• Tidak ada hasil yang ditemukan

Borneo Journal of Language and Education

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Borneo Journal of Language and Education"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BENJOLE, Borneo Journal of Language and Education, Volume 2 (No.1), 2022 71

Intervensi Fonetik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Studi Kontrastif Bahasa Arab dan Indonesia Pada Tataran Pelafalan Kata)

Farid Qomaruddin

Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

*Correspondence: faridqomaruddin@gmail.com

Chicago Manual of 17th edition (full note) Style Citation:

Farid Qomaruddin, “Intervensi Fonetik Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Studi Kontrastif Bahasa Arab dan Indonesia Pada Tataran Pelafalan Kata),”. BENJOLE, 2(1), 71-83.

Abstract

Linguistic phenomena that cause problems for foreign language learners cannot be separated from the inherent characteristics of each source language and target language, especially for some of the elements of both which are different from one another. This study aims to reveal several forms of phonological intervention in Arabic against Indonesian or vice versa as well as a model of changing the phonetic level between the two. The methodology in this research is library research. Sources of data come from several literatures that are closely related to the topic obtained through documentation techniques, which are then analyzed using qualitative descriptive techniques. The findings of this study are that the level of intervention of Indonesian sounds into Arabic is found in the eight forms of speech sounds that change. In contrast, the Intervention of Arabic into Indonesian is found in nine forms of speech.

Keywords : Arabic Language, Indonesian Language, Contrastive Analysis, Phonology, Intervention

Volume 2 No 1, 2022 E-ISSN: 2775-4790

(2)

A. Pendahuluan

Diantara Fenomena kebahasaan tentunya terdapat sisi-sisi menarik untuk dikaji, salah satunya adalah tentang Fonetik (Phonetics). Fonetik merupakan salah satu sub disiplin linguistik yang mempelajari bunyi (parole) bahasa secara umum, baik yang mempelajari bahasa (langue) tanpa menghiraukan arti maupun yang mempelajari bahasa dengan menghiraukan arti. Setiap bahasa memiliki sistem fonetik / fonem yang berbeda-beda, demikian pula dengan bahasa Arab dan bahasa Indonesia 1.

Berdasarkan luasnya cakupan studi tentang fonetik, maka terdapat pembidangan tertentu yang memiliki ciri dan karakter masing-masing. Diantara macam pembidangan tersebut adalah: fonetik organis, onetik akustik, dan fonetik auditoris 2.

Fenomena kesulitan bagi pelajar di Indonesia dalam melafalkan beberapa kosa kata bahasa Arab jika ditinjau dari sudut Linguistik, disebabkan karena adanya perbedaan sistem fonologi antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, juga ada beberapa fitur fonetik bahasa Indonesia yang tidak terdapat pada fitur fonetik bahasa Arab, sehingga terjadi perubahan pelafalan pada beberapa konsonan maupun vokal bahasa Arab. Kesulitan tersebut mengakibatkan terjadinya Epentesis atau penambahan bunyi ditengah kata, paragoge atau penambahan bunyi diakhir kata, penyuaraan (voicing) atau perubahan salah satu konsonan menjadi konsonan lain karena terpengaruh oleh suara yang dekat dengan konsonan tersebut, depalatisasi (depalatization) atau berubahnya salah satu konsonan menjadi konsonan lain karena berdekatannya tempat keluar huruf.

Tidak terdapatnya beberapa fitur fonetik pada bahasa asal pada bahasa target, menuntut penutur bahasa asal untuk cenderung membunyikan fitur-fitur bahasa target yang tidak terdapat bada bahasa asal dengan fitur bahasa asal yang memiliki persamaan artikulator maupun sifatnya dengan fitur bahasa target. Hal demikian sering disebut dengan Intervensi bunyi bahasa 3.

Memperhatikan sekilas tentang macam-macam pembidangan fonetik serta terjadinya beberapa fenomena fitur-fitur fonetik yang terdapat dalam satu bahasa tidak terdapat pada bahasa lain, khususnya pada bahasa Arab dan bahasa Indonesia, maka penulis mengangkat masalah tersebut dalam sebuah penelitian yang bertajuk “Intervensi Fonetik Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia”.

Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengunggap fonetik artikulasi Bahasa Arab dan bahasa Indonesia, serta menganalisis secara kontrastif bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia dan intervensi yang terjadi daripadanya.

