• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN VETERINER UDAYANA - Universitas Udayana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BULETIN VETERINER UDAYANA - Universitas Udayana"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

➢ Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18a Secara Fenotipik

➢ Efektivitas Partisi Air Buah Pare Terhadap Penurunan Gula Darah Diabetik Tikus

➢ Gambaran Histopatologi Limpa Tikus Putih yang Diberi Deksametason dan Vitamin E

➢ Isolasi Klebsiella Sp. pada Sapi Bali

➢ Efektivitas Vitamin E dan Deksametason pada Otak Tikus Putih

➢ Bakteri Coliform Dan Non Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali

➢ Bakteri Coliform pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Lokasi Peternakan

➢ Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih Diabetes Melitus

➢ Prevalensi Dermatitis Ulseratif pada Tukik Lekang

➢ Kadar Logam Berat Pb dan Histopatologi Limpa Sapi Bali

➢ Prevalensi pan Intensitas Infeksi Trypanosoma Evansi pada Kuda di Desa Kabaru

➢ Perbandingan Agranulosit Bibit Sapi Bali pada Berbagai Umur di Nusa Penida

➢ Diferensial Granulosit Sapi Bali di Dataran Tinggi dan Rendah di Nusa Penida

➢ Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase Sapi Bali Terinfeksi Fasciola

➢ Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro

Infusa Daun Salam Mempertahankan Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

VOL 10 NO. 1 PEBRUARI 2018

(2)

Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan

Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Cabang Bali

(3)

Burung Jalak Bali atau di sebut juga Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung asli Bali yang dilindungi oleh Undang-undang. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu- abuan.

Susunan Redaksi:

Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih.

Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Ida Bagus Oka Winaya, Putu Henrywaesa Sudipa. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email:buletinvet@gmail.com. Web:

http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

BULETIN VETERINER UDAYANA

(4)

Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS

Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati,M,Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya , M.Agr.Sc Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

(5)

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009 Naskah asli

Original article

Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18A Secara Fenotipik

(LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 18A PHENOTYPIC IDENTIFICATION)

I Wayan Suardana, Hendro Sukoco, Nyoman Semadi Antara ... 1 Efektivitas Partisi Air Buah Pare Terhadap Penurunan Gula Darah Diabetik

Eksperimental Tikus Putih Jantan

(EFFECTIVENESS OF PARTITION WATER BITTER MELON AGAINST DECREASE IN BLOOD SUGAR EXPERIMENTAL DIABETIC MALE RATS

Dwi Widananta Yogi Indra Yudha, Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ... 10 Gambaran Histopatologi Limpa Tikus Putih yang Diberi Deksametason dan Vitamin E (HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS SPLEEN THAT GIVEN DEXAMETHASONE AND VITAMIN E)

Elsa Hidayati, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana ... 18 Isolasi Klebsiella Sp. Pada Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi

pemeliharaan Serta Pola Kepekaan Terhadap Antibakteri

(ISOLATION KLEBSIELLA Sp. AT BALI CATTLE BASED ON LEVEL OF MATURITY AND BREEDING LOCATION AND THE PATTERN OF SENSITIVITY AGAINST

ANTIBACTERIAL)

Nyoman Anandiya Ramaditya, Ketut Tono PG, I Gusti Ketut Suarjana,

I Nengah Kerta Besung ... 26 Efektivitas Vitamin E dan Deksametason pada Otak Tikus Putih

(THE EFFECT OF VITAMIN E AND DEXAMETASONE ON THE WHITE RATS BRAIN) Afrizal Choirul Umam, I Ketut Berata, Samsuri, I Wayan Sudira,

I Made Merdana ... 33 Bakteri Coliform dan Non Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali (COLIFORM AND NON COLIFORM BACTERIA THAT ISOLATED FROM

RESPIRATORY TRACT OF BALI CATTLE)

Putu Putri Wiliantari, I Nengah Kerta Besung, Ketut Tono PG ... 40 Jumlah Bakteri Coliform Pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi

Peternakan Di Nusa Penida

(NUMBER OF COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE BASED ON MATURITY LEVEL AND LOCATION OF FARMS IN NUSA PENIDA)

Bianca Violanda Junus, I Nengah Kerta Besung, I Gusti Ketut Suarjana,

Ni Ketut Suwiti ... 45 Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih Yang Mengalami Diabetes Melitus

(MORINGA LEAVES IMPROVE HYSTOPATOLOGY WHITE RATS HEPAR EXPERIENCED DIABETIC)

Ida Ayu Adhistania Pidada, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya... 50 DAFTAR ISI

(6)

Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prevalensi Dermatitis Ulseratif pada Tukik Lekang yang Dipelihara di Turtle Conservation and Education Centre Serangan

(PREVALENCE OF ULCERATIVE DERMATITIS IN OLIVE RIDLEY HATCHLINGS REARED AT TURTLE CONSERVATION AND EDUCATION CENTRE SERANGAN)

Annabella Ruth Wijaya, Ida Bagus Windia Adnyana, I Made Kardena...57 Kadar Logam Berat Pb dan Histopatologi Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar

(LEVELS OF HEAVY METALS PB AND HISTHOPATHOLOGY OF SPLEEN OF THE BALI CATTLE MAINTAINED IN SUWUNG DENPASARFINAL DISPOSAL SITE)

Wahyu Semadi Putra, I Ketut Berata, I Made Kardena...64 Prevalensidan Intensitas Infeksi Trypanosoma Evansipada Kudadi Desa Kabaru,

Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur

(PREVALENCE AND INTENSITY OF TRYPANOSOMA EVANSI INFECTION IN HORSE at THE KABARU VILLAGE, SUBDISTRICT RINDI, EAST SUMBA REGENCY)

Mersy Rambu Maramba Ndiha, Ida Ayu PastiApsari, I Made Dwinata...70 Agranulosit Bibit Sapi Bali pada Berbagai Umur di Nusa Penida

(AGRANULOSIT OF BALI CATTLE ON VARIOUS AGE IN NUSA PENIDA)

Franky Lunggi Hali Remi Andung, Ni Ketut Suwiti, Anak Agung Sagung Kendran...76 Diferensial Granulosit Sapi Bali di Dataran Tinggi dan Rendah di Nusa Penida

(GRANULOCYTES DIFFERENTIAL OF BALI CATTLE IN THE DIFFERENT HIGHER AT NUSA PENIDA)

Ni Made Riska Adnyani, Ni Ketut Suwiti, Ni Luh Eka Setiasih...81 AktivitasAlanin AminotransferasedanAspartat AminotransferaseSapi Bali Terinfeksi Fasciola Gigantica

(ACTIVITY OF ALANIN AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE AMINOTRANSFERASE OF BALI CATTLE INFECTED BY FASCIOLA GIGANTICA)

Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Ida Bagus Dimas Kusumadarma, Ida Bagus Komang Ardana, Made Suma Anthara, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Luh Made Sudimartini, Kadek Karang Agustina...87 Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro Berdasarkan

Pengukuran Badan

(PRINCIPALS COMPONENTS VARIABLES OF TARO WHITE CATTLE MORPHOMETRICS BASED ON BODY MEASUREMENT)

Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari, I Wayan Nico Fajar Gunawan...93 Infusa Daun Salam Mempertahankan Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali

(BAY LEAVES INFUSE MAINTAIN THE QUALITY AND DURABILITY OF BALI BEEF)

I Ketut Suada, Dimas Indra Dwi Purnama,Kadek Karang Agustina...100

MITRA BESTARI TAMU

(7)

Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si., Apt., M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes

Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.

Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi

Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.

Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.

Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.

Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP

Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si

Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.

Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti

Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.

Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,

Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.

Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.

Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil.

Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.

Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah

Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia

(8)

Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 45-49

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p07

45

Jumlah Bakteri Coliform Pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi Peternakan Di Nusa Penida

(NUMBER OF COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE BASED ON MATURITY LEVEL AND LOCATION OF FARMS IN NUSA PENIDA)

Bianca Violanda Junus1, I Nengah Kerta Besung2, I Gusti Ketut Suarjana2, Ni Ketut Suwiti3

