• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Metodologi Penelitian Kualitatif

N/A
N/A
SHOFIAH NUR HASANAH

Academic year: 2024

Membagikan "Buku Metodologi Penelitian Kualitatif"

Copied!
220
0
0

Teks penuh

Pertanyaan penelitian ini menentukan metode pengumpulan data dan cara menganalisisnya. Kualitas analisis dan wawasan penelitian sangat dipengaruhi oleh kekuatan kata dan kalimat yang digunakan.

Pendahuluan

Berpikir analitis berarti menghubungkan objek yang satu dengan objek yang lain yang merupakan suatu keharusan bagi objek yang pertama. Oleh karena itu, menghubungkan objek-objek yang diperlukan untuk objek lain disebut berpikir analitis.

Mengukur Kualitas Penelitian Kualitatif

Secara umum penelitian kualitatif adalah suatu metode untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika, sikap sosial. Untuk itu yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditekankan dalam penelitian kualitatif.

  • Pengertian Penelitian Kualitatif
  • Sumber Data
  • Subyek Penelitian
  • Isu Terkait

Menurut Saryono (2008) sebagaimana dikutip oleh Namira dkk, dalam pengumpulan data terdapat dua jenis sumber data yaitu data primer dan. Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan tujuan atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data.

Pengertian Metode Pengumpulan Data Kualitatif 27

Ali Sodik (2015), bahwa pengumpulan data penelitian harus diawasi agar data yang diperoleh tetap terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Wawancara merupakan instrumen pengumpulan data yang dapat dilakukan secara tatap muka, jarak jauh, atau online.

Prinsip Metode Pengumpulan Data Kualitatif

Kesimpulan

Jenis datanya dibedakan menjadi empat, yaitu data yang ditinjau berdasarkan sumbernya yaitu data primer dan sekunder, data yang ditinjau berdasarkan sifatnya yaitu kualitatif dan kuantitatif, data yang ditinjau berdasarkan cara memperolehnya yaitu diskrit dan kontinyu, serta jenis data yang ditinjau berdasarkan Skalanya adalah data nominal, ordinal, interval dan rasio. Cara pengumpulan data tersebut harus didukung prinsip agar valid, kredibel, dan mudah dipercaya.

Credibility (Validitas)

Triangulasi sumber untuk memeriksa keandalan data dilakukan dengan cara memverifikasi data dari sumber yang berbeda. Jika tidak ada data lain yang tersedia atau bertentangan dengan hasil yang diperoleh, berarti data yang ditemukan dapat diandalkan.

Tranferability

Karena reliabilitas berkaitan dengan konsistensi, maka jika peneliti lain mengulangi atau memperbanyak penelitian yang sama pada topik yang sama dengan menggunakan metode yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama. Menurut penelitian kualitatif, faktanya banyak/banyak, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti dulu.

Dependability (Reliabel)

Proses penelitiannya sendiri selalu bersifat individual dan tidak ada dua peneliti yang akan menggunakan dua metode yang identik. Jika penelitian tidak dilakukan, tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dapat diandalkan atau dipercaya. Jika peneliti tidak dan tidak dapat menunjukkan “jejak penelitian lapangannya”, maka keandalan penelitiannya harus dipertanyakan (Sanafiah Faisal 1990).

Confirmability (Objektif)

Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi kriteria validitas.

  • Pengertian Analisis Data
  • Perkembangan Penelitian Kualitatif
  • Macam-Macam Teknik Analisis Data Kualitatif
  • Tehnik Analisa
  • Langkah – Langkah Analisa Data Kualitatif

Menurut Sugiyono, teknik analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikembangkan suatu pola. Walaupun tidak berbentuk angka, namun data yang diperoleh dengan teknik analisis data kualitatif juga cukup besar dan mempunyai banyak variasi. Dalam proses pengumpulan data, dengan sendirinya peneliti akan mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan topik penelitian.

Kesimpulan diambil dengan menelaah seluruh data dan mengkaji hasil analisis data lainnya.

Definisi Riset Naratif

Kecenderungan atau kecenderungan yang mempengaruhi perkembangan penelitian naratif di bidang pendidikan antara lain: (1) Lebih banyak perhatian diberikan pada refleksi guru, (2) Lebih ditekankan pada pengetahuan guru (apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka menjadi profesional). , dan bagaimana mereka mengambil tindakan di kelas), (3) Peneliti berupaya menyoroti cerita guru dan melaporkannya sebagai pengalaman mereka. Penyelidikan naratif memiliki banyak bentuk, menggunakan berbagai praktik analitis, dan berakar pada berbagai ilmu sosial dan humaniora. Sebagai sebuah metode, penelitian naratif dimulai dari pengalaman dan diungkapkan dalam cerita yang diceritakan oleh individu.

Oleh karena itu, penelitian naratif juga dapat didefinisikan sebagai jenis desain kualitatif khusus, di mana narasi dipahami sebagai teks lisan atau tertulis yang menceritakan serangkaian peristiwa yang terhubung secara kronologis.

