• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cari tahu analisis Disintegrasi

N/A
N/A
yusuf afriadi

Academic year: 2023

Membagikan "Cari tahu analisis Disintegrasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENGERTIAN

“Disintegrasi” adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah bela,hilangnya keutuhan dan persatuan, perpecahan.1 Disintegrasi adalah situsi yang tidak adanya peratuan dan kesatuan yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Keadaan ini akan mengancam adanya perpecahan yang berakibat pada rusaknya tatanan sosial yang sedang dijalankan. Disintegrasi secara umum, sebagai lawan kata pengertian integrasi sosial, proses, bentuk, faktor, dan contohnya. Yang memiliki padangan persatuan dan kesatuan. Perkembangan hidup yang dialami masyarakat memang selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan faktor perubahan sosial yang dialaminya. Pengertian disintegrasi menurut para ahli, salah satunya diungkapkan oleh Soekanto Soekamto, yang menyatakan bahwa disintegrasi adalah keadaan yang ada dalam masyarakat dalam situsi ketiakaturan, hal ini di dasari pada memudarnya norma dan nilai yang sudah ada.2

Berdasarkan bahasan mengenai disintegrasi di atas, secara khusus arti disintegrasi adalah bentuk prilaku setiap individu atau masyarakat yang hidup dalam keadaan ketidakaturan, penyebabnya bisa dengan adanya perubahan sosial yang terus menerus terjadi disetiap sisi kehidupan.

Fase disintegrasi (1000-1250 M) ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258 M. Perbedaan yang signifikan terdapat pada system pemerintahan. Pada masa Khulafaurrasyidin system pemerintahan dibangun dengan demokrasi, sedangkan masa Bani Umayyah dan Abbasiyah, system pemerintahannya berbentuk monarchi, yang menyebabkan perpecahan karena perebutan kekuasaan.3

1 Fadil SJ, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Malang: UIN Malang Press, 2018), h. 224

2 Dosen Sosiologi.com, “Disintegrasi; Pengertian, Bentuk, Faktor, dan Contoh Lengkap”, https://dosensosiologi.com/disintegrasi/,diakses tanggal 09 September 2023

3 Linda Firdawaty, “Negara Islam pada Periode Klasik”, ASAS, Vol. 7, No. 1, Januari 2015, h. 69

(2)

BAB II LANDASAN

Masalah politik segera meningkat menjadi masalah aqidah atau teologi.

Peperangan antara ‘Ali ibn Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, atas usulan Amr al-‘Ash, kemudian diselesaikan melalui arbitrase atau tahkim.

Penyelesaian melalui tahkim itu dalam ijtihad kaum Khawarij bertentangan dengan kandungan al-Qur’an. hukum harus dikeluarkan atas dasar al-Qur’an dam memang ayat 44 dari surat al-Maidah:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang berserah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa siapa yang menentukan hukum dengan tidak menggunakan apa yang diturunkan Allah, orang demikian adalah kafir.

Kaum Khawarij pun mengkafirkan ‘Ali, Mu’awiyah, ‘Amr bin al-‘Ash dan Musa al-‘Ash’ari pembantu ‘Ali. Meninggalkan al-Qur’an termasuk dosa besar, dan kemudian hukum kafir itu ditetapkan kaum Khawarij bagi orang yang mengerjakan dosa besar seperti riba, zina, membunuh tanpa alasan sah, dan durhaka terhadap orang tua dan memfitnah wanita yang baik.4 Disintegrasi dalam

(3)

bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi diakhir zaman Khulafa’ al-Rasidun, akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintas sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Banu Umayyah dengan pemerintahan Bani Abbas.

(4)

BAB III RESUME

Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi pada akhir zaman Dinasti Umayyah, tetapi memuncak pada zaman Dinasti Abbasiyah, terutama setelah khalifah-khalifah menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan timbullah dinasti-dinasti kecil. Di Maroko, Idris bin Abdullah berhasil mendirikan kerajaan Idrisi yang bertahan dari tahun 788 M sampai tahun 974 M dengan Fas (Fez) sebagai ibu kota. Di Tunisia, Dinasti Aghlabi berkuasa dari tahun 800 M sampai 969 M. kerajaan ini dibentuk oleh Ibrahim bin Aghlab, gubernur yang diangkat oleh Harun al-Rasyid. Masjid Qairawan yang sampai sekarang terdapat di Tunis adalah peninggalan dari dinasti ini. Di Mesir, Ahmad bin Tulun melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada tahun 868 M. Dinasti ini berkuasa di Mesir sampai tahun 905 M. pada tahun 877 M, Ibnu Tulun dapat meluaskan daerah kekuasaannya sampai ke Syiria. Di bawah pemerintahan dinasti ini, irigasi diperbaiki, ekonomi meningkat, dan Mesir mulai menjadi pusat kebudayaan Islam. Ibnu Tulun mendirikan rumah sakit besar di Fustat dan masjid yang diberi nama masjid Ibn Tulun, yang sampai sekarang masih terdapat di Kairo. Setelah jatuhnya Dinasti Ibn Tulun, Mesir untuk beberapa tahun kembali ke bawah kekuasaan khalifah Baghdad, tetapi pada tahun 935 M, dikuasai lagi oleh dinasti lain, yaitu Dinasti Ikhsyid untuk kemudian jatuh ke tangan khalifah Fatimiah pada tahun 969 M.