1Praktisi Dokter Hewan di Denpasar

2Laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

3 Laboratorium Histologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar Bali. Email: bianjunus@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat umur dan lokasi peternakan terhadap jumlah bakteri coliform pada feses sapi bali di Nusa Penida. Sampel yang digunakan berupa feses sapi bali betina dengan total keseluruhan 24 sampel. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 2x3 terdiri atas dua lokasi ketinggian dataran (dataran rendah, dataran tinggi) dan tiga tingkatan umur (pedet, dara, dan dewasa). Sampel ditumbuhkan pada media Nutrient Agar dengan cara metode tuang. Data yang diperoleh diuji dengan analisis ragam yang dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisis ragam menunjukkan jumlah bakteri coliform berbeda nyata pada tingkat kedewasaan dan lokasi peternakan. Jumlah bakteri coliform pada dataran rendah (138,66 x 107CFU/g) lebih banyak secara nyata dibandingkan sapi bali yang dipelihara di dataran tinggi (102 x 107CFU/g). Hasil Uji BNT menunjukkan jumlah coliform pada sapi pedet sebanyak 43,25 x 107 CFU/g yang sangat nyata lebih rendah dibandingkan dengan sapi dara sebanyak 124 x 107 CFU/g dan sapi dewasa sebanyak 193,75 x 107 CFU/g. Jumlah bakteri coliform sapi dara lebih rendah dibandingkan sapi dewasa.

Kata kunci: sapi bali; Nusa Penida; jumlah bakteri coliform; feses.

ABSTRACT

The aims of this study is to determine the effect of maturity level and location of the farms to the number of coliform bacteria in bali cattle feces in Nusa Penida. 24 samples of bali cattle’s feces were used in this research. This study used a Randomized Complete Block Design (RCBD) of 2x3 factorial consist of two location of altitude plateu (lowland and highland) and three maturity level (calves, heifers, and adult). The sample was grown on Nutrient Agar using the casting method. The obtained data were tested by analysis of variance followed by Least Significant Difference (LSD) Test. The results showed that the number of coliform bacteria in bali cattle was significantly different at maturity level and location of the farm. Number of coliform bacteria in bali cattle of the lowland was (138.66 x 107CFU/g), which is higher than bali cattle on the high land (102 x 107CFU/g). Test results of LSD Test showed the number of coliform cattle calf is 43,25 x 107 CFU/g is lower compare to heifers 124 x 107 CFU/g and adults 193,75 x 107 CFU/g. The number of coliform bacteria in feces of heifers cattle is lower than the number of coliform bacteria in feces of adult cattle.

Keywords: bali cattle; Nusa Penida; number of coliform bacteria; feces.

PENDAHULUAN

Nusa Penida merupakan suatu kepulauan di Pulau Bali yang ditetapkan sebagai wilayah pembibitan dan sekaligus pemurnian sapi bali. Secara umum kondisi topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit sehingga daerahnya dapat dibedakan atas dataran tinggi dan dataran

rendah. Desa-desa pesisir sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0-3% dari ketinggian lahan 0- 268 m dpl. Semakin ke Selatan

semakin kemiringan lerengnya

bergelombang (Pemerintah Kab.

Klungkung, 2013). Di Nusa Penida tidak ditemukan sungai, sehingga untuk

(9)

46 bergantung pada mata air dan air hujan.

Keadaan tersebut menjadi permasalahan utama untuk pengembangan pembibitan, khususnya pemeliharaan sapi bali.

Sapi bali (Bos sondaicus, Bos javanicus, Bos/Bibos banteng) adalah salah satu jenis sapi yang penting bagi perkembangan industri untuk mendukung pariwisata di Bali dan Indonesia umumnya. Hal ini disebabkan sapi bali memiliki potensi yang sangat baik untuk penyediaan daging dan bibit karena mempunyai kemampuan adaptasi yang baik dengan sifat reproduksi berkualitas baik (Suranjaya et al., 2010; Jan et al., 2015).

Tujuh puluh persen dari produktivitas sapi bali, terutama untuk pertumbuhan dan kemampuan produksinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan 60% dari faktor lingkungan tersebut adalah pakan, kandungan nutrien, dan teknologi memformulasikan ransum. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sapi bali untuk menyerap nutrisi sangat mempengaruhi produktivitasnya (PKSB, 2012).

Kemampuan produktivitas tersebut selain ditentukan oleh faktor di atas, dipengaruhi juga oleh keberadaan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Sapi bali dalam proses pencernaan memerlukan mikroorganisme untuk mencerna serat tanaman dan menghasilkan asam volatil lemak (VFA).