Jenis-jenis Riset Naratif

Dalam pendidikan, studi naratif biasanya tidak mencakup kisah seluruh kehidupan, melainkan berfokus pada satu bab atau peristiwa dalam kehidupan seseorang. Faktor khusus ini penting dalam dunia pendidikan, dimana tipe pendidik telah menjadi fokus perhatian dalam beberapa kajian naratif. Penelitian naratif pada dasarnya bersifat biografis karena peneliti hanya menulis dan melaporkan kisah-kisah para partisipan dalam penelitiannya.

Dari hasil penelitian narasi sejarah kehidupan ini, pembaca dapat menganalisis dan melihat sejauh mana kehidupan yang dapat penulis rekam dan sajikan.

Karakteristik Riset Naratif

Pengalaman dalam penelitian naratif bersifat personal yaitu apa yang dialami individu dan sosial (individu ketika berinteraksi dengan orang lain). Memahami masa lalu, masa kini, dan masa depan seseorang adalah kunci lain dalam penelitian naratif. Pengumpulan data dari peneliti naratif berbentuk diskusi, percakapan atau wawancara antara peneliti dengan seseorang.

Latar dalam penelitian naratif dapat berupa teman, keluarga, tempat kerja, rumah, organisasi sosial atau sekolah.

Langkah-Langkah Dalam Melakukan Penelitian

Interaksi ini melibatkan banyak langkah dalam proses penelitian, mulai dari pembentukan suatu fenomena, pemilihan jenis teks lapangan mana yang akan digunakan untuk mencatat informasi, hingga penulisan ulang cerita dari pengalaman partisipan. Mengulang atau menceritakan kembali cerita individu Proses ini meliputi pemeriksaan data mentah/mentah, identifikasi unsur cerita di dalamnya, pengurutan atau pengorganisasian unsur cerita dan penyajian cerita yang menggambarkan pengalaman peserta. Bentuk kerjasama ini bisa bermacam-macam, seperti negosiasi akses ke lokasi penelitian dan negosiasi dengan partisipan, bekerja sama dengan partisipan untuk mendapatkan teks lapangan untuk memahami pengalaman partisipan, bercerita dengan kalimat atau kata-kata sendiri, menulis dan bercerita.

Langkah besar dalam proses penelitian adalah peneliti menulis dan menyajikan cerita dari pengalaman partisipan.

Evaluasi Riset Naratif

Peneliti berfokus pada satu individu (atau dua individu) dan memberikan alasan mengapa individu tersebut dipilih untuk potret naratif. Peneliti mempelajari lebih dari dua individu, sehingga cerita yang disampaikan lebih merupakan cerita kolektif daripada laporan rinci tentang pengalaman hidup seseorang. Peneliti tidak terlalu mendalami pengalaman hidup individu secara mendetail, sehingga pembaca tidak memperoleh pemahaman yang benar dan utuh mengenai pengalaman hidup individu tersebut.

Peneliti membatasi narasi pada cerita individual dan tidak menganalisis data untuk memperoleh tema yang menyampaikan peristiwa atau gagasan utama yang terkandung dalam cerita.

Pengertian Studi Kasus

Oleh karena itu jelaslah bahwa studi kasus adalah suatu upaya untuk mengetahui suatu situasi atau kondisi dengan mencari fakta atau data sebanyak-banyaknya. Lebih lanjut Wahyuningsih (2013:3) menyatakan studi kasus merupakan eksplorasi terhadap “sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beberapa kasus”. Oleh karena itu penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu 'objek' yang disebut 'kasus' yang dilakukan secara lengkap, menyeluruh, dan mendalam dengan menggunakan berbagai sumber data.

Berdasarkan kriteria tersebut, beberapa objek yang dapat dijadikan contoh dalam penelitian studi kasus adalah peristiwa, situasi, proses, program, dan kegiatan.

Desain Penelitian Studi Kasus

Unit analisis pada dasarnya berkaitan dengan masalah pendefinisian apa yang dimaksud dengan suatu kasus dalam penelitian yang ada.

Jenis- Jenis Studi Kasus

Menurut Yin, penelitian studi kasus secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu penelitian studi kasus yang menggunakan kasus tunggal dan kasus ganda. Penelitian studi kasus tunggal holistik adalah penelitian yang mana suatu kasus menjadi pusat penelitiannya. Penelitian studi kasus biasanya menggunakan lebih dari satu rangkaian kasus untuk memperoleh data yang lebih rinci, sehingga gambaran hasil penelitian menjadi lebih jelas dan rinci.

Proses analisis pada penelitian studi kasus ganda berbeda dengan penelitian kuantitatif yang menggunakan responden dalam jumlah besar.

Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus

Dokumen yang dianalisis dalam kaitannya dengan penentuan latar belakang penelitian adalah data statistik dan laporan sekolah. Ada beberapa jenis wawancara yang biasa digunakan dalam penelitian, antara lain wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Pertama, memulai dari pengamatan yang luas hingga menggambarkan secara umum situasi fisik dan sosial yang terjadi di lingkungan penelitian.

Pertama, dimulai dari kegiatan yang paling rendah yaitu melakukan observasi sekedar melihat dari jauh kehidupan sehari-hari dan suasana umum yang terjadi di lingkungan penelitian.

Pendekatan Historis

Agar data yang diperoleh lebih obyektif, ketelitian dan kemampuan peneliti menganalisis secara autentik, diperlukan keakuratan dan relevansi sumber yang diperoleh. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari peneliti dan sumber primer (data asli), sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui orang lain atau sumber sekunder yang bukan asli. Penggunaan pendekatan yang lebih maju dan kemampuan menemukan informasi sejarah lebih banyak dibandingkan data yang diperoleh dari resensi buku atau sumber perpustakaan lainnya.

Sumber sekunder adalah data yang berasal dari sumber lain dan mungkin tidak berkaitan dengan peristiwa.

Penelitian Etnografi

Karakteristik dan Asumsi Dasar Penelitian Etnografi Creswell (2012) menjelaskan bahwa seseorang melakukan penelitian etnografi ketika penelitian kelompok mampu memberikan pemahaman terhadap suatu permasalahan yang luas. Permasalahan etika dalam melakukan penelitian etnografi Permasalahan etika dalam etnografi muncul terutama pada saat peneliti melakukan kerja lapangan yaitu pada saat peneliti mengumpulkan data. Salah satu aspek paling berharga yang dihasilkan dari penelitian etnografi adalah kedalamannya.. seiring berjalannya waktu, peneliti melihat apa yang dilakukan dan dikatakan orang.

Salah satu kelemahan utama penelitian etnografi adalah memerlukan waktu lebih lama dibandingkan bentuk penelitian lainnya.

  • Definisi Penelitian Fenomenologis
  • Konsep Dasar Fenomenologi
  • Langkah-Langkah Penelitian Fenomenologis
  • Prosedur dan Fokus Penelitian

Berdasarkan pendapat para ahli, kita dapat menyimpulkan bahwa penelitian fenomenologi adalah penelitian yang mencoba mengungkap makna konsep atau fenomena yang dialami individu. Peneliti mencari segala kemungkinan makna juga berdasarkan pemikiran peneliti itu sendiri, berupa pendapat, penilaian, perasaan dan harapan peneliti terhadap fenomena yang dialaminya. Pengalaman adalah aspek obyektif, data nyata, hal-hal yang terjadi secara empiris.

Uraian di atas memberikan pemahaman bahwa penelitian fenomenologi hanya menyelidiki dua dimensi, yaitu apa yang dialami subjek dan bagaimana subjek menafsirkan pengalaman tersebut.

  • Apa itu Discourse Analysis Method
  • Ruang Lingkup Discourse Analysis Method
  • Jenis-Jenis Discourse Analysis Method
  • Model-Model Discourse Analysis Method

Dalam konteks ini, posisi wacana adalah wacana verbal atau nonverbal. Wacana dalam bentuk verbal mewakili seperangkat bahasa yang disusun dengan mengacu pada struktur bahasa atau struktur apa adanya (alami). Sedangkan wacana dalam bentuk nonverbal berupa rangkaian isyarat dan tanda kebahasaan yang bermakna (nonlinguistik).

Penggunaan kata wacana dalam media komunikasi lisan merupakan rangkaian ungkapan dalam bentuk lisan dan tulisan.

Riset Kualitatif Generik

Nama-nama tersebut adalah penelitian kualitatif interpretatif, penelitian kualitatif dasar, deskripsi interpretatif, dan deskripsi kualitatif fundamental atau mendasar (Jahja, Sri Ramalu, & Razimi, 2021). Pada dasarnya penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana individu mempersepsikan realitas yang terjadi di lingkungan sekitarnya (Merriam & Tisdell, 2016). Jadi, paradigma ini menolak adanya kebenaran objektif, berbeda dengan paradigma positivisme yang menjadi landasan penelitian kuantitatif.

Penelitian kualitatif generik dapat dilakukan tanpa dikaitkan secara khusus dengan desain penelitian kualitatif tertentu seperti penelitian naratif, studi kasus, penelitian fenomenologi, dan lain-lain.

Metode Riset Kualitatif Generik

Untuk melakukan penelitian kualitatif generik, hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah: metode pengambilan sampel, pengumpulan data, analisis data, kredibilitas, dan etika penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif lebih mementingkan kekayaan informasi dibandingkan representasi populasi (Gentles, Charles, Ploeg, & McKibbon, 2015). Oleh karena itu, jika dalam penelitian kuantitatif sampling statistik lebih diutamakan, maka penelitian kualitatif lebih mengutamakan sampel teoritis atau purposive.

Dia melakukan meta-analisis menggunakan 560 studi kualitatif dan menemukan bahwa ukuran sampel biasanya kelipatan sepuluh.

Tabel 2. Kriteria Keterpercayaan Kriteria
Tabel 2. Kriteria Keterpercayaan Kriteria

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait