• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman MANAJEMEN PENYAKIT TIDAK MENULAR

N/A
N/A
SEPTIN KOMALASARI

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Pedoman MANAJEMEN PENYAKIT TIDAK MENULAR"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) akan menambah beban masyarakat dan negara secara signifikan karena pengobatannya memerlukan waktu yang lama, biaya yang besar, dan teknologi yang tinggi. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian NCD di Indonesia perlu dikelola dengan baik, sehingga perlu diterbitkan pedoman pengelolaan program pencegahan dan pengendalian PTM sebagai acuan bagi pengelola program NCD pada semua tingkat perumusan kebijakan dan pelaksanaan program. dalam pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian PTM secara berkelanjutan sehingga upaya masyarakat lebih relevan dan efektif. Lampiran 1: Formulir Monitoring dan Evaluasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) di Dinas Kesehatan Provinsi.

Lampiran 2: Formulir Monitoring dan Evaluasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular (PTM), yang membunuh 36 juta orang setiap tahunnya. Kekhawatiran terhadap meningkatnya prevalensi penyakit non-Barat telah mendorong kesepakatan mengenai strategi global untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, khususnya di negara-negara berkembang.

Hal ini memerlukan komitmen bersama untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan PTM melalui peningkatan pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia sehat, sehingga diperlukan pemahaman yang optimal dan komprehensif mengenai besarnya permasalahan PTM dan risikonya. faktor untuk semua manajer program di semua tingkat perumusan dan implementasi kebijakan. Berdasarkan hal tersebut di atas, nampaknya sangat penting untuk menerbitkan Pedoman Pengelolaan Program Pencegahan dan Pengendalian PTM (P2PTM) sebagai acuan pelaksanaan program secara berkelanjutan, sehingga upaya yang dilakukan kepada masyarakat lebih tepat dan efektif, meskipun yang ditunjuk akan lebih tepat sasaran. juga mengubah manajer program di masa depan.

Tabel 1 : Indikator Program P2PTM .............................................................
Tabel 1 : Indikator Program P2PTM .............................................................

Tujuan

Sasaran

Kebijakan

Strategi

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia sesuai tingkat fasilitas dan kompetensi pelayanan kesehatan yang didukung oleh anggaran pusat dan mandiri dari daerah. Mengintegrasikan kegiatan program ke dalam pelaksanaan hari-hari besar di setiap daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap P2PTM khususnya pencegahan faktor risiko (misalnya deteksi dini faktor risiko masal pada hari-hari besar).

Indikator dan Program Prioritas

Program P2PTM

PROGRAM DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM DI POSBINDU 1. Pengertian

  • Dasar Hukum / Pedoman
  • Sasaran
  • Tahapan Kegiatan
  • Mekanisme Pelaksanaan a. Tahap Persiapan
  • Pelaksana Kader terlatih
  • Rumus Perhitungan
  • Nominator
  • Denominator

Deteksi dini faktor risiko PTM di Posibindu merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat (CHB) yang dilaksanakan di pos pelatihan terpadu (Posbindu). Sasaran pengendalian gula darah adalah setiap warga negara yang berusia 40 tahun ke atas atau kurang dari 40 tahun yang memiliki faktor risiko obesitas dan/atau hipertensi. Menetapkan tujuan di wilayah Kabupaten/Kota dengan menggunakan data yang disepakati bersama Kabupaten/Kota dan lembaga.

Penetapan sasaran peserta Posbindu di desa/kecamatan/wilayah lembaga menggunakan data yang ditentukan bersama oleh pengelola program, petugas puskesmas, dan lembaga. Pengelola Program Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Pengelola Program Puskesmas setempat menetapkan maksud dan tujuan Puskesmas berdasarkan jumlah penduduk di wilayahnya. Pengelola program puskesmas bersama staf menentukan jumlah dan tujuan di desa sesuai dengan jumlah penduduk desa tersebut. wilayahnya.

Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas melaksanakan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi secara bertahap dan berkala. Banyaknya desa/kelurahan yang melakukan kegiatan posbindu PTM di suatu wilayah dibagi dengan jumlah seluruh desa/kelurahan di wilayah tersebut dikalikan 100%.

PROGRAM GERAKAN NUSANTARA TEKAN ANGKA OBESITAS (GENTAS) 1. Pengertian

  • Pelaksana
  • Capaian Kinerja

Penentuan sasaran di wilayah kota/kabupaten/lembaga menggunakan data yang ditentukan bersama oleh pengelola program, petugas puskesmas dan lembaga. Pengelola program Kabupaten/Kota melaksanakan sosialisasi program GENTAS di masyarakat dengan kriteria sebagai berikut: . l lingkar perut pria < 90 cm l lingkar perut wanita < 80 cm l BMI ≥ 25 kg/m2. Pengelola Program Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan lintas sektor, dan mengintegrasikan GENTAS dalam kegiatan hari raya daerah, misalnya HUT Pemerintah Daerah, HUT RI, saat olah raga bersama, mobilisasi masyarakat dan lain sebagainya.

Peralatan pendukungnya terdiri dari timbangan, pita ukur dan buku catatan serta buku KIE terkait. Manajer Program Kabupaten/Kota dan Manajer Program Puskesmas setempat menganalisis laporan dan memberikan masukan. Persentase lansia yang memeriksa indeks massa tubuh (BMI) dan/atau lingkar perut di wilayah tersebut.

Banyaknya penduduk umur 15 tahun ke atas yang diperiksa IMT dan/atau lingkar perutnya dibagi seluruh penduduk umur 15 tahun ke atas di wilayahnya dikalikan seratus persen. Jumlah seluruh warga negara yang berusia di atas 15 tahun yang telah diperiksa IMT dan/atau lingkar perutnya.

PROGRAM PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM 1. Pengertian

  • Tahapan Kegiatan a. Tahap Persiapan
  • Pelaksana a. Dokter

Nomor KMK HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Pedoman Praktik Klinik bagi dokter pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. e. Penetapan tujuan dengan menggunakan data angka kesakitan PTM, PRB, temuan dan acuan faktor risiko di Kabupaten/Kota. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memastikan ketersediaan alat kesehatan, bahan habis pakai, dan obat-obatan penunjang PANDU.

Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memastikan tersedianya pedoman PPK 1 dan pedoman pengendalian PTM terpadu sebagai acuan bagi pejabat di FKTP. Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program Puskesmas memastikan rujukan FKRTL sesuai dengan indikasi medis dan menangani rujukan kembali sesuai standar.

PROGRAM PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI SEKOLAH 1. Pengertian

  • Rumus Perhitungan a. Provinsi

Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas menetapkan tujuan dan sasaran sekolah di wilayah layanannya. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 64 Tahun 2015 tentang KTR pada Sekolah Sasaran. Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas mendorong kepala sekolah binaan untuk menerapkan kebijakan KTR di sekolahnya.

Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas. Mas melatih guru dan siswa menjadi agen perubahan di sekolah. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas setempat memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan dicatat dan dilaporkan. Pengelola program puskesmas provinsi, kabupaten/kota, dan kota memberikan pendampingan dan evaluasi pelaksanaan KTR di sekolah secara bertahap.

Satgas kabupaten/kota (meliputi unsur: dinas pendidikan, dinas kesehatan, satuan polisi PP, departemen hukum pemerintah daerah, kantor agama daerah). Provinsi: Identifikasi jumlah kabupaten/kota yang minimal 50% sekolah di wilayahnya menerapkan KTR.

PROGRAM LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM) 1. Pengertian

Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memastikan ketersediaan peralatan kesehatan dan bahan habis pakai untuk mendukung pelaksanaan UBM. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memastikan kegiatan dicatat dalam rekam medis dan . dilaporkan sesuai ketentuan. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas memberikan rujukan bertahap dari sekolah ke fasilitas kesehatan sesuai indikasi.

PROGRAM DETEKSI DINI KANKER 1. Pengertian

Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas melakukan sosialisasi kepada sasaran yang ingin hadir. Pengelola program kabupaten/kota dan puskesmas memastikan hal tersebut. ketersediaan alat dan bahan habis pakai yang diperlukan. Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas memastikan penatalaksanaan IVA positif dengan menggunakan cryotherapy yang dilakukan oleh dokter terlatih.

Persentase Puskesmas yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks pada wanita berusia 30 sampai 50 tahun atau pada wanita yang aktif secara seksual. Banyaknya puskesmas yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada wanita umur 30 sampai dengan 50 tahun atau wanita yang pernah melakukan hubungan seksual dibagi dengan jumlah puskesmas dikalikan 100%. Banyaknya puskesmas yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks pada wanita berusia 30 hingga 50 tahun atau pada wanita yang pernah melakukan hubungan seksual.

PROGRAM PENGENDALIAN THALASEMIA 1. Pengertian

  • Pelaksana a. Dokter
  • Capaian Kinerja
  • Rumus Perhitungan
  • Nominator
  • Denominator

Jumlah Puskesmas yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks pada wanita usia 30-50 tahun atau wanita pernah berhubungan badan... yang pernah dirawat di rumah sakit provinsi yang bekerja sama dengan rumah sakit rujukan Thalassemia, organisasi profesi terkait dan LSM . Pengelola program kabupaten/kota bekerjasama dengan rumah sakit rujukan Thalassemia, organisasi profesi terkait dan LSM. tetapkan nomor sasaran. Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program Puskesmas menghitung biaya yang diperlukan untuk melaksanakan deteksi dini.

Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas menjamin ketersediaan alat kesehatan dan bahan habis pakai. B. Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas memastikan rujukan ke rumah sakit sesuai dengan standar dan indikasi medis. Secara berkala melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi kepada kabupaten/kota dan rumah sakit di provinsi.

Jumlah kabupaten/kota yang Puskesmasnya melakukan skrining thalassemia pada 10 provinsi dengan prevalensi thalassemia tertinggi dibagi dengan jumlah kabupaten/kota di provinsi tersebut.

PROGRAM DETEKSI DINI DAN RUJUKAN KASUS KATARAK 1. Pengertian

  • PROGRAM LAYANAN KESEHATAN INKLUSI DISABILITAS 1. Pengertian

Pengelola program kabupaten/kota dan pengelola program puskesmas memberikan rujukan berjenjang ke fasilitas kesehatan berdasarkan indikasi medis. Provinsi: Persentase kabupaten/kota yang memiliki minimal 10% Puskesmas yang memfasilitasi deteksi dini dan rujukan kasus katarak. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal 10% puskesmas yang menyelenggarakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak.

Melaksanakan upaya advokasi dan sosialisasi lintas program dan lintas sektoral mengenai pelayanan kesehatan ramah disabilitas di provinsi dan kabupaten/kota. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas melakukan pendampingan terhadap kader, keluarga, dan penyandang disabilitas. Pengelola Program Kabupaten/Kota dan Pengelola Program Puskesmas mengidentifikasi dan mengusulkan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh penyandang disabilitas.

DAN EVALUASI

Pemantauan merupakan upaya yang dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi pelaksanaan berbagai komponen program, waktu pelaksanaan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program. Tujuan pemantauan adalah untuk memberikan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana aktivitas dilakukan, kinerja kerja dari waktu ke waktu. Pemantauan dilakukan dengan cara menggali untuk memperoleh informasi secara berkala berdasarkan indikator-indikator tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah disepakati.

Jika pemantauan dilakukan dengan baik, maka akan berguna untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan tetap berjalan sesuai rencana (sesuai pedoman program dan perencanaan). Evaluasi merupakan suatu langkah yang berkaitan erat dengan kegiatan pemantauan, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang diberikan melalui kegiatan pemantauan. Dalam merencanakan suatu kegiatan, evaluasi hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan suatu kegiatan yang utuh.

Evaluasi hanya dapat dilakukan apabila program telah berjalan minimal selama satu periode (tahap), sesuai dengan tahap perancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan dan pelaksanaan. Pembinaan dan pengawasan dilakukan secara bertahap mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kabupaten, dan Kota/Kelurahan. Identitas Peserta Riwayat penyakit tidak menular pada keluarga Riwayat penyakit tidak menular pada PEMELIHARAAN Mandiri Pemeriksaan IMTP Tekanan Darah DIAGNOSIS DIISI OLEH POSBINDU / FKTP DIISI OLEH : FKTP.

Gambar

Tabel 1 : Indikator Program P2PTM .............................................................
Tabel 2. Indikator per – Program P2PTM

Referensi

Dokumen terkait

Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2022 TAHAP 1 Rp 73.350.000 Jumlah dana yang diterima sekolah Status : Sedang Disalurkan Jumlah Siswa Penerima 163 Tanggal