Buku ini berisi rangkaian bab yang diawali dengan latar belakang perubahan kurikulum dan proses menuju perubahan menuju kurikulum pendidikan tinggi yang berkualitas. Kami berharap buku ini dapat memberikan inspirasi dan pedoman yang realistis untuk kurikulum pendidikan tinggi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia
Beberapa indikator yang biasa digunakan untuk menilai keberhasilan lulusan PT antara lain (1) IPK; (2) Lama studi dan (3) Predikat kelulusan yang disandang. Agar berhasil, universitas harus memastikan bahwa lulusannya dapat dimasukkan ke dalam pasar tenaga kerja.
Landasan Pemikiran Kurikulum Pendidikan Tinggi
Berikut ilustrasi gambar yang dapat memberikan analogi tentang rendahnya akuntabilitas akademik perguruan tinggi di Indonesia. Gambar 1-3 di bawah ini menggambarkan perbandingan pendidikan tinggi dari masa ke masa di Indonesia.
Peran Kurikulum di dalam Sistem Pendidikan Tinggi
Jika dikaitkan dengan sistem pendidikan tinggi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kurikulum dapat berperan sebagai: Misi pendidikan tinggi UNESCO untuk abad ke-211 (1998) dirumuskan oleh International Commission on Education for the Twenty-first Century diketuai oleh Jacques Delors (UNESCO, 1998 )2 dapat dijadikan acuan pengembangan kurikulum yang isinya antara lain diuraikan di bawah ini.
PARADIGMA KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
- KKNI dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
 - KKNI Sebagai Tolok Ukur
 - Capaian Pembelajaran sebagai Bahan Utama Penyusunan K-DIKTI Akuntabilitas penyusunan K-DIKTI dapat dipertanggung jawabkan dengan
 - Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian
 
Kegiatan penelitian mahasiswa tercantum dalam ruang lingkup satuan kredit semester dari pasal 16 ayat 3 SN-DIKTI. Selain standar nasional penelitian, SN-DIKTI juga mengatur standar nasional pengabdian kepada masyarakat, sebagaimana tercantum dalam BAB IV.
JENJANG PENDIDIKAN DIPLOMA
Strategi pengembangan teknologi atau seni dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau interdisipliner berdasarkan penyelidikan terhadap tujuan utama penelitian dan konstelasinya pada tujuan yang lebih luas. Roadmap penelitian dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner atau interdisipliner berdasarkan investigasi terhadap tujuan utama penelitian dan konstelasinya pada tujuan yang lebih luas.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan struktur kurikulum
Dari peran tersebut, hasil belajar pada setiap jenjang pendidikan dapat diturunkan secara lebih akuntabel dan terpercaya. Ketentuan penetapan capaian pembelajaran tersebut diatur dalam standar kompetensi lulusan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang SN-DIKTI.
Unsur dalam Capaian Pembelajaran
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, KP dapat dilihat sebagai hasil dari keseluruhan proses pembelajaran yang ditempuh oleh seorang pembelajar. mahasiswa selama menempuh studi di program studi tertentu. Dimana unsur-unsur hasil belajar meliputi: sikap dan nilai, kemampuan, pengetahuan dan tanggung jawab/hak. Secara umum CP dapat melakukan beberapa fungsi, antara lain: a) Sebagai ciri, deskripsi atau spesifikasi suatu program studi.
Beragamnya format CP sesuai dengan fungsinya tidak dapat menghilangkan unsur-unsur utamanya, sehingga CP dalam satu program studi yang sama akan tetap memberikan arti dan makna yang sama walaupun dinyatakan dalam format yang berbeda. kriteria minimal yang berkaitan dengan kualifikasi keterampilan lulusan, yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang dituangkan dalam rumusan hasil belajar lulusan”.
Tahap penyusunan capaian pembelajaran
Ketika digunakan sebagai pengenal atau pembeda untuk program studi yang nantinya akan dicatat dalam SKPI dan menunjukkan kisaran kompetensi yang dicapai oleh lulusan, pernyataan CP biasanya singkat tetapi mencakup semua informasi relevan yang diperlukan. Saat digunakan untuk mengembangkan kurikulum dalam program gelar, pernyataan CP harus dirinci untuk menggambarkan kemampuan dari setiap profil yang dimaksud. Sebagai ciri program studi, pernyataan CP seringkali dituntut untuk seringkas mungkin, sehingga dapat dinyatakan dalam satu paragraf yang mencakup semua unsurnya.
Pernyataan MF tentang kebutuhan pengembangan kurikulum dapat dilakukan dengan menelusuri profil target dan mengantisipasi bahan kajian yang akan disiapkan.
