• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU LRT 6 METODE KEJA

N/A
N/A
ajep khan

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU LRT 6 METODE KEJA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

METODE KERJA

(2)

iap kali kereta lewat di atas rel, jalan kereta api mengalami gaya vertikal dan horizontal. Profil balas dan pengaturan bantalan telah

T

direncanakan untuk menambah gaya-gaya tersebut. Namun, beberapa tipe pekerjaan jalan rel seperti pengeluaran balas, mengganti bantalan, angkatan dan listringan yang cukup besar dapat menggangu kestabilan jalan yang cukup serius. Oleh sebab itu dibutuhkan tindakan pencegahan pendahuluan.

Pekerjaan Kategori 1: Pekerjaan yang tidak memberi efek pada kestabilan jalan rel :

Ÿ Perbaikan sambungan rel.

Ÿ Perbaikan celah rel.

Ÿ Pengecangan alat penambat.

Ÿ Perbaikan alat penambat (kecuali untuk RPM) Ÿ Perbaikan lebar sepur / jarak rel.

Ÿ Penggantian rel, penggantian elemen-elemen rel pada RPM.

Ÿ Pengerindaan rel dan pekerjaan yang sejenis.

Pekerjaan Kategori 2: Semua pekerjaan yang dapat mengurangi / mengganggu kestabilan jalan rel.

Ÿ Perbaikan alat pemambat pada RPM (Rel panjang menerus) Ÿ Angkatan dan Listringan.

Ÿ Pengorekan balas.

Ÿ Pembersihan balas.

Ÿ Penggantian bantalan, pengaturan jarak bantalan dan penyikuan bantalan.

Ÿ Pekerjaan Katagori 2 memerlukan perhatian khusus supaya keamanan kereta terjamin dan tidak memerlukan penggunaan pembatasan kecepatan.

KLASIFIKASI

6.1

METODE KERJA

KLASIFIKASI TIPE PEKERJAAN

KATEGORI 1

KATEGORI 2

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

(3)

TOLERANSI

6.2

METODE KERJA

TOLERASI DALAM PEKERJAAN

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel) Nama Pekerjaan Rel Panjang Normal Rel Panjang Menerus PERBAIKAN ALAT

PENAMBAT

PERBAIKAN SAMBUNGAN DAN PENGATURAN

SIAR REL

PERBAIKAN SAMBUNGAN DAN

PENGATURAN SIAR REL

PENGATURAN ARAK BANTALAN ATAU PENYIKUAN

BANTALAN

Ÿ Pada satu rentangan rel : Jangan buka semua alat penambat pada salah satu sisi rel dari 2 bantalan yang berurutan.

Ÿ Jangan buka lebih dari 20 % jumlah alat penambat satu rentangan panjang 20

ŸPada sambungan tidak boleh m e m b o n g k a r k e d u a sambungan yang berhadapan sekaligus pada waktu yang sama.

ŸJangan biarkan kereta lewat pada sambungan yang telah dibuka.

ŸUntuk perbaikan siar rel, jangan putar/buka tirepon lebih dari 1 cm tingginya.

ŸNilai siar maksimum yang diizinkan selama pekerjaan adalah 25 mm

ŸS e w a k t u p e r b a i k a n s a m b u n g a n , n i l a i s i a r maksimum yang diizinkan adalah antara 25 mm dan 50 mm

ŸPastuk sementara (rel pengisi) h a r u s d i t a m b a h u n t u k mendapat satu siar dengan ukuran kurang dari 25 mm.

ŸDilarang adanya nilai siar lebih d a r i 5 0 m m , w a l a u p u n m e n g u n a k a n p a s t u k sementara.

ŸAntara dua bantalan, jangan gorek balas lebih dari 5 cm dibawah garis dasar bantalan.

ŸBilamana mengorek balas, jangan rusakkan lapisan dasar dibawah bantalan.

ŸHarus diikuti persiapan “perbaikan alat penambat”

ŸJangan angkat rel lebih dari 20 cm dengan dongkrak.

ŸPenampang lintang harus diselesaikan pada akhir tiap hari pekerjaan.(Profil)

ŸTunggu masa penstabilan antara dua kegiatan.

P e n g e c u a l i a n : Pengaturan siar rel untuk alat penambat tipe PANROL dan D E t i d a k b o l e h d i l a k u k a n t a n p a semboyan 3.

oleransi Pekerjaan merupakan batasan suatu pekerjaan, agar dalam pelaksanaannya tidak perlu mengganggu Perjalanan Kereta

T

dengan pemasangan semboyan.

(4)

TOLERANSI (Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

6.3

METODE KERJA

TOLERASI DALAM PEKERJAAN

Nama Pekerjaan Rel Panjang Normal Rel Panjang Menerus PENGATURAN

ARAK BANTALAN ATAU PENYIKUAN

BANTALAN PEMBERSIHAN

BALAS

Jangan gorek balas lebih dari 4 spasi bantalan berurutan dan lebih d a r i 2 0 % s p a s i b a n t a l a n sepanjang 20 m

Persyaratan sama seperti pada p e n g a t u r a n d a n p e n y i k u a n bantalan

ŸJangan ganggu lapisan dasar dibawah bantalan.

ŸJangan gorek balas pada bagian ujung bantalan tetapi penggorekan seharusnya diantara bantalan

Jangan gorek balas lebih dari 2 spasi bantalan berurutan dan lebih d a r i 2 0 % s p a s i b a n t a l a n sepanjang 20 m

Metode tanpa semboyan.

Pengorekan balas harus dilakukan dalam bagian jalan rel yang pendek (panjang 20 m), dengan jarak lebih dari 60 m antara 2 bagian pekerjaan.

Pada suatu bagian 20 m ŸJangan gorek lebih dari 2 spasi

bantalan berurutan dan lebih dari 20 % spasi bantalan ŸBeberapa kegitan diperlukan.

Profil balas harus diselesaikan untuk mulai kegiatan selanjutnya.

Untuk mulai bagian 20 m yang selanjutnya, tunggulah masa penstabilan.

Metode dengan semboyan.

ŸPengerjaannya harus dilakukan dengan pembatasan kecepatan 20 km/jam (2B).

ŸPanjang bagian jalan rel berurutan adalah 20 m dengan jarak lebih dari 60 m antara 2 bagian pekerjaan.

ŸPenampang lintang harus diselesaikan sebelum mulai bagian panjang 20 m yang berikut.

ŸPembatasan kecepatan dicabut sesudah masa pensrabilan jalan rel telah terpenuhi.

(5)

TOLERANSI

6.4

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

METODE KERJA

TOLERASI DALAM PEKERJAAN

Nama Pekerjaan Rel Panjang Normal Rel Panjang Menerus PENGGANTIAN

BANTALAN

LISTRINGAN (Secara manual )

ANGKATAN (Secara manual).

