• Tidak ada hasil yang ditemukan

740868244 2 Budi Hermawan Laporan Portofolio PPK Tipe B 2024 JK 3 signed

N/A
N/A
Nasren R Sam

Academic year: 2025

Membagikan "740868244 2 Budi Hermawan Laporan Portofolio PPK Tipe B 2024 JK 3 signed"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENJELASAN PORTOFOLIO

PELATIHAN KOMPETENSI PBJP UNTUK PPK TIPE B ANGKATAN I JENIS KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK PBJP LEVEL 3

DISUSUN OLEH:

NAMA : BUDI HERMAWAN, ST NIP : 19760515 200801 1 001 UNIT KERJA : PEMERINTAH ACEH

INSTANSI : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH

PESERTA PELATIHAN KOMPETENSI

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP) UNTUK PPK TIPE B ANGKATAN I TAHUN 2024

PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGADAAN BARANG/JASA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2024

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PORTOFOLIO

JENIS KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK PBJP LEVEL 3 PELATIHAN KOMPETENSI PBJP UNTUK PPK TIPE B

ANGKATAN I

NAMA : BUDI HERMAWAN, ST NIP : 19760515 200801 1 001 UNIT KERJA : PEMERINTAH ACEH

INSTANSI : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH

Telah disetujui oleh:

Coach pada hari ……… tanggal …… Maret 2024

COACH

RINI HANDRIYANI

NIP. 19910914 201402 2 001

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ……….……… 2

DAFTAR ISI ………….……….……… 3

BAB I PENDAHULUAN………..……… 4

BAB II PENJELASAN PORTOFOLIO JENIS KOMPETENSI MENGELOLA

KONTRAK PBJP LEVEL 3 ………..……….. 5

BAB III. PENUTUP

A. Simpulan …..……….……….……….. 8 B. Saran …………..……….……….……… 8 BAB IV. LAMPIRAN..……….………..… 9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Secara umum Pengadaan Barang dan Jasa bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.Pengadaan Barang dan Jasa harus menerapkan prinsip dan etika pengadaan oleh Pelaku Pengadaan Barang/Jasa.

Salah satu Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil Keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah. PPK dalam Pengadaan Barang dan Jasa memiliki tugas yang penting sehingga memerlukan kompetensi yang baik.

Tugas PPK secara umum adalah menyusun perencanaan pengadaan, menetapkan spesifikasi teknis / Kerangka Acuan Kerja (KAK), menetapkan rancangan kontrak, dan menetapkan HPS, mengendalikan kontrak, menerima hasil serah terima pekerjaan, dan tugas tugas lainnya. Mengingat peran penting PPK dalam pengadaan barang dan jasa maka perlu adanya peningkatan kompetensi PPK dengan mengikuti pelatihan kompetensi PBJP untuk PPK Tipe B Angkatan I Jenis Kompetensi khususnya Melakukan Perencanaan PBJP Level 3 agar lebih memahami peran dan tugas penting seorang PPK sebelum melakukan pemilihan penyedia dan /atau swakelola.

Laporan Penjelasan Portofolio Pelatihan Kompetensi PBJP untuk PPK Tipe B Angkatan I Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 3 ini merupakan bentuk bukti peserta untuk peningkatan dan pengasahan kompetensi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen. Dalam laporan penjelasan kali ini, portofolio yang diangkat adalah pekerjaan Pembangunan Puskesmas yang diberikan coach pada Soal Buku Kerja. Latar belakang paket pekerjaan Pembangunan Puskesmas adalah mengatasi masalah rujukan pasien dari daerah ke Kota Provinsi yang

(5)

memerlukan waktu satu hari satu malam sehingga Dinas Kesehatan memiliki program untuk mendekatkan sarana dan parasarana kesehatan ke Masyarakat khususnya pasien rujukan.

(6)

BAB II

PENJELASAN PORTOFOLIO JENIS KOMPETENSI MELAKUKAN KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK PBJP LEVEL 3

Deskripsi singkat paket pengadaan/pekerjaan Pembangunan Puskesmas di Kabupaten AAA

A. Penyusunan Spesifikasi Teknis dan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Penyusunan spesifikasi teknis dan KAK yang sesuai dengan standar menjamin transparansi dalam proses pengadaan. Dokumen yang jelas dan terbuka membantu menghindari praktik-praktik yang tidak etis dan menjamin akuntabilitas setiap tahapan pengadaan. Spesifikasi teknis yang tepat memberikan panduan yang jelas kepada penyedia barang/jasa, menghindari ambiguasi dan meningkatkan efisiensi dalam pemilihan penyedia.

KAK yang sesuai standar juga mengoptimalkan proses pengadaan, meminimalkan risiko, dan meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya. Penyusunan spesifikasi teknis dan KAK harus memperhatikan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap norma-norma hukum yang mengatur pengadaan barang/jasa, sehingga proses pengadaan tidak melanggar ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

Secara sederhana Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK dalam Perpres 12 tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat dilakukan dengan merujuk pada pasal 19 sebagai berikut :

(1) Dalam menyusun spesifikasi teknis/KAK:

a. menggunakan produk dalam negeri;

b. menggunakan produk bersertifikat SNI; dan

c. menggunakan produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri

(2) Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK dimungkinkan penyebutan merek terhadap:

a. komponen barang/jasa;

b. suku cadang;

c. bagian dari satu sistem yang sudah ada;

(7)

d. barang/jasa dalam katalog elektronik atau Toko Daring

(3) Pemenuhan penggunaan produk sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ayat (1) dilakukan sepanjang tersedia

(4) Produk ramah lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ayat (1) huruf d, menggunakan barang dan jasa yang berlabel ramah lingkungan hidup.

Spesifikasi teknis merupakan dokumen yang memuat rincian teknis terkait barang atau jasa yang akan diadakan. Dalam hal ini, spesifikasi teknis harus disusun dengan jelas dan terinci, mencakup karakteristik, kualitas, ukuran, dan persyaratan teknis lainnya yang harus dipenuhi oleh penyedia barang atau jasa. Penyusunan spesifikasi teknis Pembangunan Puskesmas dilakukan oleh Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Perencana, dan tim teknis PPK di daerah adalah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Dokumen yang disiapkan adalah Standar Satuan Harga, Analisa SNI, dan data aturan-aturan terkait bangunan khususnya bangunan negara.

Kerangka acuan kerja adalah dokumen yang merinci semua aspek terkait pengadaan, termasuk prosedur, tahapan, dan kriteria evaluasi. KAK menjadi pedoman untuk semua pihak yang terlibat dalam proses pengadaan, mulai dari penyusunan spesifikasi teknis hingga tahap evaluasi dan kontrak.

A. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

1. Para pihak yang terlibat, dokumen yang disiapkan, dan langkah-langkah dalam menyusun Spesifikasi Teknis/KAK;

2. Latar belakang penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK berdasarkan analisis proses produksi atau analisis proses pelaksanaan pekerjaan dan sumber data yang digunakan;

3. Perbedaan penyusunan Spesifikasi Teknis Barang/Pekerjaan konstruksi/Jasa lainnya dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultan (meliputi: pihak yang terlibat, langkah-langkah, hal-hal yang dimuat, dokumen yang digunakan);

4. Anotasi/catatan perbaikan atas ketidaklengkapan isi spesifikasi teknis/KAK (jika ada).

(8)

B. Penyusunan Perkiraan Harga

1. Para pihak yang terlibat, dokumen/sumber data yang digunakan, dan langkah-langkah dalam menyusun perkiraan harga;

2. Analisa pasar dan analisa perhitungan pembentuk harga satuan dalam Perkiraan Harga;

3. Kesesuaian perkiraan harga yang telah disusun dengan spesifikasi;

4. Penyusunan perkiraan harga untuk jenis pengadaan selain jenis pengadaan yang menjadi portofolio (meliputi: pihak yang terlibat, langkah-langkah, hal-hal yang dimuat, dokumen yang digunakan);

5. Anotasi/catatan perbaikan atas ketidaklengkapan isi perkiraan harga (jika ada) C. Pemaketan dan Cara Pengadaan

1. Tahapan proses pemaketan (tujuan dan larangan pemaketan) dan cara pengadaan;

2. Para pihak yang terlibat, dokumen/sumber data yang digunakan, dan langkah-langkah dalam merumuskan pemaketan dan menetapkan cara pengadaan;

3. Keselarasan paket-paket yang dibuat dengan kebutuhan, tujuan pengadaan, tujuan organisasi;

4. Konsep konsolidasi pengadaan meliputi: Pelaku Pengadaan yang diberi kewenangan untuk melakukan konsolidasi, tahapan konsolidasi, dan langkah-langkah dalam melakukan konsolidasi; dan

5. Anotasi/catatan perbaikan terhadap pemaketan yang telah dirumuskan (jika ada).

(9)

BAB III. PENUTUP A. Simpulan

Penyusunan spesifikasi teknis dan KAK serta HPS yang sesuai dengan standar dan kebijakan pengadaan barang/jasa merupakan langkah kritis dalam menjaga integritas, transparansi, dan efisiensi proses pengadaan. Dengan melibatkan semua pihak terkait dan memperhatikan aspek hukum, organisasi dapat memastikan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan dengan cara yang etis, efektif, dan sesuai dengan tujuan organisasi. Hal ini tidak hanya mendukung pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga membangun reputasi positif dalam praktik pengadaan.

B. Saran

Perlu dibuat SOP penanganan dokumen-dokumen perencanaan dan persiapan serta peningkatan integritas pribadi PPK terutama dokumen HPS yang bersifat rahasia dan sering beredar sebelum pemilihan penyedia diumumkan. Selain itu, PPK sering teledor dalam hal penetapan HPS yang sudah kadaluarsa melebihi 28 hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

(10)

BUKU KERJA

PELATIHAN KOMPETENSI PBJP UNTUK PPK TIPE B ANGKATAN I JENIS KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK PBJP LEVEL 3

DISUSUN OLEH:

NAMA : BUDI HERMAWAN, ST NIP : 19760515 200801 1 001 UNIT KERJA : PEMERINTAH ACEH

INSTANSI : DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN

KAWASAN PERMUKIMAN ACEH

PUSAT PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PENGADAAN BARANG/JASA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2024

(11)

SOAL BUKU KERJA

Nama Pelatihan

: Pelatihan Kompetensi PBJP untuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tipe B

Jenis Kompetensi

: Mengelola Kontrak PBJP Level 3

Tahun

: 2022

Instruksi Pengerjaan: Buatlah jawaban soal buku kerja dengan model 5W1H!

A. Indikator Kompetensi

1. Mampu melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Bentuk Surat Perjanjian;

2. Mampu melakukan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pekerjaan tidak kompleks;

3. Mampu melakukan Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Untuk Pekerjaan Tidak Kompleks Melalui Penjaminan Mutu;

B. Informasi dan Data Dukung Tugas

Pemerintah Daerah Kabupaten A memiliki misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan dasar, penegakan hukum, nilai budaya, dan keagamaan secara inklusif.

2. Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Daerah Berbasis Potensi Lokal Dan Penataan Wilayah Secara Merata Sesuai Kondisi Geografis Wilayah.

3. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana.

Berdasarkan hasil musyawarah rencana kerja dan pembangunan tahun 2022 diperoleh salah satu usulan sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi masalah rujukan pasien dari daerah ke Kota Provinsi yang memerlukan waktu satu hari satu malam, maka dinas Kesehatan memiliki program mendekatkan sarana dan prasarana Kesehatan ke masyarakat khususnya pasien rujukan, maka akan dibangun Puskesmas Rawat Inap dengan luas 600 M

2

Rp.

1.500.000.000,00. Dalam Pelaksanaan terjadi kondisi sebagai berikut:

-

Pada saat MC0 terdapat perbedaan volume antara gambar rencana dengan hasil pengukuran bersama

-

Terdapat sengketa dengan pemilik lahan sehingga pekerjaan terhenti 15 hari kalender

-

Terjadi keterlambatan pekerjaan sehingga memerlukan tambahan waktu pelaksanaan selama 60 hari kalender

C. Tugas

Anda sebagai PPK untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi resiko kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak maka diminta untuk melakukan:

1. Mampu melakukan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

dalam Bentuk Surat Perjanjian;

(12)

2. Mampu melakukan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk pekerjaan tidak kompleks

3. Mampu melakukan Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Untuk Pekerjaan Tidak Kompleks Melalui Penjaminan Mutu

Instruksi penyelesaian soal

Berdasarkan Paket yang dipilih pada Jenis Kompetensi Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa dan berdasarkan informasi tambahan di atas buatlah ringkasan rancangan kontrak yang terdiri dari:

a. Nama Paket b. Sumber Anggaran c. Nilai Anggaran d. Bentuk Kontrak e. Jenis Kontrak f. Masa Pelaksanaan g. Cara Pembayaran h. Material onsite i. Besaran uang muka j. Penyesuaian harga k. Denda

l. Subkontrak

m. Penyelesaian Perselisihan

Berdasarkan informasi nomor 1 di atas buatlah ringkasan kontrak yang terdiri dari:

Nama Paket Sumber Anggaran Nilai HPS

Nilai Kontrak Nomor Kontrak Tanggal Kontrak

Nama Pejabat Penandatangan Kontrak Nama Pelaksana

Nama Pengawas Masa Pelaksanaan Bentuk Kontrak Jenis Kontrak Masa Pelaksanaan Cara Pembayaran Material onsite Besaran uang muka Penyesuaian harga Denda

Subkontrak

Penyelesaian Perselisihan

Berdasarkan informasi nomor 1 dan 2, susunlah tahapan – tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan:

a. Perumusan Kontrak Bentuk Surat Perjanjian;

b. Pengendalian Pelaksanaan Kontrak; dan

c. Pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan

(13)

Kemudian buatlah dokumen tersebut sesuai dengan format yang terdapat dalam modul pelatihan atau format lainnya yang mencakup komponen-komponen dokumen tersebut!

Dalam hal terdapat data dan informasi lainnya, anda sebagai PPK dapat membuat data asumsi tambahan.

