• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Saku Pengobatan ARV

N/A
N/A
Pengelola Obat PKM Way Halim I

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Saku Pengobatan ARV"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan AIDS masih menjadi ancaman kesehatan global dan diperkirakan 543.100 orang di Indonesia saat ini hidup dengan HIV. Banyak pendekatan yang dilakukan untuk menghentikan epidemi HIV, menjamin kesehatan orang yang hidup dengan HIV, termasuk mengurangi stigma terhadap orang yang terkena HIV. Pengobatan antiretroviral adalah suatu pendekatan yang telah terbukti meningkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV.

Sayangnya, saat ini masih banyak pengidap HIV yang mendapat terapi antiretroviral. Salah satu faktor rendahnya cakupan pengobatan ARV adalah karena kurangnya informasi yang memadai dan terpercaya mengenai penggunaan ARV. Pengobatan ARV untuk Komunitas Pekerja Lapangan bertujuan untuk menjelaskan semua aspek penting yang berkaitan dengan pengobatan ARV.

Buku ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi ODHA atau pihak-pihak aktivis yang siap dan berkomitmen membantu dan mendukung ODHA. Kami berharap buku ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya ODHA. Jika kita terinfeksi HIV dan tanpa pengobatan ARV, kita akan lebih cepat terjangkit AIDS.

Pengobatan ARV tidak hanya baik bagi kesehatan pengidap HIV, namun juga melindungi pasangan seksual pengidap HIV.

Apa artinya?

Bukti ilmiah yang ada saat ini hanya mendukung pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual dan verbal (penularan dari ibu ke anak) dan bukan pencegahan penularan HIV melalui cara lain, seperti narkoba suntik. Oleh karena itu, bila Anda masih dalam pengobatan, terus lakukan upaya pencegahan penularan HIV dengan menggunakan alat suntik steril. Penggunaan kondom saat berhubungan intim juga tetap dianjurkan dengan tujuan mencegah penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (PMS) seperti sifilis, gonore, kutil kelamin, dll.

Jika kita sudah meminum ARV, kita harus patuh meminum obatnya, karena jika kita melewatkan satu dosis, virus yang ada di tubuh kita berpeluang cepat berkembang biak. Beberapa virus yang berkembang biak tidak sama dengan virus aslinya/mengalami mutasi (virus biru pada gambar adalah virus yang bermutasi).

Kepatuhan Pengobatan

Kaji informasi yang diketahui klien dan berikan agar klien tidak disesatkan oleh berita palsu yang mengatakan HIV hanyalah rekayasa perusahaan farmasi. Petugas harus mampu meyakinkan klien bahwa sejauh ini belum ada bukti bahwa HIV merupakan hasil rekayasa dan penghentian penggunaan ARV hanya akan menyebabkan munculnya infeksi oportunistik baru yang berujung pada infeksi HIV. Fakta: Saat ini terdapat lebih dari 25 juta orang yang menjalani pengobatan ARV di seluruh dunia dan lebih dari 130 ribu orang yang menjalani pengobatan ARV di Indonesia.

Tips untuk Petugas dalam melakukan

Konseling Pengobatan ARV

Apa yang harus dilakukan petugas jika klien tidak mau memulai terapi ARV karena tidak percaya dengan obat ARV. Petugas mungkin memberi tahu klien bahwa saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan HIV. Petugas juga bisa berbagi contoh pengalaman teman yang meninggal karena lebih percaya pada pengobatan herbal/alternatif, sehingga tidak sempat memulai pengobatan ARV.

Obat herbal umumnya hanya sebagai suplemen, bukan untuk menekan virus HIV di dalam tubuh. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai interaksi ARV dengan obat herbal, khususnya obat herbal Indonesia.

Apa yang harus dilakukan oleh Petugas jika klien dampingan

Karyawan dapat menjelaskan kepada klien bahwa semua obat mempunyai efek samping, termasuk obat herbal. Apabila klien tidak cocok dengan suatu jenis obat tertentu, dokter akan segera menggantinya dengan jenis obat lain untuk mencegah/mengurangi efek samping, sehingga klien tidak perlu terlalu khawatir dengan efek sampingnya. Karyawan dapat menjelaskan kepada klien bahwa efek samping sangat jarang terjadi ketika memilih obat ARV (TLD) baru.

Agen juga dapat menceritakan pengalaman langsung yang mereka alami saat pertama kali memulai terapi, efek samping apa yang mereka alami, apakah masih dalam tahap wajar; dan berapa lama waktu yang dibutuhkan agar Anda bisa merasa normal kembali tanpa mengalami efek samping yang berlebihan. Efek samping yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi kesehatan, jenis obat yang dikonsumsi, cara minum obat, dan lain sebagainya. Karyawan tersebut menunjukkan bahwa jika klien mengalami efek samping, biasanya hanya bersifat sementara; Dukungan polisi akan terus diberikan, termasuk konseling dengan dokter jika efek samping terus berlanjut.

Apa yang harus dilakukan

Petugas jika klien takut memulai pengobatan ARV karena khawatir

Apa yang harus dilakukan oleh Petugas jika klien merasakan efek

Berikan informasi kepada klien tentang manfaat terapi ARV dan sertakan cerita/pengalaman Anda setelah berhasil memakai ART dan viral load tidak terdeteksi. Petugas wajib menjadi contoh dan teladan yang baik bagi klien (role model) dengan tetap patuh dalam menjalani pengobatan ART dan mampu menunjukkan hasil positif HIV. Petugas tidak boleh memberikan informasi yang tidak boleh diteruskan oleh petugas (misalnya informasi medis atau pribadi, dll).