Pada sebagian kajian Pustaka, Peneiti menemukan judul penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini, antara lain: pertama, “Pengaruh bahasa Sunda dalam bacaan al-Qur’an oleh santri putri di pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak Sewon Bantul Yogyakata”

(https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1121/). Oleh Nur’aeni, Kajian ini berfokus pada beberapa fitur-fitur fonetik bahasa Arab yang mengalami perubahan karena

1 In Ramelan, “English Phonetic (p. 1),” Semarang: IKIP SemarangPress, 2003.

2 Bernard Bloch, George L Trager, and George L Trager, “Outline of Linguistic Analysis.(Special Publications of the Linguistic Society of America),” 1942.

3 Nasaruddin Idris Jauhar, “Ilm Aṣwāt Al-‘Arabiyyah” (Surabaya: Adab Press, 2014).

(3)

adanya pengaruh dari fonetik bahasa Sunda. Kedua, “Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia Dalam Percakapan Berbahasa Arab Santri Ptyqm Kudus”, yang ditulis oleh Niswatush Sholihah IAIN Salatiga. Penelitian ini membahas tentang faktor struktural berupa perbedaan antara sistem gramatikal antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab, dan faktor non-struktural yang berupa kedwibahasaan penutur dan mitra tutur .4 Ketiga, penelitian dengan judul “Proses Interferensi Fonologi Pada Percakapan Bahasa Arab Santri” yang ditulis oleh Muhammad Nur Kholis IAIN Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses interferensi fonologis dalam percakapan santri ma’had Ta’mirul Islam Surakarta dan faktor interferensi yang melatarbelakanginya.5

Terdapat beberapa kesamaan yang mendasar pada penelitian-penelitian diatas dengan penelitian ini, yakni pembahasan tentang intervensi pada kajian bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, namun yang membedakan pada artikel berikut adalah bahwa dalam artikel ini disampaikan sebuah kajian yang membahas tentang sebuah analisa tentang fitur-fitur fonetik bahasa Indonesa dan bahasa Arab. Dengan demikian, maka tampak jelas bahwa kajian ini mempunyai perbedaan dalam segi pembahasannya dengan kajian-kajian yang telah disebutkan di atas.

B. Kajian Teori

Interferensi bahasa Indonesia terhadap berbicara bahasa Arab bagi mahasiswa PBA terdiri dari interferensi semantic, sintaksis, morfologi, leksikologi, dan fonologi. Faktor yang meyebabkan terjadinya interensi tersebut yaitu:

dominasi bahasa Indonesia, kurangnya kosa-kata bahasa Arab, dan kebiasaan bahasa Indonesia yang sangat melekat sehingga susah ditinggalkan.6

Sebab terjadinya intervensi bahasa Arab karena beberapa hal. Pertama, adanya kedwibahasaan penutur yang diikutkan dalam kalam. Kedua, penutur tidak konsisten dalam menggunakan satu bahasa. Ketiga, Kurangnya kosa kata yang digunakan oleh penutur dalam menghadapi kemajuan dan pembaharuan.

Keempat, lupa akan mufrodat-mufrodat yang jarang digunakan. Dan kelima, pemilihan kata dalam bahasa Arab.7

Peristiwa gangguan fonologis dapat terjadi karena kontak dua bahasa.

Interaksi Arab dan Indonesia memungkinkan kontak bahasa yang dapat menyebabkan pengguna bahasa asing mengalami gangguan fonologis dan gramatikal.8

4 Niswatush Sholihah, “Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia Dalam Percakapan Berbahasa Arab Santri PTYQM Kudus,” اـنـناـسل (LISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan Pembelajarannya 9, no. 2 (2020): 309–26.

5 Muhammad Nur Kholis, “Proses Interferensi Fonologi Pada Percakapan Bahasa Arab Santri,”

Tsaqofiya: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Arab 1, no. 2 (2019): 1–18.

6 Muhammad Arif Mustofa, “Interferensi Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Arab,” An Nabighoh 20, no. 02 (2018): 139–61.

7 Sri Wahyuningsih dan Kaharuddin, “Interferensi Bahasa Daerah Dan Bahasa Indonesia Terhadap Penggunaan Bahasa Arab,” AL-AF’IDAH: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Pengajarannya 3, no. 2 (2019): 90–100.