Di sebelah utara Mesir, Dinasti Hamdani merampas Syiria pada tahun 944 M dan mempertahankannya sampai tahun 1003 M. di sebelah timur Baghdad, Dinasti Tahiti berkuasa di Khurasan dari tahun 820 M sampai tahun 872 M.

Kemudian dinasti ini digantikan oleh Dinasti Saffari sampai tahun 908 M. Dinasti Samani di wilayah Transoxania, melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad di tahun 874 M. Dinasti ini berumur 125 tahun. Pada tahun 999 M daerah-daerah yang mereka kuasai di sebelah selatan Transoxania dikuasai oleh Mahmud Ghazna, sedangkan daerah-daerah di sebelah utara jatuh ke tangan Ikhsan dari Turkistan.

Mahmud Ghazna kemudian meluaskan daerah kekauasaannya sampai ke India.

(5)

Sementara golongan Syi'ah yang pada mulanya menjadi teman sekutu Bani Abbasiyah mulai melancarkan aksi penentangan mereka. Pada tahun 869 M muncul pemberontakan kaum Zanj di bawah pimpinan Ali bin Muhammad. Kaum Zanj adalah budak-budak yang didatangkan dari Afrika untuk bekerja di pertambangan di Irak. Ibnu Muhammad mengaku pengikut Ali dan datang untuk melepaskan mereka dari kesulitan hidup yang mereka hadapi. Dari tahun 870-883 M kekuasaan Bani Abbasiyah dikacaukan oleh pemberontakan Zanj ini.

Satu gerakan lain ialah gerakan Qaramithah yang dimulai pada tahun 874 M oleh Hamdan Qarmat, seorang penganut faham Syi'ah Ismailiyah di Irak. Pada tahun 899 M, kaum Qaramithah dapat membentuk negara merdeka di teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan mereka dalam menentang kekuasaan Bani Abbasiyah. Pada tahun 930 M, serangan-serangan mereka meluas sampai ke Mekah dan mereka membawa lari Hajar Aswad, dan baru mengembalikannya dua puluh tahun kemudian.

Gerakan Hasysyasyin (Assasins) merupakan lanjutan dari gerakan Qaramithah. Pemimpinnya ialah Hasan bin Sabbah (w. 1124 M) yang membuat Alamut di sebelah selatan Laut Caspia sebagai pusat serangannya terhadap kekuasaan Baghdad. Kaum Hasysyasyin ini tidak segan-segan mengadakan pemunuhan-pembunuhan terhadap pembesar-pembesar negara yang memusuhi mereka.

Sementara itu ada pula pemuka-pemuka Syi'ah yang dapat membentuk dinasti yang menguasai daerah-daerah tertentu. Salah satu di antaranya ialah Ahmad bin Buwaihi yang dapat menguasai Isfahan, Syiraz, dan Kirman di Persia.

Di tahun 945 M, ia mengadakan serangan ke Baghdad dan Dinasti Buwaihi menguasai ibu kota Bani Abbasiyah ini sampai tahun 1055 M. Para khalifah Bani Abbasiyah tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh sultan-sultan Buwaihi.

Kekuasaan Dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian direbut oleh Dinasti Saljuk. Saljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari Turkistan. Tughril Beg, seorang cucu dari Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah-daerah yang dikuasai Dinasti Buwaihi.

Sultan-sultan yang terkenal dari dinasti ini di samping Tughril adalah Alp Arselan (1063-1072 M) dan Malik Syah (1072-1092 M). Sultan Alp Arselan mengalahkan

(6)

Bizantium di pertempuran Manzikart di tahun 1071 M, dan semenjak itu sampai sekarang Asia Kecil menjadi daerah Islam. Malik Syah terkenal dengan usaha pembangunan yang diadakannya. Pada masa pemerintahannya masjid-masjid, jembatan-jembatan, irigasi dan jalan-jalan raya dibangun. Dalam bidang ilmu pengetahuan ia juga dikenal sebagai sultan yang banyak menyokong pembangunannya dan ini terutama terjadi dengan pimpinan Perdana Menterinya Nizam alMulk, yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai pendiri madrasahmadrasah Nizamiah yang di antara guru-guru besarnya terdapat Imam al-Haramain dan al-Ghazali.

Di Mesir terdapat Dinasti Fatimiah yang mengambil bentuk khilafah aliran Syi'ah dan yang menjadi saingan bagi khalifah aliran Ahlu Sunnah di Baghdad.

Khilafah Fatimiyah pada mulanya dibentuk oleh Ubaidullah di Tunis pada tahun 909 M. Khilafah ini mempunyai angkatan laut yang mengadakan serangan- serangan sampai ke pantai Eropa, terutama Italia dan Perancis. Pada tahun 969 M, seorang Jenderal Fatimi bernama Jawhar al-Siqilli dapat menguasai Fustat di Mesir. Jawhar mendirikan kota Kairo sekarang dan masjid al-Azhar pada tahun 972 M yang kemudian dijadikan pusat perguruan tinggi Islam oleh Khalifah Fatimiyah al-Aziz (975-996 M). Didirikan juga Dar al-Hikmah pada tahun 1005 M. Khalifah Fatimiyah berkuasa di Mesir sampai tahun 1171 M.

Di Spanyol, Abdul Rahman dari Dinasti Bani Umayyah pada tahun 756 M membentuk suatu khilafah tersendiri. Dinasti Bani Umayyah Spanyol ini mempertahankan kekuasaannya samapai tahun 1031 M. Abdul Rahman mendirikan masjid Cordova yang masyhur itu. Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di barat, sebagai tandingan Baghdad Timur.

Kalau di Baghdad terdapat Bait al-Hikmah serta Madrasah Nizamiyah dan di Kairo terdapat alAzhar serta Dar al-Hikmah, di Cordova terdapat Universitas Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Abdul Rahman III (929-961 M). Perpustakaannya menurut riwayat memiliki ratusan ribu buku.

Sesudah jatuhnya Dinasti Umayyah Spanyol ini, Andalusia terbagi ke dalam beberapa Negara kecil yang selalu berperang di antara mereka, seperti Dinasti Abbadi, Dinasti Murabit, Dinasti Muwahhid, Dinasti Bani Nasr, dan sebagainya.

(7)

Dalam periode ini terjadi pula Perang Salib di Palestina. Dengan jatuhnya Asia Kecil ke tangan Dinasti Saljuk, jalan berkunjung ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen Eropa di tahun 1095 M agar mengadakan perang suci terhadap Islam. Oerang Salib pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang Salib kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang Salib lainnya hingga akhirnya Palestina jatuh ke tangan Inggris.

Disintegrasi dalam bidang politik membawa pada disintegrasi dalam bidang kebudayaan, bahkan juga dalam bidang agama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar. Dengan adanya daerah-daerah yang berdiri sendiri di samping Baghdad, sebagaimana dilihat timbul pusat-pusat kebudayaan lain, terutama Kairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan, Bukhara, dan Samarkand di timur. Dengan timbulnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama pusatpusat yang berada di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di dunia Islam. Pada zaman disintegrasi ini, ajaran-ajaran sufi yang timbul pada zaman kemajuan I mengambil bentuk terikat.

Di samping hal-hal negative tersebut, ekspansi Islam pada zaman ini meluas ke daerah yang dikuasai Bizantium di barat, ke daerah pedalaman di timur Afrika melalui gurun Sahara di selatan. Dinasti Salajiqah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia Kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh Dinasti Usmani ke Eropa Timur. Ke India, ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznawi. Raja- raja Hindu dikalahkan dan Punjab serta sebagian dari daerah Sind masuk ke bawah kekuasaan Islam. Dinasti Ghuri kemudian melanjutkan ekspansi Islam ke daerah-daerah lain di India sehingga Kerajaan Delhi jatuh pada tahun 1192 M, dan tidak lama sesudah itu Bengal juga menjadi daerah Islam. Sementara penyiaran Islam ke daerah-daerah sahara di Afrika dilakukan oleh Kaum Murabit yang menguasai Maroko dan Andalusia. Mereka mengalahkan Kerajaan Zanj di Ghana di pertengahan kedua dari abad ke-11 M.

(8)

BAB IV

CARA MENYIKAPI / LANGKAH-LANGKAH MENGAMALKAN

Setiap masyarakat akan selalu mengalami perubahan yang disebabkan karena manusia merupakan makhluk yang tidak puas dengan apa yang telah dicapainya sehingga manusia akan mencari sesuatu baru dan berusaha mengubah keadaannya menjadi lebih baik. Terjadinya perubahan pada lembaga kemasyarakatan dapat menyebabkan memudarnya nilai dan norma dalam masyarakat yang memicu ketidakseimbangan atau ketidakserasian unsur di masyarakat sehingga terjadi disintegrasi.

Untuk mengantisipasi terjadinya disintegrasi di masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa upaya sebagai berikut.

1. Menghargai dan menghormati agama dan kepercayaan orang lain 2. Kerja bakti atau gotong royong untuk kepentingan Bersama

3. Tidak membeda-bedakan perlakuan pada seseorang berdasarkan suku, asal daerah, kebudayaan, agama, ras, dan sebagainya

4. Mengutamakan musyarawah dan mufakat untuk mencapai keputusan bersama.

Referensi

Dokumen terkait

Processing time is low Small size of patches 213 [31] CNN to idiomatically identify the features 2016 The system is not constrained to H&E stained images and could easily be

xxii | 7th AICIF UNIDA Gontor Indonesia, 3rd & 4th December 2019 NEW INTEGRATED FINANCIAL TECHNOLOGY MODEL ON ISLAMIC SOCIAL FINANCE FOR ECONOMIC DEVELOPMENT Mutamimah1 and Hendar2