Jawaban :

1. Ringkasan kontraknya adalah

: 30 persen

 Penyesuaian harga

: tidak ada (kontrak tahun tunggal)

 Denda

: 1/1000 dari sisa kontrak yang belum dibayar

 Subkontrak

: Tidak ada

 Penyelesaian Perselisihan

: PTUN

2. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam perumusan kontrak bentuk surat perjanjian adalah sebagai berikut :

Tahapan Persiapan:

Tahap persiapan yaitu tahapan sebelum memulai melakukan suatu kegiatan Tahap persiapan ini dilakukan agar rencana kontrak dapat berjalan dengan efektif.

1. Tahap pertama adalah menentukan semua pihak yang terlibat sudah memenuhi persyaratan untuk berpartisipasi secara hukum

2. Tahap kedua adalah mengevaluasi dasar yang akan dijadikan pertukaran dalam perjanjian. Seperti, barang atau pekerjaan dengan uang

3. Tahap ketiga adalah memahami kontrak secara hukum. Maksudnya adalah memahami apakah kontrak yang akan dilakukan diperbolehkan secara hukum atau tidak

4. Tahap keempat adalah menentukan kesepakatan awal dengan adanya penawaran dan penerimaan dari pihak-pihak yang terlibat.

 Nama Paket

: Pembangunan Puskesmas

 Sumber Anggaran

: APBD Kabupaten AAA

 Nilai HPS

: Rp. 1.500.000.000,-

 Nilai Kontrak

: Rp. 1.350.000.000,-

 Nomor Kontrak

: 01/PPK-AAA/DINKES/VII/2022

 Tanggal Kontrak : 15 Juli 2022

 Nama Pejabat

Penandatangan Kontrak : Budi Hermawan, ST

 Nama Pelaksana

: CV. TOMBAK LAYAR / Ali Syukur

 Nama Pengawas

: CV. MALIKUSSALEH / Zulkarnaini

 Masa Pelaksanaan

: 120 Hari Kalender

 Bentuk Kontrak

: Surat Perjanjian

 Jenis Kontrak

: Harga Satuan

 Masa Pelaksanaan

: 120 Hari Kalender

 Cara Pembayaran

: Termin

 Besaran uang muka

(14)

Prosedur Penyusunan Kontrak:

Dalam tahapan prosedur penyusunan kontrak adalah hal yang penting. Jika prosedur tersebut disusun dengan baik maka dapat meningkatkan efisiensi dalam kontrak tersebut. Berikut ada beberapa tahap perumusan atau penulisan format kontrak:

1. Tahapan ini dimulai dengan menulis format kontrak dengan aspek-aspek dasar, seperti judul kontrak, tanggal, dan pihak yang melakukan kontrak 2. Yang kedua adalah menuliskan detail barang/jasa yang dipertukarkan

dengan nilai tertentu. Tak hanya itu, perlu ditulis juga metode pembayaran, kualitas dan serah terima

3. Yang ketiga adalah tambahan perjanjian mengenai rahasia jika diperlukan

4. Yang keempat memasukkan metode penyelesaian apabila terjadi perselisihan dalam kontrak

5. Lalu menambahkan klausul yang menjelaskan metode atau cara untuk pemutusan kontrak (contract termination)

6. Yang keenam memeriksa dan meyakinkan bahwa klausul dan meyakinkan bahwa kontrak sesuai dengan hukum yang berlaku

7. Yang ketujuh adalah halaman terakhir. Disitu digunakan sebagai tempat untuk menandatangani kontrak dokumen

8. Yang kedelapan adalah meminta bagian legal (hukum) atau seorang yang mempunyai keahlian di bidang hukum untuk menelaah semua klausul pada kontrak

9. Yang terakhir adalah mengajukan penyusunan kontrak tersebut kepada pihak yang memiliki autoritas untuk mengesahkan kontrak, dan meminta masukkan jika ada

Tahapan kesepakatan dalam rancangan kontrak:

1. Yang pertama adalah mengomunikasikan rancangan kontrak yang sudah dibuat kepada pihak lain yang terlibat dalam kontrak. Setelah itu pihak lain akan menelaah dan bersifat terbuka jika ada hal yang harus diubah maupun diperbaiki

2. Melakukan negosiasi sampai tercapainya kesepakatan dari masing-masing pihak

3. Apabila kontrak sudah mendapatkan kesepakatan, maka dapat dilakukan penandatanganan kontrak

4. Yang terakhir adalah masing-masing pihak harus mengerti tugas dan tanggung jawab. Dengan menandatangani kontrak, maka semua pihak yang terkait harus menyelesaikan tugas dan kewajiban yang tertera dalam kontrak.

3. Pengendalian Pelaksanaan Kontrak dengan selalu memperhatikan progress pekerjaan di lapangan. Mempelajari tentang adanya penangangan kontrak kritis seperti deviasi persentase kemajuan pekerjaan di lapangan sehingga jika diperlukan, aka nada SCM I, SCM II, SCM III atau bahkan pemutusan kontrak

4. Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan di pekerjaan konstruksi mengenal dua istilah

yakni Provisional Hand Over (PHO) dan Final Hand Over (FHO). PHO atau serah

terima pekerjaan sementara dibagi atas 2 fase pemeliharaan yakni 3 bulan

pemeliharaan untuk yang semi permanen dan 6 bulan pemeliharaan untuk yang

permanen

(15)

5. JikaPada saat MC0 terdapat perbedaan volume antara gambar rencana dengan hasil pengukuran bersama maka perlu diadakan Contract Change Order (CCO),

apakah itu tambah/kurang volume, atau tambah/kurang pekerjaan, atau tambah kurang nilai kontrak dengan persyaratan maksimal tambah 10 persen dari nilai kontrak awal dan Pagu Anggaran masih mencukupi.

6. Terdapat sengketa dengan pemilik lahan sehingga pekerjaan terhenti 15 hari kalender maka ini dikategorikan Peristiwa Kompensasi. Penyedia tidak dikenakan denda keterlambatan

7. Terjadi keterlambatan pekerjaan sehingga memerlukan tambahan waktu pelaksanaan selama 60 hari kalender. Hal yang harus dilakukan PPK adalah memutuskan kontrak, karena 1/1000 x 50 hari maka nilainya nilai maksimal jaminan pemeliharaan.

