• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku APLIKASI ELEKTRONIKA DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

N/A
N/A
abilabil

Academic year: 2023

Membagikan "Buku APLIKASI ELEKTRONIKA DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

Pengantar

Elektronika daya merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari dan menangani aplikasi elektronika yang berkaitan dengan peralatan listrik berdaya tinggi. Peralatan kendali yang mampu beroperasi pada tegangan dan arus yang cukup tinggi diperlukan untuk pengaturan berbagai jenis peralatan di industri.

Ruang Lingkup

Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang elektronika daya memerlukan pemahaman yang baik tentang sistem tenaga. Aplikasi elektronika daya berkaitan dengan permasalahan sistem tenaga, seperti terlihat pada Gambar 1.3 diatas.

Gambar 1.1 Ruang lingkup elektronika daya
Gambar 1.1 Ruang lingkup elektronika daya

Karakteristik Elektronika Daya

Perkembangan ilmu elektronika daya hendaknya didukung oleh penelitian di bidang keilmuan penunjang yang dibahas pada subbab 2. Rangkaian elektronika daya dapat terdiri dari satu atau lebih konverter untuk melakukan perubahan parameter kelistrikan.

Fungsi Komponen Semikonduktor

Fungsi peralatan semikonduktor elektronika daya yang kedua adalah mengubah atau mengubah jenis sumber. Fungsi peralatan semikonduktor elektronika daya yang ketiga adalah untuk mengatur aplikasi elektronika industri sesuai keinginan.

Gambar 1.7. Switching dengan lebar pulsa 50% dan 12,5 %  2.  Pengubahan (Converting)
Gambar 1.7. Switching dengan lebar pulsa 50% dan 12,5 % 2. Pengubahan (Converting)

Contoh Penggunaan Elektronika Daya

Bentuk gelombang masukan dan keluaran penyearah daya setengah gelombang 3 fasa ditunjukkan pada Gambar 3.7. Berikut ini adalah gambar bentuk gelombang masukan dan keluaran pada rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa.

KOMPONEN SEMIKONDUKTOR DAYA

Pengantar

Komponen semikonduktor yang biasa digunakan dalam aplikasi elektronika daya terdiri dari Dioda Daya, Transistor Daya, SCR (Silicon Control Rectifier) ​​atau dikenal dengan Thyristor, Diac dan Triac. Komponen utama semikonduktor yang akan dibahas pada materi ini adalah Dioda Daya, Transistor BJT, Uni Junction.

Dioda Power

Sebaliknya dioda dalam keadaan OFF mempunyai ciri-ciri tegangan yang melintasi dioda sama dengan tegangan sumber dan arus yang mengalir sama dengan nol. Pada kondisi ini tegangan antara anoda dan katoda (VAK) sama dengan tegangan sumber dan tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian.

Gambar 2.2. Bentuk Dioda Power
Gambar 2.2. Bentuk Dioda Power

Transistor Power

Dalam keadaan ini transistor mati atau tetap tidak berfungsi meskipun sudah diberi catu daya dan transistor berada pada zona cut-off atau mati. Pada keadaan ini transistor akan berada pada keadaan tidak menghantarkan arus IC, sama seperti keadaan saklar terbuka.

Gambar 2.3. Struktur dan Simbol Transistor NPN
Gambar 2.3. Struktur dan Simbol Transistor NPN

Transistor Efek Medan (FET)

MOSFET akan Mati jika terminal Pembuangan dan Sumber dibias maju tetapi tegangan gerbang masukan nol. Sebaliknya untuk menjadikan FET sebagai saklar OFF maka nilai tegangan gate diberi nilai sama dengan nol.

Gambar 2.11. Operasi Off transistor jenis FET
Gambar 2.11. Operasi Off transistor jenis FET

Silicon Control Rectifier (SCR)

Keterangan : IB : Arus basis IC : Arus kolektor IA : Arus anoda IK : Arus katoda Ig : Arus gerbang. Pemberian arus gate disebut dengan pengapian yang dapat diatur kapan SCR akan ON sehingga dapat digunakan untuk pengaturan.

Gambar 2.15. Struktur sambungan SCR
Gambar 2.15. Struktur sambungan SCR

Uni Juction Transistor (UJT)

Sebagai perangkat semikonduktor, UJT mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan perangkat semikonduktor lainnya seperti dioda, transistor BJT, FET, SCR dan Triac.

