• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Memahami Kembali Syari'ah, Fikih dan Ijtihad Edisi Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Memahami Kembali Syari'ah, Fikih dan Ijtihad Edisi Revisi"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

MEMAHAMI KEMBALI SYARIAH, FIQH DAN IJTIHAD DENGAN PENDEKATAN HISTORIS: UPAYA MEMASUKKAN HUKUM ISLAM YANG MODERAT DAN DINAMIS. Beberapa bukti ijtihad para sahabat merupakan bukti nyata bahwa hukum Islam telah berkembang pada masa itu.

Problem Pemahaman Terhadap Hukum Islam

Di antara negara-negara yang menerapkan hukum Islam secara penuh adalah Arab Saudi, Nigeria Utara, Oman, Republik Islam Iran, dan Afghanistan. Negara-negara yang menjadikan syariat Islam sebagai bagian dari hukum negara antara lain Indonesia, Malaysia, Syria, Mesir, Pakistan dan lain-lain.

BAGIAN PERTAMA

MEMAHAMI SYARI’AH

34; Siapakah orang yang paling baik wahai Muhammad?" Nabi menjawab, "Orang yang panjang umur dan beramal soleh." Kemudian lelaki yang lain berkata, "Kami telah belajar banyak tentang syariat Islam, maka ajarlah kami satu pintu iaitu semua kebaikan. bersama-sama yang boleh kita jadikan panduan." Katanya, .

يخلا لىإ ِدوم ْ ح رملا مهِرايِت خاب ِلوق علا ي ِو ر

تا ّ

Dari pengertian di atas terlihat bahwa kata din memiliki kesamaan makna dengan kata syari'at. Kata lain yang mirip dengan kata syariah dan din adalah kata millah (ر.. ل ِّم) yang secara harfiah berarti berharap, yaitu.

ن رجِر خ ن َ

لا رلا ر ق

لا ر

ةرقبلا(

Dari beberapa ayat di atas, terlihat jelas bahwa kata millah yang digunakan dalam Al-Qur'an memiliki arti yang mirip dengan kata din dan syari'ah, yaitu aturan-aturan Allah yang diikuti oleh seseorang atau sekelompok orang. Karena diikuti oleh seseorang atau sekelompok orang, maka kata millah selalu dikaitkan dengan hamba Allah yang mengikutinya.

Sumber Syari’ah

Al-Qur’an

Nabi sendiri sangat bersemangat menghafal ayat-ayat al-Quran agar terjaga di dalam hatinya. Setiap kali ayat al-Quran diturunkan oleh Nabi Muhammad, para sahabat berusaha untuk menghafalnya.

Sunnah

Begitu juga sesuatu yang disyariatkan dalam Al-Quran dan Hadis tidak disebutkan secara terperinci. Sehubungan dengan ini, Allah menyebut dalam al-Quran: Wahai orang-orang yang beriman.

BAGIAN KEDUA

MEMAHAMI FIKIH

Shalat Nabi ini juga merupakan amalan dari ayat yang memerintahkan sebagian orang untuk memiliki ilmu syariah yang mendalam. Demikian pula ilmu agama dan taqweel bukanlah ilmu biasa, melainkan ilmu yang mendalam sehingga ia dapat menerima pesan-pesan agama baik dari Al-Qur'an maupun Hadits sebagai sumber agama itu sendiri. Secara linguistik, fiqh (fiqh) berarti ilmu tentang sesuatu dan maknanya (idrak al-sya'i wa al-fahmu.. lahu) 3 Dalam pengertian ini, ilmu tentang sesuatu bisa dalam arti yang mendalam, atau ilmu yang tidak dalam. .

اهيلع امو اهلام سفنلا ةفرعم

Problem Dilalah Dalil

Penalaran dilakukan karena dalil-dalil yang mengarah pada suatu undang-undang tidak secara jelas menunjuk pada maksud suatu undang-undang tertentu. Oleh karena itu, perlu mengerahkan segenap daya akal untuk mendalami hukum yang dimaksud oleh al-Qur'an. Misalnya, dalil dari segi ayat al-Qur'an hanya menyebut al-Qur'an tiga kali dalam kaitannya dengan masa iddah bagi seorang istri yang bercerai dari suaminya.

فن َ

Ketersediaan Riwayat yang Beragam

Hadis itulah yang menjelaskan, memperincikan, membatasi dan menambah hukum asas al-Quran. Oleh itu, adalah wajar sekiranya sebahagian ulama mengemukakan kenyataan bahawa al-Quran lebih mementingkan as-Sunnah berbanding al-Sunnah dalam al-Quran. Kamu dilarang (berkahwin) dengan ibu-ibu; anak perempuan kamu; saudara perempuan kamu, saudara perempuan bapa kamu; adik-beradik ibu anda; anak perempuan saudara lelaki kamu; anak perempuan saudara perempuan kamu; ibu kamu yang menyusukan kamu; kakak tiri;

Namun faktanya sunnah yang terhimpun dalam hadis tentang suatu masalah hukum cukup beragam, baik dari segi penjelasannya maupun ragam penjelasannya. Setibanya di sini, para ahli hukum harus sekali lagi mengerahkan kemampuannya untuk bernalar tentang dalil-dalil sunnah.

