• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUNGA BANK (PERBANDINGAN PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI DAN ABDULLAH SAEED)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BUNGA BANK (PERBANDINGAN PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI DAN ABDULLAH SAEED) "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Ag selaku pembimbing yang telah sabar membimbing dan membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

DAFTAR LAMPIRAN

Latar Belakang Masalah

Permasalahan riba dalam khazanah pemikiran Islam selalu menimbulkan perbedaan pandangan di kalangan ulama, baik pada masa klasik, abad pertengahan, maupun modern seperti saat ini. Perbedaan pendapat tersebut muncul terutama pada saat ini, karena masih belum adanya kesamaan pendapat dan pandangan para ulama mengenai hukum bunga bank.

اوُقَّ تااو ًۖ

انوُحِلْفُ ت١٣٠

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan keilmuan tentang bunga dan bunga bank serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kajian hukum Islam khususnya dalam bidang muamalat. Agar lembaga keuangan mampu mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir segala transaksi yang rentan terhadap riba.

Penelitian Terdahulu

Abdul salam dengan penelitiannya “Bunga Bank Dalam Perspektif Islam (Studi Pendapat Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah)”. 15 Wahyu Ikhwan, “Perspektif Moh Hatta Tentang Riba dan Bunga Bank” (disertasi dari Fakultas Syariah dan Hukum Uin Sunan Kalijaga, 2010)”.

KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

Bunga Bank Dalam Ekonomi Islam

Isu kepentingan halal sebagai instrumen kewangan telah lama menjadi punca kontroversi di seluruh dunia Islam. Punca pertikaian ini ialah ayat al-Quran yang mengharamkan riba - amalan Arab kuno - iaitu apabila seseorang itu berhutang, hutang akan berlipat ganda, jika ingkar lagi, hutang itu akan berlipat ganda.

Pandangan Ulama Tentang Bunga Bank

Lembaga bunga perbankan yang dalam hal ini adalah bunga yang tidak termasuk riba atau dapat dikatakan bagi hasil menurut hukum Islam (perbankan syariah) telah menjadi bagian penting dalam sistem perekonomian bangsa Arab dan juga sistem perekonomiannya. negara lain (non-Muslim). Pertama, sebagian ulama seperti Yusuf Qaradawi, Mutawalli Sya’rawi, Abu Zahrah dan Muhammad al-Ghazali menyatakan bahwa bunga bank haram karena mengandung riba. Artinya : Orang yang makan (mengambil) riba tidak tahan, melainkan seperti orang kerasukan setan karena (tekanan) kegilaan.

Orang-orang yang telah mendapat larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti (mengambil riba), maka baginya apa yang biasa diambilnya (sebelum datang larangan itu); dan urusannya adalah (untuk) Allah. Dari Jabir ia berkata: "Rasulullah s.a.w melaknat orang yang makan (mengambil) riba, memberinya, menulisnya, dan dua orang yang menyaksikannya." Dia berkata: "Mereka mempunyai status undang-undang yang sama." Kedua, beberapa ulama kontemporari lain, seperti Syaikh Ali Jum'ah, Muhammad Abduh, Muhammad Sayyid Thanthawi, Abdul Wahab Khalaf dan Mahmud Syaltut, mendakwa faedah bank adalah sah dan tidak termasuk riba.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan jual beli yang saling meredhai di antara kamu. Pada Munas 'Alim Ulama NU di Bandar Lampung pada tahun 1992, terdapat tiga pendapat tentang hukum bunga bank: Pertama, pendapat yang secara mutlak menyamakan bunga bank dengan riba, maka hukumnya haram. Jika hatinya telah teguh bahawa bunga bank itu boleh, maka dia boleh mengikut pendapat ulama yang membenarkannya.

BIOGRAFI BIOGRAFI

Abdullah Saeed

Abdullah Saeed adalah Sultan Oman, Profesor Studi Arab dan Islam (sejak 2004), Direktur Pusat Studi Islam Kontemporer Nasional, Penasihat Studi Islam di Universitas Melbourne dan Ketua Yayasan Sultan Oman Diberkahi Ketua dalam Bahasa Arab dan Studi Islam di universitas yang sama. Abdullah Saeed lahir di Maladewa40, pada tanggal 25 September 1964, dan menghabiskan masa kecil dan remajanya di sebuah kota bernama Meedhoo, yang merupakan bagian dari kota Addu Atoll. Di Arab Saudi, beliau belajar bahasa Arab dan masuk ke beberapa lembaga pendidikan formal, antara lain: Institut Bahasa Arab Dasar dan Institut Bahasa Arab Tengah di Madinah, serta Universitas Islam Arab Saudi.