Gambar 2.17 memberikan gambaran struktur UJT yang terdiri  atas2  terminal  basis  dan  Emitor
Gambar 2.17 memberikan gambaran struktur UJT yang terdiri atas2 terminal basis dan Emitor

Diac

Dalam penerapannya, Diac sering digunakan sebagai trigger pada rangkaian kendali daya dengan menggunakan triac, seperti terlihat pada diagram rangkaian di bawah ini.

Gambar 2.21. Karakteristik Diac
Gambar 2.21. Karakteristik Diac

Triac

Karena Triac dapat dihidupkan dari dua arah, maka Triac juga akan menyala jika diberi bias balik (terminal anoda dihubungkan ke sumber positif dan anoda dihubungkan ke sumber negatif) dan terminal gerbang diberi energi negatif. Triac akan mati jika tidak ada arus yang disuplai ke gerbang (IG = 0) terlepas dari apakah itu bias maju atau mundur.

IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor)

Bentuk gelombang tegangan keluaran rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa hampir sama dengan keluaran rangkaian penyearah setengah gelombang.

Gambar 2.25. Karakteristik IGBT
Gambar 2.25. Karakteristik IGBT

PENYEARAH DAYA DAN APLIKASINYA

Pengantar

Secara umum rangkaian penyearah daya diartikan sebagai suatu rangkaian elektronika daya yang berfungsi mengubah sumber tegangan AC menjadi tegangan DC seperti digambarkan pada Gambar 3.1 diatas. Rangkaian penyearah dapat dikelompokkan berdasarkan sumber tegangan masukan, bentuk gelombang keluaran, dan beban pada rangkaian.

Rangkaian Penyearah Daya Satu Fasa

Prinsip kerja rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa dengan beban R adalah mengubah gelombang masukan AC menjadi DC. Prinsip kerja rangkaian penyearah daya beban RL setengah gelombang satu fasa hampir sama dengan prinsip kerja penyearah arus satu fasa beban R.

Gambar 3.2. Rangkaian Penyearah 1 fasa setengah gelombang
Gambar 3.2. Rangkaian Penyearah 1 fasa setengah gelombang

Rangkaian Penyearah Daya Tiga Fasa

R Beban Rangkaian Penyearah Daya Gelombang Penuh 3 Fasa Rangkaian penyearah tiga fasa gelombang penuh terdiri dari 6 buah dioda yang dipasang seperti pada gambar 3.9. Bentuk gelombang keluaran tampak lebih halus daripada keluaran rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa atau tiga fasa.

Gambar 3.7. Gelombang penyerah daya tiga fasa setengah  gelombang
Gambar 3.7. Gelombang penyerah daya tiga fasa setengah gelombang

Aplikasi Rangkaian Penyearah Daya

Peralatan listrik dan elektronika yang memerlukan sumber listrik DC dapat menggunakan sumber listrik DC dari rangkaian penyearah atau dapat juga menggunakan baterai atau aki. Baterai atau akumulator yang digunakan pada sumber tenaga listrik DC bisa bermacam-macam jenisnya, baik basah maupun kering, baik dapat diisi ulang maupun sekali pakai.

Gambar 3.12. Rangkaian catu daya DC
Gambar 3.12. Rangkaian catu daya DC

Pengantar

Sinyal ini digunakan untuk menghidupkan komponen semikonduktor agar dapat beroperasi sesuai mekanisme yang dirancang. Sedangkan FET dan IGBT memerlukan sinyal tegangan sebagai trigger agar komponen tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Prinsip Pemicuan Komponen Semikonduktor

Prinsip menyalakan komponen semikonduktor adalah dengan memberikan arus atau tegangan tertentu agar komponen tersebut dapat berfungsi baik sebagai saklar elektronik maupun fungsi lainnya. Biasanya penyalaan komponen semikonduktor diberikan dalam bentuk pulsa berkecepatan tinggi, yang siklus kerjanya dapat disesuaikan.

Rangkaian Pemicu Transistor

Jika transistor BJT memerlukan rangkaian trigger berupa arus listrik yang mengalir melalui terminal base (IB), sedangkan FET memerlukan trigger berupa tegangan yang dialirkan ke terminal gate (VDS). Rangkaian Trigger SCR dengan IC 555 Salah satu kelemahan rangkaian trigger SCR dengan IC 555 adalah hanya menghasilkan gelombang keluaran sebagai trigger SCR, sehingga hanya dapat digunakan untuk trigger SCR seperti pada rangkaian setengah gelombang.

