamaah, misalnya shalat keperawatan (sholat sunah setelah shalat wajib). ), salat tahajjud, salat dhuha, salat witir (yang tidak dilakukan setelah tarawih), istikharah, dll.10. Bahwa (suatu ketika) Rasulullah datang ke rumahnya bersama Abu Bakar pada sore hari (saat panas mulai menghangat), melihat Rasulullah dan berkata: “Di manakah tempat yang kamu suka dari rumahmu dimana aku bisa shalat?” maka aku pun menunjukkan kepadanya tempat shalat, kemudian Rasulullah bangun dan kami berbaris di belakangnya, kemudian para pemuda memberi salam (selesai shalat) kami juga memberi salam setelah beliau memberi salam.

Tak hanya itu, Rasulullah s.a.v.s. beliau juga melaksanakan salat sunnah berjamaah (selain ketujuh salat di atas) bersama Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibnu Mas'ud, dan semua itu ada dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim. Bahkan di halaman yang sama, ia menegaskan, Imam Syafiu sendiri sudah menegaskan bahwa shalat sunnah berjamaah itu boleh dan tidak ada salahnya. Pada akhirnya, tidak masalah jika shalat sunnah dilakukan secara berjamaah, karena Rasulullah melakukannya sesekali saja, sedangkan di lain waktu hendaknya kita shalat secara terpisah, baik di rumah, di kantor, di tempat lain. hotel, di apartemen, sekolah atau masjid. .

Adapun bacaan imam pada saat salat sunah berjamaah, selain salat sunah tujuh kali yang sering dilihat Nabi SAW dilakukan secara berjamaah, jika salat sunah dipanjatkan pada siang hari (sholat sunah dhuha misalnya), maka ini doa. didoakan tanpa meninggikan suara (sirrije). dan jika shalat sunnah dilakukan pada malam hari (misalnya shalat tahajhud) maka shalatnya dilakukan dengan suara meninggikan (jahriyeh).

Doa Setelah Shalat Dhuha

Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, kecantikan itu keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan itu pemeliharaan-Mu, ya Allah, apabila rezekiku di atas langit, maka turunkanlah. , apabila ia berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, apabila haram, sucikanlah, jika jauh, dekatkanlah kepada kebenaran kemuliaan-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu. dan kekuatanMu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang soleh”. Daripada ketiga-tiga sumber di atas, tidak ada penjelasan tambahan tentang solat ini, apakah doa ini disandarkan dengan riwayat Nabi saw, atau sekadar ijthad murni para ulama. Seandainya ada sokongan dari Rasulullah saw, tentu saja doa ini akan lebih kuat, dan walaupun hanya ijtihad murni para ulama, maka doa ini pasti masih dapat dilakukan.

كِرا َب َو ,ُهْ رَث َك َف لَيِلَق Allahumma inka rizqi fis sama'i fa ahbithu, ue inkana fil ardhi fa azhhirhu, ue inkana ba'idan faqarribhu, ue inkana qariban fayassirhu, inkata'ikataui . Ya Tuhanku, jika rezekiku di langit turunkanlah, jika di bumi keluarkanlah, jika jauh dekatkanlah, jika dekat, ringankanlah, jika sedikit maka perbanyakkanlah. dan berilah aku keberkatan dari rezeki itu”. Doa ini boleh dibaca, tetapi tidak bermakna doa lain tidak boleh dibaca, masih banyak lagi doa yang boleh dibaca walaupun selepas solat Dhuha.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu (diberikan) ilmu yang bermanfaat dan diterima segala amal (amal soleh), serta rezeki yang baik”. Daripada Abu Said Al-Khudri ra katanya: Suatu ketika Rasulullah saw masuk ke dalam masjid dan tiba-tiba Rasulullah saw. melihat seorang lelaki Anshor, dia adalah Abu Umamah. Lalu Rasulullah memanggil: "Wahai Abu Umamah, mengapa aku melihat kamu duduk di masjid tidak pada waktu solat?" Abu Umamah menjawab, "Saya masih bersedih dan saya mempunyai banyak hutang."

Rasulullah bersabda, “Maukah kamu aku ajarkan kepadamu sebuah doa yang jika kamu melaksanakannya, maka Allah akan menghilangkan kesedihanmu dan Allah akan melunasi hutangmu?” Abu Umamah menjawab: “Tentu saja engkau menghendakinya wahai Rasulullah.” Allahumma innii a'udzubika minal hammi vel hazani wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasali ue a'udzubika milal jubni wal bukhli ue a'udzubika min ghalabatiddaini ue kahrir rijaal. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari segala kekhawatiran dan kesedihan, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari rasa takut dan keserakahan, dan aku mencari perlindungan dari hutang dan tekanan dari penguasa.”

Dari sahabat Ali ra berkata: Maukah kamu aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat (doa) dari Rasulullah, yang di dalamnya walaupun hutangmu sebesar gunung, pasti Allah akan melunasinya untukmu.

Penutup

Saat ini penulis merupakan tim ustad di Rumah Fiqh Indonesia (www.rumahfiqih.com), sebuah lembaga non-profit yang bertujuan mencetak kader-kader ulama di masa depan, dengan misi mengkaji Fiqh secara orisinil dan mendalam. , dan perbandingan yang seimbang antar sekolah yang ada. Penulis merupakan alumni LIPIA Jakarta bersama tim ustad Rumah Fiqih Indonesia lainnya yang juga merupakan almamater Fakultas Syariah, dan beliau juga merupakan alumni Pascasarjana PTIQ Institute Jakarta konsentrasi ilmu tafsir. Selain aktif di Rumah Fiqih Indonesia, ia juga saat ini tercatat sebagai dosen di STIT Raudhatul Ulum di Desa Sakatiga, Kecamatan Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, kampung halaman kelahirannya.

foto penu lis yang
foto penu lis yang

Gambar

foto penu lis yang

Referensi

Dokumen terkait

Peringkat idAAA Triple A untuk Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Seri C Tahun 2017, Tahap III Seri C Tahun 2017 dan Tahap IV Seri C Tahun 2018 serta Obligasi Berkelanjutan III Tahap I

RESULTS AND DISCUSSION Results Based on the questionnaire and the data analysis through observation, the data collected are : Table 1.Students Autonomy Autonomy KGB High 8 Middle