Di Australia, Abdullah Saeed mengajar Studi Bahasa Arab dan Islam pada program sarjana dan pascasarjana (program magister dan doktoral). Islam, Keuangan dan Perbankan Islam, Hermeneutika Al-Quran, Metodologi Hadits, Ushul Fiqh, Kebebasan Beragama di Asia, Islam dan Hak Asasi Manusia, serta Islam dan Umat Islam di Australia. Ia adalah pendukung kuat reformasi pemikiran Islam dan sering diminta tampil di acara-acara baik nasional maupun internasional.

Beliau secara rutin terlibat dengan komunitas Muslim, Kristen dan Yahudi dalam simposium nasional dan internasional untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Islam, pemikiran Islam dan masyarakat Muslim. Mengacu pada latar belakang pendidikannya yang relatif baik, Abdullah Saeed terlahir sebagai seorang sarjana muslim yang sangat produktif dalam menulis karya ilmiah. Hak Asasi Manusia dan Islam Pengantar Debat Utama antara Hukum Islam dan Pengantar Hukum Hak Asasi Manusia Internasional g.

Bunga Bank Menurut Yusuf Qardhawi

Yusuf Kardhavi mengatakan bahwa pada dasarnya Islam dalam menjawab (hukuman) permasalahan riba ini, tidak jauh berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh agama ketuhanan lainnya. Dalam agama Yahudi misalnya, ada aturan yang jelas mengenai hal ini, sebagaimana dikatakan dalam Perjanjian Lama, “Jika temanmu meminta pinjaman, penuhi saja (berikan), jangan meminta kepadanya manfaat dan manfaat. Keluaran, ayat 24, pasal 22). 47. Juga dalam agama Kristen, sebagaimana terdapat dalam Injil Lukas, “Berbuat baiklah, pinjamkan, dan jangan menunggu (menerima) pahala, supaya pahala itu besar bagimu” (Lukas, ayat 24-25 pasal 6).

Namun sayangnya, terjadi distorsi dalam penafsiran isi Perjanjian Lama yang membentuk kata tersebut.

لا﴿

Bunga Bank Menurut Abdullah Saeed

Menurut dia, kelompok ini dipimpin oleh tokoh-tokoh konservatif yang menekankan pemahamannya untuk berpegang pada aturan formal yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits, sehingga memaknai bunga bank sebagai riba. Sedangkan golongan kedua adalah golongan yang berpendapat bahwa alasan diharamkannya riba adalah karena menimbulkan kezaliman, seperti pada kalimat “la tazlimuna wa la tuzlamun” (kamu tidak dianiaya dan tidak pula kamu dianiaya) dalam Al-Qur’an. . (K.S El Bekare : 279) . Menurut Abdullah Said, pelarangan riba dalam Islam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur'an merupakan suatu bentuk pelarangan yang dilatarbelakangi oleh beberapa alasan yang terjadi pada masyarakat Mekah saat itu.

Sebelum riba diharamkan, al-Quran telah menyeru kepada yang mampu menolong orang yang tidak mampu, seperti fakir, fakir, dan anak yatim. Oleh sebab itu, terdapat banyak ayat al-Quran yang menganjurkan atau mewajibkan manusia untuk membelanjakan hartanya.55. Sehubungan itu, al-Quran amat menekankan kepentingan menolong orang yang lemah dengan dua cara, pertama.

Berdasarkan pengertian di atas, menurut Abdullah Saeed, Al-Qur'an memberikan perhatian yang besar terhadap masyarakat yang lemah secara ekonomi dan menekankan pada membantu kebutuhan finansialnya tanpa menambah beban penderitaan. Lebih lanjut penekanan Al-Qur’an juga terlihat pada bentuk atau jenis riba yang diharamkan, yaitu jenis riba yang lazim dilakukan sejak zaman jahiliah, yaitu riba yang berlipat ganda. Pernyataan penting yang dapat dijadikan kata kunci dalam kaitannya dengan pembahasan riba dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat Al-Baqarah (2): 279 yang secara jelas menunjukkan sifat larangannya.