Gambar 4.2. Transistor sebagai saklar
Gambar 4.2. Transistor sebagai saklar

Rangkaian Komutasi

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali setengah gelombang menggunakan SCR untuk mengubah listrik AC menjadi DC (konversi) dengan cara ON/OFF sumber masukan (switching), dan pengaturan (pengendali) tegangan keluaran. Rangkaian penyearah terkendali setengah gelombang tiga fasa terdiri dari 3 SCR yang disusun pada masing-masing fasa R, S dan T.

Gambar 4.8. Mekanisme komutasi SCR secara paksa
Gambar 4.8. Mekanisme komutasi SCR secara paksa

PENYEARAH TERKENDALI DAN APLIKASINYA

Pengantar

Bab 3 membahas rangkaian penyearah, dan Bab 5 membahas rangkaian penyearah terkontrol. Rangkaian penyearah terkendali dapat dikelompokkan berdasarkan sumber tegangan masukan, bentuk gelombang keluaran, dan beban rangkaian.

Rangkaian Penyearah Terkendali Satu Fasa

Prinsip pengoperasian rangkaian penyearah beban RL terkendali setengah gelombang hampir sama dengan prinsip pengoperasian penyearah daya beban RL 1 fasa. Rangkaian Penyearah Terkendali Gelombang Penuh Rangkaian penyearah terkendali gelombang penuh 1 fasa memiliki keunggulan dibandingkan penyearah terkendali setengah gelombang.

Gambar 5.1. Rangkaian Penyearah 1 fasa setengah gelombang
Gambar 5.1. Rangkaian Penyearah 1 fasa setengah gelombang

Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa

Rangkaian penyearah terkendali setengah gelombang tiga fasa ini terdiri dari 3 buah SCR yang disusun pada masing-masing fasa R, S dan T. Pemasangan SCR setiap fasanya harus sama untuk kaki anoda dan katoda. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Gelombang Penuh Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali tiga setengah gelombang hampir sama dengan penyearah terkendali setengah gelombang satu fasa, pada rangkaian ini masukannya mempunyai tiga fasa sehingga terjadi proses pada setiap fasanya.

Gambar 5.11. Rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang  Prinsip  kerja  rangkaian  penyearah  terkendali  tiga  setengah  gelombang  hampir  sama  dengan  penyearah  terkendali  satu  fasa  setengah  gelombang,  pada  rangkaian  ini,  inputnya  ada
Gambar 5.11. Rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali tiga setengah gelombang hampir sama dengan penyearah terkendali satu fasa setengah gelombang, pada rangkaian ini, inputnya ada

Aplikasi Rangkaian Penyearah Terkendali

Rangkaian Regulator AC 1 Fasa Searah Bentuk gelombang tegangan keluaran rangkaian ini dapat dilihat pada Gambar 6.2. Rangkaian AC tiga fasa digunakan untuk mengubah sumber listrik DC menjadi listrik AC tiga fasa.

Gambar 5.17. Produk catu daya variabel
Gambar 5.17. Produk catu daya variabel

AC REGULATOR DAN APLIKASINYA

Pengantar

Regulator AC adalah suatu rangkaian elektronika daya yang berfungsi mengubah sumber daya listrik AC menjadi daya listrik AC dengan berbagai tegangan dan frekuensi. Prinsip kerja rangkaian regulator AC adalah mengatur bentuk gelombang tegangan melalui feed SCR atau Triac sehingga diperoleh nilai tegangan yang diinginkan.

AC Regulator Satu Fasa

Bentuk Gelombang Regulator AC 1 Fasa Dua Arah Bentuk gelombang tegangan keluaran rangkaian ini dapat dilihat pada Gambar 6.2. Besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan rangkaian regulator AC dua arah satu fasa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Gambar 6.2. Rangkaian AC Regulator 1 Fasa Unidirectional  Bentuk gelombang tegangan output rangkaian ini dapat dilihat  pada gambar 6.2
Gambar 6.2. Rangkaian AC Regulator 1 Fasa Unidirectional Bentuk gelombang tegangan output rangkaian ini dapat dilihat pada gambar 6.2

Rangkaian AC Regulator Tiga Fasa

Besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan rangkaian regulator AC tiga fasa DC dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. Rangkaian Regulator AC Dua Arah Tiga Fasa Besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian regulator AC dua arah tiga fasa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Gambar 6.8. Rangkaian AC Regulator tiga fasa Bidirectional  Besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian AC  regulator  tiga  fasa  Bidirectional  dapat  dihitung  dengan  persamaan  sebagai  berikut
Gambar 6.8. Rangkaian AC Regulator tiga fasa Bidirectional Besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian AC regulator tiga fasa Bidirectional dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut

Aplikasi AC Regulator

DC Chopper merupakan suatu rangkaian elektronika daya yang berfungsi mengubah sumber listrik DC menjadi listrik DC dengan tegangan yang dapat diatur. Rangkaian ini akan mengubah listrik DC menjadi listrik AC dengan bentuk gelombang mendekati sinus.

