• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PENGELOLAAN KELAS_2022.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BUKU PENGELOLAAN KELAS_2022.pdf"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hal tersebut, dapat dipastikan teknik pengelolaan kelas yang akan diterapkan oleh guru akan memberikan pengaruh yang besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Dengan demikian, salah satu tujuan buku ini adalah memberikan gambaran kajian-kajian terkait pengelolaan kelas, bagaimana menganalisis permasalahan dan solusi pengelolaan kelas, menjelaskan berbagai pendekatan, strategi dan teknik pengelolaan kelas, prosedur dan dimensi pengelolaan kelas. . penyembuhan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kelas dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kajian manajemen kelas.

PENANGGULANGAN PELANGGARAN DISIPLIN 197 A. Bentuk Pelaksanaan Disiplin di Sekolah 197

Peranan Penting Pengelolaan Kelas

Ada sejumlah keterampilan yang perlu dimiliki pendidik, antara lain kompetensi pedagogik, personal (kepribadian), sosial, profesional, dan kepemimpinan. Pentingnya kompetensi tersebut diupayakan LPTK antara lain dengan mempersiapkan dan membekali calon pendidik yang berwawasan luas.

HAKIKAT DAN PRINSIP PENGELOLAAN KELAS

  • Definisi Pengelolaan Kelas
  • Tujuan Pengelolaan Kelas
  • Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
  • Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas
    • Kondisi Fisik

Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditunjukkan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berkembangnya proses pembelajaran secara optimal. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kepemimpinan dalam pengelolaan kelas sebagai sarana mengembangkan pengendalian diri dalam pembelajarannya.

Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas harus dipikirkan, direncanakan, dan dikelola secara matang dalam upaya meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar. Lingkungan fisik yang mendukung dan memenuhi persyaratan minimal mendukung peningkatan intensitas proses pembelajaran dan memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Pola ini memungkinkan siswa mudah berkomunikasi satu sama lain dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Apabila ada kegiatan/alat yang akan diperlihatkan/demonstrasikan, maka kegiatan atau alat tersebut dapat diletakkan di tengah-tengah agar siswa mudah melihat dan memberi komentar.

Kondisi Sosio-Emosional

Kondisi sosio-emosional di dalam kelas akan memberikan dampak yang signifikan terhadap proses belajar mengajar, semangat siswa dan efektivitas pencapaian tujuan pengajaran. Membangun hubungan baik (rapor) antara guru dan siswa dalam urusan pengelolaan kelas sangatlah penting.

Kondisi Organisasional

Dengan terciptanya hubungan guru-siswa yang baik diharapkan siswa selalu bahagia, penuh semangat dan semangat, optimis, realistis dalam kegiatan pembelajaran yang dikembangkannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada dalam dirinya.

Masalah Pengelolaan Kelas

  • Masalah Peserta Didik

PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM PENGELOLAAN KELAS

Masalah Penataan Ruang Kelas

Pengelolaan kelas akan berhasil apabila kelas yang dikelola dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang optimal. Contoh kondisi kelas yang akan diterapkan dari segi sarana dan prasarana di SDN Tatah Bangkal.

Mengidentifikasi Masalah-Masalah Pengelolaan Kelas

  • Masalah yang Ada dalam Wewenang Guru
  • Masalah yang Ada Dalam Wewenang Sekolah
  • Masalah yang Ada di Luar Kekuasaan Guru dan Sekolah

Agar siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara optimal kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Mereka juga dituntut untuk ikut serta menyelesaikan berbagai permasalahan manajemen jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada siswa.

Penyebab Timbulnya Masalah Dalam Pengelolaan Kelas

  • Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah
  • Kekeliruan yang Perlu Dihindari Guru Dalam Pengelolaan Kelas

Banyak hal baru yang dapat diwariskan kepada siswa, dan masih banyak hal lain yang perlu diulang. Karena pengulangan dapat menimbulkan persepsi yang buruk di kalangan siswa, sehingga guru dianggap tidak dapat mengajar dengan baik.

Penyelesaian Masalah Pengelolaan Kelas

  • Langkah-langkah Penyelesaian Masalah Pengelolaan Kelas
  • Model Penyelesaian Masalah dengan Individu Siswa

Membuat rencana respon terhadap masalah siswa Ketika guru mengetahui permasalahan yang ada di kelas, maka guru telah menyiapkan rencana respon atau solusi yang akan guru berikan kepada siswa yang mempunyai masalah. Permasalahan yang timbul di dalam kelas harus segera diselesaikan, agar gangguan dalam pelaksanaan pembelajaran tidak berlangsung lama.

Langkah Satu

Ada empat faktor yang menjadikan model Glasser sangat berguna bagi personel sekolah, yaitu: pertama, pemecahan masalah dapat diselesaikan dalam waktu singkat, kedua, menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang mudah dipelajari dan dipahami, jika langkah-langkah yang diambil tidak memberikan hasil yang baik. . , maka langkah selanjutnya adalah dengan cara menganalisis setiap langkah yang perlu diperbaiki untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, yang ketiga adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses penyelesaian masalahnya sesuai dengan keberagaman siswa. kebutuhannya dan yang terakhir guru mengontrol, memonitor dan melihat langsung keefektifan siswa dalam merencanakan sendiri dalam menyelesaikan permasalahannya.

Langkah Dua

Langkah-langkah ini dirancang untuk memberikan kesempatan mengumpulkan data penting dan membuat siswa merasa dihargai. Pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan kepada siswa apakah mereka bersedia mendengarkan apa yang mereka amati, atau meminta orang lain untuk mendiskusikan apa yang mereka amati.

Langkah Tiga

Jika Anda menjalin hubungan yang positif dengan siswa, hal ini biasanya akan mendorong siswa untuk memahami bahwa perilaku tersebut perlu diubah. Dari sudut pandang Glasser di atas, pendekatan yang dilakukan pada tahap ini membantu anak mempertimbangkan nilai dari tindakan yang dilakukannya, apakah berdampak positif dalam membantu orang lain atau merugikan orang lain atau dirinya sendiri.

Langkah Empat

Jika siswa tetap melakukan perilaku tidak produktif tersebut, guru wajib memberikan pertimbangan logis terhadap perilaku tersebut. Kita harus sangat berhati-hati dalam mengintervensi perilaku siswa, setiap diskusi harus mengedepankan fakta dan tidak menggunakan ancaman. Anda harus menjelaskan dengan jelas kepada siswa mengapa perilaku tersebut perlu diubah.

Langkah Lima

Ketika siswa kebingungan memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan beban yang dipikulnya, guru dapat memberikan beberapa ide kepada siswa untuk dipikirkan, memberikan saran agar siswa dapat mengambil keputusan akhir. Setelah rencana diperjelas, siswa harus berkomitmen terhadap rencana tersebut, dengan siswa percaya untuk memulai dengan mencoba melakukannya dan berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan bahwa guru dan siswa berkomitmen untuk menyelesaikan masalah.

Langkah Enam

Langkah Tujuh

Metode untuk Pemecahan Masalah Dalam Kelompok a. Pertemuan Kelas

Pertemuan kelas merupakan bagian integral dari program yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam memecahkan masalah mereka sendiri. Pertemuan kelas tidak hanya mendukung penggunaan pertemuan pemecahan masalah individu, namun juga dapat memberikan siswa kesempatan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan pemecahan masalah mereka.

Siswa harus diberitahu bahwa ada beberapa yang tersedia bagi mereka yang memilih untuk tidak mendiskusikan perilaku mereka selama pertemuan kelas. Dengan izin siswa, hasil diskusi ini dapat didiskusikan dengan seluruh kelas pada pertemuan kelas berikutnya.

Menggabungkan Pemecahan Masalah ke Dalam Rencana Sekolah Pengelolaan Siswa

Di banyak sekolah tempat penulis bekerja dan memberi nasihat, ruang pemecahan masalah yang diawasi oleh asisten pengajar telah didirikan. Sebaliknya, ketika siswa di "teman sekelas" diminta untuk melengkapi formulir penyelesaian masalah seperti yang disajikan, dan jika berhasil diselesaikan, mereka kembali ke kelas dengan membawa formulir tersebut.

PENDEKATAN, STRATEGI DAN TEKNIK PENGELOLAAN KELAS

Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

  • Pengertian Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
  • Jenis-jenis Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas a. Pendekatan Kekuasaan

Dalam konteks pengelolaan kelas, kekuasaan tersebut diwujudkan melalui kemampuan guru dalam mengatur siswa agar patuh dan patuh terhadap norma atau aturan yang terdapat di kelas. Sebagai pengontrol, guru mempunyai kekuasaan untuk mengawasi perilaku siswa di kelas.

Karena ancaman seperti itu kemungkinan besar akan melukai perasaan siswa dan menyebabkan mereka bertindak lebih menindas di dalam kelas. Penggunaan pendekatan ancaman di dalam kelas harus dilakukan secara hati-hati, dan perlu juga menerapkan kriteria ancaman yang diperbolehkan terhadap siswa.

Terkadang siswa merasa risih jika guru terlalu protektif sehingga siswa tidak leluasa melakukan eksperimen. Jangan mengambil tindakan yang terlalu ketat karena dapat membatasi kebebasan siswa untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.

Jika Anda memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan beberapa pengalaman, berikan kebebasan kepada mereka untuk mengatakan apa yang telah mereka tulis. Lebih spesifiknya menurut Wiyani, “Guru sebagai pemimpin kelas dapat melakukan sepuluh langkah untuk membuat peraturan kelas, sebagai berikut.

Hal ini dinilai sangat penting karena pada tahap perencanaan inilah guru dapat menentukan arah pendidikan bagi siswanya. Hal inilah yang menjadi perhatian penuh guru sebelum melaksanakan pengajaran di kelas.

Pada hakikatnya pendekatan perubahan perilaku ini merupakan modifikasi perilaku siswa yang dilakukan oleh pendidik. Peran pendidik adalah mengembangkan perilaku siswa yang baik dan mencegah perilaku buruk.

Selain itu, artinya guru harus mampu dan mau mendengarkan pendapat, saran, gagasan, dan lain-lain siswa, agar pengelolaan kelas bersifat dinamis. Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas akan tercapai secara optimal bila terjalin hubungan guru-siswa yang positif, sikap pengertian dan kepedulian guru terhadap siswa sangat diperlukan.

Berdasarkan asumsi tersebut, berarti seorang wali kelas/wali kelas harus mampu membentuk dan mengaktifkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok (group study). Hal ini harus dilaksanakan secara efektif agar hasilnya lebih baik dari proses belajar siswa sehari-hari (produktif).

Merasa lebih profesional, karena alat yang ada dapat mengurangi waktu pemberian instruksi dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membantu siswa belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar akan tergantung pada usaha guru dalam memberikan arahan dan bantuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

“Upaya peningkatan kesadaran pribadi dilakukan oleh guru yang menggali permasalahan pribadi siswa yang terpendam, namun permasalahan tersebut menghambat proses belajar siswa.” Pendidik berupaya menyelidiki faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang siswa sekaligus mencari solusi konseptual dan praktis untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Maka dalam hal ini, dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan konseling, siswa didorong untuk tumbuh sebagai calon akademisi dan profesional, bertanggung jawab atas perilakunya dan menyusun berbagai rencana untuk mengurangi kecenderungan perilaku tidak produktif.

Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa perilaku mengajar pendidik dapat mencegah atau menghentikan perilaku buruk siswa. Penelitian mengenai efektivitas pendidik dalam mengelola perilaku siswa berkaitan dengan: (a) keterampilan pendidik dalam mengatur dan mengelola kegiatan kelas; (b) keterampilan menyajikan bahan ajar; dan (c) pola hubungan guru-siswa.

Semakin jelas rumusan tujuan maka semakin mudah merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar siswa di bawah bimbingan guru. Dengan mengelola waktu yang tersedia, diharapkan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu, diperlukan pengelompokan pembelajaran. e) Mengelompokkan siswa untuk melayani kegiatan pembelajaran Untuk menciptakan suasana belajar dimana siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran memerlukan pengorganisasian kelas yang fleksibel. Cara pandang seperti ini dijelaskan dalam kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.

Pendekatan keterampilan proses ini menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya agar dapat dipahami dan dijadikan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhannya dalam kehidupan di masyarakat. Suasana kelas hendaknya dikelola dengan baik untuk merangsang aktivitas belajar dan kreativitas siswa.

Strategi dalam Pengelolaan Kelas

Kegiatan guru profesional adalah kegiatan atau tugas rutin guru yang dianggap sebagai cara untuk meningkatkan keahliannya. Penguasaan materi dan cara penyajian materi yang menarik merupakan puncak keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru profesional.Kemampuan menyajikan materi dengan menarik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Strategi dalam Menciptakan Iklim Pembelajaran

Jika ada beberapa siswa yang gagal dalam pembelajaran, maka guru wajib melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu melihat bagian mana dari siswa yang belum berhasil, agar proses perbaikan dan pelatihan terus dilakukan, agar siswa tersebut menjadi lebih baik. mampu melanjutkan ke tahap pembelajaran berikutnya. Mencoba menghentikan kelakuan buruk siswa Seorang guru mengidentifikasi masalah dengan mencoba memahami dan menyelidiki kelakuan buruk siswa yang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di kelas.

Teknik dalam Pengelolaan Kelas

Tahap awal (pengelolaan pra pembelajaran) dilakukan untuk mengetahui tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pengelolaan pembelajaran yang tepat dan efektif. Berikut ini adalah contoh tindakan yang dapat dilakukan di . kerangka pengelolaan kelas pada tahap renovasi kelas sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

PROSEDUR DAN RANCANGAN PENGELOLAAN KELAS

Pengertian Prosedur Pengelolaan

“Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas, penguasaan materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan alat dan evaluasi yang tepat.” Manajemen juga dapat diartikan sebagai suatu profesi yang dilakukan oleh seorang profesional yang dituntut untuk mencapai kinerja yang telah ditentukan, sesuai dengan jurnal yang saya kutip pada jurnal Rohiyatun & Mulyani (2017) yang menyatakan bahwa “Manajemen dapat diartikan sebagai suatu profesi, karena manajemen didasarkan pada keahlian khusus untuk mencapai suatu kinerja bagi manajer, dan profesional diwajibkan oleh kode etik.”

Prosedur Pengelolaan Kelas

  • Prosedur Dimensi Pencegahan
  • Prosedur Dimensi Penyembuhan
  • Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru

Selain itu, siswa dapat diberitahu untuk tidak mengangkat tangan saat melakukan aktivitas tertentu. Yang menyuruh siswa meminta bantuan kepada tiga siswa lainnya sebelum bertanya kepada guru.

Prosedur terbaiknya adalah siswa tidak memindahkan apa pun dari meja Anda atau tempat penyimpanan lainnya tanpa izin Anda. Banyak guru menetapkan angka yang menunjukkan berapa banyak siswa yang harus berada di suatu pusat pada satu waktu.

Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dan diperhatikan ketika menyusun rencana pengelolaan kelas. Pengaruh guru sangat penting dalam hal ini, karena selain itu guru mempunyai keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan rencana pengelolaan kelas.

Strategi ini merupakan upaya guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan lebih mudah dan efektif. Evaluasi merupakan alat untuk mengukur sejauh mana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan telah tercapai, apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan atau belum.

Masih terdapat guru yang belum memahami konsep terkait prosedur dan desain pengelolaan kelas global. Guru tidak memahami berbagai pendekatan pengelolaan kelas, sehingga guru tidak dapat memilih manajemen yang tepat ketika menerapkan prosedur pengelolaan kelas.

Guru melakukan pengelolaan kelas dengan mengatur prosedur karena prosedur mengajarkan siswa pentingnya tanggung jawab. Guru tidak mendisiplinkan siswa dengan ancaman dan akibat (stiker, pencabutan hak siswa, dan lain-lain). 6).

PROSEDUR DIMENSI PENCEGAHAN DAN PROSEDUR

  • Pengertian Prosedur Pengelolaan Kelas
  • Fungsi Pengelolaan Kelas
  • Prosedur Pengelolaan Kelas
  • Prosedur atau Dimensi Pengelolaan Kelas
    • Prosedur Dimensi Pencegahan (Preventif)

Perencanaan berarti meneliti, memilih, menentukan dan menetapkan berbagai komponen kegiatan pengelolaan kelas yang efektif dan produktif untuk kegiatan pembelajaran. Lima faktor di atas merupakan hal yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan prosedur pengelolaan kelas.

Konsekuensinya adalah guru menentukan langkah-langkah pengelolaan kelas yang harus efektif dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Terkadang siswa menjawab pertanyaan guru tentang apa yang mereka lakukan dengan kata “tidak” atau “tidak tahu”. Kedua, siswa menolak mengungkapkan perbuatannya karena dulu pengakuannya sering dikaitkan dengan hukuman berat.

Jadi akan lebih berguna jika kita mulai bertanya kepada siswa tentang “apa yang terjadi?”, sehingga memungkinkan siswa menjelaskan faktor dan hal apa saja yang mungkin mempengaruhi perilakunya. Ketiga, tanyakan kepada siswa apakah mereka ingin mendengar apa yang diamati guru atau jika guru tidak ada, mintalah orang lain untuk mengamati siswa.

Guru yang mengajar dengan ikhlas akan bersabar dalam menghadapi segala perilaku siswa yang bervariasi. Sikap yang hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluh kesah siswa, serta keakraban dengan guru akan membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi normal antara guru dan siswa.

Prosedur Dimensi Penyembuhan (Kuratif)

Prosedur pengelolaan kelas kuratif merupakan tindakan yang dilakukan guru sebagai respon dalam menghadapi perilaku anak yang menyimpang atau mengganggu.

Dengan memilih pendekatan, cara mengatasi masalah ini juga dapat ditentukan.