VFA mampu memasok 55-60% dari energi yang dibutuhkan oleh ternak (Pamungkas et al., 2008). Mikroorganisme dalam saluran pencernaan sapi bali terdiri dari jamur, protozoa dan bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang paling dominan.

Salah satu kelompok bakteri yang penting dalam saluran cerna sapi bali adalah bakteri coliform. Bakteri coliform

termasuk dalam kelompok

Enterobacteriaceae yang dapat memfermentasi laktosa. Sebagian besar

sapi bali, akan tetapi bila dalam jumlah besar bakteri coliform akan menimbulkan keadaan patologis. Selain itu pada bakteri coliform terdapat species seperti Escherichia coli yang memiliki galur- galur tertentu yang mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan (Darmawan et al., 2015). Bakteri coliform yang keluar bersama feses juga mampu menimbulkan pencemaran yang dapat menimbulkan penyakit.

Populasi coliform pada saluran pencernaan sapi tergantung dari jenis sapi, umur dan pakan yang diberikan. Jumlah coliform pada sapi dewasa di Amerika yang diberikan jagung sebanyak 30.103 CFU/g (Sindt et al., 2002). Diez-Gonzalez et al. (1998) melaporkan jumlah coliform pada feses sapi dewasa di Meksiko sebanyak 838.849 CFU/g. Namun populasi coliform pada sapi bali pedet, dara dan dewasa di Nusa Penida belum pernah dilaporkan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah bakteri coliform antar tingkatan umur dan lokasi pemeliharaan.

METODE PENELITIAN Materi

Objek penelitian ini adalah feses bibit sapi bali betina yang diambil dari Nusa Penida, yang berasal dari sapi pedet, dara dan dewasa. Sample feses sapi tersebut diambil dari dua lokasi yaitu dataran tinggi (Desa Sekartaji) dan dataran rendah (Desa Kutampi Kaler). Semua sampel berasal dari sapi betina. Setiap kombinasi perlakuan dilakukan pengulangan 4 kali, sehingga jumlah sapi yang digunakan adalah 24 ekor.

Metode

Sampel berupa feses diambil dengan cara melakukan palpasi rektal. Sampel kemudian disimpan di dalam tabung lalu dimasukan ke dalam boks sebelum dibawa ke laboratorium. Sebelum melakukan penanaman, dilakukan pengenceran sampel sampai 10-7.

(10)

Volume 10 No. 1: 45-49 Buletin Veteriner Udayana

Pebruari 2018 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p07 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

47 menggunakan bakteri

Penanaman

metode sebar. Dari hasil pengenceran (suspensi 10-7) diambil 0,1 ml suspensi bakteri kemudian diteteskan ke dalam media menggunakan mikropipet. Suspensi tersebut disebar ke seluruh permukaan media menggunakan batang gelas bengkok yang telah disterilkan. Setelah ditanami bakteri, media kemudian dimasukan ke dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 12 jam. Koloni bakteri yang diamati adalah koloni coliform yang berwarna hijau gelap sampai hijau metalik.

Analisis Data

untuk (1992),

Menurut Fardiaz

gram per

koloni mendapatkan jumlah

feses dipakai rumus:

Sumber: (Zuanita et al, 2014)

berdasarkan bakteri coliform

Data

lokasi peternakan tingkatan umur dan

Acak diolah menggunakan Rancangan

yang pola faktorial, (RAK)

Kelompok

varian analisis

dengan dianalisis

data sebelumnya

yang (ANOVA)

ditransformasi ke dalam log Y. Jika perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Sampurna dan Nindhia, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 24 sampel feses sapi bali yang diambil berdasarkan tingkat kedewasaan dan lokasi peternakan didapatkan jumlah bakteri coliform pada feses sapi bali pada tabel 1.