Gambar 6.9. Penyetabil Tegangan atau Stabiliser
Gambar 6.9. Penyetabil Tegangan atau Stabiliser

RANGKAIAN DC CHOPPER DAN APLIKASINYA

Pengantar

Pengaturan atau pengubahan listrik DC menjadi DC dengan cara konvensional mempunyai kelemahan yaitu masalah efisiensi dan panas yang dihasilkan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi elektronika telah membawa perubahan pada konversi listrik DC menjadi DC dengan menggunakan konsep switching atau yang dikenal dengan DC Chopper.

Rangkaian Chopper Step-Down

Rangkaian yang dapat melakukan step down dan step up sering disebut dengan Chopper Step-Down/Up atau Buck/Boost Converter. Alat pencacah step down bekerja berdasarkan pengaturan waktu hidup (TON) dan waktu mati (TOFF) dari saklar elektronik.

Gambar 7.2. Rangkaian DC Chopper Step-Down
Gambar 7.2. Rangkaian DC Chopper Step-Down

Rangkaian Chopper Step-Up

Ketika saklar OFF, arus dari sumber akan mengalir melalui induktor dan masuk ke beban melalui dioda. Berdasarkan hukum tegangan Kirchhoff, tegangan keluaran merupakan penjumlahan dari tegangan sumber dan tegangan induktor, sehingga akan lebih besar dari tegangan sumber.

Gambar 7.7. Rangkaian DC Chopper Step-up
Gambar 7.7. Rangkaian DC Chopper Step-up

Rangkaian Chopper Step-Down/Up

Jika transistor atau FET OFF maka arus akan mengalir pada induktor, energi yang tersimpan pada induktor akan bertambah. Ketika transistor atau saklar FET dalam keadaan ON maka energi pada induktor akan berkurang dan arus akan mengalir ke beban.

Kelas-Kelas Chopper

Helikopter kelas A akan selalu mengalirkan pasokan dari sumber ke beban, sehingga tegangan keluaran akan selalu lebih rendah dari tegangan masukan. Perajang Kelas B atau sering juga disebut dengan Perajang Kuadran II mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Perajang Kelas A.

Gambar 7.10. Chopper Kelas A dan karakteristik arus tegangan
Gambar 7.10. Chopper Kelas A dan karakteristik arus tegangan

Aplikasi Rangkaian Chopper

Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang berfungsi mengubah listrik DC menjadi listrik AC, baik satu fasa maupun tiga fasa, dengan tegangan dan frekuensi yang dapat disesuaikan. Mobil listrik akan kurang lancar berjalan jika mendapat sumber listrik AC dengan bentuk gelombang persegi.

Gambar 7.10. Produk DC Chopper
Gambar 7.10. Produk DC Chopper

RANGKAIAN INVERTER DAN APLIKASINYA

Pengantar

Inverter digunakan untuk menyalakan peralatan listrik yang memerlukan pasokan listrik AC sedangkan sumber yang tersedia adalah listrik DC. Sumber listrik DC dapat diperoleh dari baterai, akumulator atau dari pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin atau lainnya.

Gambar 8.1. Contoh produk inverter
Gambar 8.1. Contoh produk inverter

Rangkaian Inverter Satu Fasa

Arah Aliran Arus dan Bentuk Gelombang Keluaran Jika saklar elektronik diatur bergantian ON dan OFF pada frekuensi tertentu, maka akan diperoleh tegangan keluaran AC seperti terlihat pada Gambar 8.6. Bentuk gelombang persegi kurang baik bila digunakan untuk menyalakan beban listrik karena akan menimbulkan panas dan pengoperasian peralatan listrik dan elektronik yang tidak normal.

Gambar 8.3. Rangkaian ekivalen inverter 1 fasa
Gambar 8.3. Rangkaian ekivalen inverter 1 fasa

Rangkaian Inverter Tiga Fasa

Untuk menghasilkan gelombang keluaran listrik tiga fasa, perlu dipasang saklar elektronik, dalam hal ini IGBT atau SCR dengan beda fasa 1200 untuk setiap fasanya. Listrik gelombang persegi tiga fasa kurang baik jika digunakan untuk catu daya. peralatan karena dapat menyebabkan panas.