ŸJangan ganti lebih dari 2 bantalan berurutan.

ŸJangan ganti lebih dari 1/3 jumlah bantalan tiap panjang rel.

ŸJika bantalan lebih dari 1/3 yang harus diganti, kerjakan 2 atau 3 k a l i k e g i a t a n d e n g a n penstabilan diantaranya.

ŸPengeseran rel maksimum adalah 50 mm

ŸPengeseran harus dibuat dalam o p e r a s i y a n g b e r t a h a p , maksimum tiap kalinya 20 mm ŸJika perlu menggeser antara 20

mm sampai 50 mm, lakukan minimum 3 kali kegiatan dengan periode penstabilan diantaranya.

ŸPengangkatan maksimum untuk pemecokan adalah 30 mm

ŸBila lebih dari 30 mm harus dibuat secara bertahap dengan

masa penstabilan antara 2 kegiatan.

ŸPerbedaan pertinggian: jika pertinggian jalan rel berbeda dari pertinggian teoritis sebesar +/- 7 mm, harus segera diperbaiki.

ŸBatas liukan / Skilu :

V 60 km/H : 4 mm/m (12 mm/3 m) 60 km/H < V 90 km/H : 3 mm/m (9 mm/3 m) atau V 90 km/H : 2,5 mm/m (7 mm/3 m )

ŸJangan ganti lebih dari 1 bantalan tiap 5 buah bantalan.

ŸBuat beberapa kali kegiatan dengan masa penstabilan diantaranya.

ŸPenggeseran rel maksimum adalah 20 mm

ŸPengangkatan maksimum

untuk pemecokan adalah 30 mm

ŸPengangkatan maksimum pada titik pedoman adalah 10 mm ŸJalan rel tidak boleh diangkat lebih dari 2 cm. (*)

ŸJangan gorek balas pada bagian ujung bantalan, tetapi pengorekan seharusnya diantara bantalan.

ŸJangan biarkan kereta api lewat waktu tempat bantalan kosong.

(*) kecuali untuk bantalan besi yang merupakan suatu kekecualian.

Ketentuan tambahan untuk pekerjaan katagori 2 ( Kecuali untuk perbaikan alat penambat pada RPM ): Untuk pekerjaan katagori 2 yang dapat menimbulkan ketidak-kokohan jalan rel,dimana ketentuan-ketentuan toleransi

di atas tidak dapat dipenuhi, satu pembatasan kecepatan 20 km/jam (Semboyan 2B) harus dipasang. Pembatasan kecepatan 20 km/jam dicabut

sesudah masa penstabilan / pemantapan jalan rel. Sesudah suatu pekerjaan

(6)

Kegiatan pengoptikan dilakukan untuk mencari tahu nilai suatu pertinggian dengan menggunakan alat optik (teropong theodolit). Pengoptikan bisa digunakan untuk kegiatan angkatan pilih-pilih, angkatan menyeluruh, persiapan kerja MTT maupun untuk kegiatan listringan.

Adapun cara menggunakannya:

Ÿ Cari titik pedoman pada rel dengan disawang mata, titik pedoman berjarak antara 18-30 m.

Ÿ Arahkan teropong ke bak baca (papan angka) dengan pembacaan=0 pada benang silang datar.

Ÿ Tulis nilai angkatan (hasil bacaan pada bak baca) pada bantalan terdekat.

Ÿ Selanjutnya ulangi kegiatan, pindahkan bak setiap 6 bantalan (3m)

PENGOPTIKAN

6.5

METODE KERJA

PENGOPTIKAN

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

3m 3m 3m 3m

+5 +8 +15

0 TP 0 +5 +15+8 0 TP 0

Gambar 6.x, Membaca nilai angkatan

Gambar 6.x, Penulisan nilai angkatan pada bantalan

Hindari kegiatan menyawang dalam suatu acuan kegiatan perbaikan geometri jalan rel!

Kegiatan menyawang hanya boleh dilakukan untuk pencarian suatu titik pedoman baik dalam angkatan dan listringan!

Titik Pedoman

(7)

PEMECOKAN MANUAL

6.6

METODE KERJA

PEMECOKAN

PEMECOKAN MANUAL Langkah 1 – Mengeluarkan Balas.

ŸPertama, keluarkan balas selebar 20 cm dari tiap sisi rel dan sedalam 5 cm dibawah garis dasar bantalan dengan menggunakan sekop atau belincong.

ŸBalas diletakan pada ujung bantalan sejajar jalan rel.

ŸAngkat jalan rel dengan dongkrak sampai kedudukan yang diinginkan.

Langkah 2 – Pemecokan Balas.

ŸPemecokan dilakukan oleh 4 orang pada bantalan yang sama pada dua sisi secara bersamaan.

ŸUntuk pemecokan: gorek bagian samping atas lapisan dasar bantalan dengan menggunakan bagian daun dari belincong / dandang.

Kemudian masukkan dan pecok balas di bawah bantalan dengan bagian bodem dari belincong. Pemecokan dilakunan secara bersamaan agar hasilnya benar – benar padat

ŸBagian tengah dan ujung bantalan jangan dipecok.

40cm 20cm 20cm

area balas yang digali area yang balas dipadatkan Gambar 6.x, Area balas yang dipadatkan

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel) Gambar 6.x, Mekanisme pemecokan manual yang benar.

Masukan balas di bawah bantalan lalu dipadatkan.

(8)

PEMECOKAN MANUAL

6.7

METODE KERJA

PEMECOKAN

PEMECOKAN MANUAL

Langkah 3 – Pemasukan Balas Kembali.

ŸMasukan kembali balas dengan garpu dan atur kembali propil balas, buang balas kotor dari jalan rel.

Langkah 4 – Pemeriksaan Pekerjaan.

ŸBila pemecokan selesai, mandor harus memeriksa, apakah tiap bantalan telah dipecok dengan baik.

ŸMandor mengujinya dengan menggunakan tongkat bola untuk membedakan suara yang timbul untuk tahu bahwa bantalan dipecok dengan baik atau tidak.

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

X X

X X

Gambar 6.x, Pemecokan dilakukan oleh 4 orang pada bantalan yang sama pada dua sisi secara bersamaan.

Pemecokan dengan metode manual hanya boleh dilakukan pada jalan rel dengan bantalan kayu atau besi saja! tidak dibenarkan

melakukan pemecokan manual pada bantalan beton!

(9)

PEMECOKAN HTT

6.8

a b c

d ef

a b c d ef

METODE KERJA

PEMECOKAN

PEMECOKAN SEMI-MEKANIK (HTT)

etode pemecokan mekanis mempunyai kesamaan dengan metode pemecokan biasa. Perbedaan utamanya hanya pada alat

M

pemecokan. Untuk metode pemecokan mekanis ini peralatan pemecokan adalah alat pemecok dengan mesin listrik/hamper, sedangkan untuk pemecokan biasa alat pemecoknya adalah belincong / dandang.

Pada metode ini jalan rel diangkat dengan dongkrak dan balas dimasukan kebawah bantalan dengan penggetaran tanpa pengorekan balas. Metode ini dapat digunakan untuk pekerjaan angkatan pada masa perawatan, terutama pada RPM. Pemecokan jalan rel dengan RPM yang tidak kokoh keduduk kannya. Pekerjaan angkatan pada wesel.

Bila mesin pemecok telah dihidupkan, sewaktu pemecokan akan dimulai, pelat pemecok didekatkan pada rel. Sebab getaran alat memaksa pelat tergeser kearah rel, balas dipaksa masuk kedaerah dimana pemadatan harus benar-benar padat. Ujung pelat pemecok digerakkan maju ke arah rel.

20cm 20cm 40cm

X X

X X

G a m b a r 6 . x , P e m e c o k a n dilakukan oleh 4 orang pada bantalan yang sama pada dua sisi secara bersamaan.

a b c

d ef

a b c d ef

Gambar 6.x, Area balas yang dipadatkan

Gambar 6.x, Waktu pemecokan dengan HTT Waktu pemecokan:

a : 13 detik b,c : 10 detik d,e,f : 9 detik

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

(10)

MTT

6.9

METODE KERJA

PEMECOKAN DENGAN MTT

Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel &

Penataan Pengelolaan Sarana Pemeliharaan Jalan Rel Pola Terpadu, Instruksi Direksi No : TM.402/VI/3/KA-2008 Tanggal : 30 juni 2008 ujuan cara ini adalah: Secara otomatis pengangkatan jalan rel dan pemecokan balas dibawah bantalan dilakukan sampai kedudukan

T

yang benar dengan penggetaran dan penekanan / pemadatan.

Kegiatan ini dilaksanakan tanpa pengorekan balas.

Syarat: Lintas masuk dalam katagori “A”

Pengoptikan Untuk Angkatan Dan Listringan:

Ÿ Dicatat dalam buku

Ÿ Dilakukan tidak terlalu lama dengan pemecokan (maksimum : 2 hari) Ÿ Batasan mesin per pekerjaan untuk angkatan 30mm & listringan 30mm Ÿ Untuk lengkung harus dilakukan opname lengkung dan perbaikan

manual lebih dahulu.

Ÿ Cek kesiapan dengan “jalan kaki” dilakukan bersama oleh pihak kru / operator dan pihak Daop / Manager JJ / Inspektor JJ / SK / KAT Ÿ Pengalokasian “window time khusus” (pola terpadu) Ÿ Menyiapkan tempat standby mesin di emplasemen terdekat.

Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Untuk Mendapatkan Kualitas Dan Daya Tahan Pemecokan Yang Baik:

• Lapisan di bawah balas (sub-balas) berada dalam kondisi yang baik

• Balas dalam kondisi bersih dan cukup dengan kedalaman dibawah bantalan minimal 15 cm untuk bantalan kayu dan 20 cm untuk bantalan beton

• Material jalan rel (rel dan bantalan) harus dalam kondisi yang baik, alat penambat terkunci dengan baik dan sambungan terpelihara

• Dilakukan optik untuk menentukan angka angkatan dan lestrengan yang diperlukan

• Dilakukan profil balas sebelum dan sesudah pemecokan dengan mesin PBR/SSP/USP untuk lebih baik dan merata hasilnya

• Dilakukan pemadatan dengan mesin VDM untuk mendapatkan daya tahan pemecokan yang baik

• Untuk bantalan besi tidak direkomendasi, karena harus diikuti pemecokan pada bagian tengah bantalan dengan manual / HTT (bentuk bantalan besi berupa cekungan)

Catatan :

Pada penggantian bantalan baru untuk mencapai ketebalan balas dibawah bantalan dilakukan lebih dahulu pemecokan dengan manual/HTT sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan untuk dilakukan pemecokan dengan MTT

(11)

MTT

6.10

METODE KERJA

PEMECOKAN DENGAN MTT

Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel &

Penataan Pengelolaan Sarana Pemeliharaan Jalan Rel Pola Terpadu, Instruksi Direksi No : TM.402/VI/3/KA-2008 Tanggal : 30 juni 2008 Prosedur Kerja Sebelum Pemecokan MTT

Lakukan pemeriksaan jalan rel / lahan:

Ÿ Pemeriksaan ketebalan balas Ÿ Pemeriksaan balas samping

Ÿ Pemeriksaan lapisan kebersihan balas (kecrotan, balas mati dll) Ÿ Pemeriksaan bantalan (termasuk jarak bantalan dan siku bantalan) Ÿ Pemeriksaan alat penambat

Ÿ Pemeriksaan sambungan rel, tidak boleh terdapat pastuk Ÿ Pemeriksaan keausan rel

Ÿ Pemeriksaan perlintasan Ÿ Pemeriksaan BH / jembatan Ÿ Pemeriksaan Wesel-wesel

Ÿ Pemeriksaan Lengkung: opname lengkung, hitung geseran, hasil geseran tulis pada bantalan.

Lakukan pengoptikan Ÿ Optik Angkatan (vertikal) Ÿ Optik Listringan (horisontal)

Ÿ Hasil optik dituliskan pada bantalan dan dicatat Menentukan metode kerja:

Ÿ Metode Kompensasi Ÿ Metode Presisi

Batasan Pengoperasian MTT:

• Batasan nilai angkatan dalam 1 x tamping / pemecokan adalah 20–30 mm

• Untuk mendapatkan nilai angkatan > 30mm harus dilakukan berulang- ulang, dengan durasi tamping yang satu keberikutnya setelah (masa penstabilan) ± 20.000 ton atau 5 hari dengan minimum 1 KA berat yang lewat. Contoh : untuk nilai angkatan 90 mm harus dilakukan 3x tamping.

Ÿ Batasan nilai geseran 30mm dalam 1x geseran Prosedur Kerja Sesudah Pemecokan:

• Memeriksa kondisi bantalan dan alat penambat yang telah dilakukan pemecokan

• Memeriksa kondisi geometri jalan rel (vertikal dan horisontal) dengan alat ukur (timbangan;benang), dan segera menghentikan apabila terjadi penyimpangan akibat pemecokan

• Memeriksa kondisi balas, baik diantara bantalan maupun diujung bantalan

• Dilanjutkan profil balas dengan PBR/SSP dan dilakukan pemadatan pada permukaan balas (dengan mesin VDM)

(12)

Peralatan:

2 Buah Mistar Angkatan Benang nylon 30 meter 2 Buah Dongkrak Kapur besi 1 Set HTT Langkah Kerja:

Ÿ Cari titik tinggi pada rel dengan disawang mata, titik tinggi berjarak antara 18-30 m.

