Upaya peningkatan kualitas berkelanjutan (CQI) bertujuan untuk meningkatkan hasil proses dengan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, mengurangi dan mengendalikan variabilitas proses untuk secara konsisten mencapai hasil yang diinginkan (Leebov dan Ersoz, 1991). Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan primer (FKTP) yaitu puskesmas setempat, klinik primer dan praktek mandiri dokter dan dokter gigi dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Pengertian Mutu Layanan Kesehatan
Upaya pengendalian dan peningkatan mutu merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi standar pelayanan kesehatan dan berupaya memenuhi atau bahkan melampaui kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Siklus PDCA ibarat mesin yang terus bergerak untuk mencapai tujuan pengendalian dan perbaikan mutu dengan berupaya mencapai indikator mutu secara bertahap dan terus menerus.
Dimensi Mutu Layanan Kesehatan
Saat memberikan layanan kesehatan, kualitas layanan kesehatan harus sama tanpa memandang individu, jenis kelamin, agama, etnis, lokasi geografis, dll. Dalam layanan kesehatan, kualitas adalah serangkaian hasil layanan kesehatan yang diinginkan oleh semua orang yang bergantung pada layanan kesehatan kita. sistem.
Pengukuran Mutu
Misalnya, penanggung jawab program imunisasi di Puskesmas bertanggung jawab membuat/menerbitkan laporan kegiatan. Oleh karena itu, pengelola program harus dapat memastikan bahwa laporan cakupan dari pengelola vaksinasi akurat.
Memahami Sistem
Petugas harus menumbuhkan budaya kerja untuk melaksanakan 3T yaitu: Tidak melakukan kesalahan, Tidak menerima produk yang salah dan Tidak memberikan produk yang salah kepada petugas lain. Apabila menerima data cakupan imunisasi yang salah dari petugas imunisasi, maka penanggung jawab program tidak akan langsung memasukkan data tersebut ke dalam laporan dan tidak akan menyampaikan laporan yang salah tersebut kepada pengelola laporan di Puskesmas.
Komitmen Kepemimpinan
Evaluasi dan upaya peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien dilakukan dan dikomunikasikan dengan baik. Evaluasi dan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dilakukan dan hasilnya dikomunikasikan dengan baik.
Tools Pelaksanaan Pengendalian Mutu dalam Organisasi FKTP Pengendalian mutu didefinisikan sebagai suatu sistem verifikasi dan
Upaya kesehatan masyarakat disusun dalam dokumen perencanaan berdasarkan tahapan perencanaan yang selaras dengan siklus pengelolaan Puskesmas. Penyelenggaraan upaya Kesehatan Masyarakat dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten, didukung oleh sarana, prasarana dan alat yang memadai serta berdasarkan pedoman yang berlaku. Pelaksanaan Audit Internal mencakup seluruh unit pelayanan yaitu Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat (bagi Puskesmas) dan Upaya Kesehatan Perorangan.
Tinjauan manajemen adalah pertemuan yang diselenggarakan dari waktu ke waktu oleh manajemen untuk meninjau pengoperasian sistem manajemen mutu dan kinerja pelayanan/pelaksanaan kegiatan Puskesmas UKM guna menjamin kesinambungan, kesesuaian, kecukupan dan efektivitas. sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan/pelaksanaan kegiatan manajemen dan administrasi, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perseorangan. Perubahan harus dilakukan pada sistem manajemen mutu, sistem manajemen administrasi pelayanan, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perseorangan. Meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu pelayanan manajemen administratif, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perseorangan.
Mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan terhadap pelayanan Manajemen Administrasi, Upaya Kesehatan Masyarakat, dan Upaya Kesehatan Perorangan.
Tim Mutu dan Tim Audit Internal .1 Struktur Tim Mutu
Memastikan penetapan, penerapan dan pemeliharaan proses yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi yang ditetapkan di seluruh unit kerja. Menjamin pengendalian ketidaksesuaian dalam pelayanan administrasi manajemen dan pelayanan kesehatan masyarakat serta pelayanan kesehatan perorangan. Bersama unit kerja merekapitulasi, menganalisis dan mendokumentasikan laporan pencapaian indikator mutu, memantau ketidaksesuaian pelayanan dan memantau proses peningkatan mutu pelayanan.
Mendokumentasikan kelengkapan hasil penerapan sistem manajemen mutu: risalah rapat berkala, rapat evaluasi/monitoring penerapan sistem manajemen mutu, dan lain-lain. 2.9. Tindak lanjut temuan pemantauan selama proses penerapan sistem manajemen mutu, audit internal dan audit eksternal, yang meliputi dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, audit, pemusnahan dan pencatatan mutu). Mengkoordinasikan pertemuan berkala dan evaluasi/pemantauan penerapan sistem manajemen mutu bersama dengan presiden tim mutu.
KOORDINATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
KOORDINATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
KOORDINATOR MUTU UPAYA KESEHATAN PERSERORANGAN 1. Bertanggungjawab untuk penetapan area prioritas berdasarkan
TIM AUDIT INTERNAL Tugas tim audit internal yaitu
Tujuan peningkatan dan pengendalian mutu dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai kinerja terbaik dalam suatu organisasi. Dalam panduan ini, kami membahas secara singkat upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi berdasarkan kerangka konseptual Malcolm Baldrige dan hubungannya dengan standar akreditasi. Institusi yang dapat menerapkan penilaian Baldrige antara lain perusahaan di kategori manufaktur, jasa dan usaha kecil, serta institusi kesehatan dan pendidikan.
Penilaian Baldrige dapat membantu organisasi untuk menghadapi lingkungan yang dinamis, membangun sistem kerja berkinerja tinggi, menerjemahkan visi dan misi ke dalam strategi, membangun kesuksesan jangka pendek dan stabilitas organisasi jangka panjang (Gaspersz, 2002). Landasan kerangka konseptual ini adalah Kriteria 4 (Pengukuran, Analisis dan Pengelolaan Pengetahuan) sebagai landasan pengelolaan yang efektif dan berdasarkan fakta dan informasi, untuk meningkatkan kinerja dan daya saing. Tujuh kategori kriteria Baldrige untuk kinerja unggul terdiri dari elemen dan bidang yang perlu ditangani.
Item Hasil (Kategori 7) meminta Anda melaporkan hasil proses organisasi Anda. Setiap item disertai dengan Catatan pada Item tersebut.
Leadership (Kepemimpinan), 120 point
FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA/TENAGA KERJA
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa standar akreditasi Puskesmas sejalan dengan kerangka konseptual Malcolm Baldrige dalam mencapai kinerja organisasi yang unggul, sehingga diharapkan dengan pemenuhan standar akreditasi yang baik dan benar akan meningkatkan kinerja organisasi FKTP menuju unggul. Untuk mewujudkan perbaikan kualitas berkelanjutan (CQI), diperlukan metode untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di FKTP. Perencanaan berarti merencanakan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menentukan hasil yang selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah 1: Identifikasi hasil dan pelayanan kesehatan sesuai harapan pasien
Ketua FKTP juga harus bisa memotivasi tim/anggota/petugas di FKTP untuk bekerja sama karena semua bagian saling berkaitan dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mulai dari bagian administrasi dan registrasi, bagian pelayanan, administrasi obat, dan lain sebagainya. pada.
Langkah 2: Mendeskripsikan proses pelayanan kesehatan yang berjalan saat ini
Pengumpulan data dan analisis
Kita bisa mengetahui siapa saja yang ditemui pasien mulai dari kedatangan hingga keluar dan hal apa saja yang dibicarakan di setiap episodenya.
Fokus pada peluang peningkatan mutu
Identifikasi akar penyebab masalah
Mencari dan memilih penyelesaian masalah
Membuat matriks untuk semua solusi yang mungkin, mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap solusi, dan mengevaluasi opsi terbaik untuk implementasi. 7.2 Implementasi (Lakukan). Pada langkah ini, tim mengimplementasikan rencana yang telah disiapkan sebelumnya dan memantau proses implementasi dalam skala yang lebih kecil (pilot project).
Memetakan pilot project (uji coba)
Memperkenalkan dan mengajak tim untuk berubah memang sulit karena umumnya masyarakat sulit mengubah kebiasaan dan enggan keluar dari rutinitas yang selama ini menjadi zona nyamannya. Membangun sistem pengawasan dan pengendalian yang ketat terhadap uji coba ini karena apa yang terjadi dalam uji coba merupakan cerminan dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang diharapkan. Selama uji coba, pastikan pengelola (atau pihak yang bertanggung jawab memantau pelaksanaan uji coba) bertemu dan berdiskusi secara rutin dengan penanggung jawab pada setiap tahapan uji coba untuk melakukan observasi dan memastikan rencana perubahan proses pelayanan kesehatan di FKTP. .
Memeriksa berarti mengevaluasi target dan proses serta melaporkan hasil apa yang telah dicapai. Kita lihat kembali apa yang sudah kita lakukan, apakah sudah sesuai dengan standar yang ada dan apakah masih ada kekurangannya.
Evaluasi hasil
Pekan
Buat kesimpulan
Jika ternyata apa yang sudah kita lakukan masih cacat atau belum lengkap, segera ambil tindakan untuk memperbaikinya. Pada tahap ini, kami melakukan segala yang diperlukan untuk membuat perubahan positif dalam proses perawatan pasien sehari-hari hingga akhirnya kami mencapai perbaikan dan/atau perbaikan dalam layanan kesehatan.
Standarisasi perubahan
Monitor (pantau) untuk mencapai tujuan
Tahap tindakan ini sangat penting sebelum kita melanjutkan ke proses perbaikan berikutnya. Dalam menilai upaya pengendalian mutu dan perbaikan di FKTP, pedoman ini menggunakan pendekatan yang dirumuskan oleh Avedis Donabedia yaitu struktur, proses dan hasil. Struktur” didefinisikan sebagai karakteristik FKTP, alat dan sumber daya yang relatif tetap, serta tatanan fisik dan organisasi di mana mereka beroperasi.
Hasil” didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi pada status kesehatan pasien saat ini atau di masa depan. Tim Peningkatan Mutu Puskesmas Purwakarta melakukan diskusi (brainstorming) dengan Kepala Puskesmas Purwakarta, Kepala Klinik Gigi, Kepala Pelayanan Puskesmas, Bidan KIA, Petugas Kedokteran, Petugas Registrasi, BP Care, Petugas Laboratorium dan Imunisasi penerjemah isu-isu yang sedang terjadi di Puskesmas. Waktu tunggu pasien mulai dari pendaftaran hingga pasien menerima obat kurang lebih dua jam.
Untuk mengidentifikasi permasalahan pelayanan yang dianggap paling penting dan memerlukan perbaikan segera, dilakukan proses penilaian permasalahan yang ada oleh tenaga kesehatan.
Mendeskripsikan proses pelayanan kesehatan yang berjalan saat ini
Faktanya, dari seluruh layanan kesehatan yang ditawarkan selama 2 jam, waktu tunggu pasien di layanan aportik paling lama yaitu 29,6 menit, setelah waktu di bagian registrasi 22,7 menit dan di bagian BP. dari 15,03 menit. Tenaga kesehatan di Puskesmas Purwakarta memilih permasalahan yang menjadi prioritas untuk diperbaiki sebagai upaya peningkatan mutu yaitu mengurangi waktu tunggu di Apotek Puskesmas Purwakarta. Hanya ada satu fasilitas loket. Pemisahan loket penerimaan resep dan pengeluaran obat. Kaca counternya tidak transparan. Kaca counter akan diganti.
Setelah membuat rencana perbaikan, tim peningkatan mutu Puskesmas membuat peta pelaksanaan pilot project (uji coba) untuk dilaksanakan di Puskesmas. Pemetaan uji coba ini dilakukan dengan menentukan bentuk perbaikan, perkiraan biaya, waktu pelaksanaan dan nama penanggung jawab.
Implementasi pilot project
Pada saat pembuatan nomor urut, petugas apotek harus menjelaskan kepada pasien bahwa nomor urut di loket apotek berbeda dengan nomor urut yang diterima di bagian registrasi, sehingga pasien harus mendapatkan nomor urut baru saat tiba di apotek Puskesmas. . . Tim mengevaluasi hasil perbaikan yang dilakukan setelah pengujian selama kurang lebih 3 bulan. Tidak ada lagi kerumunan pasien di depan loket apotek baik untuk memberikan resep maupun mengambil obat.
Dari pantauan tim peningkatan mutu Puskesmas diketahui bahwa pelayanan obat di apotek dengan metode satu arah merupakan faktor yang paling dominan dalam meningkatkan pengurangan waktu tunggu pasien di apotek. Dari observasi yang dilakukan diketahui waktu tunggu pasien di apotek pasca uji coba berkurang 5 menit menjadi kurang lebih 17,5 menit dari sebelumnya 29,6 menit. Apabila hasil uji coba dinilai baik maka penerapannya dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari Puskesmas.
Setelah konsep perubahan disahkan (dibakukan) dalam bentuk kebijakan di tingkat Puskesmas, hasil evaluasi pada tahap DO menunjukkan bahwa perubahan tersebut dapat diterapkan di Puskesmas dalam jangka waktu yang lebih lama, yaitu saatnya melihat perubahan.
PENUTUP
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi.