• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Politik Hukum Otonomi Daerah & Pemilihan Kepala Daerah

N/A
N/A
kumaki onigiri

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Politik Hukum Otonomi Daerah & Pemilihan Kepala Daerah"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN: POLITIK HUKUM NASIONAL

Pengertian Politik Hukum

Menurut Padmo Wahjono, politik undang-undang adalah berkaitan dengan undang-undang yang berlaku pada masa hadapan (ius. Politik undang-undang mewujudkan ius constituendum (undang-undang yang akan berlaku) dan berusaha agar ius constituendum diguna pakai di kemudian hari sebagai ius constitutum ( undang-undang baru yang terpakai).

Politik Hukum Nasional: Pilihan Arah Hukum Negara

Dengan kata lain, kebijakan hukum bersifat lokal dan spesifik (hanya berlaku untuk dan dari negara tertentu), bukan universal (berlaku di seluruh dunia). Ahsin Thohari merumuskan kebijakan hukum nasional sebagai kebijakan mendasar penyelenggara negara (Republik Indonesia) di bidang hukum, yang akan, sedang dan berlaku, yang timbul dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan negara. negara (Republik Indonesia).

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA POLITIK HUKUM

Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 mengukuhkan kedudukan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum atau sumber ketertiban hukum di Indonesia. Jika merujuk pada ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang menyatakan bahwa: “Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum negara”, maka sangat beralasan jika hukum Indonesia adalah paradigma Pancasila. memiliki. dan menempatkan Pancasila sebagai Staatsfundamentalnorm (dalam pemahaman Hans Nawiasky) atau Grundnorm (dalam pemahaman Hans Kelsen) yang harus dibangun dan dikembangkan di Indonesia.

DINAMIKA POLITIK HUKUM OTONOMI DAERAH

Alasan Perlunya Pemerintahan Daerah

Di Yunani, istilah koinotes (komunitas) dan demos (rakyat atau distrik) misalnya. istilah yang digunakan untuk pemerintahan daerah. Pembentukan dan pengembangan pemerintahan daerah merupakan sarana yang efektif untuk menjaga semangat persatuan dan kesatuan dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

Hubungan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Sementara Soehino, 79 tahun, mengartikan asas desentralisasi adalah asas yang mengharuskan adanya pengalihan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih tinggi kepada daerah sebagai urusan rumah tangganya. Di Indonesia, menurut Soehin, asas tugas pembantuan adalah asas yang mensyaratkan adanya tugas kerjasama dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang dipercayakan kepada pemerintah daerah oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang lebih tinggi, dengan kewajiban tanggung jawab kepada mereka yang menugaskannya.88 Dengan kata lain.

Perjalanan Otonomi Daerah di Indonesia

pernyataan kesediaan yang bersangkutan untuk menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah secara berpasangan; 8 Tahun 2015 untuk menentukan calon terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota) tidak lagi memerlukan ambang batas.

KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Kewenangan Urusan Pemerintahan Secara Umum

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintah daerah melaksanakan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan Pemerintah dapat mengurus urusan pemerintahan yang berada di luar 6 urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah, :. Kriteria eksternalitas merupakan pendekatan terhadap pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang timbul dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan.

Kriteria akuntabilitas merupakan pendekatan pembagian kerja pemerintahan, mengingat tingkat pemerintahan yang menangani sebagian pekerjaan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan pengaruh/. Untuk itu pembagian bagian urusan pemerintahan hendaknya disesuaikan dengan mempertimbangkan luasnya wilayah operasional bagian urusan pemerintahan. Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, daerah provinsi, dan kabupaten/kota.

Kewenangan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

Gubernur dan wakil gubernur daerah dibantu oleh perangkat daerah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.156. Tahapan dan penyelenggara pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta wakil gubernur. Pemilihan walikota dan wakil walikota daerah berlangsung pada tahap persiapan dan pelaksanaan.

Tahapan penyelenggaraan pemilihan ketua dan wakil ketua daerah menjadi tanggung jawab bersama KPU, KPU provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Untuk pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah DIY, pemilihan langsung tidak dilakukan oleh rakyat. Sehubungan dengan pemilihan bupati dan wakil bupati serentak, pelantikan dilakukan secara serentak.