Ÿ Dilanjutkan dengan mencari titik pedoman angkatan dengan cara membentangkan benang dengan bantuan mistar angkatan.

Ÿ Untuk mencari titik pedoman pada satu titik kerusakan, pastikan lokasi kerusakan dengan membentangkan benang dengan jarak antar titik sebesar 20 meter.

Ÿ Ambil ukuran tinggi setiap 10 meter atau ½ jarak benang dengan cara dicolok dengan mistar. Nilai pertinggian tuliskan di atas bantalan.

Ÿ Ukur pertinggian sejarak 100 meter.

Ÿ Jadikan 2 titik dengan angka terendah sebagai pedoman.

Ÿ Nilai yang lebih besar pada titik ukur 10 meter diangkat mendekati nilai titik pedoman.

Ÿ Angkat titik-titik rendah dengan dongkrak

Ÿ Pada titik yang sama ratakan pertinggian rel dengan rel sebelahnya dengan menggunakan mistar timbang (waterpass).

Ÿ Lakukan pemecokan, padatkan balas di bawah bantalan hingga tercapai tinggi yang diharapkan.

Ÿ Pastikan rel sebelah memiliki ketinggian yang sama.

Ÿ Ulangi kegiatan sampai semua titik mencapai pertinggian yang diharapkan.

ANGKATAN PILIH-PILIH

6.11

METODE KERJA

PEKERJAAN ANGKATAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel ANGKATAN PILIH-PILIH LURUSAN

Gambar 6.x, Mencari nilai pertinggian dengan mistar angkatan

Gambar 6.x,

Ilustrasi perbaikan darurat rel patah

(13)

METODE KERJA

PEKERJAAN ANGKATAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel ANGKATAN PILIH-PILIH LENGKUNG

Gambar 6.x, Mencari nilai pertinggian pada lengkung dengan mistar timbang Langkah Kerja:

ŸMencari tahu radius lengkung terlebih dahulu, cek patok identitas lengkung atau cek register lengkung.

ŸMencari pertinggian seharusnya lengkung penuh dengan cara menghitung dengan rumus: h = 6V / R, contoh: kecepatan rencana (V) = 80km/j, dan 2

radius (R) lengkung diketahui 500m, maka pertinggian seharusnya pada lengkung penuh: 6 x (80)2 / 500 à 6 x 6400 / 500 à 76,8mm, dibulatkan menjadi 77mm.

ŸMencari pertinggian seharusnya pada lengkung alih: dengan cara menghitung dengan rumus: hLA = hpenuh / PLA , contoh: h penuh = 77mm, panjang lengkung alih (PLA) = 0.01 h V à 0.01 x 77 x 80 à 62 meter. Maka perubahan pertinggian (h) pada lengkung alih = 77 / 62 à 1,25mm, artinya setiap 1 meter terjadi pertinggian 1,25mm atau 12,5mm setiap 10 meter.

ŸMembuat tanda titik lengkung dengan cat pada kaki rel setiap 10 meter, dimulai dari 40 meter sebelum MBA (mulai busur alih) sampai ABA (akhir busur alih).

ŸUkur pertinggian rel di setiap titik lengkung (per 10 meter) dengan mistar timbangan, rel dalam sebagai acuan titik nol.

ŸBeri tanda nilai angkatan pada bantalan di titik lengkung tersebut jika nilai pertinggian tidak sesuai hasil perhitungan. Contoh: pertinggian seharusnya 77mm, hasil timbangan: 65mm, maka pada titik tersebut harus diangkat setinggi: 77-65mm 12mm. Jika terdapat pertinggian lebih dari 77 maka harus dilakukan angkatan menyeluruh (lihat: angkatan menyeluruh pada lengkung).

ŸAngkat titik-titik rendah dengan dongkrak

ŸLakukan pemecokan, padatkan balas di bawah bantalan hingga tercapai tinggi yang diharapkan.

ŸUlangi kegiatan sampai semua titik mencapai pertinggian yang diharapkan.

ANGKATAN PILIH-PILIH

6.12

(14)

ANGKATAN MENYELURUH

6.13

METODE KERJA

PEKERJAAN ANGKATAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel Langkah Kerja:

Ÿ Mencari titik pedoman angkatan dengan cara membentangkan benang.

Ÿ Untuk mencari titik pedoman pada satu titik kerusakan, pastikan lokasi kerusakan dengan membentangkan benang dengan jarak antar titik sebesar 20 meter.

Ÿ Ambil ukuran tinggi setiap 10 meter atau ½ jarak benang dengan cara dicolok dengan mistar. Nilai pertinggian tuliskan di atas bantalan.

Ÿ Ukur pertinggian sejarak 100 meter.

Ÿ Jadikan 2 titik dengan angka terendah sebagai pedoman.

Ÿ Nilai yang lebih besar pada titik ukur 10 meter diangkat mendekati nilai titik pedoman.

Ÿ Tambahkan 5mm s/d maksimal 10mm setiap nilai angkatan, termasuk titik pedoman.

Ÿ Angkat titik-titik rendah dengan dongkrak

Ÿ Lakukan pemecokan, padatkan balas di bawah bantalan hingga tercapai tinggi yang diharapkan.

Ÿ Pada titik yang sama ratakan pertinggian rel dengan rel sebelahnya dengan menggunakan mistar timbang (waterpass).

Ÿ Pastikan rel sebelah memiliki ketinggian yang sama.

Ÿ Ulangi kegiatan sampai semua titik mencapai pertinggian yang diharapkan.

ANGKATAN MENYELURUH LURUSAN

Gambar 6.x, Mencari nilai pertinggian dengan mistar angkatan

TP=0 T.Angkat= +4mm TP=0

Gambar 6.x, Mencari nilai pertinggian dengan mistar angkatan

TP=+5mm T.Angkat= +9mm TP=

(15)

ANGKATAN MENYELURUH

6.14

METODE KERJA

PEKERJAAN ANGKATAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel Langkah Kerja:

Ÿ Mencari tahu radius lengkung terlebih dahulu, cek patok identitas lengkung atau cek register lengkung.

Ÿ Mencari pertinggian seharusnya lengkung penuh dengan cara menghitung dengan rumus: h = 6V / R, contoh: kecepatan rencana 2

(V) = 80km/j, dan radius (R) lengkung diketahui 500m, maka pertinggian seharusnya pada lengkung penuh: 6 x (80)2 / 500 à 6 x 6400 / 500 à 76,8mm, dibulatkan menjadi 77mm.

Ÿ Mencari pertinggian seharusnya pada lengkung alih: dengan cara menghitung dengan rumus: hLA = hpenuh / PLA , contoh: h penuh = 77mm, panjang lengkung alih (PLA) = 0.01 h V à 0.01 x 77 x 80 à 62 meter. Maka h lengkung alih = 77 / 62 à 1,25mm, artinya setiap 1 meter terjadi pertinggian 1,25mm atau 12,5mm setiap 10 meter.

Ÿ Membuat tanda titik lengkung dengan cat pada kaki rel setiap 10 meter, dimulai dari 40 meter sebelum MBA (mulai busur alih) sampai ABA (akhir busur alih).

Ÿ Ukur pertinggian rel di setiap titik lengkung (per 10 meter) dengan mistar timbangan, rel dalam sebagai acuan titik nol.

Ÿ Beri tanda nilai angkatan pada bantalan di titik lengkung tersebut jika nilai pertinggian tidak sesuai hasil perhitungan. Tambahkan 5mm s/d maksimal 10mm pada setiap nilai angkatan, Contoh: pertinggian seharusnya 77mm, hasil timbangan: 65mm, maka pada titik tersebut harus diangkat setinggi: (77-65) +5mm 17mm, Atau jika terdapat pertinggian lebih dari 77mm, misal h=80mm, maka diangkat dengan nilai: (77-80)+5mm -3 + 5 2mm.

Ÿ Angkat titik-titik rendah dengan dongkrak

Ÿ Lakukan pemecokan, padatkan balas di bawah bantalan hingga tercapai tinggi yang diharapkan.

Ÿ Ulangi kegiatan sampai semua titik mencapai pertinggian yang diharapkan.

ANGKATAN MENYELURUH LENGKUNG

(16)

LISTRINGAN

6.15

METODE KERJA

PEKERJAAN LISTRINGAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel Pendahuluan :

Ÿ Listringan dapat diselenggarakan tersendiri, tetepi pada umunya dikerjakan bersama-sama dengan angkatan.

Ÿ Listringan dan angkatan hendaknya dikerjakan dengan urutan sbb. : 1. Listringan dengan penggeseran kecil dari jalan K.A :

Angkatan dikerjakan dulu Kemudian baru di listring

2. Listringan dengan penggeseran lebar dari jarak K.A : Listringan besar diselenggarakan ditempat jalan K.A

Angkatan kemudian di listring lagi setelah jalan K.A tepat kedudukanya.

Ÿ Listringan dikerjakan sesudah angkatan, karena sedidiktnya harus ada sebuah kereta api yang melewati jalan K.A yang telah di angkat sebelum di listring. Biasanya antara angkatan dan listringan ada jarak satu hari, tetapi hendakanya listringan jangan dikerjakan lebih dari satu hari setelah angkatan.

Listringan Pada Jalan Lurus Langkah Kerja:

Ÿ Mencari titik pedoman awal dengan cara disawang.

Ÿ Kemudian gunakan alat untuk mencari titik pedoman listringan yang presisi dengan cara membentangkan benang.

Ÿ Untuk mencari titik pedoman pada satu titik kerusakan, pastikan lokasi kerusakan dengan membentangkan benang dengan jarak antar titik sebesar 20 meter.

Ÿ Ambil ukuran tinggi setiap 10 meter atau ½ jarak benang dengan cara dicolok dengan mistar. Nilai dan arah geseran tuliskan di atas bantalan.

Ÿ Ukur geseran sejarak 100 meter.

Ÿ Jadikan 2 titik dengan angka terendah sebagai pedoman.

Ÿ Nilai yang lebih besar pada titik ukur 10 meter digeser mendekati nilai titik pedoman.

Ÿ Geser titik-titik rendah dengan dongkrak

Ÿ Gorek balas pada tepi bantalan terlebih dahulu agar proses penggeseran menjadi ringan

Ÿ Setelah digeser dengan nilai yang diharapkan, kembalikan segera balas pada posisi semula.

Ÿ Lakukan pemrofilan balas agar kondisi geometri tidak cepat berubah.

Ÿ Ulangi kegiatan sampai semua titik mencapai geseran yang diharapkan.

LISTRINGAN DI TRACK LURUS

(17)

LISTRINGAN

6.16

METODE KERJA

PEKERJAAN LISTRINGAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel LISTRINGAN DI TRACK LENGKUNG

Ÿ Pekerjaan listring pada lengkung didahului dengan proses opname dan memasang patok lengkung

Ÿ Membuat dan beri nomor titik lengkung setiap 10 meter dimulai dari 40meter sebelum MBA dan 40 meter setelah ABA

Ÿ Bentangkan benang 20 meter pada titik lengkung,

Ÿ Ukur nilai AP lengkung di posisi ½ bentang 20 meter (per 10 meter).

Ÿ Ukur dan catat nilaiAP setiap titik lengkung sampai tuntas.

Ÿ Ukur jarak rel luar dengan patok lengkung sebelum digeser dan dicatat pada kaki rel atau patok lengkung.

Ÿ Hasil opname diproses terlebih dahulu untuk mendapatkan nilai geseran dengan cara membuat grafik geseran lengkung .

Ÿ Regu bekerja menggeser dengan hasil perhitungan geseran yang dilakukan oleh KAT.

Ÿ Nilai dan arah geseran terlebih dahulu ditulis pada bantalan di setiap titik lengkung.

Ÿ Gorek balas pada tepi bantalan pada titik yang akan digeser Ÿ Geser titik yang perlu digeser dengan acuan patok lengkung (jarak

sebelum digeser & hasil perhitungan geseran).

Ÿ Geser titik yang perlu digeser dengan menggunakan 3 buah dongkrak sampai mencapai nilai geseran yang diharapkan Ÿ Setelah digeser dengan nilai yang diharapkan, kembalikan segera

balas pada posisi semula

Ÿ Lakukan pemrofilan balas agar kondisi geometri tidak cepat berubah.

Ÿ Ulangi kegiatan sampai semua titik mencapai geseran yang diharapkan

(18)

GEOMETRI

6.17

METODE KERJA

DONGKRAK LISTRINGAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel Kebutuhan dan Perletakan Dongkrak:

Ÿ Mandor membuat tanda untuk lokasi dongkrak pada rel dengan kapur, sesuai dengan arah penggeseran.

