• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman

N/A
N/A
Juminah Najah

Academic year: 2024

Membagikan "Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman "

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Dilindungi Undang-Undang

Disclaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurkulum Merdeka Belajar 2021. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum Merdeka Belajar 2021. Buku ini merupakan “dokumen hidup”

yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan dialamatkan kepada penulis melalui alamat surel buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman untuk Kelas X SMK/MAK

Penulis Ady Wicaksono Hendra Budi Santoso Penelaah

Tomy Widiyatno Penyelia

Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ilustrator

Ramadhian Sanjaya Ady Wicaksono Desain Sampul Ady Wicaksono

Penata Letak (Desainer) Fatchur Fauzi Saputra Penyunting

Ary Agung Wibowo Penerbit

Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Kebudayaan, Riset dan Teknologi Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta Pusat Cetakan pertama. 2021

ISBN lorem ipsum

Isi buku ini menggunakan huruf Tahoma, 8/10/12pt 200 Hlm.: 210 cm

(5)

KATA PENGANTAR

(6)

Terciptanya sumber daya manusia yang kreatif, adaptif, kompetitif agar tidak ketinggalan dari perkembangan dunia yang semakin menglobal sudah menjadi tujuan pendidikan kejuruan saat ini. Perkembangan teknologi berimbas pada pesatnya perkembangan teknologi komunikasi radio, televisi dan film. Konsekuensi yang muncul besarnya peluang kebutuhan tenaga kerja (SDM) penyiaran dan produksi program radio, TV dan produksi film. Dalam rangka tujuan tersebut, pemerintah mengembangkan kurikulum sedemikian rupa untuk memenuhi standar kompetensi lulusan pendidikan kejuruan. Dalam rangka mendukung program tersebut, maka buku sumber dengan judul Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman disiapkan agar dapat dimanfaatkan para peserta didik bidang penyiaran dan produksi program radio, TV dan Produksi Film sebagai buku sumber pembelajaran.

Buku Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan kumpulan elemen pada Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman.

Buku ini berisi dasar-dasar mata pelajaran untuk penguasaan kompetensi pada produksi dan siaran program radio, produksi siaran dan program televisi, produksi film dan program televisi dan produksi film.

Buku ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan tentang komunikasi, media dan peralatan audio visual, media digital, fotografi, pencahayaan, tata kamera, tata artistik, tata suara, editing, dan estetika audio visual bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan khususnya kompetensi keahlian Produksi dan Penyiaran program radio, TV dan Produksi Film. Selain itu juga sebagai tambahan wawasan bagi peserta didik tentang profesi, technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja, perkembangan teknologi serta isu-isu global terkait broadcasting dan perfilman.

Saran dan masukan sangat diharapkan bagi penulis, agar dapat meningkatkan mutu buku ini, agar dapat menjadi bahan rujukan peserta didik yang semakin baik.

Penulis

PRAKATA

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN DISKLAIMER ... ii

KATA PENGANTAR …. ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI …. ... v

DAFTAR GAMBAR …. ... ix

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU …. ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

A. RASIONAL ... 2

B. CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP ... 3

C. TUJUAN MATA PELAJARAN ... 3

D. PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN ... 4

E. MEDIA PEMBELAJARAN ... 4

F. PROSES PEMBELAJARAN ... 5

G. EVALUASI PEMBELAJARAN ... 5

H. PETA KONSEP MATA PELAJARAN ... 6

BAB 2. JENIS MEDIA AUDIO VISUAL ... 7

PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ... 8

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 9

APERSEPSI ... 10

B. MEDIA AUDIO VISUAL ... 11

1. DASAR KOMUNIKASI ... 11

2. SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA AUDIO VISUAL ... 20

3. JENIS MEDIA AUDIO VISUAL ... 31

4. FUNGSI MEDIA AUDIO VISUAL ... 43

5. INDUSTRI AUDIO VISUAL ... 43

C. RANGKUMAN ... 47

D. REFLEKSI ... 50

E. EVALUASI ... 50

F. PENGAYAAN ... 51

BAB 3. PERALATAN AUDIO VISUAL … ... 53

PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ... 54

(8)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN … ... 55

APERSEPSI ... 56

B. PERALATAN AUDIO VISUAL ... 57

1. MIKROFON DAN KAMERA ... 57

2. JENIS DAN FUNGSI PERALATAN AUDIO VISUAL ... 72

3. STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES DAN PERAWATAN PERALATAN AUDIO VISUAL ... 85

4. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (SMK3) ... 86

C. RANGKUMAN ... 88

D. REFLEKSI ... 90

E. EVALUASI ... 90

F. PENGAYAAN... 91

BAB 4. MEDIA DIGITAL ... 92

PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ... 93

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 94

APERSEPSI ... 95

B. MEDIA DIGITAL ... 96

1. PENGERTIAN ... 96

2. PERKEMBANGAN MEDIA DIGITAL ... 97

3. JENIS MEDIA DIGITAL ... 100

4. FORMAT FILE DAN KOMPRESI DATA ... 104

5. REGULASI MEDIA DIGITAL ... 115

C. RANGKUMAN ... 116

D. REFLEKSI ... 119

E. EVALUASI ... 119

F. PENGAYAAN... 120

BAB 5. FOTOGRAFI DASAR ... 121

PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN ... 122

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ... 123

APERSEPSI ... 124

B. FOTOGRAFI DASAR ... 125

1. DEFINISI DAN SEJARAH FOTOGRAFI ... 125

2. JENIS FOTOGRAFI ... 128

3. PERALATAN FOTOGRAFI ... 133

4. TEKNIK FOTOGRAFI ... 144

(9)

5. PENCAHAYAAN ... 152

C. RANGKUMAN ... 156

D. REFLEKSI ... 158

E. EVALUASI ... 158

F. PENGAYAAN ... 166

DAFTAR RUJUKAN... 161

DAFTAR LINK GAMBAR ... 165

GLOSSARIUM ... 169

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Peta Konsep Mata Pelajaran ... 6

Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Pelajaran ... 8

Gambar 2.2. Storyboard ... 10

Gambar 2.3. Ilustrasi pesan tanda asap ... 11

Gambar 2.4. Lukisan Gua Prasejarah ... 12

Gambar 2.5. Relief Candi Borobudur ... 12

Gambar 2.6. Hieroglyph ... 13

Gambar 2.7. Huruf Pallawa ... 13

Gambar 2.8. Ilustrasi Evolusi Komunikasi ... 14

Gambar 2.9. Hubungan antar komponen komunikasi ... 15

Gambar 2.10. Teks Komunikasi Non Verbal ... 17

Gambar 2.11. Ilustrasi Komunikasi non Verbal ... 18

Gambar 2.12. Perapatan dan perenggangan udara ... 21

Gambar 2.13. Gelombang sinusoidal suara ... 22

Gambar 2.14. Frekwensi audible ... 23

Gambar 2.15. Ambang dengar telinga manusia ... 24

Gambar 2.16. Kecepatan Suara ... 25

Gambar 2.17. Media Cetak ... 32

Gambar 2.18. Media Elektronik ... 37

Gambar 2.19. Mohammed ibn-Musa al-Khowarizmi ... 40

Gambar 2.20. Ilustrasi Media Digital ... 41

Gambar 3.1. Peta Konsep Materi Pelajaran ... 54

Gambar 3.2. Mikrofon dan Kamera ... 57

Gambar 3.3. Konstruksi mikrofon dynamic ... 58

Gambar 3.4. Mikrofon Dynamic ... 58

Gambar 3.5. Konstruksi Mikrofon Condenser ... 59

Gambar 3.6. Mikrofon Condenser ... 59

Gambar 3.7. Konstruksi Mikrofon Ribbon ... 59

Gambar 3.8. Mikrofon Ribbon ... 60

Gambar 3.9. Mikrofon omnidirectional ... 60

Gambar 3.10. Mikrofon bidirectional ... 62

Gambar 3.11. Mikrofon unidirectional ... 61

Gambar 3.12. Mikrofon shotgun ... 61

Gambar 3.13. Mikrofon lavaliere ... 61

Gambar 3.14. Mikrofon boom dengan aksesorisnya ... 62

Gambar 3.15. Headset Microphone ... 62

Gambar 3.16. Desk Microphone ... 63

Gambar 3.17. Boundary Microphone ... 63

(12)

Gambar 3.18. Long-distance Microphone ... 64

Gambar 3.19. Camera Control Unit ... 64

Gambar 3.20. Lensa Kamera Studio ... 65

Gambar 3.21. Lensa kamera ENG/EFP ... 65

Gambar 3.22. Kamera Studio ... 65

Gambar 3.23. Kamera ENG dan EFP ... 66

Gambar 3.24. Kamera EFP ... 67

Gambar 3.25. Kamera Sinema (body only) ... 68

Gambar 3.26. Kamera Sinema dengan lensa ... 69

Gambar 3.27. Kamera Sinema ... 70

Gambar 3.28. Lensa Sinema ... 71

Gambar 3.29. Audio Mixer Radio ... 73

Gambar 3.30. Playback audio ... 73

Gambar 3.31. Software Siaran Radio ... 74

Gambar 3.32. Studio Monitor Speaker ... 74

Gambar 3.33. Headphones ... 74

Gambar 3.34. Hybrid Phone ... 75

Gambar 3.35. Studio Transmitter Link ... 75

Gambar 3.36. Antena pemancar ... 76

Gambar 3.37. Saluran transmisi ... 76

Gambar 3.38. Studio Spotlight ... 77

Gambar 3.39. Studio Floodlight ... 77

Gambar 3.40. TV Studio Audio control ... 78

Gambar 3.41. TV Switcher ... 79

Gambar 3.42. Film Sound Recorder ... 80

Gambar 3.43. Film lighting ... 81

Gambar 3.44. Lampu Blonde ... 81

Gambar 3.45. Lampu Fresnel ... 81

Gambar 3.46. Lampu Tungsten ... 82

Gambar 3.47. Lampu HMI... 82

Gambar 3.48. Lampu Fluorescent ... 83

Gambar 3.49. Lampu LED ... 83

Gambar 4.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran ... 97

Gambar 4.2. Tipografi Media Digital ... 96

Gambar 4.3. Ilustrasi E-Book ... 100

Gambar 4.4. Teknologi Hologram ... 101

Gambar 4.5. Media Sosial ... 101

Gambar 4.6. Iklan di Layar Raksasa ... 101

Gambar 4.7. Pilihan streaming Penyiaran ... 102

Gambar 4.8. Media Interaktif. ... 102

Gambar 4.9. Museum dengan pengalaman imersif ... 103

(13)

Gambar 4.10. Virtual Reality ... 103

Gambar 4.11. Augmented Reality ... 104

Gambar 4.12. Konversi data Analog-Digital... 105

Gambar 4.13. Video Analog Format Kaset ... 110

Gambar 4.14. Optical Disc ... 111

Gambar 5.1. Peta Konsep Materi Pembelajaran ... 122

Gambar 5.2. Karya Fotografi “Everyday: The First 5000 Days” ... 124

Gambar 5.3. Kamera Obscura ... 126

Gambar 5.4. Pinhole Camera ... 127

Gambar 5.5. Portrait Photography ... 128

Gambar 5.6. Fotografi jurnalistik ... 128

Gambar 5.7. Fotografi Fashion ... 129

Gambar 5.8. Fotografi Olahraga ... 129

Gambar 5.9. Fotografi Still Life ... 130

Gambar 5.10. Fotografi Editorial ... 130

Gambar 5.11. Fotografi Arsitektural ... 131

Gambar 5.12. Kamera Saku ... 133

Gambar 5.13. Kamera Prosumer ... 133

Gambar 5.14. Kamera Mirrorless ... 134

Gambar 5.15. Kamera DSLR ... 134

Gambar 5.16. Kamera Aksi ... 135

Gambar 5.17. Kamera Medium ... 135

Gambar 5.18. Bagian Kamera Analog ... 136

Gambar 5.19. Bagian Kamera Digital ... 138

Gambar 5.20. Lensa Standar ... 141

Gambar 5.21. Lensa Sudut Lebar ... 141

Gambar 5.22. Lensa Mata Ikan ... 141

Gambar 5.23. Lensa Tele ... 142

Gambar 5.24. Lensa Zoom ... 142

Gambar 5.25. Aperture ... 144

Gambar 5.26. Ilustrasi Shutter Speed ... 145

Gambar 5.27. Ilustrasi ISO ... 146

Gambar 5.28. Ilustrasi DOF Sempit ... 147

Gambar 5.29. Ilustrasi DOF Lebar... 147

Gambar 5.30. Ilustrasi Framing ... 148

Gambar 5.31. Angle kamera dalam Fotografi ... 149

Gambar 5.32. Panning ... 150

Gambar 5.33. Zoom ... 150

Gambar 5.34. Slow action ... 150

Gambar 5.35. Stop action ... 151

Gambar 5.36. Rule of Third ... 151

(14)

Gambar 5.37. Golden Ratio ... 152 Gambar 5.38. White Balance ... 153 Gambar 5.39. Three Points Lighting ... 154

(15)

Buku yang kalian baca ini merupakan buku pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman. Buku ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi kalian untuk memperluas cakrawala keilmuan, meningkatkan kompetensi dan mengukur penguasaan kompetensi kalian.

Penguasaan yang dimaksud, tentu saja berkaitan dengan Broadcasting dan Perfilman. Terdapat beberapa materi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Diantara kalian ada yang berkonsentrasi pada kompetensi keahlian Produksi dan Siaran Progran Radio, Produksi dan Siaran Program Televisi, Produksi Film dan Televisi, dan juga Produksi Film. Dengan materi yang beragam, diharapkan konten yang ada mampu memberikan dasar bagi kalian pada 4 (empat) kompetensi keahlian yang dimaksud.

Dalam mempelajari buku ini, ada beberapa hal yang harus kalian cermati:

1. Pahami terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran, agar kalian memahami tujuan capaian bab yang kalian pelajari

2. Cermati peta konsep dari bab yang kalian pelajari, sehingga kalian bisa memahami peta materi yang akan dipelajari

3. Selalu diskusikan materi yang kurang dipahami dengan guru mata pelajaran, juga dengan teman sebaya

4. Pada bagian pengayaan, kalian bisa menambah wawasan dengan tambahan pengetahuan. Bagian ini berisi tautan yang bisa kalian akses, atau juga bisa berupa QR Code, yang bisa kalian pindai melalui gadget kalian, untuk bisa terhubung secara online dengan sumbernya.

PETUNJUK PENGGUNAAN

(16)

5. Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar

6. Aktifitas mandiri berisi kegiatan kalian untuk berlatih memahami materi secara individual

7. Aktifitas kelompok merupakan kegiatan untuk memahami materi secara berkelompok

8. Rangkuman merupakan bagian yang berisi ringkasaan dari materi pokok didalam bab yang bersangkutan.

9. Capaian kalian dapat diukur pada bagian penilaian, yang diberikan dalam beberapa jenis penilaian

10. Penilaian Akhir Semester merupakan bagian yang berisi evaluasi kompetensi kaian dalam satu semester

(17)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2021

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Pendahuluan SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso ISBN:

(18)

A. RASIONAL

Dunia broadcasting, baik radio maupun televisi, serta dunia film merupakan representasi dari usaha manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Dalam kehidupan sekarang, komunikasi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman merupakan kumpulan mata pelajaran pada Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman yang penting untuk diberikan. Mata pelajaran ini berisi dasar-dasar mata pelajaran untuk penguasaan kompetensi pada produksi dan siaran program radio, produksi siaran dan program televisi, produksi film dan program televisi dan produksi film.

Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas, mengasah kepekaan estetis dan teknis, dan sensitivitas terhadap fenomena alam dan lingkungan kehidupan. Peserta didik mengamati fenomena alam serta kehidupan secara objektif dan imajinatif, melakukan eksplorasi atau eksperimen untuk mengolah media audio visual dengan estetis, kreatif, dan imajinatif. Dengan ini, peserta didik didorong untuk menemukan fakta- fakta, membangun konsep, melakukan eksplorasi secara prosedural, serta membangun nilai-nilai baru secara mandiri.