8. Untuk dokumen dokumen yang dimaksud akan (Terlampir)

(16)

Rincian Kategori Pengadaan

NO UNIT KERJA NAMA PAKET VOLUME JENIS PENGADAAN CARA PENGADAAN PAGU

(Rp.) 1 Dinas Kesehatan Penyusunan Master Plan

Pembangunan Rumah Sakit 1 Paket Jasa Konsultansi Penyedia 300.000.000 Pembangunan Puskesmas Rawat

Inap 600 M2 Pekerjaan Konstruksi Penyedia 1.500.000.000

2 RSUD

Pengadaan Bahan makanan untuk pasien selama 1 tahun anggaran

1 Paket Barang Penyedia 1.500.000.000

Jasa pengamanan kantor selama

1 tahun anggaran 1 Paket Jasa Lainnya Penyedia 500.000.000

3 Dinas Pendidikan Pembangunan 9 Ruang Kelas

Baru (RKB) 576 m2 Pekerjaan Konstruksi Penyedia 1.152.000.000

4 Dinas Perikanan Pengadaan Kolam Terpal dan

Pakan Ikan 1 Paket Barang Penyedia 20.000.000

Pelatihan Intensif Kelompok

Pembudidaya Ikan Air Tawar 1 Paket Jasa Lainnya Swakelola 500.000.000 5

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Bina marga

Pembangunan Saluran Irigasi

Primer di Desa A 2.000 meter Pekerjaan Konstruksi Penyedia 2.880.000.000 6 Dinas Perumahan dan Kawasan PermukimanPerbaikan Drainase Perumahan A 2.500 meter Pekerjaan Konstruksi Penyedia 1.440.000.000 7 Sekretariat Daerah

Jasa kebersihan (cleaning service) kantor selama 1 tahun anggaran

1 Paket Jasa Lainnya Penyedia 500.000.000 10.292.000.000

Daftar Pemaketan Pengadaan Barang dan Jasa Berdasarkan hasil musyawarah rencana kerja dan pembangunan tahun 2022 sebagai berikut:

TOTAL PAGU

(17)

PEMERINTAH KABUPATEN AAA

DINAS KESEHATAN

Jl. ……… No. 3 Komp. Kantor Bupati A, Kode Pos …….., Telp & Fax. (…….) …………

Email: [email protected] Website: www.aaa-kab.go.id

FORMULIR PERTANYAAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Nama K/L/PD Kabupaten AAA

Satuan Kerja Dinas Kesehatan

Pejabat Pembuat Komitmen (nama jabatan, bukan orang)

Kepala Dinas

Program (Sesuai DIPA/DPA) Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya Kesehatan Masyarakat

Kegiatan (Sesuai DIPA/DPA) Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Kewenangan DaerahKabupaten/Kota

Output (Sesuai DIPA/DPA) Konstruksi Bangunan Kesehatan Identifikasi Kebutuhan Pekerjaan Konstruksi

No. Item Identifikasi Hasil Identifikasi

1 Nama/Jenis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Puskesmas 2 Fungsi/Kegunaan Bangunan rujukan pasien

3 Target/sasaran yang akan dicapai Mendekatkan sarana dan prasarana Kesehatan ke Masyarakat khususnya pasien rujukan

4 Waktu pemanfaatan hasil Pekerjaan Kontruksi

Pertengahan tahun anggaran berjalan 5 Tingkat prioritas kebutuhan

Pekerjaan Konstruksi

1. Tinggi 6 Studi kelayakan Pekerjaan

Konstruksi dilaksanakan sebelum pelaksanaan desain

1. Sudah dilakukan

7 Penyusunan dokumen Detailed Engineering Design (DED)

1. Sudah dilakukan 8 Kompleksitas pekerjaan 1. Kompleks 9 Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan

dengan kontrak tahun jamak (multi years contract)

1. Tidak

Jumlah tahun pelaksanaan: 1 tahun 10 Telah memiliki izin tetulis/

persetujuan dari pejabat yang berwenang untuk menggunakan kontrak tahun jama

1. Sudah ada 2. Belum ada Nomor surat izin: … 11 Penggunaan barang/material 1. Dalam negeri 90 %

2. Luar negeri 10 % 12 Terdapat barang/material

Pekerjaan Konstruksi yang sudah masuk pada list produk di e-katalog

1. Tidak

13 Pekerjaan Konstruksi dapat dilaksanakan oleh usaha kecil

1. Ya

14 Perkiraan Biaya Rp. 1.500.000.000

(18)

Dalam hal Pekerjaan Kostruksi membutuhkan pembebasan lahan/pemanfaatan tanah (jika ada) 15 Kebutuhan pembebasan lahan

untuk menunjang pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

1. Tidak

Luas lahan/tanah: 600 m2 16 Kebutuhan izin pemanfaatan tanah

termasuk untuk akses menuju ke lokasi Pekerjaan Konstruksi

1. Tidak

17 Lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembebasan lahan/pengurusan izin

pemanfaatan tanah

0 bulan/tahun

18 Administrasi pembayaran ganti rugi Terlampir

Identifikasi Pekerjaan Konstruksi yang telah tersedia/dimiliki/dikuasai 19 Lokasi/keberadaan Pekerjaan

Konstruksi

Kabupaten AAA 20 Jumlah Pekerjaan Konstruksi

sejenis yang telah

tersedia/dimiliki/dikuasai

4

21 Kondisi kelayakan hasil pekerjaan konstruksi yang berstatus Layak Pakai

1

22 Kondisi kelayakan hasil pekerjaan konstruksi yang berstatus Rusak Ringan

1

23 Kondisi kelayakan hasil pekerjaan konstruksi yang berstatus Rusak Berat

1

24 Sumber dana pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang telah

tersedia/dimiliki/dikuasai

1

Catatan penting:

Disusun pada tanggal ……… 2022

Disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen

Disetujui oleh Xxxxx xxxxx xxxxxx

Disetujui oleh

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran

Xxxxx xxxx xxxxx NIP. Xxxx xxx xxx

Pejabat Pembuat Komitmen

Budi Hermawan, ST NIP.19760515 200801 1 001

(19)

PEMERINTAH KABUPATEN AAA DINAS KESEHATAN

Jl. ……… No. 3 Komp. Kantor Bupati A, Kode Pos …….., Telp & Fax. (…….) …………

Email: [email protected] Website: www.aaa-kab.go.id

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGGUNA ANGGARAN : x x x x x x x

SKPD : D i n a s Kesehatan Kabupaten AAA

KEGIATAN : Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota

NAMA PEKERJAAN : Pembangunan Puskesmas

TAHUN ANGGARAN 2022 NAMA PPK : Budi Hermawan, ST

(20)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEGIATAN : Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota

PEKERJAAN : Pembangunan Puskesmas

1. LATAR BELAKANG

2. MAKSUD DAN TUJUAN

3. TARGET/

SASARAN

4. NAMA

ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI

5. SUMBER DANA DAN

PERKIRAAN BIAYA

6. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG 7. JANGKA

WAKTU

PELAKSANAAN PEKERJAAN

: Kebutuhan masyarakat untuk mengatasi masalah rujukan pasien dari daerah ke kota Provinsi.

: a. Maksud

Hasil pekerjaan ini diharapkan dapat mengatasi masalah rujukan pasien

b. Tujuan

Mendekatkan sarana dan prasarana Kesehatan ke masyarakat khususnya pasien rujukan,

: Terselesaikannya Konstruksi Pembangunan Puskesmas di Kabupaten AAA

: Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pekerjaan pengadaan konstruksi:

a. K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten AAA

: a. Sumber Dana :

DAK Dinas Kesehatan Kabupaten AAA

b. Total perkiraan biaya yang diperlukan : Rp 1.500.000.000,-

: a. Ruang lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi :

Pekerjaan Persiapan, Penerapan SMKK, Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur, Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, &

Plumbing, Pekerjaan Akhir

b. Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi : Kabupaten AAA

: 120 (seratus dua puluh) hari kalender masa pelaksanaan konstruksi, terhitung sejak SPMK dan 180 hari kalender masa pemeliharaan setelah PHO.

b. SKPD : Dinas Kesehatan c. PPK : Budi Hermawan, ST

(21)

8. TENAGA AHLI : Tenaga teknis yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi :

a. Pelaksana, 1 Orang, Pendidikan minimal SMK Bangunan atau D3 T.Sipil, SKT Pelaksana B a n g u n a n G e d u n g (TS 051), Pengalaman 3 Tahun.

b. Petugas K3 Konstruksi, 1 Orang, Pendidikan minimalSLTA/sederajat, SKA K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi/Sertifikat Pelatihan K3 Konstruksi/Surat Keterangan mengikuti Pelatihan K3 Konstruksi, pengalaman 0 tahun

8. SYARAT BADAN USAHA: Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha

Kecil dan Klasifikasi Bangunan Kesehatan

9. KELUARAN/ PRODUK : Konstruksi Pembangunan Kesehatan YANG DIHASILKAN

10. SPESIFIKASI TEKNIS : Terlampir 11. TENAGA AHLI/TEKNIS : Terlampir

……., ………2022 Ditetapkan oleh : Pengguna Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten AAA

xxxxxxxxxxxxxx NIP. xxxxxxxxxxx

(22)

1

SPESIFIKASI TEKNIS Pembangunan

Puskesmas

(23)

2

SPESIFIKASI TEKNIS

INSTANSI : DINAS KESEHATAN KABUPATEN AAA LOKASI : KABUPATEN AAA

SUMBER DANA : DAK KABUPATEN AAA TAHUN ANGGARAN 2022 PAGU DANA : Rp. 1.500.000.000,-

A. UMUM 1. Lingkup

Pekerjaan

Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada Pembangunan Konstruksi Bangunan Gedung, dhi. Pembangunan Puskesmas yang meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan bahan/ material, tenaga kerja yang terampil dan semua peralatan bantu, serta mesin yang dipergunakan.

2. Peraturan (Codes), Referensi dan Standar

Peraturan, referensi dan standar-standar yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan meliputi :

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan peraturan-peraturan seperti tercantum di bawah ini:

a. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden (AV) 1941.

b. Persyaratan Umum Bangunan di Indonesia (PUBI- 1982).

c. Peraturan Kementerian Tenaga Kerja, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

d. Peraturan-peraturan Pemerintah Pusat/ Daerah setempat.

e. Peraturan Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000).

f. Peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai syarat-syarat umum konstruksi.

g. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI-03-1729- 2002.

h. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk

Gedung1983 (PPIUG – 1983).

i. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI- 1726- 2012.

j. Standarisasi-standarisasi lain, yang berhubungan dengan pekerjaan di atas.

2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat perbedaan terhadap peraturan- peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) di atas, maka rencana kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.

3. Pemberi Tugas Bila dalam Uraian & Syarat-syarat terdapat istilah Pemberi

(24)

3 Tugas, maka itu berarti Pemilik Proyek atau Pemilik Bangunan dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten AAA

seperti ditentukan dalam syarat-syarat Umum.

4. Pengawas (Supervisor)

Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Pengawas,

maka yang disebut itu adalah suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang bertanggung jawab seperti ditentukan dalam Syarat-syarat Umum.

5. Kontraktor Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti Suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu atau lebih paket proyek yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.

6. Persetujuan Yang dimaksud dengan persetujuan Pengawas adalah Pengawas merupakan Persetujuan Pengawas secara tertulis yang berisi (Supervisor) persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyarat

ini.

7. Daerah Proyek Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang dikuasai untuk segala keperluan proyek.

8. Ukuran Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada Gambar Rencana. Jika merasa ragu- ragu tentang ukuran-ukuran, harus segera meminta nasihat kepada Pengawas.

9. Buku Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat Laporan semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan, detail-detail Harian penting dari pekerjaan.

(25)

4

10. Peralatan a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan

b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera diperbaiki atau diganti sehingga Pengawas menganggap pekerjaan bisa dimulai.

11. Material a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal (sumber) material.

b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan contoh barang/ material/ bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.

c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas.

12. Tanggung Jawab Kontraktor

Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun Peraturan

Pemerintah yang berlaku.

13. Mutu Tenaga Kerja Tenaga Kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/ terlatih dan berpengalaman serta memiliki Sertifikat Keahlian/

(26)

5

Ketrampilan sesuai dengan bidang keahlian/ ketrampilannya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Pengawas.

14. Pekerjaan dan Bahan- bahan

Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti yang disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas di lapangan, harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak terduga, keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.

15. Gambar Rencana Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa pelaksanaan.

Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi ini maupun spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar Rencana atau perbedaan antara Gambar Kerja dan isi Spesifikasi.

Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi . Dimensi dalam Gambar Rencana dapat dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk Pengawas.

Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Pengawas dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.

Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

(27)

6

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024 BAB I

SYARAT-SYARAT TEKNIS PASAL 1

URAIAN UMUM

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Puskesmas, Kabupaten AAA.

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor pelaksana harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak yang antara lain terdiri dari:

o Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

o Gambar-gambar Detail Engineering Design (DED) dan gambar konstruksi lain yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah mendapatkan persetujuan dari pemberi pekerjaan.

o Berita acara penjelasan (Aanwijzing).

3. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka kontraktor pelaksana diharuskan berkonsultasi dengan pemberi pekerjaan/konsultan pengawas sebelum dikerjakan.

4. Kontraktor pelaksana harus meminta persetujuan dari konsultan pengawas setiap akan melaksanakan semua item pekerjaan.

5. Kontraktor pelaksana harus menyerahkan contoh bahan/sampel untuk masing-masing pekerjaan guna mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan.

6. Kontraktor pelaksana harus melakukan pengujian bahan/material yang dipersyaratkan.

7. Kontraktor pelaksana harus mengadakan rapat mingguan dan rapat bulanan bersama konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan secara berkala.

8. Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor pelaksana dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan klaim dikemudian hari.

9. Waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Puskesmas, Kabupaten AAA.

Diperkirakan 120 (seratus Dua puluh) hari kalender

PASAL 2

PERALATAN DAN MATERIAL

Garis besar peralatan dan material yang di gunakan Untuk Pekerjaan Pembangunan Puskesmas, Kabupaten AAA meliputi:

A. Peralatan :

1. Dump Truk Standar 2 Unit, kapasitas 3,5 ton, kepunyaan milik/sewa.

2. Pick Up 1 Unit, kepunyaan milik/sewa.

3. Beton Molen (Concrete Mixer) 2 Unit, kapasitas 0,3-0,6 m3, kepunyaan milik/sewa.

4. Vibrator Cor Beton 1 unit, kepunyaan milik/sewa.

5. Mesin Penghancur Beton 1 unit, kepunyaan milik/sewa.

B. Material yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini : 1. Material harus baru dan tahan terhadap iklim tropis 2. Material/ bahan bangunan yang memenuhi standar SNI

3. Menyediakan bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

4. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar

(28)

5. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang 7 merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

6. Merk pembuatan bahan/material dan komponen jadi, kecuali bila ditentukan lain dalam dokumen kontrak, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam rencana kerja dan syarat teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan. meterial barang/proses dalam bentuk nama dagang buatan atau nomor katalog harus dianggap penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya persaingan, dan

7. kontraktor/pemborong harus dengan sendirinya menggunaakan peralatan, material, barang atau proses yang akan penilaian konsultan perngawas dan konsultan perencana, sesuai dengan keterangan itu harus dipergunakn sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya

8. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku

9. Penggunaan material/bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

10. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di- informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

PASAL 3

TENAGA TERAMPIL DAN PENDUKUNG

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga-tenaga terampil dalam suatu struktur organisasi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dibawah ini yang bersertifikat dan disetujui oleh pemberi tugas. Struktur Organisasi serta daftar tenaga kerja beserta kualifikasinya, sebagai berikut :

NO JABATAN/POSISI JML

(ORG) KUALIFIKASI SERTIFIKAT

TENAGA KERJA

1.

Manager Lapangan/Site Manager

1 STM / SMK

Kelas 1 - SKT Pelaksana Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung

2.

- Ahli Muda K3 Konstruksi, atau - Ahli Madya K3 Konstruksi

1 S1/D4

- Ahli Muda K3 Konstruksi, atau

- Ahli Madya K3

PASAL 4

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Garis besar ruang lingkup teknis Pembangunan Puskesmas, Kabupaten AAA meliputi:

1. Pekerjaan Persiapan, Tanah dan Bongkaran 2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi

3. Pekerjaan Beton Bertulang

(29)

8

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024 4. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

5. Pekerjaan Atap

6. Pekerjaan Lantai dan Dinding 7. Pekerjaan Plafond

8. Pekerjaan Pintu dan Jendela 9. Pekerjaan Pengecatan

10. Pekerjaan Plumbing dan Sanitasi 11. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

PASAL 5 PERATURAN TEKNIS

Sudah dijelaskan pada A. Umum 2. Peraturan (Codes), Referensi dan Standar

PASAL 6 KETENTUAN UMUM

1. Kontraktor pelaksana tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta Gambar Detail Engineering Design (DED) berikut tambahan dan perubahannya.

2. Kontraktor pelaksana wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada konsultan pengawas tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat- syarat serta gambar kerja dalam pelaksanaan.

3. Kontraktor pelaksana baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari konsultan pengawas atau pemberi pekerjaan.

4. Apabila dalam masa pelaksanaan ternyata terdapat kesulitan mendapatkan sesuatu bahan/material di pasaran, maka pemberi pekerjaan akan menetapkan bahan/material pengganti atas masukan dari konsultan perencana, yang dianggap mutu/kualitasnya setara atau lebih baik daripada persyaratan yang telah ditetapkan dalam gambar.

5. Demikian pula kontraktor pelaksana mengusulkan sistem/cara pelaksanaan yang menggunakan teknologi khusus, dan usul tersebut disetujui konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan, maka untuk hal tersebut tidak ada klaim tambahan biaya.

6. Pada prinsipnya kontraktor pelaksana tidak diizinkan merubah suatu desain arsitektur.

Apabila di lapangan hal tersebut dianggap perlu maka perubahan desain arsitektur hanya dilakukan oleh konsultan perencana.

7. Apabila selama pelaksanaan, ternyata kontraktor pelaksana tidak menggunakan peralatan yang memadai, maka kontraktor pelaksana wajib menambah/mengganti/melengkapi peralatan tersebut untuk mengejar target prestasi ataupun untuk meningkatkan hasil/mutu pekerjaan.

8. Dalam hal ini kontraktor pelaksana tidak memenuhi instruksi, maka dapat dikenakan sangsi seperti tersebut dalam kontrak.

9. Dalam pelaksanaan pekerjaan,kontraktor pelaksana wajib membuat “Master Time Schedule” yang terpadu selambat-lambatnya empat belas hari kalender setelah SPK dikeluarkan, dengan petunjuk dan persetujuan pemberi pekerjaan.

10.Dalam pelaksanaan pekerjaan,kontraktor pelaksana wajib membuat “Master Time Schedule”dan “Network Planning” yang terpadu selambat-lambatnya empat belas hari kalender setelah SPK dikeluarkan, dengan petunjuk dan persetujuan pemberi pekerjaan.

11.Apabila ada instruksi pemberi pekerjaan untuk melaksanakan pekerjan tambah/kurang selama masa pelaksanaan dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam aanwijziing.

Maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan, kecuali pekerjaan tambah/kurang tersebut ternyata mempengaruhi secara nyata “critical path” dalam network planing.

(30)

9

PASAL 7 KONDISI LAPANGAN

1. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor pelaksana harus benar-benar memahami kondisi keadaan lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.

2. Kontraktor pelaksana harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung.

3. Penentuan lokasi akses gudang kerja dan material baru harus diperhatikan dan mendapatkan persetujuan dari pemberi pekerjaan karena lokasi kerja merupakan kawasan yang dikelilingi pemukiman penduduk dan berada dalam lingkungan Gedung puskesmas Tanralili dimana operasinal pelayanan kesehatan tetap berlangsung.

4. Kontraktor pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar kerja, RKS dan dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kontraktor pelaksana wajib membuat skema pola kerja dan teknis yang sesuai rencana kerja atau yang lebih efisien dan lebih aman.

6. Kontraktor pelaksana harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan, yang ahli dan berpengalaman, dan selalu berada di lapangan yang bertindak sebagai wakil kontraktor pelaksana di lapangan dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-keputusan teknis dengan tanggung jawab penuh di lapangan untuk menerima segala instruksi dari pemberi pekerjaan.

7. Penanggungjawab harus terus menerus berada di tempat/lokasi proyek selama jam- jam kerja dan saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada setiap saat yang dikehendaki pemberi pekerjaan.

8. Petunjuk dan perintah pemberi pekerjaan dalam pelaksanaan disampaikan langsung kepada kontraktor pelaksana melalui penanggung jawab tersebut sebagai penanggung jawab lapangan.

9. Kontraktor pelaksana diwajibkan menjalankan peraturan dan tata tertib yang ketat terhadap semua buruh, pegawai, termasuk pengurus bahan-bahan yang berada di bawahnya. Siapapun di antara mereka yang tidak berwenang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban pembangunan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah konsultan pengawas.

10.Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan-kesalahan lain yang timbul di lapangan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana, yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai atau cara pengerjaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS, menjadi tanggungjawab penuh kontraktor pelaksana untuk mengadakan perbaikan sampai dianggap cukup oleh pemberi pekerjaan atas biaya kontraktor pelaksana.

11.Pemberi pekerjaan juga berhak untuk setiap saat meminta kepada kontraktor pelaksana untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya kontraktor pelaksana atas semua pekerjaan yang cacat yang timbul selama masa pemeliharaan tersebut.

PASAL 8

KEBERSIHAN, KETERTIBAN DAN KEAMANAN

1. Selama berlangsungnya pembangunan, bagian dalam dan luar bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari material bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.

2. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan konsultan pengawas memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan kontraktor pelaksana harus menanggung seluruh akibatnya.

3. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di alam bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan

(31)

10

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024

pekerjaan umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan serta penelitian bahan-bahan oleh konsultan pengawas maupun oleh pemberi pekerjaan.

4. Apabila terjadi kerusakan material yang sudah masuk dalam gudang akan menjadi tanggungjawab kontraktor pelaksana.

5. Para pekerja kontraktor pelaksana tidak diperkenankan untuk :

a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin konsultan pengawas.

b. Membawa masuk penjual makanan, buah, minum, rokok dan sebagainya ketempat pekerjaan.

c. Keluar masuk dengan bebas.

1. Kontraktor pelaksana wajib mengadakan penjagaan (pengamanan) yang baik dan terus menerus selama 24 jam per hari dan bertanggungjawab atas keamanan selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan, baik yang meliputi pekerjaan dalam penyelenggaraan, los-los kerja, gudang-gudang bahan, peralatan kerja, mesin-mesin dan lain-lain. Apabila diperlukan, kontraktor pelaksana harus membangun sarana- sarana penunjang yang dibutuhkan seperti pagar dan jalan masuk proyek, saluran di areal proyek.

2. Selama berlangsungnya pekerjaan, semua bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan- peralatan harus tetap dirawat dengan baik dan diperbaiki setiap diperlukan.

3. Kehilangan dan kerusakan bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan-peralatan karena kelalaian pemelihara menjadi tanggungjawab kontraktror pelaksana.

4. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh konsultan pengawas atau pemberi pekerjaan pada waktu pelaksanaan.

PASAL 9

PENYEDIAAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN/MATERIAL

1. Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat yang disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material/bahan, maka dalam hal ini dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam konstruksi dan untuk mempermudah kontraktor pelaksana mencari material barang tersebut.

2. Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan/material harus disetujui oleh konsultan pengawas yang telah dikoordinasikan terlebih dahulu dengan konsultan perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja, maka bahan dan barang tersebut harus diusahakan dan disediakan oleh kontraktor pelaksana, yang harus mendapatkan persetujuan dahulu dari konsultan perencana melalui konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan.

3. Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas biaya kontraktor pelaksana, setelah disetujui konsultan pengawas/pemberi pekerjaan, harus dinilai bahwa material tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis perencanaan.

4. Contoh material tersebut, disimpan oleh konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya, sifat maupun spesifikasi teknisnya.

5. Dalam pengajuan harga penawaran, kontraktor pelaksana harus sudah memasukkan harga penawaran biaya untuk pengujian berbagai material. Kontraktor pelaksana juga tetap bertanggung jawab atas biaya pengujian material yang tidak memenuhi syarat atas perintah pemberi pekerjaan/konsultan pengawas.

6. Material dan bahan diutamakan harus bermerek lokal berstandar SNI.

a. Bahan-bahan yang akan digunakan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu melalui pengujian oleh pihak ketiga yang ditunjuk dan disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Pengujian dan hasil pengujian akan menjamin kualitas,ukuran serta rekomendasi merek material atau bahan yang akan digunakan dimana standar pengujian mengacu pada pengujian beton dan baja.

c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh konsultan pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh kontraktor pelaksana, maka konsultan pengawas wajib memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor pelaksana,

(32)

dimana segala kerugian yang disebabkan oleh pembongkaran tersebut, menjadi 11 tanggung jawab kontraktor pelaksana sepenuhnya.

d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan- bahan tersebut, konsultan pengawas berhak meminta kepada kontraktor pelaksana untuk mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke laboratorium yang disetujui oleh pemberi pekerjaan, dan segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor pelaksana.

e. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas bahan- bahan tersebut, kontraktor pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

7. Bahan-bahan yang tidak sesuai, tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir atau ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24 jam dan tidak boleh dipergunakan:

a. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh konsultan pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh kontraktor pelaksana, maka konsultan pengawas wajib memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor pelaksana, dimana segala kerugian yang disebabkan oleh pembongkaran tersebut, menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana sepenuhnya.

b. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan- bahan tersebut, konsultan pengawas berhak meminta kepada kontraktor pelaksana untuk mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke laboratorium yang disetujui oleh pemberi pekerjaan, dan segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor pelaksana.

c. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas bahan- bahan tersebut, kontraktor pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

PASAL 10

PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka kontraktor pelaksana harus menanyakannya kepada konsultan pengawas/pemberi pekerjaan.

2. Jika didalam gambar kerja Detail Engineering Design (DED) terdapat perbedaan antara gambar skala dan notasi/dimensi maka yang menjadi acuan adalah notasi/dimensi yang tertera dan harus mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan.

3. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada gambar kerja, RKS atau dokumen yang berlainan dan atau bertentangan, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis yang lebih tinggi dan harus mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan.

PASAL 11

GAMBAR DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)

1. Gambar Detail Engineering Design (DED) yang dibuat oleh konsultan perencana adalah gambar rencana atau gambar kerja atau gambar for construction, yang artinya adalah gambar yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor pelaksana dan menjadi acuan bagi konsultan pengawas untuk memberikan approval shop drawing yang diajukan oleh kontraktor pelaksana sebelum pelaksanaan pekerjaan.

2. Gambar shop drawing dan gambar as built drawing dikerjakan oleh kontraktor pelaksana.

Bedanya shop drawing dikerjakan sebelum pelaksanaan pekerjaan, karena menjadi panduan pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Sedangkan gambar as built drawing dibuat

(33)

12

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024

setelah selesai pekerjaan dan menggambarkan apa yang terlaksana di lapangan, termasuk penyesuaian atau perubahan yang mungkin terjadi di lapangan.

3. Gambar shop drawing dibuat setiap ada tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan meminta approval dari konsultan pengawas.

4. Gambar as built drawing dibuat setelah selesai pekerjaan dan menggambarkan apa yang terlaksana di lapangan dan diserahkan kepada konsultan pengawas paling lambat dalam tempo 6 (enam) hari kerja.

5. Pelaksanaan diharapkan sesuai gambar rencana, namun atas dasar pertimbangan kekuatan dan keamanan struktur bangunan, gambar rencana dapat berubah atas persetujuan konsultan perencana, konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan.

6. Gambar rencana hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi pekerjaan, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.

7. Perubahan gambar rencana (gambar CCO) ini harus dibuat gambarnya oleh kontraktor pelaksana yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh pemberi pekerjaan dan konsultan pengawas, dengan memperhatikan perbedaan antara gambar awal rencana dan gambar perubahan rencana.

PASAL 12 PENGUKURAN

1. Kontraktor pelaksana diwajibakan melakukan pengukuran dan penggambaran kembali loksai pembangunan dengan keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak pohon-pohon, dan letak batas-batas tanah.

2. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada konsultan pengawas agar dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

3. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaaan lapangan harus segera dilaporkan kepada konsultan pengawas dan pemberi pekerjaan untuk dimintakan keputusannya.

4. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, dalam hal apapun menjadi tanggungjawab kontraktor pelaksana, karenanya kontraktor pelaksana diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara komprehensif terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.

5. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dapat dilakukan dengan alat waterpass / theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.

PASAL 13 IJIN-IJIN

Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: ijin perusahaan yang disyaratkan dalam dokumen lelang, ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada konsultan pengawas.

(34)

13 BAB II

PEKERJAAN PERSIAPAN, TANAH DAN BONGKARAN PASAL 1

PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1. Kontraktor pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja serta peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.

2. Konsultan pengawas atau pemberi pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah atau menolak peralatan yang tidak sesuai tidak memenuhi persyaratan.

3. Konsultan pengawas atau pemberi pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah atau menolak peralatan yang tidak sesuai tidak memenuhi persyaratan.

4. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor pelaksana diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas- bekasnya.

5. Di samping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada ayat (1), kontraktor pelaksana harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti: tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

PASAL 2

ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

1. Kontraktor pelaksana harus membuat administrasi dan dokumentasi serta penggandaannya kepada Pemberi pekerjaan serta pihak-pihak lain yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) rangkap.

2. Yang dimaksud dalam pekerjaan administrasi dan dokumentasi ialah:

a. Laporan-laporan perkembangan pekerjaan (harian, mingguan, dan bulanan).

b. Foto-foto pekerjaan dari 0% , 50% sampai dengan 100%.

c. Surat-surat dan dokumen yang menyangkut lainnya.

3. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas dan dibuat minimal sebanyak 3 (tiga) peristiwa, yaitu:

a. Sebelum pekerjaan dimulai b. Pada saat pelaksanaan pekerjaan c. Setelah pelaksanaan pekerjaan

4. Untuk kondisi tertentu pemberi pekerjaan dapat meminta kontraktor pelaksana untuk membuat dokumentasi pekerjaan berupa video jika diperlukan.

5. Gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing)

Kontaktor pelaksana diwajibkan membuat shop drawing sebelum melaksanakan suatu pekerjaan berikut perhitungan yang secara teknis dapat dipertanggung- jawabkan untuk diminta persetujuan konsultan pengawas. Segala akibat yang ditimbulkan karena kelalaian kontraktor pelaksana dalam pelaksanaan akan ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor pelaksana.

6. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)

Setelah disetujui konsultan pengawas, setiap item pekerjaan, digambar sebagai gambar

“as built drawing” dalam 3 (tiga) rangkap dan diserahkan dalam tempo paling lambat 6 (enam) hari kepada konsultan pengawas.

(35)

14

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024 PASAL 3

PEMASANGAN PAGAR SEMENTARA AREA PROYEK

1. Pagar proyek berfungsi untuk mengamankan proyek dari gangguan luar karena dapat memudahkan dalam melakukan kontrol keamanan, selain itu pagar proyek juga berfungsi untuk menjaga keselamatan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin terjadi dalam aktifitas pembangunan gedung, dengan tinggi pagar 2 m2. Atau dengan menggunakan Jaring pengaman (Safety Net) setinggi bangunan yang akan di renovasi.

2. Bahan material untuk dinding partisi area proyek menggunakan tripleks / Seng dan menggunakan Jaring pengaman (Safety Net)

3. Pagar didirikan pada batas-batas yang mengelilingi tapak kegiatan dengan tinggi 2 meter.

4. Pagar proyek terbuat dari tripleks / seng yang dibungkus banner atau stiker

5. Pada tempat-tempat yang ditentukan dibuat pintu masuk untuk kendaraan angkutan dan pintu masuk orang, pintu terbuat dari rangka kayu.

6. Untuk penyelenggaraan keamanan proyek, kontraktor pelaksana harus menyediakan tenaga keamanan sendiri yang memenuhi kualifikasi yang diperlukan, dengan jumlah yang diperkirakan mencukupi areal pekerjaan proyek.

PASAL 4

PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 5

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. Kontraktor pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk semua bidang pekerjaan berupa asuransi keselamatan (BPJS Ketenagakerjaan).

2. Kontraktor pelaksana bertanggung jawab atas biaya, kerugian tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan atau peristiwa meninggalnya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan pelaksanaan tersebut, bilamana hal itu disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pelaksana.

3. Kontraktor pelaksana wajib memenuhi peraturan-peraturan hukum mengenai perawatan dan tunjangan/ganti rugi bagi korban dan keluarganya.

4. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

5. Papan dan patok papan info harus jelas untuk menjamin keselamatan para pekerja dan pengguna gedung.

6. Pelaksanaan harus memperhatikan K3 dalam setiap pelaksanaan berupa pengecekan asuransi keselamatan kerja dan kelengkapan alat kerja.

7. Pelaksanaan harus memperhatikan protokol kesehatan dalam setiap pelaksanaan kerja dan kelengkapan alat kerja.

PASAL 6

SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN

1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung, kontraktor pelaksana harus menyiapkan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/wc, selama berlangsungnya pekerjaan.

(36)

2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PDAM atau sumber air, serta 15 pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan.

3. Kontraktor pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi kit dan penerangan pekerjaan pada malam hari sebagai keamanan selama pekerjaan berlangsung. Penyediaan penerangan tenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dengan generator set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

5. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

PASAL 7

PEKERJAAN BONGKARAN 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Meliputi :

• Pembongkaran Atap.

• Pembongkaran Dinding bata.

• Pembongkaran beton

• Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut keluar

• Pembongkaran selasar

2. Syarat-syarat-Pelaksanaan secara umum.

1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.

2. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.

3. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum.

4. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material bongkaran yang menurut petunjuk konsultan Pengawas harus dibongkar dengan baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila dikehendaki/sesuai petunjuk konsultan Pengawas.

5. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kepentingan umum.

6. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama, pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu peralatan yang ada.

Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan bongkaran.

7. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk penyesuaian dengan perencanaan.

8. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di lapangan.

9. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing.

10.Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

(37)

16

BUKU KERJA JK 1 PERENCANAAN PBJP 2024 Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas:

a. Performance bentuk kontrak

b. Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu)

c. Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur, supplier, fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.

12. Lokasi/area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari seluruh barang-barang termasuk furniture

(38)

17 BAB III

PEKERJAAN STRUKTUR PASAL 1

PEKERJAAN TANAH A. Pekerjaan Tanah

1. Umum

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah”, seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan.

a. Lingkup Pekerjaan 1) Pekerjaan Galian

Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Galian pekerjaan yang berhubungan dengan itu. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar. Penyedia Barang/Jasa harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan Direksi Pekerjaan oleh tidak terganggu. Jika terganggu Penyedia Barang/Jasa harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.

2) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

a. Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Urugan Pasir di bawah pondasi dan urugan bekas galian pondasi serta pekerjaan Timbunan peninggian elevasi lantai bangunan juga semua pekerjaan yang berhubungan dengan itu, meliputi :

− Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

− Seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan,

− Seluruh sisa galian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga sel

Referensi

Dokumen terkait