  • Menangani Perilaku Destruktif (Perilaku Buruk dalam Kelas)
  • Indikator Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas
  • Rancangan Pengertian Prosedur Pengelolaan Kelas
  • Upaya Mengatasi Masalah Pengelolaan Kelas

Yang pertama adalah tindakan preventif yang mencakup tindakan untuk mencegah terjadinya permasalahan pengelolaan kelas. Permasalahan pengelolaan kelas menjadi kendala bagi guru dan siswa dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar.

PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN LEVEL SEKOLAH DAN KELAS

Pengertian Disiplin

Dengan cara ini, guru bebas memberikan tekanan kepada siswa dan harus melakukan hal tersebut. Menurut konsep ini, siswa harus diberikan kebebasan sebesar-besarnya di kelas dan di sekolah.

Prinsip Disiplin

Dengan dibuatnya peraturan tersebut diharapkan siswa dapat menaati peraturan atau siswa berperilaku disiplin di sekolah. Nursito dalam Tarmizi, 2009) yang dikutip oleh (Fiana, Daharnis, & Ridha, 2013) menyatakan bahwa “masalah disiplin siswa sangat berarti bagi kemajuan sekolah” di sekolah reguler akan selalu tercipta proses pembelajaran yang baik.

Unsur-Unsur Disiplin

  • Peraturan
  • Hukuman
  • Penghargaan
  • Konsistensi

Jika anak mampu mempertimbangkan dengan baik tindakan yang akan dilakukannya dan konsekuensinya, maka ia dapat belajar memutuskan apakah tindakan tersebut pantas atau tidak, sehingga ia mempunyai motivasi untuk menghindari tindakan yang tidak pantas. Anak yang tetap mendapat pendidikan disiplin secara konsisten cenderung memiliki disiplin diri yang lebih matang dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan disiplin konsisten.

Urgensi Pembinaan Disiplin

Dengan disiplin, siswa mau tunduk dan menaati peraturan kelas serta menghindari berbagai larangan di kelas. Hanya dengan menghormati peraturan kelas siswa dapat belajar menghormati peraturan umum lainnya, mengembangkan kebiasaan dan mengendalikan diri.

Pengajaran Disiplin

Dalam mendidik peserta didik harus disiplin, tegas dalam hal apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dan apa yang tidak boleh dilakukan. Pembentukan wibawa di dalam kelas berkaitan dengan guru sebagai pemilik wibawa yang mengajar, menjadi pelatih, memimpin dan bertumpu pada keterampilan dan kebijaksanaan.

Bentuk Pelaksanaan Disiplin di Sekolah

Artinya siswa telah menerapkan disiplin sekolah terkait kebersihan lingkungan dengan kategori cukup baik. Artinya siswa telah menerapkan disiplin sekolah pada aspek perilaku dalam kategori cukup baik.

Strategi dalam Penegakan Disiplin

Upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak disiplin antara lain: Melatih anak disiplin. Orang tua harus terlebih dahulu membantu anaknya agar mampu membaca dan memahami perilaku yang dilakukan.

Memahami Peraturan Kelas dan Prosedur Pengem- bangannya

Sehingga anak dapat membedakan perbuatan yang sesuai norma dan yang tidak sesuai norma. Antara orang tua dan anak harus ada kesepakatan yang disepakati bersama, sehingga anak tetap sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama.

Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pengem- bangan Peraturan Kelas

  • Pembinaan Disiplin Peserta Didik

Mendorong siswa untuk mengamalkan peraturan kelas yang baik sesuai dengan peraturan yang berlaku di kelas. Dalam sistem pengelolaan kelas yang sukses, guru harus menjaga kedisiplinan dan komunikasi yang baik.

J . Indikator Kedisiplinan Peserta Didik

Guru hendaknya segera menyikapi hal-hal tersebut secara tepat dan konstruktif agar permasalahan dapat terselesaikan dengan baik. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan sifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) serta yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

TAHAP PENANGGULANGAN DISIPLIN

  • Fungsi Disiplin
  • Kedisiplinan dalam Konsep
  • Pengajaran Disiplin
  • Pembinaan Siswa
  • Teknik Pembinaan dan Penerapan Disiplin Kelas
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Penanaman Disiplin Kelas
    • Faktor Internal
    • Faktor Eksternal
  • Strategi Penanganan Disiplin Kelas 1. Penanganan Gangguan Ringan
    • Penanganan Gangguan Berat
    • Penanganan Perilaku Agresif

Siswa selalu dibimbing dan diawasi, agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai disiplin. Teknik ini menuntut guru dan siswa di kelas untuk bekerja sama menegakkan kedisiplinan di kelas.

Referensi

Dokumen terkait