KEPALA DAERAH

Pengertian Kepala Daerah

Yang ada adalah pengertian pemerintahan daerah sebagaimana tercantum dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Angka 3 yang menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah pemimpin daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mengarahkan pelaksanaan urusan pemerintahan, yaitu kekuasaan yang otonom. wilayah. 23 Tahun 2014, kepala daerah adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mengarahkan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Ketiadaan pemberian pemahaman secara langsung mengenai apa atau siapa pemimpin daerah juga terjadi pada Undang-Undang Pemerintahan Daerah sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak berlaku lagi, kita tidak dapat menemukan pengertian atau pengertian kepala daerah dalam ketentuan umum Undang-undang tersebut. Pengertian pengurus daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terdapat pada Pasal 24 ayat Kepala daerah yang diperuntukkan bagi daerah provinsi disebut gubernur, bagi daerah kabupaten disebut bupati, dan bagi daerah kota disebut walikota.

Tugas Dan Wewenang Kepala Daerah dan Wakil

Selain melaksanakan tugas-tugas sebagaimana tercantum dalam 4 poin di atas, wakil gubernur juga melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan kepadanya oleh gubernur dan ditetapkan dengan keputusan gubernur. 9 Tahun 2015 mengatur bahwa wakil kepala daerah wajib melaksanakan tugasnya bersama-sama dengan kepala daerah sampai dengan berakhirnya masa jabatannya. Menurut Rahmi, jabatan wakil gubernur tidak inkonstitusional, pengaturan jabatan wakil gubernur dalam peraturan daerah diberikan legitimasi hukum dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah.

Tugas dan wewenang wakil gubernur bersifat umum, seluruh kekuasaan ada di tangan gubernur, dan pada tahap akhir menimbulkan ketidakpastian bagi wakil gubernur dalam tindakannya. Kedudukan wakil gubernur tidak sekuat jabatan gubernur. Dapat dikatakan bahwa tugas dan wewenang Wakil Gubernur sangat minim dan hampir bergantung pada kebijaksanaan Gubernur dalam melimpahkan tugas dan wewenangnya. kepada wakil gubernur 158. 158 Rahmi, 2016, Kedudukan wakil kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan undang-undang no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, abstrak skripsi, Universitas Andalas http://scholar.unand.ac.id/10430/.

Kewajiban dan Larangan Kepala Daerah dan Wakil

Artinya, konstitusi Indonesia tidak mewajibkan pemilihan wakil kepala daerah, dalam hal ini wakil gubernur, wakil bupati, dan wakil walikota. Pemilihan bupati dan wakil walikota serta pemilihan walikota dan wakil walikota dilaksanakan oleh KPU Kabupaten/Kota. 8 Tahun 2015 menyebutkan bahwa tugas dan wewenang KPU kabupaten/kota dalam pemilihan bupati dan wakil bupati serta walikota dan wakil walikota meliputi:

12 Tahun 2008 tentang penghapusan ketentuan penetapan kepala daerah dan wakil kepala daerah bagi pasangan calon terpilih yang memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah. Untuk DKI Jakarta, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan sebagai calon terpilih harus memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah. Gubernur dan Wakil Gubernur memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan selanjutnya dapat dipilih kembali pada jabatan yang sama hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

POLITIK HUKUM PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Dasar dan Asas Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil

Kebijakan hukum konstitusional mengenai pemilihan kepala daerah tertuang dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melihat apa yang dianut dalam UUD 1945 menunjukkan bahwa politik hukum konstitusional pemilihan kepala daerah yang dilakukan adalah pemilihan kepala daerah (gubernur, bupati, dan walikota). 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Tahun 2014, sebagaimana penafsiran umum Perppu 1 Tahun 2014, karena Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mengatur mekanisme pemilihan kepala daerah secara tidak langsung melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah banyak ditolak oleh DPR. masyarakat dan proses pengambilan keputusan tidak mencerminkan prinsip demokrasi. Pemilihan kepala daerah yang sah saat ini tercantum dalam UU No. 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai Undang-Undang (UU No. 1 Tahun 2015) sebagaimana telah diubah dengan UU No. 8 Tahun 2015 (UU No. 8 Tahun 2015) dan UU No. 10 Tahun 2016 (UU No. 10 Tahun 2016) dan peraturan pemerintah pengganti UU No. 2 Tahun 2020 (Perppu 2 Tahun 2020). 8 Tahun 2015, bahwa tidak hanya kepala daerah, tetapi juga wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan, tidak bertentangan dengan ketentuan konstitusi.

Ketentuan Pasangan Calon Yang berhak Diajukan

Dengan kata lain, tidak mungkin seorang perseorangan mencalonkan dirinya sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah tanpa melalui partai politik atau gabungan partai politik. Sedangkan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berhak diusulkan oleh partai politik dan gabungan partai politik pada saat itu adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan: 161. Surat pemberitahuan kepada pimpinan anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah;

kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58; dan K. Visi, misi dan program pasangan calon secara tertulis. 5a) Calon perseorangan harus menyerahkan: surat pernyataan tidak aktif dari jabatan Ketua DPRD, dalam hal yang bersangkutan merupakan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada bidang tugasnya; Pemberitahuan kepada pengurus bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang akan diajukan sebagai calon gubernur daerah dan wakil gubernur daerah;

Tahapan dan Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah

Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur dengan memperhatikan pedoman KPU; Melaksanakan sosialisasi tentang pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU provinsi kepada masyarakat; pemilihan umum anggota Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Wakil Rakyat Daerah; pemilihan umum presiden dan wakil presiden; dan c.dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

8 Tahun 2015 menyatakan bahwa pengawasan penyelenggaraan pemilu menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwas Kabupaten/Kota. Pengawasan terhadap pemilihan bupati dan wakil bupati serta pemilihan walikota dan wakil walikota dilaksanakan oleh Panwas kabupaten/kota166. Sedangkan tugas dan wewenang Panwaslu Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pemilu daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 UU Nomor 1) melakukan pengawasan terhadap tahapan penyelenggaraan pemilu, meliputi: pelaksanaan pengawasan PPK -, PPP dan rekrutmen KPPS; pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap; pencalonan mengenai persyaratan dan tata cara pencalonan; pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil pemilu; memantau pengawasan seluruh proses penghitungan suara; penyerahan surat suara tingkat TPS kepada PPK; proses pemungutan suara ulang yang dilakukan oleh KPU provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh kecamatan; pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, pemilu lanjutan, dan pemilu susulan; Dan. proses pelaksanaan penetapan hasil pemilihan bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota.

Jenis-Jenis Pelanggaran Dalam Pemilihan Kepala Daerah

Berdasarkan ketentuan di atas terlihat bahwa pengaturan mengenai pasangan calon daerah terpilih dalam Undang-undang No. Selanjutnya, satu pasangan calon yang memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) suara atau 1/2 bagian suara sah pada putaran kedua, ditetapkan sebagai pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah (gubernur/wakil). gubernur, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota). Begitu pula dengan Pasal 107 UU No. 8 Tahun 2015 yang mengatur tentang syarat penetapan pasangan calon bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota terpilih diubah menjadi:

Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah mana yang memperoleh suara terbanyak dibandingkan pasangan calon lainnya, akan ditentukan oleh KPU (Provinsi/Kabupaten/Kota) sebagai pasangan calon kepala daerah terpilih. “Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur peserta pemilu yang memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah yang dikeluarkan, ditetapkan sebagai pasangan terpilih. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur.”187. Dalam hal hanya 1 (satu) pasangan calon bupati dan calon wakil bupati serta pasangan calon walikota dan calon wakil walikota yang ikut serta dalam pemilihan, yang memperoleh lebih dari 50% (lima puluh persen) suara sah, mereka ditetapkan menjadi pasangan terpilih calon bupati dan sekaligus calon wakil bupati.

Pengesahan penetapan pasangan calon terpilih gubernur dan wakil gubernur dilakukan berdasarkan penetapan pasangan calon terpilih oleh KPU provinsi yang disampaikan oleh. Pengesahan penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati serta pasangan calon walikota dan wakil walikota terpilih dilakukan berdasarkan penetapan pasangan calon terpilih oleh KPU Kabupaten/Kota yang disampaikan oleh DPRD Kabupaten/Kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.

Referensi

Dokumen terkait