Masing-masing materi memuat soft skills untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah, kreativitas dan inovasi, kerjasama, keterampilan komunikasi serta sadar prosedur kerja dan prosedur teknis. Aspek hard skills merepresentasikan penguasaan spesifik sesuai pekerjaan di dunia kerja serta integritas, yakni kejujuran, determinasi untuk bekerja keras, inspiratif, sehat, berakhlak mulia, bertanggungjawab, cinta tanah air, dan mengembangkan keterampilan untuk hidup mandiri. Maka dengan demikian, mata pelajaran ini diberikan memberi pemahaman peserta didik mengenai tanggung jawab pribadi, kelompok dan tanggung jawab sebagai makhluk ciptaan Tuhan dalam rangka membangun Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

(19)

berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan peduli terhadap lingkungan.

B. CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP

Ruang lingkup mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman meliputi:

1. Profesi dalam industri broadcasting dan perfilman yang sedang berkembang dan proses bisnis dalam broadcasting dan perfilman 2. Perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja dan isu-isu

global terkait broadcasting dan perfilman

3. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi

4. Profil technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam industri broadcasting dan perfilman

5. Prototype produksi Siaran Program Radio, Produksi Siaran dan Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi serta Produksi Film

6. Teknik dasar proses produksi pada industri broadcasting dan perfilman

7. Jenis-jenis Audio Visual, Peralatan Audio Visual, Media Digital, Fotografi Dasar, Tata Kamera Dasar, Tata Artistik Dasar, Tata Suara Dasar, Editing Dasar, dan Estetika Seni Audio Visual.

C. TUJUAN MATA PELAJARAN

Mata pelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman bertujuan membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skill dan soft skill), serta terkait dengan kompetensi kejuruan serta perkembangan teknologi komunikasi audio visual meliputi:

1. Memahami profesi dan proses bisnis yang sedang berkembang dalam industri broadcasting dan perfilman;

2. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja dan isu-isu global terkait broadcasting dan perfilman;

3. Memahami dan menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) dalam proses produksi;

(20)

4. Memahami profil technopreneur, peluang usaha dan dunia kerja/profesi dalam industri broadcasting dan perfilman;

5. Memahami prototype Produksi dan Siaran Program Radio, Produksi Siaran dan Program Televisi, Produksi Film dan Program Televisi serta Produksi Film secara kreatif dan inovatif berdasarkan tren pasar masa kini dan akan datang;

6. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri broadcasting dan perfilman;

7. Mengoperasikan peralatan audio video;

8. Menggunakan media digital;

9. Memahami dasar-dasar fotografi, tata kamera, tata artistik, tata suara dan editing; dan

10. Memahami estetika seni audio visual.

D. PENDEKATAN/STRATEGI PEMBELAJARAN

Mata pelajaran Dasar Broadcasting dan Film merupakan mata pelajaran yang menjadi fondasi Program keahlian Broadcasting dan Film, serta salah satu mata pelajaran pada program keahlian Broadcasting Radio, Televisi, Produksi Film dan Produksi Film dan Program Televisi. Mata pelajaran ini mempunyai beberapa materi ajar yang beragam, yang dipelajari melalui pengetahuan dan praktik, dengan porsi dominan pada pemahaman dan penekanan softskill, serta memiliki dinamika yang tinggi karena selalu terkait dengan perkembangan teknologi. Berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang, sehingga peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif.

E. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Media ini bisa berupa media fisik atau non fisik.

(21)

F. PROSES PEMBELAJARAN

Materi untuk mata pelajaran ini disampaikan dalam proses pembelajaran yang diberikan secara interaktif. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, antara lain model pembelajaran project-based learning, problem based learning, dan model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan karakteristik materi, serta metode pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan kemandirian, seperti diskusi, observasi, eksperimen, peragaan/demonstrasi. Pembelajaran Dasar-dasar Broadcasting dan Perfilman dimungkinkan untuk dapat diterapkan secara sistem blok (block system) disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.

G. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi pembelajaran diberikan dengan tujuan untuk mengukur capaian belajar peserta didik. Capaian tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Kegiatan evaluasi ini diberikan dengan melalui penugasan, uji petik kerja maupun lisan atau tertulis, baik itu bersifat individu maupun kelompok.Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan keterampilan (proses, produk dan portofolio).

(22)

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada semester 1 dan semester 2.

PETA KONSEP

MATA PELAJARAN

SEMESTER 1

SEMESTER 2

jenis-jenis media audio visual

peralatan audio visual

Media digital

Fotografi dasar Tata kamera dasar

Tata suara dasar

Dasar editing

Estetika Audio visual

Industri audio visual

Gambar 1.1. Peta Konsep Mata Pelajaran

(23)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2021

Buku Teks Siswa Dasar-Dasar Broadcasting dan Perfilman | Media Audio Visual

SMK/MAK Kelas X Semester 1

Penulis: Ady Wicaksono dan Hendra Budi Santoso ISBN:

(24)

Sebelum kalian masuk ke materi pembelajaran, ada baiknya kalian pelajari dahulu peta materi seperti tergambar dibawah. Peta materi tersebut merupakan runtutan materi yang akan kalian pelajari pada bab 2 ini.

Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Pelajaran

klasifikasi jenis media audio visual komunikasi

dan

komunikasi massa

perkembangan media

jenis media audio visual

fungsi media audio visual

1 2

3

\ 3

4

PETA KONSEP

MATERI PELAJARAN

industri audio 5

visual

(25)

A. Tujuan Pembelajaran

Dengan menambah rujukan melalui kegiatan literasi, menggali informasi secara offline dan online, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman kalian, serta mensimulasikan materi, diharapan kalian mampu mengklasifikasikan jenis media audio visual dengan mengidentifikasi:

1. Komunikasi dan komunikasi massa 2. Perkembangan media

3. Jenis media audio visual 4. Fungsi media audio visual 5. Industri audio visual

Klasifikasi ini tidak hanya berdasarkan memori kalian, namun bisa menerapkannya dengan menunjukkan sikap sosial yang baik.

Pada bab 2 ini, kalian akan mempelajari materi mengenai industri audio visual, komunikasi, perkembangan media, juga jenis media audio visual.

Mengapa kalian mempelajarinya? Karena bagaimanapun, semuanya berkaitan dengan hal-hal mendasar yang akan kalian pelajari di bidang penyiaran radio, televisi dan produksi film. Kalian juga akan menemukan kaitan materi dengan bagaimana menerapkannya dengan bertanggungjawab, dan sesuai dengan norma sosial yang harus kita taati.

Kata Kunci

komunikasi, suara, audio visual, persistence of vision, media digital, radio, broadcasting, film

QUESTION

Bagaimana perkembangan teknologi dibidang penyiaran radio, televisi dan film memberikan kontribusi terhadap perkembangan isu global?

Seberapa kuatnya perkembangan komunikasi merubah budaya masyarakat?

Bagaimanakah perkembangan industri penyiaran dan film?

Profesi apakah yang menarik dalam industri penyiaran dan film?

(26)

Dibawah ini terdapat storyboard dan contoh treatment dari skenario film. Coba kalian cermati.

Gambar 2.2. Storyboard 1. STASIUN. EXT – SIANG

Kita berada didalam stasiun kereta api, nampak gerbong kereta dijalurnya. Didepan salah satu pintu gerbong, dengan anak tangga kecil, nampak petugas berseragam berjaga. Kita melihat beberapa orang lalu lalang didepan gerbong, membawa travel bag dorong, ada pula yang membawa kardus bawaan, juga beberapa anak muda membawa ransel di punggung mereka. Lalu, kita melihat Raafi, Niar dan Arsya beserta ibunya berdiri di koridor tunggu, mereka memperhatikan jendela kaca salah satu gerbong kereta. Sejenak kemudian, didalam gerbong, nampak ayah mereka, meletakkan tas, lalu melambai- lambaikan tangan kepada mereka. Kita melihat Raafi, Niar, Arsya beserta ibunya juga melambaikan tangan kepada Ayah...

APERSEPSI

(27)

Coba kalian cermati potongan treatment dari skenario diatas. Jika kalian bisa membayangkan bagian yang ditebalkan, maka kalian seharusnya bisa menggambarkan secara jelas, kejadian apa yang sedang berlangsung. Kalian bisa melihat Ayah, yang sedang

“menyampaikan sesuatu” kepada anak-anak dan istrinya. Kalian juga bisa melihat anak-anak dan istri dari ayah yang juga “menyampaikan sesuatu” kepada ayah.

B. MEDIA AUDIO VISUAL

1. Dasar-dasar komunikasi dan jenis komunikasi massa

Kembali pada contoh treatment, perhatikan potongan “…Sejenak kemudian, didalam gerbong, nampak ayah mereka, meletakkan tas, lalu melambai-lambaikan tangan kepada mereka. Kita melihat Raafi, Niar, Arsya beserta ibunya juga melambaikan tangan kepada Ayah...”. Hal yang harus kalian cermati adalah, ada “sesuatu” yang merupakan “pesan” yang disampaikan ayah kepada anak istrinya. Makna dari pesan yang dimaksud bisa beragam, karena persepsi tiap orang bisa berbeda. Maka dari itu, ada materi yang harus dipelajari untuk memahami hal yang berkaitan dengan “pesan” tersebut. Kalian benar, materi yang akan dipelajari adalah materi yang berkaitan dengan komunikasi.

a) Sejarah Komunikasi

Mari kita melihat sesuatu yang berbeda. Ternyata, sejak zaman prasejarah pun, manusia sudah berusaha berkomunikasi dengan manusia lain. Mereka berusaha menyampaian pesan kepada kelompok manusia lain dengan tanda asap, yang barangkali kalian pernah lhat dalam ilustrasi, atau film kartun.

Bisa saja kalian berandai-andai, barangkali mereka habis berburu dan menyampaikan pesan “ini teman-teman, ada ayam bakar enak disini…kemarilah”. Pada masa dahulu, masyarakat tradisional kita

Gambar 2.3. Ilustrasi pesan tanda asap

(28)

memanfaatkan kentongan untuk mengabarkan waktu sahur di kampung, atau jika ada keadaan berbahaya atau musibah.

Kalian pasti pernah membaca mengenai lukisan gua tertua didunia berusia 45.000 tahun yang ada di Sulawesi. Demikian halnya dengan relief dinding candi Borobudur menceritakan banyak hal yang ingin disampaikan kepada generasi setelah masa Syailendra.

Kedua hal tersebut ternyata juga mengilustrasikan pokok yang sama dengan potongan skenario yang sudah kalian baca. Terdapat “sesuatu”

yang ingin disampaikan oleh kedua hal tersebut kepada siapapun yang mencermatinya. Manusia adalah makhluk mandiri, namun sekaligus juga makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri, dan membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Berbagai usaha manusia untuk menyampaikan ide, maksud, kemauan supaya manusia bisa saling berhubungan dengan manusia lainnya adalah proses awal terjadinya komunikasi.

Gambar 2.4. Lukisan Gua Prasejarah

Sumber: https://qrgo.page.link/TxyMs

Gambar 2.5. Relief Candi Borobudur

Sumber: https://qrgo.page.link/NxSXE

(29)

Menurut Marshall (2011) proses komunikasi manusia sudah dimulai sejak masa 150.000 tahun yang lalu dengan bahasa verbal. Selanjutnya berkembang menjadi masa piktograf hieroglyph di Mesir pada sekitar 4000 tahun SM. Komunikasi berkembang dalam bentuk yang lebih efektif dengan adanya alfabet pada masa Phoenisia, di Mediterania, pada masa 1700 hingga 1500 tahun SM. Di Indonesia, kalian pasti mengenal huruf Pallawa yang berkembang menjadi aksara Jawa Kuno.

Manusia berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya hingga mampu memanfaatkan sumber yang ada untuk merekam sesuatu. Lembar papyrus, batu, kayu, kulit, kain, atau bahan lain dimanfaatkan untuk berkomunikasi dalam bentuk gambar atau tulisan.

Gelombang radio dan gelombang elektromagnetik dikembangkan sedemikian rupa hingga internet ditemukan. Data berubah dari wujud fisik menjadi nirbentuk dalam rupa data digital. Hubungan antar manusia tidak lagi membutuhkan keberadaan fisik karena kecepatan akses sudah tidak lagi menjadi penghalang dengan adanya internet. Tulisan, gambar, suara,

Gambar 2.6. Hieroglyph

Sumber: https://qrgo.page.link/PBppM

Gambar 2.7. Huruf Pallawa

Sumber: https://qrgo.page.link/jZFVU

(30)

film, tidak lagi memiliki penghalang yang berarti untuk dikomunikasikan antar manusia.

b) Definisi komunikasi

Secara bahasa, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang berasal dari kata communis. Arti kata communis adalah sama, maksud kata sama di sini adalah memiliki makna yang sama mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi akan terjadi apabila antara orang-orang yang terlibat memiliki kesamaan mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

Definisi komunikasi sangat beragam, berikut beberapa definisinya:

1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

2) Oxford dictionary menyebutkan bahwa komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar informasi ide dan sebagainya.

3) Menurut Dr. Phil Astrid Susanto (1983), komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti

4) Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Mulyana (2000) menyatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang di transmisikan ini dapat berupa simbol- simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.

Gambar 2.8. Ilustrasi Evolusi Komunikasi

Sumber: https://qrgo.page.link/n3KeK

(31)

5) Komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal atau simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari penerima. (B. F. Skinner)

6) John Fiske (2007) menyampaikan komunikasi sebagai proses transmisi pesan (transmission of messages). Hal ini terkait pada bagaimana komunikator dan komunikan melakukan “encode” dan

“decode”, serta bagaimana komunikator menggunakan saluran dan media komunikasi. Hal ini menjadikan komunikasi sebagai sebuah proses seseorang mempengaruhi tingkah laku atau pikiran orang lain

Dari beberapa definisi tersebut, ada komponen penting yang bisa kalian simpulkan. Dalam komunikasi, pasti ada yang menyampaikan pesan, pesan itu sendiri, dan yang diberi pesan. Ini diistilahkan sebagai komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (yang menerima pesan).

Selanjutnya, ada komponen lain yang penting, yakni media untuk menyampaikan pesan, dan respon terhadap pesan itu sendiri.

Ringkasnya, pahami deskripsi dari komponen komunikasi seperti berikut:

1) Komunikator

Komunikator pihak yang menyampaikan pesan.

2) Media Komunikasi

Media komunikasi adalah perantara, medium, untuk menyampaikan pesan, media ini bisa berupa simbol, lambang, teks, gambar, kabel, jaringan dan media lain. Media ini juga bisa bersifat non fisik, suara, tindakan atau gerakan.

Gambar 2.9. Hubungan antar komponen komunikasi

komunikator pesan komunikan

media respon

(32)

3) Pesan (Message)

Pesan (message) merupakan pemahaman yang berusaha disampaikan oleh komunikator.

4) Komunikan

Komunikan merupakan pihak penerima pesan dari komunikator.

5) Sikap

Sikap respon dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator

Mengapa pemahaman terhadap

komunikasi ini penting bagi kalian? Tidak dapat dipungkiri, karena belajar mengenai radio, televisi, dan film pasti berhubungan dengan masalah komunikasi.

c) Jenis Komunikasi

Saat kalian pulang sekolah, pada saat berpisah dengan teman kalian, barangkali kalian akan mengucapkan “…sampai ketemu besok..”. Lalu di kesempatan lain, kendaraan akan kalian hentikan pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Kedua pengalaman tersebut adalah bentuk yang akrab kalian alami sebagai contoh jenis komunikasi.

Secara umum, menurut penyampaiannya, komunikasi dibedakan jenisnya menjadi:

1) Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, bisa berupa lisan maupun tulisan atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik dalam bentuk percakapan maupun tulisan.

Menurut Kusumawati (2016) jenis komunikasi verbal ini adalah a) Berbicara dan menulis

Bicara adalah komunikasi verbal-vokal. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal-non vokal.

“ karena radio, televisi, dan film, tidak akan bisa lepas dari pemahaman mengenai

komunikasi “

(33)

b) Mendengarkan dan membaca.

Mendengar adalah mengambil getaran bunyi. Sedangkan mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengarkan.

Dengan membaca, kita melakukan cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

2) Komunikasi non verbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi jenis ini lebih banyak dipergunakan daripada komunikasi verbal.

Menurut Kusmawati pula, komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi yang penting karena banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan.

Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara. Setelah kalian meneriakkan apa yang ada dalam gambar dibawah, maka bisa jadi kalian akan berlari kencang. Kalian sudah menerapkan komunikasi verbal.

Kedua jenis komunikasi tesebut saling melengkapi satu dengan yang lain. Komunikasi non verbal bisa terjadi secara otomatis dan tidak kita sengaja, misalnya, pada saat kalian marah, kalian akan bicara dengan intonasi tinggi karena emosi.

Gambar 2.10. Teks Komunikasi Non Verbal

Sumber: https://qrgo.page.link/wwUuf

(34)

d) Fungsi komunikasi

Fungsi komunikasi banyak dirujuk dari pendapat bebrapa ahli bidang ilmu komunikasi yang oleh Ivony (2017) dirangkum sebagai berikut:

1) Menyampaikan pikiran dan perasan

Dengan komunikasi, kita bisa mengungkapkan apa yang sedang kita pikirkan atau rasakan kepada orang lain. Dengan cara ini, orang lain akan memahami apa yang sedang kita pikirkan atau rasakan agar terjadi keseimbangan. Namun penting untuk selalu memperhatikan etika dalam berkomunikasi.

2) Berinteraksi dengan sesama

Dengan berinteraksi dengan sesama, kita menciptakan keterkaitan dengan manusia lain. Dengan begitu, manusia tidak terisolasi dan terasing dari pergaulan. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

3) Memberi Informasi

Penyampaian informasi yang baik akan mendistribusikan pesan dengan lengkap. Dengan ini data bisa tersampaikan dengan rinci, dan respon yang diharapkan akan dapat terpenuhi.

4) Menambah Wawasan/ Pengetahuan

Sangat jelas, dengan informasi, wasasan dan pengetahuan kita akan bertambah luas. Wawasan yang luas akan membantu kita untuk

Gambar 2.11. Ilustrasi Komunikasi non Verbal

Sumber: https://img.17qq.com/images/qtasarx.jpeg

(35)

5) Hiburan

Dengan berkomunikasi seseorang dapat menghibur orang lain serta mendapat penghiburan dari orang lain. Rudolf F. Verderber menyatakan bahwa manusia melakukan komunikasi untuk kesenangan. Effendi juga menyatakan bahwa salah satu fingsi komunikasi adalah “to entertain”, yaitu untuk menghibur orang lain dan menyenangkan hati orang.

6) Mempengaruhi orang lain

Thomas M. Scheidel menyebutkan bahwa dengan berkomunikasi seseorang dapat mepengaruhi orang lain agar berpikir, merasa, atau berprilaku seperti apa yang diharapkannya. Dengan menyampaikan ide, gagasan, atau apa yang kita pikirkan kepada orang lain, kita dapat membujuk seseorang untuk memiliki sikap serta prilaku seperti yang kita harapkan dan memberikan arahan mengenai sikap atau prilaku yang harus diikuti.

7) Pengendalian

Komunikasi dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan aturan tertentu, dan sifatnya memaksa. Misalnya peraturan untuk tidak membuat kegaduhan ketika berada di dalam perpustakaan, atau peraturan mengenai aturan kerja di suatu perusahaan.

8) Motivasi

Komunikasi dapat memperkuat motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seperti yang dilakukan para motivator untuk membangkitkan kualitas hidup pendengarnya.

9) Mengambil Keputusan

Seperti disebutkan sebelumnya, dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan informasi tertentu mengenai suatu peristiwa atau permasalahan sehingga dapat memberikan alternative pilihan. Dan berdasarkan informasi yang ada, seseorang akan dapat melakukan evaluasi dan analisis mengenai keputusan terbaik yang akan diambil.

(36)

Menurut fungsi komunikasi, coba berikan contoh kongkret kejadian sehari- hari yang mencerminkan masing-masing dari fungsi komunikas tersebut.

Kalian telah belajar mengenai dasar-dasar komunikasi dan jenis

komunikasi massa. Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa, lalu diskusikan hal-hal berikut:

1. Susunlah deskripsi menurut kelompok kalian, inti dari definisi mengenai komunikasi.

2. Buatlah contoh dari jenis komunikasi verbal dan non verbal dalam bentuk sederhana.

3. Komunikasi berjalan dengan adanya pemberi pesan, pesan itu sendiri, dan penerima pesan melalui media, yang direspon oleh penerima pesan. Menurut kelompok kalian, apa yang terjadi jika proses komunikasi tidak berjalan dengan semestinya? Berikan contoh kejadian penting disekitar kalian akibat terjadinya miskomunikasi, dan jelaskan.

2. Sejarah perkembangan media audio visual

Media audio visual menjadi jembatan manusia untuk melakukan komunikasi dengan manusia lain. Teknologi memungkinkan manusia

AKTIFITAS MANDIRI

AKTIFITAS KELOMPOK

(37)

untuk menciptakan media tersebut hingga sampai pada kemungkinan yang sebelumnya barangkali tidak pernah terbayangkan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Selanjutnya “audio”, diartikan sebagai; bersifat dapat didengar;

alat peraga yang bersifat dapat didengar (misalnya radio). Sedangkan visual, diartikan sebagai; dapat dilihat dengan indra penglihat (mata);

berdasarkan penglihatan. Sedangkan menurut kamus Oxford, media berarti cara utama untuk orang banyak menerima informasi dan hiburan, dalam hal ini, televisi, radio, koran dan internet.

Mari kita coba sederhanakan, sehingga kalian bisa sepaham untuk belajar mengenai media audio visual. Dengan pengertian yang ada, maka media audio visual bisa kita artikan sebagai alat (sarana) komunikasi yang bersifat dapat didengar dan dilihat. Maka dari itu, ada baiknya kita pahami mengenai audio, dan visual itu sendiri. Dirangkum dari materi Hartanto (1994), beberapa hal yang dpat dipelajari mengenai suara bisa dijabarkan seperti penjelasan berikut.

a) Suara

1) Gelombang suara

Seperti kita ketahui, suara sudah menjadi media komunikasi semenjak manusia ada. Suara timbul akibat adanya getaran. Jika benda dipukul, ditarik ulur, digores atau ditekuk secara berulang, maka partikel udara disekitr benda tersebut akan bergerak pula secara berulang. Gerakan benda secara berulang tersebut akan mengakibatkan udara dimampatkan dan direnggangkan secara bergantian. Pemampatan dan perenggangan ini akan menghasilkan gelombang suara di udara.

Gambar 2.12. Perapatan dan perenggangan udara

Sumber: https://img.17qq.com/images/qtasarx.jpeg

(38)

Gelombang ini akan merambat melalui udara hingga ke telinga kita, lalu menggetarkan gendang telinga. Getaran ini diteruskan ke otak hingga diterjemahkan sebagai suara. Untuk kepentingan analisa gelombang suara, pada umumnya menggunakan bentuk gelombang suara yang paling sederhana dalam bentuk gelombang sinusoidal seperti pada gambar

2) Frekwensi

Dalam bentuk gelombang, jumlah siklus dalam setiap getaran yang lengkap dalam setiap detik disebut sebagai frekwensi. Bisa disederhanakan bahwa frekwensi adalah jumlah getaran setiap detik.

Frekuensi akan menentukan tinggi nada yang didengar telinga.

Semakin tinggi frekwensi, maka nada suara yang kita dengar akan semakin tinggi. Sebaliknya, frekwensi yang rendah, nada suara yang kita dengar juga semakin rendah. Hal ini seperti saat kalian mendengar orang berteriak melengking dan orang yang menggumam.

Frekwensi suara disebut dengan satuan Hertz, diambil dari nama Heinrich Rudolf Hertz, seorang fisikawan Jerman yang menemukan gelombang radio pada tahun 1886. Jika benda bergetar sebanyak 50 kali dalam 1 detik, maka getaran benda tersebut akan menghasilkan

Gambar 2.13. Gelombang sinusoidal suara

Sumber: https://https://qrgo.page.link/4dKN4

(39)

suara yang frekwensinya adalah 50 Hertz. Jika dalam 1 detik terdapat 10.000 getaran, maka frekwensinya adalah 10 kiloHertz.

Secara anatomis, telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekwensi dari 20Hz hingga 20kHz sebagai nada. Semua yang terletak dalam daerah ini disebut sebagai frekuensi nada dan suara dalam daerah frekuensi suara yang dapat terdengar. Dalam kenyataannya, bagian yang lebih rendah (infrasonik) dan bagian yang lebih tinggi (ultrasonik) dari frekwensi tersebut lebih banyak hanya bisa dirasakan daripada didengar.

Binatang dengan kemampuan pendengaran yang lebih sensitif, mampu mendengarkan frekwensi yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada frekwensi yang bsia didengar manusia.

Dalam dunia broadcasting, atau film, keberadaan suara menjadi bagian yang sangat penting. Seorang sound designer sering mengolah frekwensi rendah dan tinggi tersebut untuk memberikan kesan lebih dramatis pada penonton atau pendengar. Suara deru pesawat, dentuman gempa bumi, atau suara mencekam dirancang untuk memberikan efek yang lebih dramatis pada produk audio visual.

3) Amplitudo

Untuk bisa bergetar, maka benda harus berubah dari posisi awalnya untuk melakukan simpangan. Seperti senar yang dipetik, maka senar tersebut akan berayun-ayun dengan jarak ayunan sesuai kekuatan saat

Gambar 2.14. Frekwensi audible

Sumber: https://https://qrgo.page.link/8KD4A

(40)

memetiknya. Besar ayunan atau simpangan ini disebut dengan amplitudo.

Besar kecilnya amplitudo ini akan menentukan seberapa besar perapatan dan perenggangan udara. Hal ini akan menentukan pula keras dan lemahnya suara yang masuk ke telinga kita.

Impresi atau kesan obyektif terhadap fenomena tersebut bagi kita disebut sebagai kekerasan suara (loudness).

Loudness diukur dengan satuan decibel (dB), yaitu satuan ukuran untuk intensitas relatif dari tekanan akustik, tenaga listrik dan voltase. Kita harus berterimakasih pada Alexander Graham Bell, seorang ilmuwan dan penemu kelahiran Skotlandia, yang hidup di Amerika, yang menemukan telepon. Satuan loudness diambil dari namanya.

Loudness merupakan rentang kuat lemahnya nada yang memberikan rasa nyaman atau sebaliknya pada manusia. Loudness bisa menjadi efektif atau sebaliknya jika ditata dengan tepat. Loudness yang dimulai dari rentang yang lembut hingga yang paling keras disebut sebagai bidang dinamika. Persepsi manusia terhadap loudness ini sangat subyektif, tergantung pada kondisi lingkungan.

Saat kita berada di pedesaan yang sepi, suara motor akan menjadi hal yang sangat mengganggu, namun saat berada di area balap motor, hal itu akan menjadi hal yang biasa.

Tekanan suara kecil = kuat suara rendah Tekanan suara besar = kuat suara tinggi

Gambar 2.15. Ambang dengar telinga manusia

Sumber: Kemdikbud. Perekayasaan Sistem Audio /Hermanto (2013)

(41)

4) Kecepatan suara

Frekwensi dan amplitudo (loudness) merupakan komponen fisik yang sangat penting pada suara. Satu lagi komponen yang perlu diperhatikan adalah kecepatan (velocity). Semakin tebal dan semakin elastis mediumnya, akan semakin lambat molekul dapat menyebarkan bunyi.

Bunyi merambat tergantung pada temperatur udara, dan tidak dapat merambat dalam ruang hampa udara.

5) Gangguan pada suara.

Pada berbagai jenis komunikasi manusia, baik itu pembicaraan, penyiaran, rekaman, sering terjadi gangguan. Jika gangguan ini terjadi, maka akan mengakibatkan kualitas penyampaian pesan, baik dalam penyiaran maupun audio film, akan terganggu. Gangguan suara ini bisa bersifat internal dan eksternal.

a) Gangguan internal disebabkan karena gangguan teknis pada pemancaran media. Contohnya adalah karena instrumen yang bermasalah, sound system, atau problem psikologi dari sistem respon manusia.

Distorsi, merupakan perubahan yang tidak dikehendaki dari sinyal suara, yang menyebabkan perubahan pada frekwensi output, yang tidak didapatkan dari frekwensi inputnya.

Noise, merupakan gangguan/keributan/derau yang ditimbulkan oleh sistem listrik atau elektromagnetik dari peralatan yang kita gunakan.

Kelelahan mendengar, merupakan gejala auditif yang menghalangi penilaian terhadap penerimaan suara. Hal ini bisa dipengaruhi karena durasi yang terlalu lama mendengarkan suara keras.

Gambar 2.16. Kecepatan Suara

Sumber: Kemdikbud. Perekayasaan Sistem Audio/Hermanto (2013)

(42)

b) Gangguan eksternal, yang diakibatkan oleh sesuatu diluar sistem transmisi. Hal ini seperti gangguan kendaraan yang lewat, orang batuk, atau alat yang jatuh saat perekaman suara.

6) Lingkungan suara

Lingkungan suara sangat berperan terhadap proses produksi bidang broadcasting dan film. Lingkungan dimana suara terdengar akan secara alangsung mempengaruhi kualitas suara yang kita dengar atau kita rekam. Perilaku suara terhadap lingkungan disebut dengan akustik.

Lingkungan suara ini terbagi atas:

a) Penyerapan suara oleh udara

Kelembaban dan temperatur udara berpengaruh terhadap hilangnya energi suara. Kita bisa merasakan juga suara yang semakin lemah saat sumber suara jaraknya jauh dari telinga kita.

b) Pemantulan suara

Pemantulan suara bisa menjadi hal yang sangat serius saat kita melakukan kegiatan perekaman suara. Suara yang memantul pada permukaan datar dan keras, akan kembali dengan energi yang sama.

Jika suara memantul pada permukaan yang cembung, maka suara akan menyebar. Sebaliknya, jika memantul pada permukaan yang cekung, pantulan akan memusat. Maka dari itu, menjadi hal yang lumrah saat rekaman, disediakan alat bantu untuk menyerap suara c) Pembiasan suara (refraksi)

Pembiasan terjadi jika suara beralih dari satu medium ke medium yang lain, sedangkan kecepatan rambat kedua medium tadi berbeda.

Misalkan, suara dari permukaan laut diteruskan kedalam air. Kedua medium memiliki kecepatan ramat yang berbeda.

d) Difraksi

Mirip dengan refraksi, difraksi mengubah arah hambatan suara yang disebabkan karena adanya hambatan, sehingga suara baru menjadi lebih lemah dari suara asli. Contoh dari hal ini adalah peredaman suara noise di jalan tol dengan menanam pepohonan di tepi jalan tol.

(43)

e) Penyerapan suara (absorption)

Setiap benda memiliki perilaku berbeda terhadap suara. Ada benda yang memantulkan suara, ada pula yang menyerapnya. Pengetahuan mengenai daya serap material terhadap suara akan sangat membantu dalam desain akustik untuk kepentingan produksi audio visual.

b) Persistence of vision

Sekarang, kita akan mempelajari materi yang berkaitan dengan apa yang dilihat oleh mata. Broadcasting televisi dan film melandaskan esensi dari pesan yang disampaikan kepada penonton melalui bahasa visual.

Persistence of vision, secara harfiah berarti ketahanan daya penglihatan, merupakan fenomena optis dari mata manusia dan simpulan otak.

Penjelasan dari hal ini adalah, saat cahaya mengenai retina mata, kemudian pesan dari retina dikirimkan ke otak dan diterjemahkan sebagai sebuah gambar. Sel di retina tetap mengirimkan pesan tersebut ke otak walaupun cahaya telah dialihkan dari retina. Dari proses tersebut, saat mata menerima gambar dalam jumlah yang banyak dengan cepat dalam satuan waktu tertentu, akan mengkibatkan penumpukan gambar di otak, sehingga menciptakan ilusi optis yang menjadi dasar dari film.

Secara sederhana, jika kalian memutar koin dengan cepat dalam posisi tegak, maka akan terlihat gambar dua sisi mata uang bergabung menjadi satu. Esensi ini yang dipergunakan untuk mengembangkan produk visual, dari mulai animasi sederhana hingga film seluloid dan teknologi digital dalam film. Kalian bisa pindai QR Code dibawah untuk melihat bagaimana prinsip persistence of vision tersebut.

Kalian juga bisa mengakses laman https://qrgo.page.link/baAv8. Dengan memanfaatkan dasar dari persistence of vision ini, banyak penemuan alat yang dibuat untuk merekonstruksi ilusi mata, dan dipertontonkan pada masyarakat.

Suara menganut prinsip-prinsip fisika

mutlak, sehingga perekaman suara tidak

mentolerir adanya gangguan suara

(44)

c) Perkembangan media

Media berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap informasi. Memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berhubungan dengan manusia lain dan menciptakan keterikatan, bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian. Media berkembang dari bentuk yang primitif, hingga bentuk yang sangat dinamis dari cipta rasa karya manusia didukung teknologi yang sangat berkembang. Saat ini, bisa dikatakan bahwa dunia sudah berada dalam genggaman kita, dengan semakin kecilnya gadget yang kita pergunakan. Gadget ini bahkan bisa menghubungkan kita dengan manusia lain di seluruh penjuru dunia.

McLuhan, seperti disampaikan oleh Saefudin (2008), mengemukakan bahwa media terbagi dalam 4 periode besar.

1) Lisan

Periode ini merupakan periode saat manusia berkomunikasi secara langsung dengan manusia lain. Dalam buku Komunikasi Massa, Nuruddin (2013) menyampaikan bahwa manusia di era ini mulai memiliki kemampuan untuk berbicara dan berbahasa meskipun terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Percakapan dan bahasa sendiri diperkirakan muncul sekitar 35.000 – 40.000 SM.

2) Tulisan

Termasuk dalam era tulisan ini adalah masa manusia purba dengan lukisan goanya. Lukisan goa tertua ada di Sulawesi, yang diperkirakan berusia 40.000 tahun. Manusia menemukan alphabet yang bisa dipergunakan sebagai simbol-simbol untuk berkomunikasi tanpa harus berinteraksi. Dengan ini, manusia semakin mudah untuk mendapatkan informasi. Penglihatan merupakan indera yang sangat penting dalam komunikasi ini.

3) Percetakan

Seiring dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada tahun 1450, maka manusia memasuki periode percetakan. Buku dan material cetak dipergunakan semua orang untuk menyampaikan pesan. Pada masa ini, manusia sudah mulai menghilangkan kebutuhan interaksi fisik secara langsung untuk berkomunikasi.

(45)

4) Teknologi

Periode ini dimulai saat Alexander Graham Bell menemukan telepon, selanjutnya Samuel Morse yang menemukan telegraf. Demikian halnya Guglielmo Marconi yang juga berperan penting sebagai orang yang pertama kali mengirim pesan melalui radio.

Dunia menjadi semakin kecil dan seolah tanpa jarak. Komunikasi lisan secara langsung tidak lagi diperlukan karena ada sambungan online.

Tulisan dan gambar yang harus dicetak dengan plat, sudah digantikan dengan foto dan huruf, yang bisa dikirim secara langsung sebagai data.

Telepon kini sudah bergabung dengan gambar dalam bentuk live video call. Kabar dibelahan dunia lain sudah bisa disaksikan secara langsung melalui berita di internet atau live streaming.

Manusia berlomba menciptakan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Bagi kita semua, sangat penting untuk tetap menjaga batasan- batasan norma, agar inovasi yang ada menjadikan kita manusia yang lebih baik.

Secara ringkas dalam bentuk timeline, perkembangan teknologi komunikasi dirangkum seperti dibawah:

 40.000-30.000 SM komunikasi lisan prasejarah

 40.000 SM lukisan gua, petragliph

 3300 SM tulisan Piktograf (hieroglyphics)

 1800 SM tulisan Cuneiform

 1500 SM tulisan Alfabet

 450 BC telegraf optik Yunani

 800 M Seni cetak Cina

 1450 Percetakan (Guttenberg)

 1835 Fotografi

 1844 Telegraf

 1876 Telepon, phonograf

 1894 telegraf nirkabel

 1895 Film bisu

 1922 Radio broadcast

 1927 Film bersuara

 1930 pita rekam magnetis, cetak warna

(46)

 1935 film berwarna

 1940 siaran TV hitam putih

 1945 Komputer

 1947 Perekaman durasi panjang

 1954 Radio Transistor

 1960 siaran TV berwarna, fotokopi

 1962 satelit, Pita kaset

 1965 TV kabel lokal

 1972 BETA VCR

 1973 mesin fax

 1975 Personal Computer

 1976 VHS VCR

 1977 Apple II home computers

 1978 Laser disk

 1979 walkman

 1980 Printer laser, perekam video portabel

 1983 CDs (compact discs), fiber optics, camcorders, telpon seluler

 1984 TV Stereo

 1988 Digital audiotapes

 1990 High definition TV ditemukan, fotografi digital

 1991 CD-ROM, CD-I

 1993 Videophone, radio digital

 1994 On-line services, PCS (Personal Communications Services)

 1996 High definition TV broadcast, Internet berkembang pesat

 1997 DVD players

 1999 High speed Internet

 2002 kompresi data MP3

 2003 PC Tablet dengan video email, teks tulisan tangan.

 2005 Proyeksi holografis 3 dimensi

 2006 My Space, You Tube

 2010 IPad

Kalian juga bisa melihat tayangan yang berisikan film yang menunjukkan evolusi perkembangan teknologi melalui tautan https://qrgo.page.link/5ALoC atau

(47)

Menurut fungsi komunikasi, coba berikan contoh kongkret kejadian sehari- hari yang mencerminkan masing-masing dari fungsi komunikas tersebut.

Kalian telah belajar mengenai perkembangan media. Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 siswa, lalu diskusikan hal-hal berikut:

1. Buatlah ringkasan mengenai perkembangan media dalam bentuk narasi audio singkat berdurasi 5 menit. Kalian bisa merekam audio menggunakan handphone kalian.

2. Dalam bentuk visual, buatlah infografis yang menerangkan mengenai sejarah perkembangan media, mulai dari massa prasejarah hingga internet. Kalian bisa memanfaatkan penggunaan software pengolah grafis untuk membuat infografis ini.

3. Klasifikasi jenis-jenis media audio visual

Harus dibatasi mengenai jenis media audio visual yang kalian pelajari pada materi ini. Batasan ini merujuk pada kompetensi kalian yang mengarah pada penyiaran radio, televisi, dan produksi film. Dengan batasan ini, kalian akan mempelajari media audio visual yang berkaitan dengan tiga ranah tersebut.

Media audio visual adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menampilkan gambar bergerak dan bersuara sehingga dapat membentuk karakter sama dengan objek aslinya karena adanya keterpaduan antara

AKTIFITAS MANDIRI

AKTIFITAS KELOMPOK

(48)

gambar dan suara yang ditampilkan (Sanaky, 2013). Rujukan menyebutkan ada dua jenis media yakni bersifat auditif (suara) dan visual (gambar). Studi mengenai komunikasi memberikan uraian mengenai klasifikasi media audio visual.

a. Media Cetak

Media cetak adalah media massa yang menggunakan gambar dan tulisan di atas kertas dalam penyampaian informasinya. Cina dan Jepang telah memulai awal pembuatan media cetak ini pada abad ke 8.