Petugas tidak boleh terlihat panik di hadapan klien, terutama saat klien mengalami efek samping; tetap tenang dan berusaha mencari solusi secepatnya. Petugas tidak boleh memberikan informasi yang menakutkan kepada klien tentang pengobatan HIV; memberikan informasi terkini dan tidak menipu.

Apa saja hal yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan

Pencegahan Infeksi

Oportunistik

Pengobatan Pencegahan Kotrimoksazol (PPK)

Terapi Pencegahan TB (TPT)

Pengobatan ARV diberikan kepada semua orang dengan HIV, tanpa memandang stadium klinis dan jumlah CD4 darah. Pada klien tanpa infeksi oportunistik, pengobatan ARV dimulai segera pada hari yang sama atau paling lambat tujuh hari setelah diagnosis. Apabila klien menderita IO TB (tuberkulosis), pengobatan ARV diberikan 2-8 minggu setelah pemberian obat tuberkulosis (OAT).

Indikasi Pengobatan ARV

Jenis-jenis Obat ARV

Di Indonesia (2020)

SATUOBAT PILIHANDUAOBAT DASAR

PENGOBATAN ARV TERDIRI DARI PADUAN 3 OBAT ARV

1 INSTI

1 PI 1 NNRTI

2 NRTI

Bentuk ARV ada dua macam, yaitu berupa obat kombinasi dosis tetap (FDC) atau disebut juga kombinasi dosis tetap (FDC) dan obat tunggal (pelepasan). Ada obat kombinasi dosis tetap (FDC) yang berisi 3 jenis obat atau 2 jenis obat.

Bentuk Obat ARV yang tersedia

Rekomendasi Pengobatan ARV

TDF + 3TC + DTG

TLD)

TDF + 3TC + EFV

TLE)

TLETLD

Tenofovir/Lamivudine/

Dolutegravir

Interaksi Obat Lain Dengan Dolutegravir

Efavirenz

Tenofovir/Emtricitabine

Zidovudine/Lamivudine

Tenofovir

Abacavir

Lamivudine

Nevirapine

Rilpivirine

Lopinavir/ritonavir

Pemeriksaan VL sebaiknya dilakukan pada bulan ke-6 dan ke-12 setelah pengobatan ARV, dan setiap tahun setelahnya. Bila VL yang keluar : lebih dari 1000 kopi/ml, maka dikatakan tidak tertekan (tidak baik), perlu diawasi. Evaluasi kepatuhan dan faktor lainnya (konsultasikan ke dokter dan dapatkan saran kepatuhan) – Perlu pemeriksaan ulang VL dalam 3-6 bulan ke depan.

Bila hasil VL kurang dari 1000 kopi/ml dikatakan tertekan (baik), tidak diperlukan obat antirematik. Jika hasil VL lebih besar dari 1000 kopi/ml (dengan kepatuhan baik) berarti tidak ditekan (tidak baik) dan sebaiknya minum obat antiretroviral. Tes CD4 dapat dilakukan saat diagnosis, 6 bulan setelah pengobatan dengan obat antirematik, hingga terdapat indikasi penghentian pengobatan pencegahan kotrimoksazol.

Biasanya berat badan akan bertambah jika pengobatan ARV efektif, namun tetap harus dilakukan tes VL untuk memastikannya. Pemantauan efek samping pengobatan ARV dapat dilakukan dengan memeriksa aliran darah, fungsi ha, fungsi ginjal, dan lain-lain sesuai jadwal atau bila ada indikasi tertentu.

PEMANTAUAN PENGOBATAN

Jika terdapat perbedaan antara CD4 dan VL (CD4 rendah tetapi VL tidak terdeteksi, atau CD4 normal tetapi VL > 1000 kopi/ml), nilai VL lebih penting. Tidak ada hal lain, bahkan multivitamin, suplemen, atau pengobatan herbal, yang dapat meningkatkan jumlah CD4 Anda. Jika orang yang terinfeksi HIV berhenti memakai obat antirematik, viral load akan meningkat lagi dalam waktu satu atau dua minggu, dan jumlah CD4 akan semakin menurun.

Untuk itu selalu konsultasikan dengan dokter yang merawat klien dalam menentukan pilihan regimen pengobatan ARV. Ketika VL tidak terdeteksi, maka penularan HIV baik secara seksual maupun seksual (dari ibu yang positif ke anaknya) dapat dicegah, sehingga penderita HIV dapat memiliki anak yang sehat tanpa HIV. Untuk itu, segera periksakan diri Anda jika berisiko dan jangan menunggu gejala muncul.

Jika VL tidak terdeteksi, maka pengidap HIV bebas melakukan hubungan seks tanpa kondom. Aplikasi "Teman Sehat" (play store atau appstore): informasi layanan tes HIV dan PDP serta lokasinya (peta), www.sobatsehat.id , Hotline Sobat Sehat - IAC. Website: Lanternanakpelangi.org – Email: Lantern.anakpelangi@gmail.com – Instagram/Twi er: @LntrAnakPelangi – Facebook: Lantern Anak Pelangi.

DAFTAR KONTAK DAN INFORMASI TERKAIT HIV

DAFTAR ISTILAH

Referensi

Dokumen terkait