Ÿ Tiap dongkrak yang dibutuhkan adalah :

Dua dongkrak untuk menggeser rel,ditempatkan disisi dalam rel kea rah geseran (lihat tanda panah pada ganbar dibawah). Jarak antara dua dongkrak adalah 6 atau 7 bantalan.

Ÿ Satu dongkrak untuk pengeseran rel lainnya. Dongkrak ini ditempatkan pada rel lainnya, ditengah diantara kedua dongkrak terdahulu (lihat gambar) dan berada pada titik yang akan digeser.

Penempatan Dongkrak:

Balas dikeluarkan dari spasi bantalan sepanjang rel dengan memakai belincong. Dongkrak ditempatkan pada tempatnya sampai menyentuh rel. Dongkrak harus dibuat miring supaya jalan rel bergerak kesamping dan tidak terangkat.

Pada track lurus:

Pada track lengkung:

Gambar 6.x, Posisi perletakan dongkrak untuk kegiatan listring.

Gambar 6.x, Penempatan dongkrak untuk kegiatan listring.

(19)

METODE KERJA

DONGKRAK LISTRINGAN

Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel Penggunaan Dongkrak:

Ÿ Tempatkan dongkrak disamping rel sampai menyentuh rel tanpa rel tergeser.

Ÿ Mandor memberi perintah pengoperasian / bekerjanya dongkrak Dongkrak harus bekerja secara bersamaan.

Ÿ Mandor mengawasi jarak rel kepatok pedoman atau kebenang nilon sampai nilai yang ditentukan sudah tercapai.

Ÿ Pelaksanaan penggeseran dipaksa sampai melebihi 2 atau 3 mm.

Sebab jalan rel cenderung bias bergerak kembali keposisi semula setelah dongkrak dilepaskan.

Melepaskan Dongkrak:

Pelepasan dongkrak harus dilakukan dalam dua tahap.

Ÿ Pertama : Lepaskan lebih dahulu dongkrak yang bekerja pada rel ( Memaksa penggeseran ).

Ÿ Kedua : Lepaskan selanjutnya kedua dongkrak lainnya bersama - sama.

Pemeriksaan Kembali Listringan:

Sesudah dongkrak dilepaskan, Mandor memeriksa jarak dan membuat pembetulan seperlunya. ( Prosesnya sama seperti untuk listringan jalan rel dengan linggis ).

GEOMETRI

6.18

(20)

PERBAIKAN LENGKUNG

6.19

METODE KERJA

PERBAIKAN LENGKUNG

SOP PEMERIKSAAN LENGKUNG MULAI

CEK JADWAL PEMERIKSAAN LENGKUNG &

DATA /REGISTER LENGKUNG SUDAH SESUAI

KONDISI SEKARANG ?

CEK PAPAN LENGKUNG DI LOKASI BB (MB) & EB (AB) CEK PATOK LENGKUNG DAN

TTK.LENGKUNG TIAP 10 M

MENCATAT TITIK MATI, KONDISI MATERIAL SERTA MENGUKUR

& MENCATAT ANAK PANAH, PERTINGGIAN & KEAUSAN REL

MENYIAPKAN ALAT, PERSONIL, DAFTAR &

FORM PEMERIKSAAN LENGKUNG

PENDOKUMENTASIAN PEMERIKSAAN LENGKUNG

REVISI REGISTER LENGKUNG BERDASARKAN KECEPATAN & RADIUS

MEMBUAT JADWAL PEMELIHARAAN BERDASARKAN SIKLUS YANG DITENTUKAN

MEMBUAT & PASANG PAPAN LENGKUNG SESUAI REGISTER LENGKUNG MEMBUAT & PASANG PATOK LENGKUNG SERTA TITIK LENGKUNG TIAP 10 M

SELESAI

MENGKLASIFIKASIKAN DATA LENGKUNG BERDASARKAN RADIUS UNTUK MENENTUKAN SIKLUS PEMELIHARAAN TIDAK

YA

YA

TIDAK ADA

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

(21)

METODE KERJA

PERBAIKAN LENGKUNG

SOP PEMERIKSAAN LENGKUNG

1. Cek jadwal pemeriksaan lengkung dan data/register lengkung, jika belum sesuai kondisi sekarang lakukan kegiatan no.2,3,4 2. Revisi register lengkung berdasarkan kecepatan dan radius - Berdasarkan nilai V, hitung R min dengan rumus

- Hitung nilai AP lengkung penuh

AP lengkung peralihan dihitung pertambahannya - Hitung pertinggian, h penuh

,pertinggian lengkung peralihan,

- Cek pelebaran sepur (LS) berdasarkan PD.10 R ³ 600, LS = 0

550 £ R < 600, LS = 5 400 £ R < 550, LS = 10 350 £ R < 400, LS = 15

- untuk R > 1000, 1 kali dalam setahun - untuk 300 < R < 1000, 2 kali dalam setahun - untuk R < 300, 4 kali dalam setahun

Rmin=0,054 V2

PLA Appenuh

= R

=50

PLA hpenuh

=

R V2

=6

- Hitung panjang lengkung PLA = 0,01 hv

3. Mengklasifikasikan data lengkung berdasarkan radius untuk menentukan

4. Membuat jadwal pemeliharaan berdasarkan siklus yang ditentukan - Pembuatan jadwal pemeliharaan lengkung disesuaikan dengan siklus

pemeliharaan lengkung

5. Menyiapkan alat, personil, daftar lengkung dan form pemeriksaan lengkung

6. Cek papan lengkung di lokasi BB (MB) dan EB (AB)cek patok lengkung dan ttk.lengkung tiap 10 m

- jika papan, patok dan titik lengkung tidak ada,maka lakukan kegiatan no.7

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel)

PERBAIKAN LENGKUNG

6.20

(22)

PERBAIKAN LENGKUNG

6.21

METODE KERJA

PERBAIKAN LENGKUNG

SOP PEMERIKSAAN LENGKUNG

7. Membuat dan pasang papan lengkung sesuai register lengkung, membuat dan pasang patok lengkung serta titik lengkung

tiap 10 m

- papan dan patok lengkung dipasang disebelah luar jalan rel - papan lengkung memiliki uk. 30x47,4 cm, dipasang

- papan lengkung dipasang pada titik beralihnya lengkung kebagian yang lurus (MBA) atau busur lain dengan jari-jari yang

berbeda

- data pada papan lengkung, meliputi , jari-jari (R), panjang (P), sudut titik pusat ( < ), lebar sepur (Ls), pertinggian sepur (h),

panjang busur peralihan (PLA), penggeseran busur (gb)

- papan lengkung terbuat dari beton uk. 20x 30 cm dengan tinggi sejajar kop rel sebelah luar atau terbuat dari potongan rel yang terletak 2-3 m dari sumbu jalan KA

(Sumber: PERJANA, BAB 2: Perawatan Jalan Rel) 8. Memeriksa dan mencatat titik mati, kondisi material (balas, bantalan, alat

penambat, sambungan),mengukur dan mencatat anak panah, pertinggian serta keausan rel dimulai pada titik -4 atau 40 m sebelum MBA awal (titik 0) sampai dengan 40 m setelah MBA akhir.