Dengan menggunakan mesin cetak dengan model baja yang dapat bergerak, Johan Gutenberg memulai perkembangannya yang luar biasa pada tahun 1455 dengan membuat media cetak. Terdapat bermacam- macam turunan dari produk media cetak, namun menurut Marshall T Poe (2012), media cetak diklasifikasikan ke dalam tiga media utama:

1) Buku

Pencetakan dan distribusi buku menyebabkan transformasi budaya, seperti yang dilakukan radio, televisi, dan internet. Munculnya literasi dan memungkinkan orang untuk mempelajari berbagai hal untuk diri mereka sendiri. Dengan buku, manusia membedakan diri mereka dari orang lain dengan apa yang mereka baca dan apa yang mereka ketahui. Sebelumnya, manusia mengandalkan pendongeng, pendeta, guru, atau pemimpin lain untuk mendapatkan informasi. Dengan cara ini, orang mungkin hanya terpapar pada beberapa sumber informasi sepanjang hidup mereka dan informasi yang disampaikan oleh sumber-sumber ini dapat dibatasi dan disimpangkan.

Gambar 2.17. Media Cetak

Sumber: https://qph.fs.quoracdn.net/main-qimg- fbf1becae4f847c8cef6c30ce57ac1ac

(49)

2) Koran

Lebih dari sekedar buku, koran pernah berfungsi sebagai teman kehidupan sehari-hari dalam masyarakat kita, menyediakan liputan rutin peristiwa, baik bersejarah maupun duniawi, dan memungkinkan kita untuk belajar tentang peristiwa terkini di luar komunitas dan negara kita. Sementara radio, televisi, dan berita online melayani fungsi tersebut bagi kebanyakan orang sekarang, koran adalah media massa pertama yang mengumpulkan dan menyebarkan informasi tersebut.

3) Majalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dan sebagainya dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.

Pada umumnya, manusia lebih menikmati melihat dan mendengar daripada menulis dan membaca. Hal ini mengakibatkan majalah sebagai media cetak menghadapi tantangan untuk bertahan menghadapi televisi dan internet.

b. Media elektronik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media elektronik adalah sarana media massa yang menggunakan alat-alat elektronik modern, seperti radio, televisi, komputer, handphone. Media elektronik adalah informasi atau data yang dibuat, disebarkan, dan diakses dengan menggunakan suatu bentuk elektronik, energi elektromekanikal, atau alat lain yang digunakan dalam komunikasi elektronik.

Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain: televisi, radio, komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima informasi dengan menggunakan elektronik (Surya, 2012). Carl Xie-Connell (2015) menyampaikan bahwa yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi dan internet.

(50)

1) Radio

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, radio berarti siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara. Media massa berbasis audio merujuk pada penemuan telegraf pada tahun 1840 oleh Samuel Morse. Komunikasi ini berbasis kabel dengan sistem kode ketukan listrik yang harus diterjemahkan artinya oleh penerima. Kelemahan dari telegraf adalah membutuhkan kabel, dan tidak bisa mengirim suara.

Bittner (1996) menyampaikan, selanjutnya ilmuwan Jerman, Heinrich Hertz mengembangkan energi elektromagnetik. Dalam prakteknya, energi ini dikembangkan oleh ilmuwan Italia Guglielmo Marconi hingga terwujud komunikasi nirkabel pertama melintasi Samudera Atlantik dalam bentuk wireless telegraf pada tahun 1896.

Radio ditetapkan sebagai media masa tahun 1890 saat Nathan B.

Stubblefield, seorang petani di Kentucky, dan Reginald A. Fessenden, seorang professor dari Pittsburgh, Amerika, menyiarkan suara dan musik melalui sinyal tanpa kabel. Selanjutnya tahun 1909 di California, radio ditetapkan sebagaii bentuk penyiaran global yang berkembang menjadi media massa yang sangat erat dengan perkembangan dunia

Radio menjadi media untuk menyampaikan hiburan, informasi dan berita dengan jangkauan yang sangat luas. Pada sejarahnya, Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda mendirikan radio siaran pertamanya pada tanggal 16 Juli 1925 yang bernama Bataviase Radio Vereniging atau BRV di Batavia atau Jakarta tempo dulu.

Radio menjadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan kemerdekaan Indonesia. Kalian pasti ingat bagaimana pahlawan nasional Soetomo, melalui radio, membakar semangat arek-arek Surabaya pada pertempuran 10 Nopember1945.

(51)

2) Televisi

Dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh, dan “viso” yang berarti penglihatan, TV diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan penglihatan. Televisi berkembang sedemikian rupa dari bentuk sederhana hingga live streaming seperti sekarang.

Marshall (2011) menyampaikan bahwa manusia suka menonton dan mendengarkan sesuatu pada saat bersamaan. Setidaknya selama 140.000 tahun, manusia mendapatkan hiburan dan informasi dengan mengamati dan mendengarkan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.

Hal ini dilakukan secara langsung, karena pada masa itu, manusia belum mampu membuat replika dari informasi itu dalam bentuk fisik.

Baru sekitar 40.000 tahun yang lalu kita tahu nenek moyang kita pertama kali mulai menjelajahi media visual termasuk gambar, lukisan, dan patung.

Seperti halnya radio, beberapa orang secara bersamaan mengembangkan teknologi yang kemudian dikenal sebagai televisi.

Televisi paling awal harus diputar atau dipindahkan secara mekanis sebelum bersifat elektronik. Pada tahun 1884, Paul Nipkow menemukan perangkat mirip televisi mekanis yang dapat memproyeksikan gambar visual Felix the Cat yang terkenal saat itu.

Pada tahun 1923, Vladimir Zworykin meningkatkan teknologi ini, diikuti oleh John Baird dan Philo Farnsworth. Secara kolektif, orang- orang ini bertanggung jawab atas penemuan televisi, yang merupakan media massa pertama yang mampu mentransmisikan sinyal audio dan visual secara instan dan tanpa kabel.

Televisi menjalankan peran yang luar biasa dalam membangun peradaban manusia. Dari bentuk sederhana hingga bentuk digital seperti sekarang, manusia masih sangat bergantung pada keberadaan televisi untuk mengkonstruksi budayanya.

Televisi di Indonesia memulai sejarahnya pada tanggal 17 Agustus 1962 dengan TVRI menyiarkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Namun yang

(52)

diperingati sebagai hari ulang tahun TVRI adalah tanggal 24 Agustus 1962 saat di mana TVRI menyiarkan siaran langsung upacara pembukaan Asian Games keempat dari Stadion Gelora Bung Karno.

Presiden Soekarno memiliki andil yang cukup besar dalam pembangunan TVRI sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia.

Mengenai TVRI, kalian bisa mengakses tautan https://qrgo.page.link/SuSFW untuk lebih mengenal stasiun televisi nasional kita.

Diresmikannya satelit Palapa di tahun 1976 memungkinkan adanya channel berbeda untuk siaran. Hal ini membuka kesempatan televisi swasta untuk berkembang. Televisi swasta pertama adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia yang berdiri pada 24 Agustus 1989.

Selanjutnya, televisi swasta tumbuh dengan beragam gaya dan karakteristiknya.

3) Telepon seluler atau handphone

Berapa dari kalian yang tidak memiliki handphone? Tanpa mengabaikan fakta bahwa masih ada peserta didik yang belum memiliki gawai ini, kalian hampir semua memilikinya. Berapa banyak waktu yang kalian habiskan dalam sehari untuk mengakses handphone?. Kegiatan apa saja yang sudah kalian lakukan dengan handphone?. Membaca, berkirim pesan dengan teman, membuka internet, mengirim lagu dan video, dan masih banyak lagi.

Dari bentuk konvensional, telepon berkembang dari kepentingan komunikasi suara dua arah menjadi media mobile yang sangat kompleks. Saat ini, sebagai media pembawa pesan, handphone sudah mampu mengakomodir komunikasi massa dalam bentuk gambar, suara, bahkan data dalam format lain.

Gambar

Gambar 1.1. Peta Konsep Mata Pelajaran
Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Pelajaran
Gambar 2.5. Relief Candi Borobudur
Gambar 2.18. Media Elektronik
+7

Referensi

Dokumen terkait