Gambar 8.7. Rangkaian pengganti Inverter tiga fasa
Gambar 8.7. Rangkaian pengganti Inverter tiga fasa

Rangkaian Penghalus Gelombang Kotak

Untuk menghasilkan bentuk gelombang listrik AC sinusoidal, diperlukan rangkaian tambahan seperti Modulator Lebar Pulsa atau sering dikenal dengan PWM. Listrik AC dengan gelombang non sinus sebenarnya dapat digunakan untuk menyalakan peralatan listrik seperti lampu, pemanas dan peralatan lainnya.

Gambar 8.8. Rangkaian Pulse Width Modulation
Gambar 8.8. Rangkaian Pulse Width Modulation

Aplikasi Rangkaian Inverter

Variable Speed ​​​​Drive (VSD) atau dikenal dengan Variable Speed ​​​​Frequency (VSF) atau dikenal juga dengan nama produk Inverter merupakan rangkaian pengatur kecepatan dan torsi motor AC yang menggunakan prinsip konversi. Listrik DC ke AC. Setelah diratakan, listrik DC diubah menjadi listrik AC dengan frekuensi dan tegangan sesuai kebutuhan.

Gambar 8.8. Contoh produk lampu emergensi
Gambar 8.8. Contoh produk lampu emergensi

Pengantar

Selain untuk mengetahui kebenaran rangkaian, simulasi juga bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja rangkaian sudah sesuai dengan yang diharapkan. Untuk analisa lebih lanjut dapat juga dilakukan pengecekan pada node-node tertentu pada rangkaian sehingga diperoleh data yang lengkap untuk mengetahui apakah desain rangkaian tersebut sesuai atau tidak.

Software Simulasi PSIM

PSIM Demo 8.5 >> PSIM lalu klik PSIM seperti pada gambar di bawah ini. Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan software PSIM, sebaiknya pelajari panduan lengkapnya di menu Help.

Gambar 9.1. Cara menjalankan software PSIM
Gambar 9.1. Cara menjalankan software PSIM

Membuat Rangkaian Elektronika Daya

Kemudian perlu dilakukan pemilihan dan penempatan komponen-komponen penyusun rangkaian elektronik yang akan dibuat. Setelah daftar komponen terkumpul, langkah selanjutnya adalah menghubungkan komponen yang satu dengan komponen yang lain.

Gambar 9.3. Cara memulai membuat rangkaian elektronika  daya di PSIM
Gambar 9.3. Cara memulai membuat rangkaian elektronika daya di PSIM

Melakukan Simulasi Rangkaian

Simulasi Rangkaian Penyearah Terkendali dengan SCR 147

Gambar

Gambar 1.2. Sistem Elektronika
Gambar 1.4. Contoh kontrol proses di industri  1.2.4.  Sistem Komputer
Gambar 1.5. Sistem kontrol berbasis komputer
Ilustrasi kondisi transistor pada saat beroperasi pada  daerah  jenuh dan daerah cut off dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini akan dirancang datadase yang nantinya digunakan untuk pembuatan sistem aplikasi media pembelajaran Praktikum Elektronika Industri. Jurusan Teknik Industri

Penerapan metode Thevenin dari suatu rangkaian atau jaringan yang rumit yang terdiri dari banyak sumber tegangan dan impedansi- impedansi peralatan , pada prinsipnya adalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem aplikasi komputer untuk media pembelajaran Praktikum Elektronika Industri di Laboratorium

Konverter DC-DC adalah rangkaian elektronika daya untuk mengubah suatu masukan tegangan DC menjadi keluaran tegangan DC yang nilai tegangannya bisa lebih besar atau lebih

Untuk memperoleh tegangan yang optimum pada bus yang ingin diatur, letak serta tap transformator regulasi jenis pengatur tegangan yang tepat adalah pada sisi bus

d. PSKM bersama PD melakukan pengecekan dan pengujian di titik sambung distribusi untuk memastikan bahwa semua peralatan berfungsi baik sesuai dengan kegunaan

Fuzzy Logic PSS dituning dengan AG lebih efektif dibandingkan dengan konvensional PSS dan FL PSS dengan parameter cerdas. Aplikasi dari teknik ini dapat

Pada penelitian ini, kWh meter yang dirancang menggunakan modul PZEM-004T sebagai sensor utama untuk mendapatkan nilai besaran listriknya, relay sebagai saklar electric untuk melakukan