- Catat titik mati yang terletak antara 40 m sebelum MBA awal dan 40 m setelah MBA akhir, berupa perlintasan, wesel dan BH

- Memeriksa kondisi material, antara lain balas kurang, balas mati (kecrotan);

bantalan lapuk/putus/pecah/bengkok atau spasing bantalan > 60 cm; alat penambat kocak/kendor, hilang; baut dan plat sambung

hilang/rusak/kendor, lebar siar sambungan; dan kondisi tubuh ban labil/ambles.

- Rentangkan benang sepanjang 20 m di titik -4 dan -2 lalu ukur anak panah, pertinggian, keausan rel dan jarak antara sisi luar rel luar ke patok lengkung di titik -3, kemudian rentangkan benang sepanjang 20 m di titik -3 dan -1 lalu ukur anak panah,pertinggian, keausan rel dan jarak antara sisi luar rel luar ke patok lengkung di titik -2, dst

9. Pendokumentasian hasil pemeriksaan lengkung

- input data pencatatan titik mati, kondisi material, anak panah, pertinggian serta keausan rel

(23)

PEMBERSIHAN BALAS

6.22

METODE KERJA

PEMBERSIHAN BALAS

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) uatu balas yang baik adalah balas yang bersih dan dapat meloloskan air, untuk memungkinkan perputaran udara dari lapisan dasar balas,

S

penguapan dan pengaliran air.

Kekotoran balas bagian permukaan oleh elemen-elemen dengan butiran kecil dan pengotoran yang disebabkan oleh muatan-muatan kereta (bara, bahan yang bersipat tepung, minyak, gemuk, dan lain-lain) menyebabkan lapisan balas bantalan digumpal secara perlahan-lahan. Akibatnya bantalan berlumpur, tidak kokoh dan rayapan bantalan.

Pembersihan balas memungkinkan angkatan yang baik, karena menjaga material (khususnya bantalan) dalam kondisi yang baik. Tetapi pembersihan balas hanya tertentu, yakni terbatas pada daerah yang kotor, sambungan yang berlumpur.

Ÿ Pembersihan harus dikerjakan selebar jalan rel dan pada lereng.

Ÿ Pada dasar galian harus diberi kemiringan melintang sedikitnya 3 cm/m.

area yang digali

Gambar 6.x, Area yang digali pada penampang melintang jalan rel

1 2 3 4 5

Gambar 6.x, Mekanisme pembersihan balas

(24)

PEMBERSIHAN BALAS

6.23

METODE KERJA

PEMBERSIHAN BALAS

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) Untuk daerah kecrotan pendek:

Untuk daerah kecrotan panjang: Sub balas

tidak digorek

daerah gorekan Gambar 6.x, Area balas yang digorek untuk dibersihkan

(25)

PERBAIKAN REL PATAH

6.24

METODE KERJA

PERBAIKAN REL PATAH

PERBAIKAN DARURAT

rel patah pelat sambung tirepon klem Gambar 6.x, Ilustrasi perbaikan darurat rel patah

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) etode perbaikan darurat dilakukan dalam kondisi sangat darurat dimana KA harus terus berjalan. Segera dilakukan perbiakan ke

M

tahap perbaikan permanen (las), atau minimal dengan perbaikan sementara (dengan plat sambung).

Kelengkapan Peralatan:

Ÿ 4 Buah Klem (penjepit) khusus Ÿ 1 Pasang Pelat Sambung Ÿ 1 Batang Bantalan kayu bekas Ÿ 4 Buah Tirepon

Ÿ Semboyan 2C

Kecepatan KA yang diizinkan: Maksimal 5km/jam (Dilindungi Semboyan 2C).

Langkah Pelaksanaan:

Ÿ Sisipkan bantalan kayu bekas tepat di bawah rel patah.

Ÿ Ikat bantalan kayu dengan khaki rel dengan menggunakan tirepon.

Ÿ Pasang Pelat sambung tanpa melubangi rel.

Ÿ Isi dan kencangkan lubang pelat dengan klem.

Ÿ Padatkan balas pada bagian bawah dan samping bantalan kayu.

Tampak Atas

Potongan Melintang

(26)

PERBAIKAN REL PATAH

6.25

METODE KERJA

PERBAIKAN REL PATAH

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) enanganan rel patah secara darurat selain menggunakan pelat sambung juga bisa menggunakan Emergency Rail Bridge (ERB).

P

ERB berguna sebagai media yang menjembatani celah akibat adanya rel patah.

Selain lebih aman penggunaan ERB untuk penanganan rel patah lebih efektif dan efisien secara waktu penanganan dibanding dengan menggunakan pelat sambung.

Kecepatan KA yang diizinkan: Maksimal 5km/jam (Dilindungi Semboyan 2C).

Gambar 6.20, Ilustrasi pemasangan ERB pada rel patah dan dilalui roda KA

Gambar 6.21, Ilustrasi pemasangan ERB Bidang setuh roda KA

(27)

METODE KERJA

PENGGANTIAN BANTALAN

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel)

GANTI BANTALAN

6.26

PERBAIKAN SEMENTARA

etode perbaikan sementara adalah bentuk penanganan rel patah paling minimal, karena tingkat keamanannya lebih terjamin. Jenis

M

perbaikan ini bukan merupakan penangan secara permanen, harus dilakukan perbaikan secara permanen (las atau ganti rel) pada kesempatan berikutnya.

Kelengkapan Peralatan:

Ÿ 1 Pasang Pelat Sambung

Ÿ 6 Buah baut (sejumlah lubang pelat sambung) Ÿ Semboyan 2A

Kecepatan KA yang diizinkan: Maksimal 40km/jam (Dilindungi Semboyan 2A).

Langkah Pelaksanaan:

Ÿ Lubangi rel dengan bor rel sejumlah lubang pada pelat sambung.

Ÿ Atur celah sambungan sesuai dengan suhu pemasangan.

Ÿ Pasang pelat sambung seperti pemasangan pelat sambung normal.

Kondisi khusus:

Apabila terjadi rel patah pada posisi las thermit, gunakan pelat sambung modifikasi untuk perbaikan sementara atau memotong bagian las thermit kemudian pasang pastuk.

Pada saat opname DMJR, sambungan rel patah tidak dihitung dalam asset sambungan, tetapi dimasukan dalam usulan perbaikan!

Gambar 6.x, Ilustrasi perbaikan darurat rel patah pada las thermit

(28)

GANTI BANTALAN

6.27

METODE KERJA

PENGGANTIAN BANTALAN

GANTI BANTALAN KAYU

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) etode perbaikan sementara adalah bentuk penanganan rel patah paling minimal, karena tingkat keamanannya lebih terjamin. Jenis

M

perbaikan ini bukan merupakan penangan secara permanen, harus dilakukan perbaikan secara permanen (las atau ganti rel) pada kesempatan berikutnya.

Kelengkapan Peralatan:

Ÿ 2 buah kunci tirepon Ÿ 2 buah mata bor ukuran 14 mm Ÿ 2 buah mata bor kayu Ÿ 2 buah linggis Ÿ 6 buah garpu + 2 Pengki

Ÿ 1 Set alat pecok (dandang pemecok atau HTT) Ÿ 1 buah mistar pengukur lebar sepur (sepur mal) Ÿ 2 buah cangkul untuk balas.

Langkah Pelaksanaan:

Ÿ Menggorek balas sekitar bantalan Ÿ Melepaskan alat penambat Ÿ Mengeluarkan pelat landas Ÿ Gorek Balas rata bawah bantalan

Ÿ Mengeluarkan bantalan rusak, Dorong bantalan ke samping ke arah balas yang telah digorek dengan menggunakan kepala linggis.

Ÿ Membersihkan balas, Setelah bantalan lama dikeluarkan, balas di bawah bekas bantalan yang lama dibersihkan (jika diperlukan).

Ÿ Memasukkan bantalan baru, Mulai dengan memasukkan bantalan baru dari bawah rel (menggunakan penjepit bantalan) ke tempat bekas bantalan lama, lalu pecok balas di bawah bantalan pada 20 cm kedua sisi setiap rel setelah pelat landas dipasang.

Ÿ Mengukur lebar sepur dan melubangi, Sesuaikan lebar sepur antara kedua rentangan rel-rel dengan menggunakan alat pengatur lebar sepur dan alat pengukur lebar sepur

Ÿ Memasang kembali alat penambat

Ÿ Mengembalikan balas, Balas dikembalikan dengan garpu.

(29)

METODE KERJA

PENGGANTIAN BANTALAN

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel)

GANTI BANTALAN

6.28

Gambar 6.23, Ilustrasi penggantian bantalan kayu

GANTI BANTALAN BETON

etode perbaikan sementara adalah bentuk penanganan rel patah paling minimal, karena tingkat keamanannya lebih terjamin. Jenis

M

perbaikan ini bukan merupakan penangan secara permanen, harus dilakukan perbaikan secara permanen (las atau ganti rel) pada kesempatan berikutnya.

Kelengkapan Peralatan:

Ÿ 1 buah kunci alat penambat (pendrol, DE, KA klip, dll) Ÿ 2 buah Dongkrak

Ÿ 6 buah garpu + 2 buah Pengki Ÿ 1 Set alat pecok semi mekanik (HTT) Ÿ 1 buah mistar pengukur lebar sepur (sepur mal) Ÿ 2 buah cangkul untuk balas.

Ÿ 2 buah linggis

Ÿ 2 Buah ganto/ belincong/HTT Langkah Pelaksanaan:

Ÿ Menggorek balas sekitar bantalan sampai rata bawah bantalan Ÿ Melepaskan alat penambat dan isolator

Ÿ Mengeluarkan bantalan rusak, Angkat rel dengan dongkrak, dorong bantalan ke samping ke arah balas yang telah digorek dengan menggunakan kepala linggis.

Ÿ Membersihkan balas, Setelah bantalan lama dikeluarkan, balas di bawah bekas bantalan yang lama dibersihkan (jika diperlukan).

bantalan lama dikeluarkan

bantalan baru dimasukan

(30)

GANTI BANTALAN

6.29

METODE KERJA

PENGGANTIAN BANTALAN

(Sumber: PERJANA, BAB 3: Perawatan Jalan Rel) Ÿ Memasukkan bantalan baru, Mulai dengan memasukkan bantalan

baru dari bawah rel (menggunakan penjepit bantalan) ke tempat bekas bantalan lama, lalu pecok balas di bawah bantalan pada 20 cm kedua sisi setiap rel.

Ÿ Mengukur lebar sepur, Sesuaikan lebar sepur antara kedua rentangan rel-rel dengan menggunakan alat pengukur lebar sepur

Ÿ Memasang kembali alat penambat

Ÿ Mengembalikan balas, Balas dikembalikan dengan garpu.

Ÿ Memasang kembali alat penambat

Ÿ Mengembalikan balas, Balas dikembalikan dengan garpu.

Gambar 6.24, Ilustrasi penggantian bantalan beton

bantalan lama dikeluarkan

bantalan baru dimasukan

Gambar

Gambar 6.x, Membaca nilai  angkatan
Gambar 6.x, Penulisan nilai angkatan pada bantalan
Gambar 6.x, Pemecokan dilakukan oleh 4 orang pada bantalan yang sama  pada dua sisi secara bersamaan.
Gambar 6.x,  Area balas yang dipadatkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencarian lokasi untuk node diteruskan sampai memenuhi kondisi Binary Search Tree yaitu semua node yang berada pada left sub tree lebih kecil dari parentnya, sedangkan

Dari hasil penelitian pada atlet putra bolabasket SMA Trimurti Surabaya dapat diketahui bahwa 4 komponen kondisi fisik dalam kategori baik yaitu daya tahan aerobik,

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa baik profil kondisi fisik daya tahan, koordinasi, fleksibilitas, kekuatan dan power pemain bola voli putra

Pembangunan jalan di Kuala Belait , Brunei Darussalam berada di atas lapisan tanah sangat lembek dimana kondisi tanah dasar adalah tanah gambut sedalam 3 m dan lempung lembek sedalam

Bedasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka penelitian ini hanya meneliti tentang kondisi fisik daya tahan VO2Max Pada

Anak dengan bobot lahir yang tinggi memiliki daya hidup yang tinggi, kondisi tubuh menjadi lebih baik dan lebih tahan terhadap serangan penyakit (Khalil &amp;

Jika daya tahan aerobik yang dimiliki mahasiswa Prodi Ilmu Keolahragaan Universitas Muhammadiyah Gorontalo dalam kondisi baik maka para mahasiswa tersebut dapat melaksanakan perkuliahan

hasil penelitian dapat di informasikan bahwa kondisi akuifer bebas di setiap kecamatan di Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut: Kondisi akuifer bebas dalam keadaan baik berada di