8 Thoyib Thoyib and Hasanatul Hamidah, “Interferensi Fonologis Bahasa Arab ‘Analisis Kontrastif Fonem Bahasa Arab Terhadap Fonem Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Universitas Al Azhar Bukan Jurusan Sastra Arab,’” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora 4, no. 2 (2018): 63–71.

(4)

Bahasa Arab dan Inggris adalah bahasa yang sangat berbeda secara fonologis satu sama lain. Kedua bahasa memiliki beberapa karakteristik fonetis yang mirip serta beberapa yang unik. Alfabet fonemik atau aturan fonotaktik termasuk karakteristik yang membedakan.9

Penuturan kata bahasa Arab oleh penutur lain yang dilakukan secara bergantian pada waktu yang sama menimbulkan adanya penyimpangan bunyi dan kaidah. Hal itu dikarenakan kata tersebut terpengaruh oleh abjad dan kaidah bahasa penutur tersebut. Penyimpangan tersebut menyebabkan adanya interferensi fonologis terhadap bahasa Arab.10

C. Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis kepustakaan yang metode menganalisa datanya menggunakan deskriptif kuaitatif dengan metode analisis kontrastif. Menurut Hamp, pendekatan polysystemic bisa didasarkan pada asumsi bahwa bahasa itu hakikatnya merupakan system of systems seperti sistem fonologi, sistem morfologi, sistem sintaksis, dan sistem semantik. Hal yang sama juga disarankan oleh Richards, berkaitan dengan sistem yang diperbandingkan dalam linguistik kontrastif adalah sistem kedua bahasa yang oleh ahli linguistic kontrastif terapan sistem bahwa yang diperbandingkan seyogyanya adalah sistem krusial yang menimbulkan permasalahan belajar bagi peserta didik.11

Adapun langkah dalam penelitian ini adalah dengan cara; (1) mengumpulkan obyek data atau studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data yang relevan dengan penelitian dari berbagai sumber, (2) menghadirkan bandingannya dalam satuan lingual yang sama dalam bahasa lain melalui transfer, (3) mengidentifikasi varian-varian kontras yang ada, dan (4) menganalisa dan merumuskan kontras- kontras dalam kaidah.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Pengertian Bunyi Bahasa (al-Aswat al-Lughowiyah)

Para pakar bahasa (linguist) terdahulu hingga kontemporer memberikan batasan terhadap makna bunyi (shout) dengan beberapa pengertian. Ibnu Sina yang tergolong old linguist berpendapat bahwa bunyi adalah proses serapan dan pengeluaran udara dengan kuat serta cepat dari fitur-fitur bunyi yang ada, sedangkan Ibrahim Anis yang tergolong modern linguist mengatakan bahwa bunyi adalah proses kejadian alamiah yang diketahui dampak/hasilnya tanpa mengetahui keberadaannya.12

Bahasa merupakan sekumpulan kata yang diucapkan oleh masyarakat tutur untuk menyampaikan maksud serta pesan yang ada pada dirinya.13 Oleh karena itu,

9 Ali Mohammed Ali, Haider Ibrahim Khalil, and Roza Salah Hasan, “Phonetic Interference In English And Arabic Languages,” Journal of Positive School Psychology 6, no. 9 (2022): 4678–95.

10 Interferensi Fonologis Siswa S M A pada Penuturan and Mohammad Anwar Syi’aruddin, “Kata Kunci: Interferensi, Fonologis, Bahasa Arab, Siswa SMA,” n.d.

11 Tajudin Nur, “Analisis Kontrastif Dalam Studi Bahasa,” Arabi: Journal of Arabic Studies 1, no. 2 (2016): 64–74.

12 Ibrahim Anis, Al-Ashwat Al-Arabiya (1791 ,ةيرصملاولجنلأاةبتكم).

13 Tim Penyusun Silabus, Tarikh Al-Adab Al-Lughawi, 2007.

(5)

bunyi bahasa adalah bunyi yang terdengar yang keluar dari artikulatonya secara khusus serta proses tertentu yang mengambarkan maksud daripada penuturnya dan mengasilkan sebuah pemahaman bagi yang menerimanya.14

Dari berbagai literatur berbahasa asing maupun Indonesia tentang kajian kebahasaan yang menjadi telaah pustaka dalam penyusunan makalah ini, penulis masih belum dapat memberikan batasan pasti tentang kajian ilm aswat sendiri, termasuk kajian fonetik, fonemik serta fonologi. Hal ini dikarenakan banyaknya perbedaan pendapat tentang pembagian dan pengklasifikasian kajian tersebut serta ruang lingkup kajian dari kesemuannya yang hampir sama dan berdekatan.