Alur Penyusunan CP
Matakuliah : merupakan wadah hasil dari adanya bahan pelajaran yang dipelajari siswa dan harus diajarkan oleh guru. Metode Pembelajaran: adalah strategi yang efektif dan efisien untuk menyampaikan atau memperoleh bahan pelajaran selama proses pembelajaran. Metode penilaian: proses mengidentifikasi dan menentukan tingkat penetrasi dan penguasaan materi pelajaran oleh siswa melalui parameter dan variabel pengukuran yang bertanggung jawab.
Profil tersebut dapat dicocokkan dengan spesifikasi teknis hasil proses produksi, dalam hal ini proses pembelajaran di lembaga pendidikan.
Langkah Menentukan Profil
Profil pendidikan harus disusun oleh kelompok pendidikan sejenis, sehingga kesepakatan dapat diterima dan dijadikan acuan nasional. Sehingga rumusan profil tersebut akan memuat informasi mengenai kemampuan dalam menjawab permasalahan dan tantangan yang berkembang atau muncul pada wilayah individu, bahkan jika diperlukan untuk keseluruhan nilai pendidikan yang bersangkutan. Profil yang terdefinisi dengan jelas akan menjadi aset terpenting dalam pengembangan pernyataan CP pendidikan.
Satu pendidikan setidaknya memiliki satu profil, sangat umum satu pendidikan memiliki lebih dari satu profil.
Alur Menyusun Pernyataan CP
Aspek yang harus diperhatikan antara lain: sikap dan nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak yang akan diemban oleh seorang lulusan. Jumlah maksimum profil dapat diperkirakan dengan mengacu pada tingkat pendidikan dibandingkan dengan deskripsi IKF. Indikator tingkat kinerja: merupakan peringkat pernyataan deskripsi sesuai dengan tingkat yang ingin dicapai, hal itu dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI;
Visi dan misi program: memastikan individualitas dan cita-cita atau tujuan program dapat terwujud;
- Taksonomi Pembelajaran Bloom
 - Taksonomi pembelajaran Anderson
 - Taksonomi pembelajaran Marzano
 
Perbedaan utamanya adalah taksonomi ini terbagi menjadi 2 domain utama, yaitu domain proses pembelajaran yang terdiri dari enam level proses dan domain pengetahuan yang terdiri dari 3 jenis model pengetahuan. Dalam sistem kognitif ini terdapat 3 tingkatan kemampuan berpikir, yaitu (1) retrieval/hafalan; (2) pemahaman/pemahaman, (3) analisis dan terakhir (4) pemanfaatan pengetahuan, dimana pembelajar mampu mengimplementasikan pengetahuan yang telah dikuasainya. Pada level ini sangat dipengaruhi oleh ranah afektif, dimana siswa pada level belajar ini sudah mampu mengenali dan mengembangkan diri.
Bidang pengetahuan semacam ini mengacu pada proses fisik yang digunakan individu dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat melakukan aktivitas dan pekerjaan kreatif.
Penetapan Keluasan dan Kedalaman Pengetahuan
Setelah memperoleh berbagai kajian keilmuan, prodi juga harus menentukan kedalaman materi yang akan diajarkan. Penetapan ini diperlukan agar nantinya dalam pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi hasil lulusannya menyatu, tanpa terlalu rendah atau melebihi kualifikasi yang jauh di atasnya. Dalam hal ini perlu diterapkan desain kurikulum yang berkesinambungan dan integratif dari jenjang ke jenjang pada program studi yang memiliki jenjang pendidikan lanjutan.
Misalnya, program studi teknik elektro di universitas A diselenggarakan dari jenjang sarjana, magister, dan doktor, sehingga dalam menentukan tingkat kedalaman harus berkelanjutan dan integratif.
Standard Isi
Penetapan Beban Belajar Mata Kuliah dan sks
Tetapi adalah mungkin untuk membentuk subjek B yang membincangkan bahan kajian untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeza. Oleh itu, latihan vokasional mempunyai fleksibiliti yang tinggi, sehingga program pengajian agak mungkin untuk mempunyai nombor. Beban kursus ditentukan oleh keluasan, kedalaman dan perincian bahan kajian yang diperlukan untuk mencapai sesuatu kompetensi, serta tahap penguasaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka bentuk pembelajaran yang akan dirancang harus memperhatikan makna sks pada setiap mata kuliah yang ada.
PARADIGMA DAN PROSES PEMBELAJARAN
- Paradigma Pembelajaran
 - Kondisi Pembelajaran di Perguruan Tinggi saat ini
 - Perubahan dari TCL ke arah SCL
 - Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)
 - Peran Dosen dalam Pembelajaran SCL
 - Ragam metode pembelajaran SCL
 - Simulasi/Demonstrasi
 - Discovery Learning (DL)
 - Self-Directed Learning (SDL)
 - Cooperative Learning (CL)
 - Collaborative Learning (CbL)
 - Contextual Instruction (CI)
 - Project-Based Learning (PjBL)
 - Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I)
 
Tidak jelas apakah pilihan strategi dan metode pembelajaran merupakan pilihan yang tepat untuk memunculkan hasil belajar yang diinginkan; Oleh karena itu, proses pembelajaran yang banyak dilakukan saat ini sebagian besar dalam bentuk penyampaian tatap muka (ceramah), atau satu arah (dari dosen ke mahasiswa). Mengidentifikasi dan menetapkan model penilaian hasil belajar siswa yang relevan dengan hasil belajar yang akan diukur.
Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain: (1) Diskusi kelompok kecil; (2) Bermain Peran & Simulasi; (3) Studi kasus; (4) Discovery Learning (DL); (5) Pembelajaran Mandiri (SDL); (6) Pembelajaran Kooperatif (PK); (7) Pembelajaran Kooperatif (CbL); (8) Instruksi Kontekstual (AI); (9) Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL); dan (10) Pembelajaran Berbasis Masalah dan Inkuiri (PBL).
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
- Sistem Penilaian
 - Rubrik Deskriptif
 - Rubrik Holistik
 - Cara membuat Rubrik
 - Mencari berbagai model rubrik
 - Menetapkan Dimensi
 - Menentukan Skala
 - Membuat Tolak Ukur pada Rubrik Deskriptif
 
Secara konseptual, rubrik memiliki tiga bentuk, yaitu (a) rubrik deskriptif; b) rubrik holistik; dan (c) rubrik skala persepsi. Empat komponen rubrik deskriptif adalah (1) Deskripsi Pekerjaan: menjelaskan tugas atau objek yang akan dinilai atau dievaluasi. Rubrik deskriptif memberikan gambaran tentang karakteristik atau kriteria untuk setiap skala penilaian yang diberikan.
Berbeda dengan rubrik deskriptif yang memiliki banyak skala nilai, rubrik holistik hanya memiliki satu skala nilai yaitu skala tertinggi.
RANCANGAN PEMBELAJARAN
1 WEEK TO Menunjukkan kapan suatu kegiatan selesai, mis. dari minggu 1 sampai 16 (satu semester) (bisa 1/2/3/4 mingguan). Penentuan bentuk pembelajaran didasarkan pada kebutuhan akan kemampuan yang diharapkan di atas yang ingin dicapai dengan bentuk/model pembelajaran yang dimaksud.
PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Misalnya, lulusan program sarjana harus memiliki keterampilan yang tidak hanya terkait dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, tetapi harus memiliki kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan keahliannya, berdasarkan kaidah, tata cara dan etika keilmuan. Pertanyaan berikutnya adalah apa yang dimaksud dengan 'karakter' dan bagaimana penanamannya dalam proses pembelajaran yang disebut Pendidikan Karakter. Karakter muncul secara runtut dari hasil berpikir, melatih hati, melatih dan melatih emosi dan karsa seseorang atau sekelompok orang.
Karakter adalah ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Pembangunan Karakter Bangsa
Pembangunan karakter bangsa dilaksanakan secara terpadu melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama antara seluruh komponen bangsa dan negara.
Cara penyampaian dalam kuliah, Pendidikan Karakter
Lebih dari itu, pendidikan karakter merupakan upaya menanamkan kebiasaan yang baik agar kita mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadian kita. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik dan perilaku yang baik, sehingga terwujud kesatuan perilaku dan sikap kita dalam kehidupan. Penerapan pendidikan karakter di perguruan tinggi melalui kurikulum yang disusun sedemikian rupa baik dari segi bahan kajian, proses pembelajaran dan metode evaluasi maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kemahasiswaan, olahraga, seni, penalaran, kewirausahaan, sociopreneur, berpikir kritis, membangun desa.
Semua kegiatan tersebut dikemas sedemikian rupa agar kedepannya menjadi budaya akademik dalam menciptakan suasana akademik yang baik di kampus Sebagai contoh yang baik dalam pelaksanaan pendidikan karakter di kampus.
PENUTUP
Buku kurikulum pendidikan tinggi ini tetap dapat dijadikan acuan dalam perancangan atau pengembangan kurikulum oleh program studi di perguruan tinggi meskipun kondisi di sekitarnya terus berubah. Pembaca yang budiman, meskipun makna konsep pengembangan kurikulum di perguruan tinggi telah dipahami dan perkembangan paradigma pendidikan telah diikuti secara intensif, hal ini hanya akan menjadi wacana jika dokumen kurikulum tidak disusun secara nyata. lalu segera bekerja. Kalaupun dokumen kurikulum disusun, manfaatnya tidak maksimal sampai kurikulum diimplementasikan di program studi.
Untuk itu marilah kita bekerja sampai akhir, dapat dipastikan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari pengembangan kualitas pembelajaran dan proses pendidikan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter positif, cerdas, kompeten dan berdaya saing.
D AFTAR P USTAKA
INDEK