Hasil analisis ragam menunjukkan nyata berpengaruh

kelompok tidak

bakteri terhadap jumlah

(P>0,05)

coliform. Semua ulangan yang dipakai dalam penelitian bersifat seragam. Antara ketiga dan ulangan pertama, kedua,

keempat tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Lokasi peternakan berbeda nyata (P<0,05) terhadap jumlah bakteri

coliform. Jumlah bakteri coliform pada Sapi yang dipelihara di lokasi peternakan dataran rendah sangat nyata lebih banyak dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dataran tinggi (102±75,78 CFU/g). Hal ini disebabkan oleh suhu dataran. Dalam hal ini suhu desa Kutampi yang merupakan dataran rendah (23,8-34,0oC) lebih mendekati suhu optimum perkembangan bakteri coliform (37oC) (Nguyen, 2006) dibandingkan suhu desa Sekartaji yang merupakan dataran tinggi (20,0-31,0oC). Ketersediaan air di dataran rendah Nusa Penida lebih tinggi dibandingkan dengan dataran tinggi.

Ketersediaan air di dataran rendah ini akan berdampak pada suburnya tanah. Selain itu, akibat pengaruh erosi tanah di dataran rendah lebih subur dibandingkan dengan dataran tinggi (Susilawati et al., 2013).

Pada saat hujan unsur hara yang ada di dataran tinggi akan hanyut ke dataran yang lebih rendah, sehingga unsur hara di berkurang. Faktor- akan

dataran tinggi

berdampak pada faktor tersebut akan

tanaman Sehingga

kesuburan tanaman.

dataran rendah pada

yang tumbuh

dan kadungan banyak

memiliki lebih variasi nutrisi.

Pembahasan

Sapi yang dipelihara di dataran rendah akan mendapat asupan pakan yang memiliki variasi kandungan nutrisi lebih bayak dibandingkan dengan yang dipelihara di dataran tinggi. Kandungan yang ada pada pakan akan berdampak pada kandungan flora normal yang ada di dalam saluran pencernaan. Selain itu, air yang mengalir dari dataran tinggi ke rendah juga dapat menyebabkan bakteri coliform dari dataran tinggi terbawa hingga ke dataran rendah. Cara pemeliharaan masyarakat juga memiliki potensi menjadi penyebab kontaminasi pada dataran rendah lebih tinggi karena masyarakat dataran rendah khususnya desa Kutampi cenderung mengandangkan sapinya namun sanitasi kandangnya masih tergolong buruk sehingga meningkatkan

(11)

48 dengan masyarakat di dataran tinggi karena mereka cenderung melepas sapinya sehingga kemungkinan pakan dan minum sapi terkontaminasi menjadi kecil.

Hasil analisis uji BNT menunjukkan bahwa jumlah coliform sapi pedet lebih

dan sapi dewasa. Pada sapi dara jumlah coliform lebih sedikit dibandingkan sapi dewasa. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin dewasa sapi tersebut semakin banyak jumlah bakteri coliform di dalam fesesnya.

Tabel 1. Rata-rata Jumlah Bakteri Coliform Feses Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Lokasi Peternakan

Ulangan

Lokasi Peternakan (107 CFU/g)

Dataran Tinggi Dataran Rendah

Pedet Dara Dewasa Pedet Dara Dewasa

1 11 135 210 46 92 220

2 11 63 108 114 168 198

3 25 116 150 53 134 200

4 35 120 240 51 164 224

Rataan 20,5 108,5 177 66 139,5 210,5

±SD 11,71 31,42 59,29 32,14 35,11 13,4

Pada sapi pedet, pakan utama yang dikonsumsi berupa susu yang berasal dari induknya. Susu tersebut akan di olah di retikulum dan diabsorpsi di usus halus, Kandungan karbohidrat, protein dan lemak akan di absorpsi di usus halus, sehingga yang diteruskan ke usus besar jumlahnya terbatas. Selain itu, susu tersebut mengandung kolostrum dimana mikroba dalam kolostrum, dan senyawa dalam kolostrum dapat menghasilkan antimikroba yang menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun gram negatif (Khotima et al., 2013). Pada sapi dara, sudah memulai belajar makan daun-daunan dan rumput. Pada tingkat kedewasaan ini, proses fermentasi sudah terjadi di dalam rumen.

Hasil fermentasi akan diserap di dalam usus halus. Namun serat kasar akan diteruskan ke usus besar untuk proses pencernaan secara bakteriologis. Proses yang hampir sama juga terjadi pada sapi dewasa. Pada sapi dewasa, rumen sudah berfungsi sempurna, dan pencernaan pakan secara enzymatis terjadi di dalam rumen dan pencernaan bakteriologis terjadi di usus besar. Dengan demikian kandungan karbohidrat, protein, lemak dan

mineral di dalam usus besar sangat banyak.

Tingginya kandungan karbohidrat, lemak, protein, dan mineral di dalam usus besar akan memicu perkembangan bakteri yang ada di saluran pencernaan tersebut.

Selain itu, kemungkinan kontaminasi bakteri coliform terjadi pada pakan hijauan lebih tinggi dibandingkan ASI yang dikonsumsi pedet.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan jumlah bakteri coliform sapi bali mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kedewasaan umur sapi dan jumlah bakteri coliform pada sapi yang dipelihara di dataran rendah (138,67±66,81 CFU/g) lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang dipelihara di dataran tinggi (102±75,78 CFU/g).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang lebih spesifik mengenai identifikasi jenis bakteri coliform yang terdapat dalam feses sapi bali di Nusa Penida.

(12)

Volume 10 No. 1: 45-49 Buletin Veteriner Udayana

Pebruari 2018 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712

DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p07 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

49 UCAPAN TERIMAKASIH

Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana atas pendanaan dari Hibah Invensi Universitas Udayana tahun 2015. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Suardana Swacita IBN,

Y, Darmawan

IWS. 2015. Perbandingan Bakteri coliform, E. coli, E. coli O157, dan E.

coli O157:H7 pada Sapi bali di Mengwi, Badung, Bali. Indon. Med.

Vet. 4: 362-373.

Diez-Gonzalez F, Callaway TR, Kizoulis MG, Russell JB. 1998. Grain feeding and the dissemination of acid- resistant Escherichia coli from cattle. Science. 281: 1666–1668.

2015.

Kasip LM.

IP, Jan R, Sudrana

yang Sifat-sifat

Pengamatan

Mempunyai Nilai Ekonomi Tinggi pada Sapi Bali di Kota Mataram. J.

Ilmu dan Teknologi Peternakan Indon.

1(1): 53 – 59.

Khotimah K, Fahrizal. 2013. Kualitas Mikrobiologi Kolostrum Sapi Perah FH pada Waktu Pemerahan yang Berbeda di Peternakan Rakyat. J. Ilmu Ternak. 13(2): 13-17.

of The effect Nguyen, MT. 2006.

temperature on the growth of the bacteria Escherichia coli DH5α. Saint Martin’s University Biol. J. 1: 88-94.

YN, Anggraeni

D, Pamungkas

2008.

NH.

Krishna Kusmartono,

Produksi Asam Lemak Terbang dan pada Sapi Bali

Amonia Rumen

Lamtoro (L.

Daun Imbangan

Lengkap dan Pakan

leucocephala)

yang Berbeda. Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pp: 197-204.

Pemerintah Kabupaten Klungkung. 2013.

Jangka Pembangunan

Rencana

(RPJMD) Daerah

Menengah

2013- Kabupaten Klungkung Tahun

2018. Semarapura, Klungkung.

Pusat Kajian Sapi Bali Universitas Udayana. 2012. Sapi Bali: Sumber Daya Genetik Asli Indonesia. Udayana University Press. Bali.

Sindt JJ, Drouillard JS, Thippareddi H, Phebus RK, Coetzer CM, Kerr KD, Lambert DL, Farran TB, Montgomery SP, LaBrune HJ. 2003.

Effect of Maillard reaction products on ruminal and fecal acid-resistant E. coli, total Coliforms, VFA profiles, and pH in steers. J. Anim. Sci. 82(4): 1170- 1176.

Suranjaya IG, Ardika IN, Indrawati RR.

2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Sapi Bali di Wilayah Binaan Proyek Pembibitan dan Pengembangan Sapi Bali di Bali.

Majalah Ilmiah Peternakan. 13(3): 83- 87.

E, Susilawati, Mustoyo, Budhisurya

BH.

Simanjuntak Anggono RCW,

Kesuburan Tanah Analisis

2013.

dengan Indikator Mikroorganisme Tanah pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan. Agric. 25(1): 64- 72.

Referensi

Dokumen terkait

The choice of a balanced scorecard, as approach in study this because at Al lathif Islamic School because with a number of reason among others: (a) from a number of study show