2. Fisiologi Fonetik Bahasa Arab dan Indonesia

Fisiologi atau fisiologis merupakan cabang dari pembidangan fonetik yang paling penting menurut ahli bahasa (linguist) 15. Fisiologi fonetik adalah ilmu bunyi yang secara spesifik membahas proses pengucapan atau pengeluaran bunyi, output suara (makhraj), sifat suara dan tingkatannya. Nama lain darinya yaitu fonetik artikulatoris yang bertujuan untuk mendeskripsikan teknik ujaran yang tepat agar tidak menimbulkan suara / pesan yang sulit atau salah difahami. jadi, secara khusus, kajian ini hanya membahas bagian suara yang keluar dari organ bunyi (mulut) pembicara yang menyampaikan pesan (bahasa) kepada pendengar (penerima pesan). 16

Ulama tajwid membagi konsonan ke dalam tujuh makhraj utama, sesuai dengan tujuh organ bicara yang menjadi makhraj-nya sebagai berikut: Konsonan labial, Konsonan dental, Konsonan alveolar, Konsonan palatal, Konsonan velar, Konsonan uvular, Konsonan pharyngeal. Dari definisi ini, fonetik membagi makhraj ke dalam 11 konsonan titik artikulasi sebagaimana tabel berikut 17:

Tabel 1.1: Penggolongan jenis artikulator beserta hurufnya No Artikulator Makhraj Keterangan Indonesia Arab

1 Bilabial Syafatniyah

bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif.

B/P/M/W

ب ـ و 2 Labio-

dental

Syafahiyah Asnaniyah

artikulator aktifnya bibir bawah dan artikulator psifnya gigi atas.

F/V ؼ

3 Inter- dentals

Baina Asnaniyah

meletakkan ujung lidah sebagai artikulator aktif di antara gigi atas dan gigi bawah sebagai artikulator pasif,

-

ظ ذ ث

14 Jauhar, “Ilm Aṣwāt Al-‘Arabiyyah.”

15 R Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (UIN Malang Press, 2008).

16 Taufiqurrochman.

17 Sami Ayad Hanna, Mabadi’ Ilm Al-Lisaniyat Al-Haditsah (Alexandria: Dar al-Ma’rifal al-Jamiah, 1991).

(6)

dengan tidak

menutup arus udara secara sempurna.

4 Apico-

alveolars

Zalqi Lasawi

sentuhan ujung lidah (artikulator aktif) kepada gusi (artikulator pasif), sehingga

menyebabkan penyempitan ruangan jalannya udara, dan kemudian uadara bergeser pelan-pelan tanpa letupan.

S/R/Z ز ر س ص

5

Apico- denal- alveolars

Zalqi Lasawi Asnani

menempelkan ujung lidah (artikulator aktif) pada pangkal gigi atas di depan gusi.

T/D/L/N

د ض ط ت ف ؿ

6 Fronto-

palatals Tarfi Gari

penekanan daun lidah (arti-kulator aktif) pada langit- langit keras (articulator pasif).

J/C/SY/NY ج ش

7 Medio

patatals wasti Gari

menaikkan lidah bagian tengah (articulator aktif ) kea rah langit-langit keras (articulator pasif)tetapi tidak sampai menyentuh.

Y ي

8 Dorso

Velars

Qusa Tabaqi

articulator aktif pangkal lidah dan articulator pasifnya adalah langit-langit lunak.

K/KH/G/

NG/

خ غ ؾ

9

Dorso-

Uvulars Qusa Lasawi

pertemuan antara pangkal lidah dengan anak tekak, sehingga udara terhambat secara ssempurna.

- ؽ

10

Root- Pharyngeal

s Jazari Halqi

mendekatnya akar lidah kepada dinding rongga

kerongkongan, tetapi tidak sampai

- ع

ح

(7)

menyentuhnya.