Persamaan Pemikiran Yusuf Qardhawi dan Abdullah Saeed

Abdullah Saeed juga mendukung pernyataan Doualibi yang membedakan antara pinjaman produktif dan konsumsi, yang menurutnya saat ini, pinjaman di bank yang dilakukan sebagian besar masyarakat digunakan untuk tujuan produktif.68 Begitu pula dengan pandangan ulama modernis lainnya seperti . membedakan bunga yang dilakukan oleh perorangan dan lembaga, pengertian bunga, apakah bunga itu bunga atau riba, serta perbedaan bunga nominal atau bunga riil yang berkaitan dengan inflasi dan deflasi. Semua pernyataan tersebut menurut Abdullah Saeed lebih sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini sehingga lebih rasional jika bunga bank merupakan suatu hal yang sah menurut pemikirannya. Pada dasarnya keduanya sama-sama berpandangan bahwa riba merupakan sesuatu yang mutlak diharamkan dalam Islam dan haram.

Karena praktek riba hanya akan menimbulkan rusaknya tatanan masyarakat, akan terjadi ketidakadilan dan penganiayaan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lain. Keduanya juga berpendapat bahwa pembahasan yang mereka lakukan dalam kajiannya masing-masing adalah pembahasan jenis-jenis nasi’ah atau riba jahiliyah yang jelas-jelas dilarang dalam Al-Qur’an dan sunnah, sedangkan untuk fadhl riba tidak. membahasnya lebih luas dalam buku masing-masing. Terkait dengan dalil bahwa riba yang diharamkan dan dibolehkan adalah jenis riba yang produktif dan memakan, maka keduanya tidak mempunyai dasar atau keterangan yang kuat untuk menyatakan bahwa pandangan merekalah yang paling benar.

Sebab, tidak ada riwayat atau keterangan yang menyebutkan bahwa riba yang terjadi pada masa Jahiliyya merupakan riba konsumsi, bukan riba produktif, atau sebaliknya.

Perbedaan Pemikiran Yusuf Qardhawi dan Abdullah Saeed

Sedangkan Abdullah Saeed melihat, selagi pinjaman itu tidak menimbulkan ketidakadilan, maka pinjaman itu dibenarkan, begitu juga sistem pinjaman di bank, walaupun jelas ada kepentingan di dalamnya. Yusuf Qardhawi melihat kemudaratan pinjaman berfaedah dari sudut mikroekonomi, yang boleh dilihat daripada pembentangan beliau tentang kemudaratan pinjaman berfaedah yang lebih tertumpu kepada individu bagi setiap orang. Lebih-lebih lagi jika pinjaman itu dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan disertai dengan pengurusan yang baik, sehingga impak faedah pinjaman berfaedah akan lebih besar daripada kesan kerosakan.

Perkembangan zaman moden yang begitu pantas dan kompleks menjadi cabaran sekaligus peluang kepada umat Islam Sehingga wujudnya bank Islam umat Islam wajib menggunakan kemudahan yang berlandaskan prinsip Islam khususnya di Bermu'amala.

PENUTUP

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama Republik Indonesia Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pembinaan Agama Islam dan Syariah 2013, Jakarta: Oktober 2013. Purwaningsih Sri, SE, Poniman, SE, Pengantar Akuntansi I Sekretaris, Semarang: Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang, 1999 Qaradhawi Yusuf, Fawa'id al-Bunuk Hiya al-Riba al-Haram, Kairo: Dar al-. Refika Weli “Pemikiran Muhammad Syafi’i Antonio Tentang Riba Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Kajian Riba dalam buku Bank Islam dari Teori ke Praktek)”.

Salam Abdul, Bunga Bank Dalam Perspektif Islam (Kajian Pendapat Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah) dikutip dari http://ejournal.almaata.ac.id Sumar'in, Konsep Kelembagaan Bank Umum Syariah, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012 Wardi Muslich Ahmad, Fiqih Muamalat, Jakarta: Amzah. Wartoyo, Bunga Bank (Dialektika Pemikiran Antara Modernis dan Neo-Revival), Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, Bagian IV, No.

Referensi

Dokumen terkait

In a face-to-face teaching session, much of the time may be spent on the mechanics of the practical technique, meaning that there may be limited time to engage with the types of