لا َ ق

لا

نا َ ك

ق ْ لا

للّا

هن َمَُ

لا َ ث

ن َع نْبا

لو ُس َر

ت َمي ِق

ني ِد

لّ َص ُالل

ني ِديراخبلا هاور

Hadits yang menyebutkan satu dinar atau sepuluh dirham diriwayatkan oleh Ibnu Abbas melalui Abu Daud. Sedangkan hadits yang menyebutkan barang curian sebesar seperempat dinar diriwayatkan oleh Aisyah, juga oleh al-Bukhari. Ketika penalaran atas teks hadits yang disajikan bi al-ma'na, satu kata yang berbeda dapat menyebabkan kesimpulan hukum yang berbeda.

ة َما َ

ق ِلإا

لا َّصلا

ني ِك َّسلاِب

ة َ لَ َّصلا

نوش ْمَُ

أ اوُّ

قا َ ف

Dengan demikian, masalah riwayat hadis yang berbeda membawa para ahli hukum pada kesimpulan yang berbeda. Jadi, perbedaan pendapat fikih yang muncul di kalangan ahli hukum dipicu oleh adanya dalil-dalil hadis yang berbeda. Sudut pandang ini bisa berbeda antara ahli hukum yang satu dengan ahli hukum yang lain, sehingga dapat diamati adanya perbedaan dalam penggunaan dalil.

Imam Abu Hanifah menggunakan hadith-hadith daripada al-Quran dan hadith-hadith yang masyhur untuk mengukur kesahihan hadith dan juga menggunakan istihsan sebagai kaedah penaakulan terhadap dalil fiqh. Dia mentafsirkan kebenaran dan Dialah sebaik-baik hakim.” Dari sini dapat dilihat bahawa apabila seorang fuqaha mengeluarkan hukum tentang sesuatu perbuatan, ijtihadnya hanyalah anggapan yang kuat bahawa ini adalah hukum Allah berhubung dengan perbuatan tersebut. Fiqh sebagai anggapan mujtahid bahawa ia adalah hukum Allah dalam perbuatan tertentu berpotensi tersilap dan salah.

د َهت ْجاََ

Imam Malik, misalnya, menggunakan praktik para ahli Madinah dalam mengukur keabsahan sebuah hadis, menggunakan mashlahah sebagai metode inferensi. Hal ini diperkuat dengan mengutip sabda Nabi bahwa ada ijtihad yang benar dan ijtihad yang salah.

أ دواد وبا هاور

Terdapatnya Ikhtilaf dan Tanawwu’

Namun, Abdullah bin Mas'ud dan beberapa tokoh lainnya berbeda pendapat dengan Usman bin Affan. Ibnu Mas'ud dengan tegas menyatakan bahwa seorang musafir afdhal shalatnya adalah qashar, bukan tamm (sempurna). Ketika ditanya mengapa ia shalat di belakang Utsman bin Affan, Ibnu Mas'ud menjawab berbeda itu buruk (al-khilafu syarrun).

Munculnya Mazhab

Terbentuknya mazhab Imam ini merupakan hasil pemusatan pandangan yuridis mereka yang menjadikannya sebuah mazhab. Atas dasar itu, para imam mazhab sebelumnya sangat toleran terhadap keyakinan fikih yang ada. Karena mereka menyadari bahwa para imam mendasarkan pandangannya pada dalil-dalil Alquran dan Hadits.

BAGIAN KETIGA

MEMAHAMI IJTIHAD

Begitu pula dengan hadits sebagai penerjemah Al-Qur'an juga disebutkan oleh Nabi sebagai pedoman bersama dengan Al-Qur'an. Dengan demikian, baik Al-Qur'an maupun Hadits menjadi pedoman bagi orang-orang yang beriman, terlepas dari waktu dan keadaan. Sedangkan hadis-hadis merupakan petunjuk teknis dan praktis, beberapa di antaranya berkaitan dengan situasi dan keadaan pada masa Nabi.

Istilah Ijtihad

طا َب ْ

دا َز َ

ظلا

ف تلا َ

Jika melihat pengertian ijtihad di atas, mujtahid (orang yang melakukan ijtihad) adalah orang yang memiliki kemampuan tertentu untuk melakukan ijtihad. Oleh karena itu, untuk memahami pernyataan yang diungkapkan dalam bahasa Arab, seorang mujtahid harus memiliki pengetahuan tentangnya. Dengan metode istinbath ini, seorang mujtahid mengetahui langkah-langkah yang dilakukannya untuk menalar dalil-dalil tekstual yang detail.

Atau ijtihad dilakukan hanya untuk memilih dan mencari pendapat mana yang paling kuat dari pendapat yang ada. Ijtihad tidak dilakukan pada masalah hukum yang secara jelas dan tegas didefinisikan oleh Al-Qur'an dan hadits (qath'i). Hal ini karena hukum syara' bersumber dari nash, dan juga karena Allah sendiri sebagai pemilik hukum dan juga Rasul sebagai yang berwenang untuk mengikutinya telah secara jelas menunjukkan hukum dalam kaitannya dengan suatu masalah.

غاسم لِ

Ijtihad pada Masa Rasul, Sahabat dan Tabi’in

Tercatat Umar bin Hattab kembali melakukan ijtihad terhadap masalah yang sudah ada ketentuan hukumnya dan contoh dari Nabi dengan hasil ijtihad yang berbeda dengan hukum sebelumnya. Sebagian Tabi'in juga berasal dari orang-orang 'ilmuwan' yang budayanya sedikit berbeda dengan orang Arab. Dalam ijtihad para tabi'in juga mengikuti cara para sahabat, namun nampaknya semakin banyak menggunakan ra'yu, terutama di Irak yang jauh dari pusat kehidupan Islam awal.

Ijtihad pada Masa Imam Mazhab

Pada masa ini, ijtihad bukan sahaja dilakukan untuk isu-isu baru, tetapi ia sistem dan teori fiqh terdahulu. Begitulah perkembangan ijtihad pada masa ini, sehingga timbul ijtihad untuk masalah yang belum berlaku, fiqh anggapan (fiqh iftiradhi). Pada mulanya beliau adalah pengikut mazhab Syafi'i, tetapi beliau tidak langsung mengajar Imam al-Syafi'i.

Ijtihad pada Masa Setelah Imam Mazhab

Seperti disebutkan di atas, sejak masa Mazhab Imam, metode ijtihad sudah mulai dirumuskan. Artinya, pertanyaan tentang hukum Furu yang telah dibahas oleh para pendeta dibuat berdasarkan kesimpulan metodologis. Metode ijtihad yang digagas oleh para ulama terdahulu kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh para ulama kemudian terlihat dalam karya-karya dalil-dalil fikih klasik.

Metode Ijtihad Klasik

Ulama Hanafiyah berkata "istihsan ialah peralihan seorang mujtahid kepada menentukan hukum sesuatu masalah dan meninggalkan yang lain kerana ada dalil syariah yang lebih khusus."20 Manakala ulama Maliki pula berkata telah "mengutamakan istihsan untuk memahami sesuatu hujah dengan cara pengecualian (istisna’) dan berdasarkan kelonggaran agama kerana wujudnya undang-undang yang bercanggah.”21 Contoh penggunaan istihsan ialah dalam permintaan sisa minuman daripada burung liar. Mashalah al-mursalah ialah suatu kebaikan (masalah) yang tidak dinyatakan secara jelas dalam syarak untuk melakukan atau meninggalkannya.22 Namun jika dilakukan ia akan membawa kepada kemaslahatan atau kemudaratan atau mengelakkan kemudaratan. Sadd al-Dzarai' melarang dan menolak segala yang boleh menjadi alat larangan, untuk mencegah kemudaratan dan bahaya 26 Dengan definisi ini dapat dilihat bahawa terdapat perbuatan yang tidak dilarang oleh syar'a', tetapi terdapat 'aman yang kuat. syak bahawa ia akan membebaskan seseorang (wasilah) daripada perbuatan yang dilarang.

Metode Ijtihad Modern

Metode ijtihad yang banyak diperbincangkan oleh para ulama akhir-akhir ini adalah metode maqashid al-syariah. Dengan demikian, maqasid al-syari'at secara linguistik dapat dipahami sebagai tujuan yang diinginkan oleh. Dengan pemikiran tersebut, maqashid ini menjadi perhatian para ahli hukum dan mempertimbangkan eksplorasi hukum melalui maqashid al-syariah.

PENUTUP

Penalarannya tentang hal itu kemudian dimajukan oleh para ahli hukum untuk mendapatkan makna yang lebih detail dan detail, kemudian menjadi fiqih, tidak lagi dipahami sebagai hukum tertentu yang dimaksud dan kehendak Allah dan Rasul. Para ahli hukum, dengan kekuatan akalnya, hanya memiliki gagasan definitif dari sudut pandang akademik bahwa ini adalah hukum Allah dan Rasul. Hasil berbagai penalaran para ahli hukum ini memiliki kedudukan yang sama secara akademis.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

El-Bukhari, Ebu Abdullah Muhamed ibn Ismail, Ṣaḥīh Al-Bukhari (Bejrut: Dar Ibnu Kethir li al-Tiba’ah ue al-Tauzi’, 2002). Khallaf, 'Abd al-Vehhab, Khulashah Al-Tarikh Al-Tasyri' El-Islami (Kuvajt: Kuvajt li el-Thiba'ah ue el-Masy). Sābiq, Sayid, Fikh Al-Sunneh (el-Kāhirah: Dār al-Hadith, 2004) Syahrur, Muhammed, El-Kitab Wa Al-Kur'an: Kia'ah Mu'ashirah.

Referensi

Dokumen terkait

Fikih (Bahasa Arab: ﻪﻘﻓ; transliterasi: Fiqih) merupakan salah satu anggota ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas masalah hukum yang mengatur berbagai

Oleh karena itu, untuk memahami pesan yang terkandung di dalam Al-Qur‟an sebagai kitab rujukan utama dalam Islam, dibutuhkanlah sebuah metode tafsir untuk