11 Glottals (Hanjari)

Semuanya dilahirkan dan merupatnya dua pita suara, sehingga udara dari paru-paru terhambat.

H ػه

ء

Dalam bahasa manapun, termasuk di dalamnya bahasa Indonesia dan bahasa Arab dibedakan menjadi tiga bagian oleh ahli fonetik, yaitu: vokal (showait), konsonan (showamit) dan semi vokal (nisf harakah).18

Terdapat tiga bunyi vokal dalam bahasa arab, yaitu: “a” yang dilambangkan dengan harakat fathah; dan “i” yang dilambangkan dengan harakat kasrah; serta

“u” yang dilambangkan dengan harakat dhammah.

Di samping itu, dalam bahasa Arab juga dikenal tiga bunyi panjang, yaitu: alif yang didahului oleh fathah, wawu yang didahului oleh dhammah, ya’ yang didahului oleh kasrah. Jika ulama ahli fonetik menyebut vokal pendek dengan harakah, maka mereka menyebut ini dengan mad. 19

Di samping mengenal bunyi vokal, bahasa Arab juga mengenal bunyi diftong, yaitu [ai] yang dilambangkan dengan harakat fathah dan huruf ya (ْ ي) dan [au]

yang dilambangkan dengan dengan harakat fathah dan huruf wau (ْ وْ َ). Dalam hal ini ulama’ fonetik masih berbeda pendapat akan terdapatnya bunyi diftong (vokal rangkap) dalam bahasa arab, karena ia merupakan sebuah kesatuan dan bukan gabungan dua vokal.

Terdapat beberapa persamaan bunyi Vokal dalam bahasa Arab dan Indonesia, yaitu: vokal ‘a’ sebagai fathah; vokal ‘i’ sebagai kasrah, dan vokal ‘u’ sebagai dhammah. Disamping itu terdapat beberapa perbedaan bunyi dalam bahasa Indonesia yang tidak terdapat dalam bahasa Arab, dan untuk memperjelas hal ini maka peneliti mengelompokkan dalam sebuah tabel sederhana sebagai berikut:

Tabel 1.2: Beberapa bunyi khas Bahasa Indonesia beserta sifatnya

فصولا توصلا مقرلا

p 1

c 2

Vokal atau harakat, seperti: beli e 3

Vokal atau harakat, seperti: toko o 4

ny 5

ng 6

Dobel Vokal seperti: gulai ai 7

Dobel Vokal seperti: pulau au 8

Dobel Vokal seperti: sepoi oi 9

Dobel Vokal seperti: esei ei 11

Seperti (kl) klinik, (br) obral, (sw) swadaya, (kw) kwintal, (pr) produksi, dan lain-lain.

Dua

konsonan 11 Seperti (str) strategi, (skr) skripsi, (spr) sprinter, (str) stroke,

dan lain-lain.

Tiga

konsonan 12

18 Muflihah, Ilm Al-Ashwat (Sidoarjo: Lisan Arabi Press, 2010).

19 Anis, Al-Ashwat Al-Arabiya.

(8)

3. Analisis Kontrastif Artikulasi Bahasa Arab dan Indonesia

Kata Kontrastif berasal dari kata bahasa inggris “contrastive” yang memiliki makna “yang menunjukkan peredaan” 20. Sedangkan analisis kontrastif adalah kegiatan membandingkan struktur bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasikan perbedaan kedua bahasa tersebut, seperti menbandingkan struktur antar keduanya, mempredikdi kesulitan dan lain-lain.21

Sedangkan dimaksud dengan mekanisme artikulasi adalah alat ucap mana yang bekerja atau bergerak ketika menghasilkan bunyi bahasa.

4. Intervensi Bunyi Bahasa Arab Terhadap Bahasa Indonesia

Tatkala orang Indonesia seperti kita yang setiap harinya berkomunikasi dengan bahasa Indonesia mencoba melafalkan bunyi (bahasa Arab) yang tidak memiliki persamaan bunyi dalam bahasa asal, maka akan timbul kecondongan pengucapan bunyi (Arab) tersebut dengan pengucapan bahasa Indonesia, dan Begitu pula sebaliknya.

Terdapat banyak perbedaan bunyi (fonetik) sebagaimana yang telah di jelaskan sebelumnya. Tabel berikut ini akan memberikan sampel yang menunjukkan adanya sebuah intervensi bunyi Arab kedalam bahasa Indonesia atau bunyi Inodenisa kedalam bahasa Arab.

4.1 Intervensi bunyi bahasa Indonesia dalalm Bahasa Arab.

a) Pengucapan ث yang terdapat pada rongga gigi beralih pada bunyi (s) yang terdapat pada gusi.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bunyi ث tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan, ia

dirubah menjadi (s) yang sifatnya hampir sama dan serupa.

Hadis ثيدح 1

Waris ثراو 2

b) Pengucapan ص yang terdapat pada ujung gusi – tebal beralih pada bunyi (s) yang terdapat pada ujung gusi – tipis.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ص tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan

oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi yang

berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (s).

Sedekah ةقدص 1

Hasil ليصح 2

Musibah ةبيصم 3

Nasib بيصن 4

Sifat ةفص 5

Sabar برص 6

Kisah ةصق 7

20 Peter Salim, “Advance English-Indonesia Dictionary Edisi Ketiga” (Jakarta: Modern English Press, 1991).

21 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa (Penerbit Angkasa, 1990).

(9)

c) Pengucapan bunyi ش yang terdapat pada pinggir langit-langit/palate baralih pada bunyi (sy) yang terdapat pada pinggir gusi.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ش tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan

oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi yang

berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (s) dan (sy).

Setan فاطيش 1

Syarat طرش 2

Syirik ؾرش 3

d) Pengucapan bunyi ذ yang terdapat di antara rongga gigi baralih pada bunyi (z) yang terdapat pada ujung gusi.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ذ tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka

ketika diucapkan oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi

yang berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (z).

Izin فذإ 1

Muazin فذؤم 2

Zulhijjah ةجلحا وذ 3

Zikir ركذ 4

e) Pengucapan bunyi ط yang dibaca tebal menjadi (t) yang dibaca tipis.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ط tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan

oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi yang

berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (t).

Sultan فاطلس 1

Taat ةعاط 2

Kertas ساطرق 3

Kutub بطق 4

Fitrah ةرطف 5

f) Pengucapan bunyi ؽ yang terdapat pada anak lidah beralih pada bunyi (k) yang terdapat pada langit-langit.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ؽ tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan

oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi yang

berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (k).

Kertas ساطرق 1

Kubur برق 2

Kiblat ةلبق 3

Kiamat ةمايق 4

Kisah ة صق 5

Makhluq ؿوبقم 6

Makbul ؿوبقم 7

Khaliq قلاخ 8

(10)

g) Pengucapan bunyi ع dengan geseran di tenggorokan beralih pada vokal (a/i/u) dengan letupan di tenggorokan.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bahasa Arab ع tidak memiliki padanan bunyi dalam bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan

oleh penutur Indonesia, ia merubahnya pada bunyi yang

berdekatan dan lebih mudah diucapkan, yaitu (a-i-u).

Ilmu ملع 1

Alim ميلع 2

Ulama ءاملع 3

Alam ملع 4

Arab برع 5

Ibadah ةدابع 6

Ibarat ةرابع 7

Umur رمع 8

Umum ـو مع 9

h) Pengucapan bunyi dengan dua konsonan seperti konsonan ganda dalam satu kata pada bahasa Indonesia.

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Kalimat tersebut terdiri dari suku kata yang diawali dengan susunan (konsonan dan vokal), akan tetapi sering diucapkan dengan susunan (konsonan-konsonan-vokal). Hal ini sering ditemukan dalam pengucapan

bahasa Indonesia dan tidak dalam bahasa Arab

مكيلع ـلاْس مكيلع ـلاسلا 1 ميقتسلما طارْص ميقتسلما طارِص 2 لله دْمَْلح لله دملحا 3 الله رفغتْس الله رفغتسَأ 4 الله فاحْبْس الله فاحبُس 5 4.2 Intervensi Bunyi Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia.

