• Tidak ada hasil yang ditemukan

Borang Proposal Biologi Umum 2023 3.1 Malika

N/A
N/A
Mommy Chanel

Academic year: 2023

Membagikan "Borang Proposal Biologi Umum 2023 3.1 Malika"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Nama : Amalia Sofia Malika NIM : 23/513417/PT/09701 Asisten : Shanaz Dhiya’ul Haq

ACARA 3.1.

Imitasi Perbandingan Genetis pada Persilangan Dihibrid dan Monohibrid

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan atau penurunan karakteristik dari orang tua atau induk kepada keturunannya dan variasi perbedaan yang tampak di antara semua makhluk hidup (Khafizoh 2017). Pewarisan Sifat atau hereditas adalah pewarisan watak atau sifat dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial (Akbar 2015).

Persilangan Monohibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki satu sifat berbeda.

Persilangan monohibrid sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi yang berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan”. Keturunan pertamanya (F1) akan memiliki sifat sama dengan salah satu induk, hal ini dipengaruhi jika dipengaruhi oleh alel dominan dan resesif.

Persilangan monohibrid terbagi menjadi dua yaitu persilangan monohibrid dominan dan persilangan monohibrid intermediet (Akbar 2015)

Persilangan Dihibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki dua sifat berbeda.

Persilangan Dihibrid sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “independent assortment of genes” atau

(2)

BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Sama halnya dengan monohibrid, dihibrid pun mengenal sifat dominan dan intermediet (Akbar 2015).

Persilangan dihibrid lebih rumit dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Konsep penting dalam genetika populasi yang melibatkan dua lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya. Selain itu, persilangan juga bisa terjadi secara acak ataupun terkontrol. Penyebaran gen pada persilangan acak dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diferensi (Wijayanto 2013).

Berdasarkan pemaparan diatas, maka praktikum ini perlu lakukan agar bisa mengetahui mengenai pewarisan sifat dan kemungkinan hasil dari pewarisan sifat pada persilangan dihibrid dan monohibrid.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk memahami dan mempelajari pewarisan sifat. Serta mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet yang bertemu secara acak. Selain itu, pada praktikum ini juga menghitung keturunan hasil dari persilangan dihibrid dan monohibrid.

(3)

BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13 Berlaku sejak 03 Maret 2008 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

II. DAFTAR PUSTAKA

Schwarzbach, E., Smýkal, P., Dostál, O., Jarkovská, M., & Valova, S. 2014. Gregor J. Mendel-genetics founding father. Czech Journal of Genetics and Plant Breeding Vol.5, No.2, 43-51.

Effendi, Y., & Rumah, P. P. 2020. Buku ajar genetika dasar.

viewed 19 September 2023.

Akbar, R. T., Hardhienata, S., & Maesya, A. 2015. ‘Implementasi sistem hereditas menggunakan metode persilangan hukum mendel untuk identifikasi pewarisan warna kulit

manusia’. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Komputer/Informatika, 1 Vol.1, No.1. 1-4.

Wijayanto, D. A. 2013. ‘penerapan penentuan probabilitas genotip keturunan‘ viewed 18 September 2023.

Referensi

Dokumen terkait