Sebagian bunyi yang terdapat dalam bahasa Indonesia tidak terdapat dalam bahasa Arab, hal ini akan menimbulkan masalah dalam pengucapan bunyi bagi penutur Arab. Oleh karena itu, mereka cenderung untuk merubahnya kedalam bunyi yang terdapat dalam bahasa Arab yang mempunyai kedekatan atau persamaan sifatnya. Dari sini akan muncul berbagai bentuk intervensi bahasa, sebagaimana dijelasakan dalam tabel berikut (Penjelasan tentang intervensi dalam hal ini bersumber pada perbincangan dan pengajian syekh Ali Jaber yang berkebangsaan Arab (Saudi Arabia) dalam acara “Damai Indonesiaku dan Tabligh Akbar” yang disiarkan oleh stasiun TV One. (http://youtube.com/syekh ali jaber tv one):

a. Pengucapan bunyi (e) menjadi kasrah (i).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Orang Arab ketika mengucapkan kata-kata tersebut, secara spontan akan mengintervensi vokal Arab (kasrah) dalam vokal Indonesia (e),

Bigitu Begitu 1

Bilajar Belajar 2

Libih Lebih 3

Limari Lemari 4

(11)

karena vokal tersebut tidak terdapat dalam bahasa Arab, maka ia akan mengubahnya dengan vokal yang berdekatan dari padanya yaitu kasrah (i)

Kicil Kecil 5

Bilum Belum 6

Birani Berani 7

Sindiri Sendiri 8 b. Pengucapan bunyi (e) menjadi fathah (a).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Orang Arab ketika mengucapkan kata-kata tersebut, secara spontan akan mengintervensi vokal Arab (fathah) dalam vokal Indonesia (e), karena vokal tersebut tidak terdapat dalam bahasa Arab, maka ia akan mengubahnya dengan vokal yang berdekatan dari padanya yaitu fathah (a)

Barkata Berkata 1

Barsama Bersama 2

Tarmasuk Termasuk 3

c. Pengucapan bunyi (e) menjadi dhammah (u).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Orang Arab ketika mengucapkan kata- kata tersebut, secara spontan akan mengintervensi vokal Arab (dhammah) dalam vokal Indonesia (e).

Kuluar Keluar 1

Sumua Semua 2

d. Pengucapan bunyi (p) menjadi ءابلا (b).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Orang Arab ketika mengucapkan kata- kata tersebut, secara spontan akan mengintervensi konsonan Arab (ءابلا) dalam bunyi Indonesia (p), karena dalam bahasa Arab tidak terdapat bunyi (p) sedangkan (ءابلا) merupakan bunyi yang lebih dekat dan mirip dengannya.

Bara Para 1

Baduman Pedoman 2

e. Pengucapan bunyi (ng) menjadi فونلا (n).

نايبلا قطنلا ةملكلا مق رلا

Bunyi ganda dalam bahasa Arab tidak ditemukan, oleh karena itu penutur Arab lebih condong dalam pengucapannya pada bunyi yang berdekatan dari padanya yaitu (n).

Yan Yang 1

Kuran Kurang 2

Sakin saking 3

f. Pengucapan bunyi tunggal (ny) menjadi bunyi gandaْفونلا(n) danْءايلا (y).

(12)

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا Bunyi rangkap seperti (ny) tidak

ditemukan dalam bahasa Arab, oleh karena itu penutur Arab lebih condong dalam pengucapannya dengan dua bunyi yaitu (n) dan (y) sebagai ganti dari bunyi tunggal.

Bartan-ya Bertanya 1

g. Pegucapan bunyi tunggal (ng) menjadi bunyi gandaْفونلا(n) danْينغلا (g).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Bunyi rangkap seperti (ng) tidak ditemukan dalam bahasa Arab, oleh karena itu penutur Arab lebih condong dalam pengucapannya dengan dua bunyi yaitu (n) dan (g) sebagai ganti dari bunyi tunggal.

Sun-guh Sungguh 1

h. Pengucapan bunyi (o) menjadi dhammah (u).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Konsonan (o) tidak ditemukan dalam bahasa Arab, dan orang Arab sendiri cenderung membunyikannya dengan dhammah yaitu (u).

Buduh Bodoh 1

i. Pengucapan bunyi (k) menjadi ينعلا (‘).

نايبلا قطنلا ةملكلا مقرلا

Kata “makmur” berasal dari bahasa Arab yaitu “رومعم”. Mereka lebih cenderung mengucapkannya dengan lahjah Arab asli yaitu dengan (ع) bukan (ؾ)

Ma’mur Makmur 1

E. Kesimpulan

Keadaan suatu bahasa pada tataran fonetik tidak dapat dipisahkan dari pengaruh bahasa lain. Oleh karenanya, pembelajar bahasa kedua sering menemukan fenomena intervensi fonetik antara keduanya. Fenomena ini merupakan hal yang wajar dan lumrah, terlebih apabila kedua bahasa tersebut memikili sisi pelafalan huruf maupun kata yang tidak ditemukan daripadanya.

Fenomena intervensi fonetik antara Bahasa Arab dan Indonesia atau sebaliknya seringkali didapat tatkala seseorang mengucapkan Bahasa Arab atau Indonesia sebagai bahasa keduanya. Dalam penelitian ini ditemukan delapan bentuk intervensi fonetik Bahasa Indonesia terhadap unsur fonetik Bahasa Arab, sebalikanya ditemukan pula sembilan bentuk intervensi fonetik Bahasa Arab terhadap unsur fonetik bahasa Indonesia.

(13)

Referensi

Ali, Ali Mohammed, Haider Ibrahim Khalil, and Roza Salah Hasan. “Phonetic Interference In English And Arabic Languages.” Journal of Positive School Psychology 6, no. 9 (2022): 4678–95.

Anis, Ibrahim. Al-Ashwat Al-Arabiya. 1971ْ,ةيرصملاْولجنلأاْةبتكم.

Bloch, Bernard, George L Trager, and George L Trager. “Outline of Linguistic Analysis.(Special Publications of the Linguistic Society of America),” 1942.

dan Kaharuddin, Sri Wahyuningsih. “Interferensi Bahasa Daerah Dan Bahasa Indonesia Terhadap Penggunaan Bahasa Arab.” AL-AF’IDAH: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Dan Pengajarannya 3, no. 2 (2019): 90–100.

Hanna, Sami Ayad. Mabadi’ Ilm Al-Lisaniyat Al-Haditsah. Alexandria: Dar al-Ma’rifal al- Jamiah, 1991.

Jauhar, Nasaruddin Idris. “Ilm Aṣwāt Al-‘Arabiyyah.” Surabaya: Adab Press, 2014.

Kholis, Muhammad Nur. “Proses Interferensi Fonologi Pada Percakapan Bahasa Arab Santri.” Tsaqofiya: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Arab 1, no. 2 (2019): 1–18.

Muflihah. Ilm Al-Ashwat. Sidoarjo: Lisan Arabi Press, 2010.

Mustofa, Muhammad Arif. “Interferensi Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Arab.”

An Nabighoh 20, no. 02 (2018): 139–61.

Nur, Tajudin. “Analisis Kontrastif Dalam Studi Bahasa.” Arabi: Journal of Arabic Studies 1, no. 2 (2016): 64–74.

pada Penuturan, Interferensi Fonologis Siswa S M A, and Mohammad Anwar Syi’aruddin. “Kata Kunci: Interferensi, Fonologis, Bahasa Arab, Siswa SMA,” n.d.

Ramelan, In. “English Phonetic (p. 1).” Semarang: IKIP SemarangPress, 2003.

Salim, Peter. “Advance English-Indonesia Dictionary Edisi Ketiga.” Jakarta: Modern English Press, 1991.

Sholihah, Niswatush. “Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia Dalam Percakapan Berbahasa Arab Santri PTYQM Kudus.” اـنـناـسل (LISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan Pembelajarannya 9, no. 2 (2020): 309–26.

Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Remedi Bahasa. Penerbit Angkasa, 1990.

Taufiqurrochman, R. Leksikologi Bahasa Arab. UIN Malang Press, 2008.

Thoyib, Thoyib, and Hasanatul Hamidah. “Interferensi Fonologis Bahasa Arab ‘Analisis Kontrastif Fonem Bahasa Arab Terhadap Fonem Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Universitas Al Azhar Bukan Jurusan Sastra Arab.’” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora 4, no. 2 (2018): 63–71.

Tim Penyusun Silabus. Tarikh Al-Adab Al-Lughawi, 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Saya masih bingung dan merasa kesulitan dalam belajar bahasa arab Bagaimana menurut adik proses pembelajaran bunyi yang diajarkan oleh ustadz khususnya pada bunyi kata maupun kalimat

Thesis Title Legal Measures on Loan Granting to Small and Medium Enterprises Keywords Legal Measures / Financial Loans / SMEs Operators Student Sureeporn Chirakwanrak Thesis